Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN

Konsep Dasar Ekologi dan Lingkungan

Dosen Pengampu : Dra. Rosni, M.Pd.

Oleh :

Kelompok I

1. M. Aidil Anuar (3171131019)


2. Ade Suryani Nasution (3173131003)
3. Lia Muniar Lumbantoruan (3173131021)
4. Azzahra Putri (3173331005)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Ada pun makalah ini kami susun, untuk dapat
memenuhi tugas Mata Kuliah Ekologi dan Lingkungan. Kami berharap dengan disusunnya
makalah ini dapat membantu untuk mengetahui dan memahami konsep dasar ekologi dan
lingkungan.

Mohon maaf  jika dalam penulisan atau pembuatan makalah ini banyak keslahan,oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan. Akhirnya kami mengucapkan
terima kasih kepada Allah SWT dan Ibu Dra. Rosin, M.Pd selaku dosen mata kuliah Ekologi dan
Lingkungan yang telah membimbing kami, serta pihak yang telah kami jadikan sebagai refrensi
dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kami sendiri maupun bagi para pembaca.

Medan, agustus 2018

Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ……………………………………………………………....
I.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………….
I.3. Tujuan Penulisan …………………………………………………………….
I.4. Manfaat Penulisan ……………………………………………………………
I.5. Metode Penulisan …………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengerian Ekologi ……………………………………………………………..
II.2. Ruang Lingkup Ekologi ………………………………………………………
II.3. Rantai Makanan ………………………………………………………………
II.4. Piramida Ekologi ……………………………………………………………..
II.5 Siklus Biogeokimia ……………………………………………………………
II.6. Suksesi Ekologi ……………………………………………………………….
BAB III PENUTUP
III.1. Kesimpulan …………………………………………………………………
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       LATAR BELAKANG
Alam lingkungan manusia terdiri dari komponen - komponen makhluk hidup dan tak
hidup (benda - benda mati). Dalam mempelajari lingkungan hidup kita perlu memahami
konsep - konsep ekologi. Ekologi merupakan salah satu dasar ilmu lingkungan juga
merupakan suatu cara pendekatan dalam mempelajari makhluk - makhluk hidup,
sedangkan kajian dasar adalah populasi dan komunitas.Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dan lingkungannya,
baik biotik (makhluk hidup lainnya) maupun abiotik (benda - benda mati). Ernest
Haeckel (1834 - 1914) orang yang pertama kali mengemukakan definisi ekologi tersebut.
Dalam ekologi kita mempelajari makhluk - makhluk hidup itu sebagai suatu kesatuan
atau sistem dengan lingkungannya. Di dalam lingkungan hidup ini terdapat saling
hubungan antar komponennya dan membentuk ekosistem. Sedangkan komponen
penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor
dan omnivor) dan dekomposer atau pengurai (mikroorganisme).Di dalam suatu ekosistem
senantiasa terjadi berbagai dinamika kehidupan seperti rantai makanan, jaring - jaring
makanan, pembentukan biomassa, piramida makanan, siklus materi, aliran energi dan lain
- lain.
Dalam mengembangkan kesimpulan rantai makanan yaitu dengan adanya produsen,
konsumen dan dekomposer maka dapat digunakan untuk membahas aliran energi dalam
ekologi. Pada rantai makanan masing - masing kelompok organisme yang mempunyai
jarak transfer makanan dari sumber energi akan menempati suatu tingkatan trofik
tertentu. Pada umumnya produsen akan mempunyai tingkat trofik yang paling
rendah.Dengan demikian biomassa (berat total populasi) dari setiap tingkatan trofik yang
dinyatakan dalam perbandingan luas, akan disusun mulai dari tumbuhan di tempat paling
bawah dan tingkatan trofik yang lebih tinggi di atasnya, maka akan terbentuk sebuah
piramida makanan dan struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk
piramida ekologi.
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan ekologi ?


2. Sebutkan apa saja ruang lingkup ekologi?
3. Bagaimana proses rantai makanan?
4. Bagaimana gambaran piramida ekologi dalam ekosistem?
5. Apakah yang dimaksud siklus biogeokimia dalam ekosistem?
6. Apakah yang dimaksud dengan suksesi ekologi?
1.3.       TUJUAN PENULISAN
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ekologi dan ruang lingkupnya,
dan mengetahui komponen yang ada pada ekologi serta proses yang terjadi terkait dengan
ekologi.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan sang pembaca
tentang peranan Ekologi dalam kehidupan sehari-hari.
1.5 METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini adalah kepustakaan yaitu memperoleh berbagai sumber
berdasakan buku atau literatur-literatur dan sumber internet.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ekologi


Kata ekologi berasal dari Oikos yang berarti rumah atay tempat tinggal dan Logosyang
berarti telaah atau studi. Jadi, ekologi adalah ilmu tentng temat tinggal organisme atau rumah
tangga makhluk hidp. Ekologi juga dapat diartikan sebagai lmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara organisme dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Odum (1993)
menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam
dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem
ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa,
penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
menciptakan keadaan sistem tersebut.
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali ditemukan oleh Ernest Haeckel seorang ahli biologi
Jerman pada tahun 1869. Dalam pengertian proses alamiah, ekologi telah diketahui dan
diaplikasikan sejak dahulu dan terus berkembang sejalan dengan perkembangan akal dan budaya
manusia. Sebagai ilmu, ekologi telah berkembang pesat sejak tahun 1990. Berdasarkan
perkembangnya, sekarang dikenal ilmu lingkungan hidup (environmental science) dan Biologi
Lingkungan (environmental bioloy). Ekologi merupakan dasar pokok ilmu lingkungan, hanya
saja cakupan ilmu lingkungan lebih luas daripada ekologi (Soerjaatmadja, 1981).
Ilmu lingkungan dan ekologi mempunyai hubungan yang sangat erat dan tak terpisahkan
satu sama lain. Lingkungan merupakan komponen penting dalam system ekologi (ekosistem),
yang meliputi komponen biotik dan abiotik. Sebagai suatu bidang kajian ilmiah, ekologi
menggabungkan hipotesis-deduktif yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk
menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena ekologi. Banyak ahli ekologi merancang
model matematis yang memungkinkan mereka membuat simulasi eksperimen dalam skala besar
yang tidak mungkin dilakukan di lapangan. Dengan pendekatan ini, variabel penting dan
hubungan hipotesisnya dijelaskan melalui persamaan matematis (Neil A. Campbell et. al, 2006).
Ekologi dapat dibagi menjadi beberapa cabang sebagai berikut.
 Autoekologi, mempelajari satu jenis organisme dan interaksinya dengan lingkungan.
Pembahasan pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasitik dll.
 Sinerkologi, mengkaji berbaga kelompok organisme sebagai kesatuan yang saling
berinteraksi dalam satu daerh tertentu. Sinerkologi sering dikenal dengan ekologi komunitas.
 Pembagian ekologi berdasarkan habitat, kajian ekologi menurut habitat organisme hidup
misalnya ekologi laut, ekologi padang rumput, ekologi hutan tropika dll.
 Pembagian ekologi menurut taksonomi, kajian ekologi menurut tingkatan taksa
organisme, misalnya ekologi tumbuhan, ekologi hewan, ekologi mikroorganisme, dll
(Wardana, 2015).

2.2. Ruang Lingkup Ekologi

Apabila kita perhatikan lingkungan disekitar kita, mungkin kita akan menemukan
sekelompok sapi sedang makan rumput, tanaman rumput yang bergerombol, serta sebatang
pohon mangga yang rindang dan tumbuh subur dengan buahnya yang menguning. Kelompok
sapi sedang makan rumput, segerombolan tanaman rumput, dan sebatang pohon mangga apabila
membentuk suatu kesatuan di dalam suatu lingkungan merupakan satuan organisasi kehidupan
dalam ekoistem. Satuan organisasi kehidupan dalam ekositem terdiri atas individu, populasi,
komunitas, ekosistem dan biosfer. Urutan satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem dari
yang kecil sampai yang besar adalah sebagai berikut:

1. Individu
Istilah individu berasal dari bahasa latin yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang
berarti dapat dibagi. Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara
fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya. Individu
juga disebut satuan makhluk hidup tunggal. Misalnya, seorang manusia, seekor hewan
atau sebatang pohon.
Gambar 1 Seekor harimau (individu)

2. Populasi

Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di
suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Suatu organisme disebut
sejenis bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Menempati daerah atau habitat yang sama


 Mempunyai persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktifitas
 Mampu menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang mampu
berkembang biak

Sebagai contoh, pada suatu lahan seluas 200 m² terdapat 500 batang tanaman jagung, 100
ekor belalang, 50 ekor jangkrik, 10 ekor burung, dan 3 batang tanaman turi. Berdasarkan
data tersebut maka di dalam lahan atau daerah tersebut terdapat beberapa populasi, yaitu
populasi jagung, populasi belalang, populasi jangkrik, populasi burung dan populasi turi.

Gambar 2 Populasi rusa


3. Komunitas

Komunitas dapat diartikan sebagai seluruh populasi yang menempati daerah yang sama.
Antar jenis makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya akan terjadi interaksi di daerah
tersebut, kemudian interaksi itu membentuk suatu kumpulan dimana di dalamnya setiap
individu menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kumpulan
tersebut terdapat suatu kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan, dan
hubungan timbal balik yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Misalnya,
dalam suatu komunitas kebun terdapat berbagai macam populasi hewan dan tumbuhan
yang tinggal di kebun tersebut. Anggota komunitas kebun, misalnya populasi pohon
kelapa, populasi pohon mangga, populasi romput teki, populasi semut, populasi cacing
tanah, dan populasi belalang.

4. Ekosistem

Ekosistem merupakan tatanan secara utuh dari seluruh unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal
balik yang kompleks antara organisme dengan lingkungannya. Berdasarkan sejarah
terbentuknya, ekosistem dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

 Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami, tanpa adanya
pengaruh atau campur tangan manusia. Misalnya, ekosistem gurun pasir, ekosistem
hutan tropis, dan ekosistem hutan gugur. Setiap ekosistem mempunyai ciri khas.
Ciri itu sangat ditentukan oleh faktor suhu, curah hujan, iklim, dan lain-lain.
 Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya,
kolam, waduk, sawah, ladang, dan tanam. Pada umumnya, ekosistem buatan
mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada
ekosistem sawah, komponen biotik yang banyak, yaitu padi dan kacang.
 Ekosistem suksesi, yaitu ekosistem yang merupakan hasil suksesi lingkungan yang
sebelumnya didahului oleh kerusakan. Pada lingkungan demikian, jenis tumbuhan
yang berkembang ditentukan oleh jenis organisme yang hidup di sekitarnya.
Gambar 3 Ekosistem

5. Bioma

Bioma merupakan sekelompok ekosistem daratan pada sebuah benua yang


mempunyai struktur dan ketampakan atau fisiognomi vegetasi yang sama.

6. Biosfer

Biosfer adalah kumpulan dari semua ekosistem yang terdapat di permukaan bumi ini.
Ada pula ahli yang menyatakan bahwa biosfer adalah tempat beroperasinya ekosistem.
Bagian bumi yang dihuni organisme hanya beberapa meter di bawah permukaan tanah
hingga 9.000 meter di atas permukaan bumi, serta beberapa meter di bawah permukaan
laut. Jadi, tidak di seluruh bagian bumi ini terdapat ekosistem sebab hanya daerah yang
terdapat kehidupanlah yang dapat disebut ekosistem

KOMPETISI, SIMBIOSIS DAN PREDASI

Beberapa spesies dapat hidup berdampingan di dalam sebuah komunitas sepanjang


mereka memiliki kebutuhan yang berbeda dalam suatu relung ekologi, meskipun relung
mereka mungkin saling tumpang tindih. Kehidupan demikian dapat terpenuhi selama
kebutuhan hidup terhadap sumber yang sama tersedia dalam jumlah yang berlebihan.
Akan tetapi, jika sumber-sumber kebutuhan tersebut dalam keadaan terbatas, hubungan
antarspesies akan berubah menjadi suatu bentuk persaingan atau kompetisi. 

 Pengertian Kompetisi
Kompetisi adalah bentuk interaksi dua makhluk hidup yang menrakibatkan kedua
makhluk hidup tersebut mengalami kerugian. Kebutuhan hidup yang sering diperebutkan
tersebut antara lain adalah makanan, tempat berlindung, tempat bersarang, sumber air,
dan pasangan untuk kawin. 
Semakin besar tumpang tindih relung ekologinya, kompetisi semakin sering terjadi.
Bentuk kompetisi yang terjadi dapat berupa kompetisi intraspesifik, yaitu kompetisi di
antara anggota spesies yang sama dan kompetisi interspesifik, yaitu kompetisi di antara
anggota yang berbeda spesies. 
Suatu contoh, tikus dan burung pipit sama-sama memakan padi. Jadi, antara burung
pipit dengan tikus terjadi kompetisi interspesifik. Selain itu, dapat juga terjadi persaingan
antarburung pipit atau antartikus di sawah (kompetisi intraspesifik). Persaingan tersebut
terjadi jika persediaan padi pada lahan tersebut mulai berkurang. Persaingan
antarindividu dalam spesies penting artinya untuk mengatur populasi spesies tersebut.

 Pengertian Predasi
Di dalam sebuah interaksi antarmakhluk hidup, terdapat hubungan satu spesies memakan
yang lain. Dalam hal ini, konsumernya disebut predator, sedangkan spesies yang dimakan
dikenal sebagai mangsa. Predator (Latin, praeda = mangsa) adalah makhluk hidup yang
memperoleh sumber-sumber yang diperlukan dengan memakan makhluk hidup lain. Jika
yang dimangsa adalah produser, bentuk interaksi tersebut disebut herbivori. Hewan yang
memakan produser itu disebut herbivor. Harimau memakan kijang; ular memakan
kelinci, tikus, dan katak; capung memakan serangga-serangga yang lain. Dalam
hubungan tersebut, harimau, ular, dan capung dikatakan sebagai predator. 

 Pengertian Simbiosis
Sebuah hubungan yang dekat di antara dua spesies makhluk hidup yang berbeda disebut
simbiosis yang berarti hidup bersama. Interaksi simbiotik meliputi bentuk parasitisme,
komensalisme, protokooperasi, dan mutualisme.

 Pengertian Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk interaksi yang dapat menyebabkan satu pihak mendapat
keuntungan, sedangkan pihak yang lain menderita kerugian. Suatu parasit dapat memperoleh
makanan atau sumber-sumber yang diperlukan dari tubuh makhluk hidup lain yang disebut
inang atau hospes. 
Parasit dapat saja hidup pada permukaan kulit atau di dalam tubuh makhluk hidup yang
masih hidup. Bentuk simbiosis ini kadang-kadang dipertimbangkan juga sebagai bentuk
predasi. Akan tetapi, korban dari parasitisme biasanya masih dapat melangsungkan
kehidupannya, sedangkan pada predasi korbannya selalu dibunuh. 
Contoh interaksi parasitisme adalah kehidupan benalu pada sebatang pohon, cacing pita
pada usus manusia, dan pinjal pada kucing. Selain menggunakan inangnya sebagai sumber
nutrisi, beberapa parasit juga menggunakan inang mereka untuk perlindungan bagi predator
yang akan memangsanya.
 Pengertian Komensalisme
Komensalisme merupakan bentuk interaksi yang menyebabkan satu pihak
mendapatkan keuntungan, sedangkan yang lain tidak terpengaruh (tidak diuntungkan
maupun dirugikan). Contoh interaksi komensalisme adalah kehidupan ikan remora
dengan hiu.
Dalam kehidupannya, ikan remora melekatkan dirinya dengan semacam alat
pengisap pada sisi bawah hiu. Dengan posisi seperti itu, ikan remora memperoleh
makanan dari potongan-potongan kecil yang berasal dari hiu. Keuntungan lainnya adalah
ikar remora tidak memerlukan banyak energi untuk bergerak karena ikan tersebut
melekat pada hiu dan dapat bergerak kemanapur bersama hiu. Sebaliknya, kehadiran ikan
remora tidak berpengaruh terhadap hiu. 

 Pengertian Protokooperasi
Protokooperasi merupakan bentuk interaksi yang dapat memberikan keuntungan
secara bersama-sama, kedua pihak makhluk hidup yang terlibat secara lengkap saling
bergantung. Contohnya adalah protokooperasi antara jamur dan ganggang dalam bentuk
lumut kerak (liken).

Jamur memperoleh makanan yang dihasilkan oleh ganggang, sedangkan ganggang


memperoleh habitat, air, dan mineral-mineral yang diabsorpsi oleh jamur. Artinya, jamur
dan ganggang dapat memperoleh keuntungan dari cara hidup bersama tersebut. 
Contoh lainnya adalah kehidupan antara burung jalak dan badak. Burung jalak yang
hinggap di punggung badak memakan hama (pengisap darah badak). Burung jalak
mendapatkan keuntungan memperoleh makanan, kehangatan, dan perlindungan terhadap
predatornya, sedangkan badak memperoleh keuntungan dengan terbebasnya dari parasit-
parasit. Akan tetapi, perlu kalian ingat bahwa interaksi ini hanya bersifatfakultatifkarena
keduanya ampu melangsungkan kehidupanya masing-masing. 

 Pengertian Mutualisme
Mutualisme berasal dari bahasa (Latin, mutuus=penukaran) merupakan bentuk
interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama mendapat keuntungan. Berbeda
dengan proto-kooperasi, interaksi mutualistik ini sangat penting bagi kelangsungan hidup
dan perkembangbiakan kedua spesies yang terlibat. 

Interaksi mutualistik kadang-kadang disebut juga simbiosis obligat. Contohnya


adalah pada polinasi atau proses penyerbukan bunga. Pada beberapa bunga, proses
penyerbukan dapat berlangsung oleh bantuan beberapa serangga khusus, burung, atau
kelelawar. Begitu juga bentuk interaksi antara semut dan tumbuhan Acasia di daerah
tropis.
2.3. RANTAI MAKANAN
Rantai makanan adalah suatu peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan
urutan-urutan tertentu. Dalam rantai makanan terdapat makhluk hidup yang berperan sebagai
produsen, konsumen, dan sebagai dekomposer (pengurai). Pada peristiwa rantai makanan terjadi
proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu. Dan setiap tingkat dari rantai makanan dalam
suatu ekosistem disebut dengan tingkat trofik.
Pada tingkat trofik yang pertama yaitu organisme yang dapat menghasilkan atau membuat
zat makanan sendiri yaitu tumbuh-tumbuhan hijau kata lain disebut sebagai produsen. Lalu
organisme yang menempati tingkat tropik yang kedua disebut dengan konsumen  primer
(konsumen tingkat I), konsumen ini umumnya ditempati oleh hewan herbivora (pemakan
tmbuhan). Selanjutnya organisme yang menempati tingkat tropik ketiga disebut dengan
konsumen sekunder (Konsumen tingkat II), umumnya ditempati oleh hewan carnivora (hewan
pemakan daging) dan seterusnya. Dan organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi atau
terakhir disebut konsumen puncak, biasanya ditempati oleh omnivora.
Atau definisi rantai makanan yang lainnya adalah perpindahan energi makanan dari sumber
daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan > herbivora >
carnivora > omnivora). Pada setiap tahapan pemindahan energi, 80% – 90% energi potensial
hilang sebagai panas, oleh sebab itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4 hingga 5
langkah saja. Jadi dengan kata lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar juga energi
yang tersedia.

A. Di bawah ini Contoh rantai makanan dan keterangannya secara jelas

1. Contoh ranntai makanan di darat 2. Contoh ranntai makanan di perairan

B. Contoh ke-1 rantai makanan di darat:

1 Tumbuhan akan menyerap dan menggunakan sinar matahari untuk memproduksi atau
menghasilkan makanan dalam bentuk gula, dan akan disimpan dalam dalam biji, batang,
buah, dan tempat penyimpanan yang lainnya.
2 Tikus (Konsumen tingkat I), yaitu hewan herbivora atau pemakan tumbuhan akan
memakan tumbuhan tersebut. Lalu tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi
energi untuk aktivitasnya dan bereproduksi.
3 Ular  (Konsumen tingkat II), yaitu hewan karnivora atau pemakan daging akan memakan
tikus. Tikus merupakan makanan atau sumber energi untuk ular, suapa ular tetap bertahan
hidup.
4 Burung Elang (konsumen tingkat III atau konsumen puncak) akan memakan ular. Elang
memakan ular untuk menggunakan energi yang tersedia dari ular agar dapat bertahan
hidup.
5 Saat burung elang mati, ia kemudian membusuk. Pada proses pembusukan tersebut ia
akan diuraikan oleh mikroorganisme seperti bakteri kemudian akan diserap lagi oleh
tanah tempat tanaman seperti rerumputan tumbuh.

C. Contoh ke-2 rantai makanan di air atau laut:

1 Phytoplankton (Produsen), di dalam ekosistem perairan Phytoplankton berperan


sebagai produsen karena kemampuannya bisa berfotosintesis, membentuk cadangan
makanan (amylum).
2 Ikan (Konsumen tingkat I), yaitu hewan yang memakan phytoplankton, lalu tubuh
ikan akan mengubah makannanya menjadi energi untuk kelangsungan hidupnya.
3 Anjing laut (Konsumen tingkat II), anjing laut memakan ikan, karena ikan
merupakan salah satu sumber makannanya.
4 Paus pembunuh (konsumen tingkat III atau konsumen puncak), akan memakan
anjing laut. Paus pembunuh memakan anjing laut untuk menggunakan energi yang
tersedia dari ular agar dapat bertahan hidup.
5 Saat paus mati, ia kemudian membusuk. Pada proses pembusukan tersebut ia akan
diuraikan oleh mikroorganisme seperti bakteri kemudian akan diserap lagi oleh
tanah tempat tanaman atau ekosistem laut seperti rerumputan laut dll.
3. EKOSISTEM DARAT DAN EKOSISTEM LAUT
1. EKOSISTEM DARAT

Mengenal Ekosistem Darat


Sesuai dengan namanya, ekosistem darat merupakan ekosistem (yakni interaksi antara
makhluk hidup dan juga lingkungannya) yang berada di wilayah daratan. Sehingga ekosistem
darat ini merupakan kehidupan makhluk hidup dan lingkungannya yang ada di wilayah daratan.
Ekosistem darat ini meliputi wilayah yang sangat luas dan seringkali kita sebut sebagai bioma.
Ekosistem darat atau bioma ini sangat dipengaruhi oleh hal tertentu, yakni iklim. Sementara
iklim sendiri juga sangat dipengaruhi oleh beberapa hal. Yakni letak geografis (meliputi
ketinggian tempat suatu tempat terhadap permukaan air laut), dan juga letak astronomis (yang
meliputi garis lintang ataupun garis bujur)

Ciri- ciri Ekosistem Darat

Kita mengetahui bahwasannya di Bumi ini mempunyai beberapa macam eksosistem. Pada
dasarnya memang ekosistem di Bumi dibagi menjadi dua macam, yakni ekosistem daratan dan
juga ekosostem air. Namun ekosistem tersebut dipecah lagi menjadi beberapa macam. Artikel ini
akan membahas mengenai eksosistem daratan secara lebih spesifik, maka dari itulah berikut ini
merupakan ciri- cici dari ekosistem darat:

1. Ekosistem yang memiliki lingkungan fisik berupa daratan

Lingkungan fisik dari ekosistem daratan memang ada di wilayah daratan, namun bukan
berarti tidak ada perairan sama sekali. Di ekosistem daratan pun kita juga bisa menemukan
perairan, namun yang disoroti secara umum adalah wilayah daratannya, sedangkan perairan
hanya sebagai tambahan saja.

2. Memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala luas

Ekosistem daratan merupakan gambaran interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya


secara umum. Sehingga ekosistem daratan tidak hanya mencakup wilayah yang sempit saja,
namun meliputi wilayah yang luas. Maka dari itulah ekosistem daratan ini juga dikenal sebagai
bioma.

3. Jenis tumbuhan dan juga hewan beradaptasi pada lingkungan atau wilayah
daratan

Karena ekosistem darat, maka dari itulah binatang dan tumbuhan atau flora dan fauna juga
beradaptasinya dalam wilayah daratan. Hal ini karena daratan menjadi habitat dari flora dan
fauna tersebut. Oleh karena ekosistem daratan ini terdiri dari beberpa jenis dan setiap jenis
mempunyai karakteristiknya masing- masing, maka dari itulah setiap jenis ekosistem daratan ini
mempunyai flora dan fauna yang khas dari masing- masing.
Komponen Ekosistem Darat
Seperti halnya jenis ekosistem yang lainnya, ekosistem daratan juga memiliki komponen-
komponen yang menyusun ekosistem itu sendiri. Komponen yang terdapat dalam ekosistem
darat ini juga meliputi komponen biotik dan juga abiotik. komponen abiotik merupakan
komponen yang tidak hidup atau berupa benda mati, sedangkan komponen biotik merupakan
komponen yang berupa makhluk hidup. Berikut ini merupakan komponen yang ada di dalam
ekosistem darat.

 Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen yang berupa makhluk hidup yang
ada di ekosistem daratan banyak sekali jenisnya, yakni binatang, tumbuhan, manusia,
serta organisme- organisme lainnya.
 Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak hidup.
Meskipun tidak hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi komponen-
komponen lain yang ada di ekosistem tersebut. Berikut merupakan komponen abiotik
atau komponen yang tidak hidup di ekosistem darat, yaitu suhu, cahaya matahari, air,
iklim, tanah, garam batu, dan lain sebagainya.

Jenis jenis Ekosistem Darat

Bila membicarakan tentang bioma, kita mengetahui bahwasannya bioma ini terdiri atas
beberapa macam. Nama- nama bioma seringkali kita dengar, bahkan mirip dengan nama hutan.
Sebagian nama bioma tersebut diambil dari vegetasi tumbuh- tumbuhan atau pohon- pohon yang
hidup dominan di bioma tersebut.

Beberapa jenis bioma yang mempunyai nama disesuaikan dengan vegetasi tanaman yang
tumbuh dominan adalah bioma hutan gugur, bioma savana, bioma tundra, bioma gurun, bioma
taiga, hutan hujan tropis, dan padang rumput.

Pengertian Ekosistem Laut


Ekosistem laut adalah bagian dari ekosistem akuatik (baca: perairan) dengan kadar garam
yang tinggi pada permukaan air yang sangat luas. Banyak hewan laut hidup di lingkungan
ekosistem ini mulai dari hewan bersel satu, invertebrata, mamalia sampai tumbuhan laut yaitu
terumbu karang dan rumput laut.

Ciri- Ciri Ekosistem Air Laut


Agar dapat memahami lebih dalam tentang ekosistem laut maka perlu diketahui ciri-ciri
khususnya. Diantaranya yaitu:

Memiliki variasi suhu, yakni perbedaan suhu antara bagian permukaan laut dengan bagian dalam
atau kedalaman air laut.
 Memipunyai tingkat salinitas (baca: tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air)
yang tinggi, yakni semakin mendekati garis khatulistiwa (baca: equator) maka salinitas
semakin tinggi.
 Tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cuaca.
 Didominasi oleh NaCI (baca: garam) hingga mencapai 75%.
Bagian- Bagian Ekosistem Air Laut
Bagian- bagian ekosistem air laut dibagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya yaitu ditinjau
dari jarak pantai dan kedalaman, intensitas cahaya yang masuk dan wilayah permukaan secara
vertikal.

Bagian- Bagian Ekosistem Air Laut Berdasarkan Jarak Pantai Dan Kedalaman
Dalam suatu tatanan ekosistem laut apabila dilihat dari jarak pantai dan kedalamannya. Maka
ekosistem laut terbagi menjadi 3 zona (baca: wilayah) yaitu:

Bagian- Bagian Ekosistem Air Laut: Zona Litoral


Zona liroral disebut juga dengan zona pasang surut. Yaitu zona yang paling dangkal dari
lautan. Zona ini berbatasan langsung dengan daratan. Ciri-ciri zona litoral adalah berbatasan
langsung dengan daratan.
Ketika air laut mengalami pasang maka zona litoral akan terendam oleh air laur karena
sangking dangkalnya. Namun apabila air surut maka akan terlihat seperti daratan. Pada zona ini
akan ditemukan banyak sekolompok hewan diantaranya udang, bulu babi, kepiting, cacing laut
dan beberapa invertebrata lainnya.
Bagian- Bagian Ekosistem Air Laut: Zona Neritik
Zona selanjutnya adalah neritik. Yakni zona yang dikenal dengan ekosistem pantai pasir dangkal.
Zona neritik adalah daerah bagian laut yang memiliki tingkat kedalaman sekitar 200 meter.

Pada zona ini cahaya matahri masih bisa menembus bagian dasar permukaan laut. Di zona ini
juga banyak jenis tumbuhan seperti ganggang dan rumput laut tumbuh. Selain itu berbagai jenis
ikan kecil banyak ditemukan.

Hal yang cukup unik ialah pada zona ini ditemukan banyak jenis terumbu karang, ekosistem
pantai batu dan ekosistem pantai lumpur. Sehingga zona ini sering juga disebut dengan zona
ekosistem pantai pasir dangkal.

Bagian- Bagian Ekosistem Air Laut: Zona Oseanik


Zona osenik adalah zona terdalam dari ekosistem air laut. Zona ini dikenal dengan wilayah
ekosistem laut lepas sehingga kedalamannya sangat dalam. Sangking dalamanya zona ini tak
bisa ditembus oleh cahaya matahari dan terlihat gelap.

Zona oseanik terbagi menjadi dua macam yaitu zona batial dan zona abisal. Zona batial adalah
zona dengan kedalaman air 200 hingga 2000 meter. Sedangkan zona abisal adalah zona yang
mempunyai keadaan yang remang-remang bahkan cahaya matahari tak mampu menembus dan
jika pun masuk hanya sedikit sekali.

2.4. Piramida Ekologi


Secara sederhana, piramida ekologi didefenisikan sebagai jumlah berat juga energi yang
dimulai dari tingkatan produsen hingga konsumen puncak. Piramida ekologi ini memiliki
manfaat dan fungsi yakni memperlihatkan perbandingan di antara tingkatan yang satu dengan
tingkatan lainnya.
Piramida jumlah merupakan jumlah organisme yang berada di dalam suatu daerah (areal)
tertentu yang dikelompokkan dan dihitung berdasarkan taraf trofi. Pada piramida jumlah,
golongan organisme yang berada pada tingkatan lebih tinggi memiliki jumlah organisme lebih
sedikit di bandingkan dengan tingkatan organisme yang ada di bawahnya.
Piramida biomassa / berat merupakan taksiran berat organisme yang mewakili setiap taraf
trofi dengan cara tiap-tiap individu ditimbang dan dicatat jumlahnya dalam suatu ekosistem.
Untuk mengukurbiomassa di tiap tingkat trofik maka berat rata-rata organisme di tiap tingkat
diukur kemudian jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi
menggambarkan perpaduan massaseluruh organisme di habitat tertentu dan diukur dalam gram.
Piramida energi menggambarkan banyaknya energi yang tersimpan dalam 6 tahun yang
digunakan senyawa organik sebagai bahan makanan.

Gambar 1.2 Piramida Ekologi


Dasar penentuan piramida energi adalah dengan cara menghitung jumlah energi tiap satuan luas
yang masuk ke tingkat trofik dalam waktu tertentu, (misalnya per jam, per hari, per tahun).
Piramida energi dapat memberikan gambaran lebih akurat tentang kecepatan aliran energi dalam
ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik. Kandungan energi tiap trofik sangat ditentukan
oleh tingkat trofiknya sehingga bentuk grafiknya sesuai dengan piramida ekologi yang
sesungguhnya di lingkungan.  Energi yang mampu disimpan oleh individu tiap trofik dinyatakan
satuan kalori per m² per satuan waktu (kal/m2/th).
Pada piramida energi tampak jelas adanya penurunan jumlah energi secara bertahap dari trofik
terendah ke trofik di atasnya. Penurunan ini disebabkan oleh hal-hal berikut.

1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang dapat dimakan oleh organisme trofik di atasnya.
2. Beberapa bahan makanan yang sulit dicerna dibuang dalam keadaan masih mengandung
energi kimia.
3. Hanya sebagian energi kimia dalam bahan makanan yang dapat disimpan dalam sel dan
sebagian lainnya untuk melakukan aktivitas hidup.
Selain itu bentuk piramida energi jika dibandingkan pada suatu tempat dengan tempat lain, dapat
diketahui efisiensi produktivitas pada kedua tempat itu.
2.5. Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik adalah siklus
unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalirdari komponen abiotik ke komponen biotik dan
kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut sebgai
siklus biogeokimia.

Siklus biogeokimia yang terjadi di alam dapat berupa silkus air, siklus oksign dan
karbondioksida (karbon), siklus nitrogen, dan siklus materi (mineral) yang berupa unsur-unsur
hara.

4. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir
tersebut adalah:

a Atmosfer
b Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati organik
seperti soil karbon (karbon  tanah)
c Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau
nonhayati
d Sedimen, meliputi bahan baker fosil
Pertukaran karbon antara reservoir terjadi karena proses kimia, fisika, geologi, dan
biologi yang bermacam-macam.

5. Siklus Nitrogen
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogan bebas
difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan
beberapa jenis ganggang. Nitrogen menjadi penyusun utama protein dan sangat
diperlukan tumbuhan dan hewan dalam jumlah besarAmonia diperoleh dari hasil
penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri. Amonia ini dapat dinitrifikasi oleh
bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan nitrosococcus menjadi NO 2-.Selanjutnya oleh
bakteri denitrifikasi, yaitu pseudomonas denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi
ammonia dan ammonia diubah kembali menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara.
Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Nitrat sangat mudah larut dalam tanah, sehinga cepat hilang karena proses
pembusukan. Taraf ketersesisaan nitrogen dalam tanah tergantung pada banyaknya
bahan organik, populasi zat-zat renik, dan tingkat pembasuhan tanah oleh air. Dalam
keadaan alami terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yang
menentukan penyediaan nitrogen dalam tanah. Proses pemanenan menyebabkan
sejumlah besar nitrogen terikat hilang akibat tanah mengalami pembasuhan oleh gerak
aliran air dan kegiatan jasad renik. Selain itu nitrogen terikat juga hilang, karena diambil
oleh bakteri pengubah nitrat menjadi nitrogen. Hal ini menyebabkan pertanian intensif
sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen.

Bakteri penghasil ion nitrit dan nitrat bersifat autotrof dan aerob, sehingga
kehidupannya dipengaruhi oleh aerosotama, suhu, dan kandungan air dalam tanah.

3. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan
terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu
karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik
terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar
tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang
terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu
siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar
dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium.
Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.

Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti


pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun
material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh
pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang
kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari mineral-
mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food additives”.
Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama
insektisida organofosfat.

4. Siklus Belerang
Siklus belerang relative kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas,
mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan. Siklus ini
berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen
membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai bahan pencemar air. Diantara spesi-spesi
yang secara siknifikan terlihat dalam siklus belerang adalah gas hydrogen sulfide H2S;
mineral-mineral sulfide seperti PbS; asam sulfat H2SO4; belerang oksida, SO2
komponen utama dari hujan asam; dan belerang yang terikat dalam protein. Hujan asam
didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut
dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini
sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan
oleh tumbuhan dan binatang.

Belerang dari daratan cenderung terbawa air ke laut. Namun belerang di daratan
tak tampak habis setelah jutaan tahun. Kapan belerang kembali ke darat? Melalui
penguapan, kata ilmuwan zaman dulu. Tapi tak ada bukti bahwa laut menguapkan
hidrogen sulfida yang baunya bukan main itu ke angkasa. Laut selalu berhawa segar.
Pertanyaan ini baru terjawab beberapa belas tahun yang lalu. Tumbuhan laut, yang
memiliki sel-sel sederhana. Tumbuhan ini berusaha hidup dengan menahan masuknya
garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini dilakukan dengan membentuk senyawa penahan
yang berbahan baku belerang, karena pasok belerang di laut banyak sekali, datang dari
daratan. Waktu sel mereka terurai, senyawa penahan ini pecah dan menghasilkan gas
dimetil sulfida (DMS) yang lepas ke atmosfir. Kita pasti mengenali bau senyawa ini:
segar, mirip ikan segar yang baru diangkat dari laut. Setiap saat, sejumlah besar
senyawa ini dilepas ke atmosfir, dan syukurnya, senyawa ini mampu menjadi inti
kondensasi uap air. Pada gilirannya, terbentuk awan, yang menjadi hujan. Saat hujan
jatuh di darat, senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan
makhluk daratan. Lalu ampasnya, dalam dibuang lagi (duh) ke laut, untuk diolah oleh
alga-alga baik hati itu lagi. Yang merupakan bagian dari siklus belerang yang sangat
penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer.
Gas SO2 dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang.
Efek utama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah kecenderungan untuk
teroksidasi menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam (Achmad, Rukaesih; 2004).

5. Siklus Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air yang natinya akan mengalami siklus
hidrologi. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena panas
cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena laut
mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di atmosfer
mengalami kondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk
hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan
air tanah.

Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan
air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan
oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada
ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan
hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah.
Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.Air tanah
dan air permukaan sebagia mengalir ke sungai, kemudian ke danau dan ke laut. Siklus
ini di sebut Siklus Panjang.
6. Siklus Materi (Mineral)
Beberapa mineral atau unsur hara yang penting bagi tumbuhan adalah fosfor,
kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk,
yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik
(pada air dan tanah). Fosfor terdapat dalam asam nukleat yang berperan dalam
mengangkut energi dan diperlukan dalam jumlah kecil dan dalam bentuk supefosfat.
Fosfor lebih tahan pembasuhan dan ketersediannya di alam bergantung pada pH tanah.

Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut dalam air atau air laut akan
terkikis dan mengendap dalam sediment laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di
batu karang dan fosil. Fofat dan batu karang dan fosil yang terkikis akan membentuk
fosfat anorganik kembali yang terlarut di air tanah dan air laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan

Kalium diperlukan dalam jumlah sedang dan tersedia di alam sebagai ion yang
terdapat pada tumbuhan koloid tanah. Pada tanah humus terdapat banyak kalium, tetapi
dalam bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung sehingga perlu
pemupukan kalium  yang dibutuhkan tanah dalam bentuk kalium iodida.

2.6. Suksesi Ekologi


1. Definisi Suksesi Ekologi
Proses bertahap dimana ekosistem berubah dan berkembang selama periode waktu yang
disebut suksesi ekologi. Ini adalah bagian penting dari ilmu lingkungan, seperti dalam ekosistem,
beberapa spesies telah berkurang jumlahnya, sementara beberapa bahkan mungkin punah.
Sementara itu, setelah periode tertentu, jumlah beberapa spesies lain menjadi lebih, atau
mungkin beberapa spesies baru berevolusi, mengambil tempat salah satu yang telah punah.

Suksesi Ekologi terjadi secara spontan sebagai akibat dari interaksi organisme dengan
lingkungannya. Dilihat dari perbedaan kondisi habitat dan pada awal proses suksesi itu terjadi,
maka suksesi menjadi suksesi primer dan sekunder.

1. Suksesi primeryaitu dimana terjadi pada habitat dimana komunitas awalnya telah
hilang secara total dan habitatnya pun berubah menjadi habitat yang baru. Ini terjadi karena
adanya gangguan seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, endapan pasir di pantai dan
lain sebagainya.
2. Suksesi sekunderyaitu terjadi bilamana suatu komunitas atau ekosistem
mendapat gangguan, baik secara alami maupun secara buatan, akan tetapi gangguan tersebut
tidak merusak secara total tempat tumbuhnya organisme sehingga dalam komunitas tersebut
substrat lama dan kehidupan masih ada.
Contoh Suksesi
Beberapa contoh di bawah ini akan menggambarkan proses suksesi, baik hidrosere maupun
xerosere, dan memperlihatkan bagaimana terjadinya perubahan struktur dan komposisi
komunitas dari sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

1. Danau Gatun di Terusan Panama, Amerika Tengah (Hidrosere)


2. Komunitas tumbuhan air terapung, terdiri dari saliva Auriculata, pistiastratioites,
Utricularia mixta, Jessieua natans
3. Komunitas teratai, Nymphaeampla bercampur dengan jenis-jenis diatas.
4. Komunitas tumbuhan air menjulang, yang terbanyak adalah Typha angsutifollia,
Acrostychum danaeifolium, Crinum erubescens, Hibiscus sorius, dan Sagitaria lancifolia.
5. Komunitas rawa buluh, terdiri dari Cyperus giganteus, Scirpus cubensis dan jenis-jenis
Cyperaceae lainnya.bersama-sama dengan rumput besar seperti Phraqmites communis dan
Gynerium sagittatum, yag juga terdapat Jussieuasuffruticosa.
6. Komunitas rawa belukar, terdiri dari Dalberqia ecastophyllaMontrichardia arborescens
(herba dikotil) dan paku-pakuan. dan keladi tinggi.
7. Danau Victoria di Afrika Timur (Hidroserea)
8. Vegetasi tumbuhan terapung dan terendam. Nymphaea ceratophyllum, Trapa dan lain-
lain.
9. Komunitas paku-pakuan dan Cyperaceae merupakan campuran antara paku-pakuan,
Cyperaceae, Poaeceae dan herba.
10. Rawa  Lymnophyton  dikuasai oleh Cyperus papyrus dan rumput Mischanthidium
violaceum dengan Lymnophyton obtusitolium sebagai subdominan.
11. Rawa papyrus, yang dominan hanya Cyperus papyrus disertai oleh jenis lainnya sebagai
tambahan.
12. Rawa palm Phoenix, banyak pohon-pohon yang tingginya 6-9 m diantaranya Phoenix
reclinata dan Mitraqyna stipulosa.
13. Hutan hujan.
BAB III
PENUTUP
 

3.1.KESIMPULAN
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
sesamanya dan dengan lingkunganya. Ruang lingkup ekologi meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Di dalam ekosistem terapat peristiwa rantai makanan, yaitu
proses transfer energi makanan melalui serangkaian proses saling makan. Proses rantai makanan
tersebut melibatkan beberapa makhluk hidup yang berperan sebagai produse, konsumen, dan
dekomposer. Peristiwa transfer energi tersebut mementuk piramida ekologi yang didefenisikan
sebagai jumlah berat juga energi yang dimulai dari tingkatan produsen hingga konsumen puncak
yang bermanfaat  untuk memperlihatkan perbandingan di antara tingkatan yang satu dengan
tingkatan lainnya.

Selain terdapat piramida ekologi juga terdapat siklus biogeokimia dan suksesi ekologi. Siklus
biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik adalah siklus unsur-unsur
atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi
ke komponen abiotik. Siklus biogeokimia meliputi siklus karbon, nitrogen, air, dll. Suksesi
ekologi merupakan proses bertahap dari ekosistem yang berubah dan berkembang selama
periode waktu. Suksesi ekologi dibagi menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

https://berkahkhair.com/ekosistem-laut/

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/ekosistem-darat

Ferdinand FP, Ariebowo M. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

http://www.tugassekolah.com/2016/02/pengertian-kompeitis-predasi-dan-simbiosis.html

Anda mungkin juga menyukai