Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Fikri Pratama Noer

NIM :2120801032

Kelas : 2181B

EKOLOGI LAUT DAN PESISIR

• Lamun

Padang lamun adalah ekosistem khas laut dangkal yang ditumbuhi oleh tumbuhan rerumputan yang
telah beradaptasi terhadap air asin. Rerumputan tersebut adalah anggota dari tumbuhan monokotil,
berbunga, berdaun, berbunga, dan memiliki akar rimpang, sehingga tumbuhan tersebut mampu
bertahan dari hempasan ombak dan arus. Lamun dalam bahasa Inggris disebut seagrass, berbeda
dengan rumput laut yang dikenal oleh masyarakat luas. Lamun merupakan makanan utama duyung.
Sebagai tanaman berbunga yang sepenuhya hidup di bawah permukaan air laut, Thalassia hemprichii
sangat dipengaruhi oleh lingkungan secara fisika, kimia, maupun biologi. Dalam habitatnya, tanaman
tidak hanya berinteraksi dengan organisme lainnya, tetapi juga dengan lingkungan abiotik dan faktor
iklim. Lamun mengembangkan adaptasi ekologi, fisiologi dan morfologi agar sepenuhnya dapat hidup di
bawah permukaan air laut. Adaptasi tersebut berupa transport gas internal, epidermal kloroplas dan
polinasi penyebaran biji di bawah permukaan air laut. Perubahan intensitas cahaya matahari, ketinggian
permukaan air laut, gas karbondioksida di atmosfer secara global dan suhu air laut secara terus-
menerus juga direspons oleh lamun dengan mekanisme toleransi maupun cekaman yang berakhir
dengan kematian.

Lamun merupakan salah satu sumber daya perairan laut yang paling utama, karena memberikan jasa
ekosistem laut yang sangat penting secara ekologis maupun ekonomis. Lamun berfungsi dalam
stabilisasi sedimen, peningkatan kualitas air, dan dalam siklus karbon dan nutrisi, serta menyediakan
habitat bagi berbagai bentuk kehidupan di perairan pantai dan sebagai tempat pembibitan, tempat
berteduh, dan tempat mencari makan bagi banyak spesies, termasuk sejumlah ikan dan kerang yang
penting secara komersial. Selain itu, padang lamun juga berperan penting dalam menopang kehidupan
terumbu karang dan produktivitas perikanan lainnya. Lamun juga dikenal sebagai salah satu ekosistem
laut yang paling produktif setelah mangrove dan terumbu karang, karena keanekaragaman hayati yang
relatif tinggi.

Lamun (seagrass) adalah satu-satunya tumbuhan dari kelas Liliopsida (monokotil) yang sepenuhnya
mampu beradaptasi di lingkungan laut khususnya pesisir. Lamun merupakan spesies kunci dalam
ekosistem pesisir yang berperan sebagai tempat pemijahan, mencari makan, tempat asuhan, dan
berlindung berbagai jenis organisme pesisir. Adanya gangguan berupa cekaman biotik mapupun abiotik
pada lamun dapat berdampak langsung terhadap berbagai komunitas yang mendiami padang lamun itu
sendiri. Namun sayangnya ekosistem lamun dilaporkan mengalami penurunan di seluruh belahan bumi.
Termasuk di kawasan Indonesia. Suhu tinggi ketika terjadi pasang surut mampu menurunkan laju
pertumbuhan dan bahkan menginduksi kematian lamun. Beberapa jenis lamun juga dilaporkan
mengalami kenaikan persentase kematian di akhir musim panas.
• Terumbu karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga
yang disebut zooxanthellae. Fungsi terumbu karang dalam kehidupan manusia dan ekosistem laut
sangatlah banyak. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki
tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan
Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, yakni morfologi dan fisiologi. manfaat terumbu
karang bagi ekologi maupun ekonomi sangatlah besar dan beragam. Jenis manfaat yang terkandung
dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung.Terumbu karang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat hidup ikan yang banyak
dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu
karang, pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya. Selain itu, terumbu karang
juga bisa berfungsi sebagai objek penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di
dalamnya. Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan
memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama
oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-
sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata,
Polychaeta, Porifera, dan Tunikata.

Anda mungkin juga menyukai