Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Rancangan Pembelajaran Mata Kuliah

Dosen Pengampu : EKA SETIAWATI, M.PD


“ Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan konsep ekosistem.”

Di susun oleh : kelompok 5


Ipah
Ani Meylani

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
TAHUN 2022/2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, serta limpahan
karunianya, melimpahkan petunjuk, bimbingan, dan kekuatan lahir batin yang telah Allah
berikan kepada kami, sehingga kami dapat menulis makalah ini dengan baik yang berjudul “
Konsep Ekosistem.” Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam penulisan makalah ini dari awal sampai akhir harus senantiasa diingat bahwa apa
yang dipaparkan ini merupakan sebagian kecil dari keseluruhan pembahasan yang demikian luas.
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik teknis penulisan
maupun dari materi yang di paparkan dalam makalah ini, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan sarannya akan kami terima dengan baik pihak penulis
sangat harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Saya ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikianlah, kami telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk
menyajikan makalah yang sebaik-baiknya, namun masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca makalah ini. Kami sebagai penulis
menantikan kritik dan saran untuk penyempurnaan selanjutnya.

Rangkasbitung

Penyusun
Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekosistem adalah sebuah sistem ekologi yang dibentuk dari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam sebuah ekosistem terdapat tatanan
kesatuan utuh dan menyeluruh yang terjadi antara unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan. Ekosistem berisi kesatuan yang
dinamis (mudah bergerak atau menyesuaikan) yang terdiri dari komunitas berbagai spesies
yang berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu biotik atau abiotik yang memiliki
komponen dan fungsi tertentu yang saling berkaitan dan bergantung satu dengan lainnya.
Ilmu yang mempelajari terkait ekosistem adalah ekologi, ekologi berasal dari Bahasa
Yunani. Oikos yang artinya rumah atau tempat tinggal dan logos yaitu ilmu. Sehingga
dapat disimpulkan ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi antar makhluk
hidup dan lingkungannya.
Para ahli lingkungan, biologi dan kehutanan telah menjelaskan pengertian
ekosistem sejak lama. Beberapa pengertian ekosistem menurut para ahli yaitu:
G Tansley (1935) Sir Arthur George Tansley adalah seorang ahli botani inggris
yang merupakan pionir dari ilmu ekologi. Beliau mengungkapkan ekosistem adalah suatu
unit ekologi yang didalamnya terdapat struktur dan fungsi. Struktur dalam ekosistem
tersebut berhubungan dengan keanekaragaman spesies (species diversity). Pada ekosistem
terbentuk struktur yang kompleks, sehingga terdapat keanekaragaman spesies yang cukup
tinggi. Fungsi utamanya berhubungan dengan siklus materi serta arus energi melalui
komponen ekosistem.
Woodbury (1954) Ekosistem menurut Woodbury adalah tatanan kesatuan secara
kompleks di sebuah wilayah yang memiliki habitat, tumbuhan dan binatang. Kondisi
tersebut kemudian dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh sehingga semuanya
dapat menjadi bagian mata rantai siklus materi serta aliran energi.
Soemarwoto (1983) Soemarwoto menjelaskan pengertian ekosistem adalah konsep
sentral dalam ekologi karena ekosistem (sistem ekologi) itu terbentuk oleh hubungan
timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk lebih mengetahui hal-hal tentang wawasan dan hakikat seni rupa terrdapat beberapa
pertanyaan, diantaranya :
a. Apa yang dimaksud ekosistem ?
b. Komponen apa yang ada di ekosistem ?
c. Sebutkan jenis ekosistem ?

C. TUJUAN MASALAH
Dengan melihat pada rumusan masalah yang dibuat maka tujuan dari pembuatan makalah
ini yaitu :
a. Untuk mengetahui tentang ekosistem
b. Untuk mengetahui tentang komponen ekosistem
c. Untuk mengetahui tentang jenis ekosistem

2
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen
abiotiknya dalam satu kesatuan tempat hidup. Ekosistem tersusun atas satuan makhluk
hidup. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan komponen abiotik. Ekosistem juga
dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Ekosistem tersusun atas satuan makhluk hidup,
yaitu individu, populasi, dan komunitas, ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lkingkungan abiotiknya disebut ekologi.
Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem ada dua macam yaitu:
a.Ekosistem alami.
b. Ekosistem Buatan.
Pengertian Ekosistem adalah ekosistem yang terbentuk secara alami adanya
campur tangan manusia. Ekosistem alami dapat di bedakan menjadi dua yaitu: ekosistem
darat dan ekosistem perairan. Contoh ekosistem darat antara lain ekosistem hutan. Contoh
ekosistem perairan antara lain ekosistem danau, rawa dan laut. Pengertian ekosistem
buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat manusia. Contohnya adalah : waduk, kolam,
akuarium, kebun dan sawah.
Ekosistem alami dan ekosistem buatan dibentuk oleh dua komponen, yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik ekosistem terdiri dari semua
makhluk hidup yang berada dalam suatu ekosistem, misalnya manusia, hewan, tumbuhan,
dan mikroorganisme. Setiap komponen memiliki peranan tertentu yang membuat
kehidupan dalam ekosistem seimbang.
Ekosistem darat yang mancakup daerah yang luas disebut bioma. Semua ekosistem
yang ada di bumi beserta atmosfer (udara) yang melingkupinya saling berinteraksi
membentuk biosfer atau ekosistem dunia. Komponen ekosistem saling
berinteraksi.Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu
kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-
masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem
ini akan terus terjaga. Ekosistem ini sebenarnya memberikan banyak keuntungan dalam
kehidupan manusia, namun banyak dari kita tidak menyadarinya sehingga bertindak hanya
demi kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampaknya bagi kehidup anak cucu kita,
betapa tidak, banyak orang melakukan penebangan liar, pembakaran hutan, membuang
limbah berbahaya ke laut, yang berdampak tidak baik terhadap kehidupan .

3
B. KOMPONEN EKOSISTEM
Pada dasarnya, ekosistem yang ada di dunia dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem alami
dan ekosistem buatan. Ekosistem alami terdiri atas ekosistem air dan ekosistem darat.
Ekosistem air terdiri atas ekosistem air tawar dan ekosistem air asin. Ekosistem darat
terdiri atas ekosistem hutan, padang rumput, padang pasir, tundra, dan taiga. Ekosistem
buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Sawah dan bendungan merupakan dua contoh ekosistem buatan.
Bagian hidup dan tak hidup pada sebuah lingkungan saling berinteraksi dan saling
bergantung satu sama lain. Interaksi antara makhluk hidup dan benda-benda tak hidup
pada sebuah lingkungan disebut ekosistem. Ekosistem tersusun atas individu, populasi,
dan komunitas.
Semua makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar makhluk hidup.
Sebuah lingkungan terdiri atas bagian yang hidup (biotik) dan bagian tak hidup (abiotik).
Bagian yang hidup di sebuah lingkungan terdiri atas tumbuhan, hewan, dan makhluk
hidup lainnya. Bagian lingkungan yang tak hidup terdiri atas cahaya matahari, air, udara
dan tanah. Cahaya matahari dapat menghangatkan udara, air, dan tanah agar mencapai
suhu yang sesuai kebutuhan hidup makhluk hidup.
Cahaya matahari juga membantu tumbuhan membuat makanan. Air dan tanah
merupakan bagian penting dari sebuah lingkungan. Air yang turun dalam bentuk hujan,
meresap ke dalam tanah. Air di dalam tanah ini akan dimanfaatkan oleh tumbuhan yang
hidup di atasnya dan makhluk hidup kecil lainnya yang hidup di dalam tanah.
Individu adalah makhluk hidup tunggal, misalnya seekor kambing, seekor burung, dan
sebuah pohon cemara. Tempat individu tinggal disebut habitat. Populasi adalah kumpulan
individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh, di sebuah kolam, terdapat
populasi ikan, populasi tumbuhan teratai, dan populasi lumut. Sementara itu komunitas
adalah populasi makhluk hidup di suatu daerah tertentu. Contoh komunitas adalah
komunitas sungai dan komunitas padang rumput.

Semua bentuk ekosistem berupa terestrial (daratan) maupun akuatik (perairan) yang
terdiri atas komponen-komponen yang dapat dikelompokan berdasarkan segi trofik atau
nutrisi dan segi struktur dasar ekosistem.
Komponen-komponen dalam suatu ekosistem terdiri dari dua jenis yaitu komponen
biotik dan abiotik.
A. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup
atau organisme yang ada di permukaan bumi. Komponen lingkungan biotik terdiri dari
manusia, hewan, dan tumbuh tumbuhan.
Bentuk-bentuk komponen biotik dapat digolongkan berdasarkan ukurannya, yaitu
makroorganisme dan mikroorganisme. Selain itu berdasarkan perannya, komponen biotik
dapat dibedakan menjadi produsen, konsumen, dan dekomposer.

4
Komponen Biotik Berdasarkan Perannya
Jenis-jenis makhluk hidup dalam komponen biotik berdasarkan perannya terbagi
menjadi yaitu:
1. Produsen (Penghasil)
Produsen adalah makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan karbohidrat sederhana seperti glukosa dari gas karbon dioksida
melalui proses fotosintesis.
Peran produsen dalam menyerap emisi karbon dioksida juga membantu
dalam menjaga suhu optimal dan curah hujan tahunan. Produk sampingan berupa
oksigen yang dilepaskan dikonsumsi oleh semua organisme untuk melepaskan
energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat.
Mereka membentuk bagian bawah dari semua piramida energi dan
merupakan tingkat trofik pertama di setiap ekosistem. Contoh produsen dalam
suatu ekosistem adalah alga, lumut, dan tumbuhan-tumbuhan hijau seperti
beringin, mahoni dan berbagai tanaman lain.
2. Konsumen (Pemakai)
Konsumen adalah organisme heterotrof yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri, sehingga bergantung pada organisme lain.
Berdasarkan jenis makanannya konsumen dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
karnivora (pemakan daging), herbivora (pemakan tumbuhan) dan omnivora atau
pemakan segala (daging dan tumbuhan)
3. Dekomposer (Pengurai)
Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang memiliki kemampuan
untuk menghancurkan sampah atau sisa makhluk hidup (heterotrof atau autotrof)
yang telah mati. Pengurai juga berperan untuk menghubungkan konsumen dengan
produsen.
Zat-zat yang telah diambil konsumen dari produsen akan dikembalikan lagi ke
produsen dengan bantuan pengurai melalui proses pembusukan. Dari proses
tersebut akan dihasilkan zat anorganik sederhana, yang diperlukan untuk
membuat makanan.
Contoh dari dekomposer adalah ganggang, cacing, jamur dan bakteri dan
mikroorganisme serupa yang dapat ditemui di darat, air, bahkan udara.
B. Komponen Abiotik
Komponen abiotik atau tidak hidup adalah komponen yang terdiri dari benda-
benda yang bukan makhluk hidup dan ada di sekitar lingkungan. Komponen ini
sangat mempengaruhi kelangsungan hidup. Jenis komponen abiotik diantaranya
adalah faktor kimiawi yaitu senyawa anorganik (H2O, N2 , O2 , CO2 , mineral, dsb)
dan senyawa organik (KH, protein, dsb) kemudian faktor fisik yang terdiri dari suhu,
sinar matahari, angin, air, udara, kelembaban, cahaya, suhu, pH, salinitas, topografi
dan lain sebagainya. Contoh-contoh komponen abiotik diantaranya yaitu:
1. Suhu

5
Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu,
contohnya mamalia & burung sebagai makhluk hidup yang dapat
mengatur sendiri suhu tubuhnya.
2. Air
Ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu organisme.
Contohnya organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup dengan
memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.
3. Garam
Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air dalam
organisme melalui osmosis. Contohnya pada beberapa organisme terestrial
yang dapat beradaptasi pada lingkungan dan kandungan garamnya yang
cukup tinggi.
4. Sinar Matahari
Intensitas dan kualitas pada sebuah cahaya matahari akan mempengaruhi
proses fotosintesis, karena air mampu menyerap cahaya sehingga proses
fotosintesis dapat terjadi di sekitar permukaan matahari.
5. Tingkat pH
Kondisi pH lingkungan dapat mempengaruhi kerja enzim, pH optimum
merupakan kondisi pH yang mendukung bekerjanya enzim secara optimal
dan setiap enzim memiliki pH optimum yang berbeda-beda.
6. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
Selain kandungan dalam air, terkadang salinitas juga digunakan sebagai
istilah kandungan garam dalam tanah.

C. JENIS EKOSISTEM
Jenis ekosistem secara umum dibagi menjadi 2 macam yaitu ekosistem alami dan buatan.
A. Ekosistem Alami
Ekosistem alami adalah ekosistem yang sudah terbentuk dengan proses alami di alam.
Ekosistem alami terbagi menjadi dua, yaitu akuatik (air) dan terestrial (darat).
1. Akuatik (Air)
Ekosistem akuatik adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar terdiri
atas air. Makhluk hidup yang berada di dalam ekosistem akuatik ini antara lain yaitu:
a. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki ciri ciri antara lain variasi suhu tidak mencolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan
yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji, hampir

6
semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi.
b. Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan
besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan
bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
c. Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga
yang hidup di lingkungan laut.
Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal-
nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan
tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak.
Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun
berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Lamun juga mempunyai akar dan sistem
internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun
banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
d. Ekosistem Muara
Estuary (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem
estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan
ikan
e. Ekosistem Pantai
Tumbuhan yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan mangrove
dan pohon bakau yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tanaman
yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
f. Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing,
gurame, kura-kura, ular, dan buaya.
g. Ekosistem Terumbu Karang

7
Terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan ikan, hidup di antara karang
dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita,
bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat
pantai memiliki pasir putih.
h. Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 meter di bawah permukaan laut. Biasanya terdapat
lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat
bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
2. Terrestrial (Darat)
Ekosistem terestrial ditentukan dalam zona yang ditentukan oleh temperatur dan
curah hujan yang berbeda pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem ini dapat
berubah akibat aktivitas manusia, kebakaran, atau petir.
Berikut beberapa bentuk ekosistem darat diantaranya yaitu:
a. Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di
gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pada tumbuhan menahun
berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di
gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa
hewan nokturnal lainnya.
b. Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-
cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit sekitar 10
sampai 20 jenis saja dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutan gugur
antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa
luwak).
c. Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik, ciri-
cirinya adalah suhu yang rendah di musim dingin. Biasanya taiga merupakan
hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pohon pinus, dan sejenisnya.
Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
d. Hutan Sabana
Hutan sabana terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun,
tetapi temperatur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas

8
di dunia terdapat di Afrika, hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan
mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
e. Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun,
hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air)
cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tanaman gulma dan rumput yang keduanya
bergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing
liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus, dan ular.
f. Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
g. Karst (Batu Gamping)
Berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst
di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya
kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat
rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan
didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mempunyai keunikan tersendiri
dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
h. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah
curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya
berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi
pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim
mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung
cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu
sepanjang hari sekitar 25 °C. Di hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan
khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera,
burung, badak, babi hutan, harimau, burung hantu, dan banyak lagi.

9
B. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan oleh manusia, fungsinya untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Segala isinya baik itu tanaman atau hewan peliharaan
didominasi oleh pengaruh dari manusia, keanekaragamannya pun cenderung rendah.
Berikut contoh ekosistem buatan diantaranya yaitu:
 Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus,
 Bendungan,
 Agroekosistem berupa sawah tadah hujan,
 Sawah irigasi,
 Perkebunan sawit, dan
 Ekosistem pemukiman (kota atau desa).

10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

11
DAFTAR PUSTAKA
https://lindungihutan.com/blog/ekosistem/#rb-pengertian-ekosistem-menurut-para-
ahli

Rahayu P., S. Mulyani, S.S. Miswadi. “Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base MelaluiI Lesson Study”, Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia 1. April, 2012: 64.
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam. Kentut. 2004. Prinsif Pengembangan Media. Pustekom. Jakarta. Machfudz, Imam. 2000.
Metode Pengajaran BahasaIndonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM Moeleong, Lexy

12

Anda mungkin juga menyukai