Anda di halaman 1dari 15

EKOLOGI

KONSEP KESEIMBANGAN EKOSISTEM

DISUSUN OLEH :
ALDYTH ZAHRA
KEVIN DEVA AMEISTA
MUHAMMAD RAFLI AZHARI
NIARTI BUNGA RAMADHANI
SAIDA FATIMAH AZZAHRA

DIV Kesehatan Lingkungan

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp.021-7397641, 7397643 Fax.021-7397769

0|P a ge
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tak lupa shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas Mata Kuliah Ekologi
Lingkungan.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya tak sedikit hambatan yang kami hadapi. Akan
tetapi hambatan itu berhasil kami atasi berkat semangat, kerja keras, doa dan bimbingan dosen
kami yakni ibu Sy. Miftahul El J. T.

Dengan disusunnya makalah ini kami harap dapat memberikan pengetahuan baru bagi
para pembaca mengenai keseimbangan ekosistem. Makalah ini kami susun berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, jurnal, dan berita.

Kami harap makalah ini dapat memperikan ilmu yang bermanfaat dan dapat
memperluas ilmu para pembaca, khususnya mahasiswa/I Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta II jurusan Kesehatan Lingkungan. Kami sadar bahwa selama penulisan makalah ini
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harap dosen pembimbing kami dapat
memberikan masukannya agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami dan membuat makalah
dengan lebiih baik lagi. Begitupun kepada pembaca, kami sangat terbuka untuk menerima
kritik dan saran dari para pembaca.

Jakarta, 16 September 2020

Penulis

1|P a ge
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Ekosistem …............................................................................ 5
B. Macam-macam Ekosistem ................................................................... 7
C. Homeostatis Ekosistem ....................................................................... 8
D. Faktor Pengganggu Keseimbangan Ekosistem ……………………… 9
E. Cara Menjaga Keseimbangan Ekosistem …..……………………...… 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..…….14

2|P a ge
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya manusia merupakan makhluk yang sangat bergantung pada
lingkungan sekitarnya yakni Sumber Daya Alam yang dapat menunjang kehidupan
manusia. Ketergantungan manusia terhadap lingkungannya menyebabkan terjandinya
interaksi antara manusia dengan lingkungan itu sendiri. Interaksi ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Semakin banyak populasi makhluk
hidup, maka semakin tinggi kebutuhannya untuk menunjang kehidupannya sehari-hari.
Hal inilah yang berdampak pada ketidakseimbangan atau rusaknya lingkungan, karena
sumber daya alam terus dikeruk demi memenuhi kebutuhan manusia.

Pengaruh ini semakin berdampak di era modern ini, dimana populasi manusia
kian meningkat dan ekploitasi sumber daya alam terjadi dimana-mana. Hal ini tidak
memberikan hubungan timbal balik yang baik. Disatu sisi alam menyediakan
kebutuhan manusia, disisi lain manusia terus mengeruk kekayaan alam dan
menyebabkan kerusakan terus menerus.

Sejatinya ekosistem dikatakan seimbang apabila komposisi di antara


komponen-komponen penyusun ekosistem (komponen biotik dan komponen abiotik)
dalam keadaan seimbang atau berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun
peranannya dalam lingkungan. Ekosistem yang seimbang, keberadaannya dapat
bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara. Keseimbangan ekosistem
tersebut berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup manusia dan
mahluk hidup lainnya. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya.
Ketidakseimbangan ekosistem dapat terjadi apabila salah satu komponen pada
ekosistem tersebut rusak. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan
mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan
baru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep ekosistem?
2. Ada berapa macam ekosistem?
3. Apa yang dimaksud dengan hemeostasis ekosistem?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem?
5. Bagaimana cara menjaga keseimbangan ekosistem?

3|P a ge
C. Tujuan Penulisan
a. Dapat menjelaskan konsep ekosistem serta interaksi yang terjadi didalamnya.
b. Menjabarkan macam-macam ekosistem secara jelas.
c. Menjelaskan mengenai hemeostasis ekosistem.
d. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan ekosistem terganggu.
e. Menjabarkan cara menjaga keseimbangan ekosistem.

4|P a ge
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Ekosistem
Pengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem ini sebagai suatu tatanan kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup an saling memengaruhi.
Ekosistem ini melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik sehingga aliran energinya menuju oada suatu struktur biotik, dan
terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi, dalam ekosistem, organisme pada
komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.
Organisme ini lau beradaptasi lagi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk kelangsungan hidup.
Pengertian ekosistem ini bermacam-macam menurut para ahli. Kita akan
menyebut satu pengertian menurut Woodbury, ekosistem merupakan tatanan kesatuan
secara kompleks di sebuah wilayah yang terdapat habitat, tumbuhan dan binatang.
Kondisi ini kemudian dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh,
sehingga semuanya dapat menjadi bagian mata rantai siklus materi serta aliran energi.

Komponen Ekosistem
1. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen hidup. Biotik artinya ‘hidup’. Komponen
biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab ekosistem tak
akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup di dalamnya.
Keberadaan makhluk hidup kemudian membentuk suatu mata rantai makanan
dalam suatu ekosistem. Berikut ini contoh komponen biotik yang ada di lingkungan
sekitar kita:
Organisme autrotof (produsen), yaitu sebagai produsen karena organisme ini
mampu membuat makanannya sendiri, bahkan ia membuat makanan bagi
organisme lain yang tinggal di ekosistem.
Produsen ini kemudian akan membuat makanan dengan menyerap senyawa
serta zat-zat anorganik yang akan diubah menjadi senyawa organik melalui suatu
proses yang dinamakan sebagai fotosintesis.
Organisme heterotrof (konsumen), yaitu memiliki sifat yang berbeda dengan
organisme produsen. Organisme heterotrof ini akan memeroleh makanan dari
organisme autrotof dan juga akan memakan sesame organisme hterotrof yang lain.
Organisme heterotrof ini merupakan organisme yang menggunakan bahan-
bahan organic dari organisme lain yang digunakan sebagai sumber energi dan
makanannya. Contoh organisme heterotrof adalah manusia dan hewan.
Organisme pengurai (dekomposer), yaitu organisme golongan terakhir dari
komponen ekosistem biotik. Organisme pengurai atau decomposer ini adalah

5|P a ge
organisme yang mengurai sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Pengurai adalah
organisme yang bekerja merubah senyawa organic dari organisme yang telah mati
menjadi senyawa anorganik melalui suatu proses yang disebut dekomposisi. Contoh
organisme pengurai adalah ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lainnya.

2. Komponen Abiotik
Selain komponen ekosistem biotik atau hidup, juga terdapat komponen tak
hidup atau abiotik. Komponen abiotic adalah komponen yang terdiri dari benda-
benda bukan makhlulk hidup tetapi ada di sekitar kita dan tentu saja juga
memengaruhi kelangsungan hidup. Apa saja komponen abiotic di sekitar kita? Yuk
kita ikuti penjelasannya di bawah ini:
Suhu, komponen suhu ini sangat berpengaruh pada perubahan suhu pada
makhluk hidup, seperti mamalia dan burung sebagai makhluk hidup yang dapat
mengatur sendiri suhu tubuh mereka.
Air, ketersediaan air di bumi menjadi pengaruh besar bagi kehidupan
organisme. Contohnya organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup dengan
memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.
Garam, di dalam suatu ekosistem, garam menjadi komponen yang oenting,
karena berpengaruh pada keseimbangan air dalam organisme melalui proses
osmosis. Contonhya, beberapa organisme terrestrial (darat) yang dapat beradaptasi
pada lingkungan dan kandungan garamnya yang cukup tinggi.
Sinar matahari, Intensitas cahaya matahari sangat membantu proses fotosintesis,
karena air mampu menyerap cahaya matahari sehingga proses fotosintesis dapat
terjadi di sekitar permukaan matahari.

Komponen Ekosistem berdasarkan Fungsinya


 Komponen autotrofik, merupakan organisme yang mampu menyediakan atau
mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organic dari bahan-
bahan anorganik dengan bantuan energy matahari atau klorofil.
 Komponen heterotrofik, merupakan organisme yang mampu memanfaatkan
hanya bahan-bahan makananannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan
oleh organisme lain. Komponen ini meliputi herbivore, karnivora, dan
dekomposer.

Komponen Ekosistem berdasarkan Segi Penyusunnya


1. Bahan tak hidup (abiotic, non hayati) yakni komponen fisik dan kimia yang
terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari dan merupakan medium atau substrat
untuk berlangsungnya kehidupan.
2. Produsen yakni organisme autotrofik yang umumnya tumbuhan berklorofil yang
mensintesis makanan dari bahan anorganik sederhana.
3. Konsumen yakni organisme heterotrofik yang terdiri dari hewan (herbivore dan
karnivora) dan manusia.
4. Pengurai (dekomposer) yakni organisme heterotrofik yang menguraikan bahan
organic yang berasal dari organisme mati, menyerap sebagian hasil penguraian

6|P a ge
tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh
produsen. Bakteri dan jamur termasuk kedalam kelompok ini.

B. Macam-macam Ekosistem
 Ekosistem Darat, bioma yang ada di ekosistem darat di antaranya:
 Hutan Tropis
Hutan tropis merupakan bioma yang terletak di wilayah tropis dan
kaya akan keanekaragaman hayati. Curah hujan di wilayah hutan tropis ini
cukup tinggi sehingga dapat disebut sebagai “hutan hujan”. Indonesia
memiliki banyak bioma hutan tropis di setiap pulaunya. Hal itulah yang
menjadikan Indonesia sebagai negara kedua dengan biodiversitas tertinggi di
dunia.
 Gurun
Gurun adalah bioma yang memiliki suhu yang cukup ekstrim dan
curah hujan yang sangat rendah. Kondisi gurun yang cukup ekstrim
membuatnya hanya dapat ditempati oleh beberapa jenis makhluk hidup saja.
Contohnya adalah kaktus, unta, ular, dan lain-lain.
 Taiga dan Tundra
Apakah persamaan maupun perbedaan taiga dan tundra? Taiga dan
Tundra merupakan bioma yang memiliki tipe iklim dingin. Perbedaannya
terletak pada vegetasinya atau tumbuhan yang hidup di kedua ekosistem
tersebut. Bioma taiga didominasi oleh jenis tumbuhan konifer (pohon)
sehingga dapat disebut hutan boreal. Sementara tundra didominasi oleh
lumut kerak karena terletak di kutub utara atau selatan.

 Ekosistem Air, ekosistem air sendiri dibedakan menjadi 2 macam, yaitu air
tawar dan air laut. Masing-masing ekosistem memiliki bioma dengan karakter
yang berbeda.
 Air Tawar
Air tawar merupakan perairan yang memiliki konsentrasi garam yang
rendah atau kurang dari 1%. Bioma air tawar meliputi danau, sungai, dan
rawa-rawa (wetland). Danau atau kolam merupakan perairan tawar yang
memiliki luasan tertentu. Sementara sungai adalah badan air yang mengalir
dari hulu ke hilir. Kemudian, rawa-rawa sendiri merupakan genangan air
yang mendukung kehidupan tanaman-tanaman air.
 Air Laut
Air laut mendominasi permukaan bumi hingga 75%. Sumber air yang
ada di bumi 97% berasal dari laut. Bioma air laut terdiri dari lautan dan
estuari. Lautan adalah ekosistem terbesar yang ada dengan keanekaragaman
hayati yang tinggi. Bioma estuari merupakan perairan payau yang terbentuk
akibat percampuran air laut dan air tawar.

7|P a ge
C. Homeostatis Ekosistem/ Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Keseimbangan ekosistem disebut juga
dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk dapat menahan berbagai
perubahan dalam sistem secara menyeluruh. Sistem yang dimaksud meliputi
penyimpanan zat hara, pertumbuhan dan perkembangan organisme yang ada, pelepasan
zat hara di lingkungan, reproduksi organisme dan juga meliputi sistem penguraian
jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati. Ekosistem di katakan seimbang apabila
komposisi di antara komponen-komponen penyusun ekosistem (komponen biotik dan
komponen abiotik) dalam keadaan seimbang atau berada pada porsi yang seharusnya
baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Ekosistem yang seimbang,
keberadaannya dapat bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara.
Keseimbangan ekosistem tersebut berdampak signifikan pada keselerasan serta
kesejahteraan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.
Perubahan yang terjadi pada ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya.
Ketidakseimbangan ekosistem dapat terjadi apabila salah satu komponen pada
ekosistem tersebut rusak. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan
mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan
baru. Perubahan ekosistem dapat terjadi secara alami atau dapat juga akibat aktivitas
dan tindakan manusia.
Contoh dari dampak ketidakseimbangan ekosistem dapat dijabarkan sebagai
berikut: seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang
akan terjadi? Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena
tidak ada pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada
makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena
jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya
bertambah banyak.
Berdasarkan ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga
kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I,
jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila
kondisi tersebut digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida makanan. Contoh
piramida makanan dari jaring-jaring kehidupan dapat dilihat pada Gambar 1.
Pertahanan ekosistem sangat kuat terhadap perubahan. Biasanya, batas
mekanisme homeostatis dapat dengan mudah diterobos oleh kegiatan manusia.
Misalnya, pembuangan sampah beracun yang terlalu banyak di dalam perairan sungai
sehingga melampaui batas homeostatis alami sungai yang mengakibatkan kerusakan
yang parah terhadap ekosistem sungai. Contoh lainnya adalah penebangan hutan
lindung yang melampaui batas homeostatis sehingga dapat merusak mekanisme
homeostatis ekosistem hutan.
Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain.
Seperti kalian ketahui di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi
kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk itu, kita harus arif dan bijak dengan tidak
melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan hidup

8|P a ge
kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan menjaga
kelestarian alam di sekitar kita.

D. Faktor Penyebab Terganggunya Keseimbangan Ekosistem


Selain faktor-faktor alam, keadaan yang sangat memengaruhi keseimbangan
ekosistem adalah keberadaan dan aktivitas manusia. Dengan akal dan pikirannya,
manusia akan dengan mudah mengubah suatu lingkungan. Hasilnya adalah terjadi
kerusakan dan ketidakseimbangan ekosistem. Terdapat dua faktor penting yang
menyebabkan tergangunya ekosistem. Yakni faktor alam dan faktor manusia.
1. Faktor alam, merupakan peristiwa alam yang dapat menganggu keseimbangan
ekosistem, umumnya berupa bencana alam. Peristiwa bencana alam dapat merusak
suatu ekosistem hingga memengaruhi komponen penyusun ekosistem tersebut.
Beberapa contoh bencana alam misalnya: Gempa bumi, banjir, gunung meletus
terjadinya vulkanik, tsunami, angin topan, dan tanah longsor.
2. Faktor manusia, merupakan salah satu faktor yang diakibatkan oleh ulah tangan
manusia. Aktivitas manusia dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem. Berikut ini beberapa kegiatan manusia yang mempengaruhi
keseimbangan ekosistem.
Sudah banyak peristiwa yang menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu,
beberapa diantaranya seperti :
1. Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar
dapat berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara.
Pembakaran tersebut antara lain menghasilkan gas karbon dioksida menjadi
bertambah. Hal ini mengakibatkan bumi semakin panas. Kondisi ini mengakibatkan
beberapa jenis makhluk hidup kesulitan beradaptasi. Beberapa diantaranya ada
yang mati, dan keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
2. Kegiatan Pembangunan
Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-
pohon yang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang sehingga
hewan tersebut terancam keberadaannya. Aktivitas ini sangat mengganggu
keseimbangan lingkungan. Daerah-daerah di sekitar perbukitan dapat terkena
bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
3. Pembuangan Limbah dan Sampah
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah
atau limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai
limbah industri. Plastik yang digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh
limbah rumah tangga. Pestisida jika digunakan berlebihan dapat menjadi limbah
pertanian. Asap kendaraan merupakan limbah transportasi. Adapun contoh limbah
industri berupa limbah cair dan asap. Sampah dan limbah tersebut ada yang mudah
diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan sampah tidak
dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan.

9|P a ge
4. Penggunaan Pupuk yang Berlebihan
Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap
baik dan banyak. Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu di antaranya dengan
pemupukan dan pemberantasan hama.
Untuk memberantas hama, para petani menggunakan pestisida atau insektisida.
Contoh penggunaan insektisida yang merusak ekosistem adalah penggunaannya
tidak tepat waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis insektisidanya tidak sesuai.
Penggunaan insektisida dan pestisida ini harus sesuai dengan ketentuan agar tidak
membunuh makhluk hidup yang lain, seperti burung atau hewan lainnya yang tidak
merusak tanaman.
5. Penebangan Pohon Ilegal serta Pembakaran Lahan
Penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan kerusakan pada tempat hidup
tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis tumbuhan yang menjadi
berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini terjadi karena pengambilan
secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman kembali.
Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Di dalam hutan
hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat
tinggal, dan perlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang
terus, sumber makanan untuk hewan-hewan yang hidup di pohon tersebut juga akan
berkurang atau tidak ada, karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan.
Akibatnya banyak hewan yang musnah dan menjadi langka. Selain menebang
pohon, manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan perumahan dengan
cara membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi kering
dan tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan besar banyak
yang mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini
juga dapat merusak keseimbangan ekosistem.
6. Kegiatan Mencemari Lingkungan
Mencemari lingkungan berarti menambahkan zat pencemar (polutan) pada
lingkungan sehingga lingkungan menjadi tercemar.Terdapat beberapa macam
pencemaran, seperti:
a. Pencemaran tanah, yakni masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang
masuk ke dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti
plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke
tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke
dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
b. Pencemaran air, yakni masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang
masuk ke dalam air.
c. Pencemaran udara, yakni masuknya polutan udara seperti asap kendaraan,
debu, dan jelaga.

10 | P a g e
E. Cara Menjaga Keseimbangan Ekosistem
1. Menjadi konsumen yang bijak
Langkah pertama yang harus diambil untuk pelestarian ekosistem laut dan
darat adalah dengan menjadi konsumen yang bijak. Maksud dari menjadi konsumen
yang bijak memang bisa menjadi banyak cabang dan berbagai rupa. Namun, yang
lebih spesifik disini adalah dengan mengurangi batsan untuk mengkonsumsi
minyak dari kelapa sawit atau juga bahan sejenisnya karna sangat berpengaruh
untuk ekosistem di hutan sana.
Dewasa ini sebenarnya sudah banyak bertebaran produk-produk alternatif
untuk mengganti fungsi dari minyak kelapa sawit itu. Misal saja yang paling banyak
sekarang adalah perihal minyak jagung untuk pengganti memasak. Jagung dirasa
lebih efisien dan efektif untuk membuat minyak dan untuk memasak. Dan tentunya
yang paling penting tidak merusak ekosistem hutan.
2. Melakukan tebang pilih
Penggundulan hutan makin hari makin terasa saja dampaknya. Kita bisa
dengan mudah melihat banyaknya hutan yang ditebangi secara membabi buta
bahkan dalam beberapa ekstrim lebih parah lagi, seperti pembakaran hutan
untuk pembukaan wilayah, dan biasanya memang untuk pabrik dan sejenisnya.
Tanpa disadari memang pohon merupakan kebutuhan mahluk hidup,
terutama binatang. Hal ini tentulah akan merusak habitat dan ekosistem yang
jelas akan terganggu. Untuk mensiasati itu diperlukan adanya tebang pilih
dalam menebang pohon yang ada di hutan. Misal saja pilih pohon yang dirasa
sudah tua dan akan roboh. Bukaan malah menebang asal pohon dan menebang
pohon yang muda juga.
3. Kurangi bahan bakar fosil
Saat ini masih banyak bahan bakar yang besumber dari fosil hewan ataupun
tumbuhan. Contoh kecil saja seperti batu bara dan minyak tanah. Ini jelas tidak bak
untuk ekosistem yang ada dan juga jumlahnyapun bisa dibilang terbatas. (Baca:
ekosistem rawa)
Kita tentunya bisa mensiasati ini dengan cara memakai sumber energi
alternatif. Seperti saja sinar matahari atau angin yang dapat mengganti sumber batu
bara. Hal yang lainnya yang dapat kita lakukan masih terkait hal ini adalah dengan
cara membatasi penggunaan kendaraan bermotor dan lebih memilih untuk berjalan
kaik atau naik sepeda ke tempat yang dekat.
4. Berhenti membuang sampah sembarangan
Tanpa disadari ataupun disadari, masih banyak diantara kita yang
membuang sampah sembarangan. Namun, perlu diingat jugabahwa membuang
sampah sembarangan termasuk perbuatan yang keji dan bahkan tidak
mencerminkan sifat yang selayak manusia yang merupakan mahluk paling
bermartabat. sampah yang paling berbahaya salah satunya adalah logam. bahaya
logam sangat buruk untuk kebutuhan mahluk hidup, terutama pada binatang.
Perihal buang sampah sembarangan ini bisa menimbulkan banyak perkara
negatif. Satu diantaranya pastilah merusak ekosistem yang ada dilaut. Ekosistem
yang ada diaut tidak bisa dianggap enteng dan receh. Karna, ekosistem itu masih
11 | P a g e
merupakan ekosistem yang amat dinuthkan oleh manusia. Jadi alangkah lebih
baiknya jika kita saling mengerti dan membuang sampah pada tempatnya dan
selayaknaya.
5. Menjaga kelestariannya bersama organisasi
Dewasa ini sudah banyak organisasi non pemerintah yang dapat dijadikan
patokan untuk dapat menjaga kelestarian ekosistem. Baik itu yang berada di
perairan maupun yang berada didaratan. Dari banyaknya organisasi ini kita bisa
belajar banyak dari organisasi ini.
Organisasi-organisasi yang sudah besar dan terkenal contohnya seperti
WWF dan Greenpeace, yang kontribusi untuk lingkungannya sudah tidak dapat
diragukan lagi. Selain dua organisasi diatas, juga masih ada lagi organisasi yang
baru tumbuh seperti ivory wars. Organisasi ini juga berkegiatan unutk
menayangkan tayangan mengenai orang-orang yang menjaga serta menangkap
pemburu gading gajah yang berada di Afrika dan daerah lain yang masi banyak
terdapat hutan. (Baca: cara melestarikan laut Indonesia)
6. Memberikan sanksi tegas terhadap oknum-oknum terkait
Dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan dan juga ekosistem yang
lain adalah dengan cara ini. Di perairan maupun daratan, ada saja oknum yang tidak
bertanggung jawab yang berkeinginan memperkaya dirinya sendiri serta bersifat
kapitalis. Pada ekosistem perairan, seperti pada ekosistem danau, atau laut, biasanya
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut akan menggunakan pukat
harimau atau bom peledak untuk menangkap ikan-ikan yang ada di laut.
Atau juga pada ekosistem hutan dan pada daratan kebanyakan, oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut akan melakukan pemalakn liar atau
membakar hutan dengan tujuan pembukaan lahan. Hal semacam ini tentu saja
sangat tidak dianjurkan, karna sangat berpengaruh untuk kelangsungan ekosistem
yang ada, baik itu yang di perairan maupun yang di laut dan banyak membunuh
biota laut.
Untuk dapat mengatasi itu semua, diperlukan langkah kongkrit dari
pemerintah atau juga instansi terkait. Pemerintah harus membuat peraturan yang
tegas dan memberi sangksi yang berat untuk oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab itu. Pemberian sangksi ini bertujuan agar oknum-oknum tersebut mendapat
pelajaran dan menyesal atas perbuatannya.

12 | P a g e
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
 Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan saling
keterkaitan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain.
Keterkaitan ini menghasilkan hubungan timbal balik dalam bentuk pengaruh organisme
terhadap lingkungan.
 Konsep ekosistem merupakan konsep dengan fungsi utamanya di dalam pemikiran atau
pandangan ekologi merupakan penekanan hubungan wajib, ketergantungan, dan
hubungan sebab akibat, yaitu perangkaian komponen-komponen untuk membentuk
satuan-satuan fungsional.
 Pada ekosistem terdapat dua macam komponen yakni komponen biotik dan abiotik.
Kedua komponen ini harus berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan yang teratur, sehingga dapat dikatakan ekosistem yang seimbang.
 Berdasarkan fungsinya, ekosistem terbagi menjadi dua yaitu komponen autotrof dan
komponen heterotrof.
 Terdapat dua faktor yang menyebabkan ekosistem lingkungan terganggu, yakni faktor
alam dan faktor manusia. Faktor alam berupa bencana alam, dan faktor manusia dapat
berupa pengalih fungsian lahan, pembungan limbah, dan pemakaian bahan kimia
berlebih.

Saran :
Karena makhluk hidup dan lingkungannya saling ketergantungan dan memiliki
hubungan timbal balik, sudah sepatutnya kita menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan
agar kita membutuhkan lingkungan yang sehat supaya dapat hidup dengan baik dan sehat.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
 www.academia.edu
 www.scribd.com
 http://gel.geo.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/422/2018/12/Ecology-and-
Environmental-Science-Teaching-Materials.pdf
 http://ilmuhutan.com/keseimbangan-ekosistem/
 https://www.dream.co.id/techno/pengertian-ekosistem-inilah-komponen-beserta-
macam-macam-ekosistem-200528q.html
 https://blog.ruangguru.com/macam-macam-ekosistem-di-bumi
 Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
 Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai