LANDASAN TEORI
II - 1
II - 2
Tahap 1 :
Pengukuran
Produktivitas
Tahap 1 : Tahap 1 :
Pengukuran Pengukuran
Produktivitas Produktivitas
Tahap 1 :
Pengukuran
Produktivitas
2.3.1 Efisiensi
Produktivitas sebagai rasio input / output yang merupakan
ukuran efisiensi pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan
suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang
direncanakan dengan menggunakan masukan yang sebenarnya
terlaksana, pengertian efisiensi berorientasi kepada masukan.
2.3.2 Efektivitas
Evektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan
gambaran seberapa jauh target dapat dicapai baik secara kuantitas
maupun secara waktu. Makin besar persentase target tercapai, makin
tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi keluaran,
peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan
efisiensi, dan begitu pula sebaliknya.
Gabungan kedua hal tersebut (efisiensi dan efektivitas) membentuk
pengertian produktivitas dengan cara sebagai berikut :
Efektivitaspelaksanaantugasmencapaitujuan
Pr oduktivitas ..........( 2
Efisiensipenggunaansumbermasukanproses
Efektivitasmenghasilkankeluaran
Pr oduktivitas .....(2.2
Efisiensipenggunaansumber sumbermasukan
II - 12
2.3.3 Kualitas
Produktivitas merupakan ukuran kualitas, meskipun kualitas
sulit diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas
bahwa kualitas input dan kualitas proses akan meningkatkan output.
Kualitas masukan dan kualitas proses akan menentukan kualitas
keluaran. Keluaran yang berkualitas baik akan meningkatkan rasio
output/input dalam nilai atau nilai tambah, berarti meningkatkan daya
saing dan produktivitas.
Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan
seberapa jauh pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan
konsumen.
II - 13
Hasil Utama
Hasil Sampingan
Efisiensi Efektivitas
Produktivitas
Gambar 2.2
Hubungan Produktivitas dengan Kualitas, Efisiensi, Efektivitas
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Produktivitas
adalah gabungan dari efisiensi, efektivitas dan kualitas.
Produktivitas
Fisik Nilai
1. Produktivitas Fisik
Rasio Output/Input dalam bentuk fisik, misalnya ukuran berat,
panjang, unit, waktu dan sebagainya. Produktifitas fisik banyak
digunakan untuk menilai unjuk kerja secara fisik.
2. Produktivitas Nilai
Rasio Output/Input dalam satuan uang (rupiah, produktivitas nilai
banyak digunakan untuk menilai unjuk kerja perusahaan apakah
sehat atau tidak. Peningkatan rasio fisik belum tentu dibarengi
peningkatan rasio nilai.
II - 15
b. Model Akunting
Model Pospac dari Norway dengan Habberstad Productivity
Wheel-nya memberikan cara pengukuran produktivitas dengan
menggunakan data akunting perusahaan. Terdapat tujuh bidang
produktivitas parsial yaitu : produktivitas tenaga kerja, produktivitas
organisasi, produktivitas modal, produktivitas pemasaran,
produktivitas produksi, produktivitas keuangan, dan produktivitas
produk.
Kemajuan dalam produktivitas parsial memberikan kontribusi
pada jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sekurang-
kurangnya maka kemajuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan. Model Pospac itu juga memperinci tindakan apa saja
yang harus dilakukan untuk perbaikan berbagai jenis produktivitas
tersebut, dan daftar tindakan itu memperlihatkan bahwa disini
diperlukan pendekatan multi disipliner. Disiplin-disiplin yang
diperlukan mulai dari ilmu teknik industri, dan berbagai ilmu teknik
lainnya, ilmu ekonomi dan akunting, ilmu manajemen dan perilaku
organisasi, dan ilmu-ilmu sosial antropologi.
Masih banyak lagi model pengukuran lain untuk pengukuran
produktivitas ditingkat perusahaan yang telah dibuat orang, baik
bersifat pengukuran produktivitas faktor parsial. Fungsi produksi
dari Cobb-Douglas yang telah dikemukakan di pengukuran untuk
tingkatan makro pun bila sedikit dimodifikasi akan dapat
dipergunakan pada pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan.
Masing-masing model pengukuran mempunyai segi kekuatan
maupun kelemahannya itu haruslah dinilai lebih dahulu.
II - 18
4. Produktivitas Individu
Jumlahprodukdihasilkan
Pr oduktivitastenaga ker ja .............(2
Jumlahtenaga ker ja
Jumlahprodukdihasilkan
Pr oduktivitastenaga ker ja .......... ...( 2
Jumlahjam ker ja
Jumlahprodukdihasilkan
Pr oduktivitastenaga ker japroduksi
Jumlahtenaga ker japroduksi
2. Kelengkapan (Completeness)
Dalam pengukuran produktivitas endaknya mencakup keseluruhan
output atau hasil dan input atau sumber yang terpakai pada rasio
produktivitas. Data input yang lengkap disini sukar diperoleh bila
output dipersempit. Misalnya untuk mengetahui produktivitas netto
penjualan dari output per hari atau per jam, maka data input yang
berasal dari aliran kas untuk pengukuran ini sukar sekali, bahkan
bukan mustahil diperoleh, sebab biasanya data dikumpulkan per
bulan. Walaupun disatu pihak sukar untuk merangkum semua jenis
input, apalagi dengan selang waktu kurang dari sebulan. Namun
kelengkapan diperlukan dalam pengukuran. Hal ini dipecahkan
dengan cara memperhatikan apa yang sebenarnya perlu diukur dan
bukannya mengukur semua segi secara lengkap. Misalnya dalam
perhitungan produktivitas suatu benda, masukan buruh tak langsung
lupa untuk diperhitungkan. Akibatnya penurunan produktivitas
dapat terlihat sebagai suatu kenaikan atau sebaliknya.
3. Dapat Dibandingkan (Comparability)
Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada kemampuannya
untuk dapat dibandingkan antara periode dengan periode, dengan
tujuan atau dengan standar, sehingga dapat dilihat apabila
penggunaan sumber lebih efisien atau tidak dalam mencapai hasil.
4. Ketermasukan (Inclusiveness)
Pengukuran produktivitas menyatukan banyak kegiatan dalam
fungsi-fungsi organisasi. Kalau selama ini pengukuran produktivitas
terpusat pada kegiatan-kegiatan produksi dan juga beberapa unsur
II - 21
5. Kapasitas Terpakai
Kapasitas terpakai adalah kapasitas saat ini dimana suatu pabrik
beroperasi. Bila kapasitas terpakai di bawah kapasitas terpasang
berarti penggunaan sumber daya tidak penuh.
6. Umur Pabrik beserta Peralatannya
Pabrik dan peralatan yang sudah tua tidak bisa memberikan output
sebesar output pada saat pabrik dan peralatannya masih baru.
7. Harga Energi
Tingkat biaya industri sangat dipengaruhi oleh besar komponen
energi (listrik, bahan bakar, dan lain-lain). Kenaikan biaya energi
mengakibatkan kenaikan biaya produksi, bahkan mempengaruhi
keuntungan sehingga berpengaruh terhadap produktivitas.
8. Komposisi Tenaga Kerja
Dengan adanya pergeseran strutur pekerja, dari pekerja pabrik
menjadi pekerja yang mengandalkan pengetahuan maka diperlukan
adanya kerja sama, keterampilan dan keahlian yang diperoleh
melalui pelatihan yang memadai.
9. Ketakutan Pekerja akan Kehilangan Pekerjaannya
Anjuran peningkatan produktivitas sering diikuti dengan ketakutan
tenaga kerja akan kehilangan lapangan pekerjaan yang telah
dimiliki, karena mereka beranggapan bahwa peningkatan itu diikuti
dengan pengurangan tenaga kerja untuk menghasilkan jumlah
produksi yang sama. Hal ini tidak akan terjadi kalau ada
komunikasi yang baik antara tenaga kerja dengan pihak manajemen
perusahaan.
10. Pengaruh Serikat Buruh
II - 27
.... (2.12)
......... (2.15)
II - 30
............. (2.16)
Turnover
2. Pr oduktivitas Modal .......
Total Capital Employed
.............. (2.17)
3. Pr oduktivitas Pr oduksi Capital Utilization ............
............ (2.18)
4.
Value Added
Pr oduktivitas Organisasi
Total Sales of Ad min istration
.... (2.19)
Gross M arg in
5. Pr oduktivitas Penjualan ........
Total Sales of Cost
............... (2.20)
Gross M arg in
6. Pr oduktivitas Pr oduk ...........
Direct Pr oduct Cost
............. (2.21)
3. Model Craig-Harris
Model ini merumuskan produktivitas total sebagai berikut :
II - 31
Ot
Pt ..........................................................
LCR Q
.. (2.22)
dimana : Pt = Produktivitas Total
L = Faktor Masukan Tenaga Kerja
C = Faktor Masukan Modal
R = Faktor Masukan Bahan Mentah dan Alat
Ot = Keluaran / Output Total
Q = Faktor Masukan lan pada Barang dan Jasa
4. Model Kendrik-Creamer
Terdapat Dua jenis angka indeks produktivitas, yaitu :
Indeks Produktivitas Total
.............. (2.24)
Peningkatan Produktivitas = Perbedaan antara output bersih
dan input faktor total
Indeks Produktivitas Parsial
Indeks Produktivitas Parsial ditentukan sebagai berikut :
II - 32
. (2.25)
Output dalam h arg a periode dasar
Pr oduktivitas Parsial Modal
Input mod al dalam h arg a periode dasar
..........
(2.26)
Output dalam h arg a periode dasar
Pr oduktivita s Parsial Material
Input material dalam h arg a periode dasar
......
(2.27)
(2.28)
Indeks Kinerja Periode yang Diukur
Indeks Kinerja Periode Dasar
AOMP / AOBP
IP .........................................................
RIMP / RIBP
(2.29)
II - 33
Indeks Output
Indeks Input
dimana :
IP = Indeks produktivitas
AOMP = Output Agregat untuk periode yang diukur
AOBP = Output Agregat untuk periode dasar
RIMP = Input-input untuk periode yang diukur
RIBP = Input-input untuk periode dasar
Keterangan : Gambar
Kolom = Bagian 2.4 Pengertian Nilai Tambah
untuk mengurangi
Baris = Bagian yang dikurangkan
II - 39
Produktivitas dapat berarti ukuran tingkat efisiensi, efektivitas,
dan kualitas dari setiap sumberyang digunakan selama produksi
berlangsun, diformulasikan sebagai :
Output
Pr oduktivita s ..................................................................
Input
(2.35)
(2.36)
1. Mengukur
masukan
Ada dua faktor utama yang selalu dipergunakan dalam setiap proses
yaitu asset dan tenaga kerja
2. Masukan
Tenaga Kerja
II - 40
II - 41
Terdiri dari :
Jumlah
Tenaga Kerja
Jumlah
Jam Orang
Jumlah
Orang
Jumlah
Tahun Orang
Jumlah
biaya tenaga Kerja
Diasumsikan tenaga kerja mempunyai keahlian, pengalaman,
pendidikan, inisiatif dan kemampuan lain yang relatif sama.
3. Masukan Aset
Terdiri dari :
Total
Aktiva Lancar
Total
Aktiva Tetap
Untuk menilai aset sebagai masukan harus diperkirakan perubahan
harga pada setiap periode. Jika pengukuran dilakukan pada suatu
seri, ukuran nilai didefinisikan untuk menghilangkan pengaruh
inflasi. Angka deflator digunakan berdasarkan indeks harga.
Produktivitas aset tetap diukur berdasarkan ukuran fisiknya. Namun
untuk memudahkan perhitungan, keluaran atau masukkan yang
heterogen dibuat berdasarkan nilai.
II - 42
4. Mengukur
Keluaran
Ukuran agregasi keluaran yang heterogen digunakan unit harga
sebagai ukuran.
Pajak
Bunga
Penyusutan Pinjaman
dari luar perusahaan, jasa bantuan hukum, komisi untuk agen, biaya
bank (bukan bunga ), biaya pos.
4. Pekerjaan yang disubkontrakkan.
Diperlukan sebagai barang yang dibeli dari luar.
5. Biaya Sewa.
Diperlukan sebagai jasa atau barang yang dibeli.
6. Pajak- Pajak.
Pajak kekayaan dan pajak upah dialokasikan sebagai nilai tambahan
kepada pemerintah.
7. Bunga.
Diperlihatkan sebagai distribusi nilai tambah.
8. Piutang ragu-ragu.
Tidak boleh dianggap mengurangi nilai tambah, karena bukan diluar
usaha produktif, jadi harus dipertlihatkan tidak sebagai biaya
produksi.
9. Aktiva tetap pabrik sendiri.
Dianggap sebagai aset dalam neraca, tidak dianggap sebagai barang
yang dibeli.
........... (2.38)
hasil perhitungan indeks produktivitas tiap rasio digambarkan
kedalam bentuk grafik.
Langkah-langkah dalam perhitungan indeks produktivitas
dengan menggunakan nilai tambah adalah sebagai berikut :
1. Menghitung nilai aset konstan dan amortisasi atau penyusutan
berdasarkan indeks yang disesuaikan
Nilai No min al Aset
Aset Kons tan
Indeks H arg a ....................................................
(2.39)
Aset Konstan Awal Tahun Aset Konstan Akhir Tahun
Aset Konstan Rata rata
2
....
(2.40)
2. Menghitung nilai tambah konstan
Menghitung nilai konstan masing-masing elemen tiap kelompok
penjualan, persediaan dan biaya pembelian dari pihak ketiga.
3. Menghitung biaya tenaga kerja konstan tiap tahun
nilain no min al biaya tenaga ker ja
H arg a Kons tan Biaya Tenaga Kerja
Indeks h arg a ......
(2.41)
II - 49
dari satu tahun dasar ke tahun yang lainnya dapat dengan mudah terlihat.
Tahun dasar yang dipilih dalam perhitungan ini adalah tahun 1999.
David J. Sumant mengemukakan beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan perioda dasar :
1) Dimulainya program produtivitas pertama kali.
2) Status produk yang dihasilkan, apakah produk baru atau lama.
3) Frekuensi terjadinya pengenalan produk baru.
4) Adanya kejadian yang luar biasa dalam perusahaan, misalnya
pemogokan karyawan.
5) Ketersediaan system pengumpulan data dan “up dating” data
yang memadai.
6) Lamanya suatu perioda pengukuran, apakah dalam bulan,
kuartal semester, atau tahun.
2. Deflator
Informasi tentang deflator diperlukan untuk menghilangkan
pengaruh perubahan harga dan inflasi antar periode pengukuran,
sehingga diperoleh nilai pada periode pengukuran dengan harga konstan.
Beberapa besaran yang dapat digunakan sebagai deflator antara lain
adalah laju inflasi, indeks harga konsumen atau indeks harga produsen.
Cara penggunaan informasi deflator untuk memperoleh harga
konstan adalah sebagai berikut :
100
HK = X HB ...........................................................
100 1
(2.44)
Dimana : HK = Nilai harga konstan pada periode pengukuran
II - 51
(2.45)
Untuk lebih memahami faktor – faktor yang mempengaruhi nilai
tambah per tenaga kerja, maka rasio ini dapat diuraikan kedalam
unsur – unsurnya, sebagai berikut :
Nilai Tambah
Tenaga Kerja
Penjualan Modal
Modal Jumlah Tenaga Kerja
II - 53
Nilai Tambah
JumlahTenaga Kerja
Nilai
Nilai Tambah
Tambah Nilai Tambah
Modal
Modal Jumlah Tenaga Kerja
(2.46)
Hubungan antara daya saing tenaga kerja, nilai tambah pertenaga
kerja, dan biaya tenaga kerja per orang, digambarkan sebagai
berikut :
Daya Saing Tenaga Kerja
Nilai Tambah
Biaya Tenaga Kerja
............... (2.47)
Profitabilitas
Laba Operasi
Modal Operasi
Profitabilitas
Laba Operasi
Modal Operasi
Manusia Lingkungan
Masalah
Metode Material
II - 58