Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATA RANTAI MAKANAN

DISUSUN OLEH :

N AMA : JUWAIRIYAH DZAKIYYAH

NIM : 201011011

PRODI : D-III SANITASI

JURUSAN : KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN PONTIANAK

TAHUN AJARAN

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Mata Rantai Makanan ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pak
Iswono pada pelajaran Ekologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Mata Rantai Makanan  bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Iswono, selaku Dosen Ekologi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Poltekkes Pontianak, 18 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5

C. Tujuan.................................................................................................................................. 5

BAB II ..................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .................................................................................................................... 6

A. Rantai Makanan .................................................................................................................. 6

B. Jaring-Jaring Makanan...................................................................................................... 10

C. Perbedaan Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan ...................................................


15

BAB III .................................................................................................................................. 18


KESIMPULAN .................................................................................................................... 18

A. Simpulan ........................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa berdiri sendiri karena setiap makhluk
hidup membutuhkan energi untuk hidup dan energi tersebut diperoleh dari makhluk
hidup lain. Sebagian besar makhluk hidup melakukan aktivitas seperti makan, bergerak,
dan berkembang biak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan menggunakan
sinar matahari, air dan nutrisi untuk mendapatkan energi berupa fotosintesis untuk
mempertahankan hidupnya. Begitu pula hewan mendapatkan energi dari makanan yang
mereka makan.

Semua makhluk hidup yang tinggal di suatu tempat saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Seperti manusia yang menanam tumbuhan untuk dimanfaatkan buah,
daun, atau batangnya. Tumbuhan pun juga bergantung kepada manusia untuk
pemeliharaannya agar ia tetap tumbuh dengan subur. Ada juga manusia yang memelihara
ternak untuk dimanfaatkan daging atau telurnya, sebaliknya hewan ternak pun juga
bergantung pada manusia dalam hal penyediaan makanannya. Sehingga manusia,
tumbuhan mapun hewan ternak saling menguntungkan. Selain makhluk hidup, manusia
juga memerlukan cahaya, air dan udara. Semua itu merupakan benda tak hidup, tetapi
sangat memengaruhi bagi kehidupan makhluk hidup yang tinggal di suatu tempat. Air
dan udara merupakan kebutuhan utama semua makhluk hidup. Berbagai makhluk hidup
dan benda tak hidup yang ada di sekitar kita saling mempengaruhi sehingga terbentuklah
suatu hubungan timbal balik

Dalam ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antar organisme dan juga
lingkungannya. Hubungan yang terjadi di antara organisme atau individu tersebut cukup
kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dan di dalam pola interaksi
hubungan tersebut ikut melibatkan terjadinya rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

Proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari satu organisme ke
organisme lain dalam tingkatan tertentu disebut rantai makanan (food chain). Rantai

4
makanan secara konseptual terstruktur dalam tingkatan tropik. Sebuah tingkatan tropik
mencakup semua organisme atau spesies dengan posisi yang sama dalam rantai
makanan.

Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan saja, dan
juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa. Oleh karena itu terjadi beberapa
rantai makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling
berhubungan ini disebut dengan jaring-jaring makanan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari rantai makanan ?
2. Apakah pengertian dari jaring-jaring makanan ?
3. Apakah perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan ?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian rantai makanan.
2. Menjelaskan pengertian jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

RANTAI MAKANAN DAN JARING-JARING MAKANAN

Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui
proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil dan cahaya matahari.
Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan
melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi tertentu seperti
yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya. Untuk mengingat kembali pola interaksi
dalam ekosistem bisa dilihat di sini. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk
sosial tidak dapat hidup tanpa peran mahluk hidup lain. Salah satu bentuk interaksi antar
mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan
akan membentuk suatu rantai makanan. Nah, kali ini kita akan belajar mengenai rantai
makanan, jaring-jaring makanan

A. RANTAI MAKANAN

Semua organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan
hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat
kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara
unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi didalam ekosistem. Di
dalam ekosistem terjadi rantai makanan/ aliran energi dan siklus biogeokimia. Rantai
makanan dapat dikategorikan sebagai interaksi antar organisme dalam bentuk predasi.

Rantai makanan (food chain) adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya
tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan sering
juga disebut sebagai proses makan dan dimakan oleh suatu seri makhluk hidup. Rantai
makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan
bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas. Pada setiap tahap pemindahan
energi, 80%–90% energi potensial kimia berubah sebagai panas, karena itu langkah-

6
langkah dalam rantai makanan umumnya terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan
lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia. Panjang
rantai makanan ditentukan dari seberapa banyak titik yang menghubungkan antar
tingkatan trofik. Tingkat trofik adalah tingkat dalam rantai makanan di mana suatu
organisme memperoleh energi. Meskipun desain rantai makanan dapat bervariasi dalam
ekosistem, semua rantai makanan terdiri dari tingkat trofik dasar yang sama.

Tingkat trofik pertama berisi organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yang sebagin besar merupakan tumbuhan atau organisme autotrof. Organisme
dalam lapisan ini disebut produsen primer karena mereka mendapatkan energi mereka
dari sumber abiotik. Produsen yang paling utama mendapatkan energi secara langsung
dari matahari. Produsen primer penting bagi keseluruhan rantai makanan karena mereka
adalah sumber asli dari energi yang kemudian di manfaatkan oleh organisme lainnya.

Tingkat trofik berikutnya mengandung organisme yang dikenal sebagai konsumen.


Konsumen adalah organisme yang mendapatkan energi dari organisme lain atau dengan
kata lain konsumen tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri. Tingkatan trofik ini
yang mendapatkan energi dari produsen primer disebut konsumen primer atau konsumen
tingkat I. Konsumen primer biasanya diduduki oleh herbivora, yang merupakan
organisme dengan pola makan yang sepenuhnya rerumputan, seperti rusa, kelinci, dan
domba.

Tingkat trofik ketiga berisi organisme yang disebut konsumen sekunder. Seperti hal
nya konsumen primer, konsumen sekunder seringkali disebut sebagai karnivora karena
mereka memakan daging, dan dalam hal ini mereka memakan daging dari konsumen
primer dalam tingkat di bawah mereka. Konsumen sekunder termasuk organisme seperti
ular, burung pemakan serangga, dan katak.

Tingkat trofik keempat mengandung organisme yang disebut konsumen tersier.


Spesies yang merupakan konsumen tersier sering disebut sebagai predator puncak karena
mereka mengonsumsi organisme dalam tingkat konsumen di bawah mereka. Selain itu,
organisme ini disebut predator karena mereka biasanya tidak memiliki predator lain yang
memakannya. Konsumen tersier meliputi spesies seperti serigala, singa gunung, dan
harimau.

7
Tingkat Trofik terakhir adalah detritivor atau detritus, yang merupakan organisme
yang memakan produk limbah dari hewan lain atau bahan organik mati. Organisme di
tingkat ini sering dilupakan karena mereka kecil dan jarang terlihat. Meskipun diabaikan,
detritivor sangat penting karena mereka memecah bahan yang mereka konsumsi dan
mendaur ulang nutrisi kembali ke lingkungan di mana organisme lain dapat
menggunakannya. Tanpa detritivor, lapisan vegetasi mati dan bangkai hewan akan
menumpuk dan memakan waktu yang sangat lama untuk terurai. Detritivor umum
termasuk cacing tanah, lipan, siput.

Dalam rantai makanan terdapat dua tipe dasar rantai makanan berdasarkan jenis mata
rantai pertamanya, yaitu :

1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain), yaitu rantai makanan yang diawali
dari tumbuhan pada trofik awalnya.
Misalnya: tumbuhan – herbivora – karnivora – omnivora – detrivor.

Rantai Makanan Rerumputan merupakan rantai makanan rerumputan karena mata


rantainya diawali oleh tumbuhan. Rumput yang bersifat autotrof berperan sebagai
produsen primer dimakan oleh belalang yang merupakan konsumen primer atau
konsumen tingkat I. Selanjutnya belalang dimakan oleh kadal yang berperan sebagai
konsumen sekunder atau konsumen tingkat II lalu kadal dimakan oleh ular yang
berperan sebagai konsumen tersier atau konsumen tingkat III dan pada akhirnya ular
dimakan oleh burung elang yang berperan sebagai konsumen puncak atau konsumen
tingkat IV atau sebagai predator. Jika burung elang mati maka bangkainya akan di
makan oleh detrivor atau organisme pemakan sisa.

2. Rantai makanan sisa/detritus (detritus food chain), yaitu rantai makanan yang tidak
dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor atau organisme pemakan sisa.
Rantai makanan detritus dimulai dari proses penghancuran luruhan dan ranting
tumnuhan oleh bakteri dan fungi (detritivor) menghasilkan detritus. Hancuran bahan

8
organik (detritus) ini kemudian menjadi bahan makanan penting (nutrien) bagi
cacing,lipan, crustacean dll.
Misalnya : detrivor– herbivora – karnivora – omnivora

Pada rantai makanan detritus karena mata rantainya diawali oleh detritus atau
pengurai (Gambar 2.2). Detritus tersebut berupa organisme lain seperti bakteri dan
jamur. Pada gambar diatas, bahan organik mati diuraikan oleh detritus kemudian
dimakan oleh ulat yang kemudian dimakan oleh burung.

Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai
parasit, dan rantai saprofit.

1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai
pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen II
dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun sebagai konsumen III.
2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan
bakteri.

RANTAI PEMANGSA RANTAI PARASIT

RANTAISAP
B. JARING-JARING MAKANAN

Pada uraian sebelumnya tentang rantai makanan, dijelaskan bahwa setiap organisme
seakan-akan hanya memakan atau dimakan oleh satu organisme lain saja. Hal yang
sebenarnya terjadi adalah dalam suatu ekosistem tidaklah demikian. Tiap organisme
mungkin memakan atau dimakan lebih dari satu organisme dalam satu rantai makanan
yang sama atau makan dari rantai makanan lain. Ini biasanya terjadi pada hewan
karnivora taraf trofik tinggi.

Dalam ekosistem, rantai makanan–rantai makanan tersebut saling berkaitan.


Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya
juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi
yang dinamakan jaring – jaring makanan (food web). Jaring- jaring makanan merupakan
rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga
membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis
makhluk hidup tidak hanya memakan atau dimakan oleh satu jenis makhluk hidup
lainnya.

Berdasarkan beberapa penjelasan dan pengertian di atas dapat diperoleh bahwa


jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling
berhubungan secara lebih kompleks dalam suatu ekosistem.

Untuk menjelaskan tentang mekanisme jaring-jaring makanan sederhana dapat


dilihat pada gambar dibawah ini :

10
Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa produsen primer adalah padi. Padi
kemudian dimakan oleh tikus dan burung sebagai konsumen primer atau konsumen
tingkat I. Tikus dan burung kemudian dimakan oleh musang dan burung elang. Peran
musang dan burung elang dalam jaring-jaring makanan ini adalah sebagai konsumen
tingkat II atau konsumen puncak. Kemudian burung elang mati dan diuraikan oleh
pengurai yang biasanya bakteri dan jamur. Tipe dasar jaring-jaring makanan juga sama
dengan rantai makanan, yaitu terdiri dari jaring makanan perumput dan detritus.

Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan, diantaranya


adalah sebagai berikut :

a) Padi tikus  burung elang  pengurai


b) Padi tikus  musang burung elang pengurai
c) Padi burung musang burung elang pengurai
d) Padi burung burung elang pengurai

Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh pengurai.
Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem sangatlah penting yang
berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun tubuh menjadi hara yang
selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan demikian pengurai merupakan
penghubung antara konsumen dan produsen. Dengan adanya pengurai, akan menjamin
ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.

Apabila tumbuhan hidup subur, berarti tumbuhan tersebut menjamin ketersediaan


makanan bagi herbivora. Meningkatnya herbivora menjamin ketersediaan makanan bagi
karnivora. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa antara komponen dalam

11
ekosistem yang satu dengan lainnya senantiasa berinteraksi dan terjadi
kesalingtergantungan.

Bentuk jaring-jaring makanan yang lebih kompleks dapat dilihat pada ekosistem-
ekosistem berikut :

1. Ekosistem Darat

Pada gambar diatas, tampak bahwa produsen utama atau produsen primer dalam
jaring-jaring makan tersebut adalah tumbuhan. Kemudian tumbuhan dimakan oleh
kelinci, tikus, burung pemakan biji dan serangga herbivora dimana peran dari
hewan-hewan tersebut adalah konsumen tingkat I. selanjutnya, kelinci dimakan oleh
rubah dan burung elang; tikus dimakan oleh rubah, burung elang dan ular; burung
pemakan biji dimakan oleh rubah dan burung elang, sedangkan serangga herbivora
dimakan oleh burung pemakan serangga, laba-laba besar, serangga predator dan
katak. Kemudian, burung pemakan serangga dimakan oleh rubah, burung elang dan
ular; laba-laba besar dimakan katak; katak dimakan ular dan ular dimakan oleh
burung elang. Peran dari ular, burung pemakan serangga dan laba-laba besar adalah
sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat II. Sedangkan rubah dan burung
elang merupakan konsumen tingkat III atau konsumen puncak.

12
2. Ekosistem Air Tawar

Produsen dalam ekosistem air tawar diatas adalah tumbuhan air seperti bambu air,
eceng gondok, apu-apu, seledri air dan alga. Kemudian tanaman air dan alga tersebut
dimakan oleh serangga, ikan, cacing dan siput. Serangga, ikan, cacing dan siput
tersebut berperan sebagai konsumen primer atau konsumen tingkat I. Selanjutnya,
serangga di makan oleh tikus dan katak; ikan kecil di makan oleh katak dan ikan
besar; dan siput dimakan oleh ikan besar dan burung gereja. Tikus, katak dan ikan
besar berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat II. Kemudian,
tikus dimakan oleh ular dan burung elang; katak dimakan oleh ular, burung bangau;
ikan besar di makan oleh burung bangau dan bebek. Ular, burung bangau, bebek dan
burung gereja berperan sebagai konsumen tersier atau konsumen tingkat III. Ular,
burung bangau, bebek dan burung gereja di makan oleh burung elang. Burung elang
berperan sebagai konsumen puncak atau predator.

13
3. Ekosistem Mangrove

Dalam ekosistem mangrove, sisa organik dari daun bakau dan rumput laut menjadi
produsen primer jaring-jaring makanan. Kemudian sisa organik daun bakau
diuraikan oleh detrivor menjadi detritus. Rumput laut dan detritus kemudian di
makan oleh cacing dan udang kecil. Selanjutnya udang kecil dimakan oleh kepiting,
ikan kecil dan ikan besar; dan kerang-kerangan di makan oleh ikan kecil. Setelah itu
ikan kecil di makan oleh ikan besar, ikan besar dan kepiting kemudian di makan
oleh burung bangau. Akhirnya, burung bangau di makan oleh burung elang sebagai
konsumen puncak atau predator.

4. Ekosistem Laut

14
5. Ekosistem Hutan Hujan Tropis

C. Perbedaan Rantai Makanan Dan Jaring-Jaring Makanan


1. Struktur
Sebuah jaring makanan memiliki struktur yang lebih banyak dari rantai makanan dan
lebih kompleks. Rantai makanan berjalan satu arah seperti halnya suatu rantai,
sedangkan jaring-jaring makanan bergerak bercabang-cabang menjadi banyak arah.
Misalnya ilustrasi jaringan makanan di bawah. Kita dapat memilih sebuah rantai
makanan dasar dari jaring makanan yang kompleks yaitu : Tanaman Hijau 
belalang  katak  burung elang.

2. Jumlah Organisme
Dalam setiap rantai makanan, energi akan hilang setiap kali memakan satu organisme
lain. Karena itu, harus ada lebih banyak tanaman dari ada pemakan tumbuhan. Harus

15
ada lebih banyak autotrof dibanding heterotrof, dan lebih banyak pemakan tumbuhan
daripada pemakan daging. Meskipun ada persaingan yang ketat antara hewan, ada
juga saling ketergantungan. Ketika salah satu spesies punah, hal itu dapat
mempengaruhi seluruh rantai spesies lain dan memiliki konsekuensi tak terduga.
Berbeda dengan jarring-jaring makanan. Ketika salah satu produsen mati, maka
konsumen I dapat memakan produsen lain. Begitu pula jika konsumen I mati, maka
konsumen II dapat memperoleh makanan dari konsumen II lainnya, begitu seterusnya.
Berbeda dengan jaring-jaring makanan. Meskipun energi juga akan hilang setiap kali
memakan organisme lain, namun jumlahnya tidak sebesar rantai makanan. Hal itu
disebabkan karena beragamnya pilihan organisme yang menjadi sumber makanan
organisme lain. Suatu organisme tidak hanya memakan organisme tertentu saja,
organisme tersebut dapat memakan organisme lain sebagai alternatif.
3. Kesetimbangan
Dalam rantai makanan, kesetimbangan rantai makanan tunggal sangat bergantung
terhadap setiap organisme di dalamnya. Jika terdapat salah satu organisme saja yang
mati, maka terjadi ketidakseimbangan dalam rantai makanan tersebut. Akan ada
organisme yang jumlahnya membeludak karena tidak dimakan oleh organisme yang
mati tersebut, dan ada pula organisme yang mati karena tidak dapat memakan
organisme yang mati tersebut. Keseimbangan sangat harus dijaga dengan baik oleh
setiap organismenya. Berbeda dengan jaring-jaring makanan. Jika terdapat salah satu
organisme yang mati, maka peran dari organisme tersebut dapat digantikan oleh
organisme lain sehingga organisme yang memakan organisme yang mati tersebut
dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya dengan memakan organisme lain yang
memiliki peran yang sama dengan organisme yang mati.
4. Keterkaitan antar-organisme
Hampir tidak ada satu rantai makanan saja yang berinteraksi tetapi puluhan rantai
makanan yang terkait lintas satu sama lain menghasilkan lebih banyak rantai. Pada
kenyataanya, dalam suatu ekosistem hampir tidak ditemui organisme-organisme yang
berperan dalam rantai makanan tunggal saja (kecuali terdapat keterbatasan jenis
organisme dalam suatu ekosistem). Hal ini membuat organisme dalam rantai makanan
saling berhubungan satu sama lain membentuk jaring makanan yang terlihat seperti
sarang laba-laba. Jaring makanan menunjukkan bagaimana hewan yang berhubungan
dan tidak tergantung pada rantai makanan tunggal.

16
BAB III

PENTUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa makalah Mata Rantai Makanan
yaitu :
1. Rantai makanan (food chain) adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya
tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan sering
juga disebut sebagai proses makan dan dimakan oleh suatu seri makhluk hidup. Rantai
makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan
bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas.
2. Jaring- jaring makanan merupakan rantai-rantai makanan yang saling berhubungan
satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-
jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan atau
dimakan oleh satu jenis makhluk hidup lainnya.
3. perbedaan rantai makanan dengan jaring-jaring makanan
a. Struktur
Sebuah jaring makanan memiliki struktur yang lebih banyak dari rantai makanan
dan lebih kompleks. Rantai makanan berjalan satu arah seperti halnya suatu rantai,
sedangkan jaring-jaring makanan bergerak bercabang-cabang menjadi banyak arah.
b. Jumlah Organisme
Dalam setiap rantai makanan, energi akan hilang setiap kali memakan satu
organisme lain. Karena itu, harus ada lebih banyak tanaman dari ada pemakan
tumbuhan. Harus ada lebih banyak autotrof dibanding heterotrof, dan lebih banyak
pemakan tumbuhan daripada pemakan daging. Meskipun ada persaingan yang
ketat antara hewan, ada juga saling ketergantungan. Ketika salah satu spesies
punah, hal itu dapat mempengaruhi seluruh rantai spesies lain dan memiliki
konsekuensi tak terduga. Berbeda dengan jarring-jaring makanan. Ketika salah satu
produsen mati, maka konsumen I dapat memakan produsen lain. Begitu pula jika
konsumen I mati, maka konsumen II dapat memperoleh makanan dari konsumen II
lainnya, begitu seterusnya. Berbeda dengan jaring-jaring makanan.
c. Kesetimbangan

17
Dalam rantai makanan, kesetimbangan rantai makanan tunggal sangat bergantung
terhadap setiap organisme di dalamnya. Jika terdapat salah satu organisme saja
yang mati, maka terjadi ketidakseimbangan dalam rantai makanan tersebut. Akan
ada organisme yang jumlahnya membeludak karena tidak dimakan oleh organisme
yang mati tersebut, dan ada pula organisme yang mati karena tidak dapat memakan
organisme yang mati tersebut. Keseimbangan sangat harus dijaga dengan baik oleh
setiap organismenya. Berbeda dengan jaring-jaring makanan.
d. Keterkaitan antar-organisme
Hampir tidak ada satu rantai makanan saja yang berinteraksi tetapi puluhan rantai
makanan yang terkait lintas satu sama lain menghasilkan lebih banyak rantai. Pada
kenyataanya, dalam suatu ekosistem hampir tidak ditemui organisme-organisme
yang berperan dalam rantai makanan tunggal saja (kecuali terdapat keterbatasan
jenis organisme dalam suatu ekosistem). Hal ini membuat organisme dalam rantai
makanan saling berhubungan satu sama lain membentuk jaring makanan yang
terlihat seperti sarang laba-laba. Jaring makanan menunjukkan bagaimana hewan
yang berhubungan dan tidak tergantung pada rantai makanan tunggal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece & Simon. 2007. Essential Biology. Jakarta : Erlangga

Dwidjoseputro, D. 1990. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta: Erlangga.

Nitasari, Nasria Ika. 2013. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan (online)
(https://nasriaika1125.wordpress.com/2013/06/18/rantai-makanan-dan-jaring-jaring-
makanan/). Di akses tanggal 31 Januari 2015.

Ramli, Dzaki. 1989. Ekologi. Jakarta : P2LPTK Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Soemarwoto, idjah. 1980. Biologi umum I. Jakarta : Gramedia

Sridianti.2014. Rantai Makanan dan Contoh Rantai Makanan (online)


(http://www.sridianti.com/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-
makanan.html). Di akses tanggal 31 Januari 2015.

19

Anda mungkin juga menyukai