Anda di halaman 1dari 40

DIMAS ADIWIBOWO

165040207111118

LAPORAN MAGANG KERJA

STUDI TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN STROBERI


(Fragaria spp.) SECARA ORGANIK DI BALAI
LAPORAN MAGANG KERJA

PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH


SUBTROPIKA

Oleh:

DIMAS ADIWIBOWO
165040207111118

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
2019
“Studi Teknik Budidaya Tanaman Stroberi (Fragaria spp.)
Secara Organik Di Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan Buah
Subtropika”

Oleh:
DIMAS ADIWIBOWO
165040207111118

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG KERJA

Judul: Studi Teknik Budidaya Tanaman Stroberi (Fragaria spp.) Secara


Organik Di Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan Buah Subtropika

Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan Pembimbing Utama

Ir. Sutopo, Msi Prof.Dr.Ir. Kurniatun Hairiah


NIP. 19651210 199303 1 002 NIP. 19560410 198303 2 001

Mengetahui,
a.n. Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
Ketua Jurusan Tanah,

Syahrul Kurniawan, SP., MP., Ph.D


NIP. 1979101 820050 1 000

iii
RINGKASAN

Dimas Adiwibowo. 165040207111118. Studi Teknik Budidaya Tanaman


Stroberi (Fragaria spp.) Secara Organik Di Balai Penelitian Tanaman
Jeruk Dan Buah Subtropika. Dibawah bimbingan Prof. Ir. Kurniatun Hairiah,
Ph.D sebagai Pembimbing Utama dan Ir. Sutopo, Msi sebagai Pembimbing
Lapang.

Magang kerja dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah


Subtropika, Kota Batu, Kabupaten Malang. Salah satu tanaman yang
dikembangkan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika adalah
stroberi. Tanaman stroberi merupakan salah satu tanaman buah-buahan
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan juga berperan dalam menyumbang
devisa negara. Produksi kopi di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Pengembangan produksi stroberi di Indonesia belum mencapai optimal
karena beberapa kendala yaitu : keadaan iklim yang kurang mendukung, teknik
budidaya yang belum tepat, kultivar stroberi yang digunakan masih berproduktivitas
rendah, serta adanya serangan hama dan penyakit. Kendala produksi tersebut
mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas. Salah satu upaya untuk
meningkatkan produktivitas yaitu dengan memperbaiki pengelolaan teknik
budidaya tanaman Stroberi. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas
tanaman stroberi adalah dengan menggunakan teknik budidaya secara organik.
Pertanian organik adalah sistem pertanian yang mendukung dan mempercepat
biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah dengan meminimalisir input
dari bahan kimia sehingga ramah lingkungan.
Kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai tanggal 26 Agustus 2019 hingga
21 Oktober 2019 dengan kegiatan topik magang Studi Teknik Budidaya Tanaman
Stroberi (Fragaria spp.) Secara Organik Di Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan
Buah Subtropika Kegiatan magang yang dilakukan antara lain kegiatan umum dan
khusus yaitu pada kegiatan umum berupa kegiatan perawatan dan pembelajaran
teknik budidaya tanaman. Kegiatan mandiri yang dilakukan berupa pengamatan
aplikasi pupuk organik cair pada tanaman stroberi.

iv
SUMMARY
Dimas Adiwibowo. 165040207111118. Study of Organic Strawberry (Fragaria
spp.)Cultivation Techniques at Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan Buah
Subtropika. Supervised by Prof. Ir. Kurniatun Hairiah, Ph.D and Ir. Sutopo, Msi.

Work internships are conducted at the Citrus and Subtropical Fruit Research
Institute, Batu City, Malang Regency. One of the plants developed at the Research
Institute for Citrus and Subtropical Fruits is strawberries. Strawberry is one of the fruits
that has high economic value and also plays a role in contributing to the country's
foreign exchange. Coffee production in Indonesia is experiencing quite rapid
development. The development of strawberry production in Indonesia has not reached
its optimum due to several obstacles, namely: unfavorable climatic conditions,
improper cultivation techniques, strawberry cultivars used are still low productivity, and
the presence of pests and diseases. These production constraints lead to low levels
of productivity. The way to increase productivity is to improve the management of
strawberry cultivation techniques. The way to increase the productivity of strawberry
plants is to use organic cultivation techniques. Organic farming is an agricultural
system that supports and accelerates biodiversity, biological cycles and soil biological
activities by minimizing the input of chemicals that are environmentally friendly.
Work internship activities are carried out from August 26, 2019 to October 21,
2019 with the activities of the internship topic Organic Cultivation Study of Strawberry
Cultivation (Fragaria spp.) At the Research Institute for Citrus and Subtropical Plants.
general activities in the form of care and learning of plant cultivation techniques.
Independent activities carried out in the form of observing the application of liquid
organic fertilizer on strawberry plants.

v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia serta berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
magang kerja yang berjudul “Studi Teknik Budidaya Tanaman Stroberi
(Fragaria spp.) Secara Organik Di Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan Buah
Subtropika”

Terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,


oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan
do’a sehingga terselesaikannya laporan akhir magang ini.
2. Bapak Syahrul Kurniawan, SP., MP.,Ph.D selaku Ketua Jurusan Tanah
yang telah memberikan izin dan bimbingan untuk melaksanakan magang
kerja.
3. Prof. Ir. Kurniatun Hairiah, Phd, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
sabar dan penuh ketekunan membimbing dalam pembuatan laporan ini.
4. Ir. Sutopo, Msi. selaku Pembimbing Lapang yang selalu sabar dalam
membimbing pembuatan laporan ini.

5. Rekan-rekan mahasiswa MSDL 2016 dan Maperta yang selalu


memberikan semangatnya sehingga terselesaikannya laporan ini.
6. Semua pihak Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika yang
telah membantu dalam seluruh kegiatan magang kerja.

Penulis masih menyadari bahwa proposal magang kerja ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi teman mahasiswa, pihak-pihak di lokasi
penulis melaksanakan magang kerja, masyarakat umum, dan berbagai pihak yang
lain serta khususnya bagi penulis.
Malang, November 2019

Penulis

vi
v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii


RINGKASAN ........................................................................................................... iv
SUMMARY ............................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 2
1.2 Tujuan Magang Kerja ...................................................................................... 5
1.3 Sasaran Kompetensi ....................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
2.1 Budidaya Tanaman Stroberi ............................................................................ 6
2.1.1 Syarat Tumbuh ......................................................................................... 6
2.1.2 Persiapan Lahan....................................................................................... 7
2.2 Pertanian Organik ........................................................................................... 8
III. METODEPELAKSANAAN ................................................................................ 11
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan ......................................................................... 11
3.2 Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja ........................................................... 11
3.3 Jadwal Kegiatan Magang .............................................................................. 12
IV. KONDISI UMUM WILAYAH .............................................................................. 14
4.1 Deskripsi Biofisik Lokasi Magang .................................................................. 14
4.2 Profil Perusahaan .......................................................................................... 14
4.3 Struktur Organisasi........................................................................................ 15
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 17
5.1 Hasil .............................................................................................................. 17
5.1.1 Pembenihan............................................................................................ 17
5.1.2 Perawatan .............................................................................................. 17
5.1.3 Panen ..................................................................................................... 21
5.2 Pembahasan ................................................................................................. 22

v
VI. PENUTUP ......................................................................................................... 25
6.1 Kesimpulan ................................................................................................... 25
6.2 Saran ............................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 26
LAMPIRAN............................................................................................................. 28

vi
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman

1. Struktur Organisasi Balitjestro ............................................................................. 15


2. Penyiraman tanaman stroberi ............................................................................. 18
3. Penyiangan gulma pada polybag ........................................................................ 19
4. Pemangkasan daun pada tanaman .................................................................... 19
5. Pembuatan pupuk organik. ................................................................................. 21
6. Buah stroberi yang siap panen ........................................................................... 21
7. Grafik Produktivitas Tanaman Stroberi ............................................................... 23

vii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman

1. Jadwal kegiatan magang Bulan September – November 2019 ........................... 12

viii
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman

1. Peta Kebun Percobaan Tlekung BALITJESTRO................................................. 28


2. Dokumentasi Kegiatan Lain ................................................................................ 29

ix
2

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian adalah sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari
pemerintah karena berperan penting dalam pembangunan ekonomi jangka panjang
dan juga berperan dalam pemulihan ekonomi bangsa. Pertanian adalah sektor yang
berperan sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, penyedia lapangan,
penyumbang pendapatan nasional, dan memberikan devisa kepada negara. Pada
sektor pertanian, terdiri beberapa sub sektor yang meliputi sub sektor tanaman
pangan, sub sektor hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan, dan sub
sektor kehutanan. Salah satu sub sektor yang saat ini banyak digeluti oleh masyarakat
yaitu sub sektor hortikultura. Budidaya tanaman hortikultura baik tropis maupun
subtropis sangat memungkinkan di Indonesia karena selain sebaran wilayahnya luas
juga agroklimatnya beragam (Zulkarnain, 2010).
Menurut Mappanganro et al (2006) secara umum, pengembangan sub sektor
hortikultura di Indonesia masih pada skala perkebunan rakyat yang masih di
budidayakan secara konvensional. Hortikultura merupakan bidang pertanian yang
cukup luas yang mencakup buahbuahan, sayur-sayuran, dan bunga. Namun,
pasokan produk buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri
sendiri baik melalui pasar tradisional maupun pasar modern mendapatkan tantangan
berat dengan adanya impor produk hortikultura. Bahkan para pedagang kaki lima pun
banyak yang menjual produk hortikultura impor. Hal ini menimbulkan kejanggalan
tersendiri bagi pemerintah. Berdasarkan tantangan yang dihadapi, maka pemerintah
mengeluarkan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mendorong minat masyarakat
untuk lebih memilih dan mengkonsumsi komoditas nasional yang dihasilkan dari tanah
air sendiri, berdasarkan Peraturan pada 1 Maret 2006 didirikan Balai Penelitian
Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika yang memiliki mandat untuk melaksanakan
kegiatan penelitian pada tanaman-tanaman subtropika seperti jeruk, apel, anggur,
lengkeng, stroberi dan tanaman subtropika lainnya.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas, terjadi peristiwa revolusi hijau.
Salah satu programnya adalah intensifikasi lahan dengan penggunaan bibit unggul,
pestisida, pemupukan dan irigasi, produktivitas meningkat pesat sehingga
Indonesia dinyatakan mampu swasembada beras di tahun 1984 (Syekhfani, 2005).
3

Namun setelah itu, walaupun telah dilakukan berbagai upaya, sangat sulit untuk
meningkatkan produktivitas pertanian sehingga kini Indonesia harus mengimpor
beragam produk pertanian. Penurunan produktivitas lahan pada masa Revolusi
Hijau diduga akibat dari pemberlakuan budidaya tanaman yang tidak rasional
karena penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan telah merusak
keseimbangan unsur hara tanah dan keaneragaman hayati akibat siklus
penanaman yang berlangsung terus – menerus. Kenyataannya, penggunaan
pupuk Natrium (N) dan Phospor (P) yang berlebihan memang ditemukan di
persawahan Indonesia (Herawati et al. 2014).
Pertanian organik merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sistem
pertanian dan meningkatkan produksi di Indonesia. Menurut penelitian
Sukristiyonubowo et al (2011) pada tahap awal produktivitas sawah yang
menerapkan sistem pertanian organik dan semi organik lebih rendah dibandingkan
produktivitas sawah konvensional; sawah organik dan semi organik hanya
menghasilkan 1 –2 ton padi/Ha/musim tanam, sementara sawah konvensional
menghasilkan 6 ton padi/Ha/musim tanam. Tetapi dalam periode berikutnya,
produktivitas sawah organik cenderung konstan, 6 ton/Ha/musim tanam,
sementara sawah oragnik dan semi organik meningkat dan di tahun 2008
produktivitas dari kedua sistem tersebut mampu bersaing dengan produktivitas
pertanian padi organik. Dengan harga produk organik yang lebih tinggi daripada hasil
pertanian konvensional, dapat dipastikan pendapatan petani yang bertanam padi
organik dan semi organik akan lebih tinggi dibandingkan rekannya yang
menerapkan pertanian konvensional.
Tanaman stroberi merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah merah
mencolok dengan bentuk yang mungil, menarik serta rasa manis yang segar. Buah
stroberi berkhasiat bagus untuk kesehatan tubuh. Menurut USDA (Unitet State
Departemen Agricultur), stroberi dapat mencegah kanker payudara dan leher
rahim. Stroberi memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung
quercetin, ellagic acid, antosianin dan kaemferol. Antioksidan berperan sebagai
pelindung tubuh radikal bebas, termasuk diantaranya kanker. Zat tersebut
mencegah terbentuknya senyawa karsinogen, menghambat proses karsinogenesis,

3
4

dan menekan pertumbuhan tumor. Fungsi antioksidan didukung oleh kandungan


vitamin C yang tinggi yaitu sekitar 56,7 mg per 100 g
Pengembangan produksi stroberi di Indonesia belum mencapai optimal karena
beberapa kendala yaitu : keadaan iklim yang kurang mendukung, teknik budidaya
yang belum tepat, kultivar stroberi yang digunakan masih berproduktivitas rendah,
serta adanya serangan hama dan penyakit (Sukristiyonubowo et al. 2011). Kendala
produksi tersebut mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas. Salah satu upaya
untuk meningkatkan produktivitas yaitu dengan memperbaiki pengelolaan teknik
budidaya tanaman Stroberi. Terdapat dua macam teknik budidaya yaitu secara
organik dan secara konvensional. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang
mendukung dan mempercepat biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah
dengan meminimalisir input dari bahan kimia sehingga ramah lingkungan
(Muzayyinah et al. 2010). Secara umum di Indonesia kegiatan pertanian dilakukan
dengan sistem konvensional yang kurang memperhatikan lingkungan dan hasil
produksinya cenderung menurun. Dibuktikan pada tahun 2015 Nilai Tukar Petani
(NTP) tanaman holtikultura turun sebesar 0,43%. Berdasarkan data yang ada, petani
tanaman hortikultura terpuruk akibat dari penurunan hasil panen yang mengakibatkan
NTP juga turun (Serikat Petani Indonesia, 2018). Pertanian organik dapat menjadi
alternatif untuk meningkatkan produksi hortikultura di Indonesia khususnya pada
komoditas stroberi. Dalam kurun waktu 2012 sampai 2014 rata rata produktivitas
tanaman stroberi turun 55 ton ha-1. Diharapkan dengan dilakukannya budidaya
tanaman stroberi secara organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman stroberi
di Indonesia. Menurut penelitian Seufert et al (2012) Penerapan budidaya secara
organik pada komoditas hortikultura (strawberry & apel) rata-rata produktivitas buah
organik adalah 3% lebih tinggi tinggi daripada buah-buahan hasil perkebunan
konvensional, maka dari itu penulis tertarik untuk membahas mengenai budidaya
tanaman stroberi secara organik untuk meningkatkan produktivitas tanaman stroberi
di Indonesia.

4
5

1.2 Tujuan Magang Kerja


1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan dan melatih keterampilan mahasiswa di lapangan dalam bidang
pertanian khususnya mengenai proses budidaya tanaman dan mendapatkan
pengalaman bekerja pada sektor pertanian baik di lapang maupun dilaboratorium.

1.2.2 Tujuan Khusus


Mempelajari teknik budidaya stroberi secara organik di Balai Penelitian
Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Kota Batu.

1.3 Sasaran Kompetensi


Beberapa kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dari pengalaman di
tempatmagangkerjaadalah:
1. Mendapatkan pengalaman kerja di instansi yang dapat digunakan sebagai bekal
di dunia kerja.

2. Dapat menerapkan, membandingkan, dan menelaah ilmu pengetahuan yang


didapat selama perkuliahan serta dilatih menyesuaikan diri dengan kondisi di
lapangan.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi, dan


mengembangkan teknologi pertanian dalam hal peningkatan mutu kualitas
pertanian.

5
6

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Budidaya Tanaman Stroberi
Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali
di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L
menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain,
yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini
pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria spp.
Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan
dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis
L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan
stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne (Bappenas. 2000).2.2
Jenis Jenis Tanaman Kopi
2.1.1 Syarat Tumbuh
Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan
600 – 700 mm/tahun. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman subtropis
yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur
17–20 derajat C˚. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi
antara 80 – 90%.
Tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur,
mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik. Derajat keasaman tanah
(pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0, sedangkan
untuk budidaya di pot adalah 6.5–7,0. kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah
50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki
sifat poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia. Ketinggian
7

tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl. (BBPP.
2007)

2.1.2 Persiapan Lahan


Menurut Bappenas (2000) pengolahan media tanam untuk tanaman stroberi
berbeda antara dengan yang menggunakan mulsa plastik dan yang tidak
menggunakan mulsa plastik
1) Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik
a) Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm.
b) Keringanginkan selama 15-30 hari.
c) Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60
cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar guludan
40 x 60 cm.
d) Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan
bedengan/ guludan.
e) Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari.
f) Buat lubang tanam dengan jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.
2) Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik.
a) Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.
b) Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm,
lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak
antar bedengan 60 cm.
c) Keringanginkan 15 hari.
d) Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250
kg SP-36 dan 100 kg/ha KCl.
e) Siram hingga lembab.
f) Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan
kuatkan ujung-ujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.
g) Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis.
Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam
8

menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm. h) Buat lubang tanam di atas lubang


mulsa tadi.

2.1.3 Penanaman dan Pembibitan


Bibit stroberi berasal dari stolon tanaman induk stroberi yang telah berumur 1-
2 tahun. Bibit yang digunakan adalah bibit yang pertumbuhannya baik, tegak, segar,
bebas dari serangan hama dan penyakit, serta pertumbuhannya seragam, dan telah
berumur 2 minggu sejak dibibitkan . Kemudian bibit ditanam ke dalam media tanam
dengan terlebih dahulu membuat lubang tanam dengan kedalaman sesuai panjang
akar. Kemudian media tanam dipadatkan di sekitar akar (Mappanganro et al. 2006).

2.1.4 Pemupukan
Pertumbuhan tanaman stroberi dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
adalah pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
budidaya stroberi karena berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan
produksi tanaman. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) pemupukan dilakukan
karena tanah tidak mampu menyediakan satu atau beberapa unsur hara untuk
menjamin suatu tingkat produksi tertentu. Pemilihan nutrisi tanaman sangat penting
karena berpengaruh terhadap kesehatan tanaman, produktivitas tinggi, dan kualitas
buah (Muzayyinah et al . 2010).
Pupuk dasar tanaman stroberi yang ditanam di lapang adalah pupuk majemuk
yang diberikan sebelum penanaman. Dosis pupuk majemuk NPK 12 : 10 : 18 yang
diberikan sebanyak 300 - 400 kg/ha (Gunawan, 1996). Menurut Tjandra (2000)
kandungan pupuk yang digunakan untuk budidaya stroberi menggunakan irigasi tetes
diantaranya Urea (46 % N), TSP (60 % P), ZK (50 % K), dan Amonium Nitrat (33.5 %
N). Tanaman stroberi yang berumur 4 – 10 bulan bulan memperoleh unsur N dari
pemberian pupuk Urea sebanyak 9.45 kg/ha dan pupuk Ammonium Nitrat sebanyak
12.98 kg/ha.
2.2 Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan
pada tahun1960-an yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dan
kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang tidak
terkendali. Sistem pertanian berbasis high input energy seperti pupuk kimia dan
9

pestisida dapat merusak tanah yang akhirnya dapat menurunkan produktifitas tanah,
sehingga berkembang pertanian organik. Pertanian organik modern didefinisikan
sebagai sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa
menggunakan bahan kimia sintetis. Pengelolaan pertanian organik didasarkan pada
prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. (Saragih, 2008).

Pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung


dan mempercepat biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sertifikasi
produk organik yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan
pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi (IFOAM,
2008). Menurut Badan Standardisasi Nasional (2016), Pertanian organik menekankan
penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan
input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya
adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat. Jika memungkinkan hal tersebut dapat
dicapai dengan penggunaan budaya, metoda biologi dan mekanik, yang tidak
menggunakan bahan sintesis untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam sistem.

Pertanian organik didasarkan pada penggunaan masukan eksternal yang


minimum, serta menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetis. Praktek
pertanian organik tidak dapat menjamin bahwa produknya bebas sepenuhnya dari
residu karena adanya polusi lingkungan secara umum. Namun beberapa cara
digunakan untuk mengurangi polusi dari udara, tanah dan air. Tujuan utama dari
pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas
komunitas interdependen dari kehidupan di tanah, tumbuhan, hewan dan manusia.
Sejauh ini pertanianorganik disambut oleh banyak kalangan masyarakat, meskipun
dengan pemahaman yang berbeda (Sutanto, 2002).

Pertanian organik dibangun berdasarkan empat prinsip, prinsip kesehatan


yang harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tana-man, hewan,
manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. Prinsip ekologi yang
didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha
memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip keadilan yang membangun
hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan
kesempatan hidup bersama, dan prinsip perlindungan yang harus dikelola secara hati-
10

hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi
sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup. (IFOAM, 2005).

Dalam mewujudkan perkembangan pertanian organik di Indonesia.


Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian
(Permentan) No. 70 Tahun 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan
Pembenah Tanah. Untuk melindungi konsumen terhadap kualitas pupuk organik,
pemerintah merevisi Permentan No. 70 Tahun 2011, dengan dikeluarkannya
Permentan No. 01 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pupuk Organik, Pupuk Hayati
dan Pembenah Tanah. Aturan tersebut diharapkan akan menjamin kualitas pupuk
organik, hayati dan pembenah tanah yang beredar di masyarakat. Upaya ini dilakukan
pemerintah untuk mendorong penggunaan pupuk organik, sekaligus memacu
tumbuhnya usaha pupuk organik. Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu
cara menyehatkan kembali lahan pertanian. Dengan adanya kebijakan tersebut
diharapkan pertanian organik dapat berkembang.
11

III. METODEPELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai bulan September hingga
November 2019 di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Kota Batu,
Kabupaten Malang. Kegiatan magang akan menyesuaikan dengan jam kerja instansi.

3.2 Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja


Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan magang kerja yang adalah:
1. Observasi atau Survei Lapang
Observasi secara langsung dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap instansi mitra sebelum kegiatan magang kerja dilakukan. Prosedur
ini bertujuan untuk mengetahui sejarah, aktivitas pusat penelitian dan serta
mengidentifikasi masalah di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.

2. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap harinya,
dengan mengikuti seluruh kegiatan yang berada di Balai Penelitian Tanaman Jeruk
dan Buah Subtropika dan juga melakukan praktek yang berkaitan dengan topik
magang kerja.

3. Diskusi dan Wawancara


Diskusi dan wawancara merupakan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan
dengan pembimbing lapangan, karyawan, dan para pekerja lapang serta diskusi
dengan pihak-pihak di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.

4. Dokumentasi
Kegiatan ini berupa foto hasil kegiatan yang telah dilakukan selama magang kerja
berlangsung. Dokumentasi sangat penting sebagai bukti dari kegiatan magang kerja
yang dilakukan.

5. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder


Data primer berupa pengumpulan data yang diperoleh dari kegiatan yang telah
dilakukan selama kegiatan magang kerja berlangsung yang berupa wawancara
maupun hasil observasi. Data sekunder diperoleh melalui media perantara atau
12

secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip
yang dipublikasikan.

6. Studi Pustaka dan Penyusunan Laporan


Studi pustaka dilakukan dengan penelusuran referensi sebagai bahan
pelengkap, pendukung dan pembanding. Penyusunan laporan dilakukan selama
kegiatan magang kerja berlangsung.

3.3 Jadwal Kegiatan Magang


Rencana kegiatan magang kerja yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman
Jeruk dan Buah Subtropika yang memiliki beberapa kegiatan yang terdiri dari
pengamatan lapang, berpartisipasi aktif saat kegiatan magang dan supervisi oleh
pengelola magang serta pengumpulan data untuk kegiatan pembuatan laporan akhir
magang kerja. Kegiatan magang kerja ini berlangsung selama 12 minggu yakni
dimulai pada bulan September hingga bulan November 2019.
Tabel 1. Jadwal kegiatan magang September – November 2019
Bulan
No. Kegiatan September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyampaian Rencana
Kegiatan Magang Kerja
dan Pegajuan Proposal
2. Pengenalan Lokasi
Magang Kerja
3. Perencanaan dan Target
Magang Kerja
4. Mempelajari Teknik
Perbanyakan Tanaman
Hortikultura
5. Mempelajari Pembuatan
Pupuk Organik Untuk
Budidaya
6. Mempelajari Kegiatan
Perawatan Serta
Pemeliharaan Tanaman
13

7. Mempelajari teknik
perbanyakan tanaman
stroberi
8. Mempelajari perawatan
serta pemeliharaan
tanaman stroberi
9. Pengamatan dan
Pengumpulan data
10. Rekapitulasi Data dan
Penyusunan Laporan
Akhir Magang
14

IV. KONDISI UMUM WILAYAH


4.1 Deskripsi Biofisik Lokasi Magang
Balitjestro adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) instansi pemerintah
unit eselon III yang bertanggung jawab langsung kepada Pusat penelitian dan
Pengembangan Hortikultura dan Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian.
Balitjestro menjadi sumber informasi inovasi teknologi penghela kemajuan agribisnis
jeruk dan buah subtropika. Balitjestro memiliki mandat untuk melaksanakan kegiatan
penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika seperti apel, anggur, lengkeng, stroberi
dan buah sub tropika lainnya. Guna menunjang kinerja penelitian, Balitjestro didukung
oleh 5 kebun percobaan yang tersebar di 2 kota atau kabupaten di Jawa timur yaitu
KP. Punten, KP. Banaran, KP. Tlekung, KP. Kliran dan KP. Banjarsari.

4.2 Profil Perusahaan


Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) terletak di
Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Batu, Jawa Timur. Posisi Balitjestro berada pada
4 km dari Kota Batu dan pada ketinggian tempat ± 950 m di atas permukaan laut.
Berdasarkan Surat Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
13/Permentan/OT.140/3/2006 Loka Penelitian Jeruk dan Hortikultura Subtropik yang
mengalami peningkatan eselonisasi dari Eselon IV ke Eselon III dengan nama Balai
Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Balitjestro adalah salah
satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) penelitian dan pengembangan Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian yang berada di bawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Seiring dengan kebijaksanaan Pemerintah melalui Departemen Pertanian, yang
menetapkan Jeruk sebagai komoditas nasional dan strategis untuk dikembangkan
menuju substitusi impor, yang dalam perspektif politik nasional kebijakan ini bertujuan
untuk mendorong masyarakat untuk lebih mencintai, memilih, dan mengkonsumsi
komoditas nasional yang dihasilkan dari tanah airnya sendiri, maka berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No.13/Permentan/OT.140/3/2006 1 Maret 2006 Loka
Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik ditingkatkan statusnya menjadi
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika sebagai UPT bereselon III-A,
dengan mandat yang baru yakni melaksanakan penelitian tanaman jeruk dan buah
15

subtropika antara lain: anggur, apel, dan kelengkeng. Dan pada tahun 2008 mulai
melaksanakan penelitian stroberi.
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika memiliki sasaran perusahaan
sebagai berikut:
1. Visi
“Menjadi lembaga penelitian bertaraf internasional dalam menghasilkan inovasi
teknologi jeruk dan buah subtropika”.
2. Misi
a. Konservasi, karakteristik dan pemanfaatan plasma nutfah jeruk dan buah
subtropika.
b. Menghasilkan teknologi inovatif jeruk dan buah subtropika.
c. Meningkatkan jejaring kerjasama nasional dan internasional.
d. Menyebarluaskan teknologi ke pengguna.
e. Memperkuat kapasitas dan publisitas Balitjestro.
3. Moto : “Satu Langkah Lebih Maju”

4.3 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi balitjestro

KEPALA

SUBBAGIAN
TATA USAHA
SEKSI PELAYANAN
TEKNIS DAN JASA
PENELITIAN

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Gambar 1. Struktur Organisasi Balitjestro
16

Kepala Balai dalam menjalankan tugas di Balitjestro dibantu oleh dua unit
structural eselon IV yakni Sub Bagian Tata Usaha dan Seksi Pelayanan Teknis dan
Jasa Peneliti. Mulai tahun 2012, Balitjestro didukung oleh 3 kelompok penelitian (Kelti)
yaitu (1) Kelti Pemuliaan, Plasma nutfah dan Perbenihan, (2) Kelti Ekofisiologi, dan
(3) Kelti Hama, Penyakit dan Fitopatologi.
Fungsi dan tanggung jawab masing-masing sub bagian dalam struktur diatas
adalah sebagai berikut :
a. Kepala mempunyai tugas untuk memimpin usaha tersebut.
b. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, surat menyurat, dan kearsipan, serta rumah tangga.
c. Seksi pelayanan teknik dan Jasa peneliti mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusun rencana program, anggaran, pemantauan,
evaluasi dan laporan serta pelayanan sarana peneliti dan penyiapan bahan
kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika.
d. Kelompok Jabatan Fungsional penliti mempunyai tugas antara lain :
a) Melakukan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan tanaman jeruk dan
buah subtropika.
b) Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman dan buah subtropika.
c) Melakukan penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi
dan fitopatologi tanaman jeruk dan buah subtropika.
d) Melakukan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
tanaman dan buah subtropika.
Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan perturan perundang-
undangan.
17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil
Berdasarkan hasil magang kerja di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
Subtropika terkait dengan proses budidaya tanama stroberi (Fragaria spp.) terdapat
proses-proses budidaya yang dilakukan, proses tersebut berawal dari pembibitan,
perawatan, hingga panen.

5.1.1 Pembenihan
Pembenihan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan calon
tanaman baru dari tanaman stroberi yang sudah ada untuk ditanam di lahan.
Ketersediaan bibit yang baik sangat penting karena merupakan salah satu penentu
keberhasilan dan pencapaian produksi serta mempengaruhi kualitas dan kuantitas
benih dengan tujuan mampu menghasilkan tanaman yang baik, berproduksi tinggi dan
berkelanjutan serta tahan terhadap hama dan penyakit sehingga pembibitan harus
diatur dan dilakukan sedemikian rupa. Pembenihan dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu secara vegetatif maupun generatif.
Penanaman benih stroberi dapat di lakukan dengan pembelian benih pada
petani atau pembenihan vegetatif dengan cara mengambil batang tanaman sebagai
cikal bakal tanaman (Stolon). Penanaman benih stolon dilakukan setelah stolon
memiliki akar dan berumur 2 minggu. Setelah benih tersedia dilakukan penyiapan
media dengan perbandinagan yaitu: 5 cocopit, 3 sekam, 2 kotoran kambing dan 1
sendok makan dolomit yang dicampur secara bersamaan. Penanaman ini dilakukan
pada polybag berukuran 20 × 35 cm, Penanaman benih stroberi yang baik dilakukan
dengan melepaskan benih dari polybag dengan cara menekan polybag satu sampai
dua kali yang bertujuan untuk memadatkan tanah yang ada di dalam polybag dan
memudahkan saat melepas polybagnya, kemudian bibit dijepit dengan jari telunjuk
dan jari tengah dengan posisi bibit terbalik. Setelah itu polybag ditarik dengan
memegang belakang polybag yang sudah dibalik secara perlahan agar media dan
benih tidak rusak.

5.1.2 Perawatan
Pemeliharaan pada tanaman stroberi dilakukan untuk menjaga tanaman dari
hama dan penyakit serta menunjang pertumbuhan tanaman stroberi agar optimal.
Pemeliharaan tanaman stroberi ini juga bertujuan untuk memaksimalkan hasil
18

produksi stroberi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di Balitjestro meliputi


penyiraman, penyiangan gulma, pemangkasan (wiwil), penyulaman, dan pemupukan.
1. Penyiraman
Air merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman stroberi. Bila tanaman
kekurangan air maka akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengairan di kebun
stroberi menggunakan teknik manual. Penyiraman stroberi dilakukan sesuai dengan
kondisi lapang. Pada saat musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari hingga
jenuh. Sedangkan pada musim penghujan dilakukan secara kondisional. Kegiatan
penyiraman dilakukan setiap pagi hari saat jam kerja karyawan yaitu pukul 07.30 WIB,
agar air penyiraman dapat membersihkan embun yang menempel pada tanaman.
Karena embun yang menempel dapat merusak tanaman terutama pada bagian
daunnya yaitu adanya penyakit embun upas yang berakibat daun berubah menjadi
bintik-bintik coklat yang kelamaan akan menjadi berlubang (BBPP, 2007).

Gambar 2. Penyiraman tanaman stroberi

2. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan agar
memperoleh hasil produksi stroberi yang tinggi. Penyiangan merupakan kegiatan
membersihkan lahan dari tanaman pengganggu yang disebut gulma. Kehadiran
gulma pada sekitar tanaman stroberi dapat menimbulkan persaingan dalam
memperebutkan air, sinar matahari, dan unsur hara tanah dalam polybag.
19

Gambar 3. Penyiangan gulma pada polybag

3. Pemangkasan (wiwil)
Kegiatan wiwil yaitu kegiatan menghilangkan daun yang sudah tua atau kering
dan penjarangan bunga pada tanaman yang berumur 1-2 bulan. Wiwil dilakukan agar
tanaman stroberi dapat memiliki batang yang kuat sebelum akhirnya dapat menopang
buah. Selain itu, proses wiwil juga dapat mencegah pertumbuhan tanaman yang kerdil
karena terlalu cepat berbuah sebelum waktunya.
Terdapat dua cara melakukan kegiatan wiwil yaitu, wiwil ringan dan wiwil berat.
Wiwil ringan adalah kegiatan membuang daun tua dan tangkai bunga. Kegiatan ini
dilakukan pada umur tanaman 15 hari setelah tanam dengan membuang bunga dan
daun coklat. Wiwil berat adalah kegiatan membuang daun tua dan kering. Kegiatan
ini dilakukan pada tanaman yang berumur tiga sampai dengan enam bulan. Kegiatan
ini adalah membuang semua daun tua sampai tanaman stroberi kelihatan bagus.

Gambar 4. Pemangkasan daun pada tanaman


20

4. Penyulaman
Kerusakan benih yang baru ditanam umumnya masih dijumpai akibat tanaman
yang mengalami stres saat pemindahan ke polybag besar, adanya hama dan penyakit
ataupun pertumbuhan abnormal. Oleh sebab itu untuk mengembalikan jumlah
populasi tanaman perlu dilakukan penyulaman. Penyulaman merupakan kegiatan
mengganti benih yang telah rusak, tercabut saat pewiwilan, mati atau
pertumbuhannya kurang bagus.
Kegiatan penyulaman tanaman stroberi dilaksanakan pada pagi hari.
Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur 14 har. Cara penyulaman yaitu adalah
dengan mencabut tanaman yang sudah mati atau tanaman yang pertumbuhannya
tidak normal, kemudian benih yang sudah diseleksi dari pembenihan ditanam pada
bekas tanaman yang baru dicabut. Cara penanamannya sama dengan cara menanam
tanaman stroberi pada awal tanam.
5. Penggemburan tanah
Tanaman stroberi menyukai tanah dengan kondisi yang gembur, penggemburan
ini bertujuan untuk memperbaiki porositas media tanam. Dilakukan setidknya 2
minggu sekali. Penggemburan tanah dilakukan disekitar batang tanaman stroberi
dengan kedalaman sekitar 3 - 5 cm. Lakukan dengan pelan dan hati hati agar tidak
merusak perakaran tanaman.
6. Pemupukan
Tanaman stroberi yang telah memasuki usia 1 bulan harus diberikan pupuk
untuk mempertahankan kemampuan tumbuhnya. Saat melakukan pemupukan,
usahakan agar pupuk tidak mengenai organ tanaman seperti batang, daun, dan
buahnya. Kegiatan pembuatan pupuk organik cair yang akan diapikasikan ke tanaman
stroberi berbahan dasar kotoran kambing dan tanaman paitan (Tithonia diversifolia).
Pupuk yang akan diaplikasikan ke tanaman stroberi terdapat dua macam, yaitu
dengan pupuk organik berbahan dasar kotoran kambing dan pupuk organik dengan
bahan dasar campuran kotoran kambing dan tanaman paitan. Pupuk organik dibuat
di kebun percobaan Tlekung. Adapun cara pembuatannya adalah dengan mengisi ¼
ember dengan bahan yang akan digunakan, tambahkan molase 2 tetes, PGPR 2
sendok dan dolomit, kemudian diisi air dan diaduk hingga rata. Pasang aerator pada
ember dan ember ditutup. Pupuk didiamkan selama 2 hari dengan kondisi masih
terpasang aerator guna memicu metabolisme bakteri aerob.
21

(a) (b) (c)


Gambar 5. Pembuatan pupuk organik.
(a) Pengadukan bahan pupuk organik. (b) Penambahan PGPR pada pupuk organik.
(c) Pemberian Molase pada pupuk organik

5.1.3 Panen
Panen adalah kegiatan pemetikan buah stroberi hasil dari proses budidaya
tanaman stroberi. Stroberi mulai berbuah pada umur 4 – 5 bulan setelah tanam. Panen
dapat dilakukan ketika buah stroberi telah menunjukkan tanda tanda matang secara
fisiologis. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi
warna merah. Pemetikan buah stroberi dilakukan 1 cm dari pangkal tangkai buah, hal
ini dilakukan agar pada saat penyimpanan, nutrisi yang ada di tangkai tetap bisa
dialirkan ke buah.

Gambar 6. Buah stroberi yang siap panen


22

5.2 Pembahasan
Kegiatan saat budidaya stroberi perlu dilakukan pemberian pupuk untuk
mendukung produksi maupun pertumbuhan tanman stroberi agar optimal.
Pemupukan dilakukan untuk mencapai pemenuhan kebutuhan unsur hara tanah dan
tanaman, jika tanaman optimal dalam penyediaan unsur hara, maka untuk hasil
produksinya juga akan optimal. Persiapan pemupukan dimulai dengan penyiapan
bahan bahan pembuat pupuk. Pupuk yang akan dibuat adalah pupuk organik yang
berbahan dasar kotoran kambing dan tanaman paitan, bahan bahan digiling dan di
fermentasikan selama 2 hari.
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika berada pada ketinggian
950 m di atas permukaan laut, memiliki jenis tanah Latosol dan tipe iklim D dengan
curah hujan 1.800 mm / tahun. Menurut BBPP (2007) Curah hujan yang paling baik
untuk tanaman stroberi adalah daerah yang mempunyai curah hujan optimal antara
600 - 700 mm per tahun, namun kegiatan budidaya tanaman stroberi di
BALITJESTRO dilakukan didalam screen house sehingga kegiatan budidaya masih
dapat dilakukan. Pupuk organik dipilih untuk mengetahui apakah pupuk organik dari
bahan bahan tersebut sudah cukup memenuhi kebutuhan tanaman stroberi,
khususnya pada unsur hara N, P dan K.
Unsur N merupakan unsur hara esensial makro bagi tanaman, kekurangan N
akan mengganggu pertumbuhan tanaman mengakibatkan daun tanaman berwarna
hijau pucat atau kekuningan yang mengganggu proses fotosintesis karena N sangat
penting dalam pembentukan klorofil (Lambers et al., 2008). Unsur Phospor (P) yang
berguna bagi perkaran dan pembentukan batang yang kokoh dan meningkatkan mutu
buah, jika tanaman stroberi kekurangan unsur P akan menyebabkan daun berwarna
keunguan (Lambers et al., 2008).
Setelah 4 minggu pengamatan tanaman stroberi dengan pemberian pupuk
organik cair, tanaman stroberi tidak menunjukkan adanya gejala defisiensi unsur hara.
Namun yang menjadi faktor pembatas tidak maksimalnya hasil panen stroberi adalah
serangan hama. Hama yang menyerang tanaman stroberi adalah hama aphid dan
kumbang white weevil. Aphid banyak menyerang tunas muda tanaman jeruk.
Akibatnya adalah daun menjadi mengkerut (helaian daun tidak halus, tetapi
melengkung ke bawah ke tempat yang terserang aphis). Hama ini dapat menularkan
virus. Berdasarkan pengamatan serangan hama ini pada tanaman jeruk sudah cukup
23

tinggi dan kebun stroberi yang terletak di samping kebun jeruk yang terserang aphid
rentan untuk terserang hama serupa (Pracaya, 2007). Kumbang ini sering ditemukan
memakan daun tanaman stroberi dan menyebabkan daun menjadi berlubang.
Kumbang berwarna putih dengan ukuran 5-7cm, dan memiliki sepasang antenna yang
panjangnya melebihi ukuran tubuhnya. Kumbang ini mudah ditemukan saat pagi hari
dan akan bersembunyi pada siang hari.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan serta faktor faktor yang membatasi
produktivitas tanaman stroberi diperoleh hasil jumlah bunga dan buah pada tanaman
stroberi yang diberikan pupuk organik yang berbahan kotoran kambing dan tanaman
paitan.

Grafik Produktivitas Tanaman Stroberi


1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
Minggu ke - 1 Minggu ke - 2 Minggu ke - 3 Minggu ke - 4

Jumlah Bunga Jumlah Buah

Gambar 7 Grafik Produktivitas Tanaman Stroberi

Berdasarkan pengamatan dari minggu ke 1 sampai minggu ke 4, tanaman


stroberi yang di berikan pupuk kotoran kambing dan tanaman paitan menunjukkan
perkembangan tanaman yang normal, dikarenakan kotoran kambing mengandung
unsur C 46,51%; N 1,41%; P 0,54% (Hartatik W dan Widowati L, 2017) dan tanaman
paitan mengandung N 3,50-4,00%; P 0,35-0,38% P; K 3,50-4,10%. Tanaman pupuk
hijau,utamanya dari famili leguminosa, memiliki kandungan hara nitrogen yang tinggi.
Leguminosa sebagai pupuk lebihmudah terdekomposisi, sehingga penyediaan hara
bagitanaman lebih cepat (Rachman et al. 2008). Kandungan dari masing masing
sumber pupuk menyumbang unsur hara yang dibutuhkan tanaman stroberi untuk ber
metabolisme. Berdasarkan pengamatan, hasil yang ditunjukkan dari teknik budidaya
24

tanaman stroberi secara organik dapat berproduksi secara normal, apabila dilakukan
pengendalian hama terpadu, teknik budidaya stroberi secara organik dapat mencapai
titik optimal sehingga bisa menyamakan hasil produktivitasnya dengan budidaya
tanaman stroberi yang dilakukan secara konvensional
25

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kegiatan budidaya tanaman stroberi secara organik yang dilakukan dengan
baik dan benar akan mewujudkan kegiatan budidaya tanaman stroberi yang ramah
lingkungan serta menguntungkan. Salah satu upaya dalam mewujudkan budidaya
stroberi secara organik adalah dengan memberikan pupuk yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Pemupukan yang dilakukan adalah dengan menggunakan
kotoran kambing dan tanaman paitan yang dijadikan sebagai pupuk organik cair.
Respon yang diberikan tanaman terhadap pemberian pupuk organik cair cukup baik,
namun karena kurangnya pengendalian hama terpadu, produktivitas tanaman stroberi
belum mencapai titik optimal.

6.2 Saran
Sebaiknya studi mengenai budidaya tanaman stroberi secara organik perlu
dikembangkan agar mengetahui bahan yang cocok untuk pembuatan pupuk.
pengendalian hama terpadu sebaiknya dilakukan sejak awal budidaya tanaman
sehingga meningkatkan produktivitas tanaman.
26

DAFTAR PUSTAKA
Bappenas. 2000. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. Jakarta
: Direktorat Pengendalian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
BBPP. 2007. Budidaya Stroberi. [e-journal] Lembang: Balai Besar Pelatihan
Pertanian. http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-
pertanian/539-stroberi.
BSN. 2016. Sistem Pertanian Organik. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta: Standar
Nasional Indonesia. SNI 6729:2016
Gunawan LW. 1996. Stroberi. Penebar Swadaya: Jakarta.
Hartatik W dan Widowati L. 2017. Pupuk Kandang. BALITTANAH.
Herawati NK, Hendrani J, Nugraheni S. 2014. Viabilitas Pertanian Organik
Dibandingkan Dengan Pertanian Konvensional. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.
IFOAM. 2008. The World of Organic Agriculture-Statistics & Emerging Trends
2008. [e-journal]. Charles-de-Gaulle-Str. 553113 Bonn: Germany
http://www.soel.de/fachtheraaiidownloads/s_74_l O.pdf.
IFOAM. 2005. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik. IFOAM General assembly in
Adelaide. Charles-de-Gaulle-Str. 553113 Bonn: Germany
Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Materi Kuliah
Teknologi Pupuk dan Pemupukan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Mappanganro N, Sengin E, Baharuddin. 2006. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Stroberi Pada Berbagai Jenis dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair dan Urine
Sapi Dengan Sistem Hidroponik Irigasi Tetes. Skripsi. Makassar: Fakultas
Pertanian. Universitas Hasanuddin.
Muzayyinah, Probasari R, Komariyah. 2010. Variasi Pemberian Pupuk Organik
Terhadap Produksi dan Kadar Gula Buah Pada Berbagai Varietas Stroberi.
Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010. Hal 353 – 360.
Peraruran Mentri Pertanian No 01 Tahun 2019. Tentang Pendaftaran pupuk Organik,
pupuk hayati dan pembenah tanah. Jakarta: Kementrian Pertanian.
Peraruran Mentri Pertanian No 70 Tahun 2011. Tentang Pupuk Organik, pupuk hayati
dan pembenah tanah. Jakarta: Kementrian Pertanian.
Peraturan Mentri Pertanian No 13 Tahun 2006. Tentang Organisasi dan tata kerja
balai penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika. Jakarta: Kementrian
Pertanian.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman (Edisi Revisi), Penebar Swadaya,
Jakarta
27

Rachman, A., A. Dariah, dan D. Santoso. 2008. Pupukorganik dan pupuk hayati.
J. Pertanian 02:41-52.
Saragih SE. 2008. Pertanian Organik, solusi hidup harmoni dan berkelanjutan.
Penebar Swadaya: Jakarta.
Serikat Petani Indonesia. 2018. NTP Awal Tahun 2015, Hortikultura Tergelincir,
Perkebunan Rakyat Makin Terpuruk, Tanaman Pangan Bernafas Lega.
[online]. (diupdate 5 Februari 2018). https://spi.or.id/ntp-awal-tahun-2015-
hortikultura-tergelincir-perkebunan-rakyat-makin-terpuruk-tanaman-pangan-
bernafas-lega/ [diakses Pada 26 Juni 2019]
Seufert V, Ramakutty N, Foley JA, 2012. Comparing the yields of organic and
conventional agriculture. Nature. 485:229-234
Sukristiyonubowo R, Wiwik H, Sofyan A, Benito HP, De Neve S. 2011. Change from
conventional to organic rice farming system: biophysical and socioeconomic
reasons. International Research Journal of Agricultural Science and Soil
Science, 1(5):172-182.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, pemasyarakatan dan
pengembangannya. Yokyakarta: Kanisius
Syekhfani, 2005. Riset strategi untuk pengembangan pertanian organik di
Indonesia: Simposium Nasional Maporina. Jakarta, 21 Desember 2005.
Tjandra, A. 2000. Budidaya Stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) di PT Indo Berry
Pratama Desa Ciseureuh, Kecamatan Sindanglaya, Kabupaten Cianjur, Jawa
Barat. Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Zulkarnain. 2010. Dasar – dasar hortikultura. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Lambers H, FS Chapin, and TL Pon. 2008. Plant Physiological Ecology.
Springer.
28

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Kebun Percobaan Tlekung BALITJESTRO


29

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Lain

Kegiatan pemindahan polybag Pemanenan buah jeruk


kedalam Screen house

Kegiatan memandu wisatawan petik Kegiatan pembuatan media tanam jeruk


jeruk

Kegiatan penggilingan bahan pupuk Kegiatan okulasi tanaman jeruk


30

Kegiatan penyiraman tanaman Pakcoy Kegiatan pemupukan tanaman Pakcoy

Anda mungkin juga menyukai