Anda di halaman 1dari 3

RESUME

PENGENDALIAN VEKTOR DI PELABUHAN

DISUSUN OLEH :

N AMA : JUWAIRIYAH DZAKIYYAH

NIM : 201011011

PRODI : D-III SANITASI

JURUSAN : KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN PONTIANAK

TAHUN AJARAN

2022
PENGENDALIAN VEKTOR DI PELABUHAN

Binatang/vektor yang sering ditemui di kapal antara lain adalah tikus, kecoa, dan nyamuk.

Dalam upaya pengendalian vektor penular penyakit, Kantor Kesehatan Pelabuhan


Tembilahan melakukan:

1. Pemeriksaan kesehatan kapal yang datang dari negara sehat dan endemis,
2. Pemeriksaan kapal untuk penerbitan dokumen kesehatan
3. Pelaksanaan hapus tikus/serangga
4. Peningkatan sanitasi lingkungan Clearance pada kedatangan dan keberangkatan kapal
5. Upaya penegakan hukum kekarantinaan. Upaya lain yang dilakukan adalah
memasang perisai tikus (Rat Guard), meninggikan tangga 60 cm dari dermaga.

Penanggulangan kecoa ditujukan agar menurunnya penyakit yang ditularkan oleh kecoa di
kapal, menurunnya tingkat kepadatan kecoa di kapal serta terciptanya kapal bersih dan sehat.
Menurut Depkes RI (2003), pengendalian kecoa di kapal di lakukan antara lain:

1. Pengendalian Non Kimia


a. Pencegahan secara fisik agar kapal tidak menjadi tempat perindukan kecoa
dengan upaya yang dilakukan yaitu: dengan mengisolasi tempat vektor
berkembang biak di kapal dan pada faktor risiko dengan cara memodifikasi
habitat kecoa sehingga tidak menjadi habitat kecoa atau tempat yang tidak di
sukai kecoa di kapal.
b. Pengendalian secara lingkungan, yaitu dengan menciptakan kondisi faktor risiko
lingkungan yang bersih sehingga kecoa tidaka akan betah berada di lingkungan
tersebut.
c. Pengendalian secara biologi dengan memanfaatkan musuh alami kecoa
2. Pengendalian Secara Kimia

Pengendalian yang memakai bahan kimia insektisida, baik yang sifatnya menolak
(reppelent) dan menarik (attractant). Pada umumnya bahan kimia yang dipakai untuk
pengendalian kecoak yaitu hidrokarbon berkhlor (khlordane, dieldrin, heptaklor,
lindane) dan organopospat majemuk (diazinon, malathion, dan ronnel). Metode yang
dilakukan dengan cara penyemprotan atau pemaparan. Untuk pemaparan banyak
digunakan diklorovos, propoxur, kepone yang diformulasikan dalam bentuk pasta.
Sedangkan untuk reppelent digunakan pyretrin dan dikloros. Menurut (Davidson dan
Peairs, 1966) mengatakan metode penyemprotan banyak memakai khlordane,
malathion atau ronnel, diazinon, dieldrin atau lindane.

Keberadaan vektor tersebut dapat disebabkan pada isi dan lingkungan fisik/ ruangan
yang ada pada kapal tersebut seperti ; kamar mandi/toilet, kamar anak buah kapal,
gudang penyimpanan bahan makanan, tempat penampungan air bersih/tandon air
(palka), dapur, sampah, pantry. Pada bagian tersebut umumnya vektor penyakit
seperti tikus, kecoak dan nyamuk berkembang biak.

Anda mungkin juga menyukai