Anda di halaman 1dari 7

2.

Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia


Dua aliran pokok di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu
tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Namun perlu dikemukakan bawa prakasa
dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja.
Secara historis, pendidikan yang melembaga (meskipun lebih banyak pada jalur luar sekolah)
telah dikenal sebelum Belanda menjajah Indonesia, seperti padepokan, pesantren, dan
sebagainya. Setelah Belanda memperkenalkan sistem persekolahan di Indonesia, timbul pula
berbagai upaya untuk mendirikan sekolah. Sebelum menikah, RA Kartini (1879-1904) telah
berhasil mendirikan sekolah untuk anak permpuan di Jepara dan setelah menikah didirikanlah
pula sekolah di Rembang. Demikian pula tokoh di bidang keagamaan (Islam, Kristen,
Katholik, dan sebagainya) telah merintis persekolahan yang bercorak keagamaan sesuai
agamanya masing-masing. Salah satunya adalah sekolah Muhammadiyah (didirikan 1912
oleh KH. Ahmad Dahlan). Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa (didirikan oleh K.H. Dewantara pada 3 Juli 1922), ruang pendidik
INS Kayu Tanam (didirikan oleh Muh Sjafei pada 31 Oktober 1926), Kesatrian Institut
(Bandung), Perguruan Rakyat (Jakarta), dan sebagainya . Seiring dengan itu, terjadi pula
pengembangan terhadap lembaga-lembaga yang telah ada seperti madrasah, seminar,
pesantren modern, daan sebagainya.
Setelah kemerdekaan, telah diupayakan mengembangkan satu sistem pendidikan
nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Pasal tersebut berbunyi “setiap
warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Di
Indonesia terdapat dua aliran pokok pendidikan, yaitu Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
dan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam.

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa


Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, (Lahir 2
Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat) pada tanggal 3 Juli 1932 di
Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan taman Indira
(Taman kanak-kanak) dan Kursus Guru, selanjutnya Taman muda (SD), disusul Taman
Dewasa merangkap Taman Guru (Mulo-Kweekschool). Sekarang ini telah
dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata.
Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari
prasekolah hingga pendidikan tinggi. Pada zaman penjajahan Belanda, Taman Siswa
bersikap “noncooperative” dan menolak pemberian subsidi. Baru setelah masa
kemerdekaan sikap “noncooperative” berubah menjadi sikap pro dan bekerja sama
dengan pemerintah.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan taman Siswa meempunyai tujuh asas
perjuangan untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta sekaligus
untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasonal, dan demokrasi.
Ketujuh asas tersebut yang secara singkat disebut “asas 1922” adalah sebagai
berikut :
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (Zelf
Besschikkingsrecht) dengan mengingat terbitnya persatuan dalam
perkehidupan umum. Dari asas yang pertama ini jelas bahwa tujuan
yang hendak dicapai oleh Taman Siswa adalah kehidupan yang tertib
dan damai (tata dan tenteram, Orde on Vrede). Dari asas ini pulalah
lahir “Sistem Among”, di mana guru mendapat sebutan “Pamong”,
yaitu sebgai pemimpin yang berdiri di belakang dengan sebutan “tut
wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi
kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri, dan tidak terus
menerus dicampuri, diperintah, atau dipaksa. Pamong hanya bertindak
aktif mencampuri anak didiknya saat anak tersebut tidak dapat
menghindari diri dari berbagai rintangan. Jadi, “Sistem Among” adalah
cara pendidikan yang dipakai dalam sistem Taman Siswa dengan
maksud mewajibkan para guru supaya mengingatkan dan
mementingkan kodrat adatnya pada siswa dengan tidak melupakan
segala keadaan yang mengelilinginya.
2) Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang
dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri. Dalam asas kedua ini
masih berhubungan dengan prinsip kemerdekaan yang terdapat di
dalam asas yang pertama, yaitu memberikan kebebasan kepada siswa
untuk berpikir. Membimbing anak atau siswa agar kelak menjadi orang
yang merdeka lahir dan batin hendaknya dilakukan dengan jalam
memerdekakan batinnya, pikirannya, dan tenaganya.
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan
sendiri. Dengan asas ini Taman Siswa ingin mencegah sistem
pengajaran yang bersifat intelektualitis dan pola hidup yang “kebarat-
baratan” yang dapat memisahkan orang-orang terpelajar dengan rakyat
jelata.
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau
kepada seluruh rakyat. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa lebih
mementingkan tersebarnya pendidikan dan pengajaran bagi rakyat
umum, dengan kata lain, pemerataan pendidikan.
5) Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir
maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan
menolak bantuan apa pun dan dari siapa pun yang memikat, baik
berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. Dari asas “hidup” dengan
mempertahankan kepribadiannya sepanjang masa.
6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka
mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan
(Zelfbegrotings-system ). Dari asas ini tersirat keharusan untuk hidup
sederhana dan hemat.
7) Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan
batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi
keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. Asa ini menampilkan
pendidik sebagai orang yang bekerja tanpa pamrih, ikhlas, penuh
pengorbanan demi kebahagiaan anak didiknya.
Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas
1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma
“ yaitu :
1) Asas Kemerdekaan
2) Asas Kodrat Alam
3) Asas Kebudayaan
4) Asas Kebangsaan
5) Asas Kemanusiaan
Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah :
1) Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan
damai.
2) Wujud berlakunya kedaulatan adab kemanusiaan.
3) Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin,
luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian
bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman siswa
Peraturan Dasar Persatuan Taman Siswa menetapkan berbagai upaya
yang dilakukan Taman Siswa, baik di lingkungan perguruan maupun di luar
lingkungan perguruan itu. Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya
Taman Siswa berusaha dengan jalan sebagai berkut :
1) Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari
tingkat tinggi, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat kejuruan,
serta memberi pendidikan itu serba isi yang baik dan berguna untuk
keperluan hidup dan penghidupan masyarakat sesuai dengan asas,
dasar, dan tujuan pendidikan Taman Siswa dengan selalu
mengingat/menyesuaikan dengan kecerdasan zaman dan kemajuan
dunia.
2) Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa
yang ada hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan-kegiatan Taman
Siswa, untuk diambil faedah sebaik-baiknya.
3) Menumbuhkan lingkungan hidup kelurga Taman Siswa, sehingga dapat
tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.
4) Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan
masyarakat perguruan, sehingga dapat terbentuk wadah yang nyata bagi
jiwa Taman Siswa, agar dengan demikan ada pengaruh timbale balik
antara perguruan/keluarga dan masyarakat sekitarnya pada khususnya,
dan masyarakat luas pada umumnya.

Di samping upaya-upaya dalam lingkungan perguruan, untuk mencapai


tujuan Taman Siswa, Taman Siswa berusaha di luar lingkungan perguruan
dengan jalan sebagai berikut :

1) Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-


dasar dan hidup Taman Siswa, baik yang bersifat umum untuk
meningkatkan kecerdasan masyarakat maupun pendidikan karya untuk
meningkatkan kecakapan dan kemampuan hidupnya.
2) Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat
dalam bentuk-bentuk badan social ekonomi yang dapat member
bimbingan dan dorongan kegiatan masyarakat dalam perjuangannya
menuju masyarakat bahagia tertib-damai.
3) Bersama-sama dengan instansi-instansi pemerintahan
menyelenggarakan usaha-usahapembentukan kesatuan hidup
kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia.
4) Menyelenggarakan usaha pendidikan kader pembangunan yang
tenaganya dapat disumbangkan kepada masyarakat untuk
pembangunan.
5) Mengusahakan terbentuknya pusat-puast kegiatan kemasyarakatan
dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan
inti-inti kejiwaan Taman Siswa.
c. Hasil-hasil yang dicapai
Yayasan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa yang didirikan Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta
sampai kini telah mencapai berbagai hal seperti: gagasan atau pemikiran
tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria
sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan (banyak
yang menjadi tokoh nasional, antara lain Ki Hajar Dewantara , Ki
Mangunsarkoro, dan Ki Suratman). Ketiga pencapaian itu merupakan
pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan, yang juga mungkin dicapai oleh
yayasan pendidikan lainnya.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh
Mohammad Sjafei (lahir di Matan, Kalbar tahun 1895) pada tanggal 31 Oktober 1926
di Kayu Tanam ( Sumatera barat ). INS pada mulanya dipimpin oleh bapaknya,
kemudian diambil alih oleh Moh. Sjafei. Dimulai dengan 75 orang murid, dibagi
dalam dua kelas, serta masuk sekolah bergantian karena gurunya hanya satu, yakni
Moh. Sjafei sendiri. Sekolah ini mengalami pasang surut sesuai dengan keadaan
Indonesia saat itu, bahkan pada bulan Desember 1948 sewaktu Belanda menyerang ke
Kayu Tanam, seluruh gedung INS dibumihanguskan, termasuk ruang pendidikan,
pengajaran, dan kebudayaan (RPPK) di Padang Panjang. Baru pada mulai Mei 1950
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam bangkit kembali dan Moh. Sjafei mulai lagi dengan
30 orang siswa. pada tahun 1952, INS mendirikan percetakan Sridharma yang
menerbitkan majalah bulanan Sendi dengan sasaran khalayak adalah anak-anak.
a. Asas dan tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal dididrikan, Ruang Pendididk INS Kayu Tanam mempunyai asas-
asas sebagai berikut :
1) Berpikir logis dan rasional
2) Keaktifan atau kegiatan
3) Pendidikan masyarakat
4) Memperhatikan pembawaan anak
5) Menentang intelektualisme
Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas
pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia, menjadi
sebagai berikut :

1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa


2) Kemanusiaan
3) Kerakyatan
4) Kebangsaan
5) Kebangsaan
6) Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan
7) Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan
8) Berakhlak ( bersusila ) setinggi mungkin
9) Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa
10) Berjiwa aktif positif
11) Mempunyai daya cipta
12) Cerdas, logis dan rasional
13) Berperasaan tajam, halus dan estetis
14) Gigih atau ulet yang sehat
15) Correct atau tepat
16) Emosional atau terharu
17) Jasmani sehat dan kuat
18) Cakap berbahasa
19) Sanggup hidup sederhana
20) Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan
21) Sebanyak mungkin memakai kebuyaan nasional
22) Waktu mengajar para guru menjadi objek dan murid sebagai subjek
23) Para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya.
24) Diusahakan agar pelajar mempunyai darah ksatria
25) Mempunyai jiwa konsentrasi
26) Pemeliharaan ( perawatan ) sesuatu usaha
27) Menepati janji
28) a) Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-
baiknya.
b) Kewajiban harus dipenuhi.
29) Hemat

Sejak didirikan, tujuan Ruang Pendidik INS kayu Tanam adalah :

1) Mendidik rakyat 6ea rah kemerdekaan.


2) Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3) Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
4) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggungjawab.
5) Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

b. Usaha-usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


Terdapat berbagai usaha yang dilakukan oleh Mohammad Sjafei dan
kawan-kawan dalam mengembangkan gagasan dan berupaya mewujudkannya,
baik yang berkaitan dengan Ruang Pendidik INS maupun tentang pendidikan
dan perjuangan/pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya. Beberapa hal
yang perlu dikemukakan adalah memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-
gagasannya tentang pendidikan nasional, pengmbangan Ruang Pendidikan INS
(kelembagaan, sarana/prasarana, dan lain-lain), upaya pemberantasan buta
huruf, penerbitan majalah anak-anak, dan lain-lain.
Beberapa usaha yang dilakukan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
dalam bidang kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang
pendidikan, seperti ruang rendah (7 tahun, setara sekolah dasar), ruang dewasa
(4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah menengah), dan sebagainya.
Program pendidikan INS sangat mengutamakan pendidikan keterampilan-
kerajinan, dengan mengutamakan menggambar, pekerjaan tangan, dan
sejenisnya. Terdapat pula program khusus untuk menjadi guru yaitu tambahan
satu tahun setelah ruang dewasa untuk pembekalan kemampuan mengajar dan
praktek mengajar .

DAFTAR PUSTAKA
Munib, A. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press
Tirtarahardja, U. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Anda mungkin juga menyukai