Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMPONEN SEL NON PROTOPLASMIK

Disusun Oleh :
Muhammad Fikri Pratama Noer (2120801032)

Dosen Pengampu :
Ike Apriani, M.S

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2022

1
ABSTRAK

Komponen sel Non-Protoplasmik merupakan komponen yang tidak hidup,


meliputi zat-zat ergastik, yakni hasil metabolisme berupa bahan cadangan
makanan dan bahan buangan yang diproduksi oleh sel. Zat tersebut dapat berupa
cair dan padatan. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati komponen non-
protoplasmik yang bersifat padat, yaitu kristal kalium oksalat dan pati.
Pengamatan dilakukan secara eksperimen dengan membuat preparat basah yang
diamati dibawah mikroskop. Hasil praktikum didapatkan morfologi Kristal
oksalat dan pati pada pengamatan perbesaran 100x. Kristal oksalat pada
Amaranthus spinosus berbentuk pasir, dan pati pada Solanum tuberosum
berbentuk majemuk. Komponen non-protoplasmik padat Komponen non-
protoplasmik yang bersifat padat antara lain Kristal kalium oksalat, aleiuron dan
amilum. Pati merupakan zat ergastik yang paling umum. Butir pati yang di bentuk
dalam kloroplas selanjutnya dapat terurai dan terangkut dalam bentuk gula ke
jaringan penyimpan cadangan makanan untuk kemudian tersintesis kembali
dalam amiloplas.

Key word : non-protoplasmik, Kristal oksalat, pati, ergastik,

2
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 5
A. Komponen Non-Protoplasmik ............................................................................. 5
B. Kristal Oksalat ...................................................................................................... 5
C. Pati.......................................................................................................................... 6
BAB III............................................................................................................................... 7
METODOLOGI PRAKTIKUM...................................................................................... 7
A. Waktu dan Tempat ............................................................................................... 7
B. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 7
C. Cara Kerja ............................................................................................................. 7
BAB IV ............................................................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 8
BAB V .............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komponen sel Non-Protoplasmik merupakan komponen yang tidak
hidup, meliputi zat-zat ergastik, yakni hasil metabolisme berupa bahan
cadangan makanan dan bahan buangan yang diproduksi oleh sel. Zat tersebut
dapat berupa cair dan padatan. Komponen non-protoplasmik cair Komponen
non protoplasmic yang bersifat cair dan terdapat di dalam vakuola sel adalah
asam-asam organik, karbohidrat, protein, alkaloid (nikotin, piperin), zat
penyamak dan zat warna antosianin. Lemak dan minyak lemak terdapat sebagai
cadangan makanan pada biji-bijian. Contohnya adalah pada kacang tanah
(Arachis hypogaea) dan kelapa (Cocos nucifera). Minyak asiri dijumpai
sebagai tetes-tetes yang membiaskan cahaya, contohnya pada akar rimpang
jahe (Zingiber officinale) dan buah jeruk (Citrus sp.). Damar terdapat pada
Coniferae (Pinus sp.).

Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada tumbuhan


tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum ditemukan. Kalsium karbonat dan
kalsium malat agak langka. Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang
amat kecil dan biasanya ditemukan dalam jumlah besar.
Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau tidaknya kristal merupakan
sifat yang dapat dipakai untuk mempelajari spesies tumbuhan. Penyebaran
kristal dalam tubuh tidak acak, melainkan terdapat di daerah khusus seperti
pada hipodermis, dekat ikatan pembuluh, tersusun dalam deretan memanjang,
(Hidayat, 1995).
B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum komponen sel non protoplasmik ini yaitu,
untuk melihat Kristal-kristal pasir dalam sel.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komponen Non-Protoplasmik
Komponen sel Non-Protoplasmik merupakan komponen yang tidak
hidup, meliputi zat-zat ergastik, yakni hasil metabolisme berupa bahan
cadangan makanan dan bahan buangan yang diproduksi oleh sel. Zat tersebut
dapat berupa cair dan padatan.

Komponen non-protoplasmik cair Komponen non protoplasmic yang


bersifat cair dan terdapat di dalam vakuola sel adalah asam-asam organik,
karbohidrat, protein, alkaloid (nikotin, piperin), zat penyamak dan zat warna
antosianin. Lemak dan minyak lemak terdapat sebagai cadangan makanan pada
biji-bijian. Contohnya adalah pada kacang tanah (Arachis hypogaea) dan
kelapa (Cocos nucifera). Minyak asiri dijumpai sebagai tetes-tetes yang
membiaskan cahaya, contohnya pada akar rimpang jahe (Zingiber officinale)
dan buah jeruk (Citrus sp.). Damar terdapat pada Coniferae (Pinus sp.).

Komponen non-protoplasmik padat Komponen non-protoplasmik yang


bersifat padat antara lain Kristal kalium oksalat, aleiuron dan amilum, (
Hidayat, 1995).

Aleuron merupakan cadangan makanan yang tersusun atas protein.


Aleuron pada sel tumbuhan disimpan dalam vakuola sel. Letak aleuron pada
tumbuhan bervariasi, pada biji jaraknya tersebar dalam keping biji dan pada
biji jagung terdapat pada laisan biji serta pada bagian luar endosperm.

Amilum merupakan cadangan makanan pada sel tumbuhan yang


umumnya disimpan dalam umbi, biji, buah rizoma dan batang. Amilum pada
sel tumbuhan umunya dibedakan berdasarkan letak hilus/ hilum (letak awal
terbentuknya amilum) dan jumlah hillus yang ada pada amilum.

B. Kristal Oksalat
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada tumbuhan
tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum ditemukan. Kalsium karbonat dan

5
kalsium malat agak langka. Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang
amat kecil dan biasanya ditemukan dalam jumlah besar.

Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau tidaknya kristal merupakan


sifat yang dapat dipakai untuk mempelajari spesies tumbuhan. Penyebaran
kristal dalam tubuh tidak acak, melainkan terdapat di daerah khusus seperti
pada hipodermis, dekat ikatan pembuluh, tersusun dalam deretan memanjang.

C. Pati
Pati merupakan zat ergastik yang paling umum. Butir pati yang di
bentuk dalam kloroplas selanjutnya dapat terurai dan terangkut dalam bentuk
gula ke jaringan penyimpan cadangan makanan untuk kemudian tersintesis
kembali dalam amiloplas.

6
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pada Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 7 November 2022 pada pukul 08.45 -10.25, di Laboratorium terpadu
UinRaden Fatah Palembang.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada saat pada praktikum ini
yaitu :
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Mikroskop,
silet,pipet,kacapenutup,kacapreparat.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Solanum
tuberosum dan Solanum nigrum.

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah:
1. Buat sayatan mesofil/permukaan daun, tempatkan diatas kaca objek lalu
ditetesi dengan air dan ditutup dengan kaca penutup.

2. Amati dan gambar beberapa sel berisi Kristal pasir.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum pertemuan ketiga membahas tentang sel non-protoplasmik


melihat pengamatan pati pada bagian umbi kentang (Solanum tuberosum) dan
mengamati Kristal pasir pada (Solanum nigrum).
A. Pengamatan Pati (Solanum tuberosum)
Klasifikasi tanaman solanum tuberosum sebagai berikut:
Kingdom :Plantae
Divisi :Spermatophyta
Kelas :Dicotyledonae
Famili :Solanaceae
Genus :Solanum S
pesies :Solanum tuberosum L.

A B

Gambar1.Pengamatan umbi Solanum tuberosum. a) Solanum tuberosum b) Preparat


Umbi Solanum tuberosum (40x)

kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman dari suku


Solanaceae yang mempunyai Umbi batang yang bias dikonsumsi. Umbi
kentang berasal dari Amerika Selatan dan menjadi salah satu makanan pokok
yang penting di Eropa.3Tanaman ini merupakan kelompok herbayaitu tanaman
pendek yang tidak memiliki kayu dan tumbuh baik pada iklim yang sejuk,
namun juga bias ditanam di dataran tinggi serta di daerah yang beriklim Tropis.
Kentang juga merupakan tumbuhan dikotil dengan sifat semusim dan memiliki
bentuk semak, (Nurchayati, dkk, 2019).

8
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
Pati pada tanaman solanum tuberosum terletak dibagian dalam tanam tersebut.
Pati merupakan zat ergastik yang paling umum. Butir pati yang di bentuk dalam
kloroplas selanjutnya dapat terurai dan terangkut dalam bentuk gula ke jaringan
penyimpan cadangan makanan untuk kemudian tersintesis kembali dalam
amiloplas.

B. Pengamatan Kristal (Solanum nigrum)


Klasifikasi tanaman solanum nigrum sebagai berikut:
Kingdom :Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
SuperDivisi :Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :Magnoliopsida (berkepingdua/dikotil)
SubKelas :Asteridae
Ordo :Solanales (sukuterung-terungan)
Famili :Solanaceae Genus :Solanum Spesies :Solanum nigrum L.

A B
Gambar 2. pengamatan Kristal pasir Solanum nigrum. a) Buah Solanum nigrum b)
Preparat permukaan buah Solanum nigrum (40x).
Black nightshades Solanum nigrum (L.) atau yang lebih dikenal dengan
nama leunca merupakan sayuran indigenous yang berasal dari Amerika
Selatan. Sayuran ini menyebar di berbagai kawasan Asia, Afrika Selatan, dan
beberapa negara Eropa. Leunca menyebar di Indonesia yakni di Pulau Jawa,
khususnya Jawa Barat, Sumatera dan di daerah Indonesia bagian timur dengan
nama lokal yang berbeda. Leunca merupakan tanaman yang memiliki

9
kemampuan adaptasi hidup yang tinggi, tanaman ini juga termasuk ke dalam
golongan semak dengan tinggi sekitar 1.5 m, memiliki akar tunggang berwarna
putih kecoklatan, berdaun tunggal dengan bentuk lonjong dan tipe pertulangan
daun menyirip, (Nadila, dkk, 2019).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada tumbuhan
solanum nigrum kristal pasirnya berbentuk prisma yang amat kecil dan
biasanya ditemukan dalam jumlah besar. Pada tanaman solanum nigrum
Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau tidaknya kristal merupakan sifat
yang dapat dipakai untuk mempelajari spesies tumbuhan. Penyebaran kristal
dalam tubuh tidak acak, melainkan terdapat di daerah khusus seperti pada
hipodermis, dekat ikatan pembuluh, tersusun dalam deretan memanjang.

10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid
(lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti
dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel,
Pada preparat yang digunakan pada praktikum kali ini untuk uji pati dan
mengidentifikasi benuk-bentuk dari Kristal bias teridentifikasi.

B. Saran
Adapun saran untuk praktikum Non Protopalsmik yaitu, sebaiknya
materi yang akan di praktikumkan dipelajari terlebih dahulu agar tidak terjadi
kesalahan ketika melakukan pengamatan pada objek yang akan diamati.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung :


Bandung
Nadila, dkk, (2019). Keragaman Morfologi dan Kandungan Tanin Pada Tanaman
Leunca (solanum nigrum l).
Nurchayati, dkk, (2019).Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi dari tiga Variets
Kentang (Solanum tuberosum l). Di Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Jurnal Of Tropicsl Biology.

12

Anda mungkin juga menyukai