Setiap pekerjaan pasti ada keuntungan dan risikonya. Tak terkecuali bagi
petani kopi. Saat ini, Indonesia masih menempati peringkat ketiga
terbesar di dunia dari segi hasil produksi kopi sekitar 657 ribu ton. Namun
bila tidak dipertahankan, produksi kopi domestik akan tertinggal dengan
negara lain. Apalagi hasil produksi kita masih tertinggal dengan Vietnam
sekitar 1,32 juta ton dan Brasil sekitar 3,049 juta ton tahun lalu.
•Kopi Sulawesi
Rasa yang kuat dan kadar asam yang tinggi menjadikan kopi Toraja diminati pasar
yang memang menyukai kopi dengan keasaman tinggi. Meskipun sering disebut-
sebut bercita rasa mirip dengan kopi Sumatera, tapi kopi Toraja memiliki ciri sendiri
yang tentunya berbeda. Kopi Toraja memiliki bentuk biji yang lebih kecil dan lebih
mengkilap dan licin pada kulit bijinya.
•Kopi Jawa
Kopi yang berasal dari Pulau Jawa ini ternyata memiliki keunikan cita rasa sendiri.
Aroma rempah yang lahir secara alami menjadikan kopi jenis ini dinikmati karena
memiliki karakteristik yang berbeda. Meskipun kopi Jawa tidak sekuat kopi Sumatera
dan Sulawesi dari segi cita rasa dan aroma, tetapi dia tetap memiliki penikmat sendiri
karena aroma tipis rempah yang dihasikan.
Lembaga Pemasaran Kopi
• Petani
Petani kemitraan mengirimkan kopi hail penen ke PUSKUD dalam bentuk
gelondongan basah merah M-95% (95% merah dan 5% kuning) dan BS-3 (bersih,
segar dan seragam) pengirimian harus dilakukan pada hari yang sama dengan
waktu panenan. Harga beli kopi petani ditetapkan setelah gelondongan selesai
diproses yaitu senilai harga jual biji asalan dipasar Dampitditambah harga premium
sekitar ( Rp. 2000 sampai Rp. 2.420) per kilogram. Pada realisasi petani rata-rata
memperoleh harag Rp. 9.670,- per kilogram.
• Pedagang
Pedagang yang mengumpulkan kopi dari petani. Pedagang biasanya disebut
kolektor karena memiliki kerja sama dengan koperasi. Posisi pedagang pengumpul
dalam manajemen koperasi merupakan tenaga kerja tidak langsung yang berfungsi
unutk mengumpukan kopi dari petani dan menjualnya ke koperasi.
• Eksportir
Ekportir yaitu perusahaan atau lembaga yang memasarkan produk kopi ke
luar negeri. Eksportir memperoleh kopi dari koperasi dan menjual ke importir
(negara lain). Pada aktivitas perdagangan, kopi merupakan salah satu komoditi
ekspor yang diatur pelaksanaan ekspornya. Ketentuan tenang ekspor kopi diatur
dalam peraturan Mentri perdagangan Nomor 10/M-DAG/PER/5/2011. Salah satu
syarat yang diberlakukan adalah mengurus Surat Persetujuan Ekspor Kopi ( SPEK ).
Saluran Pemasaran Kopi
1. Saluran Tradisional
Pada saluran ini, pelaku pasar
terdiri atas petani sebagai
produsen, pedagang pengumpul,
pedagang besar di Pasar Dampit
dan eksportir. Situasi pasar di
tingkat petani, ditandai dengan
relatif banyaknya penjual
(petani) dan pembeli (pedagang)
dengan struktur pasar bersifat
monopsoni atau oligopsoni.
2. Saluran Kemitraan
Pada saluran kemitraan, pelaku
pasar terdiri atas petani SL-PHT
(Sekolah Lapang Pengendalian
Hama Terpadu), PUSKUD (Pusat
Koperasi Unit Desa), dan eksportir.
Petani menjual kopi dalam bentuk
gelondongan basah ke PUSKUD
(Pusat Koperasi Unit Desa). PUSKUD
mengolah gelondongan basah
dengan metode olah basah untuk
menghasilkan biji kopi berkualitas
sesuai permintaan eksportir.
Selanjutnya kopi yang dihasilkan
dikemas dan dikirimkan ke eksportir