Abstrak
Peningkatan pertumbuhan penduduk di Kota Bandung memberikan dampak terjadinya alih fungsi
lahan pertanian menjadi non-pertanian. Hal tersebut mengancam ketersediaan dan ketahanan pangan
lokal yang diproduksi sendiri. Dalam menangani permasalahan tersebut, tahun 2014 pemerintah Kota
Bandung menerapkan inovasi berupa program kampung berkebun yang menggunakan konsep urban
farming dan diterapkan pada 151 kelurahan secara serentak. Dalam keberjalanannya, tidak semua
lokasi berhasil mengembangkan program kampung berkebun. Salah satu lokasi yang berhasil dan
menjadi percontohan urban farming di Kota Bandung adalah RW 04 Kelurahan Pajajaran, yang dapat
menjadi rujukan dalam proses penyebarluasan inovasi bagi kelurahan atau kota lain. Penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi proses penyebarluasan inovasi berupa proses difusi dan faktor yang
paling memengaruhi kecepatan masyarakat RW 04 Kelurahan Pajajaran dalam mengadopsi inovasi.
Kata-kunci : adopsi inovasi, difusi inovasi, faktor kecepatan adopsi inovasi, kampung berkebun, urban farming
Gambar 2. Skema Proses Difusi Inovasi Program Kampung Berkebun atau Urban Farming pada
RW 04 Kelurahan Pajajaran
Berikut ini merupakan operasional faktor dan
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kecepatan sub-faktor yang diduga dapat memengaruhi
Adopsi Inovasi kecepatan adopsi inovasi program kampung
berkebun oleh masyarakat RW 04 Kelurahan
Berdasarkan hasil tinjauan literatur mengenai Pajajaran.
faktor pengaruh kecepatan adopsi inovasi
menurut Rogers (2003), Mardikanto (1993), Tabel 1. Faktor dan Sub-Faktor yang
Lionberger (1960), serta menurut Ban dan Memengaruhi Kecepatan Adopsi Inovasi
Hawkins (1999), diperoleh sintesis bahwa
Faktor Sub-faktor
terdapat 4 faktor yang dapat memengaruhi Sifat Inovasi Keuntungan relatif aspek
kecepatan adopsi suatu inovasi. Metode analisis lingkungan
yang digunakan dalam menentukan faktor yang Keuntungan relatif aspek ekonomi
Keuntungan relatif aspek sosial
paling berpengaruh pada kecepatan adopsi Keuntungan relatif aspek
inovasi adalah analisis regresi linier berganda. kesehatan
Keuntungan relatif aspek edukasi
Dikarenakan seluruh variabel yang digunakan
dan wisata
pada penelitian ini merupakan jenis data ordinal, Kesesuaian inovasi dengan norma
sedangkan untuk menganalisis faktor Kesesuaian inovasi dengan
kebutuhan masyarakat
menggunakan regresi linier berganda harus Kesulitan mendapatkan air bersih
menggunakan data berjenis interval/rasio. Oleh dan bibit tanaman
karena itu, sebelum diolah dengan Kesulitan mengadopsi program
pada pekarangan rumah
menggunakan regresi linier berganda, terlebih Keterlihatan hasil dan dampak
dahulu perlu mentransformasikan data (observability)
menggunakan method of successive interval . Saluran Saluran komunikasi media massa
Komunikasi Saluran komunikasi interpersonal
3. Hasil Uji T
Berikut ini merupakan beberapa uji pada regresi
linier berganda. Tabel 4. Hasil Uji T