Anda di halaman 1dari 13

A.

PETUNJUK BELAJAR
1. Ikutilah modul ini secara urut mulai dari bagian satu ke bagian berikutnya (jangan
meloncat) karena bagian awal merupakan prasarat untuk bagian berikutnya.
2. Pahami setiap materi yang akan menunjang penguasaan anda dengan membaca
secara teliti.
3. Kerjakan tes formatif dan evaluasi sebagai sarana latihan anda.
4. Jawablah tes formatif dengan jawaban yang tepat pada soal pilihan ganda dan
jawaban singkat dan jelas pada soal uraian, kerjakan sesuai dengan kemampuan
anda setelah mempelajari modul ini.
5. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersbeut dengan baik dan jika dirasa perlu
konsultasikan dengan guru.
6. Catatlah kesulitan yang anda temui dalam modul ini dan tanyakan kepada guru
pada saat kegiatan pembelajaran.
7. Bacalan referensi yang berhubungan dengan materi modul ini agar anda
mendapatkan pengetahuan tambahan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui modul
ini diharapkan anda dapat memahami konsep komunitas biotik, mempu
mengklasifikasikan intrakomunitas, memahami konsep dominan ekologi,
mengidentifikasi pola dalam komunitas, serta memahami ekotone dan konsep efek
tepi (Edge Effect).
C. MATERI
a. Konsep Komunitas Biotik
Suatu organisme tidak dapat hidup sendirian tetapi harus hidup bersama- sama
dengan organisme lain, baik dengan organisme sejenis maupun yang tidak sejenis
dalam suatu tempat atau habitat.
Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang menempati suatu habitat
dan terorganisasi sedemikian rupa sehingga memperlihatkan sifat tambahan dari
sifat individu dan populasi sebagai suatu kesatuan, misalnya struktur jenjang
makanan dan arus energi.
Dalam komunitas biotik, dikenal dua bentuk komunitas, yaitu: (1) komunitas
mayor (utama) adalah komunitas besar yang tidak tergantung pada komunitas lain
di dekatnya dan (2) komunitas minor adalah komunitas yang masih bergantung
kepada komunitas lain di sekitarnya.
Tidak semua organisme dalam komunitas sama pentingnya dalam menentukan
keadaan alamiah dan fungsi seluruh komunitas. Dari ratusan bahkan ribuan jenis
organisme yang terdapat dalam komunitas, hanya beberapa spesies saja yang
berperan penting sebagai pengendali komunitas berdasarkan jumlah, ukuran,
produksi, ataupun aktivitasnya.
Golongan spesies yang mengendalikan sebagian besar aliran energi dan
mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan dan spesies lain dikatakan
mempunyai dominansi ekologis (ecological dominant). Derajat pemusatan
dominansi pada satu atau beberapa spesies dinyatakan dalam "Indeks Dominansi",
yang menunjukkan banyaknya peranan spesies organisme dalam hubungannya
dengan komunitas secara keseluruhan, misalnya ikan baronang (Siaganus
canaliculatus) ditemukan sangat melimpah pada ekosistem padang lamun perairan
Tanjung Tiram-Teluk Ambon. Dalam maupun ekosistem padang lamun perairan
Pulau Buntal-Teluk Kotania Kabupaten Seram Barat-Maluku sehingga kehadiran
ikan baronang (S. canaliculatus) memengaruhi struktur komunitas ikan pada
kedua lokasi tersebut yang dengan sendirinya menguasai ruang dan pemanfaatan
makanan maupun sumber daya yang ada (Latuconsina, 2019). Komunitas
merupakan satu kesatuan dalam:
1. Fungsional terkait dengan struktur trofik dan arus energi.
2. Komposisional terkait dengan peluang spesies tertentu dapat hidup
berdampingan.
3. Konsep komunitas menjadi penting untuk menjelaskan keragaman spesies
yang biasanya hidup bersama didalam tata aturan tertentu. Hal ini karena
organisme tidak begitu saja tersebar dipermukaan bumi.
b. Klasifikasi Intrakomunitas dan Konsep Dominan Ekologi
Klasifikasi intrakomunitas berupaya menilai pentingnya suatu species dalam
komunitas berdasarkan: Tingkat makanan/tropik Fungsional: produsen, makro
konsumen, mikro konsumen. Dalam masing-masing kelompok (tingkatan tropik
maupun fungsional) terdapat spesies yang sangat mempengaruhi arus energi dan
lingkungan dari semua spesies. Spesies ini disebut Dominan Ekologi.
Tidak semua spesies dalam komunitas memiliki peran, nilai atau arti yang
sama. Hanya beberapa spesies yang berperan sebagai pengendali utama
komunitasnya. Pengendalian ini dapat berupa jumlah yang banyak,
biomas/produktivitas yang besar atau dengan kegiatan lainnya.
Derajat dominasi dapat terpusat pada satu atau lebih spesies dan dinyatakan
dengan indeks dominansi. Indeks dominasi menunjukkan peranan spesies
organisme dalam hubungannya dengan komunitas secara keseluruhan. Jika pada
suatu komunitas jenis yang dominan dihilangkan akan menimbulkan pengaruh
yang besar pada komunitas biotik maupun abiotik (iklim mikro). Umumnya
spesies dominan merupakan spesies dengan produktivitas besar
Indeks kelimpahan (dominansi index = C) : menggambarkan komposisi jenis
dalam komunitas, Indeks keanekaragaman (diversity index – Shannon Weaver) :
menunjukkan hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah individu yang
menyusun suatu komunitas, Indeks kesamaan (Elenberg) : membandingkan
kesamaan spesies yang ditemukan pada suatu habitat dengan habitat lain atau
membandingkan kesamaan spesies yang ditemukan pada suatu musim dengan
musim yang lain, dan Indeks perataan (equitability index = Eveness index) :
menggambakan pemerataan penyebaran individu dari spesies yang menyusun
komunitas (Yuwono, n.d.).
c. Pola dalam Komunitas
Pola dalam komunitas adalah struktur yang diakibatkan oleh penyebaran
organisme di dalam lingkungan dan interaksinya dengan lingkungan. Menurut
(Latuconsina, 2019) terdapat tiga konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati
pola komunitas, yaitu: (1) gradasi komunitas (community gradient, coenocline)
merupakan konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi, (2) gradasi
lingkungan (environmental gradient) yang menyangkut sejumlah faktor
lingkungan yang berubah secara bersama-sama, dan (3) ekosistem (ecocline),
dalam hal ini kompleks gradasi komunitas dan gradasi lingkungan membentuk
suatu kesatuan.
Beberapa pola diversitas dalam komunitas adalah sebagai berikut (Wirasiti,
n.d.):
1. Pola stratifikasi (lapisan tegak) terlihat pada komunitas tumbuhan di hutan
herba, semak dan pohon bawah tajuk. Komunitas ikan di danau, laut yang
terkait dengan temperatur, kandungan oksigen atau pencahayaan.
2. Pola zonasi (pemisahan horizontal) terlihat pada komunitas spesies yang hidup
di laut intertidal (pasang surut), litoral (permukaan terbuka) dan abysal (laut
dalam).
3. Pola prioditas (aktivitas/kegiatan) terlihat pada komunitas zooplankton di
danau dan lait. Zooplankton migrasi pada malam hari ke permukaan air untuk
mencari mangsa, turun ke bawah yang lebih dalam untuk menghindari panas.
Organisme yang bersifat nocturnal (lebih aktif pada malam hari), organisme
crepuscula (aktif pada senja hari).
4. Pola reproduksi terlihat pada komunitas burung migrasi untuk mencari tempat
untuk bertelur, komunitas ikan migrasi ke daerah estuaria untuk memijah.
5. Pola sosial terlihat pada komunitas monyet yang berkelompok untuk
mempertahankan daerah teritorialnya.
6. Pola ko-aktif (hasil kompetisi, antibiosis, mutualisme) terlihat pada komunitas
yang hidup bersama secara mutualisme, persaingan atau dengan interaksi
lainnya.
7. Pola jala makanan (food web)
d. Ekotone dan Konsep Efek Tepi (Edge Effect)
Ekoton adalah zona alam yang berada di antara ekosistem dengan karakteristik
yang berbeda. Misalnya, kita dapat menemukan zona transisi antara hutan dan
dataran. Hutan tidak berakhir pada satu titik atau, tetapi ia mengurangi
kepadatannya sedikit demi sedikit. Batas ekologi yang ada di antara ekosistem
bisa mencapai beberapa ratus meter atau bahkan kilometer. Sistemnya bisa:
1. Bioma adalah wilayah geografis yang ditentukan oleh serangkaian faktor iklim
dan geologi yang menentukan vegetasi dan fauna yang kita temukan di
dalamnya.
2. Bentang alam.Ketika kita menganalisis lanskap, kita dapat melihat bahwa
akhir dari suatu jenis ekosistem tidak sepenuhnya ditentukan, tetapi sebagai
ruang alami, ia memiliki tahapan transisi antara satu area berakhir dan
berikutnya dimulai.
3. Ekosistem.Ekosistem adalah suatu area di mana banyak spesies hidup
berdampingan yang berinteraksi satu sama lain dan dengan elemen abiotik.
4. Komunitas atau populasi. Dalam hal ini, kita berbicara tentang populasi
tumbuhan dan spesies pohon. Mereka adalah spesies yang paling mewakili
zona transisi antara sistem yang berbeda.

Zona transisi ini terbentuk karena aksi variabel fisik dan lingkungan yang
berbeda. Di antara karakteristik yang paling berpengaruh adalah iklim, topografi,
komposisi dan struktur tanah atau keberadaan berbagai jenis populasi, apakah
mereka hewan atau tumbuhan, yang disebut biotope.

Bergantung pada variabel-variabel ini dan nilainya, transisi bisa lebih


mendadak atau lebih bertahap. Misalnya, keberadaan aliran sungai bisa menjadi
akhir dari satu sistem dan awal sistem lainnya dengan cara yang lebih mendadak.
Namun, keberadaan gunung dan lereng yang cukup besar, dapat menyebabkan
ujung hutan bertransisi secara bertahap.

Perlu dicatat bahwa zona perantara ini memiliki pertemuan biologis yang
hebat. Artinya terdapat interaksi antar spesies di kawasan yang berdekatan. Kami
juga menemukan kekayaan biologis yang lebih besar. Karena semakin banyak
interaksi antara individu dari spesies yang berbeda, lebih banyak adaptasi akan
terjadi di semua jenis habitat atau biotope. Fenomena ini dikenal sebagai efek tepi.

Setiap spesies atau komunitas spesies bertindak dengan cara tertentu


tergantung pada kondisi lingkungan yang ada di ecotone. Misalnya, kondisi ini
mungkin disebabkan jenis pH tanah, suhu rata-rata, kejadian radiasi matahari,
rezim angin atau jumlah air yang tersedia, diantara yang lain. Dengan
mempertimbangkan nilai variabel-variabel ini dan interaksi antar makhluk hidup,
kita dapat melihat bahwa setiap spesies secara spesifik akan memenuhi fungsi di
dalam ekoton. Ini disebut ceruk ekologis. Kita dapat menemukan relung ekologis
di mana fungsi masing-masing makhluk hidup dapat menjadi pengatur, penguraian
tugas, pengangkut, atau dispense.

Ada berbagai jenis ekoton tergantung pada jenis ekosistem yang ada di antara
zona transisi. Area ini dapat dibagi atau dikategorikan dengan cara yang berbeda.
Jika mengacu pada jenis bioma, ekoton akan ditentukan oleh faktor iklim
seperti air, suhu dan faktor topografi. Jika kita mengacu pada tipe lanskap,
ecotones akan dicirikan jenis iklim, topografi dan beberapa karakteristik kimiawi
tanah juga dapat dimasukkan. Jika kita berbicara tentang ekoton populasi atau
komunitas, kita harus membicarakannya pengaruh interaksi antar spesies dan
pengaruhnya terhadap komposisi dan distribusinya. Beberapa contoh ekoton dan
karakteristiknya:

1. Tundra dan taiga dengan hutan boreal


Jika kita pergi ke Amerika dan Eropa kita bisa melihat bahwa ada perbatasan
antara tundra dan hutan boreal. Ini adalah contoh ekoton antara dua bioma
berbeda yang dicirikan dengan memiliki iklim yang berbeda di antara masing-
masing bioma. Di tundra kami menemukan daerah kutub dengan suhu rata-rata
tidak melebihi sepuluh derajat. Curah hujan biasanya 250mm per tahun. Salah
satu ciri yang menonjol di kawasan ini adalah permafrost. Ini adalah tanah
yang tetap membeku sepanjang tahun. Di sisi lain, kami memiliki hutan boreal
yang terletak di selatan tundra. Dalam ekosistem ini, suhu rata-rata berkisar
dari 30 derajat di bawah nol hingga 19 derajat. Curah hujannya rata-rata antara
400 dan 450mm per tahun. Oleh karena itu, ekoton yang terbentuk di antara
kedua bioma tersebut tidak terlalu luas. Namun, di Eropa kita bisa menemukan
ecotone yang panjangnya mencapai 200 kilometer. Ini ditandai dengan lanskap
yang terfragmentasi di mana ada area yang ditutupi oleh hutan lebat dan
lainnya di mana lumut dan heather mendominasi.
2. Lahan Basah
Ini adalah jenis ekoton lain yang melayang di antara ekosistem darat dan
perairan. Zona transisi ini memainkan peran mendasar dalam penyehatan
lingkungan, oleh karena itu pelestariannya sangat penting. Zona ini membantu
meningkatkan kualitas air dengan menangkap sedimen, menyerap nutrisi, dan
melepaskan bahan kimia. Ecotones ini dapat berupa:
- Oasis di gurun pasir.
- Hutan-sabana-gurun.
- Areal hutan-páramo-vegetasi dengan ketinggian rendah.
- Litoral

Di dalam ekologi, efek tepi (edge effects) mengacu pada perubahan populasi
atau struktur komunitas pacta perbatasan dua habitat (ekoton). Sekelompok
peneliti membuat model untuk memprediksi respons spesies terhadap efek tepi
tersebut. Mereka menggunakan dua asumsi dasar, yaitu 1) kondisi lingkungan
dekat perbatasan kemungkinan besar merupakan gradasi dari kondisi di inti
(interior) habitat satu dan lainnya, 2) jika suatu spesies memiliki sumber daya
yang terbagi di antara dua habitat, maka berada di perbatasan memberikan
keuntungan lebih karena tersedianya akses yang lebih besar terhadap sumber
daya-sumber daya yang dibutuhkan. Berikut merupakan model yang dibuat oleh
para peneliti dengan mempertimbangkan dua hal, yaitu: kualitas habitat relatif
(relative habitat quality), dan distribusi sumber daya (resource distribution).

Kondisi lingkungan di habitat tepi memiliki karakteristik yang berbeda dengan


kondisi lingkungan di dalam hutan. Kondisi yang berbeda ini akan memiliki
dampak ekologis terhadap tumbuhan, hewan maupun organisme lain. Dampak
dari bertemunya dua kondisi lingkungan yang berbeda tersebut terhadap
tumbuhan dan hewan dapat di sebut efek tepi (edge effect).

Berdasarkan teori pengaruh tepi menyatakan bahwa setiap aktivitas manusia


dan perubahan lansekap akan membuat efek terhadap populasi dan ekologi
spesies tertentu. Selain dirusak dalam arti yang sebenarnya, habitat-habitat yang
semula luas tidak terpecah-pecah kini terbelah-belah menjadi beberapa bagian
oleh jalan, lapangan, kota, dan berbagai pembangunan konstruksi yang dilakukan
oleh manusia. Fragmentasi habitat adalah peristiwa yang menyebabkan habitat
yang luas dan utuh menjadi berkurang atau terbagi menjadi dua atau lebih
fragmen. Antara satu fragmen dengan lainnya seringkali terisolasi oleh bentang
alam yang terdegradasi atau telah diubah. Seringkali pada bentang alam tersebut
daerah tepinya mengalami serangkaian perubahan kondisi, yang dikenal dengan
istilah efek tepi.

D. LATIHAN
a. Pilihan Ganda
Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x)
pada huruf A, B, C, D !
1. Suatu organisme tidak dapat hidup sendirian melainkan memerlukan organisme
lain sehingga membentuk komunitas biotik. Komunitas biotik adalah…
A. Habitat yang ditempati oleh satu individu dengan individu lainnya
B. Kumpulan populasi yang menempati suatu habitat dan terorganisasi
sedemikian rupa
C. Berbagai populasi yang ada di suatu habitat
D. Kumpulan organisme sejenis maupun tidak sejenis
2. Didalam komunitas biotik terdapat dua bentuk komunitas. Dimana ketika di suatu
kolam terdapat makhluk hidup yang hidup berdampingan dan terdiri dari
komponen produsen, konsumen, dan pengurai, maka komunitas tersebut dapat
dikategorikan ke dalam…
A. Komunitas minor
B. Komunitas tunggal
C. Komunitas kompleks
D. Komunitas mayor
3. Melimpahnya ikan baronang di padang lamun perairan Tanjung Tiram-Teluk
Ambon dapat dikatakan bahwa ikan baronang tersebut mempengaruhi struktur
komuintas ikan pada kedua lokasi tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa ikan
baronang tersebut sebagai….
A. Ecological dominant
B. Komunitas mayor
C. Komposisi ekologi
D. Komunitas pengaruh
4. Didalam sebuah komunitas tidak semua spesies memiliki peran penting, tetapi
hanya terdapat beberapa spesies yang berperan sebagai pengendali utama.
Pengendalian ini dapat berupa….
A. Jumlahnya yang mendominasi
B. Peran spesies tersebut didalam satu komunitas yang ada
C. Jumlah yang banyak dan biomas/produktivitas yang besar atau dengan
kegiatan yang lainnya
D. Produsen satu-satunya di dalam komunita tersebut
5. Derajat dominasi menunjukkan peranan spesies organisme dalam hubungannya
dengan komunitas secara keseluruhan. Yang menggambarkan komposisi jenis
dalam komunitas yaitu….
A. Indeks kelimpahan
B. Diversity index
C. Indeks kesamaan
D. Equitability index
6. Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam lingkungan dan
inetraksinya dengan lingkungan tersebut menunjukkan bahwa dalam komunitas
terdapat pola nya, dimana terdapat tiga konsep dalam mengamati pola komunitas,
tiga konsep tersebut adalah….
A. Pola stratifikasi, gradasi komunitas, dan ekosistem
B. Gradasi komunitas, gradasi lingkungan, dan ekosistem
C. Pola stratifikasi, pola zonasi, pola prioditas
D. Ekosistem, pola zonasi, dan pola stratifikasi
7. Didalam komunitas pasti memiliki perbedaan pola didalamnya, seperti pada
komunitas tumbuhan di hutan herba, semak dan pohon bawah tajuk atau
komunitas ikan di danau, laut yang terkait dengan temperatur, kandungan oksigen
atau pencahayaan. Contoh tersebut dapat dikategorikan ke dalam diversitas dalam
komunitas dengan pola….
A. Zonasi
B. Prioditas
C. Lapisan tegak/stratifikasi
D. Reproduksi
8. Ketika kita memasuki suatu kawasan dan terdapat zona transisi antara hutan dan
dataran maka itu dapat dikatakan sebagai….
A. Ekotone
B. Tepian hutan
C. Bioma
D. Bentang alam
9. Pengkategorian area jika mengacu pada tipe lanskap ditentukan oleh…
A. Faktor iklim (air, suhu dan faktor topografi)
B. Jenis iklim, topografi, dan karakteristik kimia tanah
C. Faktor iklim dan biotis
D. Topografi dan biotis
10. Ekoton antara dua bioma berbeda yang dicirikan dengan iklim yang berbeda
diantara kedunya seperti di Amerika dan Eropa merupakan contoh ekoton jenis….
A. Lahan basah
B. Taiga dan tundra
C. Mangrove
D. Taiga dan tundra dengan hutan boreal
b. Uraian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan pemahaman yang telah anda
pelajari!
1. Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang menempati suatu habitat dan
terorganisasi sedemikian rupa sehingga memperlihatkan sifat tambahan dari sifat
individu dan populasi sebagai suatu kesatuan, misalnya struktur jenjang makanan
dan arus energi. Sebutkan 2 komunitas biotik yang ada disertai dengan contohnya!
2. Uraikan apa yang anda pahami terkait dengan dominasi ekologi!
3. Derajat dominasi dapat terpusat pada satu atau lebih spesies dan dinyatakan
dengan indeks dominansi. Indeks dominasi menunjukkan peranan spesies
organisme dalam hubungannya dengan komunitas secara keseluruhan. Jika pada
suatu komunitas jenis yang dominan dihilangkan akan menimbulkan pengaruh
yang besar pada komunitas biotik maupun abiotik (iklim mikro). Umumnya
spesies dominan merupakan spesies dengan produktivitas besar. Jelaskan
bagaimana menentukan derajat dominasi tersebut!
4. Sebutkan dan jelaskan struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di
dalam lingkungan dan interaksinya dengan lingkungan!
5. Ada berbagai jenis ekoton tergantung pada jenis ekosistem yang ada di antara
zona transisi. Area ini dapat dibagi atau dikategorikan dengan cara yang berbeda.
Jika mengacu pada jenis bioma dan tipe lanskap. Jelaskan perbedaan penentuan
faktor dari keduanya!
E. PENILAIAN
a. Kunci Jawaban Pilihan Ganda
No. Jawaban
B. Kumpulan populasi yang menempati suatu
1 habitat dan terorganisasi sedemikian rupa

2 C. Komunitas Mayor
3 A. Ecological dominant
C. Jumlah yang banyak dan biomas/produktivitas
4 yang besar atau dengan kegiatan yang lainnya

5 A. Indeks Kelimpahan
B. Gradasi komunitas, gradasi lingkungan, dan
6 ekosistem

7 C. Lapisan Tegak/Stratifikasi
8 A. Ekotone
B. Jenis iklim, topografi, dan karakteristik kimia
9 tanah

D. Taiga dan tundra dengan hutan boreal


10

b. Kunci Jawaban Soal Uraian


1. Dalam komunitas biotik, dikenal dua bentuk komunitas, yaitu: (1) komunitas
mayor (utama) adalah komunitas besar yang tidak tergantung pada komunitas
lain di dekatnya dan (2) komunitas minor adalah komunitas yang masih
bergantung kepada komunitas lain di sekitarnya. Kalau kita menyebut
komunitas mahlukyang ada disuatukolam, maka ini berarti kita menyebut
komunitas mayor dikolam itu sedangkan bila kita menyebut komunitas ikan
disuatu kolam, maka ini berarti kita menyebut komunitas minor di kolam itu.
2. Golongan spesies yang mengendalikan sebagian besar aliran energi dan
mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan dan spesies lain
3. Indeks kelimpahan (dominansi index = C) : menggambarkan komposisi jenis
dalam komunitas, Indeks keanekaragaman (diversity index – Shannon
Weaver) : menunjukkan hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah
individu yang menyusun suatu komunitas, Indeks kesamaan (Elenberg) :
membandingkan kesamaan spesies yang ditemukan pada suatu habitat dengan
habitat lain atau membandingkan kesamaan spesies yang ditemukan pada
suatu musim dengan musim yang lain, dan Indeks perataan (equitability index
= Eveness index) : menggambakan pemerataan penyebaran individu dari
spesies yang menyusun komunitas
4. (1) gradasi komunitas (community gradient, coenocline) merupakan konsep
yang dinyatakan dalam bentuk populasi, (2) gradasi lingkungan
(environmental gradient) yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan yang
berubah secara bersama-sama, dan (3) ekosistem (ecocline), dalam hal ini
kompleks gradasi komunitas dan gradasi lingkungan membentuk suatu
kesatuan.
5. Ada berbagai jenis ekoton tergantung pada jenis ekosistem yang ada di antara
zona transisi. Area ini dapat dibagi atau dikategorikan dengan cara yang
berbeda. Jika mengacu pada jenis bioma, ekoton akan ditentukan oleh faktor
iklim seperti air, suhu dan faktor topografi. Jika kita mengacu pada tipe
lanskap, ecotones akan dicirikan jenis iklim, topografi dan beberapa
karakteristik kimiawi tanah juga dapat dimasukkan. Jika kita berbicara tentang
ekoton populasi atau komunitas, kita harus membicarakannya pengaruh
interaksi antar spesies dan pengaruhnya terhadap komposisi dan distribusinya.

Anda mungkin juga menyukai