Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN USAHA TANMAN BUAH KELENGKENG

BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

Disusun Oleh :

Salma Hana Faizah 20200210161

Dina Fitria Linda Wati 20200210167

Rima Anggrie Difanti 20200210174

Muh Wahyu Nur Hanafi 20200210188

Anik Tri Wahyu Ningsih 20200210196

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2023
I. PENDAHULUAN

Kelengkeng merupakan tanaman yang sudah dikenal sekitar 2000 tahun yang lalu dan
berasal dari daerah Cina Selatan (Tamura et al., 2015). Tanaman ini menyebar hingga ke
Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Peningkatan kebutuhan ini mengakibatkan
tidak adanya keseimbangan antara permintaan (demand) dan suplai yang harus dipenuhi
oleh pasar. Dalam rangka mencukupi kebutuhan buah-buahan dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu: (1) melalui peningkatan produksi atau (2) melakukan penambahan ekspor
impor. Peningkatan permintaan buah di Indonesia terus mengalami peningkatan berkisar
12 - 15% per tahun. Berdasarkan data kebutuhan buah lengkeng pada tahun 2003 telah
diimpor sebanyak 350 ton, tahun 2011 sebanyak 53,78 ribu ton dengan nilai US $62,94
juta (BPS,2011). Hal ini disebabkan karena kualitas buah kelengkeng lokal di Indonesia
kurang diminati masyarakat. Buah kelengkeng yang diminati masyarakat memiliki
karakter daging buah tebal dan berukuran besar (Pham et al., 2015).
Hadirnya kelengkeng jenis baru hasil introduksi dengan berbagai keunggulan seperti
umur yang genjah, daging buah tebal dan ukuran buah besar menjadikan kelengkeng lokal
semakin kurang diminati. Sehingga perlu adanya inovasi usaha budidaya tanaman
kelengkeng.Upaya inovasi kelengkeng tanpa biji termasuk kelengkeng jenis unggul. Kulit
buahnya agak kasar dan berwarna coklat muda. Buahnya lebih besar daripada lainnya.
Daging buahnya lebih tebal dan nglothok, aromanya lebih tajam sehingga harganya lebih
mahal. Menanggapi banyaknya permintaan konsumen akan tanaman lengkeng yang cepat
berbuah dengan diikuti keunggulan yang lainya, maka pada pemulia mewujudkannya
dengan cara memperbanyak tanaman dengan cara memaksimalkan budidaya kelengkeng.
Selain itu cara tersebut juga dapat memperbaiki kelemahan tanaman dan membuat tanaman
kelengkeng yang ada mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dari sebelumnya.
II. PEMBAHASAN

A. Perencanaan Usaha Tanaman Buah


Aktivitas perencanaan merupakan hal yang paling penting dalam sistem agribisnis
mulai dari penyediaan sarana produksi pertanian (subsistem input), usahatani (on farm),
pemasaran dan pengolahan hasil pertanian, serta subsistem penunjang (penelitian,
penyuluhan, pembiayaan/kredit, intelijen pemasaran atau informasi pemasaran, kebijakan
pemasaran). Tujuan dari pemasaran yaitu menjembatani apa yang diinginkan produsen dan
konsumen dalam melengkapi proses produksi (Asarantaka et al., 2017).
Dalam perencanaan usaha tanaman buah ini kami akan melakukan usaha tanaman
kelengkeng tanpa biji. Buah kelengkeng merupakan salah satu buah yang banyak diminati
oleh masyarakat Indonesia. Jadi, dengan melihat peluang tersebut, kami melakukan usaha
tanaman kelengkeng ini dengan kualitas yang lebih baik. Usaha tanaman kelengkeng tanpa
biji akan lebih diminati masyarakat karena dari segi ukuran yang lebih besar dan juga
tentunya dengan daging buah yang lebih tebal.
Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam perencanaan usaha ini, meliputi:
1. Melakukan penelitian Pasar: usaha tanaman kelengkeng tanpa biji ini akan dilakukan
di daerah Yogyakarta. Kebanyakan kelengkeng yang ada di pasaran merupakan
kelengkeng biasa dengan biji. Jadi, kami berusaha menarik minat konsumen dengan
memberikan kualitas kelengkeng tanpa biji yang baik.
2. Pemilihan Lokasi: lokasi budidaya yang kami pilih ini sangat cocok untuk budidaya
tanaman kelengkeng tanpa biji dengan iklim yang sesuai juga.
3. Sumber Benih dan Varietas: varietas yang digunakan cocok pada daerah dataran
rendah.
4. Persiapan Lahan: penyiapan lahan dilakukan sebelum menanam kelengkeng. Beberapa
hal yang perlu dilakukan yaitu pembersihan lahan, persiapan pengolahan tanah, dan
pemupukan yang diperlukan sesuai dengan rekomendasi pakar pertanian. Pastikan
lahan memiliki drainase yang baik.
5. Penanaman dan Perawatan: perawatan yang dilakukan meliputi: penyiraman teratur,
pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit.
6. Pemasaran dan Distribusi: Kegiatan pemasaran kelengkeng yang menggunakan dua
saluran yakni saluran langsung (saluran nol) dan saluran tidak langsung (saluran tingkat
satu). Saluran langsung yaitu petani memasarkan kelengkeng langsung ke konsumen.
Dalam hal ini petani bertindak sebagai produsen dan juga distributor. Sedangkan
saluran tidak langsung yaitu petani memasarkan kelengkeng ke pedagang pengecer
setelah itu pedagang pengecer langsung menjual cabai rawit ke konsumen akhir. Sistem
pembayaran yang dilakukan secara tunai sesuai dengan harga pasar. Berikut adalah
skema mengenai saluran pemasaran yang dilakukan.

 Pemasaran dengan memasifkan media sosial: Pemasaran dengan sistem ini


memanfaatkan aplikasi media sosial seperti pada Instagram, Facebook, via
Whatsapp. Dalam aplikasi tersebut akan dibuat grup khusus untuk jual beli sayuran

 Pemasaran di lingkup pasar tradisional dan supermarket: Dalam lingkup pasar


tradisional, target konsumen dari produk kami adalah para pedagang buah. Selain
itu, produk kelengkeng tanpa biji juga akan disetorkan ke supermarket yang ada di
wilayah Yogyakarta.

 Pemasaran di lingkup sentra kuliner: Dalam lingkup sentra kuliner target konsumen
dari produk kami adalah pusat oleh-oleh.

7. Evaluasi dan Pengembangan: Terus evaluasi kinerja usaha Anda dan identifikasi area
di mana kami dapat mengembangkan atau meningkatkan operasi kami. Jaga kualitas
dan keberlanjutan produk Anda serta perhatikan umpan balik dari pelanggan.

Adapun analisis SWOT dari usaha tanaman kelengkeng tanpa biji kami ini, meliputi:

Strengths (Kekuatan):

1. Permintaan Tinggi: Buah kelengkeng tanpa biji memiliki permintaan yang tinggi di
pasaran karena kenyamanan dan kualitasnya yang lebih baik.
2. Keunggulan Produk: Kelengkeng tanpa biji memiliki keunggulan dibandingkan dengan
kelengkeng biasa, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi konsumen.
3. Kualitas Produk yang Baik: Jika Anda dapat menyediakan kelengkeng tanpa biji
dengan kualitas yang baik, Anda dapat membangun reputasi sebagai produsen buah
yang handal.

Weaknesses (Kelemahan):

1. Tantangan Budidaya: Tanaman kelengkeng tanpa biji mungkin memiliki tantangan


budidaya yang berbeda dibandingkan dengan varietas kelengkeng biasa. Perlu
pemahaman yang baik tentang teknik budidaya khusus untuk varietas tanpa biji.
2. Biaya Produksi yang Tinggi: Produksi kelengkeng tanpa biji mungkin membutuhkan
biaya produksi yang lebih tinggi, seperti pengadaan benih yang khusus atau perlakuan
khusus dalam budidaya. Hal ini dapat mempengaruhi profitabilitas usaha Anda.

Opportunities (Peluang):

1. Permintaan Pasar yang Berkembang: Permintaan akan buah-buahan sehat dan alami
terus meningkat. Kelengkeng tanpa biji dapat memanfaatkan peluang ini dengan
menyediakan produk yang diinginkan oleh konsumen.
2. Potensi Ekspor: Jika Anda dapat menghasilkan kelengkeng tanpa biji yang berkualitas
tinggi, ada peluang untuk memasarkan produk Anda ke pasar ekspor, yang dapat
membuka peluang bisnis yang lebih luas.

Threats (Ancaman):

1. Persaingan yang Ketat: Pasar buah segar sangat kompetitif. Anda harus siap
menghadapi persaingan dengan produsen kelengkeng lainnya, termasuk mereka yang
menawarkan varietas dengan biji.
2. Fluktuasi Harga: Harga buah segar cenderung bervariasi tergantung pada musim,
keadaan pasar, dan faktor-faktor lainnya. Fluktuasi harga dapat memengaruhi margin
keuntungan Anda.
B. Teknologi Budidaya

Teknologi budidaya tanaman kelengkeng saat ini mengalami perkembangan yang segnifikan.
Adapun beberapa teknologi budidaya umum yang digunakan untuk tanaman antara lain:

1. Pemilihan varietas unggul


Pada tahap awal dalam melakukan sebuah budidaya yaitu dengan melakukan
pemilihan varietas kelengkeng. Maka untuk menghasilkan tanaman Kelengkeng yang
baik, diperlukan pemilihan bibit yang unggul dan pemeliharaan yang baik. Dalam
pemilihan varietas, perlu diperhatikan yaitu potensi produksi buah yang tinggi serta
terbebas dari penyakit dan tahan terhadap kekeringan. harus memperhatikan sifat-sifat
unggul yaitu, memilki potensi produksi buah yang tinggi serta terbebas dari penyakit, dan
tahan terhadap kekeringan.
2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan merupakan rangkaian kegiatan penyiapan lahan sebagai media
tempat tumbuh tanaman agar menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Lahan untuk
budidaya kelengkeng memiliki ketinggian 200-800 meter di atas permukaan laut,
kemudian lahan harus memiliki drainase yang baik dalam mencegah genengan air. Jarak
tanam disesuaikan dengan jarak terasering, buat lubang tanam yang berukuran 60 × 60 ×
60 cm. Ukuran lubang tanam disesuaikan dengan kondisi jenis tanah dan umur benih yang
akan ditanam. Kemudian letakkan lapisan tanah atas ± 20 cm dari permukaan tanah secara
terpisah dengan lapisan tanag yang berada di bagian bawah. Selanjutnya biarkan lubang
tanam terbuka selam 7 hari agar galian terkena sinar matahari, apabila setelah 7 hari,
campurkan tanah lapisan atas ditambah lapisan tanah permukaan sekitar lubang tanam
dengan menggunakan pupuk organiik (kendang/kompos) yang telah terdekomposisi
sempurna sebanyak 50 kg per lubang tanam.
3. Perbanyakan tanaman
Kelengkeng umumnya diperbanyak menggunakan stek batang, cangkok maupun
okulasi. Tahapan pelaksanaan kegiatan persiapan benih ialah sebagai berikut:
a. Siapkan tempat dengan naungan untuk menyimpan benih. Untuk alas penyimpanan
bukan berupa paving block atau plesteran semen.
b. Pilih benih yang bersertifikat yang berasal dari hasil perbanyakan vegetatif (okulasi
atau grafting). Dengan memiliki tinggi benih 30 cm, benih yang berumur 4 bulan,Benih
telah mengalami minimal 2 × tumbuh tunas, benih sehat secara visual, batang berwarna
cokelat, kokoh maupun tegak lurus
c. Hitung benih kelengkeng sebanyak lubang tanam yang tersedia
d. Letakkan benih di tempat yang teduh dengan lingkungan yang baru minimal 2 minggu
sebelum tanam
e. Kemudian lakukan pemeliharaan benih dalam pembenihan sementara secara intensif
dengan cara menyiram secukupnya setiap hari atau dengan interval 2 hari sekali bila
tidak ada hujan.
f. Pangkas cabang/ ranting benih kelengkeng yang tumbuh menyaingi -3 cabang primer.
g. Lakukan pemupukan pada saat tanaman masih di polybag dan apabila penyimpanan
lebih dari 1 bulan dianjurkan pupuk organik.
h. Lakukan pengendalian OPT bila diperlukan selama pembenihan.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan dan pada sore hari agar benih
mempunyai kesempatan dalam memperoleh udara. Penanaman juga dapat dilakukan pada
musim panas dengan syarat ketersediaan air terpenuhi kemudian dapat menjaga
kelembaban tanah di sekitar tajuk tanaman. Kemudian untuk jarak tanam sekitar 8-10 meter
antara pohon kelengkeng. Setelah menempatkan bibit ke dalam lubang tanam, padatkan
tanah tersebut di sekitar akar dan pastikan bibit berdiri tegak.
5. Pengairan
Tanaman kelengkeng membutuhan pasokan air yang cukup terutama pada saat
masa pertumbuhan dan pembungaan yang nantinya untuk mempertahankan kelembaban
tanah dengan melakukan penyiraman secara teratur, terutama pada musim kemarau.
Melakukan penyiraman tanaman dengan interval maksimal seminggu sekali yaitu dengan
volume air 10 liter/m2 /minggu. Selanjjutnya dengan melakukan penyiraman setelah
perlakuan induksi pembungaan di luar musim, kemudian penyiraman dilakukaan disaat
bunga mulai muncul terutama saat tidak hujan dan ada saat pembesaran buah. Selanjutnya
hindari pemberian air menjelang pemasakan buah atau saat proses pematangan buah.
6. Pemupukan
Untuk proses pemupukan dengan memberikan pupuk secara teratur untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman kelengkeng. Pemupukan dapat dilakukan dengan
menggunakan pupuk organik maupun anorganik yang sesuai dengan rekomendasi dosis
yang tepat. Pemberian pupuk organik maupun anorganik dengan cara ditabur sekeliling
dalam tajuk dengan dosis sesuai anjuran, kemudian pemberiannya ditugal 4 arah mata ingin
di luar tajuk dengan kedalaman 10-20 cm, taburkan pupuk kedalam galian kemudian
timbun kembali dengan tanah.
7. Pengendalian hama dan penyakit
Untuk pengendalian hama dan penyakit lakukan pengawasan terlebih dahulu
kemudian gunakan metode pengendalian terpadu yaitu penggunaan insektisida atau
fungisida secara selektif. Pengendalian OPT yang ramah lingkungan, misalnya dengan
memanfaatkan agens pengendali hayati, penanaman refugia dan melakukan penyemprotan
pestisida sesuai hasil pengamatan. Kemudiaa penggunaan pestisida merupakan salah satu
alternatif terakhir, terutama jika terjadi eksplosi OPT dan semua teknik/cara pengelolaan
OPT yang lain tidak memadai.
8. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan secara teratur untuk menjaga bentuk dan pertumbuhan
tanaman kelengkeng. Tujuan pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang
lemah, saling bersilangan, atau yang tumbuh terlalu rapat. Untuk mengurangi batang,
cabang, ranting yang mengganggu kemudian merangsang munculnya tunas vegetatif pada
ujung ranting (trubus). Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kelengkeng. Membantu
produksi tanaman buah lengkeng menjadi lebih optimal. Untuk mempermudah
pemeliharaan tanaman lengkeng. Oleh karena itu, pemangkasan sangat penting dilakukan
untuk membantu dalam meningkatkan sirkulasi udara dan cahaya di antara pohon
kelengkeng..
9. Pemanenan
Kemudian pada tahan selanjutnya, yaitu pemanenan yang biasanya stelah 4-6 tahun
penanaman, tergantung pada varietasnya. Buah kelengkeng dapat dipanen apabila kulitnya
berwarna merah atau merah kekuningan dan pastikan apabila memanen buah dengan hati-
hati agar tidak merusak buah atau pohon. Pemanenan buah kelengkeng harus dilakukan
pada saat buah telah mencapai umur panen. Maka untuk faktor yang perlu diperhatikan
dalam penanganan panen antara lain kesegaran dan keamanan pangan. Kelengkeng yang
layak dipanen ciri-cirinya Umur buah sekitar 5-6 bulan setelah bunga keluar (varietas Itoh
dan Kateki). Warna kulit buah telah berubah dari hijau menjadi cokelat muda.
Mengeluarkan aroma harum yang khas dan apabila Panen Kelengkeng dilakukan dalam
keadaan cuaca cerah.

C. Perhitungan Usaha Tani

Jumlah Harga
Kelengkeng Satuan Total
Kebutuhan satuan
Hasil Produksi 15.000 kg 35000 Rp 525.000.000
Total Penerimaan Rp 525.000.000
Biaya tidak tetap
a. input
Bibit 200 batang 200.000 Rp 40.000.000
Granule Bio
Organik GDM 600 kg 14.000 Rp 8.400.000
SAME
Pupuk tambahan:
GDM Black Bos 5 kg 99.000 Rp 495.000
POC GDM
Spesialis Buah- 8 botol 49.000 Rp 392.000
buahan
Booster KCLO3 200 Bungkus 28.000 Rp 5.600.000
b. Tenaga kerja
Penanaman 3 HKO 80000 Rp 240.000
Pemeliharaan 10 HKO 80000 Rp 800.000
Pengolahan dan
10 HKO 80000
pemanenan Rp 800.000
Total biaya tenaga kerja Rp 1.840.000
Total biaya tidak tetap Rp 56.727.000
Biaya tetap
Sewa lahan 1 ha tahun 20.000.000 Rp 20.000.000
linggis 10 unit 40.000 Rp 400.000
Sprayer 3 unit 135000 Rp 405.000
Alat pemotong
1 unit 1.368.000 Rp 1.368.000
rumput
Total biaya tetap Rp 22.173.000
Total biaya Rp 78.900.000
Profit Rp 446.100.000

Analisis BEP (Break Event Point)


VC
a. BEP Penerimaan = FC/1- s

= 22.173.000/0,9 = 24.636.666
TC
b. BEP Harga = q
78.900.000
= 15000

= Rp 5.260/kg
TC
c. BEP Produksi = p
78.900.000
= 35.000

= 2.254 kg
BEP produksi
d. BEP Luas Lahan = x 100 m2
produksi
2.254
= 15000 x 10000 m2

= 1.502,6 m2
D. Rencana Keberlanjutan Usaha

Keberlanjutan menunjukkan kapasitas untuk dipelihara pada taraf atau tingkat tertentu, dan
pembangunan yang berkelanjutan memenuhi keperluan masa kini tanpa merugikan kapasitas
generasi yang akan datang untuk memenuhi keperluan mereka sendiri. Meski begitu, kita perlu
mengeksplorasi lebih dalam untuk memahami bagaimana gagasan keberlanjutan berhubungan
dengan perkembangan bisnis.

Strategi bisnis keberlanjutan adalah dokumen yang dibuat oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan operasional sambil memperhatikan masalah keberlanjutan lingkungan, keuangan, dan
sosial. Dengan kata lain, itu adalah strategi bisnis yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan
secara berkelanjutan. Menjaga lingkungan adalah masalah global dan setiap organisasi yang
menggunakan sumber daya publik harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Masalah ini
sangat penting bagi pembeli yang lebih muda dan sadar lingkungan.Tidak seperti beberapa
kepercayaan yang beredar, bisnis yang menerapkan praktik yang ramah lingkungan dapat secara
bersamaan meningkatkan keuntungan. Ada ratusan perusahaan di seluruh dunia yang terus
meningkatkan pendapatannya dengan menggunakan metode keberlanjutan. Selain perusahaan
global, usaha kecil dan menengah juga dapat menghemat uang sambil menerapkan strategi
keberlanjutan. Manfaat yang dihasilkan dari meluncurkan inisiatif keberlanjutan termasuk
menumbuhkan rasa hormat, menjaga reputasi publik yang baik, dan mempromosikan pengelolaan
lingkungan yang baik.

Dalam upaya keberlanjutan usaha tanaman kelengkeng ini akan dilakukan pengoptimalan
teknik budidaya tanaman kelengkeng untuk mendapatkan hasil panen buah kelengkeng dengan
kualitas dan kuantitas yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukannya pengawasan terhadap setiap
praktik budidaya yang dilakukan dan memastikan sesuai dengan GAP (Good Agricutural Practice)
tanaman kelengkeng. Selain itu, upaya keberlanjutan usaha tanaman kelengkeng tanpa biji ini
dapat dilakukan dengan memperluat pasar sampai ke luar negeri sehingga dapat menaikkan nilai
ekpor buah kelengkeng. Berikut rencana keberlanjutan usaha tanaman kelengkeng kami:

1. Pemasaran dan distribusi: menjalin kerjasama dengan distributor atau agen pemasaran
yang dapat membantu menghubungkan produk buah kelengkeng dengan pasar yang lebih
luas. Diversifikasi saluran pemasaran, seperti penjualan langsung ke konsumen melalui
pasar lokal, toko organik, atau e-commerce.
2. Pengolahan produk olahan: Selain menjual buah segar, kami juga akan mengolah produk
buah menjadi berbagai produk olahan, seperti jus, selai, makanan ringan buah kering,
atau makanan tambahan. Hal ini dapat membantu meningkatkan nilai tambah produk dan
membuka peluang pasar baru.
3. Ekowisata: membuka wisata kebun buah untuk kunjungan wisatawan, dengan
menawarkan pengalaman memetik buah langsung, atau adakan acara-acara terkait
pertanian dan buah-buahan. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan
tambahan, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pertanian berkelanjutan.
4. Pelatihan dan konsultasi: memberikan pelatihan atau konsultasi kepada petani lain. Selain
itu juga dapat mengorganisir pelatihan tentang teknik budidaya, manajemen kebun buah,
atau pengelolaan pasca-panen.
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Diketahui dari pembahasan dan anlisis di atas bahwa tanaman kelengkeng banyak permintaan
konsumen setiap tahun karna rasanya yang manis, daging buahnya yang lebih tebal. Dan terbukti
bahwa inovasi usaha budidaya kelengkeng tanpa biji memiliki pangsa pasar yang luas untuk
dibudidayakan dan mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi.

B. Saran

Dengan adanya inovasi budidaya kelengkeng ini dapat solusi dari kualitas buah kelengkeng
lokal yang banyak diminati masyarakat. Menjalankan usaha maupun pengembangannya sehingga
dapat terealisasikan secepatnya dan juga tidak melupakan agar seluruh masyarakat bisa merasakan
inovasi dari budidaya ini dan manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Backes, M.M. 2001. The Role of Indigenous Trees for the C Biocultural Diversity in Traditional
AgrofOrestry System. Agroforestry Systems J. 52 : 119 - 132. Debermann. A. 2005. The
Development of Site speer Management for Maize in Asia. Wor1
Buah, D., Florikultura Direktorat, D., Hortikultura, J., & Pertanian, K. (2021). Buku Lapang
Budidaya Lengkeng.
Debermann. A. 2005. The Development of Site speer Management for Maize in Asia. Wor1
Deni Abdiansyah Paninduri. (2021). Strategi Pemasaran Usaha Perkebunan Buah Kelengkeng
(Dimocarpus Longan) Studi Kasus di CV. Sinar Ponti Tiga Juhar Farm, Desa Rumah
Sumbul, Kecamatan …. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian …, 1(4), 1–14.
http://jurnalmahasiswa.umsu.ac.id/index.php/jimtani/article/view/810
Hendrawan, I. (2013). Teknologi Off-Season Tanaman Lengkeng Pada Rumah Tanaman
Sebagai Upaya Memenuhi Kebutuhan Pasar. Journal WIDYA Eksakta, 1(1), 20–27.
Mahfut, M., & Wahyuningsih, S. (2019). Pengenalan Teknik Budidaya Kelengkeng Super Sleman
Berbasis Lingkungan. Jurnal SOLMA, 8(2), 201. https://doi.org/10.29405/solma.v8i2.3472
Pham, V. T., Herrero, M., & Hormaza, J. I. (2015). Phenological growth stages of longan
(Dimocarpus longan) according to the BBCH scale. Scientia Horticulturae, 189, 201–207.
https://doi.org/10.1016/j.scienta.2015.03.036
Sutopo,. Potensi Pengembangan Lengkeng di Dataran Rendah: 2011
http://kpricitrus.wordpress.com/2011/04/04/potensipengembangan-lengkeng-di-dataran-
rendah/, [BPS] http://www.bps.go.id/exim-frame.php diunduh 13 Jan 2011
Tamura, M. D., Setyobudi, L., & Heddy, S. (2015). Variasi Jenis dan Kultivar Kelengkeng
(Nephellium longan L.) Unggulan di Kecamatan Poncokusuma Kabupaten Malang. Jurnal
Produksi Tanaman, Volume 3(No. 7), 535.

Anda mungkin juga menyukai