Anda di halaman 1dari 20

“CRITICAL BOOK REPORT BIOLOGI UMUM”

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Kalkulus Diferensial

WIDIA NINGSIHS.Pd ,M.Pd

DISUSUN OLEH :
NAMA : DEA ESTEFANIA
NIM : 4193321014
KELAS : FISIKA DIK A 2019
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
Rahmat dan HidayahNya, penulis dapat menyelesaikan Critical BookReport
tepat pada waktunya. Critical Book Report ini disusun guna memenuhi salah satu
tugas Biologi. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, didalamini penulis berusaha
menjelaskan bagaimana Pembahasan tentang Biologi. Critical Book Report yang penulis
susun ini belumlah sempurna, akantetapi penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dalam pembuatan CBR ini.
Oleh karena itu,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihakyang telah membantu dalam pembuatan CBR ini sampai selesai. Serta
ucapant eri m akasih penulis sampaikan juga kepada bapak /i bu dosen yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis.Akhir kata, penulis berharap CBR ini dapat
bermanfaat bukan hanya bagi penulis sendiri namun juga dapat bermanfaat bagi semua
orang yang membacaCBR ini untuk menambah wawasannya. Kritik dan saran yang
membangun sangatpenulis harapkan demi kesempurnaan CBR ini.

Medan, Oktober 2019

Dea Estefania
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

Informasi Biografi Buku

1BAB II PEMBAHASAN
2.1Sinopsis Buku
22.2 Kelemahan dan Kelebihan Buku
92.4Perbandingan Kedua Buku

10BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan
113.2 Saran

11DAFTAR PUSTAKA
BAB I

ISI

BUKU UTAMA

Pengertian Ekologi

Apa yang dimaksud dengan ekologi (ecology)? Secara umum, pengertian


ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara organisme
dengan lingkungan hidupnya.Ada juga yang menjelaskan pengertian ekologi adalah suatu
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang interaksi mahluk hidup atau kelompok
mahluk hidup dengan lingkungannya. Dengan kata lain, ekologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang ekosistem mahluk hidup.

Secara etimologis, istilah “Ekologi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Oikos” yang
artinya habitat dan “Logos” yang artinya “Ilmu”. Sehingga secara bahasa, definisi ekologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara sesama organisme dan juga antara
organisme dengan lingkungannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, terutama di daerah perdesaan, tentunya Anda sering


melihat petani sedang mencangkul lahan, membajak, menanam, mengairi sawah, memupuk,
dan kegiatan lainnya. Kegiatan petani ini sebetulnya telah dilakukan jauh beberapa abad yang
lalu. Secara tidak langsung mereka sudah mengetahui adanya hubungan antara tanaman
dengan tanah, tanaman dengan air, tanaman dengan unsur hara, dan lain sebagainya. Apa
yang dilakukan petani tersebut sebenarnya sudah mengaplikasikan tentang ekologi. Jadi
aplikasi ekologi sebenarnya telah dilakukan oleh manusia jauh sebelum istilah ekologi itu
sendiri diperkenalkan oleh para pakar ekologi. Pada pertanian masa kini, manusia sudah
banyak menerapkan prinsip-prinsip alami untuk mendukung proses-proses ekologis yang
baik. Pada jaman nenek moyang bertani dengan cara masih sangat sederhana, tetapi pada saat
ini telah menerapkan prinsip-prinsip ekologi. Misalnya penggunaan pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos, dan pupuk alam lainnya.

Pada dasarnya masyarakat petani sudah mengetahui bahwa dalam kotoran ternak,
kompos, maupun daun-daunan mengandung hara yang diperlukan tanaman, sehingga dengan
apa yang dilakukan oleh petani tersebut membantu proses-proses ekologis terutama dalam
hubungannya dengan pendauran/ siklus hara. Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam
kasus pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur
hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu
oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya “ilmu yang mempelajari organisme di tempat
tinggalnya”. Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”.
Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ”ilmu yang

Pengertian Ekologi Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu ekologi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. Ernst Haeckel

Menurut Ernst Haeckel (1866), pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan komprehensif
tentang hubungan organisme terhadap lingkungan hidupnya.

2. C. J. Krebs

Menurut C. J. Krebs (1972), pengertian ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang interaksi yang menentukan distribusi dan kelimpahan organisme.

3. E. P. Odum

Menurut E. P. Odum (1963), pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
struktur dan fungsi alam “The study of the structure and function of nature”.

4. Charles Elton

Menurut Charles Elton (1927), pengertian ekologi adalah sejarah alam yang sifatnya ilmiah
“Scientific natural history”.
5. G. Tyler Miller

Menurut G. Tyler Miller (1975), definisi ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara organisme dengan organisme lain dan dengan lingkungannya.

6. C. Elton

Menurut C. Elton, ekologi adalah ilmu yang mengkaji kehidupan alam secara ilmiah atau
dapat di singkat ilmu yang mempelajari sejarah alam.

Ruang Lingkup Ekologi

Setiap ilmu memiliki batas-batas wilayah studi. Perlu dimaklumi bahwa batas wilayah

kerja suatu ilmu umumnya bertumpang tindih dengan batasbatas wilayah kerja dari ilmu-ilmu

lain. Sehubungan dengan itu maka sudah selayaknya kalau kita ingin mengetahui juga batas

wilayah kerja dari ilmu ekologi. Untuk mempelajari gambaran yang cukup jelas tentang

batas-batas wilayah kerja dari ilmu ekologi dapat kiranya dipergunakan konsep model dari

Miller. Konsep tersebut beranggapan bahwa seluruh alam semesta merupakan suatu

ekosistem yang tersusun oleh berbagai komponen atau kesatuan . Menurut konsep tersebut

bagian-bagian atom akan membentuk satuan atom. Satuan atom akan membentuk satuan

molekul, dan satuan-satuan molekul seterusnya akan membentuk satuan protoplasma,

demikian proses pembentukan satuan lainnya. Dalam konsep model tersebut ditetapkan

selanjutnya batas-batas wilayah kerja dari berbagai pengetahuan. Kita melihat batas-batas

dari:

(1) daerah mati atau daerah tanpa adanya jasad-jasad hidup,

(2) daerah hidup atau daerah yang dihuni oleh jasad-jasad hidup dan
(3) daerah yang masih merupakan tanda tanya. Dipaparkan pula batas-batas

yang dinamakan: (1) daerah dari benda-benda submikroskopis, (2) daerah

dengan benda dan jasad mikroskopis, (3) daerah makroskopis, dan (4) daerah

kosmis. Dalam model tersebut ditampilkan batas wilayah kerja ilmu ekologi,

yaitu batas terbawah adalah tingkat organisme atau tingkat individu dan batas

teratas adalah tingkat biosfer.

Secara umum, ekologi mempelajari mengenai interaksi organisme dengan lingkungan


hidupnya. Adapun batasan pokok bahasan atau ruang lingkup ekologi adalah sebagai berikut:

Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan ——> organ tubuh ——>
sistem organ ——> organisme ——> populasi ——> komunitas ——> ekosistem ——>
biosfer.

1. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik yang kompleks,
seperti lemak, protein, dan karbohidrat.

2. Sel adalah satuan dasar suatu organisme yang terdiri atas protoplasma dan inti yang
terkandung dalam membran. Membran merupakan komponen yang menjadi pemisah dari
satuan dasar lainnya.

3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama, misalnya jaringan
otot.

4. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yang mempunyai fungsi
tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan, dan daun atau akar pada tumbuhan.

5. Sistem organ adalah kerja sama antara struktur dan fungsi yang harmonis, seperti kerja
sama antara mata dan telinga, antara mata dan tangan, dan antara hidung dengan tangan.

6. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk hidup.

7. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan beranak pada suatu
daerah tertentu. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa, populasi banteng di Ujung Kulon,
populasi badak di Ujung Kulon, dan populasi ayam kampung di Jawa Barat.
8. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis organisme yang menempati suatu
daerah tertentu. Di daerah tersebut setiap populasi berinteraksi satu dengan lainnya. Misalnya
populasi rusa berinteraksi dengan populasi harimau di Pulau Sumatra atau populasi ikan mas
berinteraksi dengan populasi ikan mujair.

9. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik
yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik yang hidup maupun tak
hidup (tanah, air, udara, atau kimia fisik) yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem
ekologi.

10. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisan biosfer kira-kira 9000
m di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan tanah, dan beberapa ribu
meter di bawah permukaan laut.

1. Individu

Individu adalah satuan organisme dari setiap jenis atau species tertentu. Misalnya; seorang
manusia, seekor gajah, seekor burung, seekor ikan, dan sebagainya.

2. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang berada di suatu tempat dan waktu
tertentu. Misalnya populasi manusia, populasi burung, populasi rumput, dan sebagainya.

3. Komunitas

Komunitas adalah suatu kelompok mahluk hidup yang terdiri atas beberapa populasi dan
saling berinteraksi satu sama lainnya pada suatu tempat dan waktu tertentu. Misalnya
komunitas padang rumput yang di dalamnya terdapat populasi rumput, populasi belalang,
populasi burung, populasi ular, dan lainnya .

4. Ekosistem

Ekosistem adalah suatu kondisi dimana terjadi hubungan timbal balik dan saling
ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Misalnya ekosistem hutan,
ekosistem air laut, dan lainnya.
5. Biosfer

Biosfer adalah tingkatan organisasi biologi yang paling besar dimana di dalamnya
terdapat semua kehidupan yang ada di bumi dan terdapat interaksi antara lingkungan fisik
secara keseluruhan.

Aspek dan Prinsip dalam Ekologi

Dalam mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya, terdapat


beberapa aspek dan prinsip yang harus diperhatikan. Mengacu pada pengertian ekologi di
atas, berikut ini adalah aspek dan prinsip dalam ekologi:

I. Aspek Utama dalam Ekologi

Beberapa aspek penting dalam mempelajari ekologi adalah sebagai berikut:

1. Studi mengenai interaksi organisme/ kelompok organisme dengan lingkungannya.


2. Studi mengenai internaksi organime/ kelompok organisme dengan lingkungannya.
3. Studi mengenai struktur dan fungsi alam.

II. Prinsip Utama dalam Ekologi

Beberapa prinsip utama dalam ekologi adalah sebagai berikut:

1. Adanya interaksi (interaction).


2. Adanya saling ketergantungan (interdependence).
3. Adanya keanekaragaman (diversity).
4. Adanya keharmonisan (harmony).
5. Adanya kemampuan berkelanjutan (sustainability).

Manfaat Ekologi Bagi Manusia


Ada banyak manfaat ekologi yang bisa diberikan kepada manusia dan lingkungan
hidupnya. Sesuai dengan pengertian ekologi, adapun beberapa manfaat ekologi adalah
sebagai berikut:
1. Mengenal Keberagaman Hayati

Dengan adanya ekologi, maka manusia dapat memahami berbagai mahluk hidup dan
hubungannya dengan tempat tinggalnya. Contohnya, bagaimana seekor unta dapat bertahan
hidup pada tempat yang bersuhu tinggi sedangkan penguin bertahan hidup di tempat bersuhu
dingin.

2. Mengenal Perilaku Mahluk Hidup

Ekologi juga dapat membantu manusia mengenal perilaku mahluk hidup lainnya yang
bermanfaat bagi manusia. Misalnya, sistem sonar kapal selam yang diadaptasi dari hewan
kelelawar dan lumba-lumba ternyata bermanfaat bagi manusia untuk menentukan suatu
lokasi.

3. Mengetahui Peran Manusia Terhadap Lingkungan

Ekologi dapat membantu manusia untuk mengetahui dampak produk yang dihasilkan
manusia terhadap lingkungan. Misalnya, produk DDT yang ditujukan untuk memberantas
hama ternyata mencemari lingkungan manusia dan organisme lainnya.

4. Memetakan Konsumsi Pangan

Dengan adanya ekologi maka manusia dapat mengetahui struktur dan skala pangan
setiap mahluk hidup. Misalnya, tumbuhan sebagai produsen, hewan herbivora sebagai
konsumen tingkat 1, hewan karnivora sebagai konsumen tingkat 2, manusia sebagai
konsumen tingkat 3, hewan pengurai, dan hasil pengurai tersebut dikonsumsi oleh produsen
sebagai sumber energi.

5. Memecahkan Masalah Pertanian

Ekologi juga dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah pertanian yang
dihadapi oleh manusia. Misalnya, untuk menjaga kesuburan tanah dibutuhkan beberapa
mikroba yang dapat menghasilkan nitrat dan ammonium.
6. Memecahkan Masalah Energi

Ekologi dapat membantu manusia dalam memastikan ketersediaan energi untuk


menunjang kehidupannya. Misalnya, penggunaan energi alternatif dari tenaga surya untuk
menghasilkan energi listrik.

7. Memecahkan Masalah Kesehatan

Ekologi juga dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah kesehatan yang
dihadapi. Misalnya, mengetahui bahwa nyamuk Aedes Aegypti adalah penyebab demam
berdarah yang dapat diatasi dengan penanganan tertentu, seperti menguras atau membuat
genangan air bersih tempat nyamuk bertelur.

Jenis-Jenis Ekologi

Pada dasarnya istilah ekologi digunakan pada beberapa bidang kehidupan manusia.
Mengacu pada pengertian ekologi, adapun beberapa jenis ekologi adalah sebagai berikut:

1. Ekologi manusia, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang keadaan


lingkungan hidup manusia.
2. Ekologi tumbuhan, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang tumbuhan
sebagai organisme dengan mengabaikan manusia dan hewan.
3. Ekologi hewan, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang hewan sebagai
organisme dengan mengabaikan manusia dan tumbuhan.
4. Ekologi habitat, yaitu cabang ekologi yang fokus mempelajari dan membahas
tentang sifat dari suatu habitat.
5. Ekologi populasi, yaitu cabang ekologi yang fokus mempelajari tentang hubungan
antara kelompok organisme, jumlah individu, dan faktor penentu besar populasi
dan penyebarannya.
6. Ekologi sosial, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang hubungan antara
manusia dengan lingkungan alam dan teknologi.
7. Ekologi bahasa, yaitu cabang ekologi yang mempelajari dan menyelidiki tentang
hubungan antara bahasa dan lingkungan manusia.
8. Ekologi antariksa, yaitu cabang ekologi yang mempelajari tentang ekosistem
yang dapat menopang kehidupan manusia selama penerbangan antariksa.
Itulah uraian singkat mengenai pengertian ekologi, ruang lingkup, manfaat, dan
beberapa jenis ekologi secara umum. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan
kamu.
BUKU PEMBANDING

The International Union for Conservation of Nature (IUCN), juga berpendapat bahwa
pada tahun 2009, 48.000 species yang beresiko, 2 % diantaranya berada di alam liar dan tidak
terlindungi dengan baik sehingga sangat mudah untuk diganggu oleh manusia. Alaminya
sebagian dari kehilangan keanekaragaman hayati adalah proses yang sudah seharusnya
terjadi, tetapi sering kali laju penurunannya menuju kepunahan dipercepat oleh kegiatan
manusia. Secara umum dapat dikatakan tantangan utama penyelamatan keanekaragaman
hayati di Indonesia terdiri dari :

a. Kenaikan jumlah penduduk


b. Deforestasi dan kebakaran hutan
c. Eksploitasi berlebihan di hutan dan di laut
d. Fragmentasi dan perusakan habitat Jika kita melihat lebih dalam tantangan-tantangan
tersebut, kita akan menemukan beberapa faktor penyebab utama (underlying causes)
dan pendorong (drivers) kepunahan keanekaragaman hayati Indonesia

Pertama,kebijakan pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi dan


mengabaikan keseimbangan ekosistem dan keengganan menggunakan ukuran-ukuran
integritas ekosistem. Kebijakan yang ditetapkan biasanya cenderung eksploitatif dan
mendorong pemanfaatan yang kurang bertanggung jawab karena pelaku bisnis tidak dituntut
untuk melakukan pengelolaan sumber daya menurut kaidah kelestarian usaha dalam jangka
panjang.

Kedua, pembangunan yang terjadi hanya mengutamakan pemilik modal dan


memarjinalisasi masyarakat miskin, masyarakat adat dan lokal sebagai pemangku
kepentingan keberlanjutan ekosistem dan sumber daya alam. Masyarakat yang termajinalkan
sering tidak memiliki pilihan lain kecuali ikut melakukan eksploitasi sesuai keinginan
perusahaan penguasa sumber daya alam, atau menjadi pelaku illegal dalam pemanfaatan
hutan atau ikan di wilayah-wilayah konsesi yang sudah diberikan kepada pemodal besar.

Ketiga, eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan baik di hutan maupun di laut

Keempat, korupsi dan keseluruhan tata kelola sumber daya alam yang buruk terkait
berbagai isu seperti konservasi dan preservasi hutan, alokasi dan distribusi akses terhadap
sumber, terlebih dipicu dengan praktek bad governance yang member peluang kepada pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi alam.

Indonesia, dengan kondisi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan dengan
keunggulan masingmasing, sudah sepatutnya perlu mengembangkan ekologi lansekap yang
baik, yang meliputi penataan ruang berdasarkan struktur lahan, fungsi lingkungan dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam struktur dan fungsi lingkungannya. Keunggulan
dari kemampuan flora dan fauna tersebut sangat diperlukan untuk mengoptimalkan fungsi-
fungsi dari konsep “Green Building” dalam bentuk optimalisasi ruang terbuka hijau (RTH)
dalam bentuk koefisien daerah hijau (KDH) pada lahan pembangunan “Green Building”.
Degradasi RTH di perkotaan dapat membuat berkurangnya kualitas lingkungan. Kondisi
RTH di Jakarta, sebagai contoh saat ini hanya 9% dari perencanaan tata ruang RTH yang
sebesar 30%. Bila kondisi pemenuhan RTH tidak dapat dicapai, akan terus terjadi penurunan
keanekaragaman hayati didalamnya selain penurunan kualitas lingkungan (Greenship 2010).

Minister of Environment, Gusti Muhammad Hatta said “We need appreciate all
parties – central and local governments, universities, companies, NGOs and individuals –
making various efforts to support environmental conservation either in city or rural.”

Awal permulaan dari permasalahan tersebut dipicu sejak pembangunan perkotaan


yang tidak terencana akhirnya menyebabkan konversi lahan hijau menjadi bangunan, namun
meluasnya wilayah tersebut lebih cenderung ke daerah-daerah belakang perkotaan (hinterland
and suburban) yang umumnya menyerang kawasan hijau baik hutan ataupun lahan pertanian
sehingga mengganggu kehidupan ekosistem didalam hutan ataupun lahan pertanian tersebut.

Tolak ukur lain yang dinilai adalah area lansekap didaerah lain seperti diatas
basement, roof garden, terrace garden dan wall garden sesuai Peraturan Menteri PU
No.5/PRT/M/2008 mengenai ruang terbuka hijau tentang kriteria vegetasi untuk pekarangan.
Diperkaya dengan penggunaan tanaman lokal (indigenous) dan budidaya lokal dalam skala
provinsi menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sebagai lembaga yang menyediakan
data akan keanekaragaman hayati di negeri ini. Sejauh ini memang yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana kita dapat menentukan standard metrik untuk mengukur
keanekaragaman hayati disuatu daerah karena perbedaan tindakan sebagai solusi di setiap
negara di seluruh dunia melaksanakannya, untuk itu diperlukan suatu komunitas para peneliti
yang didukung pemerintah .

Suatu survei terhadap suksesi tanaman di sekitar gunung Krakatau menunjukkan


bahwa heteroginitas tumbuhan di pulau-pulau sekitarnya terus bertambah berdasarkan waktu
ke waktu bahkan setelah bencana meletusnya gunung tersebut. Riset ini merujuk pada sebuah
teori keseimbangan alam yang bergantung pada kondisi biogeografi, yaitu “Equilibrium
Theory of Island Biogeography (ETIB)” yang diperkenalkan oleh periset dari Inggris,
Richard Field Kegunaan dari pelestarian keaneka ragaman hayati bagi kita adalah bisa lebih
dilihat dari segi :

1. Proses fotosintesa, kegiatan tumbuhan untuk menghasilkan O2 dan mengambil CO2


yang berlebihan di alam sehingga kualitas udara tetap terjaga dengan tetap tersedianya
pasokan udara segar untuk habitat yang hidup didalamnya.
2. Proses fotohidrologi, kegiatan tumbuhan untuk menyerap air ke dalam tanah dan
menyimpannya guna menyediakan sumber makanan bagi organisme yang hidup di
bawahnya.

Hal lain yang ikut mempengaruhi faktor keberlangsungan keanekaragaman hayati adalah
masalah penyedian material untuk menopang pembangunan, yang seharusnya mengacu pada
ekstraksi dari sumber material terdekat dengan jumlah yang harus dibatasi pula. Seperti
contohnya penyedian kayu yang tidak perlu didatangkan dari luar daerah tanaman namun
cukup dari lingkungan sekitar sehingga lacak dan pembalakannya juga dapat di deteksi. Oleh
karenanya habitat lokal perlu dilestarikan untuk menopang akan kebutuhan ini.
Proses sertifikasi terhadap lacak dan pembalakan sumber material juga sangat berguna
untuk membedakan produk material itu berasal dari sumber yang lestari atau tidak.
Contohnya sertifikasi lacak balak pada material kayu. Dalam penilaian tersebut, asesor akan
menilai kebertelusuran kayu dari industri sampai ke sumber bahan baku melalui penilaian
administrasi kayu, sehingga didapatkan rantai tak terputus yang menggambarkan asal kayu
berasal dari hutan yang diproduksi secara lestari. Kegunaan lain dari sistem sertifikasi ini
adalah sebagai alat untuk menyatukan kepentingan lingkungan, kelestarian sumber daya
hutan dan kepentingan ekonomi dan dagang. Dari segi pembeli, konsumen yang cinta
lingkungan mempunyai pilihan atas seleranya atas produk-produk yang ramah lingkungan
dan berasal dari sumber yang dikelola secara ramah lingkungan. Dari segi bisnis, para
pengusaha mempunyai alat untuk menunjukkan kemampuannya mengelola usahanya,
legalitasnya dan menunjukkan tanggung jawab moralnya terhadap lingkungan dan
masyarakat.

Strategi penyelamatan keanekaragaman hayati dapat ditetapkan dengan menyepakati


ukuran yang digunakan sebagai indikator keanekaragaman hayati, karena kita tidak akan bisa
mengelola hal-hal yang tidak kita tahu ukurannya, seperti dalam keuntungan dalam berbisnis,
perlu dikelola secara terukur sehingga secara periodik dapat dievaluasi tingkat keberhasilan
pengelolaan keanekaragaman hayati tersebut. Hal yang dapat diukur misalnya kerapatan atau
jumlah jenis flora per hektar hutan yang ingin dijadikan sarana penyelamatan
keanekaragaman hayati. Tindakan selanjutnya adalah dengan menciptakan harga bagi
kegiatan internalisasi dan upaya penyelamatan keanekaragaman hayati tersebut yang
sebenarnya refleksi dari biaya internalisasi kerusakannya atau upaya penyelamatannya secara
langsung melalui pengenaan pajak atas kerusakan keanekargaman hayati tersebut penetapan
kewajiban kompensasi bagi pelaku penyelamatan keanekaragaman hayati, terlebih bisa
dilakukan dengan mewajibkan penggantian kawasan untuk keanekaragaman hayati
(biodiversity-offset) bagi para perusahaan yang secara langsung memiliki dampak negatif
terhadap keanekaragaman hayati.

Salah satu upaya Indonesia melalui Konferensi International Asosiasi Biologi Tropika
dan Konservasi (ATBC) yang dilangsungkan di Bali pada pertengahan Juli 2010 lalu.
Konferensi asosiasi ini sudah dimulai sejak 1963 dan Indonesia sudah terlibat sejak awal.
(ATBC) merupakan asosiasi yang beranggotakan ratusan ilmuwan (scientist) dari 70 negara,
dengan fokus pada upaya konservasi untuk menjaga keberlanjutan dari keragaman hayati
(biodiversity) yang sebagian besar terdapat di dalam hutan. Data United Nations Environment
Programme (UNEP) dan Sekretariat Convention on Biological Diversity menunjukkan 100
spesies hewan dan tumbuhan punah setiap harinya, bersamaan dengan hilangnya habitat
hutan tropis. Adapun, lebih dari 6 juta hektare hutan tropis yang kaya akan keragaman hayati,
hilang setiap tahunnya. Konferensi tersebut menghasilkan Deklarasi Bali yang isinya antara
lain, mendesak Indonesia sebagai “Megadiversity Country” melalui implementasi kebijakan
moratorium penebangan hutan disertai evaluasi terhadap kandungan biodiversitas di
dalamnya.

Selain mendesak segera diberlakukannya moratorium terhadap pemberian izin


pengolahan hutan, melalui Deklarasi Bali tersebut, ATBC juga meminta agar izin konsensi
untuk pengelolaan hutan alam yang diberikan sebelum moratorium diberlakukan, dievaluasi
kembali keragaman hayatinya dan nilai karbon yang tersimpan di dalamnya. Pemerintah
Indonesia juga didesak untuk memperkuat upaya memerangi penghancuran hutan yang naik
59% pada periode 2008 dan 2009. Deklarasi juga berisi sejumlah pernyataan positif terhadap
upaya yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam menurunkan pembalakan liar yang
dilaporkan turun 50%-75% sejak 2002, serta perjanjian yang dibuat antara Indonesia dan
Norwegia berupa pendanaan US$1 miliar untuk konservasi hutan.

Deklarasi Bali berisi sejumlah rekomendasi yang mendorong penyelamatan hutan


Indonesia. Ada 12 poin yang tertuang dalam rekomendasi tersebut yang akan dibacakan
dalam penutupan, Jumat (23/7/2010). Berikut beberapa rekomendasi dalam Deklarasi Bali
yang diberitakan oleh salah satu media ternama lokal :

1. Mendorong Pemerintah Indonesia untuk menerapkan dan memantau pelaksanaan


moratorium selama dua tahun terhadap konsesi kayu, kelapa sawit, dan perkebunan
lainnya; melaksanakan moratorium ini sesegera mungkin; dan memastikan bahwa
ekspansi perkebunan berikutnya tidak dilakukan di lahan tanpa tegakan hutan.
2. Meminta agar semua bentuk konsesi yang membuka hutan terkait moratorium
tersebut dievaluasi kembali secara cermat untuk melihat nilai keanekaragaman hayati
dan kandungan karbonnya.
3. Merekomendasikan kepada Pemerintah Indonesia untuk menerapkan kembali
pelarangan pembukaan hutan gambut seperti tahun 2007 yang dibuka lagi sejak 2009
karena manfaat lahan basah ini sangat tinggi untuk menyerap karbon.
4. Secara khusus merekomendasikan agar upaya mengurangi laju penggundulan hutan
segera dikonsentrasikan di titik-titik konversi hutan yang sudah dilakukan maupun
yang sedang berlangsung, seperti di Sumatera bagian tengah, Kalimantan Timur dan
Barat, dan Papua Barat.
5. Mengajak Pemerintah Indonesia untuk melindungi dan mengelola daerah dengan nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi secara efektif, termasuk daerah-daerah yang
dilindungi dan inisiatif konservasi baru, seperti program Heart of Borneo dan konsesi
hutan restorasi.

Kesemuanya terkonsentrasi pada isu yang sedang hangat akhir-akhir ini yaitu : masalah
fragmentasi hutan yaitu berupa kondisi terbelahnya hutan oleh pengalihan fungsi untuk
perkebunan, pertanian, atau permukiman. Kegiatan fragmentasi tersebut menjadikan hutan
tidak lagi berupa satu keutuhan, hutan makin terbagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Hal itu menyebabkan peluang interaksi populasi suatu hewan dan tumbuhan menjad terpisah-
pisah dan tidak berhubungan satu dengan yang lainnya. Peluang untuk kawin silang menjadi
sempit. Akibatnya hanya akan terjadi perkawinan sedarah yang dapat memerosotkan kualitas
genetika suatu hewan/tumbuhan yang lalu ikut menurunkan daya tahan suatu habitat sehingga
mereka mudah punah. Kehilangan satu jenis hewan atau tumbuhan akan mempengaruhi
keanekaragaman sehingga kehilangan biodiversitas secara tidak langsung bisa berdampak
terhadap kelangsungan dan ketahanan pangan.

Peran serta CSR terhadap bisnis dan lingkungan


Ketika mesin penggerak dari fungsi ekonomi ini adalah perusahaan – perusahaan ,
dimana perusahaan sering kali memaksimalkan penggunaan sumber daya alam. Yang
akhirnya 70% dari perusakan alam disebabkan oleh perusahaan-perusahaan, dan untuk
menanggulangi kenyataan ini, perusahaan mempunyai jalan lain yang harus ditempuh untuk
bertanggung jawab sosial terhadap lingkungan hidup. Melalui program Corporate Social
Responsibility, perusahaan akan membentuk reputasi yang baik sekaligus mempunyai nilai
jual dari segi konsumen.

Contoh paling nyata seperti yang diterapkan Bakrie Plantation di Sumatra, mereka
bergerak dibidang industri kelapa sawit, mereka membuka lahan hutan menjadi perkebunan
kelapa sawit, otomatis struktur habitat ekosistem di lingkungan tersebut akan berubah drastis
karena tumbuhan kelapa sawit yang tergolong tanaman keras (akar serabut) sangat banyak
dalam menggunakan air dari dalam tanah, membuat tanah menjadi kering, unsur hara menjadi
hilang sehingga keseimbangan disekitarnya pun terganggu. Penanaman tumbuhan tersebut
hanya untuk jangka waktu tertentu untuk fungsi penyedian (palm oil) yang terbatas pula,
walaupun bersifat sementara namun kondisi lahan menjadi tidak subur atau bahkan
cenderung menjadi lahan yang sudah tidak dapat terpakai. Penggunaaan pestisida yang harus
diterapkan sebagai prasyarat dalam menanam jenis tumbuhan tertentu dapat ikut memberikan
efek negatif terhadap lingkungan jika digunakan dengan berlebihan dalam skala besar.
Dikarenakan komponen pembentuknya yang tidak dapat terurai dengan mudah dalam air
dapat mengganggu ekosistem. Karena pembukaan hutan rapat tidak dapat dihindari oleh
mereka, maka proses penanaman disuatu lahan dilakukan secara tumpang sari, atau berselang
seling untuk mencegah suatu hama tanaman tertentu berkembang secara pesat.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah, setiap perusahaan untuk membentuk reputasi yang
baik terhadap lingkungan di mata masyarakat, mereka harus memperbaiki kinerjanya terlebih
dahulu sebelum mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Tantangan terbesar adalah
mengembangkan pemahaman terhadap CSR dan sikap saling menghormati di masyarakat dan
pemerintah daerah pada umumnya sebagai stakeholder, sehingga pada waktu kita memulai
untuk menggunakan lahan sebagai wadah kegiatan, kita tidak bertindak seperti halnya
penguasa, namun harus jeli, memiliki pemahaman serta mengikutsertakan masyarakat adat
yang ada disekitarnya untuk turut serta mendukung program CSR dan regulasi pemerintah
yang sudah jelas namun sering diabaikan.

Menurut Djouni Korhonen (Four Ecosystem Principles for an Industrial Ecosystem,


2001), agar perusahaan-perusahaan dapat memelihara lingkungan, maka mereka harus
meniru empat prinsip yang diajarkan oleh lingkungan kepada kita agar dapat “membaca”,
jawabannya tersedia di alam, dan merusak alam berarti menjauhkan manusia dari
kemungkinan perbaikan dirinya.

Diantaranya prinsip segala sesuatunya bersifat siklis, dimana prinsip ini pada tataran
praktis berarti perusahaan harus melakukan daur ulang sebanyak mungkin atas materi yang
dipergunakannya, serta mengatur aliran energy sebaik mungkin sehingga tidak ada yang
sampai terbuang percuma yang akhirnya akan hanya berdampak merusak lingkungan.
Prinsip yang kedua adalah keanekaragaman, alam mengajarkan bahwa keanekaragaman
dari tingkatan genetik, spesies, hingga ekosistem merupakan kekayaan dan sumber kekuatan
yang sangat besar. Ketergantungan diantara mereka saling terjaga sehingga tidak akan mudah
punah oleh perubahan alam.

Prinsip yang ketiga adalah lokalitas dan beradaptasi sebanyak mungkin terhadap kondisi
lokal. Hal ini diaplikasikan dengan penggunaan sumber daya lokal seoptimum mungkin,
penyelesaian masalah sampah lokal, penghormatan terhadap kenyataan bahwa sumber daya
lokal bersifat terbatas dan karenanya harus dihemat atau digantikan, serta kerjasama yang erat
dengan pemangku kepentingan lokal. Terakhir adalah perubahan yang bertahap. Hal ini
berarti perusahaan harus terus menerus melakukan perubahan sistemik dan aplikatif sehingga
dapat mendukung lingkungan yang sudah tentu akan terus menurun kualitasnya agar
kehancuran tidak akan tampak.
BAB II

PENUTUP

KESIMPULAN

Secara etimologis, istilah “Ekologi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Oikos” yang
artinya habitat dan “Logos” yang artinya “Ilmu”. Sehingga secara bahasa, definisi ekologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara sesama organisme dan juga antara
organisme dengan lingkungannya.

Manfaat Ekologi Bagi Manusia Ada banyak manfaat ekologi yang bisa diberikan kepada
manusia dan lingkungan hidupnya. Sesuai dengan pengertian ekologi, adapun beberapa manfaat
ekologi adalah sebagai berikut:

1. Mengenal Keberagaman Hayati

Dengan adanya ekologi, maka manusia dapat memahami berbagai mahluk hidup dan
hubungannya dengan tempat tinggalnya. Contohnya, bagaimana seekor unta dapat bertahan
hidup pada tempat yang bersuhu tinggi sedangkan penguin bertahan hidup di tempat bersuhu
dingin.

2. Mengenal Perilaku Mahluk Hidup

Ekologi juga dapat membantu manusia mengenal perilaku mahluk hidup lainnya yang
bermanfaat bagi manusia. Misalnya, sistem sonar kapal selam yang diadaptasi dari hewan
kelelawar dan lumba-lumba ternyata bermanfaat bagi manusia untuk menentukan suatu
lokasi.

3. Mengetahui Peran Manusia Terhadap Lingkungan

Ekologi dapat membantu manusia untuk mengetahui dampak produk yang dihasilkan
manusia terhadap lingkungan. Misalnya, produk DDT yang ditujukan untuk memberantas
hama ternyata mencemari lingkungan manusia dan organisme lainnya.
4. Memetakan Konsumsi Pangan

Dengan adanya ekologi maka manusia dapat mengetahui struktur dan skala pangan
setiap mahluk hidup. Misalnya, tumbuhan sebagai produsen, hewan herbivora sebagai
konsumen tingkat 1, hewan karnivora sebagai konsumen tingkat 2, manusia sebagai
konsumen tingkat 3, hewan pengurai, dan hasil pengurai tersebut dikonsumsi oleh produsen
sebagai sumber energi.

5. Memecahkan Masalah Pertanian

Ekologi juga dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah pertanian yang
dihadapi oleh manusia. Misalnya, untuk menjaga kesuburan tanah dibutuhkan beberapa
mikroba yang dapat menghasilkan nitrat dan ammonium.

KELEBIHAN

Di dalam kedua buku ini covernya membuat para pembaca lebih tertarik untuk
membacanya isis kedua buku ini sangat mudah untuk di mengerti oleh para pembaca .

KEKURANGAN

Tidak ada yang terdapat kekurangan dari buku ini.


Daftar Pustaka

Panduan Penerapan GREENSHIP, Konsil Bangunan Hijau Indonesia, Juni, 2010 United
Nations Environment

Programme, 2009, The Economic of Ecosystem and Biodiversity, Banson Production


BAPPENAS, 2003, Indonesia Biodiversity Strategy and Action

Plan 2003-2020, Jakarta, BAPPENAS KLH, 2009,”Laporan Nasional Ke-Empat kepada


Convention on Biological Diversity” World Resource

Institute, 2008, The Corporate Ecosystem Services Review. Guidelines for Identifying
Business Risks and Opportunities Arising from Ecosystem Change, Version 1, Washington,
DC (RESOURCE OF GBC INDONESIA)

Anda mungkin juga menyukai