DASAR-DASAR AGRONOMI
INDRALAYA
2019
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AGRONOMI
INDRALAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Koordinator Asisten
Egiansyah Ghinola
NIM 05091381520002
iii
Universitas sriwijaya
PERNYATAAN INTEGRITAS
iv
Universitas sriwijaya
RIWAYAT HIDUP
Penulis
v
Universitas sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tetap Dasar-Dasar Agronomi. Laporan praktik
lapangan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk lulis mdi mata kuliah Dasar-
Dasar Agronomi di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Terima kasih kepada kedua orang tua saya, kakak saya dan teman-teman
serta semua pihak terkait yang telah memberi dukungan dan doa serta bantuan
moril maupun materil dalam pelaksanaan praktik ini.
Demikianlah Laporan praktik lapangan ini dibuat agar bermanfaat bagi
kita semua. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini, maka saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Penulis
vi
Universitas sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................(iii)
PERNYATAAN INTEGRITAS..........................................................................(iv)
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................(v)
KATA PENGANTAR...........................................................................................(vi)
DAFTAR ISI........................................................................................................(vii)
vii
Universitas sriwijaya
BAB III KOMPOS DAN MOL............................................................................(11)
3.1 Latar Belakang Dan Tinjauan Pustaka.................................................(11)
3.1.A Latar Belakang...........................................................................(11)
3.1.B Tinjauan Pustaka.........................................................................(12)
3.2 Tujuan...................................................................................................(13)
3.3 Alat Dan Bahan....................................................................................(13)
3.4 Cara Kerja............................................................................................(13)
3.5 Hasil.....................................................................................................(14)
3.6 Pembahasan.........................................................................................(15)
3.7 Kesimpulan..........................................................................................(15)
3.8 Saran....................................................................................................(16)
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
viii
Universitas sriwijaya
BAB I ALAT –ALAT PERTANIAN
1
Universitas Sriwijaya
2
1.2 TUJUAN
Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui funggsi dan manfaat dari alat
dan mesin yang digunakan didalam pertanian yang dapat membantu mempercepat,
memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian.
Universitas Sriwijaya
3
1.5 HASIL
Adapun hasil dari pengamatan alat-alat pertanian pada praktikum dasgron adalah
sebagai berikut:
Universitas Sriwijaya
4
1.6 PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel dan data diatas dapat diketahui bahwa di dalam pertanian ada
dua prasarana yang bisa digunakan, yaitu alat tradisional dan mesin yang sudah
modern. Alat pertanian tradisional yang menggunakan prinsip kerja lebih sederhana,
umumnya digunakan para petani dengan areal pertanaman yang skala
pertanamannya tidak terlalu luas. Sedangkan mesin pertanian modern yang prinsip
kerjanya lebih kompleks, umumnya digunakan para petani dengan areal pertanaman
dengan skala lahan yang luas. Alat dan mesin pertanian juga dibedakan atas dua,
yaitu alat dan mesin pra panen dan pasca panen. Sesuai dengan pendapat Hamilton
(1996) yang menyatakan alat mesin dan alat pra dan pasca panen sangat berpengaruh
terhadap kualitas pada produk yang akan diolah sehingga mesin dan alat pra dan
pasca panen haruslah berstandar mutu yang telah ditetapkan.
Traktor merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang kini mulai banyak
digunakan petani dalam mengolah tanah. Sesuai dengan pendapat Siahaan (2011)
bahwa dalam mekanisasi pertanian traktor merupakan alat dan mesin pertanian
khusus pra panen yang sangat diperlukan karena sangat mendukung dalam
meningkatkan produktivitas pada pertanian. Mesin dan peralatan adalah setiap alat
bantu mekanik yang dipakai manusia untuk melakukan apa saja. Sedang perbedaan
alat dan mesin, adalah mengenai tingkat kesederhanaan susunannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mugniesyah (2003) bahwa berkembangnya
teknologi sekarang ini, menyebabkan tingkat produksi dalam pemakaiannya alat
mesin pertaniann juga dilakukan secara modern, sehingga dapat memudahkan dalam
kehidupan. Tujuan dari penggunaan alat dan mesin ini sangat diperlukan karena
sangat mendukung dalam meningkatkan produktivitas pada pertanian
1.7 KESIMPULAN
1.Alat dan mesin pertanian adalah alat atau mesin yang digunakan didalam kegiatan
budidaya pertanian sehingga dapat membantu serta mempermudah proses
budidaya dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian.
2. Alat umumnya masih bersifat tradisional yang biasa digunakan oleh para petani,
sedangkan mesin biasanya sudah bersifat modern yang bisa digunakan oleh petani
dan perusahaan dengan skala lahan yang lebih besar.
Universitas Sriwijaya
5
3. Alat dan mesin budidaya pertanian adalah alat dan mesin yang digunakan untuk
produksi tanaman dan ternak. Contonya alat dan mesin pengolahan tanah,mesin
tanam,sprayer,mesin pemanen,alat dan mesin penyiapan pakan, aerator,pemerah
susu, dan sebagainya.
1.8 SARAN
Diharapkan dalam pelaksanaan praktikum efektivitas dan efisisensi lebih
diperhatikan. Dan juga kepada praktikan agar selalu mematuhi peraturan yang
diberikan agar praktikum dapat berjalan dengan maksimal.
Universitas Sriwijaya
BAB II BUDIDAYA TANAMAN
6
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
Untuk meningkatkan mutu dan hasil kubis bunga beberapa kendala perlu
diperhatikan antara lain penyediaan hara bagi tanaman melalui pemupukan.
Pemupukan adalah pengaplikasian bahan atau unsur– unsur kimia organik
maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah
untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat
meningkatkan produktivitas tanaman (Ahmad, 2009).
2.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum budidaya tanaman kembang kol di lahan atc
adalah untuk mengetahui apakah tanaman kembang kol cocok ditanam di daerah
dataran rendah,serta agar dapat membudidayakan tanaman kembang kol dengan baik
sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
2.5 HASIL
Universitas Sriwijaya
9
2.6 PEMBAHASAN
Sebelum melakukan budidaya tanaman kembang kol,kita harus mempersiapkan
areal yang sangat optimal untuk pertumbuhan tanaman budidaya yaitu diawali dengan
pembukaan lahan,pada saat melakukan pembukaan lahan kami melakukannya dengan
alat konvesional yaitu dengan membabat semak belukar,membuang sampah yang agak
jauh dari lahan budidaya,langkah selanjutnya adalah melakukan penggemburan tanah
agar akat tanaman dapat dengan mudah menembus tanah,setelah melakukan
penggemburan tanah langkah selanjutnya adalah penebaran pupuk kandang diatas
permukaan tanah sebanyak 20 kg untuk areal lahan 5m x 4m untuk setiap kelompok.
Universitas Sriwijaya
10
2.7 KESIMPULAN
1. untuk budidaya tanaman kembang kol harus melakukan berbagai macam kegiatan
seperti pembukaan lahan,pemupukan,penyiangan gulma,pengendalian hapen agar
tanaman kita bisa berproduksi dengan optimal
2. tanaman kembang kol ini sendiri sangat cocok ditempat dataran tinggi tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa tanaman ini tidak bisa tumbuh didaerah dataran
rendah asal diimbangi dengan penyiraman yang rutin agar kebutuhan air didalam
tanah terpenuhi.
2.8 SARAN
Semoga bermanfaat bagi yang mempelajarinya,Kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Universitas Sriwijaya
BAB III KOMPOS DAN MOL
11
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
3.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum pembuatan pupuk kompos ini adalah agar para
mahasiswa pertanian dapat memanfaatkan bahan-bahan sekitar yang berasal dari
alam yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik untuk tanaman yang akan kita
budidayakan
Universitas Sriwijaya
14
3)kemudian larutkan gula merah dengan air yang telah disediakan,pastikan agar gula
merah larut kedalam air, 4) masukkan semua bahan dengan urutan daun hijau-daun
kering-kotoran sapi kemudian diberi sedikit larutan gula merah secara merata,dilakukan
berulang-ulang sampai semua bahan habis,5) Setelah selesai pupuk kompos diikat dan
disimpan,setiap seminggu sekali harus diberi larutan gula merah agar proses
dekomposisinya berjalan lancar,lama pembuatan pupuk kompos ini adalah 3 bulan.
3.5 HASIL
Gambar 3.5e
Pemasukkan daun Gambar 3.5f pemberian
hijau dan pupuk kandang
daun kering kedalam
Gambar 3.5d larutan
gula merah karung
Universitas Sriwijaya
15
3.6 PEMBAHASAN
Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu
tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap awal proses, oksigen dan
senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba
mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat yangdiikuti
dengan peningkatan pH kompos,hingga di atas 50oC-70oC. Suhu akan tetap
tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi iniadalah mikroba
termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi
dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikrobayang
terdapatdi dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan
bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan
telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada
saat ini
Kompos dan Mol6terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu
pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan
terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat
mencapai 30 –40% dari volume/bobot awal bahan. Proses pengomposan dapat
terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tanpa
oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalahproses aerobik,
dimana mikrobamenggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan
organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen
yang disebut proses anaerobik.
3.7 KESIMPULAN
1. Kompos merupakan hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau
anaerobik.
2. Kompos sendiri dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak
baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya, sisa-sisa
pertanian seperti hasil pangksasn sisa tanaman (tanaman kacang-
kacangan/legum), jerami padi, sampah kota, sampah rumah tangga, sampah
pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.
Universitas Sriwijaya
16
3.8 SARAN
Sebaiknya kerjasama asisten dan praktikan lebih baik lagi lebih dan asisten
lebih serius dan lebih aktif menjelaskan kepada praktikan mengenai percobaan-
percobaan yang akan dilakukan.dan sebaiknya dan kebersihan pada saat
praktikum lebih di jaga.
Universitas Sriwijaya
BAB IV SARANA PRODUKSI
17
Universitas Sriwijaya
18
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk
hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pengurai. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat.
oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki
prosentase kandungan hara yang tinggi.Menurut jenis unsur hara yang
dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk
tunggal dan pupuk majemuk. .(Hendra,2012)
Selanjutnya, permintaan mesin pertanian tergantung pada beberapa faktor
antara lain intensitas sistem pertanian, ketersediaan pelengkap teknologi dan
kapasitas penggunaan mesin(Diao et al., 2016).
Kecukupan ketersediaan energi mekanis, dan efektif dan efisien penggunaan
mesin menjadi prasyarat untuk perbaikan produksi pertanian (Himanshu et al.,
2012).Tujuan peneitian ini adalah untuk mengevaluasi permintaan mesin
pertanian dan kebutuhan tenaga untuk melaksanakan operasi usahatani padi
lahan kecil di Kabupaten Kampar. Pelitian ini menjadi penting karena dapat
menemukan kebutuhan mesin pertanian dan energi (power) sebagai sumber
tenaga selain manusia agar operasi pertanian bisa lebih efektif dan
efisien.(anderas,2012)
4.2 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mendeskripsikan karakteristik sebagai jenis sarana produksi
pertanian (saprotan)
2. Mahasiswa dapat memilih dengan tepat kebutuhan jenis saprotan yang akan
digunakan untuk kegiatan usaha pertanian.
3. Mahasiswa mampu menggunakan saprotan dengan baik dan benar
Universitas Sriwijaya
19
untuk melindungi tanaman dari gulma yang sudah sangat susah untuk dikendalikan
dengan cara mekanis,sehingga dilakukan dengan cara kimia.
4.5 HASIL
Adapun hasil yang berupa gambar pada praktikum sarana produksi seperti dibawah ini:
4.6 PEMBAHASAN
Sarana produksi yang dimaksud yaitu ketersediaan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mempermudah proses kegiatan budidaya. Dalam hal ini sebagai
contoh untuk peralatan yang diperlukan dalam kegiatan budidaya tanaman sayuran
misalnya adalah alat pengolah tanah seperti garpu, sekop, dan cangkul serta alat
pemeliharaan tanaman seperti gembor, kored, dan sprayer. Namun demikian
mungkin saja nama alat pertanian pada setiap daerah bisa berbeda. Akan tetapi
walaupun memiliki nama atau sebutan yang berbeda, biasanya alat pertanian tersebut
memiliki fungsi yang sama. Sedangkan terkait dengan bahan yang dibutuhkan antara
lain misalnya adalah benih atau bibit, pupuk, pestisida, serta media tanam.
Perlu diketahui bahwasanya benih tidaklah sama dengan bibit. Jika benih masih
berbentuk biji, maka bibit sudah berbentuk tanaman yang masih kecil. Benih harus
mempunyai kualitas tinggi, baik mutu genetik, fisik, maupun fisiologinya. Benih
atau bibit unggul juga harus berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, murni,
tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit)
Universitas Sriwijaya
20
Pupuk digunakan untuk menambah dan melengkapi kandungan unsur hara yang
kurang dalam tanah. Pupuk bisa berupa pupuk organik seperti pupuk kandang dan
pupuk hijau ataupun pupuk anorganik seperti NPK, Urea, KCL, dan ZA. Pupuk
kandang berasal dari kotoran hewan, biasanya yang digunakan adalah pupuk .
kandang sapi, ayam dan kambing. Pupuk kandang memiliki kandungan unsur hara
lengkap seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Pupuk kandang yang
digunakan sebaiknya yang sudah matang, ditandai dengan warna hitam yang pekat
dan tidak berbau. Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri dan
cendawan yang dapat merusak tanaman.
Pestisida berguna untuk mengendalikan serangan organisme pengganggu
tanaman. Dalam hal ini pestisida bisa berupa pestisida alami dan buatan. Sedangkan
media tanam berfungsi untuk tempat tumbuhnya tanaman, yang komposisinya perlu
disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan
Teknik budidaya memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan
pembudidayaan tanaman sayuran. Hal ini disebabkan karena teknik budidaya yang
tepat dapat memaksimalkan hasil panen. Secara umum teknik budidaya terdiri dari
pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pascapanen.
4.7 KESIMPULAN
Dari pelaksanaan praktikum yang telah dilakukan dengan hasil pengamatan
yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Saprotan merupakan sarana yang sangat mendukung dalam melakukan
kegiatan usaha pertanian.
2. Dengan sistem pengelolahan lahan dengan baik dan benar akan
memperoleh hasil yang lebih bagus.
3. Alat mesin pertanian yang mendukung produksi pertanian ada yang
berfungsi sebagai alat pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman sampai
alat pemanenan dan pasca panen.
4. Dari bahan dan alat saprotan yang ada memiliki peranan dan fungsi yang
berbeda-beda tergantung pada jenisnya masing-masing.
4.8 SARAN
Adapun saran ada lebih baiknya sarana produksi lebih banyak di gunakan dalam
kegiatan praktikum,karena itu bisa menjadi penunjang keberhasilan suatu budidaya.
Universitas Sriwijaya
BAB V DORMANSI BIJI
21
Universitas Sriwijaya
22
5.2 TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah melihat pengaruh kulit biji yang
keras terhadap perkecambahan dan melihat pengaruh zat penghambat yang terdapat
pada daging buah terhadap perkecambahan biji.
Universitas Sriwijaya
23
5.5 HASIL
Adapun gambar hasil dari dormansi biji ini adalah sebagai berikut:
5.6 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang berjudul pematahan dormansi biji memiliki
tujuan untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji palem yang
berkulit keras dengan melakukan perakuan fisik ataupun kimiawi. Dalam praktikum
kali ini kami menggunakan alat yaitu petridish, ampelas, silet, dan beaker glass.
Kemudian bahan yang di gunakan adalah biji palem,air.
Dalam hal ini dormansi sendiri merupakan masa istirahat dari biji
mengakibatkan tidak terjadinya proses perkecambahan, biasanya dormansi ini di
pengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam dari biji tersebut.
Universitas Sriwijaya
24
.
Dormansi pada benih ini berhubungan dengan usaha dari benih itu sendiri
yang menunda perkecambahan, hingga waktu tertentu dimana lingkungan akan
mendukung terjadinya perkecambahan yaitu dengan ketersediaan air ataupun nutrisi
yang ada di lingkungannya baru benih akan berkecambah. Dormansi ini nantinya
dapat terjadi pada kulit biji ataupun pada embryo. Pematahan embryo yang di
lakukan dengan karifikasi di gunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji
sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embryo.
Perkecambahan sendiri di mulai dengan proses imbibisi atau penyerapan air
oleh benih atau biji, kemudian biji yang tadinya keras menjadi lunak, dan terjadi
hidrasi oleh protoplasma. Kemudian tahap selanjutnya terjadi kegiatan sel dan enzim
serta naiknya tingkat respirasi benih. Kemudian selanjutnya tahap penguraian bahan-
bahan karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk terlarut atau sudah di uraikan
oleh enzim sebelumnya kemudian di translokasikan ke semua titik tumbuh. Lalu
proses selanjutnya terjadi proses perkecambahan benih atau biji yaitu terjadi
asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai pada daerah meristematik yang
nantinya akan menghasilkan energi yang nantinya di gunakan untuk kegiatan
pembentukan komponen seperti batang daun dan bagian lainnya, pertumbuhan pun
dimulai dari proses perkecambahan melalui proses pembelahan sel-sel, kemudian
diferensiasi sel pada daerah meristematik, lalu sel menjadi sel yang sudah utuh atau
sempurna yang nantinya akan membentuk struktur-struktur bagian tumbuhan di
mulai dari batang dari hipokotil, plumul yang nantinya akan berubah menjadi daun,
radikula yang akan tumbuh menjadi akar sehingga nantinya akan membentuk
tumbuhan yang sempurna. Yang nantinya akan tumbuh terus pada bagian ujung
yaitu bagian sel-sel meristemnya
5.7 KESIMPULAN
1. Perlakuan fisik dan kimia dapat mematahkan dormansi biji.
2. Perlakuan natural yaitu dengan memberikan air sebagai pematah dormansi
memberikan hasil yang terbaik, karena selain dapat mematahkan dormansi biji,
perlakuan alami ini tidak merubah struktur biji sehingga menghindarkankan dari
pengaruh luar lingkungan seperti kontaminasi oleh jamur.
5.8 SARAN
Sebaiknya pada saat pematahan dormansi biji harus dalam keadaan
baik,sehingga tingkat keberhasilan dalam melakukan pematahan cukup tinggi.
Universitas Sriwijaya
BAB VI PERBANYAKAN TANAMAN
25
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji
(Pudjiono, 1996).
Menurut Khan (1994) pembibitan secara vegetatif sangat berguna untuk
program pemuliaan tanaman yaitu untuk pengembangan bank klon
(konservasi genetik), kebun benih klon, perbanyakan tanaman yang penting
hasil persilangan terkendali, misalnya hybrid atau steryl hybrid yang tidak
dapat bereproduksi secara seksual, perbanyakan masal tanaman
terseleksi.(adinugraha et al.2007).
Tanaman buah naga dapat diperbanyak dengan menggunakan biji
maupun stek. Petani umumnya lebih memilih memperbanyak dengan stek
karena menghasilkan bibit dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan
dengan biji. Penyetekan merupakan cara pembiakan tanaman dengan
menggunakan bagian - bagian vegetatif yang dipisahkan dari induknya,
sehingga mempunyai sifat yang sama dengan pohon induk. Perbanyakan
vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada tanaman buah naga
adalah dengan stek batang atau cabang (Hardjadinata, 2010).
6.2 TUJUAN
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum perbanyakan tanaman secara stek
tunas dan cangkok adalah sebagai berikut 1)pisau/cutter, 2)tali rafia, 3)plastik,
4)aqua botol. Sedangkan bahan yang digunakan adalah 1)tunas nanas, 2)batang
jambu biji, 3)tanah, 4)air
Cara kerja untuk stek tunas nanas adalah 1)siapkan botol mineral yang kosong
kemudian potong dengan menggunakan cutter, 2)ambil tunas nanas dan kupas daun
nanas tersebut sampai terlihat bintil-bintil bakal akar yang akan tumbuh, 3)isi botol
mineral tadi menggunakan air,kemudian rendam tunas nanas tersebut di botol aqua
tersebut, 4) amati selama seminggu hingga akar tumbuh keluar .
Universitas Sriwijaya
28
Sedangkan untuk cara kerja cangkok batang jambu biji adalah dengan cara
sebagai berikut 1)cari batang tanaman yang lurus,pastikan batang jambu biji tersebut
bebas dari serangan hama, 2) sayat kulit batang jambu biji jangan sampai mengikis
kambium batang, 3)kemudian selimuti dengan tanah yang lembab,kemudian beri
plastik agar tanah tidak terjatuh dan ikat menggunakan tali rafia, 4)beri lubang
sedikit agar dapat memudahkan dalam penyiraman dan agar terjaganya kelembaban
didalam sana.
6.5 HASIL
Universitas Sriwijaya
29
6.6 PEMBAHASAN
6.7 KESIMPULAN
1. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek batang,
stek daun sambung pucuk, dan mencangkok.
2. Salah satu keuntungan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah tanaman
memiliki kesamaan sifat dengan induknya.
Universitas Sriwijaya
30
6.8 SARAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
AGUS SUKAMTO, RENI LESTARI, WINDA UTAMI P. 2014. Tingkat Hidup dan
Pertumbuhan Avokad Hasil Sambung Pucuk Entres yang disimpan dalam
Pelepah Batang Pisang
AHAMD BAHRUM. 2010. Pengaruh Rooton F dan Atonik Terhadap Pertumbuhan bibit
Pisang Pada Beberapa Media Tanaman.
andreasdamanik14.wordpress.com/2012/12/04/metode-meningkatkan-produksi-pertanian/
Diao, X., J. Silver, and H. Takeshima. 2016. Agricultural Mechanization and Agricultural
Transformation. International Food Policy Research Institute (IFPRI),
Washington DC.
Hardjadinata S. 2010. Budidaya Naga Super Red Secara Organik. Penebar Swadana.
Depok. Hal : 18 – 56.
Himanshu S. K., S. Kumar, A. Kumar, and K.K. Gupta. 2012. Energy Economics
Assessment of Crops in Traditional And Mechanized Farming. International
Research Journal of Environment Sciences,1(5), 27-34.
Jaslit. 2008. Perbanyakan stek singkong dengan stek mini dan populasi
tinggi. balitkabi.litbang.deptan.go.id/hasil penelitian.
Universitas Sriwijaya
Latifah, R., N., Winarsih, Rahayu Yuni Sri.2012. Pemanfaatan Sampah Organik sebagai
Bahan Pupuk Cair untuk Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah
Najibah Marisatun, 2013. EFEK MEDAN LISTRIK TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.). Universitas Jember.
Rhys reni ,et al.2015. UJI JENIS DEKOMPOSER PADA PEMBUATAN KOMPOS
DARI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT TERHADAP MUTU KOMPOS
YANG DIHASILKAN. J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
Umar S, Noor HD (2007). Dukungan alsin dan teknologi produksi terhadap hasil
padi di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional
Mekanisasi Pertanian. BBP Mektan. Badan Litbang Pertanian, Deptan. Bogor,
29-30 Nov. p. 393-402.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
Gambar pemupukan
Universitas Sriwijaya