TINJAUAN PUSTAKA
Ancaman Kerentanan
Bencana
Kapas
itas
Bahaya (hazard) adalah suatu fenomena fisik, fenomena, atau aktivitas manusia yang
berpotensi merusak, yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa atau cidera, kerusakan
harta-benda, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan (ISDR, 2004
dalam MPBI, 2007) atau peristiwa kejadian potensial yang merupakan ancaman terhadap
kesehatan, keamanan, atau kesejahteraan masyarakat atau fungsi ekonomi masyarakat
atau kesatuan organisasi pemerintah yang selalu luas (Lundgreen, 1986).
Kerentanan (vulnerability) adalah kondisi-kondisi yang ditentukan oleh faktor-faktor
atau proses-proses fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang meningkatkan
kecenderungan (susceptibility) sebuah komunitas terhadap dampak bahaya (ISDR, 2004
dalam MPBI, 2007). Kerentanan lebih menekankan aspek manusia di tingkat komunitas
yang langsung berhadapan dengan ancaman (bahaya) sehingga kerentanan menjadi
faktor utama dalam suatu tatanan sosial yang memiliki risiko bencana lebih tinggi
apabila tidak di dukung oleh kemampuan (capacity) seperti kurangnya pendidikan dan
pengetahuan, kemiskinan, kondisi sosial, dan kelompok rentan yang meliputi lansia,
balita, ibu hamil dan cacat fisik atau mental. Kapasitas (capacity) adalah suatu kombinasi
semua kekuatan dan sumberdaya yang tersedia di dalam sebuah komunitas, masyarakat
atau lembaga yang dapat mengurangi tingkat risiko atau dampak suatu bencana (ISDR,
2004 dalam MPBI, 2007).
Dalam kajian risiko bencana ada faktor kerentanan (vulnerability) rendahnya daya
tangkal masyarakat dalam menerima ancaman, yang mempengaruhi tingkat risiko
bencana, kerentanan dapat dilihat dari faktor lingkungan, sosial budaya, kondisi sosial
seperti kemiskinan, tekanan sosial dan lingkungan yang tidak strategis, yang menurunkan
daya tangkal masyarakat dalam menerima ancaman.
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non-alam yang antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Jenis bencana yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Uraian di bawah
akan mendeskripsikan indikator-indikator dalam menilai karakteristik ancaman dan
beberapa contoh ancaman dengan karakteristiknya masing-masing. Namun, ada sebuah
benang merah yang sama dari berbagai ancaman (baik ancaman yang memicu bencana
alam, bencana non-alam, dan bencana sosial), yaitu bahwa manusia berperan dalam
munculnya akar penyebab ancaman menjadi bencana. Pada akhirnya, benang merah ini
akan memberikan wawasan bahwa apapun bencananya, manusia berandil dalam
terjadinya bencana tersebut.
B. Risiko (risk)
Risiko (risk) adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau kerugian
yang sudah diperkirakan (hilangnya nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya harta
benda, penghidupan dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya lingkungan) yang diakibatkan
oleh adanya interaksi antara bahaya yang ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia
serta kondisi yang rentan (ISDR, 2004). Risiko adalah besarnya kerugian atau
kemungkinan terjadi korban manusia, kerusakan dan kerugian ekonomi yg disebabkan
oleh bahaya tertentu di suatu daerah pada suatu waktu tertentu. Resiko biasanya dihitung
secara matematis, merupakan probabilitas dari dampak atau konsekwensi suatu bahaya
(Affeltrnger, 2006). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa risiko adalah
kemungkinan kerugian yang dapat diperkirakan akibat kerusakan alam, kesalahan
manusia serta kondisi rentan.
Sebelum mengkaji perlu diperoleh data terkini dari wilayah tersebut. Pentingnya
data terkini mengenai jumlah KK dan Jiwa, pemilik kendaraan , kerentanan dll, sebagai
bahan dasar kajian selanjutnya dalam kegiatan PDRA pengurangan risiko bencana
wilayah ini.
Kemudian dilakukan Kegiatan Kajian dan analisis Risiko bencana secara partisipasif
oleh masyarakat Hal-hal yang dikaji : ancaman, kerentanan dan potensi terhadap bencana
untuk wilayahnya.
Pengenalan kerentanan
ANALISIS
Apa yang terjadi : Pembakaran dan perusakan Masjid Ahmadiyah di Kecamatan Tempunak,
Sintang, Kalimantan Barat.
Siapa yang terdampak : Tempat ibadah dan gedung milik Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)
di Desa Balai Gana, agama dan pelaksanaan SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah. Karna hal
tersebut yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan agama dan
pelaksanaan SKB 3 mentri tentang ahmadiyah.
Dimana kejadian tersebut terjadi : Ditempat ibadah dan gedung milik Jemaat Ahmadiyah
Indonesia (JAI) di Desa Balai Gana, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan
Barat.
Mengapa sampai terjadi : Dikarenakan pengabaian oleh pemerintah kabupaten dan aparat
setempat. Peristiwa itu diduga bukan berdiri sendiri, tetapi diawali dengan serangkaian
kebijakan dan aktivitas, baik yang dilakukan oleh Bupati, Kapolres, Kepala Daerah Distrik
Militer, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Kemenag Kabupaten Sintang lewat Surat
Keputusan Bersama (SKB). Selain faktor SKB, menduga pemantik perusakan ini karena
serangkaian ujaran kebencian dan ajakan kekerasan lewat internet yang dilakukan oleh
sekelompok massa.
Bagaimana cara menanggulangi dampak yang terjadi dari bencana tersebut : Menumbuhkan
rasa kesadaran pada diri kita, saling bahu membahu dalam kesulitan dan setiap warga negara
menerapkan pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara, memberikan pengamanan
terhadap objek-objek fital di lokasi-lokasi strategis, mengenakan sanksi hukum yang tegas
dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa pandang bulu atau derajat,memberikan
sosialisasi kepada masyarakat bahwa melakukan tindakan kriminal itu tidak baik, malah
merugikan diri sendiri dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA