Anda di halaman 1dari 22

BIOLOGI LINGKUNGAN

PRINSIP-PRINSIP DASAR EKOLOGI

DISUSUN OLEH:

Kelompok 7

1. Regita Rinjani Putri (1910207002)

2. Nanda Sabila (1910207007)

Dosen Pengampu: Anggun Wicaksono,S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
beragam nikmat kehidupan dan tidak lupa sholawat beriring salam kita haturkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW, karena berkat dan rahmat karunia nya lah
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, guna memenuhi tugas mata kuliah
Biologi Lingkungan.
Makalah ini disusun guna memperluas ilmu pengetahuan tentang “Prinsip-Prinsip
Dasar Ekologi”. Materi yang di sajikan merupakan hasil pengamatan dari berbagai
sumber buku yang berkaitan dengan biologi lingkungan.
Penyusun tentu sangat menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna dan banyak sekali kekurangan di dalam nya. Untuk itu kepada dosen
pengampu untuk memberikan masukan nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
lagi. Penyusun juga berharap kritik dan saran bagi para pembaca . Besar harapan
penyusun dengan terselesaikan makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi
dosen, mudah mudahan isi dari makalah ini dapat diambil manfaat nya oleh semua
pihak yang membaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khusus nya Biologi Lingkungan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, 20 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.................................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3


2.1 Sejarah Ekologi .................................................................................................... 3
2.2 Pengertian Ekologi ............................................................................................... 3
2.3 Ruang Lingkup Ekologi ....................................................................................... 5
2.4 Struktur Dan Fungsi Ekologi ............................................................................... 8
2.5 Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lainnya ......................................................... 13
2.6 Asas-Asas Ekologi ............................................................................................. 15

BAB II PENUTUP ....................................................................................................... 17


3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam
dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang
mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap
manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta
sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi
manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup,
berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri.
Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa
saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium
alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan
memanfaatkannya.

Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal


lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk
dunia yang berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah
lingkungan. Dengan merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan yang
mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan keuntungan jangka pendek
guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang semakin hari semakin banyak,
telah menyebabkan peranan ekologi semakin menonjol.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah dari ekologi dan apa pengertian dari ekologi ?

2. Apa saja ruang lingkup dari ekologi?

3. Apa saja struktur dan fungsi dari ekologi ?

4. Apakah hubungan ekologi dengan ilmu lainnya ?

5. Apakah asas-asas ekologi?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah dan pengertian ekologi.

2. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian ekologi.

3. Untuk mengetahui struktur dan fungsi ekologi.

4. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lainnya.

5. Untuk mengetahui asas-asas ekologi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Ekologi

Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena
perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof
lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah
ekologi, meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17
yang timbul dari natural history yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang
sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu
ekologi. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang
bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860 (Cambell, 2008).

Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah
menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan.
Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop
perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan”
dan “pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.

Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang
terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan
dalam mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu
yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (Heddy, 1986).

2.2 Pengertian Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat
hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian
hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.
Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan
lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap

3
jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang
mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan
lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada
di tempat tersebut (Djamallrwa, 2003).

Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang
ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya
ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan
upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi
alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut
Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan
fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini
menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara
(materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem
tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam
sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi
organisme di alam.

Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam
rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik
antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan
demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia
merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup)
secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di
negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana
setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi
karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah
memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru

4
dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk
yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial (Noughton, 1990).

Ekologi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies.


Sejarah-sejarah hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap
lingkungan biasanya mendapatkan penekanan. Pembahasan melaiputi aspek
siklus hidup,adaptasi,sifat parasitik,non-parasitik,dan lain-lain.

2. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme


yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam
suatu daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis
pohon terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila
studi itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh,
pendekatannya bersifat sinekologi.

Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang yang
akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat,
lingkungan-lingkungan, organisme-organisme, atau masalah-masalah dan membuat
sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi
lingkungan (Djamal, 2003).

2.3 Ruang Lingkup Ekologi

Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.

1. Populasi

Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan


genetik,dan berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara
umum, apabila kita bicara populasi,maka yang kita maksudkan adalah
anggota-anggota dari spesies yang sama,yang satu sama lain berdekatan. Antara
populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah
sebagai berikut.

5
a. Alelopati

Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat


yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon
walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan
zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

b. Kompetisi

Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang


sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

2. Komunitas

Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat


dan waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita
dapat menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di
dalam suatu ekosistem ,atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada
komunitas burung, atau komunitas tanaman dan sebagainya.

Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan
mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak.
Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :

a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator
lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan
Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan
sklerofil.

b. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur,


komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dan lain-lain.

6
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas.Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka
disebut hutan hujan tropik.

Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang


secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :

a. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di


sungai, di parit atau di kolam.

b. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di


hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.

Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.Interaksi
antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan
antar komunitas.

3. Ekosistem

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi


organisme hidup dengan lingkungan mereka. Setiap ekosistem memiliki enam
komponen yaitu produsen, makrokonsumen, mikrokonsumen, bahan anorganik, bahan
organik, dan kisaran iklim. Perbedaan antar ekosistem hanya pada unsur-unsur
penyusun masing-masing komponen tersebut. Masing-masing komponen ekosistem
mempunyai peranan dan mereka saling terkait dalam melaksanakan proses-proses
dalam ekosistem. Proses-proses dalam ekosistem meliputi aliran energi, rantai
makanan, pola keanekaragaman, siklus materi, perkembangan, dan pengendalian.

4. Biosfer

Biosfer adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh
makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling
kompleks dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa
kilometer, daratan sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang
berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan
lautan hingga kedalaman beberapa kilometer. Penentu penting persebaran organisme

7
dalam biosfer meliputi iklim dan faktor abiotik yaitu: suhu, air, cahaya, angin, tanah,
dan lain-lain (Soemarmoto, 1970).

2.4 Struktur Dan Fungsi Ekologi

1. Struktur Ekologi

Pada dasarnya struktur ekologi adalah suatu uraian tentang makhluk hidup dan
wilayah fisik, serta lingkungannya bersama-sama dan penyebaran nutrien yang
terdapat pada suatu habitat. Struktur ekologi juga memberi keterangan atau informasi
tentang kondisi lingkungannya, misalnya iklim yang akan berpengaruh terhadap
makhluk hidup di suatu wilayah (Heddy, 1986).

a. Komponen Abiotik

Hubungan ekologis antarkomponen ekosistem dalam suatu sistem ekologi pada


umumnya diperlihatkan dalam bentuk reaksi sifat-sifat fisiko-kimiawi, lingkungan
sebagai hasil interaksi antarkomponen ekosistem. Komponen abiotik suatu ekosistem
adalah semua unsur-unsur dasar dari habitat dan lingkungannya, yang mencakup
tanah, air, udara, seperti oksigen dan karbondioksida, nitrat dan fosfat, serta senyawa
organik dan anorganik. Persenyawaan tersebut terdapat sebagai hasil proses
metabolisme atau proses dekomposisi makhluk hidup yang telah mati. Dalam
komponen abiotik termasuk pula faktor lingkungan fisik lain, yaitu radiasi sinar
matahari atau iklim, seperti suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, dan angin.
Energi radiasi sinar matahari merupakan energi yang terbanyak yang diterima oleh
tumbuhan-tumbuhan untuk proses fotosintesis.

Secara mendasar komponen abiotik, seperti O2, CO2 dan nutrien sebagian besar
berasal dari hasil pelapukan dan pengendapan bahan-bahan organik makluk hidup
yang telah mati dan tidak aktif, bahan organik atau nutrien yang terlarut dalam
ekosistem akuatik. Semua bahan organik dan anorganik tersebut merupakan bahan
dasar yang diperlukan untuk daur nutrien (daur biogeokimiawi) dalam ekosistem.

Untuk tumbuh-tumbuhan diperlukan sejumlah unsur esensial yang menjadi


nutrien utama. Tidak semua unsur tersebut diperlukan oleh setiap jenis tumbuhan
dalam kuantitas atau perbandingan yang sama, tetapi semua tumbuh-tumbuhan akan

8
membutuhkan sejumlah nutrien minimal untuk pertumbuhannya, dan pada umumnya
setiap jenis tumbuhan memerlukan sejumlah nutrien yang spesifik.

b. Komponen Biotik

Komponen biotik adalah semua komponen makluk hidup yang terdapat dalam
ekosistem. Komponen biotik dalam ekosistem, dapat dikelompokan dari segi
perolehan sumber energi (jenjeng makanan) dan segi strukturnya.

Dari segi perolehan sumber energi atau jenjang makanan (trophic level) komponen
ekosistem terdiri dari :

a) Komponen autotropik adalah komponen biotik yang terdiri dari tumbuhan hijau
atau fitoplankton, yaitu organisme yang mampu mensintesis makanannya sendiri
berupa bahan organik dan bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar
matahari dan butir hijau daun.

b) Komponen hijau tropic, adalah komponen biotik yang terdiri dari hewan, yaitu
organisme yang sumber makanannya diperoleh dari bahan-bahan organik yang
dibentuk oleh komponen autotrof, menyusunnya kembali dan menguraikan
bahan-bahan organik kompleks yang telah mati kedalam senyawa anorganik
sederhana. Organisme heterotrof dapat dibedakan juga kedalam kelompok
biophage, yaitu organisme yang mengkonsumsi organisme lain; dan saprophage,
yaitu organisme pengurai bahan-bahan organik dari organisme yang telah mati.

Segi struktur atau penyusun ekologi terdiri dari 2 komponen, yaitu :

a) Komponen abiotik, meliputi: 1) senyawa anorganik, misalnya oksigen atau


nitrogen, 2) senyawa organik, misalnya karbohidrat, protein atau enzim; 3)
habitat dan lingkungan, misalnya tanah atau udara atmosfer;

b) Komponen biotik meliputi :1) produsen, misalnya tumbuhan hijau atau


fitiplankton, 2) konsumen, misalnya hewan atau manusia; biasanya makluk hidup
yang tidak mampu menghasilkan makanannya sendiri sebagai sumber energi
untuk kehidupannya. Berdasarkan sumber makanan yang dikonsumsi dapat

9
dikelompokan organisme herbivora, karnivora atau parasit. Organisme herbivora
dan karnivora ini sering dinamakan pula sebagai kelompok konsumen makro.

c) Pengurai atau dekomposer. Kelompok biota ini sebenarnya termasuk golongan


konsumen juga, tetepi sebagai sumber makanan untuk energi yang diperlukan
diperoleh dari makluk hidup yang telah mati dan mengalami dekomposisi,
misalnyabakteri atau jamur. Kelompok biota tersebut dinamakan pula dengan
konsumen mikro atau sapotroph (Odum, 1996).

2. Fungsi Ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi organisme dengan organisme


lain dan organisme dengan lingkungannya. Manusia sebagai suatu organisme pun
merupakan salah satu subjek dari ilmu ekologi. Melalui ekologi kita dapat mengenal
lebih jauh makhluk apa saja yang terdapat di bumi ini dari pegunungan yang tinggi
hingga dasar samudera yang dalam. Selain itu melalui ilmu ini kita dapat mengetahui
bagaimana peran manusia di muka bumi (Rahardjanto, 2001).

Berikut adalah beberapa fungsi ekologi:

a. Mengenal lebih banyak keanekaragaman hayati

Makhluk hidup tersebar dari dasar samudera terdalam hingga pegunungan


tertinggi. Tentu saja, keanekaragaman hayati ini harus dieksplorasi oleh manusia.
Selain untuk menginventarisasi jenis-jenis makhluk hidup tersebut dan memperkaya
pengetahuan manusia akan spesies makhluk hidup, cara hidup makhluk hidup dan
lingkungannya teresebut dapat dipelajari untuk kemudian dapat dimanfaatkan
manusia.

b. Mengenal lebih jauh makhluk hidup

Biologi perilaku merupakan salah satu cabang dari ilmu ekologi. Hal ini terjadi
karena perilaku makhluk hidup, terutama hewan, berperilaku tergantung pada kondisi
lingkungannya. Perilaku satwa ini dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut.
Hewan seperti lumba-lumba dan dan kelelawar memiliki suatu kemampuan penentuan
lokasi tanpa penglihatan yang dikenal sebagai ekolokasi (ecolocation). Mekanisme ini
ditiru sebagai sonar bagi manusia. Hewan seperti ayam, sapi, anjing, dan kucing
dahulunya adalah hewan liar. Dengan proses domestikasi, hewan-hewan tersebut

10
dapat dijadikan ternak ataupun peliharaan. Kadang hewan memiliki indra yang tajam
semisal di India, gajah-gajah secara otomatis pergi ke tempat yang tinggi sesaat
sebelum tsunami terjadi. Hal ini dapat dijadikan peringatan dini oleh manusia sebelum
terjadinya bencana.

c. Membantu mengetahui dampak terhadap lingkungan

Ingatkah kita akan penggunaan DDT pada sekitar tahun 1970-1980an? Untuk
memberantas hama maka ditemukanlah suatu pestisida yang dinamakan DDT. DDT
ini sangat ampuh memberantas hama serangga secara global dalam watu yang lama.
Namun setelah bertahun-tahun digunakan, dampak ekologis mulai terasa. Setelah
penggunaan jangka panjang, maka serangga menjadi resisten dan bahkan DDT dapat
ditemukan di mana saja hingga dalam air susu manusia. Rachel Carson, seorang
penulis akhirnya membuat buku berjudul Silent Spring yang menggarisbawahi tak
terdengarnya burung-burung di musim semi. Ternyata hal ini disebabkan oleh DDT
yang merusak telur burung. Akhirnya DDT diberhentikan penggunaanya setelah
dampak ekologis menjadi global. Sebenarnya, permasalahan ini dapat dicegah apabila
ilmu ekologi dipakai dalam perencanaan suatu kegiatan yang memiliki kemungkinan
dampak lingkungan. Kini, setiap kegiatan harus memiliki studi ekologi untuk
meminimalisasi kemungkinan buruk seperti contoh di atas.

d. Membantu memecahkan masalah pangan

Manusia sebagai makhluk omnivora merupakan tingkatan tertinggi dalam


jaring-jaring makanan. Seperti yang kita ketahui bahwa seluruh materi di muka bumi
ini ada dalam satu siklus. Dalam ilmu ekologi dijelaskan bahwa makanan yang kita
konsumsi merupakan untaian materi dari makhluk hidup lain mulai dari produsen,
konsumen primer, hingga konsumen sekunder atau tersier. Semakin tinggi tingkatan
tropik maka akan semakin sedikit energi yang diserap. Artinya semakin banyak
jumlah makhluk hidup dalam tingkatan tropik di bawahnya untuk memenuhi
kebutuhan makhuk hidup dengan tingkat tropik atas. Dengan demikian, manusia yang
vegetarian akan memerlukan lebih sedikit sumber daya alam dibandingkan dengan
manusia yang non-vegetarian. Hal ini karena vegetarian memerlukan lebih sedikit

11
sumber daya semisal lahan untuk peternakan, air, dan pakan ternak sehingga
meminimalisasi kesulitan sumber pangan.

e. Membantu memecahkan masalah pertanian

Kesuburan tanah tidak hanya terjadi begitu saja melainkan ada sangkut pautnya
dengan makhluk biologis yang terkandung di dalamnya. Sebagian besar tanaman
termasuk tanaman pertanian begantung pada interaksi antara mikroorganisme dan
tanaman itu sendiri karena tanaman mebutuhkan nitrat dan ammonium yang tidak
dapat ia sintesis sendiri.

f. Membantu memecahkan masalah energi

Sampai saat ini manusia masih bergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber
energi utama mereka, namun tahukah kita sebenarnya sumber energi terbesar kita
adalah matahari. Energi matahari dikonversi oleh tanaman menjadi energi kimia
melalui proses fotosintetis. Sumber energi kimia ini sebenarnya dapat kita manfaatkan
untuk membuat bahan bakar yang dapat diperbaharui yaitu biofuel. Biofuel terdiri dari
beberapa generasi yaitu:

Generasi pertama – biofuel dari tanaman konsumsi (Jagung, jarak)

Generasi kedua – biofuel dari sisa produk tanaman (Molase, ampas tebu)

Generasi ketiga – biofuel dari alga

Ilmu ekologi di sini sangat berperan penting. Selain mempelajari bagaimana


komunitas mikroorganisme memproses bahan baku menjadi biofuel (aplikasi di
industri), ekologi juga menawarkan pengetahuan tentang bagaimana memanfaatkan
produk tersebut agar terjadi keseimbangan atas kebutuhan manusia akan energi dan
materi konsumsi dengan kelestarian alam.

g. Membantu memecahkan masalah kesehatan

Banyak masalah kesehatan yang merupakan penyakit menular berasal dari


interaksi antara manusia dengan hewan. Hal ini tentu saja dapat dihindari atau diatasi
bila kita mengetahui konsep ilmu ekologi tentang bagaimana makhluk idup
berinterkasi dengan lingkungannya. Berikut adapah contoh manfaat ekologi dalam
bidang kesehatan.

12
h. Membuat proses indutri yang lebih maju

Makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan mikroba ternyata sangat berguna
untuk diaplikasikan dalam proses industri. Pengeksplorasian ini tentu akan
menghasilkan organisme baru yang memiliki kemapuan khusus sesuai habitatnya. Hal
ini membuka kesempatan kita untuk memanfaatkannya di bidang industri. Selain itu
komunitas suatu organisme dapat dimanfaatkan dalam suatu proses industri.

i. Mengenal kesetimbangan dalam kehidupan

Tanpa sadar sebenarnya ilmu ekologi membahas kegiatan manusia di bumi ini
karena manusia di bumi ini berkegiatan sebagai populasi. Populasi terus meningkat
sedangkan sumber daya alam dan area di muka bumi tak dapat ditambah. Bila
populasi manusia terlalu banyak maka kemampuan daya sangga ekosistem akan
terlampaui akibatnya akan terjadi kemunduran dalam populasi manusia bahkan
kepunahan. Oleh karena itu melalui ilmu ekologi, kita sebagai manusia harus bijak
dalam menggunakan sumber daya alam dan membatasi pertumbuhan populasi agar
daya sangga ekosistem tidak terlampaui (Wolf, 1990).

2.5 Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lainnya

1. Hubungan dengan ilmu fisika : membahas perubahan suhu, daya serap tanah
karena pengaruh sinar matahari, proses dan pengaruh hujan terhadap kehidupan.

2. Ilmu Bumi dan Antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai
proses yang dipengaruhi peristiwa-peristiwa siang dan malam, musim kemarau
dan musim hujan, gravitasi, endapan aluvial, vulkanik, erosi dan lain-lain.

3. Ilmu Kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti dalam
unsur-unsur C, N, CO2 yang merupakan bagian penting dalam beberapa reaksi
kimia.

4. Ekologi dan ilmu ekonomi. Ekonomi juga berasal dari kata “oikos” dan “nomics”
yang berarti manajemen. Jadi ekonomi adalah manajemen tempat hidup atau
manajemen lingkungan. Sebagai sumber energy bagi ekologi adalah sinar
matahari, Sedangkan sumber “energy” bagi ekonomi adalah uang. Sebenarnya

13
ekonomi dengan ekologi mempunyai hubungan yang sesuai akan tetapi banyak
orang menganggap bahwa ekonomi dengan ekologi merupakan dua hal yang
bertentangan. Oleh karena itu, ahli ekonomi perlu mempelajari ekologi, sehingga
didalam mendapatkan keuntungan maksimal juga memperoleh kualitas
lingkungan yang maksimum.

5. Ekologi dan Ilmu Sosial Budaya. Ilmu sosial budaya sangat penting bila
komponen manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita
mempelajari peran ekosistem dalam kehidupan manusia. Lingkungan sosial
budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi kesinambungan pembangunan
berkelanjutan. Sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup
di dalam kondisi sosial-budaya dan ekonomi tertentu. Dalam pembangunan faktor
ekonomi mendapat perhatian yang seperlunya, karena semua orang sadar bahwa
pembangunan tak akan dapat berkelanjutan, apabila ekonomi tidak
mendukungnya. Akan tetapi faktor sosial-budaya sering diabaikan. Namun sejarah
menunjukkan, faktor sosial-budaya telah menyebabkan tak berkelanjutannya
pembangunan dibanyak negara. Misalnya, pembangunan oleh Shah Iran tidak
berkelanjutan, karena faktor sosial budaya tidak dapat mendukungnya.

6. Ekologi, Ekosistem dan Ekosfer. Pengertian yang lebih luas, ekologi adalah ilmu
yang mempelajari biosfer dan komponen-komponennya. Biosfer adalah lapisan
semu yang membalut bumi yang mencakup bagian bumi yang disebut hidrosfer
(perairan), litosfer (daratan), dan atmosfer (udara). Seperti diketahui, lingkungan
fisik biasa disebut lingkungan abiotik dan organisme lain yang berhubungan
langsung maupun tak langsung disebut lingkungan biotik. Jadi, lingkungan abiotik
mencakup segala sesuatu yang tak hidup dalam lingkungan organisme, seperti
tanah, air, cahaya matahari, cuaca dan sebagainya. sedangkan lingkungan biotik
adalah segala makhluk hidup di sekitar dan di dalam tubuh organisme. Istilah lain
adalah populasi. Populasi adalah kumpulan atau sekelompok individu-individu
sejenis (yang spesiesnya sama) dengan habitat yang sama. Komunitas juga
berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sehingga terbentuk sebuah sistem yang
khas, dan inilah yang disebut dengan ekosistem. Jadi, sebuah ekosistem bukan
hanya mempelajari interaksi organisme dengan lingkungan biotiknya dalam
sebuah komunitas, tetapi juga hubungan timbal balik dengan lingkungan
abiotiknya seperti suhu, cahaya, dan faktor-faktor tanah yang berpengaruh

14
terhadap keberadaan organisme. Istilah lain adalah ekosfer. Istilah ini meliputi
biosfer dan interaksinya dengan atmosfer, hidrosfer dan litosfer.

Jadi semua ilmu yang kita pelajari sangat berkaitan erat dengan ilmu ekologi.
Ilmu ekologi dan ilmu lainnya sangat mempunyai hubungan yang sangat erat dan
tidak dapat dipisah satu dengan lainnya karena mereka dapat melengkapi satu dengan
lainnya supaya terciptanya keselarasan dan keseimbangan diantara ilmu-ilmu tesebut.

2.6 Asas-Asas Ekologi

Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk


menganalisis lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan
produksi makanan, penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan
hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain
sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia
sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.

Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan
yang lain. Yaitu:

1. Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.

2. Semua proses pengubahan energi tidak cermat.

3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber alam.

4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.

5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang


penggunaan sumber alam tersebut.

6. Keturunan (genotif) dengandaya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai pada


generasi berikutnya.

7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.

15
8. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan
kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.

9. Keanekaragaman sebanding dengan biomassa atau produktivitas.

10. Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.

11. Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.

12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat atau sifat bergantung kepada kepentingan
relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu.

13. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku


dalam ekosistem mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi lebih
jauh lagi.

14. Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah
populasi itu sebelumnya (Sukarsono, 2009).

16
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu
biologi murni dapat dibagi dua, yaitu pembagian berdasarkan “lapisan vertikal” dan
pembagian berdasarkan “taksonomi”. Makhluk hidup atau organisme memiliki
tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling sederhana ke tingkat organisasi
yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi adalah protoplasma, sel,
jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi, komunitas, dan ekosistem. Ekologi
masak ini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan
berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya,
dan berdasarkan taksonomi.Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk
kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung pada organisme lain
dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Ekologi memiliki 14 asas
yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satu dengan asas yang lain.

3.2 Saran

Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk
kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung padaorganisme lain
dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Djamalirwa, Zoer’aini. 2003. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem


Komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.

Heddy, Suwasono, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali.

Mc. Noughton, S.J., Larry L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
University.

Soemarmoto, Otto. 1972. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta :


Djambatan.

Cambell,2008, Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Sukarsono, 2009, Ekologi Hewan. Malang: UMM Press.

Djamal Irwan, Zoer’aini. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem


Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara. 2003 Cetakan ke-3.

Heddy, Suwasono, dkk. Pengantar Ekologi. Jakarta: Rajawali, 1986.

P. Odum, Eugene. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada University. 1996


Cetakan ke-3.

Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Umm Press: Malang.

Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. UGM Press: Jogjakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai