Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian
khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah
diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel dapat pula
berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi
pembelahannya sangat terbatas.
Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk
berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri. Jaringan inilah
jaringan dewasa.
Struktur utama tubuh tumbuhan tingkat tinggi ( tumbuhan berbiji ) terdiri atas : akar, batang dan
daun, disamping struktur tersebut tumbuhan juga ada yang dilengkapi dengan bunga dan buah.
Sedangkan untuk tumbuhan tingkat rendah (tumbuhan tak berbiji ) umumnya tidak memiliki
struktur seperti akar, batang , dan daun . Dapatkah kamu memberikan contoh contoh kedua
golongan tumbuhan di atas ?
Seperti halnya tubuh hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri atas sel yang tersusun secara teratur
membentuk suatu jaringan, Sel-sel yang membentuk jaringan tersebut berasal dari hasil
pembelahan sel zigot, yaitu sel hasil peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin
betina. Dari sel zigot itulah kemudian berkembang melalui proses pembelahan sel menjadi
berbagai macam sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda. Proses pertumbuhan dan
terbentuknya kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda itu disebut dengan
peristiwa Deferensiasasi. Dari peristiwa deferensiasi akan terbentuk berbagai macam jaringan,
selanjutnya dari berbagai macam jaringan akan membentuk organ tubuh tumbuhan seperti akar,
batang dan daun. Karena organ-organ tubuh tumbuhan mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda
maka struktur organ pun berbeda pula.
Untuk memudahkan memahami struktur organ tubuh tumbuhan maka terlebih dahulu dibahas
sedikit tentang berbagai macam jaringan yang menyusun organ-organ tubuh tumbuhan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
2. Apa saja struktur dan fungsi dari tumbuhan?
3. Apa saja hama dan penyakit pada tumbuhan?
4. Apa yang dimaksud dengan kultur jaringan?

1.3 Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang struktur dan fungsi tumbuhan agar
mahasiswa mengerti tentang analogi dan morfologi pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur dan Fungsi Akar
Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar adalah tempat
masuknya mineral atau zat-zat hara. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan. Tumbuhan
dikotil dan monokotil ada perbedaan sistem perakaran. Pada akar tumbuhan monokotil tersusun
sistem akar serabut.2.1.1 Struktur Akar Struktur akar dapat dilihat secara morfolgi dan anatomi.

a. Morfologi (Struktur Luar) Akar


Panjang akar dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti porositas tanah, tersedianya air dan
mineral, dan kelembapan tanah. Morfologi akar terdiri dari rambut akar, batang akar, ujung akar,
dan tudung akar. Rambut akar merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akar yang
berguna untuk memperluas daerah penyerapan. Rambut akar hanya tumbuh di dekat ujung akar
dan pada umumnya relatif pendek. Ujung akar tersusun dari jaringan meristem yang sel-selnya
berdinding tipis dan aktif membelah diri. Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi
promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh akar.pada banyak tumbuhan, sel
sentral di tudung akar membentuk struktur yang lebih jelas dan tetap yang disebut kolumela. Sel
tudung akar mensekresikan lendir yang terdiri atas polisakarida. Dan tudung akar bekembang
secara terus menerus. Fungsi tudung akar adalah untuk melindungi ujung akar terhadap
kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah. Untuk memudahkan akar menembus tanah,
bagian luar tudung akar mengandung lendir.b. Anatomi (Struktur Dalam) Akar

Anatomi akar terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, dan stele.


1. Epidermis (kulit/lapisan luar akar) terdiri dari sel yang trersusun rapat. Dinding sel epidermis
tipis sehingga dapat dilalui air.
2. Korteks/kulit pertama yangtersusun dari lapisan-lapisan sel yang berdinding tipis. Koteks
memiliki ruang-ruang antarsel yang berfungsi untuk pertukaran gas. Peran korteks adalah
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
3. Endodermis akar yang terbentuk dari selapis sel yang tebal. Sebagian besar sel-sel
endodermis memiliki pita kaspari yang mengandung zat suberin atau zat lignin.Fungsi
endodermis adalah mengatur jalannya larutan yang diserap ke silinder pusat.

Kemudian ada stele (silinder pusat) yang terdiri dari perisikel (perikambium), xilem
(pembuluh kayu), dan floem (pembuluh tapis). Perisikel adalah lapisan terluar dari stele yang
berperan dalam pertumbuhan sekunder dan pertumbuhan akar ke samping. Di dalam perisikel
terdapat xilem dan floem yang merupakan berkas pengangkut.Ada juga empulur yang hanya
terdapat pada tumbuhan dikotil.

4. Stele akar (silinder pusat). Stele pada akar tersusun atas perisikel (perikambium), xilem
(pembuluh kayu), dan floem (pembuluh tapis). Perisikel merupakan lapisan terluar dari silinder
pusat yang terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder dan pertumbuhan akar ke samping. Sedangkan xilem dan floem yang merupakan
berkas pembuluh angkat terletak di sebelah dalam perisikel. Pada akar tumbuhan monokotil
terdapat empulur, sedangkan pada akar tumbuhan dikotil tidak terdapat empulur.

2.1.2 Fungsi Akar


Bagi tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk menyerap air dan zat
hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta untuk menyimpan cadangan makanan.

a. Menyerap air dan zat hara (mineral).


Tumbuhan memerlukan air dan zat hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk
memperoleh kebutuhannya tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan
menggunakan akar. Oleh karena itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju
sumber yang banyak mengandung air.
b. Menunjang berdirinya tumbuhan. Akar yang tertancap ke dalam tanah berfungsi seperti
pondasi bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat berdiri kokoh di atas tanah. Oleh
karena itu, tumbuhan dapat bertahan dari terjangan angin kencang dan hujan deras.
c. Sebagai alat pernapasan. Selain menyerap air dan zat hara, akar juga menyerap udara dari
dalam tanah. Hal ini mungkin dilakukan karena pada tanah terdapat pori-pori. Melalui
pori-pori tersebut akar tumbuhan memperoleh udara dari dalam tanah.d. Sebagai
penyimpan makanan cadangan. Pada tumbuhan tertentu, seperti ubi dan bengkoang, akar
digunakan sebagai tempat menyimpan makanan cadangan. Biasanya, akar pada
tumbuhan tersebut akan membesar seiring banyaknya makanan cadangan yang tersimpan.
Makanan cadangan ini digunakan saat menghadapi musim kemarau atau ketika kesulitan
mencari sumber makanan. Manusia juga sering menggunakan akar tumbuhan untuk
keperluan hidupnya. Misalnya, sebagai sumber makanan, contohnya ubi kayu, ubi jalar,
dan wortel; sebagai bahan obat-obatan, contohnya jahe, kunyit, dan akar pepaya; sebagai
parfum, contohnya akar bit; sebagai bumbu,contohnya jahe, kunyit,dan laos.

Proses Penyerapan Air dan Mineral serta Pengangkutannya


Air dan mineral diserap oleh ujung akar dan rambut-rambut akar (secara osmosis) masuk ke
dalam tubuh tumbuhan. Osmosis adalah perpindahan zat dari larutan yang berkonsentrasi rendah
(kurang pekat) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (lebih pekat) melalui selaput
semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilalui oleh air
dan zat tertentu. Tetapi selain secara osmosis, penyerapan air dan mineral dapat dilakukan
dengan transpor aktif, yaitu, sistem transpor ion dan molekul melalui membran sel dengan
menggunakan energi.

Lalu, dari rambut-rambut akar, air dan mineral mengalir dengan arah horizontal melalui
epidermis, korteks dan endodermis sampai ke xilem. Dari xilem, air dan mineral diangkut ke
daun melalui pembuluh kayu (xilem) pada batang cabang, dan daun sebagai bahan fotosintesis.
Pengangkutan ini disebut pengangkutan vaskuler.

Kemudian, air yang masuk ke dalam sel tumbuhan menyebabkan turgor. Apakah turgor itu?
Turgor adalah keadaan tegang antara dinding sel dengan isi sel setelah menyerap air. Akar
sebagai Alat Pernapasan pada Tumbuhan

Akar juga digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada
tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya. Pada akar
napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain memilikiakar napas, ada juga akar
gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian batang di atas tanah ke arah tanah.Fungsi akar
gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap udara. Tetapi ketika bagian akar
yang masuk ke dalam tanah, bagian akar tersebut memiliki fungsi seperti akar biasa, yaitu,
menyerap air dan mineral. Kemudian, oksigen yang diserap oleh akardigunakan untuk proses
penyerapan air dan mineral.

2.1.3 Sifat-sifat akar

1. merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke
pusat bumi ( geotrop ) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
2. tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik
maupun bagian-bagian lainya.
3. warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
4. tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika
dibandingkan dengan bagian permukaan tanah.
5. bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah.

2.1.4 Jenis Akar

Secara umum, ada dua jenis akar yaitu:


1. Akar serabutAkar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar serabut relatif kecil,
tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama. Akar ini umumnya terdapat pada
tumbuhan monokotil . Walaupun terkadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan
catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok , atau stek ).
Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
2. Akar tunggang.
Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang merupakan kelanjutan
batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan cabang dari akar utama. Perbedaan
antara akar utama dan akar cabang sangat nyata. Akar ini umumnya terdapat pada
tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan.

2.1.5 Modifikasi Akar

1. Akar napas . Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove
( Avicennia , Soneratia ).
2. Akar gantung . Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan
epifit Anggrek .
3. Akar banir . Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik.

2.1.6 Susunan Akar Dikotil

Akar tumbuhan dikotil pada umumnya tersusun atas bagian epidermis, korteks, endodermis, dan
silinder pusat(stele).
a. Epidermis
Epidermis, tersusun atas selapis sel, berdinding tipis, berkutikula, dan tersusun dari rapat.
Sebagian besar sel epidermis membentuk rambut akar dengan jalan mengadakan
perpanjangan ke arah lateral dari dinding luarnya. Rambut akar adalah sel epidermis yang
memanjang keluar tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung. Rambut ini
bermanfaat untuk memperluas permukaan sehingga penyerapan menjadi lebih efektif.

b. Korteks
Korteks akar menempati sebagian besar akar. Terdiri beberapa lapis, di dalam korteks
terdapat ruang antar sel yang memanjang sepanjang akar. Korteks terdiri dari sel
parenkim. Sel korteks biasanya besar dan bervakuola besar. Plastida didalamnya
menghimpun pati.

c. Endodermis
Satu atau beberapa lapis sel korteks di bawah epidermis memiliki dinding sel yang
dilapisi suberin, sejenis karbohidrat yang menyebabkan bagian ini tampakberbedadengan
korteks yang lain. Lapisan sel korteks yang paling dalam tersusun rapat tanpa ruang antar
sel dan terdiri atas sel=sel berbentuk kotak, disebut lapisan endodermis. Sel-sel
endodermis mengalami penebalan suberin pada dinding-dinding radial dan vertikalnya
sehingga membentuk semacam pita. Pita ini disebut pita caspary, sesuai dengan nama
penemunya, Caspary.
d. Silinder pusat atau stele
Silinder pusat, tersusun atas lingkaran tepi dan jaringan pembuluh. Lingkaran tepi
terdapat di sebelah dalam dan berdampingan dengan endodermis, tersusun atas sel-sel
parenkim. Pada bagian ini tumbuhlah akar lateral.
Jaringan pembuluh tersusun atas jaringan xilem dan floem yang tersusun berselang-seling pada
bidang radial. antara xilem dan floem dipisahkan oleh sederetan sel parenkim yang dikenal
sebagai kambium.

2.1.7 Susunan Akar Tumbuhan Monokotil


Pada dasarnya susunan jaringan pada akar tumbuhan monokotil adalah sama dengan yang
terdapat pada akar tumbuahan dikotil. Namun beberapa perbedaan yang tampak adalah :
a) Endodermis sering membentuk dinding sekunder yang tebal sehingga mudah dikenali
pada penampang melintang akar dengan pewarnaan yang baik.
b) Pertumbuhan xilem awal terhenti sebelum bagian pusat terbentuk sehingga jalur-jalur
xilem tidak berbentuk binang melainkan satu ikatan dengan lainnya.
c) Pada akar monokotil antara xilem dan floem tidak terdapat kambium, sehingga xilem dan
floem tersusun secara tidak teratur.

2.2 Struktur Batang dan Fungsinya


2.2.1 Struktur Batang
a) Morfologi (Struktur Luar) Batang
Morfologi batang setiap tumbuhan berbeda-beda. Seperti panjang batang yang tidak
sama. Ada yang panjang dan ada yang pendek. Itu dipengaruhi oleh sifat genetis dan
kondisi lingkungan, seperti suhu, cahaya, dan kesuburan tanah. Jadi, tumbuhan dengan
jenis yang sama akan memiliki panjang batang yang berbeda karena kondisi lingkungan
yang berbeda. Berdasarkan keadaan batang, ada 2 kelompok tumbuhan tingkat tinggi.
Yaitu, tumbuhan herba (tumbuhan lunak) dan tumbuhan berkayu. Pada kedua tumbuhan
tersebut ada daun-daun di seluruh batangnya. Pada batang terdapat nodus/buku (tempat
meletaknya daun) dan internodus (daerah dianatara 2buku).Pada umumnya, batang
tumbuhan herba itu lunak, berwarna hijau, memiliki jaringan kayu yang sedikit atau tidak
ada sama sekali, ukuran batangnya kecil, dan umurnya relatif pendek. Contohnya adalah
jagung, kangkung, bunga matahari, bayam, dan kacang.Sedangkan batang tumbuhan
berkayu biasanya keras dan umurnya relatif panjang. Pada batang yang tua, terdapat kulit
kayu yang tebal danlubang-lubang kecil (lentisel) pada permukaannya agar oksigen
dapatmasuk ke dalam sel-sel batang secara difusi. Oksigen itu berfungsi untuk proses
pernapasan.b. Anatomi (Struktur Dalam) Batang
Ada perbedaan anatomi batang antara tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu.
Pada bagian luar batang tumbuhan herba, yang merupakan sel-sel epidermis yang tipis, terdapat
stomata. Lalu, di bawah epidermis ada sel-sel korteks. Fotosintesis dapat berlangsung dalam
batang karena sel-sel korteks tersebut memiliki klorofil. Batang tumbuhan herba ini tidak
memiliki jaringan kayu dan tidak mengandung gabus, tetapi memiliki jaringan penyokong.
Jaringan penyokong, yaitu kolenkim dan sklerenkim, adalah penyebab batang tumbuhan herba
mampumenopang daun-daun dan berdiri tegak.
Pada batang tumbuhan berkayu epidermis, korteks, dan stele.
1. Edpidermis batang terdiri dari satu lapisan sel yang tersusunrapat dan tidak berongga. Dinding
sel epidermis yang dilapisi kutikula itu tebal. Lapisan epidermis ini berperan sebagai lapisan
pelindung bagi lapisan-lapisan yang ada di dalamnya.
2. Korteks batang adalah jaringan parenkimyang terdiri dari beberapa lapisan sel berdinding tipis
yang memilikivakuolabesar. Korteks memiliki rongga-rongga/ruang-ruang antarsel
yangberfungsiuntuk pertukaran udara. Dalam korteks terdapat floeterma. Floeterma adalah
lapisanterdalam pada korteks yang memiliki bentuk dan susunan khas, serta mengandung butir-
butir pati.Fungsi korteks pada sebagian besar tumbuhan adalah sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan.Penyebabkorteks tidak terlihat jelaspada batangtumbuhan monokotil adalah
tersebarnya ikatan pembuluhnya secara tidak teratur.
3. Stele/Silinder pusat merupakan bagianterdalam batang. Pada stele terdapat xilem (pembuluh
kayu) di bagian dalamdan floem (pembuluh tapis) di bagian luar. Pada tumbuhan dikotil terdapat
kambium di antara xilem dan floem, sedangkantumbuhan monokotil tidak memiliki
kambium.Kambium ini yang menyebabkan batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Jaringan
kambium ini,yang terdiri dari sel yang selalu membelah diri, memisahkankulit kayu dari bagian
batang lain.Bagian kayu pada batang lebih tebal dari pada bagiankulit karena kegiatan kambium
yang membentuk sel xilem (kayu) ke arah dalam lebihbesar daripada kegiatan membentuk sel-sel
floem (kulit kayu) ke arah luar. Kegiatan kambium terpengaruh oleh tersedianya air dan mineral,
sehingga pembuluh-pembuluh kayu yang dihasilkan pada musim hujan lebih besar dan lebih
banyak daripada yang dihasilkan pada musim kemarau. Jadi,terdapat batas-batas yang
menunjukkan kegiatan kambium selama musim hujan dan musim kemarau pada kayu tumbuhan
dikotil. Batas-batas ini disebut lingkaran tahun yang menunjukkan umur tumbuhan tersebut.Lalu,
bagian dalam pada stele adalah empulur yang merupakan bagian paling luas pada batang. Ada
juga garis-garis radial yang tampak dari pusat ke arah kulit kayu yang disebut jari-jari empulur.
Jari-jari empulur ini dilalui oleh air dan zat-zat makanan yang bergerak ke arah samping.
Empulur ini sulit dibedakan dengan jari-jari empulur pada tumbuhan monokotil. Batang dapat
diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian ini umumnya tumbuh di atas tanah. Arah
tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Umumnya batang bercabang, tetapi pada
tumbuhan tertentu batangnya tidak memiliki cabang seperti pada tumbuhan pisang, kelapa, dan
pepaya. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele).
Silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan
berkas pengangkut yaitu xilem dan floem. Batang tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis, yaitu batang berkayu, batang rumput, dan batang basah.
Batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan, yaitu ke arah
dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium membentuk kayu, sedangkan ke arah luar
membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar.
Contoh tumbuhan yang memiliki batang jenis ini, antara lain, jati, mangga, dan mranti.
Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini mudah
patah dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu. Misalnya, tanaman padi, jagung, dan
rumput. Tumbuhan batang basah memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya, tumbuhan
bayam dan patah tulang.

2.2.2 Fungsi Batang


Umumnya, warna batang muda adalah hijau muda, sedangkan warna batang yang telah tua
adalah kecokelat-cokelatan. Bagi tumbuhan, batang memiliki beberapa kegunaan, antara lain
sebagai penopang, pengangkut air dan zat-zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta
sebagai alat perkembangbiakan.
a. Penopang. Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan
daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari). Batang tumbuh makin
tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah
mendapatkan cahaya. Pengaruh cahaya pada tumbuhan akan kamu pelajari di kelas lima.

b. Pengangkut. Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu,
batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.

c. Penyimpan.Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan


cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud
air, Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat
diperlukan.

d. Alat perkembangbiakan. Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.


Hampir semua pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan, menggunakan batang.
Tentang perkembangbiakan ini akan kamu pelajari lebih lanjut di kelas VI.
Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat dimanfaatkan, antara lain, untuk
membuat perabot rumah tangga, contohnya batang pohon jati; untuk bahan makanan, contohnya
sagu, asparagus; untuk bahan industri, contohnya tebu dan bambu.

2.3 Struktur Daun dan Fungsinya


Tumbuhan memiliki daun. Daun merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh dari batang. Daun
umumnya berbentuk tipis dan berwarna hijau.Warna hijau tersebut disebabkan warna klorofil
yang ada pada daun. Namun, daun ada juga yang berwarna kuning, merah, atau ungu.

2.3.1 Struktur Daun


Struktur daun dapat kita bedakan menjadi dua yaitu morfologi (strktur luar) daun dan anatomi
(struktur dalam) daun.a. Morfologi (Struktur Luar) DaunPada umumnya daun berwarna hijau.
Warna hijau daun itu disebabkan oleh kandungan kloroplas di dalam sel-sel daun. Di dalam
kloroplas terdapat klorofil. Secara morfologi, pada umunya daun memiliki bagian-bagian antara
lain helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus).
Tangkai daun terdapat bagian yang menempel dengan batang yag disebut pangkal tangkai daun.
Pada daun tubuhan monokotil, pangkal daun berbentuk pipih dan lebar serta membungkus
batangnya. Pangkal daun itu disebut juga pelepah daun. Contoh pelepah daun terdapat pada
tumbuhan pisang dan talas.
Daun yang memiliki ketiga bagian daun yaitu pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun
disebut juga daun sempurna. Tetapi daun yang tidak memiliki satu bagian daun atau lebih
disebut daun tidak sempurna.
Daun yang hanya memiliki satu helai daun disebut daun tunggal, contoh daun mangga dan daun
yang memiliki lebih dari satu helai daun pada tangkainya disebut daun mejemuk, contoh daun
belimbing. Daun mejemuk ada yang menyirip dan ada pula yang menjari. Daun majemuk
menyirip ada yang menyirip tunggal dan ganda.
Pada umumnya tumbuhan dikotil memiliki tulang daun menyirip atau menjari. Sedangkan
tembuhan monokotil memiliki daun dengan tulang daun sejajar atau melengkung. Selain itu,
daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan
monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar.
Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-
cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.
Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain, menyirip, melengkung, menjari, dan
sejajar.

a. Menyirip.
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan. Contoh tumbuhan yang memiliki
jenis tulang seperti ini adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.

b. Melengkung.
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat
kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun sirih,
gadung, dan genjer.

c. Menjari.
Tulang daun menjari bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang daun pepaya,
jarak, ketela pohon, dan kapas.d. Sejajar.
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar. Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu.
Misalnya, tulang daun tebu, padi, dan semua jenis rumput-rumputan. Daun tunggal adalah daun
yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya. Daun majemuk adalah daun yang memiliki
beberapa helai daun di setiap tangkainya.

A. Anatomi (Struktur Dalam) Daun


Pada dasarnya, anatomi daun dengan batang itu sama jika diamati dibawah mikrosop akan
tampak bagian-bagian mulai dari atas yaitu epidermis, jaringan tiang (palisade), jaringan bunga
karang (spons) dan berkas pembuluh angkut daun.
Epidermis daun merupakan lapisan terluar dari daun bagian atas dan bawah. Epidermis daun
terdiri dari saru lapis sel-sel epidermis yang tidak memiliki ruang antarsel. Epidermis daun
berfungsi untuk melindungi bagian atas maupun bawah daripada sel tersebut. Untuk mencegah
penguapan airyang berlebihan, umumnya dan memiliki lapisan lilin atau rambut-rambut halus.
Diantara sel-sel epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang berfungsi sebagai pertukaran gas.
Stomata umumnya terdapat pada bagian bawah daun tetapi letak stomata tumbuhan air terdapat
di bagian atas daun.
Jaringan tiang (palisade) adalah kumpulan sel-sel berbentuk silindris, tegak, tersusun rapat, dan
mengandung kloroplas. Jaringan palisade terletak dibawah epidermis dan pada jaringan tiang ini
terjadi fotosintesis.
Jaringan bunga karang (spons) adalah jaringan yang berbentuk tidak teratur dan ada ruang
antarsel. Jaringan yang tidak rapat ini berfungsi untuk menampung karbon dioksida untuk proses
fotosintesis.
Berkas pembuluh angkut terdapat di dalam tulang-tulang daun. Sistem tulang daun merupakan
lanjutan dari sistem jaringan pembuluh angkut batang atau cabang dan pembuluh angkut akar.
Bagian tersebut merupakan cabang dari silinder pusat yang merupakan cabang dari silinder pusat
batang.
2.3.2 Fungsi Daun
Bagi tumbuhan, daun memiliki beberapa kegunaan. Misalnya, sebagai tempat pembuatan
makanan, pernapasan, dan penguapan.

a. Pembuatan makanan.
Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses pembuatan makanan
(pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses
hidupnya dan jika lebih disimpan.
b. Pernapasan. Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata pertukaran
gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke udara.
Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada di bawah pohon pada
siang hari.
c. Tempat tranpirasi tumbuhan.
Daun juga berperan penting dalam transpirasi. Transpirasi adalah peristiwa penguapan pada
tumbuhan. Transpirasi dapat berlangsung di batang, tapi pada umumnya terjadi di daun.
Melalui transpirasi, air dan tumbuhan dalam bentuk uap air akan dikeluarkan melalui
stomata ke udara. Adanya transpirasi menyebabkan air dan mineral dari akar, batang, dan
tangkai daun terjadi terus menerus. Selain itu, transpirasi juga berfungsi sebagai pengatur
suhu tumbuhan. Kecepatan transpirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor
internal(dalam) dan eksternal(luar). Faktor-faktor dalam yang mempengaruhi antara lain
ukuran daun, jumlah stomata, ada todaknya lapisan lilin pada permukaan daun, dan banyak
sedikitnya bulu-bulu (trikoma) pada permukaan daun. Faktor luar yang mempengaruhi
antara lain suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya, dan keadaan air di dalam tanah. Saat
udara lembab transpirasi pada tumbuhan terganggu. Dalam keadaan tersebut tumbuhan
mengeluarkan kelebihan air tersebut dalam bentuk tetesan-tetesan air.Tidak semua air yang
diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak dibuang dapat menyebabkan
tumbuhan menjadi busuk dan mati. Sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui
mulut daun dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan melalui sel-sel
pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.Bagi manusia, daun dapat digunakan sebagai bahan
makanan, contohnya daun pepaya dan singkong; obat-obatan, contohnya daun jeruk dan
jambu biji; rempah-rempah, contohnya daun salam jeruk.
d. Tempat fotosintesis.
Fungsi utama dari daun adalah sebagai tempat fotosintesis. Berawal dari air diserap oleh
akar dan berlanjut sanpai daun. Air dan mineral kemudian masuk ke jaringan mesofil daun
terutama ke jaringan palisade. Air digunakan untuk fotosintesis dan sebagian lagi untuk
proses penguapan. Hasil fotosintesis berupa gula (glukosa) dan oksigen. Glukosa hasil
fotosintesis akan diangkut oleh pembuluh tapis dan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan.
Oksigen dikeluarkan melalui stomata daun dan sebagian dipakai untuk respirasi sel-sel di
daun.

2.4 Struktur Bunga dan Fungsinya


2.4.1 Struktur Bunga
Bunga merupakan organ yang penting bagi tumbuhan karena dalam bunga terdapat alat-alat
perkembangbiakan. Bunga merupakan ujung cabang yang mengalami perubahan. Jika dilihat,
bunga mempunyai beraneka ragam bentuk dan warna. Tetapi setiap jenis bunga memiliki
struktur dasar yang sama. Bila diamati, bunga yang lengkap memiliki bagian-bagian antara lain
kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan, putik.

a. Kelopak Bunga (Calix)


Kelopak bunga merupakan bagian terluar dari bunga. Biasanya bewarna hijau dan fungsinya
adalah untuk melindungi kuncup bunga.

b. Benang Sari (Stamen)


Benang sari merupakan organ perkembangbiakan jantan pada tumbuhan. Letak benang sari
umumnya mengelilingi putik. benang sari penghasil sel kelamin jantan. Bagian-bagian pada
benang sari antara lain tangkai sari (filamen), kotak sari (antera), serbuk sari (polen).
c. Putik (Pistillum)
Putik terletak pada bagian tengah bunga. Putik merupakan alat perkembangbiakan betina karena
menghasilkan sel telur. Bagian-bagian putik antara lain kepala putik (stigma), tangkai putik
(stilus) dan, bakal buah (ovarium). Di dalam ovarium terdapat bakal biji (ovulum) dan didalam
ovulum terdapat sel telur.

Tidak semua bunga memiliki bagian-bagian yang lengkap. Bunga yang lengkap adalah bunga
yang memiliki bagian-bagian yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik.
Sedangkan bunga yang tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih dari
bagian-bagian bunga tersebut. Bunga yang tidak memiliki putik disebut bunga jantan dan bunga
yang tidak memiliki benang sari adalah bunga betina sedangkan bunga yang memiliki putik dan
benang sari dalam satu bunga adalah bunga hermafrodit.

2.4.2 Fungsi Bunga


Fungsi bunga yang utama adalah sebagai alat perkembangbiakan generatif (materi ini akan kamu
pelajari lebih mendalam di kelas VI). Perkembangbiakan generatif merupakan
perkembangbiakan yang didahului pembuahan. Pada tumbuhan berbunga, pembuahan yang
terjadi didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya kepala serbuk sari
ke kepala putik. Bagian bunga yang paling menarik adalah mahkota. Mahkota yang indah dan
berbau menyengat menarik perhatian serangga, seperti kupukupu, kumbang, dan lebah.
Akibatnya, tanpa disadari proses penyerbukan terjadi. Sedangkan bagi manusia, bunga dapat
dimanfaatkan sebagai hiasan, perlengkapan upacara adat, dan bahan rempah-rempah.

2.5 Struktur dan Fungsi Buah serta Biji


Pembuahan adalah proses penyatuan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Di bagian bawah
putik terdapat bakal buah dan didalamnya terdapat bakal biji yang bila terjadi penyerbukan,
bakal buah akan berkembang menjadi buah dan bakal biji menjadi biji.

2.5.1 Buah
Umumnya buah dapat kita bedakan menjadi 3 yaitu buah tunggal, buah agregat, dan buah
majemuk. Buah tunggal adalah buah yang dibentuk oleh 1 bakal buah, contohnya mangga. Buah
agregat adalah buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari 1 bunga, contohnya buah sirsak,
dan buah arbei. Buah yang terakhir yaitu buah majemuk adalah buah yang dibentuk oleh banyak
bakal buah dari banyak bunga, contohnya buah nangka, dan buah nenas.

Dari asal terbentuknya buah dapat dibedakan menjadi 2 yakni buah sejati dan buah semu. Buah
sejati adalah buah yang terbentuk dari bakal buah sedangkan buah semu adalah buah yang
terbentuk dari bakal buah dan bagian-bagian lain dari bunga tersebut.

2.5.2 Biji
Biji yang bermula dari bakal biji merupakan alat perkembangbiakan generatif. Di dalam biji
terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Pada biji umumnya terdapat kulit biji, tali
pusat, dan inti biji.
a. Kulit Biji (spermodermis). Pada biji tumbuhan angeospermae (tumbuhan berbiji
tertutup), bijinya memiliki dua lapisan yaitu kulit luar (testa), dan kulit dalam (tegmen).
kulit luar tipis tetapi keras sedangkan kulit dalam seperti selaput dan sering disebut kulit
ari. Sedangkan pada tumbuhan gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) bijinya
memiliki tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Lapisan luar
tebal berdaging. lapisan tengah lapisan kuat, keras, dan berkayu. sedangkan lapisan
dalam tipis seperti selaput.

b. Tali Pusat. merupakan bagian yang menghubungkan biji denga papan biji (plasenta). Jika
biji sudah dimasak, tali pusat putus sehingga pada biji hanya terlihat bekasnya sebagai
pusat biji (hilus).
c. Inti Biji. adalah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulit ari. isi biji terdiri dari
lembaga yang merupakan calon individu baru. dan putih lembaga sebagai cadangan
makanan tersimpan dalam daun lembaga.daun lembaga merupakan daun pertama pada
tumbuhan yang tumbuh.

2.6 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN


PertumbuhanProses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang
bersifat irreversibel. Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif
Alat untuk mengukur pertumbuhan disebut auksanometer

2.6.2 Jenis pertumbuhan dan perkembangan


a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang menyebabkan batang batang dan akar tumbuhan bertambah tinggi
atau panjang.
~ diawali dengan pembelahan sel di daerah meristem apikal~ meristem apikal terbagi atas
3 daerah yaitu daerah pembelajan, daerah pemanjangan dan daerah differensiasi

b. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan ini
disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral.

Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak diantara xilem dan floem,
yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk sekunder, dan membelah ke arah
luar membentuk floem sekunder sehingga batang tambah membesar) dan kambium gabus
(disebut juga felogen terletak dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan
batang, sehingga epidermis lebih kedap terhadap air). Perkembanganmerupakan proses
perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pemetangan atau kedewasaan makhluk
hidup. proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis,
organogenesis dan gametogenesis) Perkembangan merupakan proses kualitatif yang tidak dapat
di ukur.

2.7 Kultur Jaringan


Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya
sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan
bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Metode
kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk
tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya,
dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang
luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan
mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan
konvensional. Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur
jaringan adalah:
1. Pembuatan media
2. Inisiasi
3. Sterilisasi
4. Multiplikasi
5. Pengakaran
6. Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media
yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan
biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan
tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan
juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan
yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman
yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Sterilisasi adalah bahwa
segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow
dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu
menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi
yang melakukan kultur jaringan juga harus steril. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak
calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow
untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.
Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat
yang steril dengan suhu kamar. Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan
adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai
berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan
yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan
jamur) atau busuk (disebabkan bakteri). Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan
keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu
dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan
serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama
penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka
secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama
dengan pemeliharaan bibit generatif. Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk
mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman
kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati,
sengon, akasia, dll. Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan
pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas
dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati
yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia.
Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
1. Unsur hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan:Unsur makro Unsur
hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan MgUnsur
hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2
Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O
Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2. H2O dan O2
Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein
Gejala Kekurangan unsur hara disebut defisiensi
2. SuhuPertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhuSuhu yang baik untuk
pertumbuhan adalah sushu optimumPertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila
berada pada suhu minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan
perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan
oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920
3. KelembabanKelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan
4. CahayaCahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam
proses fotosintesis. Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat,
tetapi abnormal.
2.7.1 KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
a. Pengadaan bibit tidak tergantung musim
b. Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu
mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
c. Bibit yang dihasilkan seragamd. Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ
tertentu)e. Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudahf. Dalam proses pembibitan
bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya.

2.7 Hama dan Penyakit


pada TanamanTumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan
mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur).
Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya.
Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang
yang sering menjadi hama tanaman.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit.
Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan
dengan mengganggu proses proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh
karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi,
aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan
penyakit, sering kali manusia menggunakan oat obatan anti hama. Pestisida yang digunakan
untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida yang digunakan untuk
membasmi jamur disebut fungsida.

Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati hati dan tepat
guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya
yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama
dan penyakit. Oleh karena itu pengguna obat obatan anti hama dan penyakit hendaknya
diusahakan seminimal dan sebijak mungkin.Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai
musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah
hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela. Salah satu contoh kasus yang sering terjadi adalah
hama tikus. Sesungguhnya, secara ilmiah, tikus mempunyai musuh yang memamngsanya.
Musuh alami tikus ini dapat mengendalikan jumlah populasi tikus. Musuhnya tikus itu ialah
Ular, Burung hantu, dan elang. Sayangnya binatang binatang tersebut ditangkapi oleh manusia
sehingga tikus tidak lagi memiliki pemangsa alami. Akibatnya, jumlah tikus menjadi sangat
banyak dan menjadi hama pertanian.

2.8.1 Hama
Hama adalah hewan yang merusak tanaman/hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutama
aktivitas untuk mendapatkan makanan. Yang termasuk hama tanaman adalah hewan mamalia,
serangga, dan burung. Contoh hama berupa mamalia adalah tikus, babi hutan, dan kera. Yang
termasuk hama berupa serangga adalah wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, ulat, dan
kumbang. Hama berupa burung adalah burung gelatik dan burung pipit. Tetapi di antara ketiga
hama tanaman ini, yang menimbulkan kerusakan paling besar adalah serangga. Tetapi ada cara
untuk mengatasi serangga hama ini. Yaitu dengan mengetahui siklus hidupnya. Jika kita
mengetahui kapan atau pada stadium apa serangga tersebut akan menyerang, kita dapat
memberantasnyapadasasaran yang tepat.

1. Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan
tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk
berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang relative singkat
menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi perkembangbiakan tikus sangat
tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam hari.
Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji bijian
tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat memakan biji bijian sehingga
merugikan para petani adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah untuk
memakan biji bijian. Tikus membuat lubang lubang pada pematang sawah dan sering berlindung
di semak semak. Apabila keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah tersebut diserang
tikus.Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut :
Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat
menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk
mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus)
atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam
sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi
berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati hati karena juga berbahaya bagi
hewan ternak dan manusia.

2. Wereng Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan
berlubang lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat
dikendalikan dengan cara cara sebagai betikut :
Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan
pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan
cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 2 bulan. Pengandalian hayati,
yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba laba predator Lycosa
Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss
fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata. Pengandalian kimia, yaitu
dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan.
Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi
lingkungan.

3. Walang Sangit Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga
meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil
mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.
Walang sangit menghisab butir butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi
hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam hitaman. Faktor faktor yang
mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut.
a. Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
b. Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
c. Penanaman tidak serentak

Pengendalian terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut.


a. Menanam tanaman secara serentak.
b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak
menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
d. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
e. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba laba dan
menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
f. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.

Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa
dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga dapat
memakan biji biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna
karbohidrat.
4. Ulat
Kupu kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam.
Kupu kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa
sebut larva kupu kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan
pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa
rangka atau tulang daunya saja.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Membuang telur telur kupu kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan
bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan pertisida.

5. TungauTungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap
daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang
kutu akan timbul bercak bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur.
Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun daun yang terserang hama pada
suatu tempat dan dibakar.

2.8.2 Penyakit Tanaman


Gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut penyakit tanaman.
Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tanaman ini adalah virus, bakteri, protozoa, jamur,
dan cacing mematoda. Penyebaran penyakit tanaman dapat terjadi melalui angin, serangga, dan
air. Penyakit tanaman juga terpengaruh oleh fakotr lingkungan, seperti kelembapan dan suhu.
1. Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua
bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya.
Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan
tangan.
Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk.
Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak bercak
kecokelatan. Dari bercak bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang
dapat meluas ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Batang yang
terserang umumnya akan membusuk, mula mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam,
dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah
atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan
yang ada di atasnya akan layu dan mati.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.
a) Penyakit pada padi.
Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzea. Ruas ruas
batang menjadi mudah patah dan tanaman padi akhirnya mati. Selain itu, terdapat pula penyakit
yang menyebabkan daun pedi menguning. Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Magnaporthegrisea.
b) Penyakit embun tepung.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang kadang menyerang
biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini
kadang kadang menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil.
Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun daunnya terdapat kercak bercak hitam.
Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian
fungsida pada tanaman yang terserang jamur.

2. Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan
yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan
lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama kelamaan tumbuhan akan mati.
Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan menggunakan bakterisida.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang menyerang pembuluh tapis
batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri
Serratia marcescens. Gejalanya adalah kuncup daun menjadi kecil dan berwarna kuning, buah
menjadi kuning, sehingga lama kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang belum parang dapat
disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan sejenis antibiotik.

3. VirusSelain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh
virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan
menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang
sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
penyakit daun tembakau yang berbercak bercak putis. Penyakit ini disebabkan oleh virus
TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas daun tembakau. Virus juga
dapat menyerang jeruk. Penularan melalui perantara serangga.

4. Alga (Ganggang)Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat menyebabkan


bercak karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya diserang antara lain
jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya
bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu kehijauan pada daun, kemudian
pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat kemerahan. Meskipun ukurannya
kecil, bercak yang timbul sangat banyak sehingga cukup merugikan
Langkah langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain
sebagai berikut.
a) Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala
kebutuhan zat haranya.

b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan
mendapatkan sinar matahari yang cukup.

c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa
bakteri atau jamur.

d) Usahakan lingkungan selalu bersih.

e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.

f) Jika terdapat gejala gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting)
yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.

g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada
tumbuhan.

Penggunaan Pestisida untuk Memberantas Hama dan PenyakitPenggunaan pestisida sintetis


membutuhkan kecermatan, baik mengenai pilihan pestisida yang aman maupun petunjuk
pemakaiannya. Hasil pemantauan rutin dapat digunakan untuk mengetahui Janis hama dan
penyakit yang menyerang, dan menentukan jenis pestisida yang sesuai sasaran. Pemantauan juga
bermanfaat agar penyemprotan tidak terlambat dengan menggunakan dosis dan waktu yang tepat
sehingga pengendalian hama dan penyakit dapat berhasil.
Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus memperhatikan jenis hama dan penyakit
yang ada, populasi, serta tahap pengembangan hama tersebut.

Penggunaan pestisida dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan hal - hal berikut.


a) Pestisida biologi disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang.
b) Pestisida harus selektif, yaitu untuk hama atau penyakit yang menyerang jenis tanaman
tertentu.
c) Formulasi pertisida harus sesuai. Misalnya untuk hama yang masuk ke dalam bunga kurang
cocok jika digunakan penyemprotan, namun lebig efektif jika berbentuk kabut sehingga lebih
mudak untuk masuk ke dalam bunga.
d) Pestisida sistemik (masuk ke jaringan tumbuhan) atau kontak bersentuhan dengan hama,
disesuaikan dengan tahap perkembangan hama.

Pada fase dewasa, kutu putih mungkin sulit dikendalikan dengan perstisida kontak karena
tubuhnya memiliki lapisan luar yang dapat melindunginya dari semprotan langsung. Pestisida
sistemik akan lebih efektif karena larva yang baru menetas dan makan daun akan meti karena
bahan aktif yanga ada dalam tumbuhan akan meracuni hama tersebut.
GulmaSelain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga
perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga
dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma gulma ini akan
berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan
pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat
penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan.
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki,
rumput, dan gulma daun lebar.
1. Teki
Kelompok teki tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis,
karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan bulan.
Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
2. RumputGulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan
stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara
mekanik. Contohnya adalah alang alang (Imperata cylindrica).
3. Gulma daun lebarBerbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam
kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi
terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh dari gulma berdaun lebar ini
adalah daun sendok.

Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut :
a) Jenis gulma dominan
b) Tanaman budi daya utama
c) Alternatif pengendalian yang tersedia
d) Dampak ekonomi dan ekologi

Saat ini cukup banyak hebisida (pembasmi gulma) yang tersedia di toko pertanian. Meskipun
demikian, kita perlu hati hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan cara
pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan.
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi tumbuhan pengganggu yang akan
menjadi pesaing tanaman utama. Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan
tempat persembunyian hama penyakit.

Setelah mempelajari tentang gulma yang selalu merugikan manusia, ada juga gulma yang tidak
merugikan bagi siapapun, yaitu tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa l.), entah kenapa tanaman
ini termasuk gulma, kami mendapatkan ini dari satu media Internet yang membahas tentang
hama dan penyakit tumbuhan. Padahal pengertian dari gulma itu sendiri yaitu tanaman
pengganggu yang menekan pertumbuhan hama dan penyakit, dilihat dari sisi manfaat tanaman
rosela banyak sekali, antara lain mengatasi batuk, lesu, demam, gusi berdarah, penahan
kekejangan, anti cacing, anti bakteri, anti septik, menurunkan kolesterol dalam darah, asam urat.
Melihat dari manfaat manfaat tanaman ini, tanaman ini tidak menunjukkan tanaman yang
mendatangkan penyakit bagi manusia, malah kebalikannya, tanaman ini dapat menyembuhkan
beberapa penyakit manusia, jadi mengapa banyak orang yang menyebut tanaman ini menjadi
tanaman gulma? Karena tanaman rosela ini mudah sekali terserang penyakit dan menularkannya
ke tumbuhan lain, dan banyak sekali hewan hewan hama hinggap di daun / batangnya.Contoh
penyakit pada tanaman adalah sebagai berikut.
a. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) pada jeruk adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus yang merusak floem tanaman jeruk. Penyakit ini menyebabkan daun tanaman jeruk
menjadi warna kuning dan kecil, serta melambatkan pertumbuhan kuncupnya. Lalu, pada
stadium berikut, daun akan gugur dan tanaman tersebut menjadi tidak produktif dan mati.

b. Penyakit mosaik pada tembakau adalah penyakit yang disebabkan oleh virus TMV (Tobacco
Mosaic Virus),danmenyebabkan daun berkerut dna bercak-bercak kuning.
c. Penyakit rebah kecambah disebabkan oleh protista yang menyerupai jamur, yaituPythium
debaryanum. Penyakit ini menyebabkan pembusukan akar dan kecambah/bibit tanaman pada
tanaman budidaya, sehingga kecambah rebah ke tanah.

d. Penyakit pada tanaman kentang adalah penyakit yang disebabkan oleh Phytopthora infestans
(protista yang menyerupai jamur).

e. Penyakit pada tanaman padi adalah penyakit yang ymenyerang ruas-ruas batang dan butir
padi. Pyricularia oryzae (sejenis jamur) adalah salah satu penyebab penyakit ini.

e. Penyakit pada anggrek adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yaitu Pseudomonas
cattleyas.g. Penyakit pada tanaman jagung disebabkan oleh Ustilago avenae. Ustilago ini
dikenal sebagai jamur apa yang menyebabkan penyakit pada tanaman budidaya. Contoh
lain dari Ustilago adalah Ustilago scitaminea yang menyebabkan penyakit pada pucuk
tebu.h. Penyakit busuk akar (root rot)Penyebab: thielaviopsis basicola, fusarium solani,
armillaria mellea Gejala: kelayuan dan kematian tanaman secara cepat, perubahan warna
kuning pada daun, pertumbuhan kerdil, dan gugur daun sebelum waktunyai. Penyakit
layu pembuluhPenyebab: fusarium oxysporum, verticillium dahliae, v. alboatrum

Gejala: patogen menyerang pembuluh xylem tanaman, sehingga tanaman kehilangan turgor dan
layu. Jika dibelah, pembuluh di dalam batang berwarna coklat.j. Penyakit embun bulu (downy
mildew)Penyebab: sclerospora maydis, pseudoperorospora cubensis
Gejala: pada kondisi kelembaban yang cocok, cendawan ini tumbuh seperti bulu putih keabu-
abuan, yang terdiri dari tangkai spora dan spora. Pada gejala sistemik menyebabkan daun
menjadi klorosisk. Penyakit embun tepung (powdery mildew)Penyebab: oidium spp dan erysiphe
sppGejala: gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah dari tanaman,
daun yang terserang menjadi kuning, coklat dan akhirnya mengering. Lama kelamaan daun akan
terserang semua dan dapat mengakibatkan kematian pada tanaman.

Daftar Pustaka
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/setjen/PUSSTAN/info_5_1_0604/
isi_11.htmstfitb2008.files.wordpress.com/2009/.../18-bunga-biji-buah....
Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB:Bandung
http://brewoktea.blogspot.com/2012/08/pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan.html

Anda mungkin juga menyukai