Anda di halaman 1dari 77

Mata Kuliah : BIOLOGI SEL

Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri
adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup

Teori-teori tentang sel


- Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil
pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula)
- Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang
berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi)
- Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi
dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”
- Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi
Protoplasma
- Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838
menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan
hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . konsep
yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk
hidup.
- Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang
pada protoplasma yaitu inti (nucleus)
- Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel merupakan kesatuan
fungsional makhluk hidup
- Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya
(omnis celulla ex celulla)

PERBEDAAN SEL PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK


Bagian terkecil dari makhluk hidup berupa sel. Sekelompok sel yang bentuk dan
fungsinya sama membentuk jaringan. Beberapa macam jaringan yang bekerja sama
membentuk suatu organ atau alat tubuh. Sedangkan beberapa macam organ akan
teranan Fungsi Bagian – Bagian Sel Prokariotik Dan Sel Eukariotik

Kita ketahui bahwa sel memiliki struktur yang dibagi menjadi dua yaitu struktur sel
prokariotik dan sel eukariotik. Setiap organisme tersusun dari salah satu sel
prokariotik dan sel eukariotik. Kedua sel ini memiliki perbedaan berdasarkan inti
selnya.
Adapun penejelasan struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik adalah sebagai
berikut :

1. Struktur Sel Prokariotik


Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Maka materi
genetik sel prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Kebanyakan sel prokariotik
adalah uniseluler, walaupun ada pula beberapa yang multiseluler. Sel prokariotik
uniseluler ini mampu membentuk koloni.
Semua sel prokariotik mempunyai membran sel plasma, neklueoid berupa
DNA dan RNA, serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak
memiliki membran inti, sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan
kontak langsung dengan protoplasma. Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem
endomembran (membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan kompleks Golgi.
Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi
mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan
kromator. Contoh sel prokariotik adalah bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri
(Cyanobacteria). Adapun bagian-bagian sel bakteri dan fungsinya adalah sebagai
berikut:

1). Dinding Sel yang tersusun dari atas peptidoglikan, lipid dan protein. Dinding sel
berfungsi sebagai pelindung dan memberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel
terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.
2). Membran Plasma yang tersusun atas molekul lipid dan protein dan berfungsi
sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekirnya, dengan jalan
mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dalam
3). Sitoplasma yang tersusun dari air, protein, lipid, mineral dan enzim yang
berfungsi untuk mencerna makanan secara ekstraselular untuk melakukan
metabolisme sel.
4). Mesosom yaitu membran plasma yang melekuk ke dalam membentuk bangunan.
Fungsinya sebagai pengahasil energi.
5). Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein
6). DNA (Asam Deoksiribonukleat), berfungsi sebagai pembawa informasi genteika,
yaitu sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya.
Mata Kuliah : Botani Farmasi

BAB I : PENDAHULUAN
1. Morfologi tumbuhan terbagi menjadi : morfologi luar dan morfologi dalam
(anatomi tumbuhan)
2. Pergolongan tumbuhan berdasarkan bentuk dan susunan tubuhnya:
 Pteridophyta ( Tumbuhan paku)
 Spermatophyta ( Tumbuhan berbiji)
 Schizophyta ( Tumbuhan Belah)
 Thallophyta (Tumbuhan talus)
 Brophyta (Tumbuhan lumut)
3. Jadi fungsi morfologi tumbuhan itu adalah untuk dapat menguraikan bentuk
serta susunan tubuh tumbuhan dan dapat menentukan fungsi masing-masing
bagian.

BAB 2 : KORMUS DAN BAGIAN-BAGIANNYA


1. Kormus adalah tubuh tumbuhan yang hanya dimiliki oleh pteridophyta
(Tumbuhan paku) dan Spermatophyta ( Tumbuhan biji)
2. Golongannya disebut Cormophyta (Tumbuhan kormus)
3. Tiga bagian pokok kormus:
 Akar (Radix)
 Batang (Caulis)
 Daun (Folium)
4. Metamorfosis atau kombinasi dari bagian-bagian pokok tumbuhan yaitu:
1. Kuncup (gemma) dianggap sebagai penjelmaan batang dan daun
2. Bunga (flos) penjelmaan batang dan daun
3. Duri (spina) penjelmaan dahan maupun daun
4. Alat-alat pembelit (cirrhus) dapat berasal dari daun maupun dari dahan
atau cabang
5. Umbi (tuber) penjelmaan batang
6. Rimpang (Rhizoma) penjelmaan batang beserta daun-daunnya.
7. Umbi lapis (bulbus) penjelmaan batang dan daun
5. Alat-alat pada tumbuhan:
 Alat pelengkap/aksesoris
 Alat hara
 Alat-alat pertumbuhan/ vegetatif
 Alat perkembangbiakan
6. Alat-alat pelengkap/tambahan/ organa accessoria pada tumbuhan adalah:
 Rambut atau bulu (pilus)
 Sisik (lepis)
 Lentisel (lentuculus)
7. Alat Hara (organum nutrivum) adalah bagian-bagian tumbuhan yang langsung
ataupun tidak berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan terutama
bertalian erat dengan soal makanan. Seperti :
 Akar dan daun utk menyerap dan mengolah makanan
 Umbi utk menyimpan makanan
 Piala/gelembung di beberapa tumbuhan utk menangkap mangsa.
8. Alat perkembangbiakan (organum reproductivum) adalah untuk menghasilkan
keturunan baru. Seperti bunga, buah, dan biji.

BAB 3 : ALAT HARA (ORGANUM NUTRITIVUM)


1. Alat hara : semua bagian tubuh tumbuhan yang secara langsung ataupun tidak
langsung berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan yaitu berguna
untuk :
 Penyerapan
 Pengolahan
 Pengangkutan
 Penimbunan zat-zat makanan
2. Buku-buku (nodus) adalah bagian batang dimana tempat duduknya atau
melekatnya daun.
3. Ketiak daun (axilla) adalah sudut antara batang dan daun.
4. Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan
klorofil, oleh karena itu daun biasanya bewarna hijau dan menyebabkan
tumbuhan bewarna hijau.
5. Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuha yaitu sebagai alat untuk:
 Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi
 Penguapan air (transpirasi)
 Pernafasan (respirasi)
6. Zat yang diserap tumbuhan adalah zat-zat yang bersifat onorganik. Air beserta
garam-garam diambil dari tanah oleh akar sedangkan gas co2 diambil dari
udara melalui cerah-celah yang halus yang disebut mulut daun (stoma) masuk
kedalam daun utk diolah jadi zat-zat organik yang sesuai dengan kepentingan
tumbuhan.
7. Asimilasi adalah pengolahan zat anorganik menjadi zat organik yang
dilakukan oleh daun (klorofil) dengan bantuan sinar matahari.
8. Bentuknya pipih lebar dan selalu menghadap ke atas untuk dapat menangkap
sinar matahari sebanyak-banyaknya.
9. Peristiwa difusi bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi
kandungan akan air, oleh karena itu bila selama udara tempat tumbuhan
tersebut belum jenuh dengan uap air maka selama itu tumbuhan akan terus-
menerus menguapkan air dari tubuhnya.
10. Penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air didalam bentuk tetes-tetes.
11. Tumbuhan mengaambil co2 di udara dan zat itu kemudian dipergunakan
untuk membakar (mengoksidasi hasil asimilasi misalnya gula sehingga
diperoleh tenaga dan dikeluarkan sisa pembakaran berupa o2 dan air.

DAUN
1. Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut:
 Upih daun atau pelepah daun
 Tangkai daun
 Helaian daun
Contoh pohon pisang, pohon pinang, bambu.
2. Kebanyakan tumbuhan adalah berdaun tidak lengkap. Ada beberapa
kemunngkinan:
a. Daun bertangkai: hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja cth nagka dan
mangga
b. Daun berupih/berpelepah: terdiri atas upih dan helaia daun cth padi dan
jagung. Daun helaian saja terbagi menjadi 2 macam yaitu: daun duduk
seperti biduri dan daun memeluk batang seperti tempuyung.
c. Daun berhelai semu/palsu: daun yang teridiri hanya tangkai saja yg
berbentuk pipih yg menyerupai daun.
3. Alat-alat tambahan atau pelengkap apada daun:
a. Daun penumpu (stipula) berguna utk melindungi kuncup yang masih
muda.
b. Selaput bumbung (ocrea)
c. Lidah-lidah (ligula) utk mencegah mengalirnya air hujan ke antara batang
dan daun sehingga kemungkinan kebusukkan dapat dihindari.
4. Tidak semua tumbuhan berdaun berupih. Daun berupih umumnya hanya
didapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal
(monokotil)
5. Fungsi lain upih daun:
a. Sebagai pelindung kuncup yg masih muda cth pada tebu
b. Memberi kekuatan ppada batang tanaman.
6. Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan
bertugas utk menempatkan helaian tadi pada posisi sedemikian rupa hingga
dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.
7. Bentuk-bentung tangkai daun diliat dari penampang melintangnya:
a. Bulat dan berongga
b. Pipih dan tepinya melebar
c. Bersegi
d. Setengah lingkaran
8. Tangkai daun berdasarkan keadaan permukaanya;
a. Berkerut
b. Bersisik
c. Berambul
d. Ada yg memiliki lentisel
9. Tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosa) menjadi
semacam helaian daun yg dinamakan filodia.
10. Heterofili adalah sifat utk tanaman yg memperlihatkan bentuk daun yg
berlainan pada satu pohon pada cabang berlainan
11. Anisofili adalah sifat tanaman pada satu cabang terdapat kedua macam
bentuk daun.
12. Jenis daun berdasarkan letak bagian daun dapat dibedakan 4 golongan yaitu
daun dengan:
a. Bagian terlebar ada ditengah-tengah helaian daun
 Daun bentuk bulat/bundar
 Daun bentuk perisai
 Daun bentuk jorong
 Daun bentuk memanjang
 Daun bentuk lanset
 Daun jorong-memanjang
b. Bagian terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun
1. Pangkal daun tdk bertoreh: bulat telur,segitiga, delta,belah kupat.
2. Pangkal daun bertoreh/berlekuk: bentuk jantung, ginjal,anak panah,
tombak, bertelinga.
c. Bagian terlebar diatas tengah-tengah helaian daun
 Bulat telur sungsang
 Jantung sungsang
 Segitiga terbalik
 Sudip/spatel
d. Tdk ada bagian terlebar, dari pangkal sampai ujung sama lebarnya.
Bangun garis, pita, pedang, dabus, jarum.
13. Bentuk ujung daun (apex folii) : runcing, meruncing, tumpul, membulat,
rompang, terbelah, berduri.
14. Pangkal daun (basis folii) dibedakan menjadi:
1. Yang tepi daunnya terpisah : runcing, meruncing,tumpul, membulat, rata,
berlekuk.
2. Yang tepi daunnya dapat bertemu : terjadi pada sisi batang ygsama atau
terjadi pada sisi batang yg berlawanan
15. Tulang-tulang daun (nervatio/venatio) berguna untuk memberi kekuatan pada
daun dan dapat sebagai berkas-berkas pembuluh yg dapat utk pengakutan zat-
zat dari tanah atau dari hasil asimilasi.
16. Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam :
1. Ibu tulang
2. Tulang-tulang cabang
3. Urat-urat daun
17. Tulang-tulang daun berdasarkan susunan tulangnya:
1. Bertulang menyirip
2. Bertulang menjari
3. Bertulang melengkung
4. Bertulang lurus/ sejajar
18. Biasanya tumbuhan dikotil bertulang daun menyirip atau menjari dan
tumbuhan monokotil itu bertulang daun melekung atau sejajar.
19. Tepi daun dapat dibedakan menjadi:
1. Daun dengan tepi bertoreh yg merdeka
2. Daun dgn tepi bertoreh tdk merdeka (tdk merubah bentuk aslinya)
20. Daging daun adalah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang daun
dan urat-urat daun. Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar diubah
dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Warna hijau pada daun sebenarnya adalah warna yang terkandung dalam
bagian ini.
21. Daun majemuk adalah dimana pada satu tangkainya terdapat lebih dari satu
helaian daun.

22. Pada suatu daun majemuk dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu:
 Ibu tangkal daun yaitu bagian daun majemuk yg menjadi tempat
duduknya helaian-helaian daunnya yg masing-masing dinamakan anak
daun.
 Tangkai anak daun yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung
anak daun.
 Anak daun
 Upih daun yaitu bagian di bawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya
memeluk batang.
23. Menurut susunan anak daun pada ibu tangkai daun majemuk dapat dbedakan
dalam 2 golongan yaitu?
 Daun majemuk menyirip
 Daun majemuk menjari
 Daun majemuk bangun kaki
 Daun majemuk campuran
BATANG (CAULIS)
1. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
 Berbentuk panjang bulat, bersifat aktinomorf artinya dapat dengan
sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yg setangkup.
 Terdiri atas ruas-ruas dan buku-buku.
 Tumbuhnya biasanya keatas menuju cahaya atau matahari
 Selalau bertambah panjang di ujungnya
 Mengadakan percabangan
 Umumnya tidak bewarna hijau
2. Batang mempunyai tugas untuk:
 Penyokong bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah (daun,
bunga, buah)
 Dapat memperluas bidang asimilasi
 Jalan pengakutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas
 Menjdi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan

3. Jenis tumbuhan berdasarkan batangnya:


 Tumbuhan yang tidak berbatang. Contoh kaktus. Hal ini disebabkan
karena batangnya amat pendek sehingga semua daunnya sekana-akan
kelaur dari bagian atas akarnya.
 Tumbuhan yang jelas berbatang, dibedakan menjadi:
 Batang basah seperti bayam
 Batang berkayu seperti mangga
 Batang rumput seperti padi
 Batang mendong seperti teki
4. Macam-macam batang berdasarkan bentuk penampang melintangnya:
 Bulat seperti bambu
 Bersegi seperti teki
 Pipih seperti kaktus
5. Macam-macam batang berdasarkan permukaan batang: licin, berusuk,
beralur, bersayap, berambut, berduri.
6. Arah tumbuh batang disesuaikan dengan arah sinar matahari, iklim, maupun
kondisi tumbuhan. Jenis-jeninsya: tegak lurus, menggantung, berbaring,
menjalar, serong keatas, batang tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya
membengkok kebawah (nutas), batang memanjat, batang membelit.
7. Percabangan pada batang. Tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak.
Yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan monokotil misal jagung.
8. Tiga macam cara percabangan yaitu:
 Percabangan monopodial: jika batang pokok selalu tampak jelas
karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya)
daripada cabang-cabangnya.
 Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan.
 Percabangan menggarpu atau dikotom yaitu batang bercabang menjadi
dua cabang yang sama besarnya.
9. Dahan yaitu cabang yang besarnya biasa langsung keluar
10. Ranting adalah cabang-cabang kecil

AKAR (Radix)
1. Akar memiliki sifat-sifat seperti: tidak berbuku-buku, warna tidak hijau
biasanya keputih-putihan atau kekuningan, tumbuh terus pada ujungnya,
bentuknya seringkali meruncing hingga lebih mudah utk menembus tanah.
2. Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk: memperkuat berdirinya
tumbuhan, untuk menyerap airr dan zat-zat makanan yg terlarut di dalam air
tadi dari dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan, kadang-kadang
sebagai tempat penimbunan makanan.
3. Bagian-bagian akar:
 Leher akar/ pangkal akar yaitu bagian akar yg bersambungan dgn
pangkal batang.
 Ujung akar, bagian akar yg paling muda terdiri atas jaringan-jaringan
yg masih dpt mengadakan pertumbuhan
 Batang akar, bagian akar yg terdapat antara leher akar dan ujungnya.
 Cabang-cabang akar yaitu bagian akar yang tak langsung
bersenambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar
pohon.
 Serabut akar yaitu cabang-cabang akar yg halus dan berbentuk serabut
 Rambut/bulu-bulu akar
 Tudung akar yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung.
4. Rambut-rambut akar bagian yang sifatnya sementara artinya umurnya pendek
dan hanya terdapat pada bagian ujung akar saja. Dan tudung akar digunakan
sebagai pelindung ujung akar dalam menembus tanah.
5. Dua macam sistem perakaran: sistem akar tunggang dan sistem akar serabut.
6. Akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus misalnya:
 Akar udara/gantung. Selama masih menggantung akar ini hanya akan
menyerap air dan zat gas dari udara, tetapi setelah mencapai tanah
bagian yg masuk tanah akan berkelakuan seperti akar pada umumnya.
 Akar penggerek/pengisap yaitu akar pada tumbuhan parasit dan
berguna utk menyerap air maupun makanan pada inangnya.
 Akar pelekat yaitu akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan
memanjat dan berguna utk menempel.
 Akar pembelit untuk memanjat tetapi dengan memeluk penunjangnya.
 Akar nafas
 Akar tunjang
 Akar lutut
 Akar banir

Bagian lain selain 3 bagian pokok tumbuhan (selain akar, batang, daun)
1. Terdiri dari kuncup, rhizoma,umbi, umbi lapis, alat pembelit,piala dan
gelembung,duri,alat-alat tambahan.
2. Kuncup (gemma) merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya adalah
calon tunas.
3. Menurut tempatnya kuncup dibedakan menjadi:
 Kuncup ujung (terminalis) yaitu kuncup yang terdapat pada ujung-
ujung batang,cabang, atau ranting.
 Kuncup ketiak (axillaris/lateralis) yaitu kuncup yg terdapat di dalam
ketiak daun.
 Kuncup liar (adventicus) yaitu kuncup-kuncup yang tidak terdapat
pada pada ujung atau ketiak daun.
4. Kuncup berdasarkan metamorfosisnya: kuncup daun, kuncup bunga, kuncup
campuran.
5. Kuncup berdasarkan pelindungnya: kuncup telanjang, tertutup
6. Rimpang (rhizoma) sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yg terdapat
di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar dan merupakan
penjelmaan batang. Disamping bagian dari alat perkembangbiakan juga
bagian dari tempat penimbunan makanan.
7. Umbi (tuber) merupakan suatu badan yg membengkak, yg dapat merupakan
penjelmaan akar maupun batang. Terbagi menjadi: umbi batang dan umbi
akar. Umbi akar tak memungkinkan dijadikan alat perkembangbiakan seperti
umbi batang.
8. Umbi lapis (bulbus) merupakan penjelmaan batang beserta daun. Dinamakan
umbi lapis karena memperlihatkan susunan yg berlapis-lapis. Dibedakan
menjadi: subang/cakram, sisik-sisik, kuncup-kuncup, akar-akar serabut.
Menurut sifat sisik-sisiknya dibedakan menjadi yg berlapis dan yang bersisik.
9. Alat pembelit atau sulur. Bagian-bagian tumbuhan yg biasanya menyerupai
spiral dan berguna utk membelit benda-benda yg disentuhnya. Menurut
asalnya dibedakan menjadi: cabang pembelit, daun pembelit, akar pembelit.
10. Piala (ascidium) dan gelembung (utriculuc) merupakan penjelmaan daun dan
digunakan utk menangkap serangga jadi terdapat pd tumbuhan pemakan
serangga. Pada tepi piala terdapat kelenjar madu utk menarik serangga dan
zat-zat enzima sebagai pelicin utk serangga tersebut terpleset dan akhirnya
masuk ke piala, cth kantung semar. Sedangkan gelembung terdapat pd
tumbuhan pemakan serangga yg hidup di air cth rumput gelembung.
11. Duri (spina). Menurut asalnya dibedakan menjadi: duri dahan, duri daun, duri
akar, duri daun penumpu, dan duri alat tambahan.
12. Alat-alat tambahan (organa accesoris). Merupakan suatu alat yg bukan dari
penjelmaan akar, batang maupun daun. Berdasarkan susunannya dibedakan
menjadi: papila, rambut-rambut.
13. Fungsi dari alat-alat tambahan bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung
terhadap gangguan binatang,sebagai pelindung terhadap kekeringan, sebagai
alat penyerapan air dan zat makanan, sebagai alat pernafasan (lentisel).

BAB 4: ALAT PERKEMBANGBIAKAN


1. Alat perkembangbiakan adalah bagian tumbuhan yg kemudian dapat tumbuh
menjadi individu baru.
2. Pengolongan alat perkembangbiakan:
 Vegetatif/ aseksual yaitu bagian tubuh tumbuhan yg dapat menjadi
individu baru tanpa malalui proses perkawainan.
 Generatif/seksual yaitu alat perkembangiakan yg terjadi didahului oleh
peristiwa perkawinan.
3. Pembagian vegetatif: secara alami misal dengan umbi batang menumbuhkan
tunas-tunas baru, umbi lapis, rimpang, geragih, anakan seperti menumbuhkan
spora, tunas, adventif (tunasnya dibuat menempel). Sedangkan secara
vegetatif buatan misal dengan dilakukan stek (batang, akar, daun) cangkokan.
4. Tujuan vegetatif buatan: karena tumbuhan itu hanya mungkin dikembangkan
dengan jalan vegetatif saja, supaya tumbuhan baru lekas berbuah, agar tidak
menunggu terlalu lama, dan untuk mendapatkan tumbuhan yg mempunyai
sifat2 yg sama seperti induknya.
5. Untuk sistem generatif yg berperan adalah biji,buah, bunga.

BUNGA (FLOS)
6. Pada bunga terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan yg menghasilkan
buah yg didalamnya ada biji, dan di biji inilah yg nanti akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru.
7. Alat perkembangbiakan pada bunga terdiri dari putik(betina) atau benang sari
(jantan). Jika hanya memiliki salah satu saja maka disebut bunga tdk
sempurna sedangkan bila memiliki keduanya disebut bunga sempurna.
8. Berdasarkan jumlahnya bunga dibedakan menjadi bunga tunggal dan
majemuk.
9. Bagian-bagian dari bunga majemuk yaitu: yg bersifat seperti batang terdiri
dari ibu tangkai bunga, tangkai bunga, dan dasar bunga. Sedangkan yg
bersifat seperti daun terdiri dari daun-daun pelindung, daun tangkai, kelopak
tambahan, daun-daun mahkota dll..
10. Tiga golongan bunga majemuk: bunga majemuk tak terbatas, bunga majemuk
berbatas, bunga majemuk campuran.
11. Bagian –bagian bunga pada umumnya yaitu tangkai bunga, dasar bunga,
hiasan bunga (kelopak&mahkota bunga).
12. Pembagian bunga berdasarkan alat kelamin: bunga berumah satu yg punya
bunga jantan&betina pd satu individu satu batang tumbuhan. Bunga berumah
dua jika bunga jantan dan betinannya terpisah tempatnya. Poligam jika suatu
tumbuhan terdapat bunga jantan, betina, dan bunga banci (yg memiliki putik
dan benang sari bersmaan).
13. Benang sari (stamen) merupakan alat kelamin jantan dan bagian metamorfosa
dari daun. Bagian dari benang sari yaitu: tangkai sari, kepala sari, penghubung
ruang sari.
14. Pembagian benang sari berdasarkan duduknya yaitu benang sari jelas duduk
pada dasar bunga, benang sari tampak seperti duduk diatas kelopak, benang
sari tampak duduk di atas tajuk bunga, jika berdasarkan jumlah terbagi
menjadi: benang sari banyak, bennag sari yg berjumlah 2x lipat dari jumlah
daun tajuknya dan benang sari yg sama banyk dengan daun tajuk atau kurang.
PUTIK (PISTILLUM)
1. Putik merupakan bagian bunga yg paling dalam letaknya dan termasuk alat
kelamin betina. Daun-daun penyusun putik disebut daun buah (gynaecium).
Putik mengandung sel telur yang setelah dibuahi oleh inti sperma yg berasal
dari serbuk sari, akhirnya akan berkembang menjadi lembaga dan lembaga
inilah yg nantinya akan menjadi tumbuhan baru. Bagian putik yg
mengandung sel telur itu namanya bakal biji yg akhirnya menjadi biji
(semen) sementara bagian putik yg didalamnya terdapat bakal biji yaitu bakal
buahnya akan berubah menjadi bauh (fructus).
2. Bagian-bagian putik yaitu:
 Bakal buah yaitu bagian putik yg lazimnya kelihatan membesar dan
duduk pada dasar bunga.
 Tangkai kepala putik yaitu bagian putik yg sempit dan terdapat diatas
bakal buah biasanya berbentuk benang.
 Kepala putik yaitu bagian yg paling atas terletak pada ujung tangkai
kepala putik.
3. Kelenjar madu. Bagi tumbuhan mempunyai madu (nectar) dapat
menyebabkan adanya kunjungan binatang yg dapat menjadi perantara dalam
proses penyerbukan dan menjamin terjadinya keturunan baru. Madu yg
terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu (nectarium) yg
bisa berasal dari daun mahkota, benang sari, atau bagian2 lain pada bunga.
4. Penyerbukan adalah ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (utk gol
tumbuhan biji tertutup) atau ialah peristiwa jatuhnya serbuk sari langsung
pada bakal biji (utk gol tumbuhan berbiji telanjang).
5. Pembuahan ialah terjadinya perkawinan (peleburan menjadi satu) sel telur yg
terdapat dal kandungan lembaga di dalam bakal biji dengan suatu inti yg
berasal dari serbuk sari.
6. Macam-macam penyerbukan:
 Penyerbukan sendiri jika serbuk sari yg jatuh di kepala putik berasal
dari bunga itu sendiri.
 Penyerbukan tetangga jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik itu
berasal dari bunga tumbuhan lain tapi masih tergolong dalam jenis yg
sama
 Penyerbukan bastar jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan
lain yg berbeda jenisnya.
7. Jika berdasarkan vektor/perantaranya penyerbukan dibedakan menjadi:
penyerbukan dengan perantara angin, dengan perantara air, perantara
binatang (serangga, burung, kelelawar, siput.

BUAH (FRUCTUS)
1. Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh
pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yg
terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji.
2. Dua golongan buah yaitu:
 Buah semu/tertutup yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain pada bunga itu. Buah sesungguhnya
kadang-kadang tersembunyi.
 Buah sejati/ telanjang yaitu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian
bunga lainnya yg masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian
buah berarti.

BIJI (SEMEN)
1. Bagi tumbuhan biji merupakan alat perkembangbiakan yg utama karena biji
mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji,
tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke
tempat lain.
2. Semula biji itu dudu pada suatu tangkai yg keluar dari papan biji atau
tembuni (plasenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus).
Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji
sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari
tembuninya. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh berubah sifatnya
menjadi salut atau selaput biji.
3. Pada biji umunya dapat dibedakan bagian-bagiannya menjadi: kulit biji. Tali
pusar, dan inti biji.
4. Lapisan kulit biji pada jenis biji tertutup (angiospermae) yaitu: lapisan kulit
luar dan lapisan kulit dalam. Sedangkan lapisan kulit biji pada biji terbuka
(gymnospemae) yaitu: kulit luar, kulit tengah, dan kulit dalam.
5. Inti biji ialah semua bagian biji yg terdapat di dalam kulit oleh sebab itu inti
biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri dari: lembga (embryo) yg
merupakan calon individu baru dan putih lembaga (albumen) yaitu jaringan
berisi cadangan makanan utk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru.
Tiga bagian pokok lembaga yaitu akar lembaga, daun lembaga yg berfungsi
sebagai tempat penimbunan makanan, sebagai alat utk melakukan asimilasi,
dan sebagai alat penghisap makanan utk lembaga dari putih lembaga. Serta
ada pula batang lembaga.
6. Tumbuhan biji tunggal (monokotil) yaitu tumbuhan yg lembaganya hanya
mempunyai satu daun lembaga dan tumbuhan biji belah (dikotil) adalah
tumbuhan yg bijinya mempunyai lembaga dgn dua daun lembaga.sedangkan
yg lebih dari dua minimal sampai 15 disebut golongan tumbuhan biji
telanjang (gymnospermae)
7. Putih lembaga (albumen) adalah bagian biji yg terdiri atas suatu jaringan yg
menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga.
8. Kecambah (plantula) ialah tumbuhan yg masih kecil belum lama muncul dari
biji dan masih hidup dari peRsediaan makanan yg terdapat didalam biji.
BAB 5: PENERAPAN MORFOLOGI DAN PERISTILAHAN DALAM
MENCANDRA TUMBUHAN
1. Urutan takson dari bawah keatas: jenis (spesies), marga (genus), suku
(familia), bangsa (ordo), kelas (classis) dan divisi.
2. Utk komunikasi antar ilmuwan, digunakan istilah nama ilmiah yg bersifat
universal, khususnya pada tumbuhan diatur oleh kode internasional tatanama
tumbuhan (international code of botanical nomenclature) yg merupakan
kesepakatan ahli-ahli ilmu tumbuhan seluruh dunia melalui kongres-kongres
internasional.
MATERI KULIAH : FARMAKOGNOSI 1
Definisi
Farmakognosi asal kata Pharmakon berarti obat dan gnosis berarti ilmu
pengetahuan. Farmakognosi adalah pengetahuan mengenai obat. Definisi obat yakni
bahan atau paduan bahan-bahan diarahkan untuk penyembuhan penyakit, itu definisi
secara singkatnya. Istilah obat itu banyak dan bermacam-macam, ada obat jadi, obat
paten, obat baru dan obat tradisional.
Ruang lingkup farmakognosi menurut the american society of pharmacognocy.
2001. setudi mengenai sifat fisika, kimia, biokimia dan biologi obat, bahan
obat/bahan lain yang berpotensi sebagai bahan obat yang berasal dari alam untuk
mencari obat baru yang berasal dari bahan alam.
Ethnobotany?
 Studi yang mempelajari bagaimana suatu masyarakat dari kebudayaan dan
daerah tertentu memanfaatkan setempat
 Interaksi antara tumbuhan dengan kebudayaan manusia
 Bebarapa obat/metabolit yang terkait etnobotani yaitu quinine, cocaine,
tubocurarine, pilocarpine
I. KARBOHIDRAT :
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang
mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Kedudukan hidrogen dan oksigen berada
dalam perbandingan dua-satu, sama seperti yang terdapat dalam air.
Rumus empiris dari karbohidrat adalah C6H1206, sedangkan gugus fungsionalnya
adalah gugus aldehida atau keton.
metabolit primer.yaitu Polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat,
merupakan penyusun utama dari makhluk
Keseluruhan proses sintesis dan perombakan zat-zat ini, yg dilakukan oleh organisme
untuk kelangsungan hidupnya, disebut proses-proses metabolisme primer.
Proses-proses kimia jenis lain terjadi hanya pada spesies tertentu sehingga
memberikan produk yg lain. Reaksi yg demikian nampaknya tidak merupakan proses
yg terpenting bagi eksistensi dari suatu organisme, karena itu disebut proses
Metabolisme sekunder
Tujuan Dari pembentukan metabolit sekunder, tetap merupakan misteri,
beberapa penulis percaya, bahwa mereka adalah produk detoksikasi dari timbunan
metabolit yg beracun dan tak dapat dibuang oleh organisme dg cara lain.
Jalur utama metabolisme sekunder

Klasifikasi Karbohidrat:
1. Monosakarida : terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis
oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. berikut
macam-macam monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C
berbeda-beda :  triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5), heksosa (C6), heptosa (C7).

 Triosa : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton

 Tetrosa : threosa, Eritrosa, xylulosa

 Pentosa : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa


 Hexosa : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa

 Heptosa : Sedoheptulosa

2. Disakarida : senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau


tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai
menjadi 2 molekul monosakarida.

 hidrolisis : terdiri dari 2 monosakarida

 sukrosa : glukosa + fruktosa (C 1-2)

 maltosa : 2 glukosa (C 1-4)

 trehalosa  2 glukosa (C1-1)

 Laktosa : glukosa + galaktosa (C1-4)

3. Oligosakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yang


banyak gabungan dari 3 – 6 monosakarida,misalnya maltotriosa

4. Polisakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul


monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak
molekul monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari
lebih 6 monosakarida dengan rantai lurus/cabang.

langkah-langkah dalam metabolisme karbohidrat


1. Glikolisis : dimana glukosa dimetabolisme menjadi piruvat (aerob)
menghasilkan energi (8 ATP) atau laktat (anerob) menghasilkan (2 ATP)

2. Glikogenesis : proses perubahan glukosa menjadi glikogen. Di Hepar/hati


berfungsi: untuk mempertahankan kadar gula darah. sedangkan di Otot
bertujuan: kepentingan otot sendiri dalam membutuhkan energi.

3. Glikogenolisis : proses perubahan glikogen menjadi glukosa. atau kebalikan


dari glikogenesis

4. Jalur pentosa fosfat : hasil ribosa untuk sintesis nukleotida, asam nukleat
dan equivalent pereduksi (NADPH) (biosintesis asam lemak dan lainnya)

5. Glukoneogenesis : senyawa non-karbohidrat (piruvat, asam laktat, gliserol, asam


amino glukogenik) menjadi glukosa.

6. Triosa fosfat : bagian gliseol dari TAG (lemak)

7. Piruvat & senyawa antar siklus krebs : untuk sintesis asam amino –> Asetil-
KoA –> untuk sintesis asam lemak &kolesterol –> steroid.
II. Vitamin
 Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini
berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen
(N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa
banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi
enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal (Mulyono 2005).
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecilyang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari
sisienzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi oleh enzim. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut
antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam
pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan
yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K
dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.
A. Penggolonngan Vitamin
Vitamin berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang
larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut,
vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin
yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.Vitamin yang larut dalam
lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari
vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak
dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam
air(Syarif, 2007).
1.  Vitamin Larut Air
Vitamin Larut Air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan
sisanya dibuang, sehingga untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin larut air
perlu sering dikonsumsi.Mesipun demikian, pemberian vitamin larut air dalam jumlah
berlebihan merupakan pemborosan dan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
a.      Vitamin B Kompleks
1)    Tiamin
Tiamin (Vitamin B1) merupakan kompleks molekul organik yang
mengandung satu inti tiazol dan pirimidin.Dalam badan ini, akan diubah
menjadi tiamin pirofosfat (tiamin-PP), dengan reaksi sebagai berikut:
Tiamin + ATP à Tiamin – PP + AMP
2)  Riboflavin
Riboflavin (Vitamin B2) adalah vitamin yang memiliki ribosa dalam
rumus kimianya.Sumber yang mengandung vitamin B2 yaitu daging, hati,
ragi, telur, bebagai sayuran dan sebagainya.
3)   Asam Nikotinat
Asam Nikotinat atau niasin dikenal sebagai faktor PP (pellagra
preventive). Sumber alami yang mengandung niasin yaitu hati, daging, ragi,
dan sebagainya.
4) Piridoksin
Piridoksin (Vitamin B6) di alam terdapat tiga bentuk yaitu prpdoksin
yang berasal dari tumbuhan, piridoksal, dan piridoksamin yang terutama
berasal hewan. Ketiga bentuk piridoksin tersebut dalam tubuh diubah
menjadi piridoksal fosfat.
Sumber yang mengandung vitamin B6 yaitu, ragi, biji-bijian (gandum,
jagung, dan lain-lain) dan hati.
5)   Asam Pantotenat
Asam pantotenat membentuk koenzim A yang sangat penting dalam
metabolisme, karena bertindak sebagai katalisator pada rekasi – reaksi
transfer gugus asetil.
Sumber yang mengandung vitamin B1 yaitu gandum, daging, susu,
kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya.
6)    Biotin
Biotin dikenal juga sebagai vitamin H (Haut). Defisiensi yaitu
dermatitis, sakit otot, rasa lemah, anoreksia, anemia ringan.Biotin  di
dalam tubuh berfungsi sebgai koenzim pada berbagai reaksi
karboksilasi.
7)      Kolin
Kolin berfungsi sebagai prekursor asetilkolin, metabolisme lemak,
berkhasiat lipotropik untuk seperti sirosis hepatis, hepatitis,
metabolisme intermedier, donor metil untuk pembentukan asam amino
esensial
b.     Vitamin C (Asam Askorbat)
berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan
protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan
penyokong lainnya.
2.    Vitamin Larut Lemak
a.      Vitamin A
Vitanim A adalah suatu alkohol. Didalam tumbuhan vitamin A terdapat
sebagai provitamin A, yaitu senyawa karoten. Vitamin A berperan dalam proses
melihat, yaitu pada proses fotokimia pada retina.

b.      Vitamin D
mengatur klasifikasi tulang dan gigi dan diperkirakan membuat mukosa usus
halus menjadi permeable untuk kalsium dan fosfor
c.    Vitamin E
berfungsi sebagai antioksidan.Vitamin ini menerangi terjadinya oksidasi
vitamin A, karotin, asam lemak tidak jenuh dan menjagakeadaan kesuburan
individual.
d.     Vitamin K
Vitamin K ( koagulation vitamin ) merupakan vitamin yang larut dalam
lemak dan merupakan senyawa penting dalam pembentukan protombin dan
protein-protein pembekuan darah lainnya. Disamping itu juga berpartisipasi
dalam proses fosforilasi oksidatif dalam metabolisme sel.
(1)   Vitamin K1 ( filokuinolon / fitonadion ).
Digunakan unutuk pengobatan , terdapat pada kloroplas sayuran berwarna
hijau dan buah-buahan.
(2)   Vitamin K2 ( senyawa menakuinolon ).
Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri Garm positif.
(3)   Vitamin K sintetik ( Vitamin K3 ( menadion ) )
Merupakan derivat naftakuinon, dengan aktivitas yang mendekati vitamin K
alam.Derivatnya yang larut dalam air, menadion natrium difosfat, di dalam tubuh
diubah menjadi menadion.
BIOSINTESIS VITAMIN
vitamin merupakan metabolit sekunder,umumnya dalam fase pertumbuhan ,
biosintesis metabolit sekunder berlangsung amat lambat bahkan sering belum
mulai.Setelah fase pertumbuan berakhir maka fase produksi atau biosintesis metabolit
sekunder mulai berlangsung. Penambahan prazat dimasukan untuk mempersingkat
proses biosintesis atau dengan kata ain untuk mempersingkat produksi metabolit
sekunder.Guna menambah prazat pada jalur biosintesis dalam produksi metabolit
sekunder

Biosintesis Vitamin Pada Manusia


. Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut
air
. Vitamin larut lemakakan diserap secara difusipasif dan kemudian di dalam dinding
usus digabungkan dengan lipoprotein yang kemudian diserap system limfatik, baru
kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati.
. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan kehati.
III. PROTEIN
  Protein berasal dari kata Protos dari Yunani yang berarti “yang paling utama”.
Senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Unsur penyusun protein: C, H, N, dan O.
Di dalam tubuh kita protein berfungsi sebagai zat pembangun, pengatur,
pertahanan, dan sebagai sumber energi setelah karbohidrat dan lemak. Protein dapat
digolongkan berdasarkan strukturnya, bentuknya, dan fungsinya.
Beberapa protein juga mengandung unsur S dan R.
1. Asam Amino
Asam amino merupakan senyawa yang memiliki gugus asam karboksilat (–
COOH) dan gugus amina –NH2. Secara umum asam amino dirumuskan dengan :
Bila gugus –NH2 terikat pada atom C setelah gugus karboksilat (–COOH) maka
termasuk asam alfa (α) amino, selanjutnya β amino dan γ amino. Asam amino di alam
pada umumnya terdapat sebagai asam alfa (α ) amino, sehingga yang kita pelajari
adalah asam alfa (α ) amino.
Asam amino dapat dibedakan berdasarkan gugus R (rantai samping) sebagai berikut :
a.       Dengan rantai samping alifatik.
b.      Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil.
c.       Dengan rantai samping yang mengandung belerang
d.      Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amida
e.       Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa
f.        Yang mengandung cincin aromatik
Meskipun terdapat sekitar 300 jenis asam amino di alam, hanya 20 yang terdapat
dalam protein. Dari 20 jenis asam amino ini hanya 10 asam amino yang dapat
disintesis dalam tubuh yang dikenal dengan asam amino nonesensial, dan yang 10
lainnya tidak dapat disintetis dalam tubuh yang dikenal dengan nama asamamino
esensial. Asam amino esensial terdiri atas arginin, isoleusin, leusin, metionin, treonin,
triptofan, dan valin.
Sifat-Sifat Asam Amino
1.      Asam amino memiliki gugus karboksil (– COOH) yang bersifat asam (dapat
melepaskan H+) dan gugus amina yang bersifat basa (dapat menerima H+). Oleh
karena itu, asam amino bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa).
2.      Asam amino (kecuali glisin) memiliki atom C asimetris, sehingga asam amino
bersifat optis aktif artinya dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi.
Pembentukan Ikatan Peptida
Reaksi yang terpenting dari asam amino adalah pembentukan ikatan peptida. Dua
molekul asam amino dapat berikatan dengan ikatan peptide dengan melepaskan 1
molekul air antara gugus amino dari satu asam amino dengan gugus karboksil dari
asam amino yang lain.
Molekul yang terbentuk dari 2 asam amino melalui ikatan peptide disebut dipeptida.
Karena dipeptida masih memiliki gugus amino dan gugus karboksil maka dipeptida
dapat mengikat asam amino yang lain membentuk polipeptida yang disebut protein.
Asam amino dengan gugus R non polar
Gugus non polar adalah gugus yang mempunyai sedikit atau tidak mempunyai
selisih muatan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Golongan ini terdiri dari
lima asam amino yang mengandung gugus alifatik (Alanin, leusin, isoleusin,
valin,dan prolin) dua dengan R aromatic (fenilalanin dan triptopan) dan satu
mengandung atom sulfur (metionin).
Asam amino dengan gugus R polar
Golongan ini lebih mudah larut dalam air dari golongan yang tak mengutub
karena gugus  R mengutup dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air.
Selain treoinin dan tirosin yang kekutubannya disebabkan oleh adanya gugus
hidroksil (-OH) merupakan asam amino yang termasuk golongan ini. Selain itu yang
termasuk dalam golongan ini juga adalah asparagin dan glutamine yang
kekutubannya disebabkan oleh gugus amida (-CONH2) serta sistein oleh gugus
sulfidril (-SH).
Asam amino dengan gugus R asam
Golongan asam amino ini bermuatan negative pada pH 6.0-7.0 dan terdiri dari
asam aspartat dan asam glutamat yang masing-masing mempunyai dua gugus
karboksil (COOH).

Asam amino dengan gugus R basa


Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7.0 terdiri dari lisin,
histidin dan arginin.
Ketika asam amino bergabung dengan “R-group” akan membentuk ikatan khusus
yang disebut ikatan peptida melalui sintesis dehidrasi dan menjadi polipeptida atau
protein.

2. Protein
Semua protein merupakan polipeptida dengan massa molekul relatif besar, biasanya
antara 8000 dan 10.000. Karena jumlah asam amino yang menyusun protein beraneka
ragam jenis dan urutannya, maka dari 20 jenis asam amino dapat membentuk protein
yang banyak sekali jenisnya. Seperti halnya dari 26 huruf dapat dibuat kata dan
kalimat yang jumlahnya sangat banyak.
a. Struktur Protein
Struktur protein sangat kompleks dan memegang peranan penting dalam menentukan
aktivitas biologisnya, struktur protein dibedakan menjadi struktur primer, sekunder,
tersier, dan kuarterner.
1) Struktur Primer
Struktur primer menyatakan urutan asam-asam amino pada rantai protein dan letak
ikatan disulfida bila ada. Karena protein dapat mengandung 100 atau lebih residu
asam amino sehingga sulit menggambarkan rumus bangunnya. Oleh karena itu
digunakan singkatan 3 huruf untuk tiap asam amino.
Misalnya: Glu – Ala – Lys – Gly – Tyr – Ala
2) Struktur Sekunder
Hubungan ruang asam amino yang berdekatan pada struktur primer, mungkin reguler
dan berulang secara periodik. Karena adanya gaya dispersi atau ikatan hidrogen,
suatu rantai polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks).
3) Struktur Tersier
Struktur tersier protein merupakan susunan keseluruhan dan hubungan berbagai
bagian dari suatu rantai polipeptida.
4) Struktur Kuarterner
Suatu protein dikatakan mempunyai struktur kuarterner bila protein terdiri atas 2
rantai polipeptida atau lebih disatukan oleh gaya dispersi (ikatan hidrogen). Protein
seperti ini dinamakan oligomer, sedangkan asam amino yang menyusunnya disebut
monomer.
b. Sifat-Sifat Protein
– Protein tidak menunjukkan titik cair tertentu dan tidak dapat disuling.
– Pada umumnya protein bersifat koloid hidrofil.
– Larutan protein dapat diendapkan/dikoagulasikan dengan penambahan larutan pekat
NaCl, MgSO4, (NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam, dan basa atau dengan pemanasan
100°C. Protein yang telah dikoagulasikan tidak dapat larut dalam air atau dengan
pendinginan karena telah mengalami perubahan irreversibel yang disebut denaturasi.
Protein yang telah mengalami denaturasi umumnya telah kehilangan fungsi
biologinya meskipun rangkaian asam-asam amino tidak rusak. Denaturasi protein
terjadi akibat perubahan struktur terutama struktur tersier dan struktur kuarternernya.
– Dapat mengalami hidrolisis oleh asam-asam encer menjadi asam-asam amino.
Hidrolisis protein juga dapat dilakukan oleh enzim protease.
c. Penggolongan Protein
1) Berdasar Fungsi Biologinya
Berdasarkan fungsi biologinya protein diklasifikasikan menjadi 7 golongan
sebagai berikut.
a) Enzim
Enzim merupakan golongan protein yang terbesar dan sangat penting dalam tubuh
makhluk hidup. Fungsi enzim adalah sebagai katalisator yang spesifik pada reaksi
kimia dalam makhluk hidup. Enzim dapat mempercepat reaksi kimia tanpa terjadi
kenaikan suhu, perubahan pH, dan hasil reaksi tambahan seperti yang terjadi pada
reaksi-reaksi kimia biasa. Contoh: pepsin, stipsin, ribonuklease
b) Protein Pembangun.
Protein pembangun berfungsi sebagai zat pembentuk struktur baik yang baru maupun
mengganti sel yang rusak.
Contoh: Glikoprotein dalam dinding sel dan keratin dalam kulit
c) Protein Transpor
Protein transpor mempunyai kemampuan mengikat dan memindahkan molekul atau
ion spesifik melalui aliran darah.
Contoh:
– Hemoglobin dalam sel darah merah berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen
dalam darah
–   Mioglobin sebagai alat pengangkut oksigen dalam jaringan otot
d) Protein Pelindung (Antibodi)
Protein pelindung berfungsi melindungi organisme dari serangan penyakit.
Contoh:
– Imunoglobin (antibodi) dapat menetralkan bakteri, virus, dan antigen (protein
asing).
–  Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah bila terjadi luka.
e) Protein Pengatur (Hormon)
Protein pengatur berfungsi mengatur aktivitas sel.
Contoh: Insulin mengatur metabolisme glukosa.
f) Protein Cadangan
Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolism dalam tubuh.
Contoh: Kasein pada susu, Ovalbumin pada putih telur
g) Protein Kontraktil
Protein kontraktil memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk berubah
atau bergerak.
Contoh: Aktin dan miosin berperan dalam sistem kontraksi otot rangka.
2) Berdasar Bentuknya
Berdasar bentuknya protein digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan
protein serabut. Protein globular memiliki rantai polipeptida berlipat rapat menjadi
bentuk bulat padat (globular), yang memiliki fungsi gerak.
Contoh: Hemoglobin dan enzim
Protein serabut memiliki fungsi pelindung, contoh: L–keratin pada rambut dan
kolagen pada urat.
3) Berdasarkan Komposisi Kimia
Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan menjadi protein sederhana dan
protein terkonjugasi. Protein sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino.
Contoh: enzim ribunoklease.
Pada protein terkonjugasi asam amino juga terikat gugus lain
Contoh:
Lipoprotein, protein yang terkonjugasi lipid (lemak)
Glikoprotein, protein yang terkonjugasi karbohidrat
Fosfoprotein, protein yang terkonjugasi gugus fosfat

MATERI KULIAH : FITOKIMIA 1


Fitokimia berasal dari kata phytochemical, phyto berarti tumbuhan atau tanaman dan
chemical sama dengan zat kimia yang berarti zat kimia yang terdapat pada tanaman

Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organic yang dibentuk
dan disimpan oleh tumbuhan. Yaitu :

1. Struktur kimia metabolismenya primer


Sekunder
2. Biosintesis dan metabolismenya secara kimia
3. Perubahan (terjadi dari metabolit sekunder)
4. Penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organic (efek
terapeutik)

Tahap proses isolasi (senyawa murni atau isolate)

 Bahan uji penyimpanan bahan, karakterisasi, penapisan fitokimia

Bunga, akar, batang,dll Untuk mengetahui langkah awal ada


atau tidak adanya metabolit sekunder
yang diinginkan
 Ekstrak pemantawan (contoh dengan KLT) dapat dipandu dengan
uji aktifitas , (tergantung tujuannya)
 Fraksi pemuatan (c/ dengan KLT) uji aktifitas
 Isolat uji kemurnian di karakterisasi dengan KLT sian UV-Vis
Dilihat λ, dilihat infra merah dilihat gugus fungsi
Kromato grafi 2 arah (KLT buat dimensi) Tiga
tiga pengembang yang berbeda Kokromatografi

Gifsum : menempelkan silica gel dan plat


Plat KLT untuk melihat karakteristik ekstrak

Jika senyawa polar maka pegembanya harus polar atau bersifat like disolf like silica
gel bersifat polar

Jika senyawa dengan aktivitas tertentu Uji infitro ditambahkan enzim

Persiapan sebelum ekstraksi

1. Penyiapan bahan uji


a. Pengumpulan bahan
b. Determinasi (dilakukan pada instansi yang ahli)
c. Pengelolaan bahan simplisia, meliputi :
 Sortasi basah pemisahan / pemilihan tumbuhan bagian mana yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.
 Pencucican pembersihan untuk memisahkan kotoran dari simplisia
/ bahan yang akan dibersihkan.
 Perajangan jika perlu untuk mempermudah pengeringan dan
memperkecil ukuran partikel.
 Penjemuran Dingin hanya diangin-angin
Panas dengan sianar matahari langsung
/ tak langsun / oven.
 Sortasi kering untuk memisahkan
 Dan pembuatan serbuk (dikarakterisasi dulu untuk mengetahui serbuk
memenuhi syarat)

Catatan

Pengeringan: untuk menghentikan proses enzimatik dilakukan pengurangan kadar


air, tidak rusak,simplisia awet.Dapat disimpan dalam jangka waktu
lama. Tidak mudah ditumbuhi jamur,
Namun ada beberapa simplisia yang diinginkan reaksi enzimatiknya

Penapisan : untuk menentukan kadar alcohol,tannin dll.

Factor Yang Berpengaru Pada Mutu Ekstrak

a. Factor Biologi pengambilan dengan tempat berbeda sehingga metabolit


sekundernya juga akan berbeda yang akan mempengaruhi
mutu ekstrak.
Mutu ekstrak dipengaruhi oleh bahan asal yaitu tumbuhan obatnya dan khusus
dipandang dari segi biologic, factor biologic baik untuk bahan dari tumbuhan,
Budidaya (kultur) daerah tertentu ataupun tumbuhan liar (wiid erop)
Jika dipengaruhi factor biologi : 1 daerah tertentu
2 ditanam secaralangsung
1. Identitas jenis (spesies)
Jenis tumbuhan dari sudut keraagaman hayati dapat dikonfirmasi
sampai informasi genetic sebagai factor internal untuk validasi jenis spesies

2. Lokasi tumbuhan asal


Jenis lokasi berarti factor eksternal yaitu lingkungan (tanah atmosfer)
dimana tumbuhan berinteraksi berupa energy (cuaca, temperatur, cahaya) dan
materi (air, senyawa organic, dan anorganik).
3. Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
b. Factor Kimia
Factor internal
1. Jenis senyawa aktif dalam bahan
2. Komposisi kualitatif senyawa aktif
3. Komposisi kuantitatif senyawa aktif
4. Kadar total rata-rata senyawa aktif
Factor eksternal
1. Metode ekstraksi cara panas
Cara dingin
2. Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter dan tinggi alat)
3. Ukuran kekerasan dan kekeringan bahan.
4. Pelarut yang digunakan
5. Kandungan logam berat (jika besar akan mempengaruhi formulasi)
6. Kandungan pestisida.
Karakterisasi untuk menentukan : kadar air
kadar abu
kadar abu total

Ekstraksi ada 3 cara: panas-dingin


padat-cair
cair-cair

Catatan

Ekstraksi a/ untuk memisahkan metabolit sekunder yang ada pada simplisia diantara
dua fasa

Fitokimia untuk mengambil struktur apapun yang beum ada.

Factor Yang Mempengaruhi Ekstraksi

Struktur komponen sifatnya polar, non polar, / pelarut yang sesuai

Suhu cara dingin


cara panas kekurangan pada saat termostabil

Tekanan ekastraksi dengan cara difakum / tidak / dikocok-kocok biasanya


lebih mudah menarik metabolit sekunder dibandingkan didiamkan
saja.

Matrikx batang
daun

Syarat pelarut ekstraksi

a. Volatilitas
b. Didegradasi dapat dipakai kembali
c. Pelarut organic toksix
d. Viskositas cukup reendah jika kental tidak dapat mnembus matrix.

Soxlet 24 jam selalu menggunakan pelarut yang baru

Reflux 3x3 jam kontak langsung dengan simplisia

Maserasi 3x24 jam tujuan pengadukan pada maserasi agar tidak jenuh dan
biasa menarik ekstrak kembali

Catatan
Rafinat adalah pelarut yang sudah mengandung senyawa metabolit sekunder kita
(senyawa yang diinginkan).

Tinggi pada tumbuhan herba tingginya tidak boleh lebih dari 10cm

Rumus untuk menghitung Rendemen


(cawan + ekstrak) – cawan : berat simplisia x 100%

FRAKSINASI

Fraksinasi yaitu pemisahan komponen / penyederhanaan komponen dalam ekstrak.


Memisahkan kembali berdasarkan kepolaran

Metode fraksinasi

Ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah

Kromatografi adalah proses penyederhanaannya yaitu cair vakum, kromatotron,


kromatografi kolom

Adsorbansi interaksi antara padat dan cair plat KLT berpendar warna hijau di
254 gifsum.

Tujuan Ekstraksi

1. Telaah fitokimia

( struktur )
Bahan Alam

Simplisia
Ekstraksi
Ekstra
Fraksinasi
Fraksi
Pemisahan dan pemurnian

Isolasi
Karakterisasi dan identifikasi

Struktur molekul
2. Standarisasi Ekstrak

Bahan Alam

Skrining fitokimia Simplisia


Ekstraksi
Skrining fitokimia Ekstra
standarisasi
Ekstrak terstandar

3. Uji Efek Farmakologi


Bahan Alam

Simplisia
Ekstraksi
Skrining fitokimia Ekstra
4. Isolasi senyawa identitas (marker) standarisasi
Ekstrak terstandar
Bahan Alam
Uji farmakologi
Efek farmakologi
Skrining fitokimia Simplisia
Ekstraksi
Ekstra
Fraksinasi
Fraksi
Pemisahan dan pemurnian
Isolat

Karateristik dan identifikasi


Marker

Tujuan ekstraksi

 Telaah fitokimia
 Standarisasi ekstrak

 Isolasi senyawa identitas (marker)

 Uji efek farmakologi

 Bahan baku pembuatan sediaan

MATERI KULIAH : PSBA


PRODUKSI DAN STANDARISASI BAHAN ALAM
Latar belakang :
EROPA terkenal dengan GINKGO BILOBA
KOREA SELATAN terkenal dengan GINGSENG (panax gingseng)
CINA terkenal dengan JAMUR LING ZHI (ganoderma lucidum)
JEPANG terkenal dengan JAMUR MAETAKE (grifola frondosa)

SIMPLISIA adalah Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan (MMI.
Jenis simplisia :
1. Simplisia nabati : simplisia berupa tumbuhan utuh, bagian atau eksudat
tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya
dan belum berupa senyawa murni.
2. Simplisia hewani :
3. Simplisia pelican (mineral) :

Simplisia menurut MMI hanyaUNTUK penggunaan pengobatan diantaranya :


JAMU : siap pakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum.
INFUS : siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan.
Mutu simplisia/ekstrak dikontrol dengan melakukan STANDARISASI
Standarisasi yaitu :
Serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan
unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, muu dalam artian memenuhi
standar (kimia, biologi dan farmasi), termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai
produk kefarmasian umumnya.
Proses menjamin bahwa produk akhir (obat ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai
nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan (dirancang dalam formula)
terlebih dahulu.
Tujuannya : untuk menyeragamkan komposisi kandungan senyawa aktif yang
konsisten terhadap standar sehingga mempunyai keamanan, kualitas dan efek
farmakologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pentingnya control mutu ( simplisia sebagai produk pertanian atau tumbuhan liar
memiliki kualitas mutu yang dipengaruhi oleh )
1. Variasi bibit (identitas spesies)
2. Tempat tumbuh dan iklim (lingkungan, energy, dan materi)
3. Proses tumbuhan (fertilizer, pestisida)
4. Kondisi panen (umur dan cara)
5. Proses pasca panen dan preparasi akhir :
 Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga oleh
proses GAP (good Agricultural Practice)
 Untuk simplisia dari tumbuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga oleh
proses pengeringan yang umumnya dilakukan dilapangan
 Penyimpanan bahan tumbuhan; berpengaruh pada stabilitas bahan
(kontaminasi biotik dan abiotic)
Syarat baku simpisia
1. Kadar air : < 10%
2. Angka lempeng total : < 10%
3. Angka kapang dan khamir : <10%
4. Mikroba pathogen : negative
5. Aflatoksin : tidak lebih dari 30 bpj
Sari jamu :
1. Diperbolejkan mengandung etanol tidak lebih dari 1% v/v (20℃)
2. Kadar methanol : tidak lebih dari 0,1% dari kadar etanol

PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT


Pengumpulan bahan baku seperti bagian tanaman yang digunakan, usia tanaman,
waktu panen, lingkungan tumbuh dapat mempengaruhi kadar bahan aktif dalam
simplisia.
Pedoman panen
1. Biji :
 Biji kedawung (Parkia semen) dipanen biji yg telah tua.
 Biji jarak (Ricinus communis) dipanen sebelum buah pecah secara alami.
2. Buah
 Buah labu merah (Cucurbita moschata) => tingkat kekerasan pada saat
matang.
3. Daun (pucuk)
Beberapa tanaman terjadi penumpukan senyawa aktif yg optimal ex.
Daunkumis kucing (Ortosiphon stamineus), daun the (Theae sp).
4. Daun (tua), Dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak dibagian
cabang atau batang yg menerima sinar matahari sempurna ex. Daun Sembung
(Blumea balsamifera).
5. Kulit batang, Dipilih tumbuhan yg cukup umur ex. Pada kulit pohon kina
(Cinchona succirubra) usia ideal lebih kurang 12 tahun, setelah panen butuh
minimal 6 tahun sampai kulit batang seperti semula.
6. Umbi lapis, Dipilih saat umbi mencapai besar maksimal dan pertumbuhan
bagian atas berhenti ex. Bawang merah (Allium cepa).
7. Rimpang, Pengambilan dilakukan pada musim kering biasanya besar rimpang
sudah maksimal (saat daun mulai mengering).
8. Akar
 Akar digali pada jarak minimal 30 cm dari batang atau akar utama
 Akar diambil dengan ukuran 5-10 cm dari pangkal batang agar tanaman
tidak mati
 Hanya akar pada tepi yang digali
 Setelah digali, lubang ditutup kembali untuk perlindungan dari infeksi dan
hama

Pasca panen
Fungsinya untuk menjaga agar hasil panen tidak (mudah) rusak dan tetap memiliki
kualitas yang baik serta mudah untuk disimpan ataupun diolah lebih lanjut.
Bertujuan untuk menghasilkan simplisia yang bermutu (sesuai standar) dan
mempertahankan kandungan aktif bahan.

Kegiatan budidaya tanaman obat mulai dari produksi bibit tanaman hingga
pemanenan harus dilakukan dengan kaidah Good Agricultural Practice (GAP).
Sedangkan industry proses yang menghasilkan ekstrak-ekstrak terstandar dan produk
obat herbal harus menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) & CPOTB

Praktek penanganan pasca panen yang baik (GPHP = Good Post Harvest Handling
Practice) menjadi sangat penting
Pasca panen atau GPHP menjadi mata rantai penting sebagai penghubung antara
GAP dan GMP

Penanganan dan Pengelolaan Pasca Panen (Tanaman Pangan) adalah seluruh


rangkaian kegiatan setelah proses panen terhadap tanaman pangan hasil pertanian
sehingga siap dikonsumsi/diolah lebih lanjut

Penanganan dan Pengelolaan Pasca Panen (Tanaman Obat) adalah seluruh rangkaian
kegiatan setelah proses panen terhadap tanaman obat sehingga diperoleh simplisia
yang siap untuk diolah lebih lanjut

Tujuan Penanganan Pasca Panen

1. Mempertahankan dan menjaga kualitas bahan simplisia


• Mencegah kerusakan fisiologis
• Mencegah kerusakan mikro biologis
• Mencegah kontaminasi hama
• Mencegah/menghilangkan kontaminasi kimia
2. Meningkatkan daya simpan bahan simplisia untuk proses lebih lanjut
3. Meningkatkan nilai jual bahan simplisia

Respirasi : 1. Membutuhkan oksigen


2. Mengeluarkan CO2
3. Menghasilkan panas => mikroorganisme tumbuh => mudah rusak
Metabolisme : 1. Perubahan komponen kimia
2. Perubahan warna, rasa dan bau
3. Perubahan tekstur => menurunnya kualitas
Proses penanganan dan pengelolaan tanaman obat menjadi simplisia
1. Sortasi basah : mengurangi jumlah pengotor / bahan asing yang terikut akibat
proses panen dan pengumpulan bahan (meja biasa, meja berjalan, sortasi
manual)
2. Pencucian : menghilangkan kotoran yang melekat pada tanaman, mengurangi
kontaminasi mikroba yang menyebabkan pembusukan pada bahan tanaman,
menghilangkan residu pestisida. Mengguanakan air bersih yang mengalir dan
harus terbebas dari mikroba pathogen, mikroba indicator pencemar, bebas
logam berat
3. Penirisan : membuang sisa air pencucian, memudahkan perajangan,
mempercepat pengeringan
4. Perajangan : memudahkan proses pengeringan, memudahkan proses
pengemasan dan penyimpanan, memudahkan proses ekstraksi. Untuk bahan
agak keras seperti akar, kayu, batang, buah, umbi, kulit kayu
Ukuran rajangan :
Terlalu tipis= Kehilangan zat aktif (mudah menguap), Simplisia mudah
patah/remuk
Terlalu tebal = pengeringan lama, Mudah kontaminasi mikroba => Bahan
mudah busuk
Arah rajangan :
Membujur (Split) = Sel sel tidakpecah, minyak atsiri tidak mudah menguap
Melintang (Slice) = lebih cepat kering, Ketebalan antara 3-4 mm
5. Pengeringan : Proses penghilangan sebagian besar air dari bahan dengan
menggunakan panas hingga mencapai kadar air yang dibutuhkan. Tujuannya
Mengurangi aktivitas air, Menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba
pathogen angka kamir ≤ 104, (Aspergillus flavus ---> aflatoksin, 30 bpj),
Menghambat terurainya zat aktif krn aktifitas enzim, Memperpanjang umur
simpan, Meningkatkan kualitas simplisia.
Metode pengeringan : sinar matahari (kulit kayu, batang, biji, rimpang),
naungan sinar matahari (daun, bunga, ranting, zat yg tidak stabil thd panas),
oven
6. Sortasi kering : memisahkan kotoran, bahan organic asing, pengotor fisik dan
simplisia yang rusak.
7. Pengemasan : mempermudah penyimpanan dalam gudang, melindungi
simplisia pada saat pengankutan, distribusi dan penyimpanan, mengefisienkan
proses pengiriman. dll
8. Penyimpanan : faktor penyebab kerusakan simplisia (kadar air, kelembaban,
sinar matahari langsung, oksigen- udara, reaksi kimia, hama, kapang)
9. Pemeriksaan mutu : simplisia memenuhi syarat sesuai fi dan MMI atau
dokumen resmi dari pemerintahan, baik dalam hal kandungan dan jenis
komponen aktif, keamanan, dan kegunaan/khasiat.

PENGARUH KUALITAS SIMPLISIA TERHADAP KANDUNGAN KIMIA


DAN EFEK TERAPINYA

Faktor yang berpengaruh pada kualitas simplisia


a. Perubahan fisik/ kimiawi
1. Perubahan fisiologi bahan
2. Pencemaran mikroba pathogen
3. Kerusakan penyimpanan
4. Kerusakan fisik
b. Kerusakan kandungan kimia
1. Kandungan air bahan
2. Pengaruh sinar UV
3. Faktor pemanasan
4. Derajat keasaman

Kandungan air bahan


Enzim perusak kandungan kimia

Aktivitas enzim oksidase & polierase


Enzim oksidase : merusak kandungan terpenoid & polifenol, jika berlanjut dg
polymerase akan membentuk resin (sukar larut)
Enzim hydrolase : aktivitas enzim ini bisa diikuti polimerase pd daun Aucuba
japonica, cepat berubah warna hitam krn hidrolisis aukubosida & polimerisasi
aglikon.

Mono dan seskuiterpen (penyusun minyak atsiri) dioksidasi menjadi lebih gelap
kemudian dipolimerisasi membentuk resin

Kandungan kimia dalam simplisia


1. Zat aktif : farmasetik & farmakologi
2. Zat penanda (marker) : spesifik untuk bahan yang ditetapkan
3. Zat pendamping(SEES) :
Side Effect Eliminating Substance : zat yang meniadakan efek samping.
Secondary Efficacy Enhancing Substance : zat sekunder yang meningkatkan
khasiat.
4. Zat ballast : tidak terkait dg efek terapi => membuat jenuh cairan penyari =>
mempengaruhi kelarutan & absorbsi zataktif. Ex.: karbohidrat, protein,
lemak,klorofil, resin, tanin.

Penurunan mutu simplisia (tidak sengaja), penyebab mutu rendah Tanaman asal, cara
panen & pengeringan yg SALAH, Disimpan terlalu lama, Pengaruh kelembaban/
panas, Isinya telah disari dengan cara pelarutan/ penyulingan.

PENGENALAN EKSTRAKSI SKALA INDUSTRI; PEMEKATAN DAN


PENGERINGAN EKSTRAK; PARAMETER MUTU EKSTRAK
Ekstraksi tanaman skala industry

1. Jenis simplisia yg digunakan (daun,bunga, batang, akar, dsb).


2. Penurunan ukuran partikel dan derajat kehalusan dari simplisia yang akan
diekstraksi (penggilingan, penghalusan, pengayakan).
3. Menstrum yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi.
4. Jika perlu, uji pendahuluan sebaiknya dilakukan.
5. Suhu pada saat ekstraksi dan pemekatan (studi fitokimia, studi efek
farmakologi, identifikasi bahan aktif/seny. Penanda, bahan baku pembanding,
dosis)
6. Penyaringanresidudenganekstrakcair.
7. Pemekatan: ekstrak kental => standardisasi pengeringan (penambahan bahan
ttt) => standardisasi
Pemekatan ekstrak : menambah proporsi bahan terlarut (solut) dari suatu larutan
dengan cara penguapan sampai menjadi larutan kental

Jenis ekstrak
1. Ekstrak cair (liquidum ekstrak/ extracta liquidum/ fluid extracts) : hasil dari
proses ekstrak
2. Ekstrak pekat (spissum extracts/ extracta spissa/ soft extracts) : Ekstrak pekat
= sisa pelarut berkurang. Kadar sisa pelarut pada ekstrak 15-25%
3. Ektrak kering ( siccum extracts/ extracta sicca/ dry extracts ) : HARUS
TIDAK ADA sisa pelarut
Tujuan pemekatan : Meningkatkan konsentrasi kandungan bahan terlarut.

Metode penguapan
1. Evaporasi : PENGUBAHAN bentuk cair menjadi gas pelarut dan udara dalam
bejana evaporasi (uapnya tidak ditampung kembali) => penangas air
2. Vaporasi : Pengubahan bentuk cair menjadi gas ( hanya molekul gas pelarut)
dalam bejana vaporasi, Uap pelarutnya di ambil kembali dengan pendinginan.

Yang perlu diperhatikan :


1. Suhu serendah mungkin u/ menghindari penguraian
2. Suhu penangas air < 70℃,
3. Suhu ekstrak ≤50℃
4. Waktu penguapan sesingkat mungkin( setting vakum dan kecepatan putaran
(rpm))

Pengeringan ekstrak : proses penghilangan pelarut/ cairan dari bahan yang


dikeringkan. Pelarut yg digunakan bahan cair yang mudah menguap.

Hasil pengeringan : massa lengket, serbuk, massa seperti granul kering, dan massa
padat kering dan rapuh.
Macam macam metode pengeringan
1. Pengeringan evaporasi : bahan dikeringkan pada suhu lebih rendah dari pada
suhu didih pelarut
2. Pengeringan vaporasi : bahan dikeringkan pada suhu lebih besar dari pada
suhu didih pelarut
3. Pengeringan sublimasi : bahan dikeringkan pada suhu sublimasi pelarut/
cairan tetapi tidak semua bahan dapat menyublim
4. Pengeringan konduksi/ kontak langsung : perpindahan panas melalui kontak
langsung antara permukaan bahan yang dikeringkan => kontak dengan suatu
pelat panas
5. Pengeringan konveksi : Bahan dikeringkan dengan pengering gas (umumnya
udara, kadang uap air yang dipanaskan)
6. Pengeringan adiasi : energy pengeringan diberikan melalui radiasi
7. Pengeringan dielektrik : Bahan yang dikeringkan ditempatkan diantara 2 pelat
kapasitor yang menimbulkan perubahan medan listrik secara cepat

Alat pengering ekstrak skala industry :


1. spray dryer (senyawa tahan panas)
2. Freeze dryer (senyawa tidak tahan panas)

Faktor yang mempengaruhi hasil spray drayer


1. Bahan
a. Kandungan padat (15-40%)
b. viskositas tinggi (TGT KANDUNGAN PADAT) ~ ukuran partikel tinggi
c. tegangan permukaan tinggi ~ ukuran partikel tinggi
d. BJ tinggi ~ ukuran partikel tinggi
2. Pipa penyembur (nozzle)
a. Ukuran pipa penyembur (pipa penyemprot kecil-uk partikel kecil)
b. Tekanan penyemprotan ~ waktu tinggal
(tek penyemprot tinggi =waktu tinggal singkat => partikel kecil =
kekeringan => tidak begitu kering)
(tekanan penyemprot rendah = waktu tinggal lama => partikel besar =
partikel kering dengan sempurna)
3. Ukuran butiran
a. SUHU UDARA MASUK (180-230◦C ~ Stabilitas)
b. Waktu tinggal ~ kekeringan

Faktor yang mempengaruhi pengeringan


1. Luas permukaan => Semakin luas permukaanbahan maka akan semakin
cepatbahan menjadi kering.
2. Suhu => Semakin besar perbedaan suhu, proses penguapan semakin cepat
3. Kecepatan udara => kecepatan gerak yang tinggi yang berguna untuk
mengambil uap air dan menghilangkan uap air dari permukaan bahan
4. Kelembaban udara => semakin lembap udara, semakin lama proses
pengeringan
5. Tekanan ATM dan vakum => Pada tekanan udara atmosfir 760 Hg (= 1 atm),
air akan mendidih pada suhu 100oC. Pada tekanan udara lebih rendah dari 1
atmosfir air akan mendidih pada suhu lebih rendah dari 100oC.
6. Waktu => Dalam pengeringan diterapkan konsep HTST (High Temperature
Short Time),short timedapat menekan biaya pengeringan.

Parameter mutu ekstrak


Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak
1. Faktor biologi : identitas, lokasi tumbuh asal, periode pemanenan hasil
tumbuhan dll
2. Faktor kimia :
a. Faktor internal:
•Jenis senyawa aktif dalam bahan
•Komposisi kualitatif senyawa aktif
•Komposisi kuantitatif senyawa aktif
•Kadar total rata-rata senyawa aktif
b. Faktor eksternal:
•Metode ekstraksi
•Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter dan tinggi alat)
•Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
•Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
•Kandungan logam berat

Parameter dan metode uji ekstrak


a. Parameter non spesifik : susut pengeringan, BJ, kadar air, kadar abu, sisa
pelarut, residu pestisida, cemaran logam berat, cemran mikroba, cemarang
kapang khamir dan aflatoksin
b. Parameter spesifik : identitas, organoleptic, kandungan kimia, kadar total
golongan kandungan kimia, kadar kandungan kimia tertentu.

BENTUK SEDIAAN HERBAL


A. Dari bahan segar
1. Juice/succus
a. Presss Juice (hasil pemerasan) : buah segar ditambah sedikit air,
dipres dan jika perlu difermentasi.
Contoh: dari buah matang yg kaya asam , seperti arbei, apel,
nanas,dll.
b. Bukan Press (bukan hasil pemerasan) biasanya dikumpulkan
secara parsial dlm btk kering, perlu pengolahan lebih lanjut. c/
Aloe, opium
2. Juice buatan, Sari ini tidak terdapat dalam tanaman dan tidak terbentuk
setelah tanaman megalami perlakuan. Bukan dari Juice tetapi hasil
ekstraksi.
3. Syrup, Sediaan cair dgn kandungan gula yg tinggi, yg apabila
mengandung jus dipandang sebagai sediaan tanaman. Contoh syrup Black
currant, Syrup Raspberry ( 1:11 sirup gula), Syrup Cherry (800 gram
sukrosa dalam 475 ml jus, dipanaskan, didinginkan, ditambahkan 200 ml
etanol dan ad air 1 liter)
4. Alkoholat, Bahan segar direndam dalam etanol. Apabila bahan
dikeringkan, komponen yang dikehendaki hilang, sehingga dibuat
alkoholat.
5. Preparat homeopatik, 70 % juice segar tanpa minyak atsiri, resin dan
mucus.
B. Dari simplisia
1. Herbal tea : Harus diperhatikan : Daun, bunga dan herba : rajang kurang
lebih 4 mm, Kayu, kulit dan akar : rajang kurang lebih 2,5 mm, Buah,
biji : digerus/diserbuk kasar 2 mm
C. Ekstrak
1. Ekstrak air
 Dekok (90-98 oC, 30 menit, peras)
 Infus (sama seperti dekok, dgn waktu 15 menit)
 Maserat (30 menit pada suhu kamar)
2. Ekstrak skala industry : (ekstraksi, spray drier)
3. Tincture : (ekstraksi dengan etanol, eter 1(2) : 10)
4. Ekstrak cair (fluid) : lebih pekat (ratio ekstrak - bahan = (2:1)
5. Ekstrak tenua /encer (jarang digunakan lagi)
6. Ekstrak kental (dipekatkan hingga seperti madu)
7. Ekstrak kering
 Ekstrak cair diuapkan ditambah bahan inert menjadi ekstrak kering.
 Ajuvant : maltodekstrin, laktosa, aerosil.
8. Ekstrak minyak (Olea medicata, medicinal oils) => Sediaan yg
mengandung bahan berkhasiat yg tersuspensi dalam minyak almond,
kacang, zaitun,dll
9. Asetat, Vinegar,cuka => Jarang dipakai. Bahan diekstraksi dengan asam
asetat encer dengan kerapatan 1,025 -1,045 g/ml, kandungan asam

Pengembangan obat herbal => sediaan farmasi


1. Dekoksi padat : Sediaan semicair, dipreparasi dengan cara dekoksi obat gubal
(simplisia) dalam air. Dekoksi dipekatkan dengan penambahan madu atau
gula tapi tidak boleh menunjukkan kristalisasi gula.
2. Anggur obat : Sediaan cairan jernih yang dipreparasi secara maserasi dan
ekstraksi obat gubal (simplisia) dengan anggur destilasi. Anggur obat dapat
ditambahkan madu atau gula. Kandungan alkohol yang terbentuk harus sesuai
standar.
3. TINGTUR : Sediaan cair jernih hasil maserasi atau sediaan cair jernih yang
dilarutkan dalam etanol dg konsentrasi tertentu atau dibuat dg cara
mengencerkan ekstrak cair yg digunakan untuk pemakaian oral.
4. EKSTRAK CAIR : Kecuali dinyatakan lain, 1 mL ekstrak cair ekivalen dg 1 g
obat gubal (simplisia)
5. TEH OBAT : Sediaan utuk digunakan secara oral, dibuat dg mencampur obat
gubal atau ekstrak (ekstrak cair) dengan eksipien lain.

Formulasi ekstrak => sebaiknya dilakukan defatting/ penghilangan lemak dengan


tujuan :
1. Menghilangkan minyak dan lemak yg dapat membuat sulitnya mendapatkan
ekstrak kering dan sediaan farmasi padat.
2. Menghentikan degradasi enzim bahan berkhasiat.

PARAMETER MUTU DAN METODE UJI SIMPLISIA-EKSTRAK


simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung, dapat
dipertimbangkan 3 konsep untuk menyusun parameter standar umum.
1. Parameter mutu umum : Kebenaran jenis ; Kemurnian; Aturan penstabilan
(wadah, penyimpanan, dan transportasi)
2. Memenuhi 3 paradigma (Quality-SafetyEfficacy)
3. Mempunyai spesifikasi kimia (informasi jenis dan kadar) senyawa kandungan
Standar mutu bahan ekstrak tidak terlepas dari PEGENDALIAN PROSES” (Depkes,
2000) yaitu “ Pengujian atau pemeriksaan persyaratan parameter standar umum
ekstrak MUTLAK harus dilakukan dengan berpegang pada manajemen pengendalian
mutu eksternal oleh badan formal atau/ dan badan independen” (Depkes, 2000)
Parameter identitas ini meliputi :
A. Deskripsi tata nama :
Nama ekstrak (generik, dagang paten)
Nama lain tumbuhan (sistematika botani)
Bagaian tumbuhan yang digunakan
Nama Indonesia tumbuhan.
Tujuan : Memberika identitas obyektif dari nama dan spesifikdari senyawa
identitas.
B. Organoleptis : Mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa guna pengenalan awal
yang sederhana seobjektif mungkin.
C. Senyawa terlarut dalam pelarut : Melarutkan ekstrak atau simplisia dengan
pelarut (alkohol/air) untuk ditentukan jumlah larutan yang identik dengan jumlah
senyawa kandungan secara gravimetrik. Tujuannya untuk memberikan gambaran
awal jumlah senyawa kandungan.
D. Uji kandungan kimia
1. Pola kromatogram : memberikan gambaran awal komposisi kandungan kimia
berdasarkan pola kromatogram
2. Kadar total golongan kimia : memberikan informasi kadar golongan
kandungan kimia sebagai parameter mutu ekstrak dan kaitannya dengan efek
farmakologi
3. Kadar kandungan kimia tertentu : kandungan senyawa identitas ataupun
kandungan ilmiah lainnya
E. Kadar total golongan kandungan kimia : metode Spektrofotometri, titrimetri,
volumetri, gravimetri dll.
Parameter non spesifik
1. Susut pengeringan
Prinsip: Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105°C selama
30 menit atau sampai berat konstan, yang dinyatakan dalam nilai prosen.
Tujuan: Memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang
hilang pada proses pengeringan.
2. Bobot jenis (pada Ekstrak)
Prinsip: Massa per satuan volume pada suhu kamar tertentu (25°C) yang
ditentukan dengan alat khusus piknometer atau alat lainnya.
Tujuan: Memberikan batasan tentang besarnya massa per satuan volume yang
merupakan parameter khusus ekstrak cair sampai ekstrak pekat (kental) yang
masih dapat dituang.
3. Kadar air
Prinsip: Pengukuran kandungan air yang berada didalam bahan
Tujuan: Memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air di
dalam bahan.
4. Kadar abu
Prinsip : Bahan dipanaskan pada tempertur dimana senyawa organik dan
turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga tinggal unsur
mineral dan anorganik.
Tujuan : Memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang
berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.
5. Sisa pelarut (pada ekstrak)
Prinsip : Menentukan kandungan sisa pelarut tertentu (yang memang
ditambahkan) yang secara umum dengan kromatografi gas.
Tujuan : Memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa
pelarut yang memang seharusnya tidak boleh ada.
6. Residu pestisida
Prinsip : Menentukan sisa kandungan pestisida yang mungkin saja pernah
ditambahkan atau mengkontaminasi pada bahan simplisia pembuatan ekstrak.
Tujuan : Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung pestisida
melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya (toksik) bagi kesehatan.
7. Cemaran mikroba
Prinsip : Menentukan (identifikasi) adanya mikroba yang patogen secara analisis
mikrobiologis.
Tujuan : Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung mikroba patogen
dan tidak mengandung mikroba non patogen melebihi batas yang ditetapkan
karena berpengaruh terhadap kestabilan ekstrak dan berbahaya (toksik) bagi
kesehatan.
Mikroorganisme yang tidak diperbolehkan ada:
a. Clostridia
b. Salmonella
c. Shigela
Batasan mikroorganisme yang diperbolehkan :
a. Bakteri aerobik maksimum 105 per gram
b. Ragi dan jamur maksimum 103 per gram
c. Escherichia coli, maksimum 10 per gram
d. Enterobakteria lainnya maksimum 103 per gram.
8. Cemaran logam berat
9. Cemaran kapang, khamir dan aflatoksin
Prinsip : Menentukan adanya jamur secara mikrobiologis dan adanya aflatoksin
dengan KLT.
Tujuan : Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung cemaran jamur
melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan
aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan.

MINYAK ATSIRI
Definisi minyak atsiri
1. Minyak atsiri yang dalam bahasa lain disebut essential oil atau essences
adalah suatu zat yang berkonsentrasi tinggi yang diekstrak dari berbagai
macam bagian tumbuhan yang memiliki aroma.
2. Metabolit Sekunder dari tanaman/hewan
3. Zat yang memiliki aroma dengan konsentrasi tinggi yang dapat menguap
dengan mudah
4. Bukan Minyak Makan (non edible oil)
Sumber sumber di alam
1. Tanaman dan Hewan
2. Bagian Akar : akar wangi
3. Bagian Batang : cendana, gaharu
4. Bagian Kulit Batang : kayu manis
5. Bagian Daun : cengkeh, nilam, pepermint, kemangi dll
6. Bagian Bunga : kenanga, melati, cengkeh dll.
7. Bagian Buah : pala, lemon dll
8. Bagian Biji : seledri, anggur dll
Kegunaan dalam industry
1. Industri parfum (kenanga, mawar, melati dll)
2. Obat-obatan (cengkeh, kayu putih, anise dll.)
3. Bumbu makanan (vanili, alicin dll).
4. Industri pewarna (turmeric untuk batik)
Fungsi kompleks dari minyak atsiri
1. Therapeutically
2. Flavouring
3. Perfumery
4. Starting materials to synthesize other compounds
5. Anti-septic – due to high phenols
6. Anti-spasmodic
7. Aromatherapy
8. Physiological effects
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi efek pada kandungan unsur-unsur minyak
atsiri. Diantaranya adalah :
1. kondisi tanah
2. kualitas pupuk yang digunakan, serta jenisnya organik atau kimia
3. daerah tanam
4. iklim
5. ketinggian
6. musim panen
7. cara panen
8. proses destilasi
9. bagian tanaman yang didestilasi
minyak atsiri dapat dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Kelompok pertama : minyak atsiri yang dengan mudah dapat dipisahkan
menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya.
2. Kelompok kedua : minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi komponen
murninya. Contoh kelompok kedua adalah: minyak akar wangi, minyak
kenanga, dan minyak nilam. Lazimnya minyak atsiri tersebut langsung dapat
digunakan, tanpa diisolasi komponen-komponennya, sebagai pewangi
berbagai produk.
Teknologi prosesing
1. Pemanenan harus tepat waktu pemanenan dan cara penanganannya
2. Pengeringan Pengeringan daun dalam tempat teduh atau sebagian teduh akan
menurunkan jumlah minyak yang hilang
3. Pengolahan Perajangan dan pengillingan : mempermudah penetrasi zat cair
(air) atau uap kedalam sel yang mengandung minyak atsiri.Pada simplisia
tertentu pelru dilakukan fermentasi untuk memecah sel-sel yg mengandung
minyak atsiri, contoh: minyak nilam.
4. Proses ekstraksi
a. Destilasi (penyulingan) : Destilasi merubah cairan yang mudah menguap
menjadi uap dan kemudian mengkondensasi uap kembali menjadi cairan.
I. Penyulingan dengan air ;
 Cara penyulingan dengan sistem ini => memasukkan bahan
baku (sudahdilayukan, kering ataupun bahan basah) ke dalam
ketel penyuling yang telah berisi air => dipanaskan.
 Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang
dihubungkan dengan kondensor.
 Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan
terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah.
 Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan
separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja.
II. Penyulingan dengan air dan uap
 Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan
sistem kukus => bahan baku dan air tidak bersinggungan
langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.
 Cara ini yang paling banyak dilakukan pada dunia industri
karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa
menyingkat waktu proses produksi.
III. Penyulingan dengan uap langsung
 Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan
air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang
difungsikan untuk menyuling minyak.
 Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan
baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses
pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu,
cendana, dll.
 Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan
tinggi didalam boiler,kemudian uap tersebut dialirkan
melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku.
 Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor.
 Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air
dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis
minyak.
b. Ekstraksi dengan pelarut organic
1. Pelarut: n-heksana, toluene, dll
2. Penyarian dapat dilakukan denga cara maserasi => jenuh =>
dipekatkan sehingga didapat massa setengah padat.
3. Penyarian dilakukan kembali menggunakan etanol (alkohol) kemudian
didinginkan sehingga didapat 2 fraksi.
4. Larutan minyak atsiri akan berada dalam larutan alkohol.
c. Penyarian dgn lemak padat (enflurage)
 Tanpa pemanasan atau pemanasan pada suhu rendah (maserasi)
dan hanya menggunakan lemak.
 Untuk minyak atsiri yg tidak tahan panas.
d. Pemerasan
 Untuk bahan yg berupa buah atau kulit buah dari tanaman,
biasanya keluarga citrus => karena minyak atsirinya akan rusak
apabila mengalami penyulingan
 Tekanan pada pemerasan menyebabkan sel yg mengandung
minyak atsiri akan pecah => minyak atsiri akan mengalir.
e. Penyarian dengan gas karbondioksida (CO2)
keuntungan :
 Tidak mengandung residu pelarut toksik
 Proses berlangsung pada suhu rendah
 Tidak mudah terbakar
 Hemat energi karena gas CO2 dapat didaur ulang
 Bersifat selektif
MATERI KULIAH : BAHARI

Kingdo Ciri-ciri Klasifikasi Ciri-ciri Spesies Aktifitas Senyawa


m
MONER -Unseluler Cyanophyta (ganggang Lyngbya antitumor -Kalkitoxin
A -Prokariotik hijau biru) majuscula -Malyngamide J
-Punya dinding -Malyngamide L
sel, membran
plasma dan
sitoplasma
-Sel membelah
secara sederhana

Scytonema
endholithicum

Schizophyta 1. Pseudomo - 1. Turunan


(bakteri) nas antibiotik pirol dengan
bromotilus 5 atom Br

2. Pigmen - 2. -
dari
P.Magnesi
orubra
- 3. Benzoantrak
3. Chainia antibiotik uinon (jika
purpugena mgd
Laminaria)

4. Marine - 4. 2-n-pentil-4-
Pseudomo antibiotik kuiolinol
nas

Contoh kingdom monera lain


:
Spirullina plantensis (syn.
Arthospira plantensis) and
Aphanizomenon flas-aquae 
food suplemen

PROTIS 1. Eukariotik Menyerupai jamur - Eukariotik 1. Cladospor 1. –


TA 2. Uniseluler (mycophyta) (dinding tssn ium 2. Leptospha
dan dari zat kitin) herbarum erin,
multiseluler - Uniseluler 2. Leptosph leptosphaeroli
3. Inti sel jelas - Tidak memiliki aeria de,
4. Berkoloni klorofil oraemanis odihydroquino
(heterotrop) 3. Curvulari ne,
- Tempat lembab, a lunata leptosphaerodi
kaya zat 4. Pennicilli one
organik, pH um spp
rendah, kurang 5. Aspergill
sinar matahari us flavus
- Hifa yang
bercabang-
cabang
(misellium)
- Vegetatif dan
generatif

Menyerupai hewan Trypanosoma,


(Protozoa) Trichomonas,
Paramecium
Menyerupai tanaman (Alga) Ganggang
berkapur
(Calcarea)
-ganggang
hijau
halimeda

a. Crysophyta -karoten berupa -Stichochrysis - -


(Keemasan) xantofil immobilis antibakter -stigmasterol
-pigmen lainnya -navicula i
fukoxantin, klorofil incerta -
a, dan c -Achnanthes antikanke
-Keemasan longgipes, r
-Uniseluler soliter navicula sp -
-Berkoloni tidak dan amphora antioksid
berflagelium coffeaformis an
-Multiseluler
-spt benang
b. Chlorophya -uni dan multi -Codium -TBC, -1-octosdecanol
-Berkas, lembaran, amplivesiculat Bakteri dan kolesterol
koloni um
-eukariotik
-gerak dengan flagel
dan bintik mata
(stigma)
-caulerpa - -seskuiterpenoid
ashmeadii antimikro
ba
-ulva lactuca
c. Rhodophyta -mgd klorofil, -Gracilaria
karoten, fikoeritrin, lichenoides
fikosianin, (agar)
-multiseluler, berupa -Euchema sp
benang atau (karagenan)
lembaran Cottoni
(kappa)
Spinosum
(iota)
Gigartina
(lambda)
-Gelidium sp
(Agar)
d. Phaeophyta -mgd xantofil, -Laminaria
klorofil, karoten -Sargassum
-makroskopis,
multisel, flamen,
lembaran atau talus
-autotrof
-mgd selulosan dan
asan alginat
-Sargassum -
thunbergii sargahydroquinoi
c acid
-sargaquinoic
acid
-sargachromenol
-sargathunbergol
-Sargassum Antibakte
polycystum C. ri thd
S.aureus
dan
B.cereus
-Turbinaria antikoagu fucoidan
decurrens lan
e. Pyrrophyta (api) atau -uniseluler autro - -brevetoxin
(dinoflagelata) -mmlk din sel Gymnodiniu
-eukariotik m breve
-mgd karoten, kloro
a dan c
-bercahaya dan
beracun (tidak
semua jenis)
-flagel melingkar
(pita)  memutar
Flagel memanjang
(cambuk)maju
-memiliki zat
luciferin yang
menyebabkan
bioluminescence u/
pertahanan
-ledakan populasi
pyrrophyta 
fenomena red tides
(pasang merah) pd
musim panas

Amphinidium antikanke Amphinolide B


sp r dan Caribenolide
I (Senyawa
makrolida)
-Goniodima Antifungi -Goniodomin A
- Antifungi -Gambieric acid
Gambierdiscus Antifungi -Amphidinois
toxicus
-Amphinidium
spp
PLANT Seagrass -angiospermae Marga :
AE -monokotil -enhalus
-Di perairan dangkal Enhalus -
-tdr dri rhizoma, acoroides
daun akar, bunga -thalassia -
dan buah Thalassia
-rhizoma terbenam hemprichii Antibakte
dan merayap scr -Halophila ri
mendatar buku-buku Halophula -
-penyerbukan di stipulacea -
dalam air Halophila
-buahnya terendam spinulosa -
di air Halophila Antibakte
-agak pesisir dan ovalis ri
terumbu -Halodule
Halodule Antibakte
uninervis ri
Halodule asebotin
pinifolia
-Cymodocea -
Cymodocea Antiinflu
serrulata enza
-Spryngodium
-
Thalassodendr
on
Thalassodend
ron serrulata
Thalassodend
ron ciliatun

ANIMA Filum -chorda dorsalis


LIA CHORDATA (punggung)
-celah insang
-simetri bilateral
A.Acaniata (tidak s/ cacing, hidup -saccaglossus
berkranium) dilaut, punya celah sp
1.Hemichordata insang, aseksual
2.Urochordata/tunicata Tebal, pendek, laut, -molgula sp - -
seksual halocynthia - 4-o-sulphation of
pyriformis antikoagu the N-acetyl--D-
lan galactosamine
-ecteinascidin-
-Ecteinosciata 743 (Trebectedin)
turbinata - -Eudostomin
-eudistoma antikanke
Ada 3 kelas olivaceum r
-ascidiaceae -
- decahydroquinol
-thallasea -ascidia Antivirus one
didemnum HSV
-larvaceae culculiferum
-doliolum -malaria
denticulatum
-
appendicularia
sp
3.Cephalochordata Ikan tanpa sirip,
pipih, manjang, laut,
seksual
Kelas Chondrichytes Faring 5 -squalus sp
pasang,jantung 2 (hiu)
ruang, hidung, -Rgieodon
mulut, tidak punya trypus (cucut
tutup insang, tulang geger lintang)
rawan -sphyrna
blochii (cuuct
martil)
-Trygo sephen
(pari pasir)
-Aetobatis
narinari (pari
burung)
B. Craniata
1. Pisces
-kelas agnatha -tulang rawan , sirip -Cyclostomata
tidak (ikan mulut
berpasangan,jantung bundar)
2 ruang, faring 5 -Petromyxin
pasang sp (lamprey)
-Polistotrema
sp (hag)
-kelas Osteichthyes -bertulang sejati, Ikan bandeng
sepasang mata, Ikan mas
pendengaran, celah Ikan kakap
mulut, lubang
hidung, celah dan
tutup insang,gerak
dengan sirip, gurat
sisi
2.Tetrapoda
- kelas amphibi - Katak,
- reptilia salamander
- aves - komodo,
- mamalia buaya,
bunglon
- burung,
pinguin
Filum -pori/lubang
PORIFERA (ostium)
-rongga
(spongosol/pragaster
/atrium)
-muara (oskulum)
Klasifikasi
1. Calcarea -zat kapur kalsium -scypha sp,
karbonat cerantia sp,
leucon sp., dan
clothrina sp
2. Hexatinelida -zat kersik silikat -euplectella
(SiO2) Laut bagian aspergillum
dalan -pheronema
-menyerupai gelas, -hyalonema sp
silinder, atau corong
3.Demospongia Tulang lunak -Euspongia sp
Tssn dari serabut2 -Callyspongia
spongin sp
-zat silikat -Clionia sp
-Phyllospongia
sp
-spongia sp
- HSV-1 Thymine
spongothymidi dan arabinose (Ara-T)
ne Varicella
zoster
- Herpes Spongoadenosine
Spongouridun encephali (Ara-A)
e tis
-Geordia antileuki 3-methylcytidine
baretti mia dan 3-methyl-
2’deoxycytidine
-Dragmacidon antikanke Dragmacidin
sp r
-Oceanapia sp antinemat Tiosianatin A, B,
oda C
- Antikank Acanthamide A
Acanthostylote er Acanthamide B
lla sp Acanthamide C
Mukanadin D
Filum -Soliter dan koloni
COELENTERA -simetri radial
TA -rongga
(Cnidaria/Penye gastrovaskular
ngat) u/cerna makanan
-tentakel sel2  -satu lubang
knidosit / (mulut+anus)
knidoblas -diplobastik
-knidosit mgd -tentakel
kapsul yaitu -dua tubuh
nematokis a.polip (pd substrat)
b.medusa (tdk pd
subsrat)
-heterotrof
Klasifikasi
1.Hydrozoa Soliter dan koloni Hydra sp
(polip)
2.Scyphozoa Ubur-ubur -Aurelia aurita
-Cynea sp
-Pelagia sp
-Chrysaora
fruttescents
3.Anthozoa Anemon -Tubastrea
laut/koral/karang (koral/karang)
laut -Acrophora sp
Soliter dan polip (hewan
Tentakel ragam karang)
warna -turbinaria
-Urticina
(Anemon laut)
Pseudopterogo - -Pseudopterosin
rgia Antiradan dan
elisabethae g dan elisabethatrienol
(coral) analgesik
- -
Antibakte Pseudopteroxazol
ri TBC e, erogorgiane,
ileabethoxazole
Pseudopterogo antimalar Sesquiterpen
rgia bipinnata ia (Caucanolides A
(coral) dan D)
Cladocora antiradan Sesterpenoid
cespitosa g (Cladocorans A
(Coral) dan B)
Clavularia antikanke Prostanoids ,
vindis r steroid
Filum -bintang
ENCHINODER -kulit berduri
MATA -kaki tabung
-cerna lengkap
Klasifikasi
1.Asteroidea -tumpul dan pendek -Acenthasfer
(Bintang laut) -mulut (oral) sp,
-anus (aboral) -Linckia sp
-Pentaceros sp
2.Ophiuroidea -s/bintang laut tp Ophiolepsis sp
tangan panjang,
fleksibel
-tdk mmlk penyedot
-umumnya hitam
3.Enchinoidea -bola pipih, tanpa -Diadema
lengan saxatile (bulu
-duri panjang babi) Dan
-tembolok -Arabcia
kompleks punculata
(landak laut)
-
Echinarachniu
s parma (dolar
pasar) pipih
dan duri
4.Holothuroidea -Kulit tubuh lunak Curcumaria sp
(timun laut/teripang) dan halus Holothuria sp
-anus pada kutub Bohadschia
argus
5.Crinodea s/tumbuhan
jumlah kelipatan
lima
cabang kecil
(pinula)
Curcuma Sistem Triterpen
japonica imun oligosakarida
(teripang) (curcumariosides
)
Holothuria Antifungi Triterpen
Scabra glikosida
(Terpang (scabraside A,
pasir) echinoside A dan
holothurin A)
Acaudina antihipert sterol
molpadioidea ensi
(teripang)
Ludwigouthur antikoagu Chondroitin
ea grisea lan sulfat
Linkcia Sistem Trisialo-
laevigata syaraf ganglioside LLG-
(bintang laut) 5 Dan steroid
glikosida
(Linckosides
F,I,K)
Filum Klasifikasi
ANNELIDA 1.Polychaeta (laut) -cacing laut -Phyllodoce
bersegmen longipes
-dilapisi kutikula -arenicola
-Panjang 5 - 10 cm -myrianida
-diameter 2-10 mm pachycera
-mmlk sirkulasi -sabella
cairan dan bernafas
dengan pertukaran
gas melalui
parapodia atau
insang
-bioluminescent
2.Oligochaeta (darat + tawar)
3.Hirudinea
(Parasit/penghisap darah)
Filum Klasifikasi
MOLUSKA 1.Lamellibranchia/ -Nafas insang yang -Meleagrina
Bivalvia/Pelecypoda berlapis-lapis (Kerang
mutiara)
-Anadonta
(kijing)
-Ostrea
(Tiram)
-Panope
Generosa
(Kerang
raksasa)
2.Cephalopoda -kepala alat gerak -Nautilus
-cairan tinta -Loligo sp
(Cumi-cumi)
-Octopus sp
(gurita)
3.Gastropoda -perut alat gerak -Achatina
-asimetris fullica
(bekicot)
-Lymnaea
(siput)
4.Scaphopoda -terpendam di Dentalium
lumpur Vulgare
5.Amphineura -gerak dengan kaki -Chiton sp
dan tidak memiliki
kepala yang jelas
Dollabella antikanke Peptide linier
auricularia r (Dolastin 10)
Conus Magus Antikank Ziconotide
er
Elysia Antikank Kahalalide F
rufescens er Kahalalide A
Anti TBC
Filum Kaki ruas, berbuku-
ARTHOPODA buku, bersegmen-
segmen
Klasifikasi
1.Crustaceae (Udang- -tbh tdr dr -udang windu
udangan) Cephalotorax dan (Peneus
abdomen monodon)
-mmlk kulit / -lobster
kerangka luar dari (Panulirus
zat tanduk/kitin humarus)
-tdp antena 2 pasang -rajunagan
(Neptunus
pelgagicus)
-udang air
tawar
(Cambarus
virilis)
-kepiting
(Portunus s-
exdentalus)

2 kel besar :
-Entomostracea (udang -Cylops sp,
tingkat rendah), kecil dan Argulus sp,
sbg zooplankton Dephnia pulex
-Makacostracea (Tingkat -Cambarus sp
tinggi, sbg zooplankton dan (Udang air
benthos) tawar)dll
2.Mrylapoda (heawan kaki
banyak  lipan, luwing)
3.Arachnoidea
(Kalajengking, laba-lba,
tungau)
4.Insecta (belalang)
Cllinectus Hormon Callinecdysone A
sapidus steroid dan B
(Kepiting
betina)
Humarus antibakter Homarine
americanus i

Plankton Merupakan organisme yang hidup melayang didalam air


a. Fitoplankton (Plankton nabati) < 1 m
b. Zooplankton (Plankton hewani) >1 m

PEMBAGIAN ZONE

A. Kondisi Cahaya
1. EUFOTIK (0-150 m)  pros fotosintesis
2. DISFOTIK (150-1000 m)  terlampau redup u/ mungkin tjd proses fotosintesis
3. AFOTIK (>1000 m)  gelap gulita
B. Kedalaman
1. Epipelagis (0150 m) Eufotik
2. Mesopelagis (150-1000 m)  Disfotik
3. Batipelaagis (150-4000 m)  disfotik sampai afotik
4. Abisal/abisopelagis (4000-6000 m)  bawah zona afotik
5. Hadal (>6000 m) tdp palung dalam

Anda mungkin juga menyukai