Anda di halaman 1dari 18

TUGAS EKOLOGI SERANGGA

Hubungan Antara Niche Dengan Individu Organisme, Komunitas, Ekosistem


Dan Biosfer Pada Ekologi Serangga

Disusun Oleh:

Fiki Aisyah Siddiqoh (1706541080)

Unik Rohmatianingsih (1706541089)

Angelina Artha Yuli Sihombing (1706541090)

Suarni Apricilla B. Zebua (1706541092)

Mei Esra Lestari (1706541093)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

202

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
Rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Ekologi Serangga dengan
tepat waktu, serta segala rintangan –Nya dapat menjadi bekal pembelajaran dalam
kehidupan. kami menulis Tugas ini dengan judul “Hubungan Antara Niche Dengan
Individu Organisme, Komunitas, Ekosistem Dan Biosfer Pada Ekologi Serangga” .
Laporan Tugas ini penulis susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar dalam penyusunan. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan baik materi maupun pikirannya..
Penulis menyadari bahwa tugas laporan ini jauh diatas sempurna baik dari segi
teknik penulisan maupun penyampaian isinya. oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan karya ini.
Akhir kata penulis semoga karya ini dapat bermanfaat.

Denpasar, 11 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………2
Daftar isi…………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………….5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………6
2.1 Individu.…………………………………………………………………………6
2.2 Organisme…...…………………………………………………………………..6
2.3 Komunitas....…………………………………………………………………….7
2.4 Ekosistem……………………………………………………………………….8
2.5 Biosfer……………………………………………………………………….…10
2.6 Sistem Kehidupan Niche……………………………………………………….14
BAB III PENUTUP………………………………………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi merupakan kajian tentang bagaimana tanaman, binatang, dan organisme lain
yang saling berhubungan satu sama lain dalam lingkungan atau “ rumah mereka”.
Kata ekologi “ berasal dari bahasa Yunani “ Oikos” yang berarti rumah. Ekologi juga
berate kajian tentang kelimpahan dan distribusi organisme. Ekologi dalam
perkembangannya menjadi semakin dibutuhkan kehadirannya hamper disetiap
pemecahan permasalahan lingkungan dan pembangunan. Kondisi ini sangat
dimungkinkan karena ekologi menjadi dasar yang harus dimiliki dalam menerapkan
berbagai konsep, terutama penerapan konsep lingkungan, maupun konsep-konsep
tentang manusia dan mahluk hidup lain dalam hubungannya dengan lingkungan.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup
kajian ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka
ini tersusun dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) sampai ke dalam sistem
kehidupan terkecil. Antara makhluk hidup satu dengan yang lain akan selalu terjadi
interaksi. Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling berinteraksi satu
dengan yang lainnya. Komponen itu membentuk satuan-satuan organism kehidupan.
Antara individu yang satu dengan lainnya dalam satu daerah akan membentuk
populasi. Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam satu
daerah akan terjadi interaksi membentuk komunitas .
Kehadiran suatu populasi hewan disuatu tempat dan penyebaran spesies hewan itu
dimuka bumi, selalu berkaitan dengan habitat dan relung ekologi yang ditempatinya.
Secara umum, habitat menunjukan corak lingkungan yang ditempati hewan itu dalam
kaitan hubungannya dengan factor-faktor lingkungan biotic dan abiotik.
Habitat suatu populasi hewan pada dasarnya merupakan totalitas sumberdaya
lingkungan baik berupa ruang termasuk, tipe substrat atau medium, cuaca dan
iklimnya, serta vegetasi yang terdapat di lingkungan yang menempati populasi hewan
itu.

4
1.2 Rumusan Masalah
- Apa itu sistem kehidupan Niche?
- Bagaimana interaksi individu organisme, komunitas dan ekosistem dalam
biosfer?
- Bagaimana hubungan antara Niche dengan individu organisme, komunitas
dan ekosistem dalam biosfer?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui sistem kehidupan Niche
- Untuk mengetahui interaksi individu organisme, komunitas dan ekosistem
dalam biosfer
- Untuk mengetahui hubungan antara Niche dengan individu organisme,
komunitas dan ekosistem dalam biosfer?

5
BAB II
PEMBAHASAN
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Ekologi merupakan
ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya.
Populasi ialah sekelompok individu-individu makhluk hidup yang sejenis dan hidup
dalam suatu lingkungan tertentu. Adapun cakupan wilayah kerja dalam ekologi
adalah individu, populasi, komunitas, dan ekosistem.
2.1 Individu
Individu berasal dari bahasa latin, yaitu “in” yang berarti tidak, “dividus” yang
artinya dapat dibagi. Individu ialah suatu satuan struktur yang membangun suatu
kehidupan dalam bentuk makhluk. Jika kita bayangkan pandangan ke sebuah kebun,
kita mungkin akan menemukan beberapa tumbuhan, misalnya pohon jambu, jahe,
rumput, dan sebagainya. Setiap pohon disebut individu. Terkadang kita sulit
membedakan individu dan satu rumpun. Serumpun rumput atau serumpun jahe sukar
ditentukan dengan pasti. Serumpun rumput atau jahe dapat diartikan sebagai
sekumpulan rumput atau jahe dalam jumlah yang banyak. Pengertian individu adalah
organisme tunggal yang contohnya seperti yang telah dijelaskan diatas
2.2 Organisme
Organisme merupakan makhluk hidup yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling terkait dan saling bekerja sama agar mencapai suatu tujuan tertentu. Organisme
lahir dari berbagai ukuran, bentuk serta gaya hidup akan tetapi kesemuanya terdiri
dari ciri yang sama. Dikarenakan organisme adalah makhluk hidup, maka tentunya
membutuhkan makanan (nutrisi) serta mengeluarkan limbah, tumbuh serta melakukan
perkembanganbiakan lalu mati. Salah satu jenis organisme yang paling nyata adalah
hewan. Hewan adalah salah satu jenis organism yang paling aktif di bandingkan
dengan organism lainnya, dan hewan pun termasuk spesies layaknya manusia, hiu
dan semut. Mereka akan bertahan hisup setelah berkembang biak pada
lingkungannya.
Sedangkan tanaman merupakan salah satu kelompok yang paling besar dari suatu
organisme dan tumbuhan adalah bagian yang sangat penting dari sebuah rantai
makanan. Dalam hal ini tumbuhan di sebut sebagai “produsen” di bumi, hal ini
berdasarkan kehidupan tumbuhan memanfaatkan sinar matahari dan kemudian
mengubahnya menjadi bentuk kimia. Proses tersebut yakni “fotosintesis” yang
memungkinkan kesemua rantai makanan dapat berjalan dan berfungsi. Bakteri
merupakan salah satu organisme yang paling bervariasi/beragam, pasalnya mereka
hidup hampir di setiap permuakan bumi. Bakteri adalah jenis organisme yang sangat
sederhana, dan nenek moyang dari bakteri dapat di katakan sebagai bentuk awal dari
kehidupan di bumi. Ada banyak sekali bekteri yang memiliki manfaat serta di

6
perlukan bagi kehidupan, sedangkan yang lainnya dapat berbahaya. Jenis lain tersebut
diantaranya yakni protozoa, alga dan jamur.
2.3 Komunitas
Komunitas merupakan salah satu jenjang organisme biologik langsung di bawah
ekosistem. Posisi tersebut menunjukkan bahwa kaidah-kaidah tingkat populasi pasti
mempengaruhi konsep-konsep komunitas, dan selanjutnya kaidah-kaidah komunitas
akan turut mempengaruhi konsep-konsep ekosistem. Struktur komunitas merupakan
sekumpulan populasi dari spesies-spesies yang berlainan dan bersama-sama
menghuni suatu tempat. Misalnya, komunitas paku-pakuan, komunitas hutan tropika
humida, atau komunitas burung pemakan biji-bijian di suatu tempat. Suatu komunitas
mempunyai keanekaragaman (diversity) tertentu. Keanekaragaman itu sendiri adalah
jumlah spesies dan jumlah individu-individu masing-masing spesies pada suatu
komunitas. Suatu komunitas tertentu hidup pada tempat tertentu oleh karena pengaruh
lingkungan abiotik, bagaimana komunitas-komunitas itu berinteraksi, serta
bagaimana komunitas-komunitas itu berubah sepanjang masa, sehingga hal tersebut
merupakan satuan yang diorganisasi sedemikian rupa bahwa komunitas mempunyai
sifat-sifat tambahan terhadap komponen individu beserta fungsi-fungsinya.
Berdasarkan sifat komunitas dan fungsi tersebut, komunitas biotik dapat terbagi
menjadi komunitas utama /mayor, dan komunitas minor. Komunitas mayor adalah
komunitas yang cukup besar kelengkapannya sehingga relatif tidak tergantung pada
komunitas lain. Sedangkan komunitas minor adalah komunitas yang kurang lebih
masih tergantung pada komunitas lain. Komunitas tidak hanya mempunyai kesatuan
fungsional tertentu dengan struktur trofik dan arus energi khas saja, tetapi juga
merupakan kesatuan yang di dalamnya terdapat peluang bagi jenis tertentu untuk
dapat hidup dan berdampingan. Walaupun demikian, tetap masih ada kompetisi
diantaranya sehingga akan ditemukan populasi tertentu berperan sebagai dominansi
suatu komunitas. Populasi yang mendominasi tersebut terutama adalah populasi yang
dapat mengendalikan sebagian besar arus energi dan kuat sekali mempengaruhi
lingkungan pada semua jenis yang ada di dalam komunitas yang sama. Analisis
komunitas dalam daerah geografis tertentu dari bentang darat telah mengutamakan
dua pendekatan yang berlawanan, yaitu pendekatan secara zona dan pendekatan
analisis gradien.
Masing-masing pendekatan ini mempunyai tujuan spesifik tersendiri yang cocok pada
pengukuran analisis komunitas pada wilayah tertentu. Pada umumnya semakin curam
gradien lingkungan, maka semakin nyata terlihat dan atau makin tidak bersambungan
komunitas-komunitasnya. Sebaliknya, semakin landai gradien lingkungan makin
bersambungan komunitas-kornunitasnya. Komunitas-komunitas dalam gradien
lingkungan yang cukup seragam pada ekosistem yang sama, cenderung mempunyai
tingkat keanekaragaman spesies yang relatif cukup seragam pula. Ekotone adalah
peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda. Daerah ini adalah daerah
pertemuan yang dapat berbentuk bentangan luas tetapi masih lebih sempit/kecil

7
jumlah populasinya dari komunitas sekitamya. Komunitas ekotone biasanya banyak
mengandung organisme dari masing-masing komunitas yang saling tumpang tindih,
dan sebagai tambahan, ataupun sebagai organisme yang khas tidak terdapat pada
masing-masing komunitas pendampingnya. Seringkali terdapat kecenderungan
jumlah jenis dan kepadatan organisme di wilayah ekotone lebih besar daripada
komunitas sekitarnya. Kecenderungan ini akhirnya akan meningkatkan
keanekaragaman dan kepadatan wilayah ekotone dibanding komunitas
pendampingnya. Keadaan ini dikenal sebagai pengaruh tepi (edge effect) (Odum,
1996).

2.4 Ekosistem
Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergantung pada kehadiran organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Kehadiran organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan,
pertumbuhan, perkembangan, dan lain-lain. Hubungan antar organisme dengan
lingkungannya rumit dan kompleks, mereka akan saling berinteraksi satu sama lain
membentuk suatu sistem ekologi atau sering disebut ekosistem. Ekosistem adalah
tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas. Pada ekosistem terdapat
hubungan timbal balik antara organisme yang hidup dan lingkungan abiotiknya, yang
membentuk suatu sistem yang dapat diketahui aliran energi dan siklus materinya.
Ekosistem dapat berupa sistem apa saja, asalkan didalam sistem tersebut ada interaksi
antara organisme yang hidup dan lingkungan abiotiknya. Misalnya ekosistem laut,
pantai, hutan, padang rumput, serta beberapa ekosistem buatan manusia misalnya
sawah.
Konsep ekosistem bukanlah istilah yang baru, namun istilah itu pertama kali
diusulkan oleh A.G. Tansley pada tahun 1935 (Odung, 1994). Istilah ini memiliki
banyak padanan seperti “biocoenosis”, “mikrokosmos”, “geobiocoenosis”,
“halocoen”, dan “biosistem”. Menurut Tansley, ekosistem adalah semua organisme
dan lingkungannya yang terdapat dilokasi tersebut. Berdasarkan undang-undang
republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, ekosistem diartikan tatanan unsur. Lingkungan hidup merupakan
kesatuan utuh-menyeluruh dan saling memengaruhi dalam membentuk keseimbangan
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Berdasarkan fungsinya , suatu ekosistem terdiri atas dua komponen yaitu komponen
autotrof yang berarti organisme yang mampu menyediakan atau mensisntesis
makanan sendiri yang berupa bahan-bahan anorganik dan dari bahan-bahan organik
dengan bantuan energi matahari dan klorofil, oleh karena itu organisme yang
mempunyai klorofil disebut organisme autotroph dan yang kedua adalah komponen
heterotroph yang memiliki arti sebagai organisme yag mampu memanfaatkan bahan-

8
bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut disintesis dan
disediakan oleh organisme lain.

Gambar 1. Proses Fotosintesis


Ekosistem dibagi menjadi dua berdasarkan macam habitatnya: ekosistem darat dan
akuatik. Ekosistem darat seperti padang rumput, hutan, gurun dan tundra. Ekosistem
Akuatik seperti ekosistem air air tawar, ekosistem estuarina dan ekosistem marine.
Ekosistem darat dibedakan atas dasar vegetasi yang dominan. Ekosistem akuatik
dibedakan atas sifat kimia yaitu kadar garamnya, ekosistem air tawar (kadar garam
sangat rendah) di dalamnya yang termasuk danau, kolam, rawa, ngarai dan sungai.
Samudera dan laut merupakan ekosistem marine (kadar garam sangat tinggi). Teluk,
muara sungai dan rawa pasang surut dimana air tawar bercampur dengan air laut
membentuk ekosistem estuarina. Keseimbangan suatu ekosistem akan terjadi, bila
komponen-komponennya dalam jumlah yang berimbang.
Komponen-komponen ekosistem mencakup :
 Faktor Abiotik yang merupakan komponen fisik dan kimia yang terdiri atas
tanah, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya dan merupakan medium atau
substrak tempat berlangsungnya kehidupan
 Produsen, yang merupakan organisme autotrof misalnya umumnya terdiri dari
tumbuhan berklorofil, yang dapat mensintesis makanan dari bahan-bahan
anorganik yang sederhana
 Konsumen, yang merupakan organisme heterotrof, misalnya hewan dan
manusia untuk hidupnya memakan organisme lain
 Dekomposer (Pengurai), yang merupakan organisme yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan orgnik kompleks)
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen, bakteri dan jamur
termasuk dalam kelompok ini

9
Di antara komponen-komponen ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan
saling memberikan apa yang menjadi sumber penghidupannya. Tuhan menciptakan
faktor abiotik untuk mendukung kehidupan tumbuh-tumbuhan sebagai produsen;
kemudian tumbuh-tumbuhan tersebut menjadi mendukung kehidupan organisme
lainnya (binatang dan manusia) sebagai konsumen maupun detritivora, dan akhirnya
dekomposer (bakteri dan jamur) mengembalikan unsurunsur pembentuk makhluk
hidup kembali ke alam lagi menjadi faktor-faktor abiotik, demikian seterusnya
terjadilah daur ulang materi dan aliran energi di alam secara seimbang. Adanya saling
ketergantungan antara faktor abiotik dengan faktor biotik, dan hubungan
antarkomponen di dalam faktor biotik sendiri, menunjukkan bahwa kehidupan
manusia bergantung kepada kehidupan makhluk lainnya maupun kehidupan antar
manusia sendiri. Beranekaragam tumbuhan yang menyusun taman kota memberikan
dampak positif bagi lingkungan kehidupan kota itu maupun lingkungan lainnya.
Belakangan ini diketahui bahwa berbagai tanaman hias dapat menyerap racun yang
ada di udara, air, maupun di tanah, seperti tanaman tapak dara, senseivera, palem
kuning dan lain-lain.

Gambar 2 Contoh saling ketergantungan faktor abiotik dan faktor biotik


2.5 Biosfer

Biosfer merupakan lapisan bumi yang dapat dihuni atau ditinggali oleh makhluk
hidup untuk melangsungkan hidupnya. Lapisan ini berupa daratan, perairan dan udara
yang memungkinkan adanya kehidupan dan proses biotik berlangsung. Biosfer
menjadi tempat sistem ekologis global yang menyatukan semua makhluk hidup,

10
termasuk hubungan interaksi yang meliputi unsur litosfer, hidrosfer, antrofosfer dan
atmosfer bumi. Ke empat lapisan tersebut saling berkaitan satu sama lain. Akan
tetapi, biosfer lebih fokus kepada tempat tinggal makhluk hidup, seperti flora dan
fauna yang bertempat di daratan atau di perairan. Dibandingkan seluruh lapisan bumi,
biosfer merupakan lapisan yang paling tipis.

Lapisan biosfer hanya berkisar 9.000 meter saja. Lapisan ini menjadi tempat sistem
kehidupan dan organisasi yang kompleks. Selain itu, saat ini hanya diketahui adanya
satu biosfer yang ada di sistem tata surya, yakni biosfer bumi. Di planet lain belum
ditemukan tanda-tanda adanya biosfer seperti di bumi. Sebab sejauh ini, bumi adalah
satu-satunya tempat yang diketahui adanya unsur kehidupan dan menjadi tempat yang
mampu mendukung makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Tempat hidup
bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan uang kita tinggali saat ini,
disebut dengan habitat.

Macam-Macam Biosfer
Dilihat dari jenis lapisannya, biosfer dibagi menjadi tiga jenis lapisan sebagai berikut:
 Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan bumi yang paling atas. Atmosfer berfungsi untuk melindungi
bumi dari benda-benda luar angkasa yang berukuran besar. Lapisan atmosfer atau
juga dikenal dengan lapisan ozon, yakni lapisan yang berperan penting dalam
melindungi kehidupan makhluk bumi.
 Litosfer
Litosfer adalah lapisan bumi sebelum atmosfer. Litosfer tersusun atas bebatuan yang
ada di dalam biosfer dengan ciri-ciri yang berbeda sesuai dengan tingkat
kedalamannya. Contoh listosfer adalah susunan letusan gunung berapi atau magma
yang terbentuk akibat letusan gunung merapi.
 Hidrosfer
Hidrosfer adalah susunan biosfer yang terdiri dari sejumlah air atau perairan.
Contohnya adalah sungai, samudera, dan laut. Hidrosfer berperan penting bagi
kehidupan makhluk hidup. Hampir 70% mayoritas makhluk hidup di bumi hidup di
lingkungan hidrosfer.
Ketiga lapisan yang telah kita bahas diatas dikenal dengan istilah Biosiklus. Biosiklus
diartikan bahwa lingkungan di bumi terdiri dari sejumlah daratan dan perairan.
Selanjutnua, biosiklus dibagi lagi menjadi unsur yang lebih kecil yang disebut dengan
istilah Bioma.

11
Bioma merupakan karakteristik dari tumbuhan dan hewan yang hidup dalam satu
tempat, berdasarkan iklim dari lingkungan tersebut. Bioma saling berkaitan dengan
bioma lainnya.

Karakteristik Biosfer
Lapisan biosfer merupakan habitat atau tempat tinggal makhluk hidup seperti flora
dan fauna. Oleh karena itu, biosfer memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Fauna
1. Padang Rumput
Pada wilayah padang rumput, diketahui memiliki ketersediaan air yang cukup
banyak. Padang rumput merupakan habitat bagi banyak fauna, seperti binatang
herbivora. Pada area padang rumput, makhluk hidup lebih mudah mendapatkan
makanannya berupa rumput-rumputan. Selain binatang herbivora,pada area padang
rumput juga terdapat populasi hewan karnivora, seperti singa, harimau dan lain-lain
yang akan memangsa hewan herbivora tersebut sebagai suatu rantai makanan.
2. Gurun
Wilayah gurun digambarkan berupa suatu wilayah dengan suhu yang sangat panas
dengan kandungan air yang sedikit. Pada daerah gurun perubahan suhu akan sangat
terasa. Misalnya, pada siang hari suhu udaranya bisa mencapai 50 derajat celcius.
Sedangkan pada malam hari, suhu di gurun dapat mencapai 0 derajat celcius.
Ekstrimnya suhu di gurun membuat tempat ini hanya ditempati oleh beberapa jenis
fauna tertentu, seperti ular gurun dan unta.
3. Tundra
Tundra merupakan tempat yang berbanding terbalik dengan gurun. Tundra adalah
wilayah yang diselimuti oleh daratan salju. Umumnya wilayahnya terletak dekat
dengan kutub utara yang dilapisi es abadi. Fauna yang tinggal di kawasan tundra
biasanya memiliki bulu yang tebal dan berdarah hangat.
4. Hutan Tropis
Bagi seluruh makhluk hidup, daerah tropis adalah tempat yang sangat cocok dan
bersahabat. Pada daerah tropis, curah hujan yang dimiliki sangat tinggi dan sinar
matahari juga bersinar sepanjang tahun.
5. Taiga
Taiga merupakan habitat yang cocok untuk berbagai jenis burung yang melakukan
migrasi. Proses migrasi dilakukan apabila di daerah asalnya mengalami perubahan
musim, seperti musim gugur.
6. Kutub
Daerah kutub hampir sama dengan tundra, yaitu seluruh tempatnya diselimuti oleh
salju. Kawasan kutub adalah tempat yang sangat ekstrim untuk ditempati oleh fauna.
Di daerah ini hanya terdapat beberapa fauna yang memiliki sistem pertahanan khusus,
seperti bulu yang tebal dan darah yang hangat.

7. Perairan

12
Fauna yang hidup di perairan dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti bentos yang
memiliki ukuran mikroskopis dan sangat kecil, bahkan tidak bisa dilihat mata
telanjang. Organisme ini hidup di dasar perairan. Kemudian pula plankton yang
sama-sama berukuran kecil. Plankton hidup mengapung di perairan air laut mengikuti
pergerakan arus air laut. Selanjutnya, terdapat juga nekton yang bisa bergerak sendiri
dengan kemampuannya. Nekton merupakan fauna seperti ikan, serangga air dan
amphibi. Kemudian neustin yang merupakan fauna yang bertempat tinggal di
permukaan air.
 Hutan
1. Hutan Hujan
Seperti namanya, hutan ini terdapat di daerah tropis yang dilalui oleh garis
khatulistiwa. Hutan hujan memiliki curah hujan yang tinggi dengan sinar matahari
yang bersinar sepanjang tahun. Pohon yang tumbuh di hutan ini memiliki daun yang
lebat dan tumbuh mencapai 20 hingga 40 meter.
2. Hutan Musim
Hutan musim umumnya memiliki ciri ketika musim kemarau datang, maka pohon-
pohon yang tumbuh akan menggugurkan daunnya.
3. Hutan Iklim Sedang
Jenis hutan yang tersebar di daerah pantai pasifik Amerika Utara hingga ke
Washington DC. Hutan ini ditumbuhi oleh pohon-pohon yang dapat tumbuh tinggi,
seperti pohon pinus.
4. Hutan Gugur
Hutan gugur banyak menjadi habitat pohon yang tinggi, kokoh dan memiliki daun
yang lebar. Hutan ini berada di daerah yang sedikit lebih kering, namun tetap
memiliki kandungan air yang cukup banyak, meskipun tidak sebanyak hutan hujan
tropis.
5. Hutan Taiga
Hutan yang berada di daerah dingin dan dekat dengan kutub. Wilayahnya meliputi
Kanada, Finlandia, Rusia dan Siberia Utara. Hutan taiga memiliki jenis pohon dengan
ukuran menjulang tinggi dan daun yang menyerupai jarum, sehingga pohon ini tidak
mengalami penguapan yang besar.
6. Sabana
Sabana merupakan padang rumput yang memiliki beberapa pohon kerdil yang
letaknya berkelompok. Pohon di wilayah sabana tumbuh tersebar pada lokasi yang
memiliki cadangan air yang banyak.
7. Stepa
Stepa merupakan nama lain dari padang rumput. Stepa merupakan hamparan yang
ditumbhi padang rumput dan tidak ada pohon lainnya. Sebab, daerah ini memiliki
udara yang sangat kering dan cadangan air yang sedikit, sehingga hanya rumput yang
dapat tumbuh dan mampu bertahan hidup.

 Terumbu Karang

13
Terumbu karang merupakan salah satu makhluk hidup yang hidup dalam laut.
Terumbu karang adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari kumpulan binatang
karang yang kemudian membentuk batu kapur atau struktur karbonat. Indonesia
memiliki perairan laut dengan terumbu karang terbesar dan terlengkap di dunia.

2.6 Sistem Kehidupan Niche


Relung ekologi ( ecological niche ) sebaliknya merupakan terminologi yang lebih
inklusif, yang tidak hanya meliputi ruang atau tempat yang ditinggali organisme,
tetapi juga perananya dalam komunitas, misalnya kedudukan pada jenjang ( trofik )
makanan dan posisinya pada gradien lingkungan : temperatur, kelembaban, pH,
tanah, dan kondisi lain yang ada.
Relung ekologi dibagi menjadi 3 aspek, antara lain :
1. Relung habitat ( spatial nich, habitat niche )
2. Relung jenjang makanan ( trofik niche )
3. Relung multidimensional ( multidimensional niche, hypervolume niche )
Relung ekologi suatu organisme tidak hanya tergantung dimana organisme
tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme (bagaimana organisme
mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik maupun
biologi) dan bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain.
Habitat dapat juga berarti tempat hidup komunitas. Dalam hal ini habitat meliputi
hanya lingkungan abiotik. Tetapi dapat juga habitat melibatkan lingkungan biotik
maupun abiotik, misalnya habitat tanaman Trillium adalah di tempat lembab dan
teduh pada hutan hujan. Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton
(1927) ilmuwan Inggris, dengan pengertian “status fungsional suatu organisme dalam
komunitas tertentu”. Dalam penelaahan suatu organisme, kita harus mengetahui
kegiatannya, terutama mengenai sumber nutrisi dan energi, kecepatan metabolisme
dan tumbuhnya, pengaruh terhadap organisme lain bila berdampingan atau
bersentuhan, dan sampai seberapa jauh organisme yang kita selidiki itu
mempengaruhi atau mampu mengubah berbagai proses dalam ekosistem.
Relung (niche) adalah posisi atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dan
ekosistem tertentu, yang merupakan akibat adaptasi struktural, tanggap fisiologis
serta perilaku spesifik organisme itu. Jadi relung suatu organisme bukan hanya
ditentukan oleh tempat organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai fungsi yang
dimilikinya. Dapat dikatakan, bahwa secara biologis, relung adalah profesi atau cara
hidup organisme dalam lingkungan hidupnya.
Pengetahuan tentang relung suatu organisme sangat perlu sebagai landasan untuk
memahami berfungsinya suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat utama. Untuk
dapat membedakan relung suatu organisme, maka perlu diketahui tentang kepadatan
populasi, metabolisme secara kolektif, pengaruh faktor abiotik terhadap organisme,
pengaruh organisme yang satu terhadap yang lainnya. Banyak organisme, khususnya
hewan, mempunyai tahap-tahap perkembangan hidup yang nyata, secara beruntun

14
menduduki relung yang berbeda. Umpamanya jentik-jentik nyamuk hidup dalam
habitat perairan dangkal, sedangkan yang sudah dewasa menempati habitat dan
relung yang sama sekali berbeda.
Apabila terdapat dua hewan atau lebih mempunyai niche yang sama dalam satu
habitat yang sama maka akan terjadi persaingan. Dalam persaingan yang ketat,
masing- masing jenis mempertinggi efisiensi cara hidup, dan masing-masing akan
menjadi lebih spesialis yaitu relungnya menyempit. Akan tetapi bila populasi semakin
meningkat, maka persaingan antar individu di dalam jenis tersebut akan terjadi pula.
Dalam persaingan ini individu yang lemah akan terdesak ke bagian niche yang
marginal. Sebagai efeknya ialah melebarnya relung, dan jenis tersebut akan menjadi
lebih generalis. Ini berarti jenis tersebut semakin lemah atau kuat. Makin spesialis
suatu jenis semakin rentan makhluk tersebut.
Relung (niche), dalam ekologi merujuk pada posisi unik yang ditempati oleh
suatu spesies tertentu berdasarkan rentang fisik yang ditempati dan peranan yang
dilakukan di dalam komunitasnya. Konsep ini menjelaskan suatu cara yang tepat dari
suatu organisme untuk menyelaraskan diri dengan lingkungannya. Habitat adalah
pemaparan tempat suatu organisme dapat ditemukan, sedangkan relung adalah
pertelaan lengkap bagaimana suatu organisme berhubungan dengan lingkungan fisik
dan biologisnya.Ekologi dari suatu individu mencakup variabel biotik (makhluk
hidup seperti tumbuhan, hewan, manusia, baik yg mikro maupun yg makro) dan
abiotik (benda tidak hidup). Relung menentukan bagaimana spesies memberi
tanggapan terhadap ketersediaan sumberdaya hidup dan keberadaan pesaing dan
pemangsa dalam suatu ekosistem.
Contoh relung ekologi adalah Relung Ekologi (Niche) Kawasan Hutan Nantu-
Boliyohuto yang merupakan salah satu dari sedikit hutan hujan tropik di Sulawesi
yang kondisi masih utuh, bagian dari biogeografi Wallacea yang kaya akan
keanekaragaman hayati, zona campuran antara fauna Asia dan Australia. Kawasan ini
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, terdiri dari 204 jenis tumbuhan (17
jenis diantaranya dilindungi), 32 jenis satwa (7 jenis diantaranya endemic dan
dilindungi), 49 jenis burung (24 jenis diantaranya endemic Sulawesi). Kawasan ini
merupakan tempat terbaik bagi satwa endemik, khususnya babi rusa di daratan
Sulawesi, karena memiliki kubangan air panas yang mengandung sulfur bergaram
(salt lick). Hutan ini juga sebagai penyangga Daerah Aliran Sungai (DAS)
Paguyaman, yang mendukung ketersediaan air dan keseimbangan ekosistem
(Hamidun, 2012). Pohon-pohon penyusun utama ini merupakan jenis pohon yang
mempunyai ketinggian diatas 25 m, diameter antara 60cm – 400cm, mempunyai tajuk
yang lebar dan rapat. Beberapa kelompok tumbuhan dan hewan yang hidup di bawah
naungan tajuk/kanopi pohon-pohon tersebut adalah: 19 1. Terna. Hidup pada bagian
hutan yang kanopinya tidak begitu rapat dan hidup pada iklim yang lembab seperti
paku-pakuan. 2. Liana. Tumbuhan yang memanjat pada pohon-pohon besar seperti

15
rotan. Liana yang hidup pada pohon-pohon besar umumnya merupakan tempat
bergantung, bermain-main, atau berayun-ayun dari jenis primate, seperti monyet dan
kera. 3. Epifit. Tumbuhan ini tumbuh melekat pada batang, cabang atau pada daun-
daun pohon, semak, dan liana. Tumbuhan ini hidup diakibatkan oleh kebutuhan akan
cahaya matahari yang cukup tinggi. Tumbuhan ini pada umumnya tidak
menimbulkan pengaruh buruk terhadap inang yang menunjangnya, misalnya jenis-
jenis anggrek dan paku-pakuan. 4. Saprofit. Tipe tumbuhan ini mendapatkan zat
haranya dari bahan organik yang telah mati bersama-sama dengan parasit-parasit.
Tumbuhan ini merupakan komponen heterotrof yang tidak berwarna hijau di hutan
hujan tropis. Jenis tumbuhan ini terdiri atas cendawan atau jamur (fungi), dan bakteri.
Tumbuhan ini dapat membantu terjadinya penguraian organik. Banyak ditemukan
pada lantai hutan yang memiliki rontokkan daun-daun yang cukup tebal dan terjadi
pembusukkan yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut dapat dijumpai pada rongga-
rongga atau sudut-sudut diantara akar-akar banir pohon-pohon. 5. Hewan. Hutan
hujan menyediakan makanan untuk hewan, tempat berlindung, tempat bertengger,
tempat bermain, dan tempat tinggal, sehingga hutan hujan tropis di jadikan rumah
bagi berbagai jenis hewan di antarnya mamalia, reptil, burung, amphibi, dan
serangga. Hewan-hewan ini juga membantu proses penyerbukan, contohnya serangga
tawon yang membantu penyerbukan pada Beringin (Ficus nervosa Heyne), kelelawar
makan mahkota bunga Madhuca phillippinensis Merr, burung memakan biji/buah
pohon rao (Dracontomelon dao), Matoa (Pometia pinnata). Contoh relung lainnya
adalah relung atau niche burung yang artinya pemakan buah atau biji, pemakan ulat
atau semut, pemakan ikan atau kodok. Niche ada yang bersifat umum dan spesifik.
Misalnya ayam termasuk mempunyai niche yang umum karena dapat memakan
cacing, padi, daging, ikan, rumput dan lainnya. Ayam merupakan polifag, yang
berarti makan banyak jenis. Makan beberapa jenis disebut oligofag, hanya makan satu
jenis disebut monofag seperti wereng, hanya makan padi.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

Begon M, Harper JL, Townsend CR. 1996. Ecology: Individuals, Populations, and
Communities. Cambridge, Mass: Blackwell Science.

Clapham, Jr. W.B. 1973. Natural Ecosystems. New York: Macmillan Publishing Co.
Inc.

Clarke, G.L. 1954. Elements of Ecology. New York: Joh Wiley & Sons Inc.

Cannon, W.B. 1939. The Wisdom of the Body. New York: W.W.Norton & Co.

Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-Dasar Ekologi: Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu


Lingkungan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai