Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN

HORTIKULTURA

“Pengamatan Bibit Padi dan Bibit Jagung,Mangga,Dan Jeruk”

Nama : DHEA ANANDA


Nim : A0321331
Kelas :A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengamatan benih padi dan benih jagung

Nama : Dhea Ananda


Stambuk : A0321331
Program Studi : Agroekoteknologi

Majane, 21 juni 2023

Mengetahui,

Dosen Pengampuh
Budidaya tanaman pangan dan hortikultura

Dosen Mitra Koordinator

Dr. Hj. Rahma Ning Utami,S.Pd.M.Si Ir.H. Amir.S.P.M.Si


Nip Nip:196405051987111006

Tanggal Disetujui: 21 juni 2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena karunianya penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum Budidaya Tanaman Pangan Dan Hortikultura
yang berjudul “ Pengamatan bibit padi dan bibit jagung” ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan laporan ini,
baik dari segi kosakata,tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari banyak khalayak yang kemudian
akan penulis jadikan sebagai motivasi.

Demikian semoga laporan Dasar-dasar Ilmu Tanah ini bisa di terima sebagai ide
atau gagasan yang dapat menambah wawasan serta pengetahuan. Semoga laporan ini
juga dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga penulis.

Majene, 21 juni 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
BAB 1.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................3
BAB II................................................................................................................................3
TINJUAN PUSTAKA........................................................................................................3
2.1 Tanaman Pangan.......................................................................................................3
A. Padi..........................................................................................................................6
B. Jagung......................................................................................................................8
2.2. Tanaman Hortikultura............................................................................................10
a. Mangga..................................................................................................................12
b. Jeruk tringgas........................................................................................................14
BAB III.............................................................................................................................16
PENUTUP........................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 gambar padi


Gambar 1.2 gambar jagung
Gambar 1.3 gambar mangga
Gambar 1.4 gambar jeruk

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun)


dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun.
Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian
Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-
buahan, sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Pada penelitian ini dibatasi tanaman
hortikultura pada jenis sayuran saja.
Tanaman hortikultura memiliki prospek pengembangan yang baik karena
memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar,baik
didalam negri maupun di luar negri. Fungsi sayuran sebagai penyedia vitamin,
mineral ,serat dan senyawa lain untuk pemenuhan gizi. Fungsi ekonomi, tanaman
hortikultura menjadi sumber pendapatan petani, pedagang, kalangan industri.
Dengan banyaknya fungsi tanaman hortikultura seperti yang dijabarkan diatas maka
ada pula faktor penghambat yang menyebabkan tanaman hortikultura tidak tumbuh
secara maksimal, hal tersebut disebabkan salah satunya adalah dari faktor penyakit.
Untuk mengatasi kendala tersebut dapat dilakukan pencegahan penyakit dengan
mengidentifikasi dan pengendalian untuk penyakit tanaman hortikultura. Dalam
mengidentifikasi sebuah penyakit pada tanaman hortikultura hal utama yang harus
diketahui adalah gejala-gejala awal yang timbul pada setiap bagian tanaman seperti
pada daun, batang, umbi, buah atau akar.
Dari latar belakang di atas dapat dibuat buah inovasi baru agar mudah dalam
mengidentifikasi penyakit pada tanaman hortikultura jenis sayuran. Dengan melihat
gejala-gejala yang timbul pada tanaman sayuran tersebut, maka akan diketahui
penyakit yang menyerang tanaman secara cepat agar bisa ditanggulangi atau
dikendalikan dengan cara yang tepat.
Bibit padi adalah benih atau tanaman muda padi yang digunakan untuk
penanaman di lahan pertanian. Bibit padi merupakan tahap awal dalam siklus hidup
vi
padi, dan kualitas bibit yang baik sangat penting untuk mencapai hasil panen yang
optimal.
Biasanya, bibit padi diperoleh melalui perbanyakan vegetatif atau generatif.
Perbanyakan vegetatif menggunakan bagian tanaman seperti batang atau akar untuk
menghasilkan bibit baru. Sedangkan perbanyakan generatif dilakukan melalui
pemuliaan biji padi yang berkualitas tinggi.
Kesuburan: Bibit padi harus mampu menghasilkan malai dan butir padi yang
baik serta memiliki potensi hasil yang tinggi. Keanekaragaman genetik: Varietas
bibit padi harus memiliki keragaman genetik yang cukup untuk menghadapi
perubahan lingkungan dan memberikan hasil yang stabil.
Ketahanan terhadap penyakit dan hama: Bibit padi yang baik harus memiliki
ketahanan terhadap penyakit dan hama yang umum di daerah penanaman.
Adaptabilitas: Bibit padi harus mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan
tempat penanaman, seperti kelembaban, suhu, dan jenis tanah.
Untuk mendapatkan bibit padi yang berkualitas, petani biasanya mendapatkan
bibit dari lembaga atau pusat penelitian pertanian yang mengkhususkan diri dalam
pemuliaan tanaman padi. Selain itu, teknik pemilihan bibit yang tepat dan perawatan
yang baik juga diperlukan untuk memastikan pertumbuhan yang optimal dan hasil
panen yang memuaskan

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa saja jenis tanaman pangan dan hortikultura.?
2) Bagaimana ciri – ciri tanaman Hortikultura
3) Bagaimana ciri dari tanaman Pangan
4) Bagaimana cara pembenihan tanaman

1.3 Tujuan
Dapat mengetahui pengertian dari tanaman pangan dan hortikultura serta dapat
membedakan apa saja jenis tanaman dari tanaman pangan dan hortikultura. Serta
dapat mengetahui budidaya dari tanaman hortikultura.

vii
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan ataupun minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk di dalamnya
adalah bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan atau
minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006).
Komoditas pangan harus mengandung zat gizi yang terdiri atas
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan
dan kesehatan manusia. Batasan untuk komoditas ini meliputi kelompok
tanaman pangan, tanaman hortikultura non hias, dan kelompok tanaman lain
penghasil bahan baku produk yang memenuhi batasan pangan (Purnomo dan
Hanny P, 2002).
Di Indonesia, pada umumnya masyarakat lebih memilih komoditi beras
sebagai asupan makanan pokok sehari-hari sehingga areal persawahan yang
ada dipenuhi dengan komoditi padi. Citra bahwa pangan hanya disimbolkan
dengan beras semata adalah merupakan inti permasalahannya (Emiliana F,
2011).
Sementara upaya untuk meningkatkan produksi padi dihadapkan pada
ancaman utama, yaitu: 1) stagnasi dan pelandaian produktivitas akibat kendala
teknologi dan input produksi, 2) instabilitas produksi akibat serangan hama-
penyakit dan cekaman iklim, 3) penurunan produktivitas akibat degradasi
sumber daya lahan dan air serta penurunan kualitas lingkungan, dan 4)
penciutan lahan,

viii
5

khususnya lahan sawah beririgasi akibat dikonversi menjadi lahan


nonpertanian (Praptono B, 2010).
Semua orang seperti didorong makan nasi alias beras. Padahal masih
banyak sumber pangan lain yang dapat kita manfaatkan untuk mengganti
ataupun melengkapi konsumsi beras ini. Ada singkong, ubi jalar, sagu, jagung,
suweg, gembili, kentang, ganyong, dan masih banyak bahan alternatif lainnya
yang nilai gizinya tidak kalah, bahkan memiliki kelebihan dibandingkan beras
(Nur’aripin A P, 2010).
Diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan
ketahanan pangan. Diversifikasi konsumsi pangan tidak hanya sebagai upaya
mengurangi ketergantungan pada beras tetapi juga upaya peningkatan
perbaikan gizi untuk mendapatkan manusia yang berkualitas dan mampu
berdaya saing dalam percaturan globalisasi (Himagizi, 2009).
Diversifikasi pangan ataupun produksi pangan, keduanya berkaitan
dengan kebijakan ketahanan pangan nasional. Upaya kebijakan untuk
diversifikasi pangan sudah dilaksanakan sejak awal dekade 1960-an untuk
mengantisipasi kebutuhan atau permintaan akan jenis tanaman pangan nasional
(Handewi dan Ariani, 2008). Pada tahun 1974, dikeluarkan Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 14 Tahun
1974 tentang Usaha Perbaikan Menu Makanan Rakyat (UPMMR) yang
selanjutnya ditegaskan kembali melalui Inpres Nomor 20 Tahun 1979 tentang
Usaha Perbaikan Menu Makanan Rakyat (UPMMR). Tujuan dikeluarkannya
instruksi presiden tersebut adalah untuk menindaklanjuti upaya
penganekaragaman jenis pangan dalam rangka meningkatkan mutu gizi
makanan rakyat, baik secara kuantitas

5
6

maupun kualitas. Pada tahun 1996, dikeluarkan Undang-Undang No 7

Tahun 1996 tentang Pangan yang memberikan amanat untuk

mewujudkan ketahanan pangan nasional. Selanjutnya, dikeluarkan pula

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Propenas yang di

dalamnya mulai mengisyaratkan upaya diversifikasi tanaman pangan,

baik untuk konsumsi maupun produksi (Emiliana, 2011).

A. Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman semusim yang sangat mudah

ditemukan terutama di daerah pedesaan. Tanaman padi merupakan tanaman yang

melakukan penyerbukan sendiri. Tanaman ini termasuk genus Oryza L. Menurut

(USDA, 2020) klasifikasi tanaman padi secara lengkap yaitu:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Commelinidae

Order : Cyperales

Family : Poaceae/Gramineae

Genus : Oryza L.

Species : Oryza sativa L.

6
7

Tabel 1.1 gambar padi

Padi termasuk dalam genus Oryza yang memiliki 22 spesies, dengan jumlah

kromosom (2n): 24 dan 48. Spesies dari genus Oryza tersebut dikenal sebagai

kerabat liar dari padi budidaya. Jumlah spesies padi liar (Oryza spp.) tercatat 87

spesies, namun yang baru diketahui genomnya sebanyak 22 spesies.

Untuk memperbanyak padi, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Salah

satu metode yang umum digunakan adalah dengan menggunakan biji padi. Berikut

adalah langkah-langkah umum dalam perbanyakan padi melalui biji:

1. Pemilihan biji padi yang baik

Pilih biji padi yang sehat, berwarna, dan bebas dari penyakit atau
kerusakan. Biasanya biji padi yang besar, bulat, dan berat lebih baik untuk
ditanam.

2. Persiapan bibit:

Rendam biji padi dalam air bersih selama 24-48 jam. Setelah itu, tiriskan
biji padi selama beberapa jam sebelum menanamnya.

3. Penanaman bibit: Pilih lahan yang sesuai untuk menanam padi.

Pastikan lahan tersebut tergenang air atau memiliki sistem irigasi yang
memadai. Buatlah lubang tanam dengan kedalaman sekitar 2-3 cm dan
jarak antar lubang sekitar 20-30 cm. Tempatkan biji padi di dalam lubang
dan tutup dengan tanah.

4. Perawatan tanaman

7
8

Setelah penanaman, pastikan tanaman padi mendapatkan sinar matahari


yang cukup. Pertahankan ketinggian air di lahan dengan membanjiri sawah
atau menggunakan sistem irigasi. Jaga kebersihan lahan dengan
membuang gulma yang tumbuh di sekitar tanaman padi.

5. Pemupukan:

Berikan pupuk secara teratur untuk mendukung pertumbuhan tanaman.


Pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium sangat penting untuk perkembangan
padi yang sehat. Ikuti petunjuk penggunaan pupuk yang disarankan untuk dosis
yang tepat.

B. Jagung

Dalam taksonomi atau sistematika tumbuh-tumbuhan, Klasifikasi


Jagung antara lain :

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


 Divisi atau fillum : Angiospermae
 Kelas : Monocotyledoneae (Tumbuhan dengan biji berkeping satu)
 Ordo / bangsa : Poales
 Famili atau suku : Poaceae
 Genus atau marga : Zea
 Spesies / jenis : Zea mays L.

8
9

Jagung merupakan salah satu contoh tanaman C4 yang berarti lebih


banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan
tanaman tersebut. Tanaman C4 merupakan tanaman yang memerlukan
intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini dapat
membentuk rantai carbon sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida
(CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk
tanaman jagung tiak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C4.
Sehingga jagung lebih cocok dalam suhu antara 20-30 0 C dan ketinggian
antara 50-1800 m dari permukaan laut. Tanaman jagung juga termasuk
tanaman monokotil yang berarti tidak memiliki kayu pada bagia batangnya
dan termasuk dalam famili rumput-rumputan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung
dapat dari berbagai hal, salah satu contohnya yaitu faktor iklim. Iklim
merupakan keadaan dimana yang sangat menentukan sehingga tidak semua
tanaman dapat tumbuh pada setiap iklim. Selain iklim dapat menentukan
produktivitas tanaman jagung tetapi dapat juga menentukan dalam hal
kandungan gizi yang dihasilkan tanaman tetapi masyarakat tidak
mementingkan gizi yang terkandung dalam tanaman jagung tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis yang
hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Untuk daerah
iklim tropis kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak mengandung
karbohidrat yang tinggi tetapi rendah kandungan protein pada setiap tanaman
yang dihasilkan (Kartasapoetra, 1990).

a. Teknik penanaman

1. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm, tiap lubang diisi 1
butir benih. Jarak tanam disesuaikan dengan umur panen. Jagung
berumur ≥ 100 hari jarak tanam 40 x 100 cm (2 tanaman /lubang).
jagung.berumur 80-100 hari, jarak tanamnya 25 x 75 cm (1
tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80 hari, jarak tanam 20
x 50 cm (1 tanaman/lubang).

9
10

2. Cara Penanaman
Saat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila
tanah kering, perlu diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan
turun. Jumlah benih per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2
tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila
dikehendaki 1 tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2
biji/lubang. Jumlah kebutuhan benih per hektar dengan beberapa
alternatif jarak tanam
3. Perkiraan penanaman.
Di lahan irigasi jagung ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah
hujan ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada
awal musim hujan dan akhir musim hujan.

2.2. Tanaman Hortikultura

Hortikultura adalah cabang ilmu pertanian yang berkaitan dengan


budidaya tanaman hias, tanaman bunga, dan tanaman buah-buahan. Istilah
ini juga digunakan untuk menggambarkan praktik budidaya dan pengelolaan
tanaman di kebun atau taman.

Dalam hortikultura, berbagai aspek diperhatikan, termasuk pemilihan


varietas tanaman yang tepat, pengaturan tata letak tanaman, penggunaan
pupuk dan pestisida yang sesuai, pengendalian hama dan penyakit, serta
teknik pemangkasan dan perawatan tanaman lainnya. Tujuan utama
hortikultura adalah untuk menciptakan lingkungan yang indah dan sehat,
serta memproduksi tanaman yang berkualitas tinggi.

Hortikultura mencakup berbagai sub-bidang seperti berikut:

Florikultura: Budidaya dan penjualan tanaman hias seperti bunga potong,


tanaman pot, dan tanaman indoor. Arboretum: Penanaman dan pengelolaan
koleksi pohon dan tumbuhan berkayu. Lanskap: Perancangan,
pembangunan, dan pemeliharaan taman atau lahan yang didesain untuk
tujuan estetika.

Pomologi: Budidaya dan pengelolaan tanaman buah-buahan.Olerikultura:

10
11

Budidaya dan pengelolaan tanaman sayuran.

Kebun raya: Koleksi tanaman yang terorganisir untuk tujuan penelitian,


pendidikan, dan pelestarian spesies.

Konservasi tanaman: Penelitian dan pelestarian spesies tanaman langka atau


terancam punah.

Hortikultura dapat dilakukan di berbagai skala, mulai dari kebun rumah


tangga hingga kebun botani yang besar. Praktik hortikultura juga dapat
melibatkan penggunaan teknologi canggih seperti irigasi otomatis,
pemantauan lingkungan, dan penggunaan bahan-bahan organik dalam
pengelolaan tanaman. Selain memberikan keindahan dan nilai estetika,
hortikultura juga memiliki peran penting dalam menyediakan pangan,
meningkatkan kehidupan alam, dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

a.Jenis Tanaman Hortikultura

Terdapat banyak sekali tumbuhan yang dapat Anda budidayakan melalui


metode pertanian modern ini. Secara umum, jenis komoditas horticulture
dibedakan menjadi 4 jenis. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

1. Tanaman Sayur (Olerikultura)

Sayur-sayuran merupakan salah satu kebutuhan pangan dengan


permintaan tinggi setiap harinya. Sayuran mengandung beragam nutrisi baik
yang diperlukan tubuh untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Sayuran
adalah salah satu jenis tumbuhan yang dibudidayakan dengan metode
pertanian modern hortikultura. Melalui metode ini, petani dapat
memproduksi sayuran dalam skala besar sehingga bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat secara nasional.

Terdapat dua jenis sayuran yang ditanam dengan cara budidaya ini, yaitu
sayuran musiman dan sayuran tahunan. Sayuran musiman berarti hanya
dapat ditanam saat musim tertentu saja. Misalnya sayur kol, bawang merah,
wortel, dan sebagainya.

Sedangkan sayuran tahunan artinya dapat ditanam sepanjang tahun.


Misalnya petai, melinjo, jengkol, dan lain sebagainya. Anda juga dapat

11
12

menanam beraneka macam sayuran di pekarangan rumah untuk memenuhi


kebutuhan sehari-hari.

2. Tanaman Buah (Frutikultur)

Buah-buahan juga merupakan jenis komoditas yang dibudidayakan


secara hortikultura. Sama seperti sayuran, beberapa jenis buah-buahan
biasanya juga berbuah pada musim-musim tertentu saja. Misalnya mangga,
rambutan, durian, melon, dan sebagainya.

Selain itu, terdapat juga beberapa jenis buah yang berbuah sepanjang tahun.
Misalnya pisang, nanas, salak, anggur, nangka, belimbing, dan masih
banyak lagi. Tidak ada salahnya mulai menanam buah-buahan di lingkungan
rumah.

3. Tanaman Hias/Bunga (Florikultura)

Tidak hanya buah dan sayuran, contoh tanaman hortikultura juga meliputi
tumbuh-tumbuhan hias atau bunga (florikultura). Tumbuhan berwarna-warni
yang cantik tersebut digunakan sebagai hiasan atau dekorasi ruangan.

Selain itu, bunga hias juga ditanam untuk mempercantik area terbuka seperti
taman. Ada jenis bunga yang ditanam menggunakan pot seperti melati,
mawar, dahlia, dan sebagainya. Ada juga yang ditanam menempel pohon
seperti anggrek.

4. Tanaman Obat (Biofarmaka)

Budidaya hortikultura juga menghasilkan produk obat atau sering dikenal


dengan tumbuhan herbal. Jika Anda familiar dengan apotek hidup atau
tanaman obat keluarga (toga), maka itulah jenis-jenis tumbuhannya.

Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia sudah sering menggunakan jenis


tumbuhan ini untuk beragam kebutuhan. Mulai dari obat-obatan, kosmetik
dan kecantikan, hingga rempah bumbu masakan.

Contoh tumbuhan obat atau biofarmaka antara lain serai, lengkuas, kunyit,
jahe, temulawak, brotowali, kayu manis, dan masih banyak lagi. Manfaatkan
lahan sekitar Anda untuk menanam jenis tumbuhan

12
13

a. Mangga

Mangga (Mangifera indica) adalah pohon buah tropis yang berasal dari
daerah tropis Asia, khususnya India dan Myanmar. Berikut ini adalah
beberapa syarat hidup umum yang dibutuhkan untuk menumbuhkan mangga
dengan baik: Iklim: Mangga tumbuh baik di iklim tropis dan subtropis.
Mereka membutuhkan suhu yang tinggi sepanjang tahun, dengan suhu
optimal antara 24-30 derajat Celsius. Pohon mangga juga membutuhkan
musim kering selama beberapa bulan untuk memicu pembungaan dan
pembuahan yang baik.
Pencahayaan: Mangga membutuhkan paparan sinar matahari yang baik
untuk pertumbuhannya. Tempatkan pohon mangga di area yang terkena sinar
matahari penuh setidaknya 6-8 jam sehari. Tanah: Mangga tumbuh dengan
baik di tanah yang subur dan berdrainase baik. Tanah dengan tekstur berpasir
berlebihan tidak ideal karena tidak dapat menyimpan cukup air dan nutrisi.
Pastikan tanah memiliki kandungan humus yang cukup untuk menyediakan
nutrisi yang diperlukan oleh pohon mangga.
Drainase: Pastikan tanah memiliki sistem drainase yang baik untuk
menghindari genangan air yang berlebihan. Pohon mangga tidak tahan
terhadap kondisi genangan air yang berkepanjangan. Ketinggian: Mangga
tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga sedang, biasanya di bawah
ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Mereka tidak tumbuh dengan
baik di daerah dengan altitud yang sangat tinggi.
Kelebaban udara: Meskipun mangga tumbuh dengan baik di daerah tropis,
mereka lebih tahan terhadap kelembaban rendah daripada kelembaban tinggi.
Kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyakit dan gangguan
pertumbuhan pada pohon mangga.
Irigasi: Pohon mangga membutuhkan pasokan air yang cukup, terutama
selama musim kering. Pastikan untuk memberikan irigasi yang cukup untuk
menjaga tanah tetap lembab, tetapi hindari genangan air yang berlebihan.
Pemangkasan: Pemangkasan teratur diperlukan untuk membentuk pohon
mangga yang baik dan mempromosikan produksi buah yang optimal.
Pemangkasan juga membantu meningkatkan sirkulasi udara dan cahaya di

13
14

dalam pohon. Pupuk: Berikan pupuk yang tepat untuk memberikan nutrisi
yang diperlukan oleh pohon mangga. Pemberian pupuk organik dan pupuk
kandang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan
pohon mangga.
Perlindungan dari hama dan penyakit: Perhatikan adanya serangan hama
dan penyakit pada pohon mangga. Terapkan langkah-langkah perlindungan
seperti penggunaan pestisida organik dan pemantauan teratur untuk menjaga
kesehatan pohon mangga.

Gambar 1.3 Mangga garipta

b. Jeruk tringgas

Jeruk Tringgas adalah salah satu varietas jeruk yang tumbuh di Indonesia.
Jeruk Tringgas memiliki ciri khas kulit jeruk yang tebal dan berwarna kuning
keemasan. Buahnya memiliki ukuran sedang hingga besar, dengan daging
jeruk yang berwarna oranye cerah dan rasanya manis dengan sedikit
keasaman.
Jeruk Tringgas populer di Indonesia karena kualitasnya yang baik dan
rasanya yang lezat. Jeruk ini sering dimanfaatkan sebagai buah segar atau
diolah menjadi minuman jus jeruk yang menyegarkan. Selain itu, jeruk
Tringgas juga digunakan dalam berbagai hidangan dan masakan, serta
digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan marmalade, selai, atau sirup
jeruk Budidaya jeruk Tringgas dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
Persiapan Tanah: Pastikan tanah memiliki kualitas yang baik. Jeruk
Tringgas tumbuh dengan baik di tanah yang subur, kaya akan bahan organik,
dan memiliki pH netral hingga sedikit asam. Lakukan pengolahan tanah

14
15

dengan cara membajak atau menggemburkan tanah serta melakukan analisis


tanah untuk mengetahui kebutuhan pupuk.
Penanaman: Perbanyak bibit jeruk Tringgas dengan cara stek batang atau
okulasi. Setelah bibit siap, buatlah lubang tanam dengan kedalaman dan lebar
yang cukup untuk menanam bibit dengan jarak antar tanaman sekitar 6-8
meter. Pastikan akar bibit tidak rusak saat ditanam dan tambahkan pupuk
organik atau pupuk kandang ke dalam lubang tanam.
Pemeliharaan: Selama pertumbuhan jeruk Tringgas, pastikan untuk
memberikan perawatan yang baik. Hal ini meliputi penyiraman secara teratur,
pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit, serta pemangkasan
yang diperlukan untuk memperbaiki bentuk pohon dan merangsang
pertumbuhan buah.
Pemupukan: Berikan pupuk secara teratur untuk mendukung pertumbuhan
dan kualitas buah jeruk Tringgas. Gunakan pupuk dengan komposisi yang
sesuai, seperti pupuk NPK dengan kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium
yang seimbang. Lakukan pemupukan sesuai petunjuk dan jangan berlebihan
agar tidak merusak tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit: Perhatikan tanda-tanda serangan hama


dan penyakit pada jeruk Tringgas. Gunakan metode pengendalian yang tepat,
baik secara organik maupun menggunakan pestisida jika diperlukan. Jaga
kebersihan kebun, periksa secara teratur, dan ambil langkah-langkah
pencegahan untuk menghindari serangan hama dan penyakit.
Panen dan Pascapanen: Jeruk Tringgas biasanya matang untuk dipanen
dalam waktu sekitar 9-12 bulan setelah penanaman. Periksa warna kulit dan
rasa buah untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk memanen..

Gambar 1.4 gambar jeruk

15
16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
for konsumsi manusia. Komoditas pangan harus mengandung zat gizi yang terdiri
atas karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang bermanfaat for pertumbuhan
dan kesehatan manusia. Batasan untuk komoditas ini meliputi kelompok tanaman
pangan, tanaman hortikultura non hias, dan kelompok tanaman lain penghasil
bahan baku produk yang memenuhi batasan pangan. Indonesia masyarakat lebih
memilih komoditi beras sebagai asupan makanan pokok sehari-hari sehingga areal
persawahan yang ada dipenuhi dengan komoditi padi Diversifikasi pangan atau
produksi pangan berkaitan dengan kebijakan ketahanan pangan. Upaya kebijakan
untuk diversifikasi pangan sudah dilaksanakan sejak 1960-an untuk mengurangi
ketergantungan pada beras tetapi untuk mendapatkan manusia yang berkualitas
dan mampu berdaya saing dalam percaturan globalisasi. Tanaman padi (Oryza
sativa L.) adalah tanaman semusim yang sangat mudah ditemukan terutama di
daerah pedesaan. Tanaman padi merupakan tanaman semusim yang sangat mudah
ditemukan terutama di daerah pedesaan.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Al Omran et al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse


Tomato Production under Calcareous Sandy Soil and Drip
Irrigation. Journal Of Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-
950.
Fitter dan Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap
Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
http://putrajayatani.blogspot.com/2011/09/pengendalian-hama-dan-penyakit-
pada.html. Diakses pada tanggal 21 Juni 20223

17

Anda mungkin juga menyukai