Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EKOLOGI

“KONSEP KESEIMBANGAN EKOSISTEM”

Dosen Pengampu :
DR.Dra.SyarifahMiftahul El Jannah T. MBiomed

Disusun Oleh:
Kelompok 2 (1D3B)
Niko Prakoso (P21345121056)
Sabilla Dewi Larasati (P21345121065)
Septia Wati (P21345121068)
Tazkia Dhea Al Fitri (P21345121073)
Vany Aprilia Hernita (P21335121073)
Yosephine Rut Sitompul (P21345121079)
Yosua Geraldi Tambunan (P21345121080)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-III SANITASI
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan tugas makalah kami ini. Shalawat
serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Ucapan terima kasih, kami ucapkan kepada :
1. Kedua orang tua kami masing-masing yang sudah memberi dukungan.
2. Ibu Dr.Dra. Syarifah Miftahul El Jannah, M.Biomed selaku Dosen mata
kuliah Ekologi Kesehatan.
3. Sumber-sumber yang bersangkutan tentang materi tugas ini.
Tugas ini berisikan tentang laporan diskusi yang kami lakukan dengan judul "
Konsep Keseimbangan Ekosistem.” Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat. mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.
Dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan kata yang kurang berkenan.

Jakarta, 15 Februari 2022

Penulis
Daftar isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 LatarBelakang....................................................................................................................4
1.2 RumusanMasalah...............................................................................................................4
1.3 TujuanPenulisan..................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Ekosistem.........................................................................................................5
2.2 Kaidah-Kaidah Ekosistem..................................................................................................5
2.3 Komponen Ekosistem, Peran dan Fungsinya....................................................................6
1. Komponen Biotik (Komponen Makhluk Hidup)...........................................................6
2. Komponen abiotik.......................................................................................................10
2.4 Homeostatis Ekosistem....................................................................................................12
2.5 Kelentingan Ekosistem (Reselience)................................................................................14
2.6 Mekanisme Terjadinya KeseimbanganEkosistem............................................................14
BAB III.......................................................................................................................................17
PENUTUP..................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................17
3.2 Saran ................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Manusia sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Adanya interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan
sebagainya. Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari
lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan
hidupnya. Makin besar jumlah kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan, maka
berarti makin besar perhatian manusia terhadap lingkungan.
Perhatian dan pengaruh manusia hidup terhadap lingkungan makin meningkat
pada zaman teknologi maju.. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk
memenuhi bahan dasar industri. Sebaliknya hasil sampingan dari industri berupa asap
dan limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup.
Komponen ekosistem yang dikenal di alam ini adalah komponen biotik dan
komponen abiotik.Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki
daya pikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Disini jelas terlihat
bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan
manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimasud denganekosistem?
2. Apa saja kaidah-kaidah ekosistem?
3. Apa saja komponen penyusun ekosistem?
4. Apa yang dimaksud dengan homeostatis dan kelentingan?
5. Bagaimana mekanisme terjadinya keseimbangan dalam ekosistem?
1.3 TujuanPenulisan
1. Menjabarkan apa saja yang termasuk komponen-komponen penyusun ekosistem.
2. Menjabarkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekosistem.
3. Mendiskripsikan bagaimana proses terjadinya keseimbangan ekosistem.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekosistem


Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen
biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu
ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling memengaruhi, contohnya saja
hubungan hewan dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan
membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki
fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka
keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.

2.2 Kaidah-Kaidah Ekosistem


1. Suatu Ekosistem diatur dan dikendalikan secarailmiah
2. Suatu Ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan
berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali, dengan
akibat menimbulkan perubahan perubahan lingkungan atau krisis lingkungan
dan tidak lagi dalam keadaanlestari.
3. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling
mempengaruhi dan bersifat timbalbalik.

4. Interaksi terjadi antara : Komponen biotis dengan komponen abiotis, Sesama


komponen biotis, Sesama komponen-komponenabiotis
5. Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk
suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan terhadapnya
dalam ukuran batas-bataskesanggupannya
6. Setiap ekosistem memiliki sifat yang khas disamping yang umum dan secara
bersama- sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap
ekosistem keseluruhannya.
7. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat,
waktu dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan di antara
ekosistem itusendirisebagai pencerminan sifat-sifat yang khas.
8. Antara satu dengan yang lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan
diri untuk memilih interaksinya pula secaratertentu.

2.3 Komponen Ekosistem, Peran dan Fungsinya


Organisme hidup dan tak hidup sulit dipisahkan satu sama lain; saling berinteraksi
untuk mencapai keseimbangan hidup. Proses interaksi ini akan menghasilkan aliran
energi dan makanan. Aliran energi dan makanan ini memungkinkan terjadinya siklus
mineral yang terjalin dalam satu sistem yang dinamakan ekosistem yang juga lazim
disebut tata lingkungan.
Ekosistem disebut juga tata lingkungan. Ekosistem terdiri dari berbagai unsur yang
membentuk tata lingkungan. Komponen ekosistem yang dikenal di alam ini
adalahkomponen biotik dan komponen abiotik.

1. Komponen Biotik (Komponen Makhluk Hidup)


Komponen biotik adalah komponen yang terdapat di dalam sebuah ekosistem dan
berupa makhluk hidup. Komponen biotik bermacam-macam jenisnya, antara lain hewan,
tumbuhan, manusia, bahkan mikro-organisme sekalipun.

Mempelajari komponen biotik sangatlah penting untuk lebih memahami konsep rantai


makanan dalam ekosistem serta lingkungan secara lebih jelas.

Setiap komponen biotik memiliki peran dan fungsi masing-masing untuk


mempertahankan suatu bentuk ekosistem. Manusia sebagai komponen biotik utama
memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan, pemusnahan, atau penyebaran
komponen biotik lain. Manusia berperan bagi kelangsungan hidup hewan atau
tumbuhan.
Komponen biotik atau makhluk hidup tinggal dalam habitatnya masing-masing. Habitat
merupakan tempat atau lingkungan yang cocok bagi makhluk hidup tertentu untuk
bertahan hidup dan berkembang biak.

Sebuah contoh komponen biotik adalah zebra, rumput dan pohon yang berada dalam
satu lingkungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Setiap makhluk hidup
memiliki peran dan fungsinya masing-masing yang disebut nisia.

Komponen biotik dibedakan menjadi empat macam makhluk hidup berdasarkan nisia
atau peran dan fungsinya. Di antaranya adalah produsen, konsumen, dekomposer dan
detrivora yang akan dijelaskan lebih lengkap berikut ini:

1. Produsen
Produsen merupakan komponen biotik atau makhluk hidup yang berada di tingkatan
teratas. Hal ini dikarenakan produsen mampu memenuhi kebutuhan dengan membuat
makanannya sendiri.

Pengertian lain dari produsen adalah organisme yang mampu menyusun zat anorganik
(tidak mengandung bahan kehidupan) menjadi organik (mengandung bahan kehidupan)
menjadi makanannya sendiri.

Produsen disebut sebagai organisme autotrof, yaitu dalam membuat makanan perlu
dibantu oleh cahaya matahari. Makhluk hidup di tingkatan teratas atau disebut produsen
ini biasanya ditempati oleh tumbuhan hijau yang memiliki klorofil. Tumbuhan hijau
dapat memenuhi kebutuhan dengan membuat makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis.

Contoh selain tumbuhan hijau yang termasuk ke dalam komponen biotik produsen,
yaitu:

 Fitoplankton, yaitu tumbuhan yang mampu membuat makanannya sendiri


dalam jumlah yang banyak sehingga menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan di
perairan air tawar maupun air laut.
 Anggota tumbuhan protista di dalam air yang bentuknya sangat kecil dan hidup
secara melayang-layang disebut juga produsen perairan.
 Alga, yaitu organisme autotrof yang dianggap tidak memiliki organ seperti
tumbuhan lainnya.
 Lumut
 Ganggang biru-hijau
 Beberapa jenis bakteri
2. Konsumen
Bertolak belakang dengan produsen, makhluk hidup dari komponen ini tidak mampu
membuat makanannya sendiri dan bergantung dengan makhluk hidup lain.

Makhluk hidup ini disebut organisme heterotrof dan biasanya merupakan golongan
hewan. Selain itu, manusia, jamur dan mikroba juga merupakan golongan konsumen
karena masih bergantung pada makhluk hidup lain dalam pemenuhan kebutuhan akan
makanan.

Konsumen terbagi menjadi tiga macam dilihat dari cara makannya, antara lain:

 Herbivora, yaitu jenis makhluk hidup yang memakan tumbuhan. Contohnya


kelinci, sapi, kambing dan lain sebagainya. Makhluk hidup jenis ini biasanya disebut
konsumen primer.
 Karnivora, yaitu jenis makhluk hidup yang memakan daging dari hewan
lainnya. Karnivora merupakan makhluk hidup pada tingkatan kedua, biasanya disebut
konsumen tingkat II. Contohnya adalah harimau, singa, buaya dan lain sebagainya.
 Omnivora, yaitu jenis makhluk hidup yang memakan segala baik tumbuhan
maupun daging. Contohnya yaitu manusia, tikus, babi, ayam dan lain sebagainya.
Makhluk hidup jenis ini disebut konsumen puncak, khususnya manusia.

Berdasarkan tingkatannya, konsumen dibagi menjadi tiga macam sebagai berikut:

 Konsumen Primer, yaitu konsumen yang memakan langsung produsen.


Konsumen primer ini adalah semua jenis herbivora dan juga omnivora. Contohnya
adalah kambing, sapi, ulat, tikus dan lain sebagainya.
 Konsumen Sekunder, yaitu konsumen yang memakan konsumen primer.
Konsumen sekunder ini adalah sebagian jenis karnivora dan juga omnivora, seperti
harimau, cheetah, ayam, katak, ular, trenggiling dan lain sebagainya.
 Konsumen Tersier, yaitu konsumen yang memakan konsumen sekunder.
Konsumen tersier terdiri dari jenis karnivora dan juga omnivora. Contohnya adalah
elang, hiu, gurita dan lain sebagainya.

Produsen dan konsumen memiliki hubungan atau ikatan yang tidak dapat terpisahkan,
keduanya saling bergantung satu sama lain. Dengan kata lain, konsumen dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup produsen itu sendiri.

Contohnya seperti siklus karbondioksida yang dikeluarkan oleh manusia dan hewan


akan dibutuhkan oleh tumbuhan. Karbondioksida tersebut digunakan untuk membantu
proses fotosintesis. Sedangkan konsumen juga membutuhkan produsen sebagai makanan
mereka.
3. Dekomposer
Dekomposer disebut juga sebagai pengurai, yaitu makhluk hidup yang mendapatkan
makanannya dari makhluk hidup lain yang sudah mati.

Dekomposer adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki fungsi tertentu
sehingga mampu menguraikan sampah atau sisa-sisa makanan dari makhluk hidup yang
sudah mati. Dekomposer juga disebut perombak, yang memungkinkan zat-zat organik
dapat terurai dan mengalami daur ulang kembali sehingga membentuk hara.

Organisme yang termasuk ke dalam dekomposer biasanya memiliki bentuk yang kecil
dan berada di dalam tanah, air atau udara. Contohnya seperti bakteri dan jamur atau
cendawan.

Meski kecil, komponen jenis dekomposer ini juga berperan penting dalam kehidupan di
bumi dan juga mendukung terbentuknya lingkungan atau ekosistem yang baik.

4. Detrivora
Detrivora juga disebut sebagai detritus adalah jenis organisme atau makhluk hidup yang
memakan partikel-partikel organik (mengandung bahan kehidupan). Komponen biotik
jenis detritus merupakan hancuran dari jaringan tumbuhan atau pun hewan yang sudah
lapuk.

Contoh makhluk hidup atau organisme yang termasuk detritus adalah:

 Siput, yaitu organisme bercangkang dan bergelung pada tahap dewasa.


 Cacing tanah, yaitu jenis hewan cacing berbentuk tabung dan memiliki tubuh
berupa segmen.
 Lipan atau disebut juga kelabang, yaitu hewan nokturnal yang memiliki
sepasang kaki di setiap ruas tubuhnya. Hewan ini termasuk hewan berbisa.
 Keluwing yang disebut juga lelue atau tetinggi, yaitu hewan beruas yang
memiliki sekitar 30 ruas dengan sepasang kaki di setiap ruasnya. Hewan ini termasuk
juga ke dalam golongan kaki seribu.
 Teripang memiliki nama lain trepang atau timun laut, yaitu hewan invertebrata
yang dapat dimakan dan hidup hampir di semua perairan, khususnya di samudera pasifik
barat dan hindia.

2. Komponen abiotik
Adalah komponen materi yang tergolong tak hidup.Termasuk komponen abiotik ini
antara lain iklim, senyawa anorganik dan senyawa organik. Iklim dalam hal ini
melibatkan suhu, kelembaban, cuaca, arah angin dan sebagainya. Komponen senyawa
anorganik antara lain karbon (C), nitrogen (N), karbondioksida (CO 2), air ( H2O) dan
sebagainya, termasuk pula di sini daur/siklus mineralnya. Senyawa organik yang
meliputi protein, lemak, hidrat carbon dan sebagainya yang dapat mengikat antara mata
rantai komponen biotik danabiotik.Komponen abiotik (komponen benda mati) misalnya
air, udara, tanah danenergi.
Peran dan Fungsi Komponen Abiotik

Komponen abiotik atau unsur benda tak hidup memiliki peranan penting dalam
membentuk dan menyeimbangkan ekosistem. Pengaruh komponen abiotik pada
ekosistem adalah peranan secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisme.

Komponen abiotik juga berkaitan erat dengan komponen biotik dalam kesuksesan suatu
ekosistem. Keduanya tidak bisa dipisahkan, sehingga jika salah satu ada yang
mengalami kendala maka dapat berakibat satu sama lain. Termasuk akan berakibat pada
organisme di dalam ekosistem.

Misalnya, komponen abiotik seperti air, udara, kelembaban, cahaya matahari, bebatuan
dan tanah tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik, maka berpengaruh pada
kelangsungan hidup tumbuhan.

Terutama adalah cahaya matahari yang diperlukan untuk proses fotosintesis. Jika tidak
cukup cahaya matahari, maka tumbuhan akan mati karena tidak mampu bertahan hidup.

Jika tidak ada tanaman atau tumbuhan maka hewan pemakan tanaman juga terancam
punah. Hal ini karena makanan yang tersedia berkurang dan berujung pada ekosistem
yang tidak seimbang.

Berbagai Jenis Komponen Abiotik

Komponen abiotik juga memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan komponen
atau unsur lain dalam sebuah ekosistem. Komponen abiotik di antaranya adalah air,
matahari, udara, bebatuan, tanah, iklim dan lain sebagainya.Berikut ini penjelasan
mengenai berbagai macam komponen abiotik, antara lain:
1. Air
Air atau disebut dihidrogen monoksida merupakan komponen vital yang paling
dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Manusia memiliki sekitar 70 persen kandungan
air di dalam tubuhnya. Fungsi air adalah sebagai pelindung dan penghantar energi dalam
tubuh makhluk hidup.

Kebutuhan air suatu organisme tidak bisa disamakan dengan organisme lain. Selain itu,
kondisi atau tempat satu dengan yang lain juga memiliki ketersediaan air yang berbeda.
Sehingga hal ini juga mempengaruhi cara hidup organisme di suatu tempat.

Misalnya di lingkungan gurun yang sedikit air, berbagai tumbuhan pun beradaptasi
dengan kondisi alam di sana. Beberapa tumbuhan seperti kaktus membentuk daun yang
tebal dan berpori-pori sempit untuk mengurangi penguapan.

2. Cahaya Matahari
Sinar matahari adalah salah satu komponen yang berperan penting untuk membantu
proses fotosintesis pada tumbuhan. Selain itu, hampir semua makhluk hidup
memerlukan cahaya ini karena mengandung vitamin yang dibutuhkan tubuh.

Cahaya matahari juga mempengaruhi kelembaban dan peningkatan suhu atau temperatur
udara yang berujung pada kondisi tekanan udara. Secara tidak langsung, semua
komponen abiotik ini saling berkaitan satu sama salin.

3. Udara dan Suhu Udara


Udara merupakan komponen abiotik dan menjad kebutuhan primer untuk sistem
pernapasan. Sedangkan karbondioksida merupakan hasil dari respirasi makhluk hidup
yang dihasilan oleh manusia dan hewan.

Karbondioksida sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membantu proses fotosintesis.


Selain itu, bumi juga dilindungi oleh lapisan udara yang disebut atmosfer.

Sedangkan suhu udara yang dimaksud adalah derajat panas suatu benda yang
ditunjukkan dengan besaran tertentu. Suhu ini dapat mempengaruhi metabolisme dalam
tubuh makhluk hidup atau komponen biotik. Beberapa makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup pada suhu tertentu.

4. Angin
Angin adalah aliran udara yang berasal dari adanya rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin berperan penting dalam mempengaruhi
suhu lingkungan dan membantu proses evaporasi atau penguapan bagi organisme.

5. Kelembaban
Kelembaban merupakan konsentrasi uap air yang ada di udara. Kelembaban secara
langsung mempengaruhi iklim dan secara tidak langsung berpengaruh pada
pertumbuhan makhluk hidup khususnya bagi tumbuhan.
6. Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca pada suatu waktu dan di suatu tempat di bumi atau
pun planet lainnya. Iklim terbentuk akibat interaksi dari berbagai komponen abiotik,
seperti suhu, air, udara, kelembaban, curah hujan, cahaya matahari dan lain-lain.

Iklim berpengaruh pada sebaran organisme di muka bumi, serta memiliki keterkaitan
erat dengan kelangsungan hidup tumbuhan dan kesuburan tanah.

Contohnya wilayah Indonesia yang memiliki iklim tropis sehingga memiliki ekosistem
dengan makhluk hidup yang beraneka ragam dan juga hutan yang lebat atau lebih
dikenal dengan sebutan hutan hujan tropis yang tidak dimiliki wilayah dengan iklim
lain.

7. Garam Mineral
Garam mineral merupakan senyawa yang terdapat di dalam tanah. Fungsinya untuk
membantu proses metabolisme dan juga pertumbuhan suatu organisme.

8. Derajat Keasaman atau pH


pH adalah ukuran tingkat asam atau basa suatu benda yang diukur dengan skala 0
sampai 4. Contohnya seperti nilai pH tanah yang sangat cocok untuk ditumbuhi tanaman
dengan pH berkisar antara 5,8 sampai 7,2. Kadra pH yang baik juga dipengaruhi oleh
pupuk, curah hujan, aktivitas akar tanaman dan juga penguraian mineral dalam tanah.

9. Bebatuan dan Tanah


Komponen yang satu ini juga memiliki peran sangat penting, yaitu berperan dalam
persebaran organisme dengan struktur fisik, pH dan kandungan mineral yang beragam di
dalamnya.

Keduanya tidak bisa terpisahkan, bebatuan tanpa tanah tidak akan bisa ditempati
makhluk hidup, begitu pun sebaliknya. Selain itu, komposisi partikel tanah
(tekstur), jenis tanah, derajat keasaman (pH), dan kandungan garam mineral (unsur hara)
juga mempengaruhi kualitas tanah.

10. Topografi
Topografi merupakan tata letak suatu tempat dilihat dari ketinggian tertentu di atas
permukaan air laut atau dilihat dari garis bujur dan garis lintang. Perbedaan pada
topografi juga dapat mempengaruhi jenis penerimaan tekanan udara, kelembaban,
cahaya matahari dan suhu udara di suatu tempat. Topografi juga dapat menggambarkan
distribusi suatu organisme atau makhluk hidup.

2.4 Homeostatis Ekosistem


Ekosistem merupakan tingkatan organisasi di alam yang lebih tinggi dari komunitas,
atau merupakan kesatuan dari komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi
hubungan keteraturan. Keteraturan ini terjadi oleh adanya arus siklus materi dan aliran
energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem itu,
dimana setiap komponen mempunyai fungsi. Keseimbangan itu tidak bersifat statis,
melainkan dapat berubah-ubah (dinamis), perubahan ini dapat terjadi secara alamiah,
maupun sebagai akibat perbuatan manusia. Keseimbangan dinamis tercapai akibat
adanya proses pengaturan diri terhadap setiap perubahan dari energi dan materi yang
masuk atau beredar dalam sistem
Dalam ekosistem terdapat suatu mekanisme keseimbangan yang dikenal dengan
istilah homeostatis (steady state), yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan
berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Homoeostatis berasal dari
kata homeo yang artinya sama, dan statis artinya berdiri (Odum, 1993). Keseimbangan
ini diatur oleh berbagai faktor yang rumit dan didalamnya termasuk mekanisme yang
mengatur penyimpanan bahan- bahan, pelepasan hara makanan, pertumbuhan
organisme, produksi, dan dekomposisi bahan organik. Meskipun suatu ekosistem
mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadap perubahan, tetapi biasanya batas
mekanisme homeostatis tersebut dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia.
Sebagai contoh sungai yang menerima limbah dan sampah yang tidak terlalu banyak,
maka sungai dapat menjernihkan kembali airnya secara alami, sehingga air sungai
dianggap tidak tercemar. Tetapi bila limbah dan sampah yang masuk itu banyak dan
terus menerus, apalagi mengandung bahan beracun, maka batas homeostasis alami
sungai akan terlampaui, sehingga mungkin saja sistem sungai tersebut tidak memiliki
lagi sistem homeostasis alami dan secara permanen airnya berubah atau rusak
samasekali.
Ekosistem memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk
dipelajari dalam mengelola dan pelestarian lingkungan. Informasi dalam hal ini dapat
dirumuskan sebagai suatu simbol atau sebagai indikator tentang sesuatu yang terjadi
atau yang ada di masa lalu, maupun di masa akan datang pada komponen ekosistem,
baik secara individu maupun secara keseluruhan pada sistem itu.
Sebagai contoh dari gejala alam yang memberikan informasi adalah :

- Fosil yang terkandung dalam tanah dan batuan, memberikan informasi tentang masa
lalu dari sistemtersebut.
- Jejak telapak kaki dan kotoran gajah, memberikan informasi keberadaan gajah di
ekosistemtersebut.
- Adanya sinar merah pada saat matahari akan terbenam memberikan informasi pada
manusia bahwa besok hari udara akan baik dancerah.
- Keberadaan organisme tertentu dalam ekosistem dapat dijadikan petunjuk, mi-
salnya adanya kunang-kunang di suatu daerah menunjukkan adanya ekosistem
tersebut padang rumput ataupun hutanmangrove.
- Warna yang beraneka ragam pada hewan, misalnya kuning belang pada hari-mau,
warna ular kuning berbintik hitam dll. Warna yang beraneka ragam mem-punyai
maksud, dan memberi informasi kepada jenisnya maupun jenis lainnya, yang dapat
menolong kedua belah pihak. Informasi tersebut ada yang maksud-nya untuk tidak
mudah terlihat oleh musuhnya, agar mudah dikenal pasangannya, memberi
peringatan harus dijauhi dan hati-hati. Warna ini juga memberikan informasi
identitas dari spesiestertentu.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang telah
banyak digali dan ditemukan informasi yang berguna bagi manusia, misalnya
dalam usaha pendeteksian menggunakan sistem radar, yang mencontoh dari sistem
navigasi kelelawar dll.

2.5 Kelentingan Ekosistem (Reselience)

Suatu sistem dalam ekosistem akan memberikan tanggapan terhadap suatu


gangguan, baik gangguan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggapan
ekosistem tersebut sesuai dengan keadaan kelentingan yang dimilikinya. Kelentingan
merupakan sifat dari suatu sistem yang memungkinkannya kembali pulih seperti
keadaan semula (stabilitas), bahkan untuk menyerap dan memanfaatkan gangguan yang
menimbulkan dinamika atau perubahan kecil.
Gangguan kecil terhadap suatu sistem dapat diserap secara berangsur-
angsur,terutama apabila tidak ada tanda-tanda akan munculnya suatu batas-batas
bahaya. Dalam suatu sistem dengan kelentingan yang besar penyerapan gangguan itu
akan mengubah stabilitas sistem ini. Sebaliknya sistem yang mempunyai kelentingan
kecil, dapat berubah menjadi sistembaru.

2.6 Mekanisme Terjadinya KeseimbanganEkosistem


4. Hubungan Produsen, Konsumen, dan Pengurai
Secara alami suatu ekosistem dalam keadaan seimbang. Keseimbangan ini
akan terganggu bila ada gangguan dari luar, seperti bencana alam atau campur
tangan manusia. Komponen penyusun ekosistem tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
saling tergantung. Suatu komponen biotik yang ada di dalam ekosistem ditunjang
oleh komponen biotik lainnya. Dalam suatu ekosistem selalu terjadi perubahan
jumlah populasi tumbuhan, herbivora, dan karnivora (komponen biotik).
Alam akan mengatur ekosistem sedemikian rupa sehingga perbandingan antara
jumlah produsen dan konsumen selalu seimbang. Keseimbangan alam (ekosistem)
akan terpelihara bila komposisi komponen-komponennya (komponen biotik
maupun komponen abiotik) dalam keadaanseimbang.
Untuk menjaga keseimbangan pada ekosistem, maka terjadi peristiwa makan
dan dimakan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan populasi suatu organisme.
Peristiwa makan dan dimakan antar makhluk hidup dalam suatu ekosistem
membentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
a. Rantai makanan
Proses makan dan dimakan terjadi dalam suatu ekosistem. Dalam suatu
ekosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan dalam suatu garis lurus yang disebut
rantai makanan. Rantai makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh
satu jenis konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh satu jenis konsumen

kedua, dan seterusnya. Konsumen yang menjadi pemakan terakhir disebut konsumen
puncak. Rantai makanan terjadi di berbagai ekosistem. Di antara rantai makanan
tersebut terdapat pengurai, karena pada akhirnya semua makhluk hidup akan mati
dan diuraikan olehpengurai.

b. Jaring-jaring makanan
Di dalam ekosistem tidak hanya ada satu rantai makanan tetapi beribu-ribu
banyaknya yang kesemuanya sama-sama menggunakan sinar matahari sebagai
sumber energi. Antara satu rantai makanan dengan rantai makanan yang lain akan
membentuk sebuah jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan, susunannya lebih
kompleks bila dibandingkan dengan rantai makanan.

c. Piramidamakanan
Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah
konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen
tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada
setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai
konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan saling
ketergantungan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain.
Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebaliknya lingungan juga membutuhkan makhluk hidup dalam
kelangsungan hidupnya.
b. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk
hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen
ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan,
hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup
yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan
gas.
c. Dari segi makanan ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Organisme Autotrof,
adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan
bahan organik yang terdapat dilingkungannya; (2) Organisme Heterotrof, adalah
organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan mendapatkan
makanannya dari makhluk hidup lain.
d. Berdasarkan terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami
dan ekosistem buatan. Selain itu, ekosistem juga dapat berubah karena beberapa
faktor yang mempengaruhinya, diantaranya : gangguan alam, tindakan manusia,
e. pestisida yang berlebihan dansebagainya

3.2 Saran :

Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat


tinggal.Olehkarena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama
disekitar tempat tinggal kita.
Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidupsendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/memahami-
keseimbangan-ekosistem.html.(diaksespada tanggal 01Februari
2021)

https://azwarali.wordpress.com/tag/ekosistem/.(diakses pada tanggal 01Februari


2022)2021
http://07diananursari.wordpress.com/2013/03/10/makalah-komponen-dan-macam-
ekosistem/.(diakses pada tanggal 01Februari 2022)
https://rimbakita.com/komponen-abiotik/#:~:text=Komponen%20abiotik%20atau
%20unsur%20benda,dalam%20membentuk%20dan%20menyeimbangkan
%20ekosistem.&text=Sedangkan%20fungsi%20utama%20komponen
%20abiotik,hidup%20di%20dalam%20sebuah%20ekosistem
https://rimbakita.com/komponen-biotik/#:~:text=Setiap%20komponen%20biotik
%20memiliki%20peran,kelangsungan%20hidup%20hewan%20atau%20tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai