Anda di halaman 1dari 30

EKOLOGI DAN EKOSISTEM

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Dalam Mata

Kuliah Pendidikan Lingkungan

Dosen Pengampu : Okta Dwi Kartikaratu, M.Pd

Disusun Oleh kelompok 6:

Shely Venia Sary (1911060203)

Sherly Qhotifah (1911060206)

Suherni (1911060216)

Jur/Kelas/Semester: Pendidikan Lingkungan/C/2

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpah dan rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam.

Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin, tidak sedikit


hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
kerjasama kelompok, sehingga kendala – kendala yang penulis hadapi teratasi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Bandar Lampung, 6 april 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar.......................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ekologi...............................................................................3
B. Pembagian ekologi..............................................................................5
C. Ruang lingkup ekologi........................................................................6
D. Pengertian ekosistem...........................................................................7
E. Ruang lingkup ekosistem....................................................................8
F. Kerusakan...........................................................................................17
G. Pengendalian.......................................................................................20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, terjadinya ketidakseimbangan ekologi


seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Keadaan ini
makin diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfataan sumber-sumber
alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat pertumbuhan penduduk
yang cepat.

Perhatian dan pengaruh manusia hidup terhadap lingkungan makin


meningkat pada zaman teknologi maju. Masa ini manusia mengubah
lingkungan hidup alami menjadi lingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber
daya alam makin meningkat untuk memenuhi bahan dasar industri. Sebaliknya
hasil sampingan dari industri berupa asap dan limbah mulai menurunkan
kualitas lingkungan hidup.

Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya


pikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Disini jelas
terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif.
Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah
ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari ekologi dan ekosistem ?
2. Apa saja ruang lingkup ekologi dan ekosistem ?
3. Bagiamana kerusakan dan penanggulangan ekologi dan ekosistem ?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian dari ekologi dan ekosistem ?
2. Mengetahui ruang lingkup ekologi dan ekosistem ?
3. Mengetahui kerusakan dan penanggulangan ekologi dan ekosistem ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau
tempat hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah
pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara
organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa ekologi
adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana
kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.

Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari


apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan.
Tetapi biasanya ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-
organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau
ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan
lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-
golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air
adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan
ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa
manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi
mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem
atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini
menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur
hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan
sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi
dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana
fungsi organisme di alam.

Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup


dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di
sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada
manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam
kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan
adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968
sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai
memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena
efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah
memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan
disiplin baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi
serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.1
Faktor utama terjadinya ekologi diakibatkan pemakaian besar-besaran
produk-produk teknologi moderen. Kehebatan teknologi mendorong manusia
agar selalu menang dalam kepentingan diri sendiri. Namun penggunaan
teknologi juga sanggatlah tergantung pada niat manusia itu sendiri, sebab di
samping sangat menguntungkan dan mempermudah kegiatan, teknologi juga
dapat mengakibatkan malapetaka bagi manusia dan lingkungan bila digunakan
untuk maksud yang tidak tepat.
Faktor yang terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya
populasi manusia. Dengan tingkat pertambahan penduduk yang tinggi,
kebutuhan akan bahan pangan, bahan bakar, pemukiman dan kebutuhan dasar
yang lainnya juga meningkat. Pada gilirannnya juga akan meningkat limbah
dosmetik dan limbah industri sehingga mengakibatkan perubahan besar pada
kualitas lingkungan hidup. Permasalahan ini diperparah dengan ketergantungan

1
Sofyan Anwar Mufid, Islam dan Ekologi Manusia, Bandung, Nuansa, 2010, hlm.7
manusia terhadap penggunaan energi dan bahan baku yang tidak dapat
diperbaharui. Kondisi ini terutama terjadi di negara yang sedang berkembang di
mana tingkat ekonomi dan penguasaan teknologinya masih rendah.2

B. Pembagian Ekologi
Ekologi masa kini menjadi sangat luas cakupannya, namun dapat
digolongkan menurut bebagai pedekatan, yakni :
a. Pembagian menurut bidang kajian.
Autekologi, yaitu ekologi yang beinteraksi dengan
lingkungannya. Biasanya ditekankan diantaranya pada aspek siklus hidup,
adaptasi tehadap lingkungan, sifat parasitis atau non-parasitis. Sebagai
contoh seseorang hanya mengkaji seluk beluk ekologi orang utan (Pongo
pygmeaus) dialam asli.
Sinekologi, yaitu ekologi yang mengkaji berbagai kelompok
individu sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu
daerah tetentu. Dalam hal ini kita temukan istilah seperti: ekologi spesies,
ekologi populasi, dan ekologi komunitas.

b. Pembagian menurut habitat


Beberapa ahli ekologi membuat kajian ekologi menurut habitat
atau tempat makhluk hidup tinggaldan beraktifitas. Bedasarkan hal ini kita
mengenal istilah:
1) Ekologi perairan, dapat dibedakan :
- Ekologi perairan tawar
- Ekologi estuarian
- Ekologi laut
2) Ekologi darat atau terrestrial, dapat dikhususkan lagi :
- Ekologi padang rumput
- Ekologi hutan
- Ekologi pekarangan
2
Philip kristanto, Ekologi Industri, Yogyakarta, Cv Andi Offset, 2013, hlm 03

5
c. Pembagian menurut taksonomi
Pembagian ekologi sesuai dengan sistematika makhluk hidup,
misalnya:
1) Ekologi tumbuhan
2) Ekologi hewan dan yang lebih khusus lagi :
a) Ekologi serangga
b) Ekologi burung
c) Ekologi ikan3

C. Ruang Lingkup Ekologi


Ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spectrum biologi, yang
menggambarkan aras-aras organisasi kehidupan sebagai berikut:
makromolekulprotoplasma tubuhsistem organ
sel organism jaringanorgan populasi
komunitasekosistem biosfe

1. Protoplasma adalah zat hisup dalam sel dan tediri atas senyawa organic
yang kompleks, sepeti lemamk, protein dan karbohidrat.
2. Sel adalah satuan dasar yang tediri dari suatu organism yang tediri atas
protoplasma dan inti yang tekakndung dalam membrane. Membrane
merupakan komponen yang menjadi pemisah dari satuan daasar lainnya.
3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama,
misalnya jaringan otot.
4. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yang
mempunyai fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan dan
daun atau akar pada tumbuhan.
5. Sistem organ adalah keja sama antara struktur dan fungsi yang harmonis,
seperti kerja sama antara mata dan telinga, antara mata dan tangan dan
antara hidung dengan tangan.
6. Organisme suatu benda hidup, jasad hidup datu makhluk hidup.

3
Susanto, EKOLOGI: konservasi sumberdaya hayati, purwokerto, UM perwokerto press,
2017, hal 6-7
7. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan
beranak pada suatu daerah tertentu. Contohnya populais rusa dipulau
Jawa, populasi banteng di Ujung Kulon, populasi ayam kampong di Jawa
Barat.
8. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jrnis organisme yan
menempati suatu daerah tertentu. Didaerah tesebut setiap populasi
berinteraksi satu dengan lainnya. Misalnya populasi rusa berinteaksi
dengan populasi harimau dipopulasi rusa berinteraksi dengan populasi
harimau di Pulau Sumatra.
9. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara
segenap unsure lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem
merupakan hubungan timbale balik yang kompleks antara makhluk hidup
dengan lingkungannya, baik yang hidup maupun tak hidup (tanah, air,
udara, atau kimia fisik) yang secara bersama-sama membentuk suatu
sistem ekologi.
10. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beoprasi. Lapisan biosfer
kira kira 9000m diatas permukaan bumi, beberapa ribu meter dibawah
permukaan laut.4

D. Pengertian Ekosistem
Ekosistem (ecosystem) yaitu total semua organisme yang hidup didalam
batas-batas ekosistem dan semua faktor abiotik yang beinteaksi dengan
organisme. Suatu ekosistem dapat mencakupp area yang luas, misalnya hutan,
atau mikrokosmos, sepeti ruang dibawah batang kayu yang tumbang atau
kolam kecil.5

Ekosistem juga hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan


nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi
kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana
kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.

4
Suyud Warno Utomo, Sutriyono, Reda Rizal, Pengertian, ruang lingkup ekologi dan
ekosistem, Jakarta, modul, 2012 hal 4-5
5
Neil A Campbell dan Jane b. Rece, BIOLOGI edisi 8 jilid 3, jakarta, penerbit erlangga,
2008, hal 406
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang
berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.. Ekosistem
merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang
beragam. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup ,dan tidak hidup di suatu
tempat serta Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam
ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi
faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat
ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.
Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki
toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu.Dengan demikian,
panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda
dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran
toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan
teknologi dan memanipulasi alam.

E. Ruang Lingkup Ekosistem

Ekosistem terdapat 2 komponen yaitu : komponen biotik dan komponen


abiotik.

1. Komponen biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu


yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang
menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa)

Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari


makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.

Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosisteem


dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Produsen , adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri
dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis.
Contoh : semua tumbuhan hijau
b. Konsumen, adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan
sendiri dan menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh : hewan dan manusia

Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :


a. Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan
produsen
Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan
b. Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang
memakan konsumen I.
Contoh : karnivora/hewan pemakan daging
c. Konsumen III/tertier adalah konsumen/makhluk hidup yang
memakan konsumen II
Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.
d. Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang
menduduki urutan teratas dalam peristiwa makan dimakan.

c. Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga
konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran
lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri
dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan
pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu
kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
1) Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
2) Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima
elektron /oksidan
3) Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga
sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu
tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang
teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri
dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai
komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen
pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air,
pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan
makhluk lain menjadi zat hara.
Contoh : bakteri dan jamur.67

2. Komponen abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia
yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik
bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa
bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi
distribusi organisme.

Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk


tak hidup atau benda mati, meliputi :
a. Tanah, Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem
meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.

6
Netty Demak H. Sitanggang, “Peningkatan Hasil Belajar Ekosistem Melalui Penggunaan
Laboratorium Alam”, Jurnal Formatif 5(2): 156-167, ISSN: 2088-351X, 2015, hal 159
7
Neil A Campbell dan Jane b. Rece, BIOLOGI edisi 8 jilid 3, jakarta, penerbit erlangga,
2008, hal 331
b. Air, Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi
kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal penting pada air yang
mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar
mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
c. Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang
berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,
karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting
bagi kehidupan makhluk hidup.
d. Cahaya matahari, Cahaya matahari merupakan sumber energi
utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya sebagai faktor
utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
e. Suhu atau temperature, setiap makhluk hidup memerlukan suhu
yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan
perkembangbiakannya.
f. Salinitas, kadar garam air di lingkungan mempengaruhi
keseimbangan air organism melalui osmosis.8

Pada dasarnya di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu (1)
ekosistem bahari, (2) ekosistem darat alami, (3) ekosistem suksesi, dan (4)
ekosistem buatan.

1) Kelompok Ekosistem Bahari


Ekosistem bahari dapat dikelompokkan lagi ke dalam ekosistem yang
lebih kecil lagi, yaitu: ekosistem laut dalam, pantai pasir dangkal, terumbu
karang, pantai batu, dan pantai lumpur. Dalam setiap ekosistem pada
ekosistem bahari ada perbedaan dalam komponen penyusunnya, baik biotik
maupun abiotik.
2) Kelompok Ekosistem Darat
a. Hutan Hujan Tropis

8
Neil A Campbell dan Jane b. Rece, BIOLOGI edisi 8 jilid 3, jakarta, penerbit erlangga,
2008, hal 332-333
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-
cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan
relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung letak geografisnya.

Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan


berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah
terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi
suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam
hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan
anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi
hutan, harimau, dan burung hantu.

b. Hutan Magrove

Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah


pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas
hutan mangrove yang ada di Indonesia merupakan yang terluas di dunia
(2,5 – 3,5 juta Ha, 18 – 23% luas magrove di dunia dan lebih luas dari
Brazil).

Adapun fungsi ekologinya yaitu:

- Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami),


angin, dan badai.
- Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi.
- Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur, dan
perangkap sedimen.
- Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiakan
ikan, udang, dan hewan liar lainnya.
c. Hutan Rawa

Hutan rawa terbentuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Rawa
Sfagnum merupakan rawa yang terbentuk di daerah yang beriklim sedang.
Jenis-jenis rawa yang lain terbentuk bukan karena keadaan iklim, tetapi
karena keadaan air dalam tanah yang berlebihan. Hutan-hutan rawa yang
terbesar di pantai-pantai di kepulauan Indonesia seperti Kalimantan
Selatan, Sumatra Selatan, dan delta sungai Citaduy serta rawa penting di
Jawa Tengah. Vegetasi yang dominan adalah enceng gondok, teratai,
pohon, bungur, dan dadap. Pohon-pohon yang tumbuh disini tinggi kurus
dan tidak berdaun lebat. Keanekaragaman hewan sangat rendah hanya
ditemukan babi hutan, macam-macam ulat air, ikan-ikan dan burung
pencakar ular.

d. Sabana

Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 –


60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung
musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di
Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana
antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.

e. Padang Rumput

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik


ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-
30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi,
dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan
terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.
Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
f. Gurun

Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang


rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah
(25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di
gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya
kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lain.

g. Hutan Gugur

Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt


musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis
pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di
hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan
rakun (sebangsa luwak).

h. Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan


daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya
taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,
pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-
burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

i. Tundra

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran


kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan
adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan
rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin.

j. Karst (Batu Gamping /Gua)

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah


Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang
hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang
rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori
mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman
aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.9

3) Kelompok Ekosistem Suksesi


Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang berkembang setelah terjadi
perusakan terhadap ekosistem alami yang terjadi karena peristiwa alami maupun
karena kegiatan manusia atau bila ekosistem buatan tidak dirawat lagi dan
dibiarkan berkembang sendiri menurut kondisi alam setempat. Ekosistem ini
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) ekosistem suksesi primer dan
(2) ekosistem suksesi sekunder. :

a. Ekosistem suksesi primer berkembang pada substrat baru seperti


permukaan tanah terbuka yang ditinggalkan, tanah longsor atau pemapasan
tanah untuk penambangan dan pembuatan jalan, timbunan abu atau lahar
yang dimuntahkan letusan gunung berapi, timbunan tanah bekas galian,
endapan pasir pantai dan endapan lumpur di tepi danau dan tepi sungai
atau muara.
b. Ekosistem suksesi sekunder berkembang setelah ekosistem alami rusak
total tetapi tidak terbentuk substrat baru yang diakibatkan khususnya oleh
9
Neil A Campbell dan Jane b. Rece. BIOLOGI edisi 8 jilid 3. Jakarta. penerbit erlangga.2008.
hal 341-350
kegiatan manusia, seperti penebangan hutan habis-habisan dan
pembakaran. Ekosistem ini juga dapat berkembang dari ekosistem buatan
yang ditinggalkan yang kemudian berkembang secara alami seperti yang
terjadi pada perladangan berpindah atau sistem rotasi yang meninggalkan
lahan garapan untuk diberakan setelah dua atau tiga kali panen.

4) Kelompok Ekosistem Buatan


Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi
dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia,
dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah :

a. Bendungan
b. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
c. agroekosistem berupa sawah tadah hujan
d. sawah irigasi
e. Perkebunan sawit
f. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa10

Dari segi fungsional, ekosistem dapat dianalisis menurut :

1. Lingkaran Energi

Sesuai dengan azas pertama dari azas dasar ilmu lingkungan, yaitu semua
energi yang memasuki sebuah organisme hidup atau populasi atau ekosistem
dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat
diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan, atau diciptakan.

Ada dua tipe dasar rantai makanan:

 Rantai makanan rerumputan (grazing food chain) Misal, tumbuhan-


herbivora-carnivora.

10
Djohar maknun.ekologi populasi,komunitas,ekosistem mewujudkan kampus hijau
asri,islami dan alamiah. Cirebon. Nurjayati Press. 2017. Hal 127-130

17
 Rantai makanan sisa (detritus food chain) Bahan mati mikroorganisme
(detrivora = organisme pemakan sisa) predator.

2. Rantai Makanan

Rantai makanan merupakan perpindahan energi makanan dari sumber


daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan
(tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada setiap tahap pemindahan energi, 80 –
90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam
rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin
pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.11

F. Kerusakan

Hubungan antar komponen ekosistem merupakan hubungan yang


bersifat tetap teratur dan merupakan satu kesatuan yang saling pengaruh
mempengaruhi, sehingga ekosistem merupakan konsep sentral atau inti
daripada ekologi. Hubungan tersebut juga bersifat netral, mutualistik dan
adaptif, namun ada pula yang bersifat menguasai komponen lain. Pada
akhirnya alamlah menentukan adanya keserasian dan keseimbangan dalam
interaksi antar komponen ekosistem tersebut. Bagaimana pun juga,
ekosistem akan cenderung melawan perubahan untuk memelihara
keseimbangannya, ada yang berhasil dan ada yang gagal. Ekosistem
memiliki kecenderungan melawan perubahan akibat hubungan antar
komponen dan terus menerus memelihara keseimbangan, disebut sebagai
eosistem yang berada dalam keadaan homeostatis. Ekosistem merupakan
suatu fungsional dasar dalam ekologi, mengingat bahwa di dalamnya
tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang saling mempengaruhi
satu dengan lainnya. Ekosistem juga merupakan benda nyata memiliki
ukuran yang beraneka menurut tingkat organisasinya.

11
Djohar maknun.ekologi populasi,komunitas,ekosistem mewujudkan kampus hijau
asri,islami dan alamiah. Cirebon. Nurjayati Press. 2017. Hal 63-65

18
Kegiatan manusia dan bencana alam dapat menyebabkan
perubahan suatu ekosistem. Bencana alam, seperti letusan gunung berapi
dan gempa bumi merupakan sesuatu yang berada di luar kendali manusia.
Namun kegiatan manusia, seperti tindakan pencemaran dan eksploitasi
yang berlebihan terhadap sumber daya alam, secara langsung atau tidak
langsung akan mengakibatkan terjadinya perubahan ekosistem. Perusakan
terhadap habitat suatu komunitas akan secara langsung mengubah
ekosistem pada habitat tersebut.

Pada ekosistem air tawar terdapat faktor-faktor pembatas yang


memungkinkan mekanisme yang berlangsung dalam ekosistem berjalan
secara mantap. Faktor-faktor pembatas tersebut berkaitan dengan kondisi
habitat ait tawar (lingkungan aquatik), yaitu:

a. Temperatur
b. Transpirasi
c. Turbiditas/kekeruhan
d. Arus
e. Gas terlarus dalam air
f. Oksigen terlarut (Dissolved Oksigen/DO)
g. Karbondioksida terlarut
h. Garam biogenik dalam air
i. Na dan K
j. Kalsium dan Magnesium
k. Fosfor
l. Konveksi air

Dengan terganggunya faktor-faktor pembatas di atas, misalnya kenaikan


atau penurunan konsentrasi dan magnitude dari faktor-faktor tersebut, niscaya
akan mempengaruhi komunitas dan lingkungan abiotik dari ekosistem
danau/sungai. Contoh kasus akibat pencemaran air yang berasal dari limbah suatu
pabrik kertas yang memberkan dampak buruk terhadap lingkungan dan gangguan
terhadap ekosistem, sebagai berikut:
1. Gangguan terhadap vegetasi

Tanaman padi di sawah-sawah pada kawasan tercemar sering terserang


penyakit layu dengan gejala pucuk daun yang mengering dan membusuk dan
berakhir dengan kematian tanaman tersebut.

2. Gangguan terhadap fauna

Hewan dan unggas yang meminum air sungai yang tercemar tersebut mati
atau menghasikan keturunan yang cacat.

3. Gangguan terhadap manusia

Dalam menggarap sawah, petani harus mengubah cara menanam padi


terutama di musim kemarau, karena sepanjang musim tanam terdapat banyak
sekali lapisan kertas yang mengendap dan menutupi permukaan tanah; petani
harus menyediakan tenaga ekstra untuk memunguti lapisan kertas yang
mengendap menutup permukaan tanah tersebut yang berarti menambah biaya
produksi. Dari suatu contoh di atas, jelaslah sudah bahwa gangguan atau
pencemaran terhadap lingkungan akan berakibat terjadinya perubahan pada
ekosistem tersebut.12

Aktivitas manusia yang kini mendominasi sebagian besar siklus unsure kimia
dibumi :

1. Pengayaan nutrient
2. Hujan asam
3. Toksin dilingkungan
4. Efek rumah kaca
5. Pemanasan global
6. Deplesi ozon di atmosfir.13

12
Djohar maknun.ekologi populasi,komunitas,ekosistem mewujudkan kampus hijau
asri,islami dan alamiah. Cirebon. Nurjayati Press. 2017. Hal 53-54
13
Neil A Campbell dan Jane b. Rece. BIOLOGI edisi 8 jilid 3. Jakarta. penerbit
erlangga.2008. hal 421-428
G. PENGENDALIAN
Pengendalian secara biologi lingkungan kimia, Organisme menyesuaikan
diri dengan lingkungan fisik (xerophyt, halophyt, dan hidrophyt), akan tetapi
organisme juga dapat membuat lingkungan geokimia menyesuaikan terhadap
kebutuhan biologisnya. Dengan kata lain, organisme dapat mempengaruhi
lingkungannya. Misalnya tumbuhan dapat mempengaruhi tanah tempat
tumbuhnya, Coelenterata dapat membentuk batu karang yang mempengaruhi
lingkungan, juga manusia dapat mengubah ligkungan demi kepentingan
dirinya.
Produksi dan dekomposisi di alam selalu terjadi proses produksi sebagai
hasil fotositesa dari organisme produsen. Sebagai gambaran dapat disebutkan
bahea hasil fotosintesa pertahun dapat mencapai 1017 gram. Disamping ada
proses produksi di alam, juga selalu terjadi proses dekomposisi. Ada tiga
tahapan tahapan proses dekomposisi, yaitu :
1. Pembentukan butiran kecil sisa-sisa oleh aksi biologi.
2. Produksi humus dan pelepasan zat organik yang larut oleh saprotroph
3. Mineralisasi humus. Dalam proses ini, bakteri penting dalam
penghancuran daging, sedangkan jamur penting dalam proses kayu jika
organisme besar mati (termasuk tanaman) akan menjadi habitat khusus
mikroorganisme dan dipecahkan oleh detrivora misalnya serangga)
menjadi detritus. Meskipun serangga tidak makan selulosa akan tetapi
membantuk penguraiannya karena:
a) . Memecah kayu menjadi kecil-kecil sehingga mudah dimakan.
b) Menghasilkan faktor tumbuh (growth faktor).
Dengan memakan, bakteri mempertahankan populasi bakteri alam
keadaan fase log, yaitu di mana perkembangan bakteri sangat
cepat. Beberapa detrivora adalah Coprophagus, yaitu pemakan
pelet kotoran setelah pelet diperkaya oleh mikroba, misalnya
popilus (sjenis kumbang) yang hidup pada kayu membusuk
mempergunakan saluran rumahnya sebagai rumah luar di mana
pelet kotoran dan kunyahan kayu yang diperkaya oleh jamur
dimakan lagi sehingga mempercepat pembusukan kayu.
Coprophagus dalam hal ini melibatkan kerja sama insekta dan
jamur dan memungkinkan kumbang (beetle) memanfaatkan energi
kayu dan mempercepat pembusukan kayu. Zat organik hasil
pebusukan mempunyai pengaruh khusus terhadap pertumbuhan
organisme lain dalam ekosistem.

Ekosistem mampu mempelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya


komponen yang menyusunnya yaitu organisme dan populasi . karena itu
cybernetics (ilmu pengendalian) mempunyai peran penting dalam ekologi
karena manusia cenderung untuk mengacaukan siistem pengendalian alamiah.
Homoestatis merupakan istilah untuk kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada pada keseimbangan.

- Bahwa ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti


komponen yang menyusunnya (organisme dan populasi).
- Karena itu Cybernetics (ilmu pengendalian) mempunyai peran penting
dalam ekologi karena manusia cenderung mengacaukan sistem
pengendalian alamiah.
- Homeostatis : kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan
dan selalu berada dalam keseimbangan.14

Namun pengendalian seharusnya manusia melakukan tindakan positif


terhadap Ekosistem. :

1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada


pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat
diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan
sumber daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan
konsisten.
14
Djohar maknun.ekologi populasi,komunitas,ekosistem mewujudkan kampus hijau
asri,islami dan alamiah. Cirebon. Nurjayati Press. 2017. Hal 55-58
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap
dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan
ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara
efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman
konservasi yang sudah ada sebelumnya.
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan
lingkungan global.

Adapun pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan


Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan
usaha atau upaya sebagai berikut:

a) Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang


harus selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi
perairan di darat.

b) Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan


resapan air sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan
sumur resapan.
c) Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi
sebagai reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan
lingkungan.
d) Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
e) Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan
terhadap pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung
ke sungai.
f) Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman
penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
g) Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki
tingkat pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.
h) Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan
dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan
pada tanah.
i) Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk
usaha pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
j) Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk
mengurangi laju erosi.
k) Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara
berlebihan.
l) Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah
perlu dikurangi karena dianggap kurang efisien.
m) Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai
daerah penggalian.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah


dengan menggunakan konsep daur ulang adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.


2. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai
ekonomis.
3. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan
teknologi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme
dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa ekologi
adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup,
bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.

Ekosistem juga hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan


nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi
kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana
kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.

2) Ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spectrum biologi, yang


menggambarkan aras-aras organisasi kehidupan sebagai berikut:
makromolekulprotoplasma tubuhsistem organ
sel organism jaringanorgan populasi
komunitasekosistem biosfe

Ekosistem terdapat 2 komponen yaitu : komponen biotik dan komponen


abiotik.
Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu (1) ekosistem
bahari, (2) ekosistem darat alami, (3) ekosistem suksesi, dan (4) ekosistem
buatan.
3) Aktivitas manusia yang kini mendominasi sebagian besar siklus unsure kimia
dibumi :
a. Pengayaan nutrient
b. Hujan asam
c. Toksin dilingkungan
d. Efek rumah kaca
e. Pemanasan global
f. Deplesi ozon di atmosfir

Namun pengendalian seharusnya manusia melakukan tindakan positif


terhadap Ekosistem. :

1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada


pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat
diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan
sumber daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan
konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Mufid, Sofyan. Islam Dan Ekologi Manusia..Bandung. Nuansa. 2010.


Campbell, Neil A Dan Jane B. Rece. BIOLOGI Edisi 8 Jilid 3. Jakarta. Penerbit
Erlangga. 2008.
Demak H. Sitanggang, Netty. “Peningkatan Hasil Belajar Ekosistem Melalui
Penggunaan Laboratorium Alam”. Jurnal Formatif 5(2): 156-167. ISSN:
2088-351X. 2015
Kristanto, Philip. Ekologi Industr. Yogyakarta. Cv Andi Offset. 2013.
Maknun Djohar.Ekologi Populasi,Komunitas,Ekosistem Mewujudkan Kampus
Hijau Asri,Islami Dan Alamiah. Cirebon. Nurjayati Press. 2017.
Susanto. EKOLOGI: Konservasi Sumberdaya Hayati, Purwokerto. UM
Perwokerto Press. 2017.
Warno Utomo, Suyud, Sutriyono, Reda Rizal, Pengertian, Ruang Lingkup
Ekologi Dan Ekosistem. Jakarta. Modul. 2012

Anda mungkin juga menyukai