BUNGA MAJEMUK
Dosen Pengampuh:
Dra. Yuslim Fauziah, MS
Dr. Wan Syafi’i, M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya tanpa ada halangan
dan sesuai dengan yang diharapkan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Wan Syafi’i, M.Si dan Dra.
Yuslim Fauziah, MS sebagai dosen pengampu mata kuliah Struktur Perkembangan
Tumbuhan yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman sehingga makalah ini
dapat tersusun sebagaimana semestinya. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu, penelitian mengenai bunga majemuk juga memiliki implikasi ekologis yang
signifikan. Pemahaman yang mendalam tentang interaksi antara tumbuhan dan hewan
penyerbuk dapat membantu dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati dan
pemeliharaan ekosistem.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan ciri-ciri bunga majemuk?
2. Apa saja bagian-bagian bunga majemuk?
3. Apa saja penggolongan bunga majemuk?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian serta ciri-ciri bunga majemuk
2. Memahami apa saja bagian-bagian bunga majemuk
3. Memahami apa saja penggolongan bunga majemuk
BAB II
PEMBAHASAN
Bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai
bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit. Rangkaian bunga
semacam ini sangat bervariasi, baik pada pola-pola dan kerapatan tangkai bunganya,
kelengkapan bagian-bagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai (filotaksi,
phyllotaxy) dan lain-lain.
Akar memiliki fungsi yang penting untuk membantu pertumbuhan kehidupan tumbuhan
seperti :
Menyerap Air dan Nutrisi Dalam Tanah, akar dapat menyerap nutrisi baik organik
maupun anorganik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanaman pada umumnya
membutuhkan air sekitar 80%. Akar sendiri bisa dibilang sebagai salah satu organ pada
tumbuhan yang dapat menyerap dan menyimpan air yang akan digunakan untuk
pertumbuhan pada suatu tanaman atau pohon.
Perantara dan Penopang Tanaman, dengan adanya akar maka tanaman dapat berdiri
tegak diatas permukaan tanah. Akar akan tumbuh memanjang sehingga bisa menopang
tanaman saat ukuran tanaman menjadi semakin besar sehingga akan semakin kuat.
Sehingga tumbuhan tidak akan mudah rusak atau bahkan tumbang ketika ada angin yang
cukup kencang sekalipun.
Mengangkut zat hara, akar dapat menyimpannya dalam bentuk cadangan makanan
sebelum akhirnya disalurkan ke bagian tanaman lain.
Proses fotosintesis, akar memiliki klorofil untuk membantu proses fotosintesis pada
tumbuhan, meskipun jumlahnya tidak sebanyak klorofil yang ada pada daun.
Alat respirasi, struktur sel dan jaringan pada akar memungkinkan untuk terjadinya difusi
udara.Tumbuhan bakau juga menjadikan akar nya sebagai alat respirasi.
2. Daun Tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai
bungaPada tumbuhan dikotil (dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai
yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedangkan pada tumbuhan
monokotil (monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di
dalam bidang mediandi bagian atas tangkai bunga
3. Seludang Bunga (spatha) yaitu daun pelindung yang besar dan seringkali
menyelubungi seluruh bunga majemuk ketika belum mekar. Misalnya pada Bunga
Kelapa.
Bagian-bagian bunga: daun-daun mahkota atau daun tajuk (patalae), daun-daun tenda
bunga (tepalae), benang-benang sari (stamina), daun-daun buah (carpella), dibahas
dengan lebih luas pada artikel selanjutnya. Dari bagian-bagian tersebut benang sari dan
daun-daun buah tidak tampak lagi sifat daunnya.
Telah diketahui bahwa ibu tangkai pada bunga majemuk dapat mengadakan
percabangan dan dapat pula tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak
berdaun disebut Sumbu Bunga (scapus). Ibu tangkai bunga yang bercabang
memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain dari itu, jumlah
cabang, panjangnya dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang tadi,
berpengaruh pula terhadap urutan mekarnya setiap bunga pada suatu bunga majemuk.
Menurut sifat-sifat tersebut maka bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan.
2.4 Penggolongan Bunga Majemuk
2.4.1 Bunga Majemuk Tak Terbatas
Yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dangan cabang- cabang
yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan "acropetal" (semakin muda
semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar
berurutan dari bawah ke atas. Bunga majemuk tak berbatas, jika dilihat dari atas, tampak
bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu
tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga
majemuk ini disebut inflorescentia centripetala. Misalnya pada Bunga Kembang Merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz) dan Mangga (Mangifera indica L.)
Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung
terdapat pada ibu tangkainya.
a. Tandan (racemus atau botrys)jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu
tangkainya. Dan ibu tangkainya bercabang, dan cabang-cabangnya masing- masing
mendukung satu bunga pada ujungnya. Misalnya pada Bunga Kembang Merak
(Caesalpinia pulcherima Swartz).
b. Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai. Misalnya pada Bunga
Jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl).
c. Untai atau Bunga Lada (amentum)seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung
bunga-bunga yang berkelamin tunggaldan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang
mendukung bunga jantanyang betina menjadi buah)Misalnya pada Sirih (Piper betle
L.)
d. Tongkol (spadix)seperti bulir tetapi ibu tangkai besartebal dan sering kali berdaging,
tetapi hanya bunga yang betina. Misalnya pada iles- iles (Amorphophallus variabilis
Bl), dan pada Bunga Jagung (Zea mays L)tetapi hanya bunga yang betina.
Pada suatu bunga tongkol seringkali terdapat seludang bunga yang indah dan
warnanya menarik, yang selain berguna untuk menarik serangga juga merupakan
perangkap bagi serangga yang mengunjungi bunga ini. Pada suatu tongkol, bunga
betinanya terdapat di bagian atas, sedangkan bunga jantan di bawah, dan di antara
kedua jenis bunga tersebut seringkali terdapat bunga-bunga yang mandul, seperti
pada Iles-iles dan tumbuhan yang tergolong suku Araceae.
e. Bunga Payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak berbatas yang dari ujung
ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya. Masing-masing
cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnyadan karena pangkal daun
sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang
tersebut seperti terdapat daun-daun pembalut. Bunga payung terdapat pada tumbuhan
suku Umbelliferae, misalnya: Bunga Daun Kaki Kuda (Centella asiatica Urb). Pada
suatu bunga payung cabang-cabang ibu tangkai masing- masing dapat mengulangi
cara percabangan ibu tangkainyasehingga terjadi bunga payung yang bertingkat,
yang kemudian disebut bunga payung majemukseperti terdapat pada Bunga Wortel
(Daucus carota L)
f. Bunga Cawan (corymbus atau anthodium)yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu
tangkainya melebar dan merata sehingga berbentuk seperti cawan (ada kalanya tidak
begitu lebar dan rata, sehingga bentuk cawan tidak begitu nyata) dan pada bagian
itulah tersusun bunga-bunganyaPada pangkal bunga majemuk ini biasanya terdapat
daun pembalut (involucrum). Bunga cawan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
bunga pita dan bunga tabung. Bunga cawan yang mempunyai bunga pita dan bunga
tabung dapat diamati pada Bunga Matahari (Helianthus annuus L.).
b. Malai Rata (corymbus ramosus)jika ibu tangkai serta seluruh cabang- cabangnya
bercabangtetapi cabang-cabang tadi bersifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan
semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak
melengkung. Misalnya pada Bunga Soka (Ixora grandiflora Zollet Mor)
d. Bunga Tongkol Majemuk yaitu bunga tongkol ibu tangkainya bercabang- cabang
masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti bongkol pula.
Bunga tongkol majemuk sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang
besar, tebal dan kuat. Umumnya terdapat pada palma (palmae) misalnya pada Bunga
Kelapa (Cocos nucifera L)
b. Bunga Tangga atau Bunga Becabang Seling (cincinnus)yaitu suatu bunga majemuk yang
ibu tangkainya becabang tetapi setiap kali bercabang hanya berbentuk satu cabang
sajayang arahnya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan. Bunga yang demikian ini antara lain
terdapat pada Bunga Buntut Tikus (Helitropium indicus L.)
c. Bunga Sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabangtetapi setiap kali bercabang juga
hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri atau ke kanan dan cabang
yang satu berturut-turut membentuk sudut 90° sehingga jika kita mengikuti arah
percabangan kita akan mengadakan gerakan seperti sekerup atau spiral, misalnya pada
Bunga Kenari (Canarium commune L)
d. Bunga Sabit (drepanium)seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada
satu bidang hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit, terdapat pada
tumbuhan suku Juncaceae.
e. Bunga Kipas (rhipidium), seperti bunga becabang seling, semua percabangan terletak
pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga
majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginyaterdapat antara lain pada
tumbuhan suku Iridacea.
a. Pada Bunga Johar (Cassia siamea)ibu tangkainya mengadakan percabangan seperti pada
suatu malai tetapi cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata
b. Pada Bunga Soka (Ixora paludosa Kurz) seluruhnya merupakan suatu malai rata tetapi
bagian-bagiannya berupa anak payung menggarpu.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bunga majemuk adalah struktur reproduksi yang kompleks pada tumbuhan berbunga, terdiri dari
sejumlah bunga tunggal yang tergabung dalam satu infloresensi. Studi mengenai bunga majemuk
memberikan wawasan mendalam tentang adaptasi tumbuhan berbunga dalam memaksimalkan
efisiensi reproduksi. Melalui pola penyerbukan yang efisien, bunga majemuk memungkinkan
tumbuhan untuk menarik berbagai jenis penyerbuk, meningkatkan peluang pembuahan. Dengan
demikian, bunga majemuk memiliki peran penting dalam siklus hidup tumbuhan berbunga dan
mempengaruhi keberhasilan reproduksi serta distribusi genetik. Pengelompokan bunga majemuk
berdasarkan struktur dan susunannya, seperti umbel, malai, atau spike, memberikan keragaman
bentuk dan mekanisme penyerbukan. Selain itu, berbagai bagian bunga tunggal, seperti kelopak,
mahkota, benang sari, dan putik, tetap ada dalam struktur bunga majemuk, menunjukkan kesatuan
antara bunga individu dalam infloresensi. Pentingnya pemahaman tentang bunga majemuk tidak
terbatas pada ranah biologi tumbuhan saja. Hal ini juga memiliki implikasi praktis dalam bidang
pertanian dan konservasi alam. Pemuliaan tanaman dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk
mengembangkan varietas yang unggul dalam sifat-sifat tertentu. Di sisi lain, pemahaman tentang
interaksi antara tumbuhan dan penyerbuk juga memberikan kontribusi dalam upaya memelihara
keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Dengan demikian, studi tentang bunga
majemuk membuka jendela luas untuk memahami kompleksitas dan keragaman kehidupan
tumbuhan berbunga, serta mengintegrasikan pengetahuan ini ke dalam berbagai aspek praktis dan
teoritis dalam ilmu biologi.
DAFTAR PUSTAKA
www.ebiologi.net/2016/01/struktur-anatomi-akar-bagian.html
Agustina, Tri Wahyu. 2010. Anatomi Tumbuhan. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD: Bandung
Alfiansyah. 2011. Struktur, Jaringan, Jenis, dan Fungsi Akar pada Tumbuhan. http://www.sentra-
edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi-akar.html. Diakses tanggal 29 April
2013
Anonim. 2010. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.
http://leeyaleeyut.wordpress.com/2010/10/01/struktur-dan-fungsi-jaringan-tumbuhan/.
Diakses tanggal 29 April 2013
Anonim. 2011. Struktur Primer dan Sekunder Akar. http//jadibrilian.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 29 April 2013
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB: Bandung
Khoirun, Nadhiea. 2012. Struktur Anatomi Akar.
http://nadhieakhoirun.wordpress.com/2012/05/05/209/. Diakses tanggal 29 April2013
Setiawan, Andre. 2012. Anatomi Akar. http://andre4088.blogspot.com/2012/05/anatomi-
akar.html. Diakses tanggal 29 April 2013
Team Dosen. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung: UIN Sunan
Gunung Djati Bandung
Tjitrosoepomo, G., 1987. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press..
Kimball, JW., 1983. Biologi. IPB, Jakarta : Erlangga. Much. Marjanin, Hadmadi. 1980.
Botani I. Jakarta : CV. Yasaguna. Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta :
Erlangga. Van Steenis, C.G.G.J., 1975. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta :
Paramita. Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.