DISUSUN OLEH:
Kelompok 7
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
beragam nikmat kehidupan dan tidak lupa sholawat beriring salam kita haturkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW, karena berkat dan rahmat karunia nya lah
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, guna memenuhi tugas mata kuliah
Biologi Lingkungan.
Makalah ini disusun guna memperluas ilmu pengetahuan tentang “Prinsip-Prinsip
Dasar Ekologi”. Materi yang di sajikan merupakan hasil pengamatan dari berbagai
sumber buku yang berkaitan dengan biologi lingkungan.
Penyusun tentu sangat menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna dan banyak sekali kekurangan di dalam nya. Untuk itu kepada dosen
pengampu untuk memberikan masukan nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
lagi. Penyusun juga berharap kritik dan saran bagi para pembaca . Besar harapan
penyusun dengan terselesaikan makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi
dosen, mudah mudahan isi dari makalah ini dapat diambil manfaat nya oleh semua
pihak yang membaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khusus nya Biologi Lingkungan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam
dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang
mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap
manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta
sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi
manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup,
berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri.
Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa
saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium
alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan
memanfaatkannya.
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena
perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof
lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah
ekologi, meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17
yang timbul dari natural history yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang
sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu
ekologi. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang
bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860 (Cambell, 2008).
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah
menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan.
Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop
perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan”
dan “pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang
terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan
dalam mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu
yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (Heddy, 1986).
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat
hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian
hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.
Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan
lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap
3
jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang
mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan
lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada
di tempat tersebut (Djamallrwa, 2003).
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang
ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya
ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan
upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi
alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut
Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan
fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini
menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara
(materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem
tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam
sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi
organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam
rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik
antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan
demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia
merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup)
secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di
negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana
setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi
karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah
memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru
4
dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk
yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial (Noughton, 1990).
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang yang
akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat,
lingkungan-lingkungan, organisme-organisme, atau masalah-masalah dan membuat
sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi
lingkungan (Djamal, 2003).
1. Populasi
5
a. Alelopati
b. Kompetisi
2. Komunitas
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan
mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak.
Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator
lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan
Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan
sklerofil.
6
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas.Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka
disebut hutan hujan tropik.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.Interaksi
antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan
antar komunitas.
3. Ekosistem
4. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh
makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling
kompleks dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa
kilometer, daratan sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang
berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan
lautan hingga kedalaman beberapa kilometer. Penentu penting persebaran organisme
7
dalam biosfer meliputi iklim dan faktor abiotik yaitu: suhu, air, cahaya, angin, tanah,
dan lain-lain (Soemarmoto, 1970).
1. Struktur Ekologi
Pada dasarnya struktur ekologi adalah suatu uraian tentang makhluk hidup dan
wilayah fisik, serta lingkungannya bersama-sama dan penyebaran nutrien yang
terdapat pada suatu habitat. Struktur ekologi juga memberi keterangan atau informasi
tentang kondisi lingkungannya, misalnya iklim yang akan berpengaruh terhadap
makhluk hidup di suatu wilayah (Heddy, 1986).
a. Komponen Abiotik
Secara mendasar komponen abiotik, seperti O2, CO2 dan nutrien sebagian besar
berasal dari hasil pelapukan dan pengendapan bahan-bahan organik makluk hidup
yang telah mati dan tidak aktif, bahan organik atau nutrien yang terlarut dalam
ekosistem akuatik. Semua bahan organik dan anorganik tersebut merupakan bahan
dasar yang diperlukan untuk daur nutrien (daur biogeokimiawi) dalam ekosistem.
8
membutuhkan sejumlah nutrien minimal untuk pertumbuhannya, dan pada umumnya
setiap jenis tumbuhan memerlukan sejumlah nutrien yang spesifik.
b. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah semua komponen makluk hidup yang terdapat dalam
ekosistem. Komponen biotik dalam ekosistem, dapat dikelompokan dari segi
perolehan sumber energi (jenjeng makanan) dan segi strukturnya.
Dari segi perolehan sumber energi atau jenjang makanan (trophic level) komponen
ekosistem terdiri dari :
a) Komponen autotropik adalah komponen biotik yang terdiri dari tumbuhan hijau
atau fitoplankton, yaitu organisme yang mampu mensintesis makanannya sendiri
berupa bahan organik dan bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar
matahari dan butir hijau daun.
b) Komponen hijau tropic, adalah komponen biotik yang terdiri dari hewan, yaitu
organisme yang sumber makanannya diperoleh dari bahan-bahan organik yang
dibentuk oleh komponen autotrof, menyusunnya kembali dan menguraikan
bahan-bahan organik kompleks yang telah mati kedalam senyawa anorganik
sederhana. Organisme heterotrof dapat dibedakan juga kedalam kelompok
biophage, yaitu organisme yang mengkonsumsi organisme lain; dan saprophage,
yaitu organisme pengurai bahan-bahan organik dari organisme yang telah mati.
9
dikelompokan organisme herbivora, karnivora atau parasit. Organisme herbivora
dan karnivora ini sering dinamakan pula sebagai kelompok konsumen makro.
2. Fungsi Ekologi
Biologi perilaku merupakan salah satu cabang dari ilmu ekologi. Hal ini terjadi
karena perilaku makhluk hidup, terutama hewan, berperilaku tergantung pada kondisi
lingkungannya. Perilaku satwa ini dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut.
Hewan seperti lumba-lumba dan dan kelelawar memiliki suatu kemampuan penentuan
lokasi tanpa penglihatan yang dikenal sebagai ekolokasi (ecolocation). Mekanisme ini
ditiru sebagai sonar bagi manusia. Hewan seperti ayam, sapi, anjing, dan kucing
dahulunya adalah hewan liar. Dengan proses domestikasi, hewan-hewan tersebut
10
dapat dijadikan ternak ataupun peliharaan. Kadang hewan memiliki indra yang tajam
semisal di India, gajah-gajah secara otomatis pergi ke tempat yang tinggi sesaat
sebelum tsunami terjadi. Hal ini dapat dijadikan peringatan dini oleh manusia sebelum
terjadinya bencana.
Ingatkah kita akan penggunaan DDT pada sekitar tahun 1970-1980an? Untuk
memberantas hama maka ditemukanlah suatu pestisida yang dinamakan DDT. DDT
ini sangat ampuh memberantas hama serangga secara global dalam watu yang lama.
Namun setelah bertahun-tahun digunakan, dampak ekologis mulai terasa. Setelah
penggunaan jangka panjang, maka serangga menjadi resisten dan bahkan DDT dapat
ditemukan di mana saja hingga dalam air susu manusia. Rachel Carson, seorang
penulis akhirnya membuat buku berjudul Silent Spring yang menggarisbawahi tak
terdengarnya burung-burung di musim semi. Ternyata hal ini disebabkan oleh DDT
yang merusak telur burung. Akhirnya DDT diberhentikan penggunaanya setelah
dampak ekologis menjadi global. Sebenarnya, permasalahan ini dapat dicegah apabila
ilmu ekologi dipakai dalam perencanaan suatu kegiatan yang memiliki kemungkinan
dampak lingkungan. Kini, setiap kegiatan harus memiliki studi ekologi untuk
meminimalisasi kemungkinan buruk seperti contoh di atas.
11
sumber daya semisal lahan untuk peternakan, air, dan pakan ternak sehingga
meminimalisasi kesulitan sumber pangan.
Kesuburan tanah tidak hanya terjadi begitu saja melainkan ada sangkut pautnya
dengan makhluk biologis yang terkandung di dalamnya. Sebagian besar tanaman
termasuk tanaman pertanian begantung pada interaksi antara mikroorganisme dan
tanaman itu sendiri karena tanaman mebutuhkan nitrat dan ammonium yang tidak
dapat ia sintesis sendiri.
Sampai saat ini manusia masih bergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber
energi utama mereka, namun tahukah kita sebenarnya sumber energi terbesar kita
adalah matahari. Energi matahari dikonversi oleh tanaman menjadi energi kimia
melalui proses fotosintetis. Sumber energi kimia ini sebenarnya dapat kita manfaatkan
untuk membuat bahan bakar yang dapat diperbaharui yaitu biofuel. Biofuel terdiri dari
beberapa generasi yaitu:
Generasi kedua – biofuel dari sisa produk tanaman (Molase, ampas tebu)
12
h. Membuat proses indutri yang lebih maju
Makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan mikroba ternyata sangat berguna
untuk diaplikasikan dalam proses industri. Pengeksplorasian ini tentu akan
menghasilkan organisme baru yang memiliki kemapuan khusus sesuai habitatnya. Hal
ini membuka kesempatan kita untuk memanfaatkannya di bidang industri. Selain itu
komunitas suatu organisme dapat dimanfaatkan dalam suatu proses industri.
Tanpa sadar sebenarnya ilmu ekologi membahas kegiatan manusia di bumi ini
karena manusia di bumi ini berkegiatan sebagai populasi. Populasi terus meningkat
sedangkan sumber daya alam dan area di muka bumi tak dapat ditambah. Bila
populasi manusia terlalu banyak maka kemampuan daya sangga ekosistem akan
terlampaui akibatnya akan terjadi kemunduran dalam populasi manusia bahkan
kepunahan. Oleh karena itu melalui ilmu ekologi, kita sebagai manusia harus bijak
dalam menggunakan sumber daya alam dan membatasi pertumbuhan populasi agar
daya sangga ekosistem tidak terlampaui (Wolf, 1990).
1. Hubungan dengan ilmu fisika : membahas perubahan suhu, daya serap tanah
karena pengaruh sinar matahari, proses dan pengaruh hujan terhadap kehidupan.
2. Ilmu Bumi dan Antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai
proses yang dipengaruhi peristiwa-peristiwa siang dan malam, musim kemarau
dan musim hujan, gravitasi, endapan aluvial, vulkanik, erosi dan lain-lain.
3. Ilmu Kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti dalam
unsur-unsur C, N, CO2 yang merupakan bagian penting dalam beberapa reaksi
kimia.
4. Ekologi dan ilmu ekonomi. Ekonomi juga berasal dari kata “oikos” dan “nomics”
yang berarti manajemen. Jadi ekonomi adalah manajemen tempat hidup atau
manajemen lingkungan. Sebagai sumber energy bagi ekologi adalah sinar
matahari, Sedangkan sumber “energy” bagi ekonomi adalah uang. Sebenarnya
13
ekonomi dengan ekologi mempunyai hubungan yang sesuai akan tetapi banyak
orang menganggap bahwa ekonomi dengan ekologi merupakan dua hal yang
bertentangan. Oleh karena itu, ahli ekonomi perlu mempelajari ekologi, sehingga
didalam mendapatkan keuntungan maksimal juga memperoleh kualitas
lingkungan yang maksimum.
5. Ekologi dan Ilmu Sosial Budaya. Ilmu sosial budaya sangat penting bila
komponen manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita
mempelajari peran ekosistem dalam kehidupan manusia. Lingkungan sosial
budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi kesinambungan pembangunan
berkelanjutan. Sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup
di dalam kondisi sosial-budaya dan ekonomi tertentu. Dalam pembangunan faktor
ekonomi mendapat perhatian yang seperlunya, karena semua orang sadar bahwa
pembangunan tak akan dapat berkelanjutan, apabila ekonomi tidak
mendukungnya. Akan tetapi faktor sosial-budaya sering diabaikan. Namun sejarah
menunjukkan, faktor sosial-budaya telah menyebabkan tak berkelanjutannya
pembangunan dibanyak negara. Misalnya, pembangunan oleh Shah Iran tidak
berkelanjutan, karena faktor sosial budaya tidak dapat mendukungnya.
6. Ekologi, Ekosistem dan Ekosfer. Pengertian yang lebih luas, ekologi adalah ilmu
yang mempelajari biosfer dan komponen-komponennya. Biosfer adalah lapisan
semu yang membalut bumi yang mencakup bagian bumi yang disebut hidrosfer
(perairan), litosfer (daratan), dan atmosfer (udara). Seperti diketahui, lingkungan
fisik biasa disebut lingkungan abiotik dan organisme lain yang berhubungan
langsung maupun tak langsung disebut lingkungan biotik. Jadi, lingkungan abiotik
mencakup segala sesuatu yang tak hidup dalam lingkungan organisme, seperti
tanah, air, cahaya matahari, cuaca dan sebagainya. sedangkan lingkungan biotik
adalah segala makhluk hidup di sekitar dan di dalam tubuh organisme. Istilah lain
adalah populasi. Populasi adalah kumpulan atau sekelompok individu-individu
sejenis (yang spesiesnya sama) dengan habitat yang sama. Komunitas juga
berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sehingga terbentuk sebuah sistem yang
khas, dan inilah yang disebut dengan ekosistem. Jadi, sebuah ekosistem bukan
hanya mempelajari interaksi organisme dengan lingkungan biotiknya dalam
sebuah komunitas, tetapi juga hubungan timbal balik dengan lingkungan
abiotiknya seperti suhu, cahaya, dan faktor-faktor tanah yang berpengaruh
14
terhadap keberadaan organisme. Istilah lain adalah ekosfer. Istilah ini meliputi
biosfer dan interaksinya dengan atmosfer, hidrosfer dan litosfer.
Jadi semua ilmu yang kita pelajari sangat berkaitan erat dengan ilmu ekologi.
Ilmu ekologi dan ilmu lainnya sangat mempunyai hubungan yang sangat erat dan
tidak dapat dipisah satu dengan lainnya karena mereka dapat melengkapi satu dengan
lainnya supaya terciptanya keselarasan dan keseimbangan diantara ilmu-ilmu tesebut.
Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan
yang lain. Yaitu:
1. Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.
3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber alam.
15
8. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan
kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
11. Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.
12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat atau sifat bergantung kepada kepentingan
relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu.
14. Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah
populasi itu sebelumnya (Sukarsono, 2009).
16
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu
biologi murni dapat dibagi dua, yaitu pembagian berdasarkan “lapisan vertikal” dan
pembagian berdasarkan “taksonomi”. Makhluk hidup atau organisme memiliki
tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling sederhana ke tingkat organisasi
yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi adalah protoplasma, sel,
jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi, komunitas, dan ekosistem. Ekologi
masak ini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan
berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya,
dan berdasarkan taksonomi.Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk
kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung pada organisme lain
dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Ekologi memiliki 14 asas
yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satu dengan asas yang lain.
3.2 Saran
Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk
kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung padaorganisme lain
dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Mc. Noughton, S.J., Larry L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
University.
Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. UGM Press: Jogjakarta.
19