Anda di halaman 1dari 23

BIOLOGI UNTUK KIMIA

EKOLOGI

DOSEN PENGAMPU : ANDI BESSE TENRIAWARU, M. Pd.

DISUSUN OLEH :

DYAN HAYUNINGTRISNA HADIWANGSA F1061191029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2020
MAKALAH BIOLOGI UNTUK KIMIA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi untuk Kimia

Dosen Pengampu : Andi Besse Tenriawaru, M. Pd.

Disusun Oleh :

Dyan Hayuningtrisna Hadiwangsa F1061191029

Materi : Ekologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia – Nya
saya dapat menyelesaikan makalah Biologi untuk Kimia dengan judul materi “Ekologi” ini
dengan tepat waktu meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Andi Besse Tenriawaru, M. Pd., selaku dosen pembimbing mata kuliah
Biologi untuk Kimia yang telah memberikan tugas ini agar saya sendiri selaku penulis dapat
mempelajari ilmu biologi lebih dalam lagi.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi isi, bentuk maupun pembahasannya. Oleh karena itu, saya harap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini agar saya sendiri sebagai penulis
dapat membuat makalah – makalah kedepannya lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terutama bagi saya sendiri
dan para pembaca sebagai bahan untuk belajar kita bersama.

Pontianak, 9 Juni 2020

Dyan Hayuningtrisna

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................i

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi ........................................................................................................3


B. Ruang Lingkup Ekologi ................................................................................................ 3
C. Komponen Ekosistem ...................................................................................................4
D. Tipe – Tipe Interaksi Antarspesies Ekosistem .............................................................. 7
E. Aliran Energi dalam Ekosistem .................................................................................. 11
F. Piramida Ekologi ........................................................................................................12
G. Jenis – Jenis Ekologi ...................................................................................................14
H. Manfaat Ekologi dalam Kehidupan ............................................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................................... 18

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 19

Pustaka Gambar.................................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekologi merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari tentang hubungan
makhluk hidup dengan habitatnya. Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan antara satu organisme dengan yang lainnya, dan antara organisme
tersebut dengan lingkungannya. Secara etimologi kata ekologi berasal dari oikos (rumah
tangga) dan logos (ilmu) yang diperkenalkan pertama kali dalam biologi oleh seorang
biolog Jerman Ernst Hackel. Pada dasarnya makhluk hidup bergantung pada makhluk
hidup lainnya ataupun habitatnya sehingga terjadi hubungan timbal balik antara suatu
makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya ataupun dengan habitatnya.
Semua yang ada di alam ini adalah untuk manusia, namun tidak sedikit dari manusia
yang sadar akan pentingnya menjaga alam (Sofyan, 2010). Sebagaimana telah dipahami
bahwa alam merupakan tempat manusia untuk hidup dan berkembang biak. Hubungan
manusia dengan alam saling keterkaitan, dari alamlah manusia mendapat penghidupan dan
tanpa dukungan dari alam manusia dan makhluk lainnya akan terancam. Ketidakramahan
manusia terhadap alam akan berdampak pada diri manusia dan mahluk lainnya pun akan
terancam.
Alam dan manusia dipandang sebagai dua objek yang sangat mempengaruhi.
Manusia mengelolah alam ini secara hati-hati sehingga pada satu pihak alam
mendatangkan manfaat bagi manusia dan pihak lain manusia menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Manusia perlu memelihara lingkungan hidup sebagai ungkapan syukur
pada Allah Sang Pencipta yang telah mengaruniakan lingkungan dengan segala kekayaan
di dalamnya untuk menopang hidup dan yang membuat hidup manusia aman dan nyaman.
Namun hanya sedikit manusia yang sadar akan pentingnya menjaga alam sebagai bentuk
syukur kepada Sang Pencipta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ekologi?
2. Apa saja ruang lingkup ekologi?
3. Apa saja komponen ekosistem?
4. Apa saja tipe dan bagaimana interaksi antarspesies ekosistem?
5. Bagaimana aliran energi dalam ekosistem?

1
6. Apa saja macam – macam piramida ekologi?
7. Apa saja jenis – jenis ekologi?
8. Apa manfaat ekologi dalam kehidupan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ekologi.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi.
3. Untuk mengetahui komponen ekosistem.
4. Untuk mengetahui tipe dan bagaimana interaksi antarspesies ekosistem.
5. Untuk mengetahui aliran energi dalam ekosistem.
6. Untuk mengetahui macam – macam piramida ekologi.
7. Untuk mengetahui jeni – jenis ekologi.
8. Untuk mengetahui manfaat ekologi dalam kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi
Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos, yang berarti ”rumah” atau ”tempat
untuk hidup”, dan “logos” yang berarti ilmu, sehingga ekologi berarti ilmu yang mengkaji
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan saling ketergantungan atau hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan tak hidup di dalam suatu ekosistem.
Ekosistem merupakan suatu sistem di mana terjadi hubungan (interaksi) saling
ketergantungan antarkomponen di dalamnya, baik makhluk hidup maupun yang tak hidup.
Setiap komponen ekosistem memiliki makna khusus bagi komponen lain yang
hubungannya sangat terorganisir dan berlangsung secara dinamis sehingga terjadilah
keseimbangan lingkungan (Irnaningtyas, 2014). Ekologi juga dapat didefinisikan sebagai
pengkajian hubungan organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau
ilmu hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya (Odum, 1996).

B. Ruang Lingkup Ekologi


Ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spektrum biologi yang
menggambarkan asas – asas organisasi kehidupan sebagai berikut:
1. Organisme (Individu) adalah satuan organisme dari setiap jenis atau spesies tertentu.
Misalnya: seorang manusia, seekor gajah, dan seekor burung, dan sebagainya.
2. Populasi adalah kelompok organisme sejenis yang hidup dan beranak pada suatu
daerah tertentu. Contohnya: populasi rusa di pulau Jawa, populasi banteng di Ujung
Kulon, dan populasi badak di Ujung Kulon.
3. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis organisme yang menempati
suatu daerah tertentu. Di daerah tersebut setiap populasi berinteraksi satu dengan
lainnya. Misalnya: populasi rusa berinteraksi dengan populasi harimau di Pulau
Sumatra atau populasi ikan mas berinteraksi dengan populasi ikan mujair.
4. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan timbal
balik yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik yang hidup
maupun tak hidup (tanah, air, udara, atau kimia fisik) yang secara bersama – sama
membentuk suatu sistem ekologi.

3
5. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisan biosfer kira – kira
9000 m di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan tanah, dan
beberapa ribu meter di bawah permukaan laut.

C. Komponen Ekosistem
Semua ekosistem, baik ekosistem daratan (terestrial) maupun ekosistem perairan
(akuatik) tersusun atas komponen – komponen. Berdasarkan struktur dasar ekosistem,
komponennya dibedakan menjadi dua macam yaitu komponen abiotik dan komponen
biotik.
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu
ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu kehidupan
(Wirakusumah, 2003). Komponen abiotik meliputi udara, air, tanah, garam mineral,
sinar matahari, suhu, kelembapan, dan derajat keasaman (pH).
a. Udara
Udara merupakan sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer yang
menyelimuti bumi. Udara bersih dan kering di atmosfer mengandung gas dengan
komposisi yang permanen, yaitu 78,09% nitrogen (N2); 21,94% oksigen (O2);
0,032% karbon dioksida (CO2); dan gas lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, N2O).
Selain itu, udara juga mengandung gas yang jumlahnya bisa berubah – ubah, yaitu
uap air (H2O), ozon (O3), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2).
Udara berfungsi untuk menunjang kehidupan penghuni ekosistem, contohnya gas
O2 untuk respirasi makhluk hidup dan gas CO2 untuk proses fotosintesis
tumbuhan.
b. Air
Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia dalam jumlah
yang bervariasi, contohnya natrium, kalsium, amonium, nitrit, nitrat, dan fosfat.
Jumlah unsur yang terkandung di dalam air bergantung pada kualitas udara dan
tanah yang dilalui oleh air. Air dapat berubah wujud menjadi uap, cairan, atau es
tergantung suhu lingkungannya. Volume air di bumi mencapai 1,4 × 108 km3,
dengan perincian 97% berupa air laut, 2% berupa gunung es di kedua kutub bumi,
0,75% berupa air tawar (mata air, sungai, danau, air tanah), dan selebihnya berupa
uap air.

4
c. Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan batuan, pembusukan
senyawa organik) dan sintesis (pembentukan mineral). Komponen tanah yang
utama adalah bahan mineral, bahan organik, air, dan udara. Tumbuhan mengambil
air dan garam mineral dari dalam tanah, sementara manusia menggunakan tanah
untuk keperluan lahan pemukiman, pertanian, peternakan, perkantoran,
perindustrian, pertambangan, dan kegiatan transportasi.
d. Garam Mineral
Tumbuhan menyerap garam mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhan,
sedangkan hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga
keseimbangan asam dan basa, mengatur kerja alat – alat tubuh, dan untuk proses
metabolisme.
e. Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan sumber energi bagi seluruh kehidupan di bumi.
Di dalam ekosistem, energi dialirkan dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik
berikutnya dalam bentuk transformasi energi. Sebagian kecil sinar matahari yang
mencapai permukaan bumi dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis dan
diubah menjadi energi potensial dalam bentuk karbohidrat. Energi potensial yang
dihasilkan oleh tumbuhan akan diubah menjadi energi kinetik oleh hewan dan
manusia.
f. Suhu
Suhu adalah derajat energi panas yang berasal dari radiasi sinar terutama
yang bersumber dari matahari. Suhu udara di berbagai ekosistem berbeda – beda
bergantung pada letak garis lintang (latitude) dan ketinggian tempat (altitude).
Makin dekat dengan kutub suhu udara makin dingin dan kering. Suhu adalah
faktor pembatas bagi kehidupan dan mempengaruhi keanekaragaman hayati suatu
ekosistem. Pada umumnya, makhluk hidup dapat bertahan hidup pada suhu
lingkungan 0°C – 40°C. Beberapa jenis makhluk hidup melakukan hibernasi pada
suhu yang sangat rendah, namun akan aktif dan berkembang biak bila suhu
lingkungan sudah normal kembali.
g. Kelembapan
Kelembapan suatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari,
angin, dan curah hujan. Kelembapan sangat mempengaruhi pertumbuhan

5
tumbuhan, daerah dengan tingkat kelembapan berbeda akan menghasilkan
ekosistem dengan komposisi tumbuhan yang berbeda.
h. Derajat Keasaman (pH)
Keadaan pH anah berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan, tumbuhan
akan tumbuh dengan baik pada pH optimum yaitu berkisar 5,8 – 7,2. Nilai pH
tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman
dan penguraian mineral tanah.
i. Topografi
Topografi adalah keadaan naik turun atau tinggi rendahnya permukaan
bumi. Topografi mempengaruhi keadaan iklim yang menyangkut suhu dan
kelembapan. Topografi menentukan keanekaragaman hayati dan penyebaran
suatu organisme.

2. Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi antara lain bakteri,
jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, hewan invertebrata,
dan hewan vertebrata termasuk manusia. Berdasarkan segi tingkatan trofik atau nutrisi,
komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi dua macam yaitu komponen
autotrof dan komponen heterotrof.
a. Komponen Autotrof
Organisme autotrof adalah organisme uniseluler maupun multiseluler yang
memiliki klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis misalnya
fitoplankton, ganggang, lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji. Dari hasil
fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen (O2). Organisme autotrof adalah
produsen utama dalam ekosistem.
b. Komponen Heterotrof
Organisme heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu
memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai bahan
makanannya. Organisme heterotrof terdiri atas herbivor sebagai konsumen primer
(I), karnivor yang memakan herbivor sebagai konsumen sekunder (II), karnivor
yang memakan karnivor sebagai konsumen tersier (III), dekomposer serta
detritivor. Dekomposer adalah mikroorganisme yang menguraikan zat organik
sisa tumbuhan atau hewan (detritus) seperti selulosa atau kitin menjadi zat yang
lebih sederhana, contohnya yaitu bakteri dan fungi. Nutiren organik hasil

6
penguraian dilepaskan ke ekosistem (proses mineralisasi) yang kemudian
digunakan kembali oleh produsen. Organisme heterotrof juga dikelompokkan
menjadi parasit dan detritivor. Parasit hidup di luar atau di dalam tubuh inang yang
masih hidup, misalnya kutu yang hidup di kepala manusia. Detritivor hidup
dengan cara memakan serpihan tumbuhan atah hewan yang sudah mati, misalnya
rayap, cacing tanah, dan kaki seribu (keluwing).

Gambar 1: Macan adalah konsumen tersier Gambar 2: Rayap adalah organisme


(sumber: liputan6.com) detritivor (sumber: bp-guide.id)

D. Tipe – Tipe Interaksi Antarspesies Ekosistem


Di dalam suatu ekosistem terjadi interaksi antara satu komponen biotik dengan biotik
lainnya dan antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Bentuk interaksi
antarkomponen biotik dapat terjadi antarspesies yang sama maupun spesies yang berbeda.
Interaksi antara komponen abiotik dengan komponen biotik mengakibatkan terjadinya
aliran energi dan daur ulang biogeokimia.
Organisme tidak dapat hidup sendiri melainkan harus berkelompok menempati suatu
ruang tertentu dan saling berinteraksi, baik yang bersifat positif, negatif, netral, atau
kombinasinya. Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi
kehidupan dan kecepatan pertumbuhan populasi. Terdapat beberapa tipe interaksi
antarspesies yaitu netralisme, kompetisi (persaingan), komensalisme, amensalisme,
parasitisme, predasi (pemangsaan), protokooperasi, dan mutualisme.
1. Netralisme
Netralisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing – masing
tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi. Dalam hal ini tidak ada yang diuntungkan
maupun dirugikan. Netralisme terjadi antara spesies yang memiliki kebutuhan yang
berbeda, misalnya sapi yang mencari rumput sebagai makanannya dan kucing yang
berburu tikus sebagai makanannya.
2. Kompetisi (Persaingan)
Kompetisi adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang saling
menghalangi, hal ini terjadi karena masing – masing spesies memiliki kebutuhan yang
sama. Spesies bersaing memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidupnya

7
misalnya ruang (tempat), makanan, air, sinar matahari, udara, dan pasangan kawin.
Persaingan dapat mengakibatkan organisme atau spesies yang kalah bersaing akan
mati, tersingkir atau berpindah ke tempat lain. Persaingan dapat terjadi pada organisme
yang memiliki niche yang sama, niche suatu organisme adalah posisi suatu organisme
dalam ekosistem dan peranan fungsionalnya (bagaimana organisme cocok dengan
ekosistem). Niche ditentukan oleh habitat dan berbagai fungsi yang dikerjakannya,
semakin besar kesamaan niche dari organisme yang hidup bersama dalam suatu habitat
maka semakin intensif persaingannya. Kompetisi dibedakan menjadi dua macam yaitu
kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik.
a. Kompetisi intraspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara organisme atau
individu yang memiliki spesies sama. Contohnya sesama kambing jantan
berkelahi memperebutkan pasangan kawinnya.
b. Kompetisi interspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara organisme atau
individu yang berbeda spesies. Contohnya tanaman jagung dan rumput yang sama
– sama tumbuh di ladang.
3. Komensalisme
Komensalisme yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak
untung, sedangkan pihak lain tidak terpengaruhi oleh adanya asosiasi atau tidak
dirugikan. Contohnya tumbuhan paku dan anggrek yang hidup menempel pada pohon
dan ikan remora yang menempel pada ikan hiu untuk mendapat perlindungan.

Gambar 3: Ikan remora menempel pada ikan hiu untuk mendapatkan perlindungan (sumber:
hewanpedia.com)

4. Amensalisme
Amensalisme yaitu interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat salah
satu pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lainnya tidak terpengaruh oleh adanya
asosiasi atau tidak berakibat apa –apa (tidak rugi dan tidak untung). Interaksi ini
disebabkan oleh fenomena aleopati. Aleopati adalah fenomena ketika suatu organisme
menghasilkan zat kimia yang disebut alelokimia yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan reproduksi organisme lain di sekitarnya.

8
Alelokimia berupa metabolit sekunder yang tidak diperlukan dalam metabolisme
organisme alelopati. Contohnya Nerium oleander menghasilkan racun oleandrin yang
mematikan bagi manusia, ganggang Hydrodictyon dan Scenedesmus menghasilkan
antibiotik yang dapat mematikan bakteri tertentu.

Gambar 4: Nerium oleander menghasilkan racun oleandrin yang mematikan bagi manusia (sumber:
mongabay.co.id)

5. Parasitisme
Parasitisme yaitu interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat salah satu
pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lain (parasit) beruntung. Parasit memperoleh
makanan dari tubuh inang, bila tubuh inang mati maka parasit akan mencari inang baru
atau ikut mati. Berdasarkan letaknya, parasit dibedakan menjadi dua macam yaitu
parasit internal (endoparasit) dan parasit eksternal (ektoparasit). Contoh endoparasit
yaitu cacing Ancylostoma caninum yang hidup melekat di mukosa usus, sedangkan
contoh ektoparasit yaitu tumbuhan tali putri (Cuscuta sp.) yang hidup menumpang
pada tanaman lain.

Gambar 5: Cacing Ancylostoma caninum Gambar 6: Cuscuta sp. yang hidup menumpang
melekat di mukosa usus (sumber: id.wikipe- pada tanaman lain (sumber: ciptacendekia.com)
dia.org)

6. Predasi (Pemangsaan)
Predasi yaitu interaksi makan memakan antarorganisme. Pada umumnya tubuh
predator berukuran lebih besar daripada mangsa (prey). Populasi pemangsa ditentukan
oleh ketersediaan mangsa, sebaliknya populasi mangsa ditentukan oleh besar kecilnya
populasi predator. Contohnya ular yang menjadi predator tikus dan belalang sembah
yang memangsa seekor lebah.

9
Gambar 7: Belalang sembah memangsa lebah (sumber: lampung.tribunnews.com)

7. Protokooperasi
Protokooperasi yaitu interaksi antara dua spesies atau lebih yang masing –
masing pihak memperoleh keuntungan, tetapi asosiasi yang tidak terjadi tidak
merupakan keharusan. Contohnya kerbau dengan burung jalak, burung jalak
mendapatkan keuntungan berupa kutu sebagai makanannya sedangkan kerbau
mendapatkan keuntungan karena terbebas dari kutu.

Gambar 8: Burung jalak memakan kutu pada tubuh kerbau (sumber: kependidikan.com)

8. Mutualisme
Mutualisme yaitu interaksi antara dua spesies atau lebih yang masing – masing
pihak memperoleh keuntungan dan saling membutuhkan sehingga asosiasi tersebut
merupakan keharusan, contohnya lichen yang merupakan mutualisme antara jamur
dengan Cyanobacteria.

Gambar 9: Lichen adalah mutualisme antara jamur dengan ganggang hijau – biru (sumber:
biodiversitywarriors.org)

10
E. Aliran Energi dalam Ekosistem
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja, sifat energi di ekosistem sesuai
dengan hukum termodinamika. Menurut hukum termodinamika, energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk energi ke
bentuk energi lain. Dalam sistem ekologi, suatu organisme adalah komponen pengubah
energi. Aliran energi dan siklus materi dalam ekosistem terjadi lewat rantai makanan dan
jaring – jaring makanan.
1. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah jalur pemindahan (transfer) energi dari satu tingkat trofik
ke tingkat trofik berikutnya lewat peristiwa makan dan dimakan. Herbivor
mendapatkan energi dari memakan tanaman, saat herbivor dimangsa karnivor
energinya akan berpindah dan seterusnya. Semakin pendek rantai makanan, semakin
besar energi yang dapat disimpan oleh organisme di ujung rantai makanan.
Berdasarkan tipe organisme (produsen) yang menjadi tingkatan tofik pertama, terdapat
dua jenis rantai makanan yaitu rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus.
Rantai makanan yang dimulai dari organisme produsen (tumbuhan hijau) disebut
rantai makanan perumput, contohnya yaitu padi → belalang → katak → ular. Rantai
makanan yang dimulai dari detritus (serpihan organisme yang sudah mati) disebut
rantai makanan detritus, contohnya yaitu serpihan daun (sampah) → cacing tanah →
itik → manusia.

Gambar 10: Contoh rantai makanan (a) di darat dan (b) di laut (sumber: Irnaningtyas, 2014)

2. Jaring – Jaring Makanan


Jaring – jaring makanan adalah gabungan dari berbagai rantai makanan yang
saling berhubungan dan kompleks. Di dalam suatu ekosistem, sebuah rantai makanan
saling berkaitan dengan rantai makanan lainnya. Semakin kompleks jaring – jaring
makanan yang terbentuk, semakin tinggi kestabilan suatu ekosistem. Oleh karena itu,
untuk menjaga kestabilan ekosistem suatu rantai makanan tidak boleh terputus akibat
musnahnya salah satu atau beberapa organisme.

11
Gambar 11: Contoh jaring – jaring makanan (sumber: Irnaningtyas, 2014)

F. Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah susunan tingkat trofik (tingkat nutrisi atau tingkat energi)
secara berurutan menurut rantai makanan atau jaring – jaring makanan dalam ekosistem.
Piramida ekologi berfungsi menunjukkan perbandingan di antara tingkatan trofik yang satu
dengan tingkatan trofik lain pada suatu ekosistem. Piramida ekologi dapat dibedakan
menjadi tiga tipe yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
1. Piramida Jumlah
Piramida jumlah adalah piramida yang menunjukkan jumlah organisme pada
tiap tingkatan trofik. Piramida jumlah disusun berdasarkan jumlah organismenya,
bukan pada ukuran tubuh organismenya. Pada ekosistem akuatik, dalam area satu
meter persegi terdapat ribuan bahkan jutaan plankton sebagai produsen. Tetapi pada
ekosistem darat, area satu meter persegi hanya cukup ditempati sebuah pohon. Jika
digambarkan dalam bentuk diagram, piramida jumlah berbentuk segitiga tegak.

Gambar 12: Piramida jumlah dalam suatu ekosistem (sumber: satujam.com)

12
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa adalah piramida yang menggambarkan berat atau massa
kering total organisme hidup dari masing – masing tingkat trofiknya pada suatu
ekosistem dalam kurun waktu tertentu. Piramida biomassa didasarkan pada
pengukuran berat atau massa individu per meter persegi pada setiap tingkatan trofik
yang dinyatakan dalam gram/m2. Cara mengukur biomassa yaitu dengan mengukur
rata – rata berat organisme di setiap tingkat trofik kemudian jumlah organisme di setiap
tingkat trofik diperkirakan. Untuk menghindari kerusakan habitat biasanya sampel
yang diambil hanya sedikit kemudian total seluruh biomassa dihitung. Melalui cara
pengukuran seperti ini akan didapatkan informasi yang lebih akurat tentang kondisi
ekosistem.
Pada umumnya, massa rata – rata produsen lebih besar daripada massa rata –
rata konsumen dan bentuk piramidanya menyempit secara tajam dari produsen (di
bagian atas trofik) hingga ke karnivor (di tingkat teratas trofik). Namun pada ekosistem
akuatik, bentuk piramida biomassa terbalik karena biomassa konsumen lebih besar
dari produsen. Contohnya bila suatu saat dilakukan penimbangan terhadap berat kering
plankton dan berat kering ikan yang hidup pada suatu kolam, maka besar kemungkinan
berat kering plankton lebih kecil dibandingkan berat kering ikan.

Gambar 13: Perbandingan piramida biomassa pada (a) ekosistem daratan dan (b) ekosistem perairan
(bentuk piramida biomassa pada ekosistem umumnya menyempit secara tajam) (sumber: Irnaningtyas,
2014)

13
3. Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan terjadinya penurunan
energi pada tiap tahap tingkatan trofik. Jumlah total energi pada setiap tingkatan trofik
ke arah puncak piramida semakin kecil. Secara umum konsumen hanya mampu
memanfaatkan 10% energi yang diperoleh dari organisme yang berada pada tingkat
trofik di bawahnya, sebab sebagian besar energi terbuang sebagai panas. Bentuk
piramida energi selalu segitiga tegak. Dari ketiga tipe piramida, piramida energi
dianggap merupakan model piramida terbaik dengan alasan sebagai berikut.
a. Menunjukkan efisiensi ekologi atau produktivitas ekosistem.
b. Memberikan gambaran berkaitan dengan sifat fungsional suatu ekosistem.
c. Tidak dipengaruhi oleh ukuran organisme dan kecepatan metabolisme organisme.

Gambar 14: Piramida energi (sumber: Irnaningtyas, 2014)

G. Jenis – Jenis Ekologi


Pada dasarnya istilah ekologi digunakan pada beberapa bidang kehidupan manusia.
Mengacu pada pengertian ekologi, adapun beberapa jenis ekologi adalah sebagai berikut:
1. Ekologi manusia, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang keadaan lingkungan
hidup manusia.
2. Ekologi tumbuhan, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang tumbuhan sebagai
organisme dengan mengabaikan manusia dan hewan.
3. Ekologi hewan, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang hewan sebagai
organisme dengan mengabaikan manusia dan tumbuhan.
4. Ekologi habitat, yaitu cabang ekologi yang mempelajari dan membahas tentang sifat
dari suatu habitat.
5. Ekologi populasi, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang hubungan antara
kelompok organisme, jumlah individu, dan faktor penentu besar populasi dan
penyebarannya.
6. Ekologi sosial, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang hubungan antara
manusia dengan lingkungan alam dan teknologi.

14
7. Ekologi bahasa, yaitu cabang ekologi yang mempelajari dan menyelidiki tentang
hubungan antara bahasa dan lingkungan manusia.
8. Ekologi antariksa, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang ekosistem yang
dapat menopang kehidupan manusia selama penerbangan antariksa.

H. Manfaat Ekologi dalam Kehidupan


Banyak sekali manfaat ekologi yang dapat dirasakan oleh manusia dan lingkungan
hidupnya. Adapun beberapa manfaat ekologi yakni sebagai berikut:
1. Mengenal Keberagaman Hayati
Ekologi memudahkan manusia dalam memahami berbagai mahluk hidup dan
hubungannya dengan habitat makhluk hidup itu sendiri. Contohnya, bagaimana cara
seekor unta mampu bertahan hidup di tempat yang bersuhu tinggi sedangkan penguin
bertahan hidup di tempat bersuhu dingin.
2. Mengenal Perilaku Makhluk Hidup
Ekologi bisa membantu manusia dalam mengenal perilaku mahluk hidup lain
yang bermanfaat bagi manusia. Misalnya seperti sistem sonar kapal selam yang
diadaptasi dari kelelawar dan lumba – lumba yang ternyata bermanfaat bagi manusia
dalam menentukan suatu lokasi.
3. Memetakan Konsumsi Pangan
Ekologi menjadikan manusia bisa mengetahui struktur dan skala pangan setiap
makhluk hidup. Misalnya seperti tumbuhan sebagai produsen, hewan herbivora
sebagai konsumen tingkat 1, hewan karnivora sebagai konsumen tingkat 2, manusia
sebagai konsumen tingkat 3, hewan pengurai, dan hasil pengurai tersebut dikonsumsi
oleh produsen akan menjadi sebagai sumber energi.
4. Mengetahui Peran Manusia Terhadap Lingkungan
Ekologi bisa membantu manusia dalam mengetahui dampak produk yang
dihasilkan manusia terhadap lingkungan. Misalnya produk DDT yang ditujukan guna
memberantas hama yang mencemari lingkungan manusia dan organisme lainnya.
5. Memecahkan Masalah Kesehatan
Ekologi membantu manusia dalam memecahkan masalah kesehatan yang
dihadapi. Misalnya mengetahui bahwa nyamuk Aedes Aegypti menjadi penyebab
demam berdarah yang bisa diatasi dengan penanganan tertentu seperti menguras atau
membuang genangan air untuk tempat nyamuk bertelur.

15
6. Memecahkan Masalah Energi
Ekologi membantu manusia dalam memastikan ketersediaan energi yang dapat
menunjang kehidupannya. Misalnya penggunaan energi alternatif dari tenaga surya
dalam menghasilkan energi listrik.
7. Mengenal kesetimbangan dalam kehidupan
Ilmu ekologi membahas kegiatan manusia karena manusia di bumi ini
berkegiatan sebagai populasi. Bila populasi manusia terlalu banyak maka kemampuan
daya sangga ekosistem akan terlampaui. Akibatnya akan terjadi kemunduran dalam
populasi manusia bahkan kepunahan. Oleh karena itu melalui ilmu ekologi, manusia
harus bijak dalam menggunakan sumber daya alam dan membatasi pertumbuhan
populasi agar daya sangga ekosistem tidak terlampaui.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan saling ketergantungan atau
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan tak hidup di dalam suatu
ekosistem. Ekosistem merupakan suatu sistem di mana terjadi hubungan (interaksi) saling
ketergantungan antarkomponen di dalamnya, baik makhluk hidup maupun yang tak hidup.
Ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spektrum biologi yang menggambarkan
asas – asas organisasi kehidupan yaitu organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan
biosfer. Semua ekosistem, baik ekosistem daratan (terestrial) maupun ekosistem perairan
(akuatik) tersusun atas komponen – komponen. Komponennya dibedakan menjadi dua
macam yaitu komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotik adalah
komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu ekosistem sebagai medium atau
substrat untuk berlangsungnya suatu kehidupan. Komponen abiotik meliputi udara, air,
tanah, garam mineral, sinar matahari, suhu, kelembapan, dan derajat keasaman (pH).
Komponen biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi antara lain bakteri, jamur,
ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, hewan invertebrata, dan hewan
vertebrata termasuk manusia. Komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi dua
macam yaitu komponen autotrof dan komponen heterotrof.
Di dalam suatu ekosistem terjadi interaksi antara satu komponen biotik dengan biotik
lainnya dan antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Bentuk interaksi
antarkomponen biotik dapat terjadi antarspesies yang sama maupun spesies yang berbeda.
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi kehidupan dan
kecepatan pertumbuhan populasi. Terdapat beberapa tipe interaksi antarspesies yaitu
netralisme, kompetisi (persaingan), komensalisme, amensalisme, parasitisme, predasi
(pemangsaan), protokooperasi, dan mutualisme.
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja, sifat energi di ekosistem sesuai
dengan hukum termodinamika. Dalam sistem ekologi, suatu organisme adalah komponen
pengubah energi. Aliran energi dan siklus materi dalam ekosistem terjadi lewat rantai
makanan dan jaring – jaring makanan. Rantai makanan adalah jalur pemindahan (transfer)
energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya lewat peristiwa makan dan
dimakan. Jaring – jaring makanan adalah gabungan dari berbagai rantai makanan yang
saling berhubungan dan kompleks. Semakin kompleks jaring – jaring makanan yang

17
terbentuk, semakin tinggi kestabilan suatu ekosistem. Oleh karena itu, untuk menjaga
kestabilan ekosistem suatu rantai makanan tidak boleh terputus akibat musnahnya salah
satu atau beberapa organisme.
Piramida ekologi adalah susunan tingkat trofik (tingkat nutrisi atau tingkat energi)
secara berurutan menurut rantai makanan atau jaring – jaring makanan dalam ekosistem.
Piramida ekologi berfungsi menunjukkan perbandingan di antara tingkatan trofik yang satu
dengan tingkatan trofik lain pada suatu ekosistem. Piramida ekologi dapat dibedakan
menjadi tiga tipe yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi. Piramida
jumlah adalah piramida yang menunjukkan jumlah organisme pada tiap tingkatan trofik.
Piramida biomassa adalah piramida yang menggambarkan berat atau massa kering total
organisme hidup dari masing – masing tingkat trofiknya pada suatu ekosistem dalam kurun
waktu tertentu. Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan terjadinya
penurunan energi pada tiap tahap tingkatan trofik.
Pada dasarnya istilah ekologi digunakan pada beberapa bidang kehidupan manusia.
Terdapat beberapa jenis ekologi yaitu ekologi manusia, ekologi tumbuhan, ekologi hewan,
ekologi habitat, ekologi populasi, ekologi sosial, ekologi bahasa, dan ekologi antariksa.
Banyak sekali manfaat ekologi yang dapat dirasakan oleh manusia dan lingkungan
hidupnya. Beberapa manfaat ekologi bagi kehidupan antara lain yaitu mengenal
keberagaman hayati, mengenal perilaku makhluk hidup, memetakan konsumsi pangan,
mengetahui peran manusia terhadap lingkungan, memecahkan masalah kesehatan,
memecahkan masalah energi, dan mengenal kesetimbangan dalam kehidupan.

B. Saran
Ilmu ekologi memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, banyak sekali
manfaat ekologi yang dapat dirasakan oleh manusia dan lingkungan hidupnya. Oleh karena
itu ilmu ekologi termasuk salah satu ilmu yang harus dipelajari agar ekosistem yang ada di
bumi tempat kita tinggal ini tidak rusak akibat dari perilaku merusak lingkungan yang
semena – mena dilakukan oleh manusia.

18
Daftar Pustaka

Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.


Odum, Eugene P. 1996. Dasar – dasar Ekologi Edisi Ketiga (Penerjemah Samingan, Tjahjono).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sofyan Anwar Mufid. 2010. Islam dan Ekologi Manusia. Bandung: Nuansa.
Wirakusumah. 2003. Teori dan Ekologi. Jakarta: UI Press.

Pustaka Gambar

Gambar 1. Arifin Zainul. 2019. Hutan Pacitan Menyempit, Macan Tutul Turun Gunung.
Liputan6.com: https://www.liputan6.com/regional/read/4046109/hutan-pacitan-
menyempit-macan-tutul-turun-gunung (diakses 9 Juni 2020).
Gambar 2. Best Present Guide. 2020. Basmi Gangguan Rayap dengan 9 Cairan Pembasmi
Rayap untuk Seluruh Perabotan Rumah. Bp-guide.id: https://bp-guide.id/AXRJLuKx
(diakses 9 Juni 2020).
Gambar 3. Hewanpedia Situs Ensiklopedia Dunia Hewan. 4 Contoh Simbiosis Komensalisme
pada Hewan Laut beserta Gambar. Hewanpedia.com: https://hewanpedia.com/4-contoh-
simbiosis-komensalisme-pada-hewan-laut-beserta-gambar/ (diakses 9 Juni 2020).
Gambar 4. Hananto Akhyari. 2018. 10 Tanaman Paling Mematikan di Bumi. Mongabay.co.id:
https://www.mongabay.co.id/2018/10/04/10-tanaman-paling-mematikan-di-bumi/
(diakses 9 Juni 2020).
Gambar 5. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 2017. Cacing Parasit. Id.wikipedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_parasit (diakses 9 Juni 2020).
Gambar 6. CiptaCendekia Bimbingan Belajar Era Digital. Simbiosis (Hubungan Antarmakhluk
Hidup). Ciptacendekia.com: https://ciptacendekia.com/unit/simbiosis-hubungan-
antarmakhluk-hidup/ (diakses 9 Juni 2020).
Gambar 7. Rinando Romi. 2019. Ajaib Hewan – Hewan ini Melahirkan Tanpa Kawin, Salah
Satunya Belalang Semua Keturunannya Betina. Lampung.tribunnews.com:
https://lampung.tribunnews.com/2019/06/21/ajaib-hewan-hewan-ini-melahirkan-tanpa-
kawin-salah-satunya-belalang-semua-keturunannya-betina (diakses 9 Juni 2020).
Gambar 8. Kependidikan Tempat Berbagi Pengetahuan. 15 Contoh Simbiosis Mutualisme.
Kependidikan.com: https://kependidikan.com/simbiosis-mutualisme/ (diakses 9 Juni
2020).
Gambar 9. Mabrur. 2015. Lichenes sang Indikator Kualitas Lingkungan.
Biodiversitywarriors.org: https://biodiversitywarriors.org/isi-katalog.php?idk=3351
(diakses 9 Juni 2020).
Gambar 10. Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Hlm. 411 (dipotret 9 Juni
2020).
Gambar 11. Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Hlm. 412 (dipotret 9 Juni
2020).
Gambar 12. Burhan. 2017. Pengertian Piramida Ekologi Beserta Jenis – Jenisnya Lengkap.
Satujam.com: https://satujam.com/piramida-ekologi/ (diakses 9 Juni 2020).
Gambar 13. Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Hlm. 413 (dipotret 9 Juni
2020).
Gambar 14. Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Hlm. 414 (dipotret 9 Juni
2020).

19

Anda mungkin juga menyukai