Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Kata Pengantar

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

C. Manfaat penulisan

BAB II Kajian Teoritis

A. Pengertian Tumbuhan

B. Morfologi Tumbuhan

C. Anatomi Tumbuhan

D. Reproduksi dan Perkembangan Tumbuhan

E. Fisiologi Tumbuhan

BAB III Penutup

BAB IV Kesimpulan

Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“SITOTAKSONOMI TUMBUHAN”.

Kami selaku penyusun makalah ini menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang membantu kami dalam kelancaran pembuatan makalah ini baik berupa dorongan moral

maupun materi. Semoga makalah ini dapat berguna baik untuk diri kami, teman – teman, dan

semua yang membaca makalah ini.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami selaku penyusun memohon

maaf atas kekurangan dalam makalah ini. Kami berharap pembaca dapat memberikan saran

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kiranya makalah ini dapat bermanfaat

dan dapat memenuhi tugas yang diberikan. Terima kasih.

Padang, September 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan adalah organisme yang paling unik dari semua jenis organisme karena

tumbuhan merupakan organisme yang dapat membuat makanan sendiri dibandingkan

dengan organisme lain seperti hewan dan manusia yang tidak dapat membuat makan

sendiri. Tumbuhan dapat memebuat makan sendiri melalui suatu proses yang disebut

fotosintesis. Tumbuhan terdiri dari berbagai spesies dengan sifat dan ciri morfologi

maupun anatomi yang berbeda-beda, serta memiliki sistim tata nama dan

pengklasifikasian tertentu. Tumbuhan untuk dpat hidup, bertumbuh dan berkembang

selalu membutuhkan berbagai faktor genetik dan lingkungan yang berinteraksi melalui

suatu proses fisologi yang rumit. Beberapa sub bagian yang menjadi dasar paling

penting dalam mempelajari biologi tumbuhan secara utuh. Sub-sub bagian tersubut

adalah taksonomi tumbuhan, morfologi tumbuhan, anatomi tumbuhan dan fisiologi

tumbuhan.

Aspek terpenting dari taksonomi tumbuhan adalah sejarah dan sistem penanaman

serta pengklarisifikasian tumbuhan. Sedangkan morfologi tumbuhan akan lebih fokus

pada sifat dan ciri umum dari tumbuhan untuk mengenal dan membedakan tiap jenis

tumbuhan. Anatomi tumbuhan akan lebih mengarah pada bagaimana memahami setiap

jenis sel dan jaringan dalam tumbuhan dengan fungsinya sedangkan untuk memahami

berbagai proses kimia maupun fisika yang berlangsung dalam tumbuhan, akan dibahas

dalam sub bagian fisiologi tumbuhan.


B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan pada tumbuhan serta mengetahui macam-macam pertumbuhan pada

tumbuhan dan sel-sel dan jaringa dalam pertumbuhan tumbuhan.

C. Manfaat Penulisan

1. Mengetahui bentuk, ciri dan sifat morfologi tumbuhan.

2. Mengetahui perbedaan bentuk dan sifat anatomi tumbuhan.

3. Mengetahui cara reproduksi dan perkembangan tumbuhan.

4. Mengetahui proses-proses fisologi dalam tubuh tumbuhan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tumbuhan

Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang memiliki kemampuan

untuk membuat makan sendiri, sedangkan organisme lain seperti manusia, hewan dan

mikroorganisme tidak membuat makan sendiri, sehingga bergantung pada keberadaan

tumbuhan. Hal ini menyebabkan para ahli menggolongkan tumbuhan sebagai

organisme produsen dan organisme lainnya sebagai konsumen.

Tumbuhan memerlukan tanah dan sinar matahari sebagai faktor lingkungan

yang paling utama dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Tanah penting bagi

tumbuhan karena mengandung berbagai unsur kimia sebagai nutrisi bagi tumbuhan.

Unsur-unsur kimia tersebut diserap oleh akar dan dengan bantuan air diangkut kedaun

untuk diproses. Sedangkan sinar matahari sebagai katalisator dalam proses

fotosintesis. Pada daun terdapat butir-butir hijau daun (klorifil) yang berfungsi

menangkap cahaya matahari sebagai energi untuk proses fotosintesis. Hasil proses

fotosintesis berupa karbohidrat, lemak, dan protein selanjutnya diangkut ke bagian-

bagian lain pada tumbuhan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan sel-sel

maupun jaringan tumbuhan.

Sel-sel dan jaringan yang mendapat suplai nutrisi dari hasil fotosintesis

tersebut, dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan sel baik dalam jumlah

maupun ukurannya. Peningkatan ukuran dan jumlah sel dapat terjadi secara secara
horisontal (Penambahan diamter batang) dan terjadi secara vertikal (penambahan

tinggi tumbuhan). Sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk dan susunan ataupun sifat

yang sama dapat dikelompokan sebagai satu jaringan. Jaringan-jaringan yang

memiliki bentuk dan sifat yang sama akan membentuk organ tumbuhan, dan

kumpulan dari semua organ membentuk tubuh tumbuhan.

Untuk mempelajari tumbuhan secara lengkap, diperlukan pengetahuan tentang

taxonomi, morofologi, anatomi dan fisiologi tumbuhan. Taxonomi tumbuhan

mempelajari tentang sejarah, klarifikasi, dan tata nama tumbuhan. Morfologi

tumbuhan mempelajari sifat-sifat ataupun ciri-ciri bagian luar tumbuhan yang dapat

dilihat dengan mata telanjang (akar, batang, daun, bunga, buah/biji dan lain-lain).

Sedangkan anatomi mempelajari sifat atau ciri bagian dalam tumbuhan yang tidak

dapat dilihat dengan mata telanjang (sel-sel, jaringan dan lain-lain). Fisologi

tumbuhan terfokus pada proses-proses kimia maupun fisik yang terjadi di dalam

tubuh tumbuhan (metabolisme, anabolisme, transpirasi, respirasi, dan lain-lain).

B. Morfologi Tumbuhan

Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mepelajari bentuk fisik dan

struktur tubuh dari tumbuhan. Morfologi berasal dari bahasa Latin ”morphus” yang

berati wujud atau bentuk, dan “logos” yang berati ilmu.

Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk tubuh dan susunan

tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-masing bagian

dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal

dan susunan tubuh yang terbentuk.

1) DAUN
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting,

biasanya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai

penangkap energi dari caha matahari untuk fotosintesis. Daun juga merupakan

orga tumbuhan uang berfungsi sebagai pusat pengolahan makanan, respirasi dan

transpirasi. Daun memiliki ciri khas dan bernilai penting dalam taksonomi

tumbuhan. Sehubung dengan fungsinya sebagai tempat asimilasi dan transpirasi

(penguapan).

a) Sifat Sifat Daun

 Berbentuk gepeng dan berpenampang yang lebar.

 Berwarna hijau.

 Terletak secara horisontal sehingga dapat menangkap sinar matahari yang

maksimal.

 Dapat lepas dan meninggalkan bekas.

Pada umumnya daun-daun dari tumbuhan berbunga mempunyai bagian-bagian

penting sebagai berikut :

 Pelepah daun (leaf base) atau vagina yang sering mengelilingi batang atau

dahan, kadang-kadang untuk tumbuhan tertentu tidak terdapat.

 Tangkai (petiole), biasanya berbentuk silinder.

 Helai daun (blade atau lamina, merupakan bagian yang terpenting pada daun.

 Penumpu daun (stipula), pada beberapa famili atau genus stipula merupakan

hasil dari tiap bagian pelapah daun yang letaknya sebelah menyebelah tangkai

daun.

 Organ-organ tambahan(organum accessorium) seperti duri, bulu, lapisan lilin

dan sebagainya.
Helai daun terdiri dari tulang daun yang dikelilingi oleh jaringan lembut. Pada

permukaan atas jaringan tersebut teratur seperti sel pada sarang lebah dan ini

merupakan bentuk dari jaringan fotosintesa, sedangkan permukaan bawah sering

terdapat spheroidal sebagai pertukaran gas. Pada beberapa kasus, tangkai daun tidak

ada dan helai daun langsung melekat pada ranting. Berdasarkan banyaknya helai daun

(komposisi) maka daun dapat dibedakan atas :

 Daun tunggal (simple leaf) yaitu hanya satu helai daun pada satu tangkai

 Daun majemuk (compound leaf) yaitu lebih dari satu helai daun pada satu

tangkai daun.

b) Bentuk-Bentuk Daun

Bentuk daun mempunyai arti dalam taksonomi atau morfologi sebab

merupakan bentuk khas dari satu jenis. Pada daun mejemuk, anak-anak daun

tersebut harus mendapat perhatian sendiri-sendiri. Sedangkan pada daun-daun yang

bersembul bentuk dasarnya sesuai atau cocok dengan bentuk yang dapat dibuat

dengan jalan menarik garis melalui ujung-ujung sembulnya. Bangun daun biasanya

disamakan dengan dengan bangun benda-benda lain yang mempunyai bangun yang

serupa misalnya perisai, jantung, telur, ujung tombang dan sebagainya. Selanjutnya

perlu diperhatikan bahwa dalam membentuk bangun umum helai daun, orang tidak

memikirkan garis hubung antara tepi atau ujung daun.

Helai Daun ( Lamina)

 Ujung dan pangkal daun

 Tengah daun

 Tulang daun

 Pinggir daun
Bagian Ujung dan Pangkal Daun

Ujung daun terletak jauh dari tangkal disebut apex. Sedangkan pangkal atau

bagian yang terletak pada tangkai daun disebut base.

Ujung Helai Daun

Bentuk ujung helai ada bermacam-macam, yaitu :

 Runcing (acutus), pada umumnya daun yang berbangun langset, paku, pedang,

segi tiga. Contoh : daun Oliander ( Nerium oliander).

 Meruncing (acuminate), ujung daun lebih tajam sedangkan bagian tengahnya

mengembang. Contoh : Waru (Hibiscus tiliaucus), Sonokeling (Dalbergia

latifolia).

 Meruncing dengan ujung yang terpisah (mucronate), kulit berduri = ujungnya

amat meruncing dan keras seperti duri. Contoh : Nenas seberang (Agave).

 Tumpul (optusus), terbalik atau sudip, umumnya pada daun yang berbangun

bulat, perisai, bulat telur. Contoh : Petai cina (Aglaia odorata), sawo kecik

(Manilkara kauki).

 Rompak (truncatus), ujung daun seakan-akan rata. Banyak pada jambu-jambuan.

Contoh : Jambu mete (Anacardium occidentale).

 Terbelah (emarginate). Contoh : daun Bayam (Amaranthus spinosus).

Pangkal Daun

a. Pangkal daun yang tidak berlekat-lekat yaitu :

 Runcing (acutus), pada umunya terdapat pada helai daun yang runcing.

 Membulat (rounded), dari tepi daun ke pangkal ada sedikit bulatan.

 Tumpul (optusus), dasarnya rata.

 Berlekuk (emarginattus) atau juga terbelah (retusus), yaitu pada helai daun

berbentuk buah pinggang, panah dan sebagainya.


b. Pangkal daun yang melekat yaitu pangkal daun atau helai daun yang berlekatan.

Dibedakan atas :

 Berlekat (conatus), yaitu pangkal dari daun atau helai daun yang kedudukannya

di tempat yang sama tinggi pada batang berlekatan satu sama lainnya.

 Tumbuh melekat (perfoliatus) yaitu telinga kanan dan kiri dari pangkal daun

berlekatan menjadi satu sehingga melingkari batang.

Bagian Tengah Daun

 Acicula : bangun garis atau serupa bangun garis. Helai daun amat panjang

dibandingkan dengan lebarnya. Contoh : daun rumput (Graminea).

 Linearis : bangun pita atau serupa dengan acicular tetapi badannya agak

melebar. Contoh : jagung (Zea mays)

 Oblong : Bulat memanjang, dengan panjang helai daun kira-kira 2,5 x

lebarnya. Contoh : Sirsak (Anona muricata), srikaya (Anona squamosa)

 Lanceolate : mata lembing, yakni panjang 3–5 x lebarnya. Contoh : bambu

(bambusaceae)

 Oblanceolate : kebalikan dari lanceolate. Contohnya : Mangga (Mangifera

indica)

 Ovate : bulat telur. Contoh : Kembang sepatu (Hibiscus rosacinensis), Cabe

rawit (Capscium frutiscens).

 Obovate : bolat telur terbalik. Contoh : Sawo kecik (Manilkara kauki).

 Bentuk-bentuk daun yang lainnya :

 Oval. Contoh : Nangka (Arthocarpus heterophyla)

 Reniform. Contoh : daun Kaki kuda (Centella asiatica)

 Cordate. Contoh : Waru (Hibiscus tiliacens)


 Deltaloid. Contoh : Semanggi (Marrcilea crenata)

 Rhomboid. Contoh : Bangkuang (Pachymhinus coasuss)

Bagian Tulang Daun

Tipe umum pertulangan daun secara garis besar terbagi 2, yaitu paralel/sejajar

atau tertutup yang hanya dijumpai pada monokotil dan tipe menjala atau terbuka yang

khas pada dikotil. Fungsi tulang :

1. Yang Sebagai jalan pengangkutan makanan yang dibentuk di dalam daging

daun ke bagian lain pada tumbuhan.

2. Merupakan rangka pada daun sehingga helai daun menjadi kuat dan kaku.

Tulang daun dapat dibedakan sebagai berikut :

 Ibu tulang daun (costa/middle rib), letaknya membujur dari tangkai ke ujung

daun yang berbentuk perisai, letak tulang daunnya nyata pada pangkal

sedangkan pada ujung kelihatannya hilang. Contoh : daun Teratai (Nelumbium

nelumbo).

 Nervous lateral yaitu cabang ibu tulang daun.

 Vein/vena.

Keteraturan penyusunan tulang daun disebut sebagai sistem pertulangan daun

(veination/nervation). Tipe pertulangan daun yang sering dijumpai adalah :

1. Sejajar, terdapat pada kebanyakan monokotil/Graminea.

2. Pertulangan daun menjari (Palminervis), yakni bila pangkaul daun terdapat 3

atau lebih tulang daun sekunder terentang menjari. Contohnya pada daun

Pepaya (Carica papaya), Jarak (Ricinus communis), Waru (Hibiscus sp).


3. Pertulangan daun menyirip (Penninervis), yakni tulang daun pokok/ibu tulang

daunnya bercabang keluar kekiri dan kekanan menuju ketepi daun. Contoh

mangga (Mangifera incidica), Manggis (Carcinia manggostana).

4. Pertulangan daun memebujur (Curvinervis),yaitu bertulang daun melengkung

dimana tulang daun sekunder yang merentang melengkung hampir sejajar

dengan teoi daun.Contoh : kayu manis(Cinnamomum zeylanicum)

5. Pertulangan daun tangga (scalarifom),dimana vena/vein atau tulang daun

tersiernya tegak lurus pada tulang daunn sekunder. Contoh : Meranti (Shorea

selanica),kayu kapur (dryobalanops sp).

6. Pertulangan daun bercabang dua arah (dichotoni)

Bagian Pinggir Daun

Pinggir daun (leaf margins) merupakan tipe khas pada beberapa jenis

tumbuhan yang berbeda di daerah tropis. Bagian pinggir daunn secara umumm dapat

dibagi dalam dua kategori yaitu :

1. Rata (entire). Contoh : Nangka (arthocarpus integra).

2. Bertereh (divisius),yang dibagi atas :

a) Merdeka/bebas, yaitu berlekuk yang tidak seberapa dalam sehingga seakan

tidak merubah bentuk umum daripada helai daun dan selalu tidak

berhubungan dengan pertulangan daun.

Daun bertereh merdeka dapat dibedakan atas :

 Bergerigi (serrate), dengan gigi yang tajam mengarah ke ujung daun.

Contoh : Legetan (Salvia occidentalis).

 Bergerigi ganda (double serrate), dimana serrate berganda kasar,

tepi-tepi bergerigi lagi. Contoh : Kumis kucing (Gynandropus sp).


 Bergigi (dentate), dengan permukaan/gigi yang tajam dan mengarah

keluar. Contoh : Beluntas (Penchea indica).

 Beringgit (erenate), dengan gigi yang tumpul atau bundar. Contoh :

Cocor bebek (Kalanchea pinnata).

b) Bergantung, yaitu berlekuk agak dalam sehingga dapat merubah bentuk

dari helai daun dan ini berada diantara tulang daun.

Daun bertereh bergantung, didasarkan pada dalamnya tereh maka

pinggir daun dapat dibedakan atas :

 Berlekuk (lebed), bersembul, dalamnya tereh tidak sampai pertengan

tulang cabang. Contoh : Wuluk (Cucurbita nusabata).

 Bercanggap (cleaft), dalamnya tereh sampai pada pertengahan tulang

daun tengah.

 Berbagi (parted), dalamnya tereh lebih dalam dari pertengahan tulang

daun cabang. Contoh : Pepaya (Carica papaya).

Permukaan Helai Daun

Permukaan helai daun memepunyai bentuk dan sifat-sifat tertentu dengan

bagian atas berbeda dengan bagian bawah. Bagian atas daun kelihatannya lebih

mengkilap, lebih hijau dan lebih licin dari pada permukaan bawah.

Sifat-sifat permukaan daun sebagai berikut :

 Licin (Leavis)

 Mengiklap (nitidus). Contoh : Daun jeruk (Citrus sp), beringin (Ficus

benjamina).

 Suram (opacus). Contoh : Ketimun (Cucumis sativus).

 Lapisan lilin (pruinosus). Contoh Pisang (Musa paradisiaca).


 Gundul (glabrous), tanpa rambut. Contoh : Jambu air (Eugenia aqua).

 Berbulu (pubescent), berbulu pendek. Contoh : Daun tembakau (Nicotiana

tabacum)

 Villous, berambut panjang, putih keperak-perakan.

 Tomentose, berambut seperti wol. Contoh : pada family Solanaceace.

 Scabrous, berambut pendek, kasar. Contoh : pada jati (Tectona grandis).

 Rugose, bekeriput, karena ada tulang daun yang tenggelam.

 Steldate, berbulu. Contoh : fam. Solanaceae.

 Bulattus. Berbisul. Contoh : daun kubis (Brassisca sp).

 Scufi, star/sisik. (Durio sp).

Helai daun menurut tebal tipisnya dapat dibagi atas :

 Tipis (membranous), halus, seperti : selada air (Nastartium oficinale).

 Tipis kuat bagai kertas. Contoh : daun pisang (Musa paradisiaca).

 Tipis kuat dan kaku. Contoh : nangka (Arthocarpus heterophyla).

 Rekal (carriaceous). Contoh : Lidah buaya (Aloe sp).

Daging Daun

Daging daun mengandung enzim-enzim untuk mengubah zat-zat nutrisi

menjadi bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Dalam daging daun sering

didapati kelenjar berupa bintik-bintik minyak yang khas denag aroma tidak tajam.

Contoh : Myrtaceaa. Bintik minyak besar aroma tajam. Contoh: Rutaceae. Sedangkan

pada Ebenaceae, kelenjarnya terdapat pada bagian pangkal daun. Contohnya

Dyospiros.

Pada beberapa jenis pohon, ada tangkai daun yang telah berubah fungsi dan bentuk

menjadi helai daun dengan daging yang keras. Contoh: Acasia auriculiformis, terjadi
proses Phyllocladus (perubahan tangkai menjadi helai daun). Sedangkan pada

Cactaceae (Kaktus) terjadiproses Chlodophyllus yaitu perubahan bentuk dari ranting

atau cabang menjadi helai daun dengan daging yang sangat tebal.

Daging daun mengandung plastida yaitu suatu larutan ellipsaidal yang

berisikan kloroplas, dimana didalamnya ada klorofil (pigmen plastid) dan

menyebabkan daun berwarna. Terdapat 5 jenis zat pigmen pada tumbuhan, yaitu:

 Klorofil A : hijau

 Klorofil B : hijau

 Xantophil : kuning

 Anthocyanin : biru, merah dan ungu

 Melanin : hitam

Duduk Daun/Tata Daun (Phyllotaxis)

Letak daun pada batang dapat tersusun dengan cara:

 Bersilang (opposite) yaitu bila berpasangan pada ketinggian yang sama pada

masing-masing sisi dari pada ranting.

 Melingkar (whorled/verticilate), jika lebih dari daun dijaumpai pada buku yang

sama.

 Berseling (alternate) yaitu bila hanya ada satu helai daun melekat pada setiap

buku.

Daun Majemuk (Compound folium)

Daun majemk sebenarnya dalah daun tunggal yang lekukannya dalam dalam

sehingga terpisah menjadi daun yang baru.

Anda mungkin juga menyukai