Anda di halaman 1dari 6

EKOSISTEM MARITIM

A. Keanekaragaman Hayati dan Peran Ekosistem Maritim dalam Aktivitas


Kemaritiman
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman yang ada pada makhluk hidup
yang bersumber dari semua hal penting yang dapat menopang rantai makanan yang
mencakup manusia didalamnya. Keanekaragaman hayati laut yang berlimpah di
Indonesia disebabkan oleh 4 faktor yang saling mendukung,yaitu berada di
khatulistiwa,daratannya berbentuk kepulauan,seperti gunung berapi,dan beraneka ragam.
Makhluk laut akan segera lenyap dan menjadi rusak ketika sumber makanan sulit
didapatkan. Manusia memiliki 2 pilihan yang pertama membangun kapal besar untuk
mencari ikan ditengah laut, kedua mereka hidup dari makanan yang disediakan di daratan
(Haq A, n.d.).
Ekosistem yang baik akan memberikan kesempatan hidup yang baik bagi biota
seperti ekosistem hutan bakau, dimana terdapat juga bakau jenis Nipah yang air niranya
dapat dimanfaatkan sebagai bahan penghasil bioethanol sebagai bahan bakar alternative,
serta bakau jenis Xylocarpus granatum yang memiliki kandungan bioaktif berpotensi
sebagai obat-obatan (Rahardi & Suhardi, 2016).
Ekosistem terumbu karang juga menjadi tempat hidup biota budidaya seperti bulu
babi, dan pada terumbu karang juga terdapat biota yang memakan karang seperti siput
drupella sehingga tutupan terumbu karang perlu di jaga. Pada sedimen di perairan
terutama pada bagian pesisir terdapat hewan mioinfauna, dan hewan. Perubahan suhu
perairan dapat menyebabkan karang stress dan terjadi pelunturan warna yang membuat
karang menjadi putih (Rizki, 2020).
Keanekaragaman maritim dapat dilihat dari berbagai tujuannya, yaitu tujuan
komersil dan tujuan konservasi. Tujuan komersil umunya dilakukan pada biota yang
memiliki nilai ekonomis tinggi atau pun yang berpotensi berilai ekonomis tinggi, seperti
yang umum dapat ditemukan di perairan yaitu jenis makrozoobenthos. Makrozoobenthos
seperti molluska diantaranya siput laut dan tiram, lalu jenis hewan kepiting, serta jenis
hewan teripang dan bulu babi, dimana teripang dalam pengolahannya dapat di keringkan
(Tahir, 2018). Gastropoda merupakan jenis siput laut yang juga umum ditemui di pesisir.
Siput gonggong merupakan salah satu jenis hewan yang memiliki nilai ekinomis tetapi
belum di budidayakan, dimana terdapat 4 spesies siput gongong. Ada jenis lain yang
belum memiliki potensi budidaya tetapi sangat penting untuk di teliti seperti bintang laut
tetapi. Untuk jenis ikan ada ikan badut, beberapa jenis ikan karang dan Kuda laut juga
memiliki nilai eknonomis yang tinggi tetapi kuda laut ini dilindungi karena penangkapan
berlebihan yang membuat kuda laut mulai langka. Dalam budidaya manipulasi pada biota
perikanan juga di lakukan agar dapat di produksi secara optimal seperti menggunakan
rangsangan hormon untuk mempercepat pertumbuhan (Kurniawan et al., 2019). Pada
ikan bawal bintang upaya menghasilkan produksi yang baik dilakukan dengan melihat
pengaruh suhu pada larva serta melihat pengaruh salinitas berbeda terhadap waktu
penyerapan kuning telur larva ikan bawal bintang, mencari efisiensi pakan, meningkatkan
respon makan dengan penambahan antaraktan pada pakan dan melihat prevalensi
penyakitnya. Ikan kakap putih juga di cari tahu pengaruh suhu pada daya tetasnya,
penggunaan hormon untuk meningkatkan kematangan gonadaya, pemberian hormon
untuk memacu pertumbuhannya dan penerapan filter arang dalam mempertahankan
kualitas air budidayanya. Pada Ikan kerapu cantang, dimana untuk mengatasi ektoparasit
pada benih saat pendederan telah di teliti dengan memanfaatkan daun papaya dan ikan
badut, lalu ada upaya meningkatkan pertumbuhan dengan hormon. Untuk peningkatan
adaptasi ikan lele dumbo air tawar agar dapat hidup diair laut maka pencarian potensi
hibridisasi dnegan ikan sembilang sebagai kerabat dekatnya menunjukan adanya potensi
tersebut. Pada ikan hias dalam upaya meningkatkan kualitas warna dilakukan manipulasi
warna cahaya led yang berbeda terhadap perubahan warna merah ikan Sumatra, lalu
peningkatan kualitas warna melalui pakan berbasis bahan alami juga telah di teliti,
Rumput laut merupakan biota makro alga yang bernilai ekonomis dimana metode
budidaya jenis Kappaphycus alvarezii telah di kembangkan pada kedalam yang sesual,
Jarak tanam yang sesuai, bobot bibit awalyang sesuai, metode budidaya yang sesuai.
Rumput laut Caulerpa racemosa juga telah di teliti tingkat pertumbuhannya dengan
metode kultur yang berbeda, serta telah di ketahui potensi budidaya dan olahan rumput
laut di Indonesia.
Kegiatan konservasi seperti pada karang dapat menggunakan metode transplantasi
seperti yang telah pernah dilakukan pada jenis Acropora Formosa serta Acropora humilis.
Sarana untuk budidaya karang berupa terumbu buatan yang dapat dirakit dengan mudah
telah ada bererta implannya dan dari hasil uji lapangan dapat berfungsi dengan baik.
Upaya untuk koservasi seperti pada lamun dapat menggunakan metode
transplantasi lamun, seperti yang telah pernah dilakukan pada jenis Enhalus acoroides,
jenis Syringodium isoetifolium, serta jenis Thalassia hemprichii. Jenis biota lainnya
terutama benthos juga dapat dijadikan objek wisata sehingga dalam program konservasi
juga memberikan nilai tambah dengan dimana bentuk wisatanya adalah ekowisata bahari
dengan minat khusus ilmiah, serta menonjolkan keanekaragaman hayati setempat. Lamun
juga memiliki kandungan bioaktif yang kedepannya dapat berpotensi sebagai bahan obat.
Penyu merupakan hewan yang dilindungi dantelah dapat di budidayakan walaupun masih
tahap relokasi sarang.
Lahan bekas penambangan bauksit yang membentuk genangan air yang luas pada
dasarnya berpotensi di jadikan lahan untuk budidaya ikan, tetapi karena kadar logam
berat yang terlarut di aimya masih cukup tinggi, maka tidak bisa langsung dimanfaatkan
untuk kegiatan budidaya ikan, harus ada proses bioremediasi untuk mengurangi dan
menghilangkan kandungan logam berat tersebut sesuai standar agar aman untuk dijadikan
lahan budidaya ikan.
B. Keseimbangan Ekologi Global melalui Pemahaman Mendalam tentang Lingkungan
Laut
Ekosistem laut adalah habitat dan kehidupan di perairan laut, termasuk laut lepas.
Ekosistem laut sangat kompleks dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologi
dunia. Ekosistem laut yang sehat tidak hanya penting bagi kelestarian alam, tetapi juga
berdampak langsung pada kesehatan manusia. Keanekaragaman hayatinya memiliki berbagai
manfaat bagi ekosistem seperti produksi oksigen, penyimpanan karbon, siklus nutrisi, dan
pencegahan bencana. Salah satu contohnya adalah terumbu karang, yang merupakan salah
satu ekosistem paling produktif di dunia. Terumbu karang tidak hanya menjadi rumah bagi
jutaan biota laut, tetapi juga berperan dalam melindungi pantai dari banjir dan badai. Namun,
terumbu karang dan ekosistem laut lainnya saat ini menghadapi ancaman serius dari polusi
dan perubahan iklim.
Pencemaran air laut merupakan tantangan besar untuk menjaga stabilitas ekosistem.
Limbah industri, pertanian, dan domestik yang tidak diolah dengan benar dapat mencemari
air laut. Bahan kimia berbahaya dan zat beracun yang dibawa di perairan yang mengalir
dapat merusak ekosistem laut dan berdampak buruk bagi spesies yang hidup di dalamnya
(Suci Meinarni, 2016). Selain itu, polusi plastik di lautan kita juga merupakan masalah besar.
Pembusukan plastik mengancam kehidupan laut, karena banyak hewan laut yang menelan
plastik dan terperangkap dalam jaring plastik yang berserakan. Jika pencemaran air laut terus
berlanjut, maka akan menyebabkan penurunan jumlah ikan dan spesies laut lainnya,
mengganggu rantai makanan laut dan mengancam ketersediaan makanan bagi manusia.
Perubahan iklim juga berdampak serius pada kualitas air laut. Naiknya suhu laut dan
pengasaman laut akibat pemanasan global mengancam ekosistem laut yang rapuh. Organisme
seperti terumbu karang rentan terhadap pemutihan karang karena perubahan suhu air laut
yang ekstrim. Pemanasan global juga dapat mempengaruhi pergerakan, migrasi dan
reproduksi spesies, yang pada gilirannya dapat mengganggu rantai makanan dan menurunkan
produktivitas ekosistem laut. Selain itu, perubahan iklim dapat meningkatkan intensitas dan
frekuensi badai dan banjir yang berpotensi merusak ekosistem pesisir dan pemukiman
manusia.
Melindungi dan memulihkan ekosistem laut yang terancam punah membutuhkan
konservasi dan pengelolaan yang cermat. Langkah penting untuk mengurangi pencemaran air
laut adalah dengan cara mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam kegiatan industri dan
pertanian. Sistem pengolahan air yang canggih dan penggunaan teknologi bersih dapat
mengurangi jumlah polutan dalam air laut. Selain itu, penting untuk mengurangi penggunaan
plastik sekali pakai dan memperkuat upaya daur ulang dan pengelolaan limbah yang
bertanggung jawab. Langkah-langkah untuk mengurangi polusi, mitigasi perubahan iklim
juga sangat penting untuk menjaga kualitas air laut.
Selanjutnya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat transisi ke sumber
energi terbarukan. Upaya ini membantu memperlambat pemanasan global, mengurangi
pengasaman laut, dan menjaga kestabilan ekosistem laut. Kesadaran publik juga penting
untuk membuat perubahan yang langgeng. Kampanye kesadaran tentang pentingnya menjaga
kualitas air laut, mengurangi konsumsi plastik, dan mempromosikan kebijakan lingkungan
membantu mengubah perilaku dan kebiasaan manusia dalam perlindungan lingkungan laut.
Menjaga kualitas air laut berdampak baik untuk menjaga kestabilan ekosistem dan
kesehatan manusia. Dengan mengurangi polusi dan memerangi perubahan iklim, kita dapat
melindungi ekosistem laut dan melindungi sumber daya alam yang vital bagi kehidupan kita.
Memprioritaskan keberlanjutan dan tindakan kolektif akan memastikan warisan yang baik
untuk generasi mendatang dan kesehatan manusia yang berkelanjutan (Yusran & Asnelly,
2017).
DAFTAR PUSTAKA

Haq A, A. (n.d.). LINGKUNGAN EKOSISTEM MARITIM INDONESIA DAN SEGALA


PERMASALAHANNYA. 1–9.

Kurniawan, D., Febrianto, T., Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, P., Maritim Raja Ali
Haji, U., Studi Ilmu Kelautan, P., Maritim Raja Ali Haji Jln Politeknik Km, U., …
Pembangunan Tanjungpinang Jl Fisabilillah, S. R. (2019). Kondisi ekosistem terumbu
karang di Perairan Teluk Sebong Kabupaten Bintan Condition of coral reef ecosystems in
Teluk Sebong waters, Bintan Regency. Ijccs, x, No.x(x), 1–5.

Rahardi, W., & Suhardi, R. M. (2016). Keanekaragaman Hayati Dan Jasa Ekosistem Mangrove
di Indonesia. Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), (2013), 499–510.

Rizki, K. (2020). Pandangan Human Security terhadap Komunikasi dan Implementasi Kebijakan
Maritim: Studi Kasus Penggunaan Pukat Harimau di Laut Aceh. JCommsci: Journal Of
Media and Communication Science, 3(2), 78–91.

Suci Meinarni, N. P. (2016). Dampak Pencemaran Lingkungan Laut Terhadap Indonesia Akibat
Tumpahan Minyak Montara Di Laut Timor. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 2(2), 228–
235. https://doi.org/10.23887/jkh.v2i2.8415

Tahir, A. (2018). Kualitas Kesehatan Ekosistem Benua Maritim Indonesia untuk Keberlanjutan
Sumber Daya Ikan. Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin, Makassar-Indonesia, 4(2005), 8.

Yusran, & Asnelly, A. (2017). Kajian Green Politics Theory Dalam Upaya Menangani Krisis
Ekologi Laut Indonesia terkait Aktifitas Illegal Fishing. Jurnal Hubungan Internasional,
1(2), 35–53.

Anda mungkin juga menyukai