PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian
khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah
diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel dapat pula
berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi
pembelahannya sangat terbatas.
Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk
berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri. Jaringan inilah
jaringan dewasa.
Struktur utama tubuh tumbuhan tingkat tinggi ( tumbuhan berbiji ) terdiri atas : akar, batang dan
daun, disamping struktur tersebut tumbuhan juga ada yang dilengkapi dengan bunga dan buah.
Sedangkan untuk tumbuhan tingkat rendah (tumbuhan tak berbiji ) umumnya tidak memiliki
struktur seperti akar, batang , dan daun . Dapatkah kamu memberikan contoh contoh kedua
golongan tumbuhan di atas ?
Seperti halnya tubuh hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri atas sel yang tersusun secara teratur
membentuk suatu jaringan, Sel-sel yang membentuk jaringan tersebut berasal dari hasil
pembelahan sel zigot, yaitu sel hasil peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin
betina. Dari sel zigot itulah kemudian berkembang melalui proses pembelahan sel menjadi
berbagai macam sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda. Proses pertumbuhan dan
terbentuknya kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda itu disebut dengan
peristiwa Deferensiasasi. Dari peristiwa deferensiasi akan terbentuk berbagai macam jaringan,
selanjutnya dari berbagai macam jaringan akan membentuk organ tubuh tumbuhan seperti akar,
batang dan daun. Karena organ-organ tubuh tumbuhan mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda
maka struktur organ pun berbeda pula.
Untuk memudahkan memahami struktur organ tubuh tumbuhan maka terlebih dahulu dibahas
sedikit tentang berbagai macam jaringan yang menyusun organ-organ tubuh tumbuhan.
1.3 Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang struktur dan fungsi tumbuhan agar
mahasiswa mengerti tentang analogi dan morfologi pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur dan Fungsi Akar
Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar adalah tempat
masuknya mineral atau zat-zat hara. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan. Tumbuhan
dikotil dan monokotil ada perbedaan sistem perakaran. Pada akar tumbuhan monokotil tersusun
sistem akar serabut.2.1.1 Struktur Akar Struktur akar dapat dilihat secara morfolgi dan anatomi.
Kemudian ada stele (silinder pusat) yang terdiri dari perisikel (perikambium), xilem
(pembuluh kayu), dan floem (pembuluh tapis). Perisikel adalah lapisan terluar dari stele yang
berperan dalam pertumbuhan sekunder dan pertumbuhan akar ke samping. Di dalam perisikel
terdapat xilem dan floem yang merupakan berkas pengangkut.Ada juga empulur yang hanya
terdapat pada tumbuhan dikotil.
4. Stele akar (silinder pusat). Stele pada akar tersusun atas perisikel (perikambium), xilem
(pembuluh kayu), dan floem (pembuluh tapis). Perisikel merupakan lapisan terluar dari silinder
pusat yang terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder dan pertumbuhan akar ke samping. Sedangkan xilem dan floem yang merupakan
berkas pembuluh angkat terletak di sebelah dalam perisikel. Pada akar tumbuhan monokotil
terdapat empulur, sedangkan pada akar tumbuhan dikotil tidak terdapat empulur.
Lalu, dari rambut-rambut akar, air dan mineral mengalir dengan arah horizontal melalui
epidermis, korteks dan endodermis sampai ke xilem. Dari xilem, air dan mineral diangkut ke
daun melalui pembuluh kayu (xilem) pada batang cabang, dan daun sebagai bahan fotosintesis.
Pengangkutan ini disebut pengangkutan vaskuler.
Kemudian, air yang masuk ke dalam sel tumbuhan menyebabkan turgor. Apakah turgor itu?
Turgor adalah keadaan tegang antara dinding sel dengan isi sel setelah menyerap air. Akar
sebagai Alat Pernapasan pada Tumbuhan
Akar juga digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada
tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya. Pada akar
napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain memilikiakar napas, ada juga akar
gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian batang di atas tanah ke arah tanah.Fungsi akar
gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap udara. Tetapi ketika bagian akar
yang masuk ke dalam tanah, bagian akar tersebut memiliki fungsi seperti akar biasa, yaitu,
menyerap air dan mineral. Kemudian, oksigen yang diserap oleh akardigunakan untuk proses
penyerapan air dan mineral.
1. merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke
pusat bumi ( geotrop ) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
2. tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik
maupun bagian-bagian lainya.
3. warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
4. tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika
dibandingkan dengan bagian permukaan tanah.
5. bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah.
1. Akar napas . Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove
( Avicennia , Soneratia ).
2. Akar gantung . Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan
epifit Anggrek .
3. Akar banir . Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik.
Akar tumbuhan dikotil pada umumnya tersusun atas bagian epidermis, korteks, endodermis, dan
silinder pusat(stele).
a. Epidermis
Epidermis, tersusun atas selapis sel, berdinding tipis, berkutikula, dan tersusun dari rapat.
Sebagian besar sel epidermis membentuk rambut akar dengan jalan mengadakan
perpanjangan ke arah lateral dari dinding luarnya. Rambut akar adalah sel epidermis yang
memanjang keluar tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung. Rambut ini
bermanfaat untuk memperluas permukaan sehingga penyerapan menjadi lebih efektif.
b. Korteks
Korteks akar menempati sebagian besar akar. Terdiri beberapa lapis, di dalam korteks
terdapat ruang antar sel yang memanjang sepanjang akar. Korteks terdiri dari sel
parenkim. Sel korteks biasanya besar dan bervakuola besar. Plastida didalamnya
menghimpun pati.
c. Endodermis
Satu atau beberapa lapis sel korteks di bawah epidermis memiliki dinding sel yang
dilapisi suberin, sejenis karbohidrat yang menyebabkan bagian ini tampakberbedadengan
korteks yang lain. Lapisan sel korteks yang paling dalam tersusun rapat tanpa ruang antar
sel dan terdiri atas sel=sel berbentuk kotak, disebut lapisan endodermis. Sel-sel
endodermis mengalami penebalan suberin pada dinding-dinding radial dan vertikalnya
sehingga membentuk semacam pita. Pita ini disebut pita caspary, sesuai dengan nama
penemunya, Caspary.
d. Silinder pusat atau stele
Silinder pusat, tersusun atas lingkaran tepi dan jaringan pembuluh. Lingkaran tepi
terdapat di sebelah dalam dan berdampingan dengan endodermis, tersusun atas sel-sel
parenkim. Pada bagian ini tumbuhlah akar lateral.
Jaringan pembuluh tersusun atas jaringan xilem dan floem yang tersusun berselang-seling pada
bidang radial. antara xilem dan floem dipisahkan oleh sederetan sel parenkim yang dikenal
sebagai kambium.
b. Pengangkut. Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu,
batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
a. Menyirip.
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan. Contoh tumbuhan yang memiliki
jenis tulang seperti ini adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.
b. Melengkung.
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat
kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun sirih,
gadung, dan genjer.
c. Menjari.
Tulang daun menjari bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang daun pepaya,
jarak, ketela pohon, dan kapas.d. Sejajar.
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar. Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu.
Misalnya, tulang daun tebu, padi, dan semua jenis rumput-rumputan. Daun tunggal adalah daun
yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya. Daun majemuk adalah daun yang memiliki
beberapa helai daun di setiap tangkainya.
a. Pembuatan makanan.
Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses pembuatan makanan
(pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses
hidupnya dan jika lebih disimpan.
b. Pernapasan. Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata pertukaran
gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke udara.
Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada di bawah pohon pada
siang hari.
c. Tempat tranpirasi tumbuhan.
Daun juga berperan penting dalam transpirasi. Transpirasi adalah peristiwa penguapan pada
tumbuhan. Transpirasi dapat berlangsung di batang, tapi pada umumnya terjadi di daun.
Melalui transpirasi, air dan tumbuhan dalam bentuk uap air akan dikeluarkan melalui
stomata ke udara. Adanya transpirasi menyebabkan air dan mineral dari akar, batang, dan
tangkai daun terjadi terus menerus. Selain itu, transpirasi juga berfungsi sebagai pengatur
suhu tumbuhan. Kecepatan transpirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor
internal(dalam) dan eksternal(luar). Faktor-faktor dalam yang mempengaruhi antara lain
ukuran daun, jumlah stomata, ada todaknya lapisan lilin pada permukaan daun, dan banyak
sedikitnya bulu-bulu (trikoma) pada permukaan daun. Faktor luar yang mempengaruhi
antara lain suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya, dan keadaan air di dalam tanah. Saat
udara lembab transpirasi pada tumbuhan terganggu. Dalam keadaan tersebut tumbuhan
mengeluarkan kelebihan air tersebut dalam bentuk tetesan-tetesan air.Tidak semua air yang
diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak dibuang dapat menyebabkan
tumbuhan menjadi busuk dan mati. Sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui
mulut daun dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan melalui sel-sel
pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.Bagi manusia, daun dapat digunakan sebagai bahan
makanan, contohnya daun pepaya dan singkong; obat-obatan, contohnya daun jeruk dan
jambu biji; rempah-rempah, contohnya daun salam jeruk.
d. Tempat fotosintesis.
Fungsi utama dari daun adalah sebagai tempat fotosintesis. Berawal dari air diserap oleh
akar dan berlanjut sanpai daun. Air dan mineral kemudian masuk ke jaringan mesofil daun
terutama ke jaringan palisade. Air digunakan untuk fotosintesis dan sebagian lagi untuk
proses penguapan. Hasil fotosintesis berupa gula (glukosa) dan oksigen. Glukosa hasil
fotosintesis akan diangkut oleh pembuluh tapis dan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan.
Oksigen dikeluarkan melalui stomata daun dan sebagian dipakai untuk respirasi sel-sel di
daun.
Tidak semua bunga memiliki bagian-bagian yang lengkap. Bunga yang lengkap adalah bunga
yang memiliki bagian-bagian yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik.
Sedangkan bunga yang tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih dari
bagian-bagian bunga tersebut. Bunga yang tidak memiliki putik disebut bunga jantan dan bunga
yang tidak memiliki benang sari adalah bunga betina sedangkan bunga yang memiliki putik dan
benang sari dalam satu bunga adalah bunga hermafrodit.
2.5.1 Buah
Umumnya buah dapat kita bedakan menjadi 3 yaitu buah tunggal, buah agregat, dan buah
majemuk. Buah tunggal adalah buah yang dibentuk oleh 1 bakal buah, contohnya mangga. Buah
agregat adalah buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari 1 bunga, contohnya buah sirsak,
dan buah arbei. Buah yang terakhir yaitu buah majemuk adalah buah yang dibentuk oleh banyak
bakal buah dari banyak bunga, contohnya buah nangka, dan buah nenas.
Dari asal terbentuknya buah dapat dibedakan menjadi 2 yakni buah sejati dan buah semu. Buah
sejati adalah buah yang terbentuk dari bakal buah sedangkan buah semu adalah buah yang
terbentuk dari bakal buah dan bagian-bagian lain dari bunga tersebut.
2.5.2 Biji
Biji yang bermula dari bakal biji merupakan alat perkembangbiakan generatif. Di dalam biji
terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Pada biji umumnya terdapat kulit biji, tali
pusat, dan inti biji.
a. Kulit Biji (spermodermis). Pada biji tumbuhan angeospermae (tumbuhan berbiji
tertutup), bijinya memiliki dua lapisan yaitu kulit luar (testa), dan kulit dalam (tegmen).
kulit luar tipis tetapi keras sedangkan kulit dalam seperti selaput dan sering disebut kulit
ari. Sedangkan pada tumbuhan gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) bijinya
memiliki tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Lapisan luar
tebal berdaging. lapisan tengah lapisan kuat, keras, dan berkayu. sedangkan lapisan
dalam tipis seperti selaput.
b. Tali Pusat. merupakan bagian yang menghubungkan biji denga papan biji (plasenta). Jika
biji sudah dimasak, tali pusat putus sehingga pada biji hanya terlihat bekasnya sebagai
pusat biji (hilus).
c. Inti Biji. adalah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulit ari. isi biji terdiri dari
lembaga yang merupakan calon individu baru. dan putih lembaga sebagai cadangan
makanan tersimpan dalam daun lembaga.daun lembaga merupakan daun pertama pada
tumbuhan yang tumbuh.
b. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan ini
disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral.
Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak diantara xilem dan floem,
yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk sekunder, dan membelah ke arah
luar membentuk floem sekunder sehingga batang tambah membesar) dan kambium gabus
(disebut juga felogen terletak dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan
batang, sehingga epidermis lebih kedap terhadap air). Perkembanganmerupakan proses
perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pemetangan atau kedewasaan makhluk
hidup. proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis,
organogenesis dan gametogenesis) Perkembangan merupakan proses kualitatif yang tidak dapat
di ukur.
Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati hati dan tepat
guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya
yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama
dan penyakit. Oleh karena itu pengguna obat obatan anti hama dan penyakit hendaknya
diusahakan seminimal dan sebijak mungkin.Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai
musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah
hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela. Salah satu contoh kasus yang sering terjadi adalah
hama tikus. Sesungguhnya, secara ilmiah, tikus mempunyai musuh yang memamngsanya.
Musuh alami tikus ini dapat mengendalikan jumlah populasi tikus. Musuhnya tikus itu ialah
Ular, Burung hantu, dan elang. Sayangnya binatang binatang tersebut ditangkapi oleh manusia
sehingga tikus tidak lagi memiliki pemangsa alami. Akibatnya, jumlah tikus menjadi sangat
banyak dan menjadi hama pertanian.
2.8.1 Hama
Hama adalah hewan yang merusak tanaman/hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutama
aktivitas untuk mendapatkan makanan. Yang termasuk hama tanaman adalah hewan mamalia,
serangga, dan burung. Contoh hama berupa mamalia adalah tikus, babi hutan, dan kera. Yang
termasuk hama berupa serangga adalah wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, ulat, dan
kumbang. Hama berupa burung adalah burung gelatik dan burung pipit. Tetapi di antara ketiga
hama tanaman ini, yang menimbulkan kerusakan paling besar adalah serangga. Tetapi ada cara
untuk mengatasi serangga hama ini. Yaitu dengan mengetahui siklus hidupnya. Jika kita
mengetahui kapan atau pada stadium apa serangga tersebut akan menyerang, kita dapat
memberantasnyapadasasaran yang tepat.
1. Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan
tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk
berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang relative singkat
menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi perkembangbiakan tikus sangat
tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam hari.
Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji bijian
tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat memakan biji bijian sehingga
merugikan para petani adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah untuk
memakan biji bijian. Tikus membuat lubang lubang pada pematang sawah dan sering berlindung
di semak semak. Apabila keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah tersebut diserang
tikus.Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut :
Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat
menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk
mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus)
atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam
sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi
berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati hati karena juga berbahaya bagi
hewan ternak dan manusia.
2. Wereng Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan
berlubang lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat
dikendalikan dengan cara cara sebagai betikut :
Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan
pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan
cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 2 bulan. Pengandalian hayati,
yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba laba predator Lycosa
Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss
fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata. Pengandalian kimia, yaitu
dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan.
Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi
lingkungan.
3. Walang Sangit Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga
meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil
mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.
Walang sangit menghisab butir butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi
hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam hitaman. Faktor faktor yang
mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut.
a. Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
b. Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
c. Penanaman tidak serentak
Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa
dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga dapat
memakan biji biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna
karbohidrat.
4. Ulat
Kupu kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam.
Kupu kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa
sebut larva kupu kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan
pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa
rangka atau tulang daunya saja.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Membuang telur telur kupu kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan
bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan pertisida.
5. TungauTungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap
daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang
kutu akan timbul bercak bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur.
Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun daun yang terserang hama pada
suatu tempat dan dibakar.
2. Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan
yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan
lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama kelamaan tumbuhan akan mati.
Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan menggunakan bakterisida.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang menyerang pembuluh tapis
batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri
Serratia marcescens. Gejalanya adalah kuncup daun menjadi kecil dan berwarna kuning, buah
menjadi kuning, sehingga lama kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang belum parang dapat
disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan sejenis antibiotik.
3. VirusSelain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh
virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan
menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang
sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
penyakit daun tembakau yang berbercak bercak putis. Penyakit ini disebabkan oleh virus
TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas daun tembakau. Virus juga
dapat menyerang jeruk. Penularan melalui perantara serangga.
b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan
mendapatkan sinar matahari yang cukup.
c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa
bakteri atau jamur.
e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
f) Jika terdapat gejala gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting)
yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.
g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada
tumbuhan.
Pada fase dewasa, kutu putih mungkin sulit dikendalikan dengan perstisida kontak karena
tubuhnya memiliki lapisan luar yang dapat melindunginya dari semprotan langsung. Pestisida
sistemik akan lebih efektif karena larva yang baru menetas dan makan daun akan meti karena
bahan aktif yanga ada dalam tumbuhan akan meracuni hama tersebut.
GulmaSelain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga
perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga
dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma gulma ini akan
berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan
pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat
penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan.
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki,
rumput, dan gulma daun lebar.
1. Teki
Kelompok teki tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis,
karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan bulan.
Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
2. RumputGulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan
stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara
mekanik. Contohnya adalah alang alang (Imperata cylindrica).
3. Gulma daun lebarBerbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam
kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi
terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh dari gulma berdaun lebar ini
adalah daun sendok.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut :
a) Jenis gulma dominan
b) Tanaman budi daya utama
c) Alternatif pengendalian yang tersedia
d) Dampak ekonomi dan ekologi
Saat ini cukup banyak hebisida (pembasmi gulma) yang tersedia di toko pertanian. Meskipun
demikian, kita perlu hati hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan cara
pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan.
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi tumbuhan pengganggu yang akan
menjadi pesaing tanaman utama. Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan
tempat persembunyian hama penyakit.
Setelah mempelajari tentang gulma yang selalu merugikan manusia, ada juga gulma yang tidak
merugikan bagi siapapun, yaitu tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa l.), entah kenapa tanaman
ini termasuk gulma, kami mendapatkan ini dari satu media Internet yang membahas tentang
hama dan penyakit tumbuhan. Padahal pengertian dari gulma itu sendiri yaitu tanaman
pengganggu yang menekan pertumbuhan hama dan penyakit, dilihat dari sisi manfaat tanaman
rosela banyak sekali, antara lain mengatasi batuk, lesu, demam, gusi berdarah, penahan
kekejangan, anti cacing, anti bakteri, anti septik, menurunkan kolesterol dalam darah, asam urat.
Melihat dari manfaat manfaat tanaman ini, tanaman ini tidak menunjukkan tanaman yang
mendatangkan penyakit bagi manusia, malah kebalikannya, tanaman ini dapat menyembuhkan
beberapa penyakit manusia, jadi mengapa banyak orang yang menyebut tanaman ini menjadi
tanaman gulma? Karena tanaman rosela ini mudah sekali terserang penyakit dan menularkannya
ke tumbuhan lain, dan banyak sekali hewan hewan hama hinggap di daun / batangnya.Contoh
penyakit pada tanaman adalah sebagai berikut.
a. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) pada jeruk adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus yang merusak floem tanaman jeruk. Penyakit ini menyebabkan daun tanaman jeruk
menjadi warna kuning dan kecil, serta melambatkan pertumbuhan kuncupnya. Lalu, pada
stadium berikut, daun akan gugur dan tanaman tersebut menjadi tidak produktif dan mati.
b. Penyakit mosaik pada tembakau adalah penyakit yang disebabkan oleh virus TMV (Tobacco
Mosaic Virus),danmenyebabkan daun berkerut dna bercak-bercak kuning.
c. Penyakit rebah kecambah disebabkan oleh protista yang menyerupai jamur, yaituPythium
debaryanum. Penyakit ini menyebabkan pembusukan akar dan kecambah/bibit tanaman pada
tanaman budidaya, sehingga kecambah rebah ke tanah.
d. Penyakit pada tanaman kentang adalah penyakit yang disebabkan oleh Phytopthora infestans
(protista yang menyerupai jamur).
e. Penyakit pada tanaman padi adalah penyakit yang ymenyerang ruas-ruas batang dan butir
padi. Pyricularia oryzae (sejenis jamur) adalah salah satu penyebab penyakit ini.
e. Penyakit pada anggrek adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yaitu Pseudomonas
cattleyas.g. Penyakit pada tanaman jagung disebabkan oleh Ustilago avenae. Ustilago ini
dikenal sebagai jamur apa yang menyebabkan penyakit pada tanaman budidaya. Contoh
lain dari Ustilago adalah Ustilago scitaminea yang menyebabkan penyakit pada pucuk
tebu.h. Penyakit busuk akar (root rot)Penyebab: thielaviopsis basicola, fusarium solani,
armillaria mellea Gejala: kelayuan dan kematian tanaman secara cepat, perubahan warna
kuning pada daun, pertumbuhan kerdil, dan gugur daun sebelum waktunyai. Penyakit
layu pembuluhPenyebab: fusarium oxysporum, verticillium dahliae, v. alboatrum
Gejala: patogen menyerang pembuluh xylem tanaman, sehingga tanaman kehilangan turgor dan
layu. Jika dibelah, pembuluh di dalam batang berwarna coklat.j. Penyakit embun bulu (downy
mildew)Penyebab: sclerospora maydis, pseudoperorospora cubensis
Gejala: pada kondisi kelembaban yang cocok, cendawan ini tumbuh seperti bulu putih keabu-
abuan, yang terdiri dari tangkai spora dan spora. Pada gejala sistemik menyebabkan daun
menjadi klorosisk. Penyakit embun tepung (powdery mildew)Penyebab: oidium spp dan erysiphe
sppGejala: gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah dari tanaman,
daun yang terserang menjadi kuning, coklat dan akhirnya mengering. Lama kelamaan daun akan
terserang semua dan dapat mengakibatkan kematian pada tanaman.
Daftar Pustaka
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/setjen/PUSSTAN/info_5_1_0604/
isi_11.htmstfitb2008.files.wordpress.com/2009/.../18-bunga-biji-buah....
Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB:Bandung
http://brewoktea.blogspot.com/2012/08/pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan.html