Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

"KOMUNITAS"

Disusun oleh

Kelompok 11 :
1. Oswanto Lapu (1901040088)

2. Marlince Maure (1901040060)

3. Anggilina Ton(1901040059)

4. Hery Oktovianus Bili (1901040086)

5. Jessica Audrei Yoani Talahaturuson (1901040045) )

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNUVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas Berkat dan Tuntunannya,
kami dapat menyelesaikan Makalah “ Ekologi Hewan tentang Komunitas”.

Dalam menyelesaikan makalah ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi sehingga terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan kata. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Kami juga mengucapkan Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu
kami dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga materi yang kami bawakan dalam makalah in
idapat bermanfaat kedepannya dan bisa menjadi motivasi bagi kita semua sebagai pembaca.

KUPANG, 1 April 2022

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu
tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat
mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan
keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan
organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem
organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus
atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya
(Resosoedarmo, 1990).

Secara genetik, individu-individu adalah anggota dari populasi setempat dan secara ekologi
individu merupakan anggota dari ekosistem. Ekosistem sebagian besar terdiri dari kumpulan
tumbuhan dan hewan yang bersama-sama membentuk masyarakat yang disebut komunitas.
Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan
interaksi satu dengan lainnya. Ringkasnya komunitas adalah seluruh populasiyang hidup
bersama pada suatu daerahdan organisme yang hidup bersama ini sering disebut juga sebagai
komunitas biotik (Odum, 1971).

Mempelajari komunitas akan lebih baik apabila kita sudah lebih dulu mengenal
karaktermasing-masing komponen penyusunnya. Misalnya apakah tumbuhan termasuk herba,
epifit, merambat atau apakah hewan hidup terrestrial atau aquatik, masing-masing memiliki
karakter yang spesifik. Hewan aquatik misalnya, kita harus mengenal lebih dulu morfologinya,
fisiologi dan sistem reproduksinya, bagaimana kedudukannya dalam rantai makanan, bersifat
planktonik, bentik atau perenang aktif, hidup dan mencari makan di daerah permukaan,
ditengah atau didasar perairan dan lain sebagainya (Odum, 1971).

Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa komponen yang
masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-masing dan dikenal sebagai struktur
komunitas. Sebelum mempelajari hubungan komunitas dengan lingkungannya salah satu kajian
untuk mempelajari komunitas adalah mengamati struktur komunitas (Resosoedarmo, 1990).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep dasar komunitas?

2. Bagaimana dengan Dominansi dan Predominansi?


3. Apa saja struktur komunitas?

4. Bagaimana proses Suksesi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar komunitas

2. Untuk mengetahui dominansi dan predominansi

3. Untuk mengetahui struktur komunitas

4. Untuk mengetahui Suksesi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar komunitas

Menur ut Etienne Wenger,


pengertian komunitas adalah kelompok sosial yang memiliki habitat lingkungan dan
ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup kepercayaan ataupun ruang lingkup yang
lainnya. Aktivitas pada tingkat populasi memiliki sifat persaingan pada interaksi antar
populasi yaitu pada tingkat komunitas. Komunitas diartikan sebagai kumpulan populasi
yang saling berinteraksi pada ruang dan waktu secara bersamaan. Misalnya populasi
semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu
masyarakat atau suatu komunitas. Tidak ada suatu populasi organisme atau spesies
yang dapat hidup sendiri di alam, melainkan mereka akan berkumpul dari berbagai
populasi dan hidup secara bersamaan. Kumpulan dari beberapa populasi organisme,
hidup di suatu habitat disebut dengan komunitas (Krebs, 1978).

Berdasarkan Resosoedarmo (1990) komunitas ialah beberapa kelompok makhluk


yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi
semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu
masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam
komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas
tersebut

Salah satu definisi formal paling awal dari ekologi komunitas diusulkan oleh
profesor Cornell Robert Whittaker pada tahun 1975. Whittaker mengkarakterisasi
ekologi komunitas sebagai kumpulan organisme hidup yang berinteraksi dan
membentuk komunitas dengan struktur dan komposisi spesies yang unik.

Konsep dasar komunitas :


 Komponen dari keanekaragaman spesies: kekayaan spesies dan kelimpahan relatif

Keanekaragaman spesies ditentukan tidak hanya oleh jumlah spesies dalam komunitas
biologis—yaitu, kekayaan spesies—tetapi juga oleh kelimpahan relatif individu dalam
komunitas itu .Kelimpahan spesies adalah jumlah individu per spesies, dan kelimpahan
relatif mengacu pada pemerataan distribusi individu di antara spesies dalam suatu
komunitas . Dua komunitas mungkin sama-sama kaya spesies tetapi berbeda dalam
kelimpahan relatif. Misalnya, setiap komunitas mungkin berisi 5 spesies dan 300
individu, tetapi dalam satu komunitas semua spesies sama-sama umum (misalnya, 60
individu dari setiap spesies), sedangkan di komunitas kedua satu spesies secara
signifikan melebihi empat lainnya.

Komponen keanekaragaman spesies ini merespon secara berbeda terhadap berbagai


kondisi lingkungan. Daerah yang tidak memiliki keragaman habitat biasanya miskin
spesies; namun, beberapa spesies yang mampu menempati wilayah tersebut mungkin
melimpah karena persaingan dengan spesies lain untuk mendapatkan sumber daya akan
berkurang.

Tren kekayaan spesies dapat mengungkapkan banyak hal tentang kondisi suatu wilayah
di masa lalu dan sekarang. Benua Antartika memiliki beberapa spesies karena
lingkungannya sangat tidak ramah; namun, pulau-pulau samudera miskin spesies karena
sulit dijangkau, atau, seperti halnya dengan Kepulauan Sunda Kecil di Indonesia bagian
selatan-tengah, karena asalnya agak baru dan organisme belum memiliki cukup waktu
untuk berkembang biak.

Gradien global juga mempengaruhi kekayaan spesies. Gradien yang paling jelas adalah
latitudinal: ada lebih banyak spesies di daerah tropis daripada di zona beriklim sedang
atau kutub. Faktor ekologi biasanya digunakan untuk menjelaskan gradasi ini.
Temperatur yang lebih tinggi, prediktabilitas iklim yang lebih besar, dan musim tanam
yang lebih lama semuanya berkonspirasi untuk menciptakan habitat yang lebih
mengundang, memungkinkan keragaman spesies yang lebih besar. Hutan hujan tropis
adalah habitat terkaya dari semuanya, padang rumput tropis menunjukkan lebih banyak
keragaman daripada padang rumput beriklim sedang, dan gurun di daerah tropis atau
subtropis dihuni oleh lebih banyak spesies daripada gurun beriklim sedang.

Faktor lain yang mempengaruhi kekayaan spesies suatu daerah adalah jarak atau
penghalang yang memisahkan daerah tersebut dari sumber potensial spesies.
Probabilitas bahwa spesies akan mencapai pulau-pulau samudra terpencil atau lembah-
lembah terpencil adalah kecil. Spesies hewan, terutama yang tidak terbang, lebih kecil
kemungkinannya daripada spesies tumbuhan untuk melakukannya. Itu Kepulauan Sunda
Kecil mirip dengan Jawa Timur dalam iklim dan vegetasi, tetapi mereka memiliki hewan
darat yang jauh lebih sedikit . Situasi ini dikaitkan dengan fakta bahwa, sementara Jawa
telah terhubung ke daratan yang lebih besar di masa lalu, Sunda Kecil belum. Sementara
tanaman dan biji-bijian telah diterbangkan melintasi lautan, beberapa spesies hewan
yang tidak memiliki sayap telah mencapai pulau-pulau ini.

 Interaksi Ekologi Komunitas

Di dalam komunitas, seluruh organisme adalah bagian komunitas dan di antara


komponennya akan saling berkaitan lewat keragaman interaksi. Interaksi antar
kelompok ekologi bisa berupa interaksi antarorganisme, antarpopulasi serta interaksi
antarkomunitas.

1. Interaksi Antarorganisme

Seluruh makhluk hidup akan bergantung dengan makhluk hidup yang lain baik itu yang
sejenis atau tidak sejenis dan baik itu individu di dalam satu populasi atau individu dari
populasi lain. Interaksi semacam ini bisa banyak ditemukan di sekitar kita. Interaksi
antarorganisme di dalam komunitas ini sangat berhubungan erat dan ada yang tidak
terlalu erat yang dikategorikan seperti berikut ini:

1) Netral: Tidak saling mengganggu antarorganisme yakni tidak saling merugikan dan
tidak saling menguntungkan.

2) Predasi: Hubungan antar mangsa dan pemangsa sebab tanpa mangsa predator tidak
akan bisa hidup.

3) Siombiosis parasitisme: Hubungan antarorganisme berbeda spesies dimana satu


organisme hidup di organisme lain dan mengambil makanan dari inangnya.

4) Komensalisme: Hubungan atar 2 organisme berbeda spesies dalam bentuk


kehidupan bersama untuk berbagi sumber.

5) Simbiosis mutualisme: Hubungan dua organisme berbeda spesies yang saling


menguntungkan.

2. Interaksi Antarpopulasi

Di antara satu populasi dengan yang lain akan selalu terjadi secara langsung dan tak
langsung di dalam komunitasnya. Sebagai contoh alelopati adalah interaksi
antarpopulasi dimana jika populasi yang satu menghasilkan zat yang bisa menghalangi
tumbuhnya populasi lain.

3. Interaksi Antarkomunitas

Komunitas merupakan kumpulan populasi berbeda di sebuah daerah sama serta saling
berinteraksi seperti komunitas sungai dan sawah. Komunitas sawah tersusundari
berbagai organisme seperti burung, padi, belalang, ular serta gulma yang merupakan
rantai makanan ekosistem sungai. Sedangkan untuk komunitas sungai terdiri dari
ganggang, ikan, zooplankton, dekomposer dan juga fitoplankton.

4. Interaksi Antarkomponen Biotik Serta Abiotik

Interaksi dari komponen unsur lingkungan biotik dan abiotik akan membentuk
ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungan tersebut mengakibatkan
aliran energi di dalam sistem tersebut bisa terjadi. Tidak hanya aliran, namun dalam
ekosistem juga ada struktur atau tingkat trofik, siklus materi dan juga keanekaragaman
biotik.

B. Dorminansi dan predominansi

1. Dominansi merupakan pengendalian nisbi yang diterapkan makhluk hidup atas


komposisi spesies dalam komunitasnya. Spesies dominan adalah spesies yang secara
ekoligik sangat berhasil dan mampu menentukan kondisi yang diperlukan untuk
pertumbuhannya,atau spesies yang paling berpengaruh dan mampu dari jumlah
maupun aktivitasnya di suatu komunitas. Derajat dominansi terpusat didalam satu,
beberapa atau banyak spesies dapat dinyatakan dengan indeks dominansi, yaitu
jumlah kepentingan tiap-tiap spesies dalam hubungan dengan komunitas secara
keseluruhan. Suatu komunitas dapat didominasi oleh satu jenis atau lebih. Jenis-
jenis yang dominan yaitu paling banyak jumlahnya, tinggi biomassanya, menempati
banyak ruang, berperanan penting dalam aliran energi dan siklus hara, atau dengan
cara-cara lain lagi menguasai anggota-anggota lain dalam komunitas.

2. Predominansi merupakan sejumlah spesies yang ditentukan oleh jumlah


kelimpahannya dalam suatu komunitas (Fitrahtunnisa dan M. Liwa Ilhamdi, 2013).
Suatu spesies pada komunitas terdiri dari sejumlah spesies yang berbeda dengan
jumlah yang relatif, berbeda dengan dominansi. Dalam bidang biologi, dominansi
sering dikaitkan dengan genetika, ekologi tanaman, atau perilaku hewan. Dalam
bidang genetika, gen atau pembawa sifat dikatakan dominan bila ia tetap dapat
memunculkan sifatnya walaupun ia berpasangan dengan gen lain yang membawa
sifat yang berlawanan dengannya. Perilaku binatang yang menunjukkan dominasi
biasanya ditandai oleh sikap superioritasnya terhadap kawanannya. Binatang yang
dominan ini biasanya yang terkuat, berkuasa diwilayahnya, mendapat pasangan
terbaik yang dipilihnya sendiri, dan mendapat berbagai kemudahan di kelompoknya.
Tingkat predominansi dari masing-masing spesies fauna tanah ditentukan
berdasarkan kelimpahan relatifnya. Suatu spesies dikategorikan predominan jika
memiliki kelimpahan relatif (KR) e” 5% (Ilhamdi, 2002).
C. Struktur komunitas

Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antar spesies,
tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies organisme. Hal yang demikian itu
menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu
komunitas, bahkan dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan
akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas itu sendiri (Heddy, 1986).

Berdasarkan pembentukannya struktur komunitas dibagi menjadi struktur fisik dan


struktur biologi.

1. Struktur fisik, suatu komunitas tampak jika komunitas diamati, misalnya jika
mengunjungi hutan deciduosa akan tampak suatu struktur primer secara musiman
dan suatu struktur sekunder berupa pepohonan kecil.

2. Struktur biologi, komposisi perubahan temporal dalam komunitas yang merupakan


hubungan antara spesies dalam suatu komunitas sehingga sebagiannya bergantung
pada struktur fisik, kedua struktur komunitas berpengaruh kuat pada fungsi suatu
komunitas. Fungsi komunitas yaitu kerja suatu komunitas sebagai memproses
energi dan Pada habitat yang berbeda dan satuan lingkungan yang berbeda, maka
akan didapatkan komunitas yang berbeda pula. Pada kenyataannya komposisi dan
sifat komunitas dapat dijadikan indikator yang paling baik untuk komunitas yang
berada pada habitat maupun satuan lingkungan tertentu.

Karakter komunitas

1) Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas


menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.

2) Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran


merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam
suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa
per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.

3) Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke


satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat
diramalkan.

D. Suksesi

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas
baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan kata lain, suksesi dapat diartikan
sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi
terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Ketika habitat berubah, spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi
mantap di tempat itu, dan spesies yang lama akan menghilang.

Suksesi akan berlangsung secara terus menerus hingga mencapai suatu tingkat
akhir yang disebut dengan klimaks. Pada keadaan klimaks ini komunitas telah mencapai
homeostatis, artinya komunitas dapat mempertahankan kestabilan internalnya dalam
menanggapi respon terhadap factor lingkungan. Deretan langkah atau deretan
komunitas yang menyusunurutan suksesional yang menuntun kearah klimaks disebut
sere.( Tim Dosen, 2012).

Dalam kasus Suksesi hewan, akan terjadi suksesi tumbuhan terlebih dahulu
pada komunitas tersebut lalu di ikuti oleh munculnya suksesi hewan. Hal ini disebabkan
karena tumbuhan merupakan makhluk autotrof yang menyediakan sumber energy bagi
hewan tersebut. Ketersediaan sumberdaya pada komunitas terjadinya suksesi sangant
mempengaruhi banyak tidaknya hewan yang ditemukan dalam proses suksesi tersebut.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi,
yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.

a) Suksesi Primer

Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang


mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru.
Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia.
Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan
endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa
kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).

Tahapannya terjadinya suksesi primer dapat dilihat sebagai berikut:

1. suatu komunitas rusak yang diakibatkan berbagai hal, missal bencana alam letusan
gunung berapi.

2. Kolonisasi Awal

Spora lumut, biji tumbuhan atau bakteri autrotrof sebagai organisme fotosintesis
pertama yang muncul akibat terbawa oleh angin dan tertanam di daerah tersebut.

3. Pertumbuhan pioneer

Benih-benih yang tumbuh di lahan kosong tumbuh dan berkembang biak. Jenis
organisme yang datang pertama dan menjadi penghuni pemula di lahan kosong sebagai
pioner. Tumbuhan pioner akan membentuk koloni-koloni.
4. Invasi

Selama proses kolonisasai di tempat yang baru anak-anak dari organisme pioner yang
adaptasinya paling baik terhadap lingkungan mampu bertahan dan terus menyebar atau
mengadakan invasi secara luas.

5. Stabilisasi

Habitat dan ekosistem yang baru terbentuk terus mengalami perubahan, baik dalam hal
kondisi lingkungan fisik maupun komponen biotik yang menghuninya. Perubahan akan
terus terjadi sampai ekosistem mencapai keaadan yang stabil.

6. Klimaks

Hubungan antara jenis-jenis organisme yang dominan pada komunitas klimaks dengan
habitat atau lingkungannya sudah sangat harmonis, dan komunitas klimaks ini bersifat
stabil atau tudak berubah selama kondisi iklim dan keaadaan fisiografisnya tetap sama.

Yang terjadi di pulau Krakatau merupakan contoh dari ekosistem suksesi primer.

Gunung Anak Krakatau di Pulau Krakatau

b) Suksesi sekunder

Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak
dari komunitas pionir. Suksesi sekunder dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir,
gempa bumi atau aktivitas manusia.(Anonim, 2012).

Suksesi seperti ini biasanya terjadi akibat ulah manusia yang semula membutuhkan
lahan tetapi kemudian ditinggalkan begitu saja dalam keadaan yang rusak total.
Contoh suksesi sekunder

Memperbaharui hutan setelah penebangan: Sejumlah besar pohon ditebang oleh para penebang dalam
rangka menciptakan bahan bangunan. Seiring waktu, pohon tumbuh di daerah dan kembali ke keadaan
sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

pengertian komunitas adalah kelompok sosial yang memiliki habitat lingkungan dan
ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup kepercayaan ataupun ruang lingkup yang lainnya.
Dominansi merupakan pengendalian nisbi yang diterapkan makhluk hidup atas komposisi
spesies dalam komunitasnya. Predominansi merupakan sejumlah spesies yang ditentukan oleh
jumlah kelimpahannya dalam suatu komunitas, Berdasarkan pembentukannya struktur
komunitas dibagi menjadi struktur fisik dan struktur biologi. nSuksesi adalah suatu proses
perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam
jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas
semula.Suksesi dibagi menjadi 2 jenis yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna untuk itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
pengembangan makalah ini sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Odum, Eugene P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ke 3. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.

Resosoedarmo, Soedjiran. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta:PT Remaja Rosdakarya

Umar, M. Ruslan. 2004. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Anonim . 2012. Komunitas Ekologi. Website: http://queenichmiracle.blogs pot.com/2012/05/v-


behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada hari Senin, tanggal 04 april 2022,pukul 20.17 WITA.

Aby. 2012. Ekologi dan Distribusi Hewan. http://abybiologi.blogspot.com/2012/ 12/ekologi-dan-


distribusi-hewan.html. diakses pada hari Senin, tanggal 04 April 2022pukul 20.17 WITA.

Annisa, Zantedhescha. 2013. Makalah Komunitas Hewan. http://zantedescia.blog


spot.com/2013/01/makalah-komunitas-hewan.html. Diakses pada hari Senin, tanggal 4 April i 2022,
pukul 20.17 WITA

Anda mungkin juga menyukai