Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN

SEL DAN JARINGAN PADA DAUN DAN BUNGA


SEMESTER 114

Oleh:
Kelompok 8
1. Winda Rahayu Lestari (1304620016)
2. Baskara Ramadhan (1304620039)
3. Khalisdhia Falah Baldimaron (1304620056)
4. Tabitha Qotrunnada Sulistiyanto (1304620076)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sel dan Jaringan pada Daun dan Bunga”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan di program studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam pada Universitas Negeri Jakarta. Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Ratna Dewi Wulaningsih, M.Si
selaku dosen mata kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif
dari pembaca.

Demikian apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk penulis sendiri khususnya.

Jakarta, 05 April 2021

Penulis
ABSTRAK
Dalam pembuatan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan pengertian daun dan bunga serta bagian atau aspek apa saja yang berperan
langsung sebagai penyusun dalam jaringan daun dan bunga itu sendiri. Hasilnya
ternyata daun dan bunga merupakan jaringan yang sama-sama penting dalam tumbuhan
karena keduanya berperan sebagai bagian penunjang perkembangan tumbuhan, bisa
dilihat dari bagian-bagian didalamnya yang saling berhubungan, serta masing-masing
bagian nya memiliki fungsi tersendiri sesuai dengan perannya masing-masing agar
tumbuhan terus berkembang secara berlangsung.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2


ABSTRAK ..................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 6
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 7
2.1 Daun...................................................................................................................... 7
2.2 Jaringan Pada Daun .............................................................................................. 7
Gambar 1. Jaringan epidermis daun............................................................................... 8
Gambar 2. Jaringan mesofil daun .................................................................................. 9
Gambar 3. Struktur internal pada daun ........................................................................ 10
Gambar 4. Struktur pada daun ..................................................................................... 12
Gambar 5. Preparat daun.............................................................................................. 13
Gambar 6. Penampang melintang dan membujur jaringan kolenkim .......................... 14
2.3 Bunga .................................................................................................................. 14
2.4 Jaringan Pada Bunga .......................................................................................... 15
Gambar 7. Penampang melintang anthera (kepala sari) .............................................. 16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut teori evolusi, 420 juta tahun lalu muncul tumbuhan darat. Sejak itu
tumbuhan darat berevolusi dengan cepat serta mengembangkan struktur yang
lebih rumit di bandingkan dengan alga, yakni membentuk jenis sel, jaringan dan
organ. Sel adalah satuan unit terkecil makhluk hidup yang merupakan dasar
penyusun bagian-bagian tubuh, secara umum jaringan berarti gabungan atau
koordinasi antar beberapa sel yang mempunyai fungsi yang sama. Terkhusus
untuk jaringan tumbuhan, terdapat jaringan meristem yang di dalamnya
terdapat meristem primer dan meristem sekunder. Jaringan kedua yaitu jaringan
dewasa yang terdapat di dalamnya jaringan epidermis, jaringan parenkim,
jaringan penguat, jaringan pengangkut dan jaringan gabus.
Tumbuhan terdiri atas banyak lapisan sel dan di bedakan atas berbagai fungsi
kegiatan hidup. Sel-sel yang memiliki bentuk , susunan dan fungsi yang sama di
sebut jaringan. Jaringan di miliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian
tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Salah satu struktur tumbuhan yang
paling mencolok adalah daun. Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan
yang mempunyai fungsi dan peran penting untuk melangsungkan kelangsungan
hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Ciri khas dari daun, pada umumnya
berwarna hijau bentuk dari daun bagian besar adalah melebar, memiliki zat
klorofil yang berguna untuk membantu proses fotosintesis. Daun juga
mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses
pertumbuhan pada tumbuhan.
Bunga atau kembang adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga.
Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik. Bunga dapat
muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu rangkaian. Fungsi
bunga adalah untuk menarik penyerbuk pada tumbuhan untuk membantu
pembuahan sehingga tumbuhan menciptakan bibit. Warna-warna cerah, aroma
yang kuat dan nektar manis semua bekerja sama untuk menarik burung, lebah dan
serangga lainnya untuk memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga yang
lain. Setelah penyerbukan terjadi, bunga berkembang menjadi benih.
Seiring perkembangan zaman, banyak teknologi yang dapat membantu dalam
struktur serta perkembangan daripada organisme seperti daun dan bunga.
Ratusan bahkan ribuan jenis spesies dapat diketahui dengan mudah. Beberapa
bisa dilihat perbedaannya melalui kasat mata, namun banyak jenis spesies yang
memiliki struktur tubuh yang hampir sama. Dengan mempelajari serta
memperdalam pengetahuan tentang struktur tumbuhan khususnya daun dan
bunga, maka kita sebagai manusia dapat memahami betapa pentingnya
organisme tersebut bagi kehidupan. Namun masih banyak masyarakat yang tidak
mengetahui struktur jaringan dari daun dan bunga secara detail dan spesifik, maka
dari itu makalah ini dibuat untuk dibaca agar menjadi rujukan serta referensi yang
akurat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari daun dan bunga?

2. Jaringan apa saja yang terdapat dalam daun?

3. Jaringan apa saja yang terdapat dalam bunga?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dari daun dan bunga.

2. Mengetahui jaringan apa saja yang terdapat dalam daun.

3. Mengetahui jaringan apa saja yang terdapat dalam bunga.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Daun

Daun atau folium merupakan suatu bagian tumbuhan yang sangat penting dan
pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh
tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan
buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara
batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).

Setiap tumbuhan memiliki bentuk, ukuran, dan warna daun yang khas untuk
mencirikan tumbuhan tersebut. Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat
warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna
hijau. Klorofil adalah zat hijau daun yang pasti dimiliki
tiap tumbuhan hijau. Klorofil merupakan salah satu bahan utama untuk proses
fotosintesis.

Daun memiliki fungsi, yaitu pengambilan zat-zat makanan (resorbsi) terutama


yang berupa zat gas (CO2), pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), penguapan
air (transpirasi), dan pernapasan (respirasi). Untuk melakukan fungsinya agar
berjalan dengan baik, daun dilengkapi oleh beberapa jaringan.

2.2 Jaringan Pada Daun

Untuk membentuk tubuh dan organ-organ penyusun tumbuhan, sel-sel


tumbuhan membentuk jaringan yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.
Ada beberapa jaringan yang terdapat pada daun tumbuhan yang memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Dengan adanya jaringan-jaringan ini daun dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Jaringan-jaringan pada daun adalah sebagai berikut.

1. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling
luar. Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa
tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan
sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunannya membelah lagi
sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar
anggrek). Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai
jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.

Gambar 1. Jaringan epidermis daun

Jaringan epidermis memiliki ciri-ciri, yaitu:

a. Tersusun dari sel-sel hidup.


b. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
c. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat
tidak ada ruang antar sel.
d. Tidak memiliki klorofil.
e. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan
udara mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis
bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap
tipis.

Secara umum jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung, secara


khususnya jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap
hilangnya air karena adanya penguapan, sebagai pelindung terhadap
kerusakan mekanik, sebagai pelindung terhadap perubahan temperature, dan
sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan.

Epidermis pada daun berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami
penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis
terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada
yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya
terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada
pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman
Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat
tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut)
dan sel kipas.

2. Jaringan Mesofil

Jaringan Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara


epidermis atas dan epidermis bawah dan diantara berkas pengangkut.
Mesofil dapat tersusun atas parenkim yang relative homogen atau
berdifferensiasi menjadi parenkim palisade dan parenkim spons.

Gambar 2. Jaringan mesofil daun


Berikut ini adalah beberapa fungsi dari jaringan mesofil pada daun, yakni
sebagai berikut :

a. Sebagai jaringan yang berfungsi sebagai tempat jaringan palisade


( jaringan tiang ) pada daun
b. Sebagai jaringan yang berfungsi sebagai tempat jaringan spons
( jaringan bunga karang ) pada daun
c. Sebagai jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis
sebagai langlah untuk mendapatkan makanan pada daun.
d. Sebagai jaringan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
dari fotosintesis serta gas atau mineral pada daun.

3. Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim (jaringan dasar) adalah jaringan yang terdiri dari sel-
sel hidup, dengan struktur morfologi dan fisiologis yang bervariasi dan masih
melakukan semua kegiatan proses fisiologis. Jaringan ini merupakan
jaringan heterogen, seperti yang terdiri hubungan antara sel-sel parenkim
yang memanjangkan jaringan parenkim. Jaringan parenkim memiliki sebagai
berikut:

a. Selnya hidup dan berdinding tipis serta berukuran besar


b. Memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat
c. Berbentuk segi enam
d. Memiliki banyak vakuola
e. Mampu bersifat meristematic

Gambar 3. Struktur internal pada daun


Berdasarkan bentuknya jaringan parenkim terdapat beberapa jenis. Pada
daun, jaringan parenkim ada dua jenis yaitu jaringan parenkim palisade dan
jaringan parenkim spons.
1) Jaringan Parenkim Palisade

Jaringan pagar atau jaringan palisade, jaringan penyusun daun ini


berbentuk memanjang, tersusun rapi dan juga rapat serta terletak di bawah
epidermis bagian atas daun. Fotosintesis lebih banyak terjadi di jaringan
ini karena jaringan ini mempunyai kloroplas yang lebih banyak.
Pengertian lain dari jaringan palisade sendiri adalah suatu jaringan yang
tersusun atas beberapa sel yang memanjang tegak lurus terhadap
permukaan helai daun, pada selnya saling terpisah namun agak rapat
sehinngga udara dalam ruang antar sel tetap mencapai sisi panjang dari
sel tersebut.

Jaringan palisade umumnya berbentuk balok atau persegi panjang,


tersusun tegak sehingga menyerupai tiang, posisinya memanjang tegak
lurus terhadap permukaan helai daun, tersusun sangat rapat, biasanya
tidak terdapat rongga antar sel, terletak di bawah epidermis atas pada daun,
jaringan ini engandung banyak klorofil, berfungsi sebagai tempat utama
terjadinya fotosintesis, pada daun biasanya terdapat 1-2 lapisan jaringan
tiang.

Jaringan palisade ini memiliki banyak fungsi diantaranya yaitu,


sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis, dikarenakan pada jaringan
tersebut terdapat sel yang dimana mengandung banyak kloroplas.
Kloroplas memiliki pigmen-pigmen fotosintesis seperti klorofil atau
pigmen hijau yang dapat menyerap radiasi matahari. Jaringan tiang atau
jaringan palisade pada daun juga sering disebut sebagai parenkim
asimilasi dan parenkim pagar. Jarigan ini menjadi bagian dari jaringan
mesofil yang disusun dari sel-sel parenkim yang memiliki fungsi sebagai
pengisi utama lapisan sel dalam daun. Jaringan parenkim juga berkaitan
dengan proses transpirasi. Pada proses transpirasi, air yang menguap dari
dinding sel-sel parenkim jaringan tiang keluar menuju ke ruang
interseluler. Jaringan ini juga berfungsi sebagai tempat proses
terbentuknya sel yang menyebabkan terjadinya proses fotosintesis, hal ini
merupakan jaringan yang terdapat dan mengandung banyak kloroplas
untuk dapat menyerap pancaran sinar matahari dan sebagai proses
mendapatkan energi dari radiasi matahari atau mendapatkan komponen
seperti dioksida (CO2). Selain itu jaringan parenkim juga berfungsi
sebagai tempat proses untuk membuat (sintesis) sel senyawa dari organik
yang berupa karbohidrat sehingga menjadi makanan utama bagi
tumbuhan.

2) Jaringan Parenkim Spons

Jaringan bunga karang disebut juga sebagai jaringan spons. Jaringan


penyusun daun ini berbentuk hexagonal seperti pada sel-sel parenkim,
tersusun sangat longgar dan juga lebih berongga daripada jaringan
palisade dan berfungsi sebagai tempat fotosintesis dan tempat penyimpan
cadangan makanan. Jaringan spons ini memiliki ciri-ciri yaitu
mengandung sedikit klorofil, berada di bawah jaringan palisade,
mempunyai ruang antar sel, dan memiliki rongga.

Jaringan ini memiliki beberapa fungsi di antaranya yaitu, menjadi


tempat penyimpan cadangan makanan, menjadi tempat fotosintesis,
menjadi penutupan luka, regenerasi, dan penyusun utama berbagai alat
tubuh atau organ tumbuhan, memiliki peran sebagai empulur yang
menjadi pengisi beberapa bagian atau seluruh korteks akar dan batang,
mesofil daun, serta pada bagian buah yang berdaging, berfungsi sebagai
sel parenkim yang letaknya berada di bawah lapisan jaringan parenkim
palisade, dan sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis.

Gambar 4. Struktur pada daun


4. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut atau berkas pengangkut ini biasanya terbagi menjadi
2 jenis yaitu, xylem dan floem. Xylem berfungsi untuk menyalurkan air dan
zat hara dari akar sampai ke daun, sedangkan floem untuk menyalurkan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Sel berkas pengangkut ini
berdinding tipis untuk memudahkan terjadinya transpor antar sel, mungkin
memiliki kloroplas seperti mesofil. Pada jaringan ini sering kali terdapat
kristal.
Kebanyakan daun Dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas ke
arah epidermis pada satu atau kedua sisi daun. Sel yang mencapai arah
epidermis ini berfungsi dalam pengangkutan pada daun. Bukan hanya pada
daun Dikotil saja yang memiliki berkas pengangkut akan tetapi berkas
pengangkut juga terdapat dalam daun Monokotil.

Gambar 5. Preparat daun

5. Jaringan Kolenkim
Jaringan ini merupakan penguat yang terletak di tulang daun dan antara
jaringan parenkim di lumen daun. Jaringan ini berfungsi untuk menguatkan
bentuk daun baik dari terpaan angin ataupun lainnya. Jaringan kolenkim
adalah jaringan hidup sebagai penyokong dalam organel muda. Bentuknya
prisma pendek atau bulat memanjang. Bersifat plastis dan tersusun atas sel-
sel hidup dengan protoplasma yang aktif serta sel kolenkim dapat
mengandung kloroplas. Pada daun, jaringan ini terletak di tulang daun dan
antara jaringan parenkim di lumen daun.
Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri yaitu sel-selnya hidup, berbentuk
memanjang dan sejajar dengan pusat organ yang ditempatinya, dinding
selnya tidak mengandung lignin, tapi mengandung pektin, selulosa dan
hemiselulosa, beberapa sel kolenkim memiliki kloroplas sehingga juga dapat
berfungsi menunjang fotosintesis, pada dinding sel kolenkim biasanya
mengalami penebalan setempat, bekerja pada organ tumbuhan yang masih
aktif, antar selnya rapat yang sehingga ruang kosong yang tersedia sangat
kecil, selnya mengandung protoplasma, dan memiliki vakuola yang
berukuran besar dan menonjol karena berisi sekretori.

Gambar 6. Penampang melintang dan membujur jaringan kolenkim

2.3 Bunga

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual pada
tumbuhan berbunga (division Magnoliophyta atau Angiospermae, “tumbuhan
berbiji tertutup”). Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan
putik. Bunga dapat muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu
rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga
majemuk atau inflorescence. Pada beberapa spesies, bunga majemuk dapat
dianggap awam sebagai bunga (tunggal), misalnya pada Anthurium dan bunga
matahari. Satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret. Secara
botani, bunga adalah bagian tanaman untuk menghasilkan biji. Penyerbukan dan
pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan
berkembang lebih lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah
adalah struktur yang membawa dan melindungi biji.

Fungsi biologi bunga adalah organ seksual, sebagai wadah menyatunya gamet
jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Bahwa
bunga adalah analog dengan organ seksual pada hewan baru disadari secara
ilmiah pada abad ke-17 di Eropa. Beberapa bunga memiliki warna yang cerah
berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang
lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga bertujuan memikat hewan
untuk membantu penyerbukan. Bunga juga dapat dianggap sebagai organ untuk
bertahan pada kondisi kurang menguntungkan bagi pertumbuhan. Sejumlah
tumbuhan akan segera membentuk bunga apabila mengalami kekurangan air atau
suhu rendah. Contoh yang paling dikenal adalah bunga kertas Bougainvillea.
Bunga mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji diharapkan
telah terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).
Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni
sehingga memiliki arti kultural. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu
tumbuhan sebagaitanaman hias. Seperti yang kita ketahui bahwa akar, batang,
daun merupakan bagian pokok tubuh tumbuhan. Bagian-bagian tersebut secara
langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan. Sebelum suatu tumbuhan
mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Alat tersebut dinamakan alat perkembangbiakan
(organum reproductivum), yang dibedakan menjadi dua golongan: yang bersifat
vegetatif dan generatif. Alat termasuk pada golongan alat perkembangbiakan
generatif adalah bunga. Bunga adalah penjelmaan dari suatu tunas (batang dan
daun-daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan
tumbuhan. Jumlah bunga dan tata letaknya pada suatu tumbuhan.

2.4 Jaringan Pada Bunga


Gambar 7. Penampang melintang anthera (kepala sari)

Bunga tersusun oleh beberapa jaringan, diantaranya adalah.

1. Jaringan Epidermis

Epidermis (eksotesium) Merupakan lapisan terluar, terdiri dari satu lapis


sel. Epidermis menjadi memipih dan membentuk tonjolan (papila) pada
kepala sari yang masak, dan berftingsi sebagai pelindung epidermis. Disebut
eksotesium apabila sel-selnya mengalami penebalan berserabut.

2. Jaringan Endotesium

Endotesium merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.


Pada kepala sari yang masak endotesium mengadakan penebalan ke arah
radial, tangensial sebelah dalam atau antiklinal. Penebalan sel tersebut
tidak teratur dan menunjukkan struktur berserabut. Adanya struktur
berserabut menyebabkan endotesium mempunyai fungsi untuk membantu
membukanya antera. Dengan adanya struktur yang berserabut pada
dindingnya maka endotesium sering disebut lamina fibrosa. Endotesium
biasanya hanya satu lapis sel, tetapi beberapa kepustakaan menyebutkan ada
yang terdiri atas beberapa lapis sel. Pada tumbuhan air biasanya tidak
dijumpai adanya penebalan berserabut pada endotesium. Pada tumbuhan
kleistogam (bunga tidak pemah membuka) serta beberapa jenis termasuk
Hydrochanitaceae, endotesium gagal mengadakan perkembangan, sehingga
mikrospora (butir serbuk sari) keluar melalui lubang di bagian apikal kepala
sari.
3. Jaringan Lapisan Tengah

Lapisan tengah merupakan lapisan yang terletak disebelah dalam


endotesium, terdiri dan 2-3 lapis sel atau lebih, tergantung jenis tumbuhannya.
Dengan berkembangnya antera sel-selnya menjadi tertekan dan memipih,
karena terdesak oleh endotesium, sehingga sering pula disebut lapisan
tertekan. Keadaan ini terjadi pada waktu sel induk spora (sporosit) mengalami
pembelahan meiosis. Pada tumbuhan tertentu tidak dijumpai adanya lapisan
tertekan.

4. Jaringan Tapetum

Tapetum merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang


mencapai maksimum pada saat terbentuknya serbuk sari tetrad. Lapisan
tapetum berfungsi memberikan seluruh isi selnya selama perkembangan
mikrospora. Tapetum umumnya merupakan derivat lapisan parietal primer.
Namun pada suatu spesies, misalnya pada Alectra thomsoni sel-sel tapetum
mempunyai 2 tipe berdasarkan atas sel penyusunnya, yaitu

a. Sel tapetum berukuran besar, merupakan derivat dan sel-sel konektivum;


b. Sel tapetum lebih kecil dibanding tipe pertama, merupakan derivat dan
lapisan parietal primer.

Menurut Bhojwarn dan Bhatnagar (1999) ada 2 tipe tapetum, yaitu:

a. Tapetum ameboid (plasmodia)

Pada tipe ini tapetum mengeluarkan seluruh masa protoplasnya ke


dalam lokulus (ruang sari) dan dinding selnya mengalami lisis. Kemudian
protoplas tapetum ini menggabungkan diri dengan protoplas yang ada di
dalam loculus se!anjutnya protoplas tersebut bergerak menyelubungi sel
induk spora. Tapetum tipe ini biasanya dijumpai pada tumbuhan
Monocotyledoneae dan Dycotyledoneae tingkat rendah.

b. Tapetum sekresi (glandular)

Tapetum menge!uarkan isi selnya secara berkala, sedikit demi sedikit.


Dinding selnya tidak mengalami lisis, dan sisa selnya masih dapat dilihat
selama perkembangan mikrospora. Tipe ini dijumpai pada tumbuhan
Angiospermae yang telah maju tingkatannya.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan
organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya. Jaringan daun
memiliki banyak persamaan dengan jaringan batang, bedanya pertumbuhan
apikal daun lebih cepat berhenti. Daun tersusun atas tiga tipe jaringan, yaitu
epidermis, mesofil, jaringan pembuluh dan jaringan tambahan daun. Pada
epidermis terdapat stomata dan trikoma. Mesofil terdiri atas jaringan parenkim
palisade dan spons yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.

Sedangkan bunga merupakan alat reproduksi seksual ataul sebagai wadah


menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk
menghasilkan biji pada tumbuhan. Ogan reproduksi yang terdapat dibunga yaitu
benang sari dan putik. Selain memiliki organ reproduksi bunga juga tersusun atas
beberapa jaringan yaitu jaringan epidermis, jaringan endotesium, jaringan lapisan
tengah dan jaringan tapetum. Dimana semua bagian-bagian itu sangat berperan
dalam proses berlangsungnya pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis mengakui bahwa mungkin masih banyak kesalahan


dalam penulisan atau materi yang kami sampaikan dalam makalah ini sehingga
makalah ini jauh dari kata sempurna. Kami sebagai penulis akan memperbaiki
makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3 Terjemahan:


Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Bhojwani SS, Bhatnagar SP, 1999. The embryology of angiosperms. 4th revised and
enlarged edition, pp. 308-321. Vikas Publishing House PVT. LTD.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Sutrian, Y. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan.


PT Rineka Cipta: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai