TANAMAN TEMBAKAU
Oleh
KELOMPOK 18
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I. PENDAHULUAN
ketika budaya barat mulai mengenal tembakau, tanaman ini menjadi salah satu
komoditas penting dalam perdagangan dunia.
Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditi yang strategis dari jenis
tanaman semusim perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar, hal
spesifik. Harga jual tembakau sangat tergantung pada kualitas tembakau dan
maupun tidak, atau disebut dengan faktor teknis dan non-teknis. Beberapa faktor
tersebut dapat saling berkaitan ataupun berdiri sendiri dalam menuentukan mutu
tembakau. sehingga pemahaman mengenai keterkaitan unsur-unsur tersebut perlu
1.2 Tujuan
Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun
iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman
tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap
curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun sedangkan untuk tembakau dataran tinggi,
tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu, lokasi
untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam
disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman
Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi
pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 s.d. 900 mdpl. Keasaman tanah yang
baik untuk tanaman ini adalah pH antara 5 s.d. 6. Tanaman tembakau akan
tumbuh subur pada tanah gembur, remah, mudah mengikat air, serta memiliki tata
Tujuan dari persiapan lahan adalah untuk menggemburkan tanah, menekan gulma,
hama, dan penyakit. Pengolahan lahan dimulai dengan cara pembabatan jerami di
menggunakan bajak atau cangkul saat tanah masih mengandung cukup banyak air.
memperhatikan jadwal semai dan umur bibit pindah taman. Umur bibit pindah
taman adalah 35 s.d. 55 hari, sedangkan lama persiapan tanah yang baik untuk
siap taman adalah dua bulan (60 hari ). Jadi, persiapan dan pengolahan tanah
adalah 25 s.d. 55 hari sebelum semai, tergantung pada umur bibit yang akan
dipindah taman.
dilakukan seawal mungkin, guna memperoleh derajat keasaman yang tepat, sebab
sawah yang ditanami padi mempunyai derajat keasaman (pH) 4 s.d. 5, sedangkan
Kenaikan pH dapat diperoleh dengan pengolahan tanah secara baik dan diangin-
yang ditarik hewan. Pembajakan tanah dilakukan sedalam 40 cm s.d. 60cm karena
perakaran tanaman tembakau cukup dalam. Dengan pembajakan itu, bagian tanah
yang baik dilakukan paling sedikit tiga kali dan dilakukan sedalam mungkin.
dan kualitas serta secara tidak langsung patogen dalam tanah ikut terbunuh oleh
terik matahari.
Pada brujulan pertama, tanah hasil bajakan dibiarkan selama satu minggu agar
matahari. Perlakuan ini merupakan tindakan desinfection pada tanah secara alami
karena terjadi proses pemasaman (oksidasi) zat - zat beracun (asam sulfida) yang
berasal dari dalam tabah. Dengan demikian, tanaman terhindar dari racun asam
yang dapat menyebabkan penyakit lanas pada tanaman tembakau dapat hilang.
(gembur). Kemudian, tanah diratakan dan dibiarkan lagi selama satu minggu agar
Seminggu setelah pengolahan tanah yang kedua, tanah diolah lagi dengan
dicangkul atau dibajak lagi. Tujuannya adalah membalik tanah kembali sehingga
tanah berada di dalam permukaan lagi. Pada tahap tanah yang kedua ini dapat
dilakukan pemupukan dasar dan pengapuran apabila kondisi tanah terlalu asam.
Pemupukan dasar dilakukan dengan pupuk kandang yang telah terjadi. Pupuk
kandang yang belum jadi masih mengeluarkan energi panas sampai 75o C akibat
Pupuk kandang yang telah jadi memiliki struktur yang remah, tidak basah, dan
tidak terlalu kering. Pupuk kandang sangat baik sebagai pupuk dasar karena dapat
memperbaiki struktur tanah (daya ikat tanah menjadi baik), memperkaya bahan
pengapuran dapat dapat dilakukan dengan kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur
tembok. Selain itu dapat menggunakan kapur karbonat atau dolomit. Selanjutnya,
tanah dibiarkan lagi selama satu minggu agar terjadi reaksi antara tanah, pupuk
penanaman bibit dan parit-parir berfungsi untuk saluran irigasi dan drainase.
bedeng tidak perlu terlalu besar, cukup selebar 40 cm dan tinggi bedengan juga
sekitar 50 cm. Dengan demikian, tanaman tembakau terhindar dari genangan air
hujan.
Jarak antar bedengan adalah 90 cm s.d. 100cm dan jarak antar guludan merupakan
lebar parit. Jarak antar bedengan dapat pula dibuat 90 cm s.d. 100cm setiap dua
baris tanaman atau guludan dan jarak dua guludan tersebut sekitar 50 cm. Dengan
demikian, lebar parit pada dua guludan adalah 50 cm dan lebar parit setiap dua
saluran pembuangan air dengan lebar 60 cm dan dalam 60 cm. Arah bedengan
yang baik adalah membujur arah timur- barat karena sinar matahari dapat diterima
secara merata oleh seluruh tanaman. Setelah selesai pembuatan bedeng dan arit-
parit, tanah dibiarkan lagi selama satu minggu agar terangin-angin dan terkena
sinar matahari. Satu minggu kemudian tanah bedengan digemburkan lagi dengan
Pengolahan tanah yang intensif dapat menciptakan media tanam yang baik
bahan organic tanah (humus) menjadi zat yang bermanfaat bagi tanaman. Di
samping itu, pengolahan tanah dapat menghilangkan zat- zat beracun di dalam
tanah, tanah menjadi bersih dari tanaman lain dan rumput-rumput yang
Pembrujulan di tanah ringan dibuka tanpa dibasahi terlebih dahulu. Ditanah yang
terbagi menjadi dua tahap yaitu pembrujulan (pembukaan tanah) dan penggaruan
per hari kerja. Jadi 1 Ha memerlukan 8 pasang sapi, sehingga setiap Ha sampai
pasang sapi
dan pada waktunya ditanami sesuai jarak tersebut. Tanah di bawahnya digerjuk
sedalam satu cangkul, jika masih mungkin lebih dalam pakai garpu. Saat gulud 1,
setelah tanah gerjugan kering, tanah yang dikesampingkan dikembalikan lagi dan
dibentuk guludan sesungguhnya. Tanah bagian bawah pada jarak 100 cm digerjuk
dan setelah kering saat gulud ll dibumbunkan sehingga guludan tambah tinggi
2.2.3 Pembersihan Sisa Tanaman
tanda dan setiap tanda dilubangi untuk tempat penanaman bibit. Jarak tanam yang
ditentukan untuk budi daya tembakau dapat beragam menurut jenis/tipe tembakau
yang ditaman dan tujuan dari penanaman. Jarak tanam sangat berpengaruh
Tanaman tembakau yang ditanam dengan jarak tanam rapat (jumlah populasi
20.000 s.d. 30.000 tanaman / Ha) menghasilkan daun lebih kecil dari lapis.
Apabila tujuan penanaman menghendaki daun yang tipis dan halus, maka jarak
tanam harus rapat. Misalnya, jenis tembakau cerutu yang menghendaki daun tipis
Benih tembakau berukuran sangat kecil sehingga bedangan harus dibuat secermat
mungkin. Lahan dicangkul 2 s.d. 3 kali agar tanah cukup gembur dan cukup
terkena sinar matahari dan angin. Kemudian dibuat bedengan setinggi 20 s.d. 30
plastik yang dapat dibuka dn ditutup. Benih ditabur sekitar 2g/10m2 bedengan.
Penaburan benih dapat secara kering dicampur dengan pasir atau abu dapur.
Penanaman dapat dilakukan di lahan tegal maupun sawah. Pada lahan tegal yang
tidak memiliki pengairan teknis atau tadah hujan, penanaman dilakukan pada
April dan Mei. Di lahan sawah yang merupakan lahan yang berpengairan teknis,
penanaman dapat dilakukan pada bulan Mei dan Juni, atau tergantung dengan
cuaca yang berkembang pada musim tanam yang bersangkutan. Secara umum
lahan harus terbuka, mendapatkan sinar matahari penuh, memiliki musim kemarau
yang tegas, minimal 4 bulan kering sepanjang tahun. Tanah mengandung khlor
(>80 ppm) yang umumnya dekat pantai atau mendapatkan pengairan dari air
tanah/sumur atau irigasi berkadar khlor > 25 ppm dihindari sebagai lahan
penanaman tembakau. Lahan yang baik untuk ditanami tembakau adalah bekas
tanaman padi. Lahan bekas tanaman cabe, terung, tembakau dan tanaman
Empat puluh lima hari s.d. lima puluh hari (45 s.d. 50) setelah benih ditabur, bibit
ditanam pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan luasan yang sesuai
dan perlu diketahui sebelum penanaman bibit perlu diadakan pemangkasan, agar
2.4.1 Penyiraman
dan 2 l air per tanaman tiap penyiraman. Intensitas penyiraman setara dengan 194
Tembakau gunung dan tegal ditanam lansung di atas guludan. Tanaman didangir
setelah umur tiga minggu. Sambil didangir dan dibumbun, dilakukan penyiangan
gulma. Tindakan tersebut diullang lagi saat tanaman berumur lima minggu dan
2.4.3 Pemupukan
yang ada pada tanah dan kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk N dilakukan 2
kali, yaitu setengah dosis pada umur satu minggu dan setengah dosis lainnya
diberikan pada umur tiga minggu . Pemberian pupuk dengan cara memasukan
pertumbuhan bunga dan buah ke arah pertumbuhan daun-daun atas dapat tumbuh
2.4.5 Penunasan
Tembakau yang sudah di pangkas akan tumbuh tunas lateral. Dengan adanya
pertumbuhan maka tunas lateral harus dibuang. Penunasan dilakukan setiap tiga
minggu sekali.
keadaan lingkungan, potensi lahan, dan sifat pupuk yang diberikan, maka hal
pupuk.
Pupuk yang digunakan pada tahap pembibitan berbeda dengan pupuk dasar
(pupuk pendahuluan) atau pupuk pada lobang tanam. Untuk itu perlu diketahui
pupuk apa saja yang digunakan untuk bibit, pupuk pada lubang tanam, dan pupuk
pendahuluan. Adapun jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman tembakau
adalah pupuk yang digunakan pada saat pembibitan dan pupuk yang digunakan di
lapangan
(1) Jenis pupuk yang digunakan saat pembibitan adalah Guano dan pupuk
NURSYAFER.
ini berwarna putih, berbentuk kristal, sangat mudah larut dalam air.
oleh Ir. Erwin, MS sebagai pengganti pupuk Guano bibit di kemudian hari.
Pupuk ini berbentuk granulair dan berwarna kelabu, pada beberapa bagian
pupuk ada yang sedikit sukar larut dalam air, sehingga perlu pengadukan
yang kuat. Bila menggunakan gembor pada saat aplikasi di lapangan akan
dijumpai sisa bubuk yang tidak larut di dasar gembor. Bagian yang sukar
larut ini adalah unsur Calsium atau CaO. Bagian yang sukar larut ini juga
(2) Jenis pupuk yang digunakan di lapangan (pupuk tanaman) adalah pupuk
Zwavelzure Amoniak.
merupakan lmbah padat dari pabrik baja. Pupuk TSM berwarna hitam,
berbentuk butiran yang sangat halus dan sukar larut dalam air.
% P2O5 larut dalam asam keras dan 40-42 % CaO. Dapat digunakan
sebagai pengganti pupk TSM, meskipun tidak sebaik pupuk TSm yang
kadar phosphat dan calsium lebih rendah dan sangat sesuai untuk lahan
tembakau.
Budidaya tanaman tembakau tidak selalu berjalan lancar, terdapat hama dan
Hama pada tanaman tembakau adalah ulat grayak, ulat tanah, ulat penggerek
a. Ulat Grayak ( Spodoptera litura ), tanaman yang terkena hama ini memiliki
gejala berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka
bekas gigitan. Pengendalian hama ini adalah dengan cara pangkas dan bakar
b. Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ), tanaman yang terkena hama ini memiliki gejala
rebah. Pengendalian hama ini adalah dengan cara pangkas daun sarang
c. Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) tanaman yang terkena hama ini memiliki
Pengendalian hama ini adalah dengan cara kumpulkan dan musnah telur / ulat,
sanitasi kebun.
d. Nematoda ( Meloydogyne sp. ) tanaman yang terkena hama ini memiliki gejala
bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun
berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian hama ini adalah dengan cara
sanitasi kebun.
e. Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit
yang disebabkan virus. Pengendalian hama ini adalah dengan cara predator
Penyakit pada tanaman tembakau antara lain adalah hangus batang, lanas, patik
a. Hangus batang ( damping off ) yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani.
Tanaman yang terkena penyakit ini memiliki gejala batang tanaman yang
terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar.
Pengendalian penyakit ini adalah dengan cara cabut tanaman yang terserang
dan bakar.
Tanaman yang terkena penyakit ini memiliki gejala timbul bercak-bercak pada
daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas
dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian penyakit ini adalah dengan
yang terkena penyakit ini memiliki gejala di atas daun terdapat bercak bulat
putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah
robek. Pengendalian penyakit ini adalah dengan cara desinfeksi bibit,
renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan
d. Bercak coklat yang disebabkan oleh jamur Alternaria longipes. Tanaman yang
juga menyerang batang dan biji. Pengendalian penyakit ini adalah dengan cara
yang terkena penyakit ini memiliki gejala mirip dengan lanas namun daun
Pengendalian penyakit ini adalah dengan cara cabut dan bakar tanaman
f. Penyakit Virus yang disebabkan oleh virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic,
dengan cara menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi dicabut dan
dibakar
Setelah budidadaya, hal penting yang perlu dilakukan adalah pemanenan serta
diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Hal yang perlu
daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2
sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun
tanaman habis
Pemetikan dilakukan pada umur tanaman 90 s.d. 100 hari. Pemetikan dilakukan 1
s.d. 3 helai daun dengan selang waktu 2 s.d. 6 hari. Waktu pemetikan tembakau
Voor Oogst dilakukan pada sore hari (setelah fotosintesis). Komposisi daun
tembakau terdiri dari: daun pasir (3 s.d. 4 lembar), daun kaki (4 s.d. 6 lembar),
daun tengah (6 s.d. 8 lembar) dan daun pucuk (2 s.d. 4 lembar). Setelah dipetik,
daun disusun dalam keranjang dengan posisi berdiri untuk daun yang masih
berembun dan diatur posisi tidur kalau daun sudah kering, proses selanjutnya
jenis tembakau
Ciri daun tembakau yang telah masak adalah warna daun sudah mulai hijau
kekuningan dengan sebagian ujung dan tepi daun berwama coklat, warna tangkai
2.7.2 Pascapanen
Daun-daun tembakau yang telah dipanen masih perlu pengolahan sebelum sampai
pada konsumen akhir. Proses yang berlangsung sejak dari daun basah sampai daun
bagian dari pasca panen. Untuk mendapatkan hasil akhir yang baik, kegiatan-
2.7.3 Pengumpulan
daun, ukuran daun, dan kecacatan daun. Daun yang dipetik jangan sampai terlipat
atau tertekan secara mekanis dan dihindari kontak langsung dengan sinar
matahari.
berdasarkan warna daun yaitu: Trash (apkiran) dengan warna daun hitam, Slick
(licin/mulus) dengan warna daun kuning muda, Less slick (kurang licin) dengan
warna daun kuning (seperti warna buah jeruk lemon) dan More grany side (sedikit
Curing merupakan proses biologis yaitu melepaskan kadar air dari daun tembakau
basah yang dipanen dalam keadaan hidup. Selama ini di beberapa petani ada yang
berpendapat bahwa curing adalah proses pengeringan tembakau saja. Petani tidak
menyadari bahwa sel-sel di dalam daun tersebut masih tetap hidup setelah
dipanen. Tujuan Curing: Melepaskan air daun tembakau hidup dari kadar air 80
s.d. 90 % menjadi 10 s.d. 15 %. Perubahan warna dari zat hijau daun menjadi
warna oranye dengan aroma sesuai dengan standar tembakau yang diproses. Pada
saat curing, yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas daun di dalam oven.
Sebagai contoh untuk oven ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding dengan 1,8 ha,
sedangkan 5 x 5 x 7 rak maksimum 2,8 Ha. Juga cuaca waktu proses, kalau
musim hujan harus lebih longgar daripada waktu musim kering. Beberapa tahapan
pengeringan gagang.
(a) Penguningan
Proses biologis daun ini merupakan proses perubahan warna dari hijau ke warna
kuning, karena hilangnya zat hijau daun / klorofil ke zat kuning daun dan terjadi
penguraian zat tepung menjadi gula. Perubahan ini bisa terjadi pada suhu 32 s.d.
42 derajat celcius. Proses ini harus dilakukan secara perlahan-lahan waktu yang
Pada saat ini awalnya semua ventilasi ditutup, baik atas maupun bawah. Tetapi
apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange ventilasi atas dibuka
Apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange baik lembar daun maupun
tulang daun, maka secara pertiahan-lahan suhu dinaikkan. Pada saat proses ini
terjadi, maka apabila daun masih berwama hijau, maka daun tetap akan berwama
hijau, sebaliknya apabila sudah berwama kuning orange maka hasil curing akan
kuning orange. Karena pada suhu 43 s.d. 52 °C ini terjadi pengikatan warna.
Sehingga apabila warna daun pada proses penguningan belum sempuna, maka
jangan terburu-buru menaikkan temperatur lebih dari 42 °C. Pada tahapan ini
ventilasi dibuka secara bertahap, sedikit demi sedikit sampai akhirnya dibuka
s.d. 19 jam.
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air didalam lembar daun dengan cara
menaikkan suhu 53 s.d. 62 °C. Pada saat ini seluruh ventilasi dibuka, karena air
yang keluar dari sel-sel daun akan menjadi uap air, yang harus dibuang keluar
oven agar tidak kembali ke daun. Ciri-ciri proses ini, daun sudah terasa kering
apabila dipegang, tapi tulang daun masih terasa basah daun terlihat keriput atau
Pengeringan gagang dilakukan pada suhu 63 s.d. 72 °C. Pada saat ini air yang bisa
dilepas di dalam batang daun akan dikeluarkan proses awal tahap ini ventilasi
mulai ditutup secara perlahan dan bertahap, untuk menjaga kelembaban udara
tetap berkisar pada 32 %. Ciri-ciri tahapan ini bisa selesai apabila seluruh tulang
daun sudah kering, dan bila ditekuk batangnya akan patah dan berbunyi krek. Ini
menandakan bahwa tahap ini berjalan baik 5 s.d. 8 jam sebelum proses berakhir,
seluruh ventilasi harus ditutup agar kelembaban udara tetap terjaga. Proses ini
memerlukan waktu normalnya 30 s.d. 32 jam jangan pernah menaikkan suhu oven
Panen dan pasca panen merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
budidaya tembakau, yang berguna untuk menjaga kualitas dan kuantitas tembakau
yang dihasilkan.
III. USAHA TANI DAN PEMASARAN
Analisa usaha tani tanaman tembakau Kasturi di Kabupaten Jember disajikan pada
Tabel 1.
Harga
No Jenis Kegiatan Rotasi Volume Satuan Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
1. Biaya Tetap
Sewa Lahan 1
0,05 Ha 2.000.000 100.000
Sub Total I
100.000
Biaya tidak
2. tetap
Bahan :
Bibit Tembakau 1 1.650 Bibit 200 330.000
Kapur Dolomit 1 5 Kg 1.000 5.000
Pupuk Urea 1 24,4 Kg 1.800 43.920
Pupuk ZA 1 28 Kg 1.450 40.600
Pupuk Sp36 1 16 Kg 2.000 32.000
Pupuk ZK 1 4 Kg 8.000 32.000
Decis 1 0,292 Liter 150.000 43.800
Dursban 1 0,384 Liter 130.000 49.920
Dethane 1 0,085 Kg 90.000 7.650
Canon 1 0,192 Liter 80.000 15.360
Sujen 1 15 Kg 1.500 22.500
Tenaga Kerja
Juring 1 60 Meter 650 39.000
Tabel 1 (Lanjutan)
Harga
No Jenis Kegiatan Rotasi Volume Satuan Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Pengolahan
Lahan I 1 0,05 Ha 700.000 35.000
Pengolahan
Lahan II 1 0,05 Ha 700.000 35.000
Pengolahan
Lahan III 1 0,05 Ha 700.000 35.000
Pengolahan
Lahan IV 1 0,05 Ha 700.000 35.000
Manisi / Tepar 1 1 HKP 15.000 15.000
Penanaman 2 2 HKW 15.000 60.000
Penyiraman 1 1 HKW 15.000 15.000
Gulud I 1 1 HKP 20.000 20.000
Gulud II 1 1 HKP 20.000 20.000
Gulud III 1 1 HKP 20.000 20.000
Pemupukan 4 1 HKW 15.000 60.000
Pengairan /
Torap 1 0,05 Ha 1.000.000 50.000
Cari Telur Cari
Ulat 1 1 HKW 15.000 60.000
Pengendalian
Hama &
Penyakit 3 1 KHP 20.000 60.000
Topping 1 1 HKW 15.000 15.000
Wiwil 3 1 HKW 15.000 45.000
Panen 4 2 HKW 15.000 120.000
Gulung / Angkut 4 1 HKP 15.000 60.000
Penyujenan 4 1 HKW 15.000 60.000
Penjemuran 10 1 HKW 15.000 150.000
Rempos 4 1 HKW 15.000 60.000
Ngebal 1 1 HKP 20.000 20.000
Angkut Pabrik 1 1 Kali 30.000 30.000
Sub total II 1.741.750
Total Biaya
Produksi 1.841.750
= Rp. 1.841.750
Populasi tanaman = 800 tanaman
= Rp 198.425 (Laba)
Tabel.3 Hasil analisis akhir usaha tani tembakau Kasturi ddi Kabupaten Jember
3.2 Pemasaran
Pemasaran dari tanaman tembakau ini sendiri terbagi menjadi dua, yaitu penjualan
dalam bentuk daun dan penjualan dalam bentuk olahan seperti rokok dan cerutu.
Pada pemasaran dalam bentuk daun, penjual ada yang memilih menjadi
penimbun daun serta ada pula yang memilih menjadi perajang daun, sedangkan
mereka kepada konsumen dalam bentuk rokok atau cerutu yang sudah ada di
dalam kemasan. Pemasaran rokok tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi
berperan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa,
rokok ditentang banyak kalangan. Produksi tembakau yang mulai awal 2000-an
(1) Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun dataran tinggi
lapangan, panen
(2) Analisa usaha tani tembakau kasturi di Kabupaten Jember untuk luas lahan
0,05 Ha adalah populasi tanaman 800 tanaman, berat krosok seberat 101,73
kg, harga jual rata-rata per-kg sebesar Rp 20.054,80, total biaya produksi
(3) Pemasaran dari tanaman tembakau ini terbagi menjadi dua yaitu penjualan
dalam bentuk daun dan penjualan dalam bentuk olahan seperti rokok dan
cerutu.
DAFTAR PUSTAKA