Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN TUMBUHAN
ANATOMI BUNGA

OLEH :

NAMA : SAYDATINA SALWA


NIM : 08041182025006
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : PRINGGA CARIKA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Morfologi tumbuhan adalah salah satu cabang ilmu biologi yang khusus
mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh luar dari tumbuhan. Kata morfologi
berasal dari bahasa Latin morphologi (morphos yaitu bentuk dan logos yaitu
ilmu). Morfologi tumbuhan secara umum adalah studi tentang perkembangan
bentuk, dan struktur tumbuhan yang diinterpretatasi berdasarkan kesamaan asal
bentuk dan susunan tubuh tersebut. Morfologi tumbuhan memiliki fungsi untuk
menggambarkan bagaimana wujud dan suatu bentuk tumbuhan dengan deskripsi.
Pendeskripsian tentang wujud dan suatu bentuk tubuh tumbuhan menggunakan
istilah atau terminologi berupa kata-kata tertentu (Liunokas dan Bilik, 2021).
Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-
masing bagian itu dalam tumbuhan, dan juga berusaha mengetahui darimana asal
bentuk dan susunan tersebut. Pada dasarnya tumbuhan terdiri tiga organ pokok,
yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Bagian lain tubuh tumbuhan
dikatakan turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut
mengalami perubahan bentuk, sifat, dan fungsi (Riastuti dan Febrianti, 2021).
Untuk memudahkan para peneliti dalam mengklasifikasikan jenis
tumbuhan, bentuk morfologi salah satu indikator yang sangat besar perannya
untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, sehingga keragaman tumbuhan
yang sangat beranekaragam dapat identifikasi dan diklasifikasikan untuk
memudahkan dalam pemberian nama spesies, famili hingga kingdom. Untuk
mengidentifikasi spesies tumbuhan, salah satu faktor sebagai referensi yaitu
kesamaan bentuk morfologi yang dimiliki antar spesies (Sarjani et al., 2017).
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari bagian-bagian
morfologi serta bentuk dan struktur polen Hibiscus rosa-sinensis, mengamati
anthera muda dan anthera yang masak pada Hibiscus rosa-sinensis, serta untuk
mengamati bentuk dan struktur jaringan stigma dan stilus pada Lilium sp.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Hibiscus rosa-sinensis


Hibiscus rosa-sinensis atau kembang sepatu adalah tanaman semak suku
Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam untuk tanaman hias
dikawasan tropis dan subtropis. Hibiscus yang dibudidayakan memiliki warna
korolla bunga bervariasi seperti kuning, putih, merah muda, dan merah dengan
degradasi warna yang sangat bervariasi. Tanaman ini berbentuk perdu tegak
dengan tinggi 2-5 m. Batang bulat, berkayu, dan keras. Daun berbentuk bulat
telur, bunga berbentuk seperti terompet dengan diameter 6-20 cm. Bunga terdiri
lima helai daun kelopak dilindungi kelopak tambahan sehingga terlihat seperti dua
lapis kelopak bunga. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai
sari bertaburan serbuk sari. biji berbentuk pipih berwarna putih (Silalahi, 2019).
Buah Hibiscus rosa sinensis L. merupakan buah sejati kering beruang lima.
Meskipun perhiasan bunga termasuk stilus dan stigma luruh pada hari kedua
pembungaan, kaliks serta epikaliks turut berkembang seiring bertambahnya
ukuran buah. Hal ini sebagaimana masing-masing fungsi kaliks yang berperan
dalam proses perlindungan buah, epikaliks membantu dispersi biji pada genus
Hibiscus maupun famili Malvacea secara umum. Buah Hibiscus termasuk dalam
kelompok buah loculicidal, septicidal, memiliki biji exalbuminous atau
endospermous dengan endosperm mengandung lipid atau karbohidrat. Warna
buah berada dalam kisaran hijau sampai coklat ketika masak, disertai biji yang
berwarna coklat kehitaman dengan kulit biji bertekstur kasar (Pramesti, 2021).
2.2. Kandungan Tanaman Hibiscus rosa-sinensis
Bunga kembang sepatu ini sangat berguna untuk pengobatan, Hampir semua
bagian bunga sepatu, mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan kelopak bunga
bermanfaat bagi kesehatan. Bagian bunga mengandung gossy peptin anthocyanin
dan glucoside hibiscin yang mempunyai efek diuretic dan choleretic,
memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi, serta berfungsi
sebagai tonik (obat kuat). Asam aminonya berperan dalam proses peremajaan sel
tubuh. Sedangkan akar dan daunnya mengandung calcium oksalat, peroxidase,

Universitas Sriwijaya
lemak dan protein. Sekitar 15-30 persen dari tanaman bunga sepatu terdiri dari
asam tanaman. Termasuk asam sitrat, asam malat, asam tartarat dan allo-
hidroksisitrat lakton asam, yaitu asam kembang sepatu (Rahmah, 2021).
2.3. Bunga Lengkap dan Tidak Lengkap
Bunga berdasarkan bagian-bagiannya terbagi menjadi dua yaitu bunga
lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap ialah bunga yang memiliki
semua bagian pada bunga sedangkan bunga tak lengkap adalah bunga yang tidak
memiliki salah satu bagian dari bunga. Perbedaan bunga lengkap dan bunga tidak
lengkap secara sederhana yaitu jika salah satunya tidak mempunyai putik atau
benang sari pada bunga Putik yang akan menghasilkan bakal biji dan benang sari
sari yang nantinya akan menghasilkan sari. Serbuk sari atau polen merupakan alat
perkembangbiakan jantan yang ada pada bunga yang memiliki bentuk yang sangat
kecil seperti butiran-butiran halus dan berjumlah sangat banyak yang dihasilkan
oleh tumbuhan berbunga atau spermatophyta (Hariani et al., 2018).
Sedangkan putik pada bunga (pistil) adalah bagian reproduktif betina suatu
bunga. Putik bunga tersusun atas kepala putik (stigma), tangkai kepala putik
(style), dan bakal buah (ovary). Selama penyerbukan, tepung sari menempel pada
kepala putik dan membentuk suatu tabung tepung sari, yang memudahkan sperma
berpindah melewati tangkai kepala putik menuju bakal buah. Bakal buah
mengandung bakal biji yang mengandung sel telur. Pembuahan terjadi ketika
sperma jantan dan bakal biji betina bersatu. Sel telur terbuahi di dalam bakal buah
tersebut dan berkembang menjadi biji (Shiddieq et al., 2018).
2.4. Serbuk Sari atau Polen pada Hibiscus rosa-sinensis
Karakteristik morfologi polen dapat diketahui dari ciri-ciri polen yaitu
ukuran, bentuk, tipe, jumlah dan posisi apertur serta ornamentasi eksin. Serbuk
sari atau polen dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanaman karena pada
polen ditemukan lapisan eksin yang mempunyai struktur dan ornamentasi yang
khas. Eksin ini memberikan keistimewaan dalam studi palinologi, sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan (Azizah et al., 2016). Morfologi
serbuk sari juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi takson mulai dari tingkat
familia, genus, spesies, penempatan taksa yang diragukan, penyusunan kembali,
penggabungan dan pemisahan (Gusmalawati et al., 2021).

Universitas Sriwijaya
Famili Malvaceae dengan spesies bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
memiliki aperture bertipe panteporat karena aperture memiliki celah bundar yang
tersebar di permukaan butir serbuk sari, bentuk serbuk sari dari bunga sepatu
yaitu aperture tipe pantoporat. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) memiliki
unit polen bertipe monad yang artinya tunggal. Tipe penebalan dinding sel
sentrifugal yaitu penebalan dinding polen ke arah luar dan ornamentasi eksin
bertipe echinate yang artinya berbentuk seperti duri, ornamentasi eksin pada
bunga sepatu bertipe echinate (Umami et al., 2021).
2.5. Stigma dan Stilus
Bunga lengkap memiliki salah satu organel yang bernama stigma atau
kepala putik. Stigma adalah bagian utama dari organ reproduksi bunga betina,
karena stigma ini menerima serbuk sari dewasa dan menyediakan kondisi yang
memadai untuk pemupukan serbuk sari. Posisi kedudukan kepala putik terhadap
kepala sari berperan penting dalam proses penyerbukan, bila tidak terjadi
penyerbukan tetap dapat menghasilkan buah tetapi tidak berbiji yang disebut buah
partenokarpik. Buah partenokarpik juga dapat dihasilkan dari tanaman triploid
(Dewi et al., 2016).
Sedangkan untuk stilus atau tangkai kepala putik merupakan bagian putik
yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah. Stilus ini
berbentuk benang atau buluh yang bagian dalamnya berongga. Heterostyly adalah
tanaman yang mempunyai tangkai putik (stylus) lebih panjang daripada tangkai
sari sehingga polen tidak dapat menyentuh kepala putik, maka dalam penyerbukan
memerlukan angin, serangga maupun manusia (Deswiniyanti et al., 2016).
2.6. Ovarium Lilium sp.
Ovarium (bakal buah) adalah bagian putik bunga yang pada umumnya
kelihatan membesar dan terletak pada dasar bunga. Ovarium bunga atau bakal
buah adalah organ bagian dari putik yang menyimpan sel telur dan perannya
penting dalam reproduksi, sehingga akhirnya diklasifikasikan sebagai komponen
bunga yang berdiri sendiri. Lalu, ketika ovarium ini berkembang maka akan
dihasilkan buah dengan bentuk yang berbeda-beda. Ovarium keseluruhannya,
berkembang menjadi buah yang mengandung satu atau lebih tergantung pada
spesiesnya (Halimah, 2020).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, tanggal 29 Oktober 2021 pukul
13.30 WIB sampai dengan selesai, melalui aplikasi zoom (online). Bertempatan di
Jalan KI Kemas Umar RT 10 RW 04 Kec. Bukit Kecil Kel. 19 Ilir, Palembang.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini berupa alat tulis, kertas
gambar, pensil warna, mikroskop, silet. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
preparat awetan penampang melintang antera muda dari Lilium sp. dan preparat
awetan penampang melintang antera masak dari Lilium sp. serta preparat awetan
polen Hibiscus rosa sinensis.
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Antera Muda Lilium sp.
Cara kerja yang dilakukan, yaitu disiapkan preparat awetan dari bahan ini.
Lalu, preparat tersebut diamati dengan mikroskop pada perbesaran tertentu.
Diperhatikan macam-macam jaringan penyusun dinding antera, yaitu epidermis,
endotesium, lapisan tengah, tapetum, jaringan sporogen dan mikrosporofit, serta
jaringan konektivum dan jumlah lokulus. Digambar dan diberi keterangan.
3.3.2. Antera Masak Lilium sp.
Cara kerja yang dilakukan, yaitu disiapkan preparat awetan dari bahan ini.
Lalu, diamati dengan mikroskop bentuk dan struktur dari bahan ini. Diamati
struktur dari dinding antera yang telah masak. Digambar dan diberi keterangan.
3.3.3. Polen Hibiscus rosa-sinensis
Cara kerja yang dilakukan, yaitu disiapkan preparat awetan dari bahan ini.
Lalu, diamati dengan mikroskop bentuk dan struktur dari polen Hibiscus rosa-
sinensis. Digambar struktur jaringan penyusun stigma dan stilus dan diberi
keterangan.

Universitas Sriwijaya
3.3.4. Stigma dan Stilus Lilium sp.
Cara kerja yang dilakukan, yaitu disiapkan preparat awetan dari bahan ini.
Lalu, diamati dengan mikroskop bentuk dan strukturnya Diperhatikan stigma
dengan papila, adakah polen yang menempel pada stigma atau pada papila.
Gambar struktur jaringan penyusun stigma dan stilus dan beri keterangan.
3.3.5. Ovarium Lilium sp.
Cara kerja yang dilakukan, yaitu disiapkan preparat awetan dari bahan ini.
Lalu, diamati dengan mikroskop bentuk dan strukturnya. Diperhatikan struktur
dari ovarium Lilium sp. Gambar bagian-bagian ovarium Lilium sp. dan beri
keterangan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut :
4.1.1. Morfologi dan Anatomi Hibiscus rosa-sinensis
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis
NO. Gambar Keterangan
1. 1. Stigma
2. Stamen
3. Stilus
4. Petal
5. Calyx
6. Epicalyx
7. Pedicellus

2. 1. Stigma
2. Stamen
3. Petal
4. Stilus
5. Calyx
6. Epicalyx

Universitas Sriwijaya
3. 1. Petal
2. Staminal colum
3. Calyx
4. Ovarium
5. Stilus
6. Ovulum
7. Epicalyx
8. Reseptculum
9. Pedicellus
4. 1. Stigma
2. Anthera
3. Filamentum

5. 1. Pollen

4.1.2. Anatomi Lilium sp.


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Family : Liliaceae
Genus : Lilium
Spesies : Lilium Sp.

Universitas Sriwijaya
NO. Gambar Keterangan
1. Anther Muda 1. Epidermis
2. Endotesium
3. Lapisan Tengah
4. Tapetum
5. Pollen
6. Konektivum

2. Anther Masak 1. Epidermis


2. Endotesium
3. Lapisan Tengah
4. Tapetum
5. Konektivum
6. Filamen
7. Pollen
8. Kantong pollen
3. Stigma dan Stilus 1. Stigma
2. Stilus
3. Dinding sel

4. Ovarium 1. Plasenta (tembuni)


2. Mikrofil
3. Funikulus
4. Lokul
5. Embrio

Universitas Sriwijaya
6. Ovul

5.1. Pembahasan
5.1.1. Morfologi dan Pollen Hibiscus rosa-sinensis
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi pada bunga kembang sepatu, yang
termasuk bunga lengkap pada bagian eksternal yang terbesar dan terlebarnya
terdapat mahkota atau dalam kata lain petal. Menurut Silalahi (2019), petal
merupakan mahkota dari bunga yang terdapat di sekeliling kelamin bunga dengan
berbagai macam ukuran dan bentuk. Mahkota berjumlah 5 helai dan berfungsi
sebagai pelindung kelamin sebelum terjadi penyerbukan. Dibawah mahkota bunga
terdapat calyx menopang, kumpulan calyx disebut epicalyx. Bunga memiliki
simetri radial dengan kalik berbentuk seperti cup, memiliki 5 petal saling
berhubungan, tangkai sari muncul dari stamen dan memiliki stigma dengan lobus
berambut. Bunga terdiri atas 5 helai daun kelopak dilindungi kelopak tambahan.
Kembang sepatu memiliki stamen dan juga stigma, bunga kembang sepatu
ini bisa reproduksi dengan sendirinya dan menghasilkan serbuk sari. Kembang
sepatu mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga. Serbuk sari
merupakan struktur reproduksi jantan yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga
yang terbentuk di ruang sari (theca) yang telah dewasa (Nursia et al., 2016).
Berdasarkan hasil yang telah didapat, terlihat bentuk dari karakteristik
pollen pada spesies Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu), pollen terletak atau
dapat ditemukan didalam anther. Menurut Umami et al (2021), beberapa
karakteristik pollen yang dapat diamati yaitu aperture, unit pollen, penebalan
dinding sel, dan ornamentasi eksin. Pada Hibiscus rosa-sinensis memiliki aperture
bertipe panteporat karena aperture memiliki celah bundar yang tersebar
dipermukaan butir serbuk sari. Hibiscus rosa-sinensis memiliki unit pollen bertipe
monad yang artinya tunggal. Tipe penebalan dinding selnya sentrifugal yaitu

Universitas Sriwijaya
penebalan dinding polen ke arah luar dan ormentasi eksin Hibiscus rosa-sinensis
bertipe achinate yang artinya berbentuk seperti duri.
5.1.2. Anther, Stigma, Stilus, dan Ovarium Lilium sp.
Berdasarkan hasil yang telah didapat, pada bunga Lilium sp. yang
merupakan bunga sempurna, terdapat salah satu alat kelamin, yaitu anther atau
kepala sari. Anther adalah salah satu alat kelamin jantan yang terdapat pada suatu
bunga sempurna. Menurut Shiddieq et al (2018), bahwa anther menghasilkan
pollen yang mengandung sperma yang diperlukan bagi proses reproduksi seksual.
Pada saat penyerbukan, anther suatu benang sari melepas pollen. Suatu tangkai
pollen terbentuk sperma menempel pada kepala putik. Sperma bergerak melalui
tangkai kepala putik menuju bakal buah (ovary). Selanjutnya sperma bersatu
dengan sel telur dalam bakal biji (ovulum) yang akhirnya membentuk biji.
Selama perkembangan, mulai dari antera muda ke antera masak terdapat
berbagai macam perubahan, mulai dari terbentuknya 4 lobi yang berbeda dengan
beberapa sel hipodermal, sel ini disebut dengan sel arkesporium. Menurut Meriko
et al (2016), bahwa sel-sel homogen berkembang menjadi sel arkesporial. Sel
arkesporial membelah secara periklinal, ke arah luar menghasilkan sel parietal dan
ke arah dalam menghasilkan sel sporogen. Sel parietal membentuk dinding antera
yang terdiri dari jaringan endotesium, lapisan tengah dan tapetum. Sementara itu
sel sporogen berkembang menjadi sel induk mikrospora yang akan membelah
membentuk mikrospora diad, kemudian berkembang menjadi mikrospora tetrad
yang akan berkembang membentuk polen tetrad dan siap untuk dilepaskan.
Berdasarkan hasil yang didapat, terlihat adanya perbedaan antara anther
muda dan anther masak yang dimana anther masak sudah mulai pembentukan
pollen yang diawali oleh pembentukan mikrosporangium (kantung pollen).
Mikrosporangium terbentuk dari jaringan sporogen, lokul kantung spora, dan
lapisan dinding khusus. Menurut Pramanik et al (2016), ketika antera telah masak
terdapat perbedaan yang terjadi, yaitu ditandai dengan dinding anthera membuka
membuktikan bahwa serbuk sari telah masak yang berarti siap disebarkan ke
berbagai lokasi. Bila serbuk sari masak, dinding anthera membuka dan
menyebarkan butir-butir serbuk sari. Pada tumbuhan angiospermae butir serbuk
sari berfungsi gametofit jantan menghasilkan gamet jantan yaitu sel-sel sperma.

Universitas Sriwijaya
Anther muda Lilium sp. terdapat bagian-bagian seperti epidermis sebagai
jaringan pelindung, endotesium berfungsi membantu pembukaan anthera, lapisan
tengah menjadi tertekan saat anther berkembang, tapetum berfungsi memberi
makan pada sel-sel sporogen, konektivitum sebagai penghubung kepala sari, dan
pollen sebagai alat reproduksi kelamin jantan. Sedangkan anther masak memiliki
tambahan pada bagiannya, terdapat kantong pollen sebagai tempat produksinya
pollen dan filamen membantu proses reproduksi. Menurut Andriani (2016),
anthera memiliki bagian terdiri atas eksotesium (epidermis), endotesium, pollen,
tapetum, lapisan tengah, dan konektivum. Anthera yang masak sehingga tapetum
habis, dan adanya kantung pollen memproduksi pollen, stomium sudah terbuka.
Bagian internal dari bunga Lilium sp. memiliki kepala putik atau stigma
sebagai alat reproduksi utama pada bunga betina, karena stigma ini menerima
serbuk sari dewasa dan menyediakan kondisi yang memadai untuk pemupukan
serbuk sari. Posisi kedudukan kepala putik terhadap kepala sari berperan penting
dalam proses penyerbukan. Menurut Ali dan Aminah (2017), stigma ini
merupakan organ yang berguna untuk menampung atau tempat menempelnya
serbuk sari yang telah masak untuk dijadikan bakal buah. Pada bagian putik
terlihat serbuk sari telah menempel di kepala putik. Ciri lain dari akhir fase adalah
bagian bunga seperti mahkota dan benang sari akan gugur (absisi), sedangkan
daun kelopak dan tangkai putik tetap menempel pada bakal buah.
Terdapat adanya stilus atau tangkai putik juga pada Lilium sp. yang
merupakan suatu organ pada bunga yang berguna selama penyerbukan. Menurut
Sari (2017), bahwa penyerbukan pada bunga dipengaruhi oleh struktur stilus,
apakah dia memanjang ataukah pendek. Bentuk stilus yang panjang akan
menyebabkan beberapa faktor penyerbukan terganggu, oleh karena itulah
diperlukan bantuan dari eksternal seperti angin, serangga dan manusia.
Berdasarkan ukuran fisik organ reproduksinya tanaman ini termasuk tanaman
distyly yaitu tanaman yang mempunyai bunga dengan tangkai putik lebih panjang
daripada tangkai sari sehingga serbuk sari tidak dapat menyentuh kepala putik.
Didalam organ internal bunga Lilium sp. terdapat banyak sekali organ-organ
lain yang berfungsi untuk reproduksi, contohnya seperti ovarium. Terdapat
ovarium yang menyimpan sel kelamin pada organ dalam bunga. Ovarium ini juga

Universitas Sriwijaya
memiliki bagian-bagiannya dan fungsinya masing-masing. Menurut Noflindawati
et al (2019), bahwa pada ovarium terdapat funikulus yang merupakan tali pusar
dari ovarium dan lokul atau lokulus merupakan organ berupa kantong berjumlah 4
buah pada kepala sari. Ovul atau ovulum merupakan bakal biji yang melekat di
dinding ovarium berfungsi pembentukan biji dan nantinya akan menghasilkan biji
yang masak dan mikropil adalah jalur atau jalan masuk serbuk sari ke kantung
lembaga. Bakal biji (ovulum) melekat pada dinding ovarium melalui plasenta.
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan


sebagai berikut :
1. Hibiscus rosa-sinensis termasuk bunga lengkap karena memiliki alat
kelamin yang lengkap dan memiliki bagian perhiasan bunga.
2. Karakteristik pollen Hibiscus memiliki aperture bertipe panteporat, unit
pollen bertipe monad (tunggal). Tipe penebalan dinding selnya sentrifugal,
dan ormentasi eksin bertipe achinate (berbentuk duri).
3. Anther menghasilkan pollen yang mengandung sperma yang diperlukan
bagi proses reproduksi seksual.
4. Selama perkembangan anthera muda ke antera masak terdapat perubahan,
dari terbentuknya 4 lobi yang berbeda dengan beberapa sel hipodermal
disebut dengan sel arkesporium.
5. Perbedaan antara anther muda dan anther masak yang dimana anther masak
sudah mulai pembentukan pollen yang diawali oleh pembentukan
mikrosporangium (kantung pollen).
6. Anther muda Lilium sp. terdapat bagian-bagian seperti epidermis,
endotesium, lapisan tengah, tapetum, konektivitum, dan pollen.
7. Anther masak memiliki tambahan pada bagiannya, yang dimana terdapat
kantong pollen dan filamen.
8. Stigma pada bunga berguna untuk menampung atau tempat menempelnya
serbuk sari yang telah masak untuk dijadikan bakal buah.

Universitas Sriwijaya
9. Panjang atau pendeknya stilus pada bunga menyebabkan beberapa faktor
proses penyerbukan yang harus dibantu oleh faktor eksternal.
10. Ovarium pada bunga terdapat bagian-bagian, meliputi plasenta (tembuni),
mikrofil, funikulus, lokul, embrio, dan ovul.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, C. dan Aminah, A. 2017. Perkembangan Bunga dan Buah Pirdot (Saurauia
bracteosa DC.) di Arboretum Aek Nauli. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman. Indonesia, 14 (2) : 103-113.

Andriani, V. 2016. Karakteristik Anatomi Delima (Punica granatum L.). Stigma


Journal of Science. Indonesia, 9 (2) : 6-7.

Azizah, N., Suedy, S. W. A. dan Prihastanti, E. 2016. Keanekaragaman


Tumbuhan Berdasarkan Ciri Morfologi Pollen dan Spora dari Sedimen
Telaga Warna, Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Jurnal
Akademika Biologi. Indonesia, 5 (1) : 1-7.

Deswiniyanti, N. W., Astarini, I. A. dan Puspawati, N. M. 2016. Studi Fenologi


Perbungaan Lilium longiflorum Thunb. Jurnal Metamorfosa. Indonesia,
Vol. 1 No. 1.

Dewi, S. P., Rahayu, A. dan Rochman, N. 2016. Morfologi Bunga dan Viabilitas
Serbuk Sari Berbagai Aksesi Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.).
Jurnal Agronida. Indonesia, 1 (1) : 37-45.

Gusmalawati, D. 2021. Karakteristik Morfologi Pollen dari Sepuluh Jenis


Tumbuhan dari Famili yang Berbeda. Jurnal Teknologi Terapan.
Indonesia, 4 (2) : 303-308.

Halimah, D. N. 2020. Buku Pendalaman Materi (BUPERI) Ilmu Pengetahuan


Alam: SMP/ MTs Kelas VIII. Magelang : Pustaka Rumah Cinta.

Hidayat, S. dan Napitupulu, R. M. 2016. Kitab Tumbuhan Obat.Yogyakarta:


Agriflo.

Liunokas, A. B. dan Bilik, A, H, S. 2021. Karakteristik Morfologi Tumbuhan.


Yogyakarta : Deepublish.

Universitas Sriwijaya
Meriko, L., Dahlan, S. dan Mansyurdi. 2016. Perkembangan Androecium
Nepethes gracilis Korth. Jurnal BioCONCETTA. Indonesia, 2 (1) : 60-68.

Noflindawati, Anwar, A., Yusniwati et al. 2019. Karakter Morfologi dan Sitologi
Bunga Pepaya Merah Delima. Jurnal Biologi Universitas Andalas.
Indonesia, 7 (1) : 21-26.

Nursia, W. O., Munir, A. dan Sudrajat, H. W. 2016. Studi Morfologi Serbuk Sari
Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis). Jurnal Alumni Pendidikan
Biologi. Indonesia, 1 (2) : 43-45.

Pramanik, D., Istiqomah, N. dan Chaidir, L. 2016. Studi Tingkat Ploidi Pada Lili
(Lilium sp.) Hasil Kultur Antera Melalui Penghitungan Jumlah Kloroplas
dan Kromosom. Jurnal Agro. Indonesia, 3 (2) : 34-42.

Pramesti, D. I. 2021. Identifikasi Fenomena Self-Incompatibility pada Hibiscus


rosa-sinensis L. Journal Biosilampari. Indonesia, 3 (2) : 41-49.

Rahma, N. 2021. The Benefits of Leaves and Flower of Hibicus Flowers as


Traditional Medicine in Seberang Padang District. Journal of Science
Education and Teaching. Indonesia, 4 (1) : 28-36.

Rahmayani, Palennari, M. dan Rachmawaty. 2020. Flora Angiospora. Bandung:


Ellunar.

Riastuti, R. D. dan Febrianti, Y. 2021. Morfologi Tumbuhan Berbasis


Lingkungan. Malang : Ahli Media Press.

Sarjani, T. M., Mawardi, Pandia, E. S et al. 2017. Identifikasi Morfologi dan


Anatomi Tipe Stomata Famili Piperaceae di Kota Langsa. Jurnal IPA dan
Pembelajaran IPA. Indonesia, 1 (2) : 182-191.
Shiddieq, D., Sudira, P. dan Tohari. 2018. Aspek dasar Agronomi Berkelanjutan.
Yogyakarta : UGM Press.
Silalahi, M. 2019. Hibiscus rosasinensis L. dan Bioaktivitasnya. Jurnal
EduMatSains. 3 (2) : 133-146.
Sari, N. K. Y. 2017. Struktur Morfologi Bunga dan Anatomi Serbuk Sari Buah
Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis). Jurnal Media Sains.
Indonesia, 1 (2) : 71-76.

Umami, E. K., Sa’adah, N. N., Ramadhani, M. T et al. 2021. Studi Eksplorasi


Morfologi Serbuk Sari Berbagai Famili Tumbuhan. Lombok Journal of
Science. Indonesia, 3 (2) : 16-21.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Morfologi dan Anatomi Hibiscus rosa-sinensis

Gambar 1. Morfologi Utuh Gambar 2. Sayat Membujur

Gambar 3. Ovarium Sayat Gambar 4. Alat Kelamin Jantan


Membujur Sayat Membujur

Universitas Sriwijaya
Gambar 5. Pollen
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021).
Anatomi Lilium sp.

Gambar 1. Anther Muda

Gambar 2. Anther Masak

Universitas Sriwijaya
Gambar 3. Stigma dan Stilus

Gambar 4. Ovarium

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021).

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai