Anda di halaman 1dari 21

MITIGASI

BENCANA

PERTEMUAN 7

RISIKO BENCANA
Kejadian bencana di Indonesia

Menurut data yang dihimpun dalam Data Informasi Bencana


Indonesia (DIBI)-BNPB, terlihat bahwa dari lebih dari 1.800
kejadian bencana pada periode tahun 2005 hingga 2015 lebih
dari 78% (11.648) kejadian bencana merupakan bencana hidro
meteorologi dan hanya sekitar 22% (3.810) merupakan bencana
geologi. Kejadian bencana kelompok hidrometeorologi berupa
kejadian bencana banjir, gelombang ekstrim, kebakaran lahan dan
hutan, kekeringan, dan cuaca esktrim.
Sedangkan untuk kelompok bencana geologi yang sering terjadi
adalah gempabumi, tsunami, letusan gunungapi, dan tanah longsor.
Kecenderungan jumlah kejadian bencana secara total untuk kedua
jenis kelompok yang relatif terus meningkat
Pendahuluan

Dalam melakukan kajian risiko bencana,


pendekatan fungsi dari
tiga parameter pembentuk risiko bencana,
yaitu
1. Ancaman/Hazard/Bahaya,
2. kerentanan, dan
3. kapasitas terkait bencana
Bahaya (Hazard)

Bahaya (hazard) diartikan sebagai: “Suatu peristiwa, fenomena atau


aktivitas manusia secara fisik yang mempunyai potensi merusak
yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa atau cedera, kerusakan
harta benda, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan
lingkungan. Bahaya dapat mencakup kondisi laten yang bisa
mewakili ancaman di masa depan dan dapat mempunyai berbagai
sebab: alam (geologis, hidrometeorologis dan biologis) atau
disebabkan oleh
Bahaya (Hazard)

Pemahaman bahaya-bahaya mengakup memahami tentang:


 bagaimana bahaya-bahaya itu muncul
 kemungkinan terjadi dan besarannya
 mekanisme fisik kerusakan
 elemen-elemen dan agtivitas-aktivitas yang paling rentan
terhadap
 pengaruh-pengaruhnya
 konsekuensi-konsekuensi kerusakan
Bahaya (Hazard)
Bahaya-bahaya mempunyai pengaruh-pengaruh yang berbeda-
beda terhadap bagian-bagian komunitas yang berbeda-beda
pula, sektor-sektor ekonomi dan tipe-tipe infrastruktur:
 banjir-banjir cenderung menghangurkan produk pertanian
akan tetapi menimbulkan lebih sedikit kerusakan terhadap
struktur bangunan;
 gempa bumi cenderung menghancurkan bangunan-
bangunan akan tetapi hanya mempunyai sedikit dampak
terhadap tanaman yang sedang tumbuh di lahan
Tugas Sebelumnya

Telah ditugaskan sebelumnya mengkaji


hazard pada suatu daerah dibagian Indonesia
Kerentanan (Vulnerability)

Kerentanan dapat diartikan sebagai: “Kondisi kondisi


yang ditentukan oleh faktor-faktor atau proses-proses
fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan, yang bisa
meningkatkan rawannya sebuah komunitas terhadap
dampak bahaya”.

Kerentanan orang-orang, bangunan, jalan-jalan,


jembatan-jembatan, pipa-pipa, sistim komunikasi dan
elemen-elemen lain berbeda-beda untuk masing-masing
bahaya.
Kerentanan (Vulnerability)

Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi


yang menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam
maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat
menimbulkan bencana (disaster) atau tidak.
Rangkaian kondisi, umumnya dapat berupa kondisi
fisik, sosial dan sikap yang mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam melakukan
pencegahan, mitigasi, persiapan dan tindak-tanggap
terhadap dampak bahaya.
Kerentanan (Vulnerability)

Jenis-jenis kerentanan :

1. Kerentanan Fisik : Bangunan, Infrastruktur,


Konstruksi yang lemah.
2. Kerentanan Sosial : Kemiskinan, Lingkungan,
Konflik, tingkat pertumbuhan yang tinggi, anak-anak
dan wanita, lansia.
3. Kerentanan Mental : ketidaktahuan, tidak
menyadari, kurangnya percaya diri, dan lainnya.
Kerentanan (Vulnerability)

Dalam UU no 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis,
biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya,
politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka
waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah,
meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan
untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
Kerentanan (Vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi yang


menurunkan kemampuan seseorang atau
komunitas masyarakat untuk menyiapkan di
potensi bahaya. Kerentanan masyarakat secara
kultur dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
kemiskinan, pendidikan, sosial dan budaya.
Selanjutnya aspek infrastruktur yang juga
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
kerentanan
Ketahanan
Ketahanan (resilience) dapat diartikan sebagai “Kapasitas
sebuah sistem, komunitas atau masyarakat yang
berpotensi terpapar pada bahaya untuk beradaptasi atau
berubah untuk mencapai atau mempertahankan suatu
tingkat fungsi dan struktur yang dapat diterima.
Ini ditentukan oleh sejauh mana sistem sosial tersebut
mampu untuk mengorganisir diri sendiri untuk
meningkatkan kapasitas untuk belajar dari bencana yang
lalu demi perlindungan yang lebih baik di masa depan dan
untuk meningkatkan tindakan-tindakan peredaman
risiko.” (UN/ISDR. Geneva 2004).
Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk
memberikan tanggapan terhadap situasi tertentu
dengan sumber daya yang tersedia (fisik, manusia,
keuangan dan lainnya).
Kapasitas

Definisi Lain menyebutkan


Kapasitas adalah kekuatan dan sumber
daya yang ada pada tiap individu dan
lingkungan yang mampu mencegah,
melakukan mitigasi, siap menghadapi dan
pulih dari akibat bencana dengan cepat
Risiko
Resiko bencana (Risk) adalah potensi kerugian
yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat, akibat kombinasi dari bahaya,
kerentanan, dan kapasitas dari daerah yang
bersangkutan.
Dalam menilai suatu resiko diperlukan pengkajian
resiko
Pengkajian Risiko
Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan
untuk memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin
timbul akibat suatu potensi bencana yang ada. Potensi dampak
negatif tersebut dihitung juga dengan mempertimbangkan
tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut.
Potensi dampak negatif ini menggambarkan potensi jumlah
jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan yang
terpapar oleh potensi
bencana.
Kajian Risiko
Beberapa prinsip dari proses pengkajian risiko bencana yang juga
menjadi pertimbangan proses analisa adalah:
1. Menggunakan data dan segala bentuk rekaman kejadian
yang ada, dengan mengutamakan data resmi dari lembaga
yang berwenang;
2. Melakukan integrasi analisis probabilitas kejadian ancaman
dari para ahli dengan kearifan lokal masyarakat;
3. Proses analisis yang dilakukan harus mampu menghitung
potensi jumlah jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan
lingkungan yang terpapar;
4. Hasil kajian risiko dapat diterjemahkan menjadi kebijakan
umum untuk pengurangan risiko bencana.
Hubungan Antara Risiko, Hazard,
Kerentanan dan Kapasitas

Jika kapasitasnya
besar maka
TUGAS KELOMPOK

CARI SUMBER DARIMANA SAJA, BUATLAH KAJIAN


MENGENAI ASESSMENT KERENTANAN SUATU WILAYAH
TERHADAP BENCANA

Anda mungkin juga menyukai