Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMPONEN SEL (NON-PROTOPLASMIK)

Disusun oleh :
Tri Wulandari (2110801005)

Dosen Pengampu :
Ike Apriani, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022
ABSTRAK

Komponen Non-Protoplasmik (komponen yang tidak hidup dari sel), terdiri


dari vakuola dan hasil metabolisme misalnya aleuron, amilum, minyak atsiri dan
kristal oksalat. Komponen non-protoplasmik ini masih dibedakan antara
non-protoplasmik cair dan nonprotoplasmik padat. Praktikum ini bertujuan
Untuk mengamati tiga macam butir pati, yaitu butir pati sederhana, majemuk dan
setengah majemuk dan Untuk melihat Kristal-kristal pasir dalam sel. Hasil
praktikum didapatkan pati kentang pada pengamatan preparat perbesaran
40x terdapat kadar pati lebih sedikit, kadar air lebih banyak, pada pengamatan
preparat Leunca perbesaran 40x terlihat ada kristal pasil dalam sel.

Key word : Non-Protoplasmik, Solanum tuberosum, Solanum nigrum, pati,


kristal

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
Adapun tujuan praktikum ini adalah, sebagai berikut : .................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 2
A. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan .......................................................2
B. Benda ergas yang bersifat cair ......................................................................4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ........................................................... 6
A. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 6
B. Alat dan Bahan ............................................................................................. 6
C. Cara Kerja .....................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 7
A. Pengamatan Pati (Solanum tuberosum) ....................................................... 7
B. Pengamatan Kristal ( Solanum nigrum ) ...................................................... 8
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan ini membahas tentang benda dalam sel yang Non-protoplasmik
yang bersifat umum dan cair. Suatu sel di katakan mati apabila di dalam
lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. Didalam protoplas terkandung
protoplasma yaitu zat-zat kehidupan, sedangkan sel yang tidak mengandung
protoplas di sebut dengan benda-benda dalam sel yang non-protoplasmik,
yang berarti pula benda mati.
Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut Ergas
(Ergastic Substances). Didalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak
benda-benda yang Non-protoplasmik, yang biasanya berada dalam vakuola,
dalam plasma sel dan kerapkali pula dalam Plastida.
Benda yang Non-protoplasmik ini terdiri dari substansi (bahan) organic
atau anorganik, dapat bersifat cair maupun padat. Benda yang
Non-protoplasmik itu umumnya merupakan makanan cadangan dan sering di
ketemukan dalam jumlah besar pada tempat–tempat penimbunan makanan
cadangan, seperti pada akar umbi, buah, biji, dan lain-lain.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengamati tiga macam butir pati, yaitu butir pati sederhana,
majemuk dan setengah majemuk.
2. Untuk melihat Kristal-kristal pasir dalam sel.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan


Tumbuhan adalah organisme multiseluler yang bersifat autotrof, yaitu
dapat membuat makanannya sendiri sehingga berperan sebagai produsen
dalam rantai makanan di ekosistem. Ilmu yang mempelajari tentang dunia
tumbuhan disebut Botani. Kajian yang dipelajari dalam ilmu botani meliputi
bentuk tumbuhan yang tampak dari luar (morfologi), struktur jaringan
penyusun dalam tumbuhan (anatomi), klasifikasi dan kekerabatan tumbuhan
(taksonomi), fungsi dan proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh
tumbuhan (fisiologi), interaksi tumbuhan dengan lingkungannya (ekologi)
serta kajian-kajian lain yang lebih spesifik (Rosanti, 2013).
Tumbuhan merupakan organisme kompleks yang didalamnya tersusun
dari sel, sekelompok sel dengan bentuk dan fungsi yang sama (hampir sama)
membentuk jaringan, sekelompok jaringan akan membentuk organ,
sekelompok organ membentuk sistem organ dan akhirnya membentuk
organisme (individu). Sekumpulan organisme yang sama akan membentuk
populasi, sekumpulan populasi membentuk komunitas dan
komunitas-komunitas yang berbeda ini akan berinteraksi dengan
lingkungannya dalam suatu ekosistem (Campbell et al., 2003).
Untuk mempelajari dunia tumbuhan biasanya dimulai dari sel-sel terlebih
dahulu kemudian jaringan penyusun tubuh tumbuhan tersebut. Dalam
bahasan ini akan lebih ditekankan pada struktur sel dan jaringan tumbuhan
(anatomi). Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil pada suatu
individu. Tumbuhan memiliki dinding sel yang menyebabkan struktur luarnya
lebih keras dibandingkan sel hewan. Sel tumbuhan memiliki vakuola yang
lebih besar daripada sel hewan, dimana salah satu fungsi vakuola ini adalah
untuk menyimpan senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Starr et al. (2012) menjelaskan organel penyusun sel tumbuhan, yaitu
dinding sel, membran sel (membran plasma), sitoplasma, mitokondria,
kloroplas, inti sel (nukleus), ribosom, retikulum endoplasma (RE),

2
sitoskeleteon, badan golgi, dan vakuola sentral. Dinding sel, kloroplas dan
vakuola sentral merupakan pembeda dengan sel hewan.
Pandey dalam Nugroho dkk. (2006) membagi komponen penyusun sel
tumbuhan dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Komponen Protoplasmik (komponen yang hidup dari sel), terdiri dari inti,
mitokondria, plastida, ribosom, lisosom, retikulum endoplasma (RE),
mikrotubul dan badan golgi.
2. Komponen Non-Protoplasmik (komponen yang tidak hidup dari sel),
terdiri dari vakuola dan hasil metabolisme misalnya aleuron, amilum,
minyak atsiri dan kristal oksalat. Komponen non-protoplasmik ini masih
dibedakan antara non-protoplasmik cair dan nonprotoplasmik padat.
Salah satu komponen non-protoplasmik yang berkaitan dengan senyawa
fitokimia adalah vakuola. Beberapa reaksi kimia dan produk yang dihasilkan
oleh sel akan ditimbun dalam vakuola. Vakuola adalah bagian sel yang berisi
cairan dan sebelah luarnya dibatasi oleh membran tonoplas. Cairan dalam
vakuola berisi berbagai macam bahan organik dan anorganik seperti garam,
gula, asam amino pembentuk protein, fosfat dan senyawa hasil metabolisme
sekunder seperti alkaloid, terpen, tanin dan flavonoid. Tidak hanya itu, dalam
vakuola juga ditemukan kristal dan benda silika (Fahn, 1991).
Marty (1999) menjelaskan bahwa vakuola adalah organel multifungsi
yang berperan dalam perkembangan tumbuhan. Bentuk, ukuran dan
fungsinya bervariasi pada tiap organisme. Vakuola sentral berfungsi
mempertahankan tekanan turgor, homeostasis, penyimpanan produk
metabolit dan sebagai pencernaan sitoplasmik. Vakuola bersifat asam dan
mengandung enzim hidrolitik yang fungsinya analog dengan enzim lisosom
pada sel hewan. Pada beberapa tipe sel, senyawa sinyal dan proteksi diri
disimpan dalam vakuola, dan beberapa sel spesifik terdapat pada daun
epidermis. Antosianin yang termasuk senyawa flavonoid diketahui disimpan
dalam vakuola sel epidermis daun, batang dan bunga.
Senyawa fitokimia yang disimpan dalam vakuola sel dapat berbentuk
sekret, dalam suatu duktus atau saluran sekresi. Secara umum, struktur
kelenjar sekresi dapat dibedakan menjadi dua yaitu struktur sekresi luar

3
(extracellular) yang terdapat di permukaan tumbuhan (organ) dan struktur
sekresi dalam (intracellular) yang terdapat di dalam organ tumbuhan (sel atau
ruang antar sel) (Hidayat, 1995).

B. Benda ergas yang bersifat cair


Telah disinggung bahwa benda yang non protoplasmik terbagi atas dua
macam, yaitu yang bersifat cair dan padat. Penjelasan yang bersifat cair akan
meliputi:
a. Cairan sel
Cairan cell atau “Cell sap” adlah cairan yang terdapat dalam
rongga-rongga vakuola. Cairan sel tersebut merupakan larutan dari
bermacam-macam zat yang larut dalam air, baik yang berupa
persenyawaan organik maupun persenyawaan anorganik. Susunan
cairan sel tidak tetap, selalu berubah-ubah karena di dalam sel
terus-menerus berlangsung reaksi-reaksi metabolisme.
Persenyawaan-persenyawaan yang biasa terdapat dalam cairan sel
diantaranya:
· Air
Bagian paling besar dari cairan sel adalah air. Air dalam vakuola
tersebut biasanya disebut air sel. Dalam air sel tersebut terlarut berbagai
bahan, baik organik maupun anorganik.
· Asam-asam Organik
Asam-asam organik dalam vakuola menyebabkan PH cairan sel
rendah, misalnya pada buah-buah yang masih mentah berasa asam.
Susunan cairan sel tidak selalu konstan, tetapi selalu berubah-ubah,
karena itu PH cairan sel berubah-ubah pula.
· Karbohidrat
Dalam cairan sel bahan ini terkandung guna memenuhi kebutuhan
tumbuh-tumbuhan. Beberapa macam macam di antaranya dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Disakarida, yang cepat larut dalam air, seperti misalnya gula tebu
(sakarosa), gula bit (maltosa).

4
2. Monosarida, yang melarut dalam air, seperti misalnya gula anggur
(glukosa), gula buah-buahan (fruktosa).
3. Sejenis karbohidrat lainnya adalah lendir, yang banyak diketemukan
pada tumbuh-tumbuhan golongan serofita (xerophyta).

5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pada Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Rabu, 8 November 2022 pada pukul 08.45 -10.25, di Laboratorium terpadu
Uin Raden Fatah Palembang.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Mikroskop,
silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Umbi
Kentang (Solanum tuberosum) dan batang Solanum nigrum

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah:
1. Buat kerokan umbi kentang, tempatkan diatas kaca objek, ditetesi dengan
air dan ditutup
2. Amati 3 macam bentuk-bentuk pati yang terdapat dalam umbi kentang.
3. Buat sayatan mesofil/ permukaan daun, tempatkan di atas kaca objek lalu
ditetei dengan air dan ditutup dengan kaca penutup.
4. Amati dan gambar beberapa sel berisi Kristal pasir.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum pertemuan ketiga membahas tentang sel non-protoplasmik melihat


pengamatan pati pada bagian umbi kentang ( Solanum tuberosum) dan mengamati
Kristal pasil pada (Solanum nigrum).

A. Pengamatan Pati (Solanum tuberosum)


Tanaman Solanum tuberosum (gambar 1a) merupakan tanaman umbi
dengan klasifikasi tanaman sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
(Sharma, 2002).

a b

Gambar 1. Pengamatan umbi Solanum tuberosum. a) Solanum tuberosum


b) Preparat Umbi Solanum tuberosum(40x)

Pengamatan Pati pada umbi kentang dapat dilihat pada gambar 1b.
Dari hasil pengamatan preparat perbesaran 40x dapat dilihat
Pada kentang terdapat kadar pati lebih sedikit, kadar air lebih banyak, terjadi
Browning pada kentang karena reaksi oksidasi oleh senyawa fenol.
Serat berawarna orange, pati berwarna orange keputih-putihan. Pati mengend
ap di dasar gelas dan serat halus di bagian atas.

7
Pati bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kele
bihan glukosa dalam jangka panjang. Pati digunakan sebagai bahan untuk me
mekatkan makanan cair seperti sup. Dalam industri, pati dipakai sebagai kom
ponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetik. Pati
terbagi dua yaitu pati terlarut dan pati yang mengendap. Pati yang terlarut
larut bersama kadar air, masing-masing terdapat di bagian atas (permukaan
atas) dari larutan bersama dengan serat halus. Persamaan antara pati dan serat
adalah sama-sama termasuk karbohidrat. Pati dapat berfungsi sebagai sumber
energi, mencegah penggunaan protein menjadi energi karena protein lebih
bagus untuk menyusun membran sel, organel-organel, detoksifikasi zat racun,
mengandung ribosa yang merupakan penyusun DNA (Fessenden, 1982).

B. Pengamatan Kristal ( Solanum nigrum )


Tanaman Solanum nigrum (gambar 2a) tanaman ini termasuk ke dalaman
golongan semak dengan klasifikasi tanaman sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales (suku terung-terungan)
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum nigrum L.
(Kartesz, 2012).

8
a b

Gambar 2. pengamatan Kristal pasir Solanum nigrum. a) Buah Solanum


nigrum b) Preparat permukaan buah Solanum nigrum(40x)

Pengamatan Kristal pasir pada buah Solanum nigrum dapat dilihat pada
gambar 2b. Dari hasil pengamatan preparat perbesaran 40x dapat dilihat
banyak kristal pasir pada buah Solanum nigrum Kristal ini merupakan hasil
akhir/ hasil rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi didalam sitoplasma.
Kristal Ca-Oksalat tidak larut dalam asam cuka tetapi larut dalam asam kuat.

Keristal ini terdapat dalam sel sebagai tumbuhan. Biasanya terdapat


dalam sel korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel
parakerim floem dan parakerin xylem (Kartesapoetro, 1991).

Menurut (Kartasapoetra, 1991). Kristal-kristal terdapat dalam vakuola sel


atau plasma selnya. Kristal-kristal itu memiliki berbagai bentuk, antara lain :

a. Kristal dengan bentuk prisma teratur, biasanya terdapat dalam sel-sel


dibawah epidermis dari daun jeruk.

b. Kristal dengan bentuk jarum, kristal ini banyak ditemukan pada sel-sel
daun bunga pukul empat.

c. Kristal dengan bentuk butiran kecil, kristal ini biasanya disebut kristal
pasir, banyak ditemukan dalam sel-sel daun serta tangkai daun ri bayam.

d. Kristal dengan bentuk rafida, merupakan kristal berbentuk jarum yang


letaknya sejajar, biasanya terdapat pada sel-sel parenkim dari jaringan lunak,
selnya mengandung lendir dan berdinding tipis. Misalnya pada endocarp
buah aren.

e. Kristal dengan bentuk kelenjar, kristal ini disebut juga kristal drus yang
hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan bentuk yang tidak teratur (dapat
berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini biasanya ditemukan pada
tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus.

9
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah Komponen
Non-Protoplasmik (komponen yang tidak hidup dari sel), terdiri dari vakuola
dan hasil metabolisme misalnya aleuron, amilum, minyak atsiri dan kristal
oksalat. Komponen non-protoplasmik ini masih dibedakan antara
non-protoplasmik cair dan nonprotoplasmik padat.
Hasil praktikum didapatkan pati kentang pada pengamatan preparat
perbesaran 40x terdapat kadar pati lebih sedikit, kadar air lebih banyak, pada
pengamatan preparat Leunca perbesaran 40x terlihat ada kristal pasil dalam
sel.

B. Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah kami menyarankan agar
memperhatikan dan teliti ketika melakukan penyayatan bagian pada
tumbuhan. Penyayatan bagian tumbuhan harus dilakukan setipis mungkin
sehingga bisa diperoleh gambar organel yang jelas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., Reece, J. B. & Mitchell, L. G. 2003. Biologi (terj. Wasmen


Manalu). Edisi 5. Erlangga, Jakarta.

Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik II,edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan (terj. Ahmad Soediarto dkk.) Edisi ke-3.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Edisi 1. Penerbit ITB, Bandung.

Kartesz, J. T. 2012. North American Plant Atlas maps generated. The Biota of
North America Program (BONAP).

Kartasapotra, A G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Se Dan


Jaringan. PT Renika cipta : Jakarta.

Marty, F. 1999. Plant Vacuoles. The Plant Cell, Vol. 11: 587-589. Matthew.
Themes in The Study of Life.

Nugroho, H., Purnomo & Sumardi, I. 2006. Struktur dan Perkembangan


Tumbuhan. Edisi ke-1. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Edisi ke-1. Penerbit Erlangga Jakarta.

Starr, C., Taggart, R., Evers, C. & Starr, L. 2012. Biologi: Kesatuan dan
Keragaman Makhluk Hidup (terj. Yenny Prasaja). Edisi 12. Penerbit
Salemba Teknika, Jakarta.

Sharma. 2002. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai