Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

KONSEP LINGKUNGAN HIDUP

KELOMPOK 2B:
YENI PUSPITA DEWI (P21122001)
APRILIA CHANDANI. S (P21122029)
HAIRUL ANNISA (P21122067)
MADINA A.T MUSA (P21122099)

KELAS GIZI A
DOSEN PENGAMPU : Syamsuriwal, S.Pd, M.Pd

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI GIZI
UNIVERSITAS TADULAKO

PALU, 2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Karena tanpa rahmat dan ridho-nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Syamsuriwal, S.Pd, M.Pd selaku
dosen pengampu Kajian Lingkungan Hidup. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih bnyak kekurangan,
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Dan kami juga menyadari bahwa
makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritikan yang membangun. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.

Palu, 10 September 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 1
BAB II ISI MAKALAH................................................................................................................ 2
A. Definisi Ekologi.................................................................................................................... 2
B. Ruang Lingkup Ekologi ...................................................................................................... 2
C. Bagaimana Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lingkungan……………………………..3
D. Hubungan Antara Lingkungan Ekologi Dengan Kesehatan Lingkungan…………….5
E. Hubungan Antara Ilmu Ekologi Dan Pangan .................................................................. 7
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 9
BAB IV DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat berbagai organisme hidup di sekitar kita baik
tumbuhan, hewanmikroorganisme dan masih banyak lagi makhluk hidup yang lainJika
diperhatikan maka dalam hidupnyaorganisme akan selalu berinteraksi dengan
lingkungannya baik lingkungan yang sifatnya hidup (biotis) ataupun lingkungan yang tidak
hidup (abiotis). Interaksi yang dimaksud adalah hubungan timbal balik artinya bahwa
organisme dalam hidupnya dipengaruhi oleh lingkungandemikian pula lingkungan dalam
keseimbangannya di alam sangat dipengaruhi oleh organisme. Hubungan organisme
dengan lingkungan inilah yang disebut ekologi. Ekologi pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1869 oleh Ernest Haeckel, seorang ahli biologi bangsa Jerman. Ekologi berasal dari
bahasa Yunani, terdiri dari kata oikos dan logosOikos berarti rumah atau tempat tinggal
sedangkan logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah ekologi dapat diterjemahkan sebagai ilmu
yang mempelajari rumah tangga makhluk hidupYang menjadi rumah tangga makhluk
hidup adalah lingkungan di sekitar makhluk hidupApabila tidak ada keterangan lain yang
mengikutinya maka istilah lingkungan, lingkungan hidup dan lingkungan hidup manusia
memiliki arti yang sama, yaitu kumpulan organisme hidup (biotic community) dan
kumpulan benda mati (abiolic community) yang berada di sekitar ruang hidup manusia,
bukan di sekitar hewan atau di sekitar makhluk mati lainnyaLingkungan di sekitar ruang
hidup hewan dipelajari dalam ekologi hewan. Demikian pula ekologi tumbuhan berarti
ilmu yang mempelajari rumah tangga tumbuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ekologi?
2. Apa saja ruang lingkup ekologi?
3. Bagaimana hubungan ekologi dengan ilmu lingkungan?
4. Bagaimana hubungan antara lingkungan ekologi dengan kesehatan lingkungan?
5. Bagaimana hubungan antara ekologi dan ilmu pangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi ekologi.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi.
3. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lingkungan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan ekologi dengan kesehatan
lingkungan.
5. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu ekologi dan pangan.

1
BAB II
ISI MAKALAH

A. Definisi Ekologi

Ekologi adalah ilmu pengetahuan antara organisme. Odum mendefinisikan ekologi sebagai
disiplin ilmu yang mengaji hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme,
seperti manusia, hewan, tumbuhan, dengan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali
digunakan oleh Reiter pada tahun 1865, kemudian dikemukakan oleh Haeckle, pakar
biologi berkebangsaan Jerman pada tahun 1869. Haeckle mendefinisikan ekologi sebagai
suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitandengan hubungan-hubungan total antara
organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik dan anorganik.
Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah tanaman,
sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi
sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya
rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula
ekologi artinya “ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”. Umumnya yang
dimaksud dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”. Saat ini ekologi lebih
dikenal sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan ekologi
dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup.
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli biologi Jerman
pada tahun 1866. Beberapa para pakar biologi pada abad ke 18 dan 19 juga telah
mempelajari bidang-bidang yang kemudian termasuk dalam ruang lingkup ekologi.
Misalnya Anthony van Leeuwenhoek, yang terkenal sebagai pioner penggunaan
mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan dan regulasi populasi.
Bahkan jauh sebelumnya, Hippocrates, Aristoteles, dan para filosuf Yunani telah menulis
beberapa materi yang sekarang termasuk dalam bidang ekologi.

B. Ruang Lingkup Ekologi

Setiap ilmu memiliki batas-batas wilayah studi. Perlu dimaklumi bahwa batas wilayah
kerja suatu ilmu umumnya bertumpang tindih dengan batasbatas wilayah kerja dari ilmu-
ilmu lain. Sehubungan dengan itu maka sudah selayaknya kalau kita ingin mengetahui juga
batas wilayah kerja dari ilmu ekologi. Untuk mempelajari gambaran yang cukup jelas
tentang batas-batas wilayah kerja dari ilmu ekologi dapat kiranya dipergunakan konsep
model dari Miller. Konsep tersebut beranggapan bahwa seluruh alam semesta merupakan
suatu ekosistem yang tersusun oleh berbagai komponen atau kesatuan. Dalam suatu
ekosistem satu atau sekelompok komponen tak dapat berdiri sendiri terlepas dari kelompok
kesatuan lain.
Secara ringkas, ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spektrum biologi, yang
menggambarkan aras-aras organisasi kehidupan sebagai berikut :

2
Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan ——> organ tubuh ——>
sistem organ ——> organisme ——> populasi ——> komunitas ——> ekosistem ——>
biosfer.
a. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik yang
kompleks, seperti lemak, protein, dan karbohidrat.
b. Sel adalah satuan dasar suatu organisme yang terdiri atas protoplasma dan inti yang
terkandung dalam membran. Membran merupakan komponen yang menjadi
pemisah dari satuan dasar lainnya.
c. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama, misalnya
jaringan otot.
d. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yang mempunyai
fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan, dan daun atau akar pada
tumbuhan.
e. Sistem organ adalah kerja sama antara struktur dan fungsi yang harmonis, seperti
kerja sama antara mata dan telinga, antara mata dan tangan, dan antara hidung
dengan tangan.
f. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk hidup.
g. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan beranak pada
suatu daerah tertentu. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa, populasi banteng di
Ujung Kulon, populasi badak di Ujung Kulon, dan populasi ayam kampung di Jawa
Barat.
h. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis organisme yang menempati
suatu daerah tertentu. Di daerah tersebut setiap populasi berinteraksi satu dengan
lainnya. Misalnya populasi rusa berinteraksi dengan populasi harimau di Pulau
Sumatra atau populasi ikan mas berinteraksi dengan populasi ikan mujair.
i. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan
timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik
yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara, atau kimia fisik) yang secara
bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi.
j. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisan biosfer kira-kira
9000 m di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan tanah, dan
beberapa ribu meter di bawah permukaan laut.

C. Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lingkungan


Haeckel (1869) mendefinisikan ekologi sebagai ilmu yang mempelajari lingkungan alami
termasuk hubungan antar organisme dan juga dengan lingkungannya. Haeckel juga
mengasumsikan bahwa secara ekonomi bumi juga sebagai satu unit. Pada perkembangan
selanjutnya, ekologi kemudian didefinisikan secara beragam dan dikelompokkan dengan
menitikberatkan pada bidang keilmuan yang didalami oleh pendefinisinya seperti ekologi
hewan, ekologi tumbuhan,ekologi manusia, dan sebagainya.

3
Terkait dengan Ilmu Lingkungan, kemunculan ilmu lingkungan pada dasarnya sangat
dipengaruhi oleh perkembangan ekologi itu sendiri dari waktu ke waktu karena ekologi
merupakan ilmu yang mendasari atau dasar yang menjadi acuan dalam pengembangan
ilmu lingkungan. Pada ekologi dipelajari lingkungan yang lebih terbatas yang hanya
melihat interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungannya yang terjadi pada suatu
ekosistem (lingkungan terbatas yang masih murni atau masih alami) sehingga didalamnya
belum ada (belum memasukkan) campur tangan manusia.
Pada ilmu lingkungan, sama dengan kejadian pada munculnya ekologi yang awalnya
hanya merupakan ilmu yang berkembang dari hanya sebagai Subdisiplin dari ilmu biologi,
namun selanjutnya menjadi sebagai salah satu bidang keilmuan esensial yang utuh, disiplin
ilmu yang terintegrasi yang mengaitkan proses fisik dan bilogis dan membentuk jembatan
antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial. Ilmu lingkungan sendiri merupakan bidang
interdisiplin (multidisiplin) yang mempelajari dampak-dampak ekologis dari aktivitas
manusia terhadap lingkungan. Didalam ilmu lingkungan tidak hanya ekologi yang menjadi
komponen keilmuannya, namun juga terdapat bidang ilmu lainnya, seperti ilmu kimia,
ilmu fisika, biologi, matematika, kesehatanmasyarakat, geologi, sosiologi, ekonomi,
managemen, politik dan berbagai ilmu lain yang diintegrasikan ke dalamnya.
Terkait dengan berbagai ilmu yang terdapat pada ilmu lingkungan tersebut, terlihat bahwa
ilmu lingkungan berusaha mengintegrasikan ilmu-ilmu, baik ilmu tersebut ilmu dasar
maupun ilmu terapan, yang erat kaitannya dengan mempelajari hubungan antara makhluk
hidup (faktor biotik) dengan lingkungannya (faktor abiotik).
Oleh karena itu maka pada ilmu lingkungan dipertemukan antara ilmu-ilmu dasar dengan
ilmu-ilmu terapan sehingga menjadi sangat kompleks dan saling terkait. Dalam hal ini
pada ilmu lingkungan, asas dan konsep yang terdapat pada ilmu dasar atau ilmu murni
seperti ekologi ternyata setelah dimasukkan dalam ilmu lingkungan, bahkan digunakan
untuk menanggulangi masalah yang praktis. Hal ini dapat difahami mengingat ilmu
lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari sistem lingkungan hidup, dan selalu
memasukan kedudukan manusia pada sistem lingkungan hidup tersebut.
Namun demikian, pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa ilmu lingkungan pada
dasarnya adalah ilmu ekologi, namun diterapkan pada cakupan yang lebih luas, dan sudah
memasukkan hubungan interaksi manusia dengan lingkungannya (semua mahluk
hidup/faktor biotik yang ada di dalamnya dan semua faktor abiotik yang ada di lingkungan
tersebut) atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan merupakan ilmu
ekologi terapan dengan cakupan yang lebih luas dengan menekankan pada kesisteman di
lingkungan tersebut.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, namun akan
selalu berinteraksi dengan manusia lain, dengan mahkluk lain dan dengan lingkungan
sekitar. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan adalah kombinasi antara seluruh
sumberdaya alam baik faktor fisik atau faktor abiotik seperti tanah, air, sinar matahari,
mineral, dan sumberdaya alam fisik lainnya serta faktor biotik seperti tanaman dan hewan
yang ada di dalamnya berikut kelembagaan yang dibuat manusia yang terutama berisi

4
kebijakan tentang pemanfaatan seluruh sumberdaya alam tersebut. Semua manusia dan
semua makhluk hidup, masing-masing akan melakukan aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya seperti untuk bernafas, mencari makan, bergerak, berkembang biak
dan berbagai kegiatan lain, untuk kelangsungan hidupnya. Semua makhluk hidup saling
berinteraksi dengan mahluk lain dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya, namun
semuanya akan saling memengaruhi. Oleh karena itu maka semua komponen yang ada di
dalam makhluk hidup baik faktor biotik maupun abiotik harus berada dalam kondisi baik,
dan manusia harus berlaku baik atau harus mempunyai etika yang baik terhadap
lingkungan karena manusia tidak akan dapat hidup dengan baik jika lingkungannya rusak.

D. Hubungan Antara Lingkungan Ekologi Dengan Kesehatan Lingkungan

Pengertian lingkungan hidup menurut UU Nomor 23 Tahun 1997, adalah sistem kehidupan
yang merupakan kesatuan ruang dengan segenap benda, keadaan, daya dan makhluk hidup
termasuk manusia dengan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan
dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. dalam mempelajari lingkungan
dibutuhkan yang namanya ilmu lingkungan.
Kesehatan lingkungan erat kaitannya dengan kesehatan manusia, yang berarti ekologi
memiliki peran yang besar dalam menentukan apakah manusia pada kondisi ekologi
tersebut sehat atau terjangkit penyakit ataupun infeksi penyakit. Untuk dapat meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat, diperlukan pengelolaan kualitas lingkungan serta kesehatan
masyarakat oleh masyarakat sendiri dan perlunya mengetahui hubungan antara lingkungan
terhadap kualitas kesehatan masyarakat, yaitu ekologi manusia.
Manusia sebagai objek kesehatan berperan dalam mengubah dan memodifikasi kualitas
lingkungan dan bergantung pada taraf sosial budayanya. Misalkan masyarakat yang masih
primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada
masyarakat tersebut.Berbeda dengan yang sudah maju mereka cenderung mengubah
lingkungan hidup sampai ke taraf irreversibel.Hutan dapat diubah dalam waktu singkat.
Tanah dapat dikeruk sampai membentuk danau.
Manusia sebagai mahkluk hidup selain medayagunakan unsur di alam, ia juga membuang
kembali segala sesuatu yang tidak dipergunakan kembali ke alam. Tindakan ini akan
berakibat terhadap manusia apabila jumlah buangan sudah terlampau banyak dan alam
tidak dapat lagi dibersihkan seluruhnya dan akan terjadi pengotoran lingkungan dan
sumber daya alam yang dibutuhkan sehri-hari dan berakibat akan menimbulkan masalah
kesehatan. Jelas sekali bahwa kelangsungan hidup manusi itu sangat tergantung pada
pengertian dan pengetahuan tentang proses interaksi di dalam ekosistem. Oleh karenanya,
pengetahuan ekologi manusia perlu diteliti dan dipahami agar dapat dimanfaatkan dalam
proses pengendalian lingkungan hidup.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam
hubungan timbal balik ini. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi,
komunitas dan ekosistem. Konsep ekologi tidak lepas dari konsep ekosistem dengan

5
berbagai komponen penyusunnya yaitu abiotik dan biotik. Faktor biotik seperti suhu, air,
kelembapan, dan cahaya. Sedangkan faktor abiotik seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan ilmu
lingkungan dalam penerapan berbagai prinsip. Penerapan prinsip dan ketentuan ekologi
dalam kehidupan manusia dapat berupa pendekatan dan metodologi yaitu:
a. Pendekatan seutuhnya berupa proses analtik dan reduksionistik.
b. Pendekatan evolusioner, yaitu pendekatan yang mengkaji evolusi yang terjadi
pada para pelaku dalam lingkungan hidup, baik secara individual, populasi
maupun komunitas.
c. Pendekatan interaktif, yaitu mengkaji suatu kehidupan haruslah dilihat dari
hubungan-hubungan interaksi antar komponen penyusun dan merupakan
pendekatan dari mengenal ekosistem atau lingkungan hidup dengan lebih baik.
d. Penekaan situasional, yaitu menganjurkan suatu pendekatan ekologi dengan cara
memperhatikan perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbul.
e. Pendekatan subsistem dan ekosistem, yaitu pendekatan pendekatan dengan
memisahkan lingkungan hidup kedalam suatu sistem sosial dan sistem alami serta
mempelajarinyaberdasarkan aliran materi, energy dan informasi dari keduanya
akan menghasilkan proses seleksi dan adaptasi.
f. Pendekatan penanan dan perilaku manusia, memelajari peranan manusia dalam
program pendekatan azas pemanfaatan oleh manusia.
g. Pendekatan kontektualisasi progresif, pendekatan interdisipliner dan ditelusuri
secara progresif sehingga setiap permasalahan dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik.
h. Pendekatan kualitas. lingkungan, merupakan kelanjutan pendekatan
konteksualisasi progresif dan kemudian akan dikembangkan dalam penyususnan
analisis dampak lingkungan (AMDAL).
Banyak kejadian di masa lalu menunjukan kurangnya pengertian masyarakat akan
hubungan manusia dan lingkungan dan kurangnya pengertian sifat manusia sendiri dapat
menyebabkan berbagai bencana yang menimpa masyarakat sebagai akibat tindakannya
sendiri. Manusia akan merasakan kebutuhan akan kekuasaa, kekayaan, pengetahuan yang
berkembang secara indefinitif. Apabila manusia dilihat dari sisi biologis, ini bertentangan,
perasaan lapar atau dahaga mudah dipenuhi dengan makan dan minum. Dengan sendiri
budaya berkembang dan pemanfaatan sumber daya alam dan jumlah limbah akan
meningkat.
Contoh Kasus Kaitan Ekologi dengan Kesehatan Lingkungan

6
a. Kasus ketersediaan air bersih
Sumber air minum berbeda dengan sumber air untuk mencuci dan MCK.Sebagian
masyarakat menggunakan sumber air minum PDAM, di kabupaten Indramayu proporsi
terbesar adalah sumur bor pompa. Sumber air untuk minum dan MCK masih banyak
yang tidak menggunakan jaringan PDAM sehingga berisiko pencemaran dan
mengalami penyakit infeksi saluran pencernaan.Masih ditemukan rumah tangga yang
menggunakan sarana air bersih dan MCK secara bersama sehingga berisiko penularan
penyakit infeksi
b. Kasus Pembuangan Sampah
Metode pembuangan sampah terbanyak meliputi dibakar, dibuang di kebun, di sungai,
di tong sampah dan ditanam di lubang sehingga dapat mencemari air, tanah, serta udara
dan dapat menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit dan mikroorganisme
penyebab penyakit. Penyakit infeksi berbasis lingkungan yang muncul meliputi diare,
infeksi saluran pemapasan atas, pneumonia, tuberkulosis paru, dan malaria, demam
berdarah dengue, demam tifoid, tetanus.

E. Hubungan Antara Ilmu Ekologi Dan Pangan

Ekologi pangan adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek lingkungan yang terkait
dengan pangan dan gizi untuk kesehatan masyarakat.
Bidang studi ekologi pangan mempelajari bagaimana sistem ekologi dan sistem pangan
berinteraksi satu sama lain. Hal tersebut melibatkan pemahaman tentang bagaimana
tindakan manusia dalam memproduksi, memproses, dan mengonsumsi makanan
berdampak pada lingkungan alam, termasuk tanah, air, udara, keanekaragaman hayati, dan
ekosistem secara keseluruhan.
Pendekatan ekologi pangan memperhatikan interaksi kompleks antara faktor sosial,
ekonomi, dan lingkungan yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan konsumsi makanan.
Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mencapai keberlanjutan pangan, yang
berarti memastikan bahwa sistem pangan manusia dapat memenuhi kebutuhan makanan
saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan
mereka.
Karena masalah yang dihadapi sistem pangan saat ini, pendekatan ekologi pangan menjadi
sangat penting. Di seluruh dunia, ketersediaan dan aksesibilitas pangan dipengaruhi oleh
masalah seperti pertumbuhan populasi yang cepat, perubahan iklim. hilangnya keragaman
hayati, degradasi tanah, dan masalah keamanan pangan. Dalam konteks ekologi pangan.
penting untuk mempertimbangkan sistem pangan secara menyeluruh, dari produksi hingga
konsumsi Hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
a. Aspek produksi
Produksi membutuhkan pemahaman tentang dampak praktik pertanian, perikanan, dan
peternakan pada lingkungan. Ini mencakup mempertimbangkan penggunaan air,

7
penggunaan pestisida dan pupuk, deforestasi, dan dampak lainnya terhadap ekosistem
alami.
b. Aspek distribusi
Dalam ekologi pangan, elemen distribusi dan aksesibilitas sangat penting. Sistem
distribusi pangan yang efektif dan adil dapat memastikan bahwa semua orang memiliki
akses yang memadai terhadap makanan yang sehat dan bergizi. Selain itu, juga perlu
mempertimbangkan dampak dari pengemasan lingkungan dan transportasi makanan
terhadap lingkungan.
c. Aspek konsumsi
Dengan mengurangi konsumsi daging dan produk hewani, pola makan yang
berkelanjutan dapat membantu mengurangi dampak yang disebabkan oleh industri
peternakan pada lingkungan. Selain itu, masyarakat harus mendorong praktik konsumsi
yang lebih bijak, seperti mengurangi pemborosan makanan dan memilih produk
pangan yang dihasilkan secara berkelanjutan.
d. Interalsi Sosial dan budaya
Selain itu, pendekatan ekologi pangan melibatkan pemahaman tentang interaksi sosial
dan budaya yang terkait dengan sistem pangan. Ini termasuk mempertimbangkan
keberlanjutan masyarakat adat, praktik pertanian lokal, dan sistem pengetahuan
tradisional. Pendekatan ekologi pangan menekankan perlunya mengintegrasikan
pengetahuan dan praktik dari berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu lingkungan,
pertanian, sosiologi, ekonomi, dan ilmu gizi, untuk mencapai keberlanjutan pangan.

8
BAB III
KESIMPULAN
Haeckle mendefinisikan ekologi sebagai suatu keseluruhan pengetahuan yang
berkaitandengan hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang
bersifat organik dan anorganik. Ruang lingkup ekologi terdiri dari protoplasma, sel,
jaringan, organ, system organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Ilmu lingkungan pada dasarnya adalah ilmu ekologi, namun diterapkan pada cakupan yang
lebih luas, dan sudah memasukkan hubungan interaksi manusia dengan lingkungannya
(semua mahluk hidup/faktor biotik yang ada di dalamnya dan semua faktor abiotik yang
ada di lingkungan tersebut) atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan
merupakan ilmu ekologi terapan dengan cakupan yang lebih luas dengan menekankan pada
kesisteman di lingkungan tersebut. Untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat, diperlukan pengelolaan kualitas lingkungan serta kesehatan masyarakat oleh
masyarakat sendiri dan perlunya mengetahui hubungan antara lingkungan terhadap kualitas
kesehatan masyarakat, yaitu ekologi manusia. Bidang studi ekologi pangan mempelajari
bagaimana sistem ekologi dan sistem pangan berinteraksi satu sama lain.

9
BAB IV
DAFTAR RUJUKAN
Goltenboth, F., Timotius, K.H., Milan, P.P. & Margraf, J. (2013). EkologiAsia Tenggara:
Kepulauan Indonesia. Jakarta: Salemba Teknik.
Kaswadi, K. (2015). Paradigma Ekologi dalam Kajian Sastra. Paramasastra: Jurnal Ilmiah
Bahasa Sastra dan Pembelajarannya, 2(2).
Maknun, D., (2017), Ekologi: Populasi, Komunitas, Ekosistem Mewujudkan Kampus Hijau Asri,
Islami, dan Ilmiah, Cirebon: Nurjati Press.
Riani, E. (2019). Lingkungan dan Ekologi.
Tangguh, P,. dkk. Ekologi pangan dan Gizi. (2023),. Pradina pustaka
Utomo, S. W., Sutriyono, I., & Rizal, R. (2014). Pengertian, ruang lingkup ekologi dan
ekosistem. Jakarta: Universitas Terbuka.

10

Anda mungkin juga menyukai