PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN TATANIAGA
1
kualitas. Dispersi yang merupakan tahap akhir proses tataniaga adalah barang yang terkumpul
akan disebar ke konsumen atau pihak yang menggunakannya.
Proses tataniaga mengandung segi mental dan fisik. Segi mental diartikan penjual
harus mengetahui apa yang diinginkan pembeli dan pembeli mengetahui apa yang dijual. Segi
fisik diartikan bahwa barang harus dipindahkan ke tempat dimana mereka dibutuhkan pada
waktu dan jumlah tertentu serta kualitas yang sesuai dengan permintaan.
2. Bersifat perishable (mudah rusak), karena berupa organisme hidup yang mudah rusak karena
pengaruh lingkungan. Hal ini membutuhkan usaha/perawatan khusus untuk
mempertahankan mutu. Perlu penyimpanan di tempat dingin, pengangkutan dilengkapi
2
mesin pendingin, semua hal tersebut membutuhkan biaya tambahan yang akan meninggikan
biaya tataniaga
3. Jumlah dan kualitas hasil pertanian dapat berubah-ubah. Kenyataan menunjukkan ada waktu
(tahun) tertentu dengan jumlah dan kualitas baik, ada tahun dengan jumlah dan kualitas
merosot pada produksi pertanian karena sangat bergantung dengan iklim/lingkungan.
Perubahan dalam jumlah menyebabkan timbulnya fluktuasi harga yang besar sebagai akibat
dari perubahan konsisi penawaran. Variasi dalam kualitas cenderung untuk tidak
terorganisirnya pasar, menyebabkan perubahan harga, menambah ongkos dalam
penyimpanan dan sukar digrading
3
Latihan :
1. Apa saja ciri hasil pertanian yang berimplikasi terhadap tataniaga nya?
2. Mengapa tataniaga sering juga disebut dengan kegiatan yang produktif ?
4
BAB II
FUNGSI TATANIAGA
PENDAHULUAN
Tataniaga merupakan suatu proses dari pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan untuk
memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi. Kegiatan ini
disebut fungsi tataniaga. Aliran produk pertanian dari produsen sampai ke konsumen akhir disertai
peningkatan nilai “guna” komoditi-komoditi pertanian tersebut. Peningkatan nilai guna ini
terwujud hanya apabila terdapat lembaga-lembaga pemasaran yang melaksanakan fungsi-fungsi
pemasaran komoditi pertanian tersebut. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh lembaga
pemasaran tersebut bermacam-macam, pada prinsipnya terdapat tiga fungsi tipe fungsi pemasaran
yaitu : Fungsi pertukaran (exchange function); fungsi fisik (physical Function) dan fungsi pelancar
atau penyediaan fasilitas (facilitating function).
A. FUNGSI PERTUKARAN
Dalam pemasaran produk pertanian fungsi pertukaran meliputi kegiatan yang menyangkut
pengalihan hak pemilikan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran ini terdiri dari fungsi
penjualan dan pembelian
1. PENJUALAN
Dalam melaksanakan fungsi penjualan, produsen atau lembaga pemasaran yang berada pada
rantai pemasaran sebelumnya harus memperhatikan kualitas, kuantitas, bentuk, dan waktu,
serta harga yang diinginkan konsumen atau lembaga pemasaran yang ada pada rantai
pemasaran berikutya. Sasaran penjualan adalah mengalihkan barang ke pembeli dengan
harga memuaskan. Kegiatan penjualan dapat dilaksanakan melalui :
5
a. Penjualan melalui inspeksi (pengawasan, pemeriksaan) yaitu dengan pemberian ijin oleh
penjual kepada pembeli untuk memeriksa dan meneliti semua persediaan dari penjual
sebelum pembeli memilih apa yang akan dibelinya. Penjualan ini terjadi karena :
- tidak ada standarisasi terhadap barang;
- sifat cepat rusak yang tinggi pada barang; tingkat pembelian yang sangat cepat
sehingga lalulintas langganan dan tingkat penjualan akan terganggu;
- memamerkan barang akan mendorong sejumlah pembelian saat bersamaan;
- ada tekanan kepada tingkat pelayanan sendiri yang tinggi oleh pembeli-pembelinya.
b. Penjualan melalui sample (contoh) berdasarkan prinsip standarisasi, sehingga contoh
barang yang diperdagangkan akan merupakan wakil untuk semua unit barang yang akan
dijual
c. Penjualan dengan penggambaran (deskripsi). Terdapat anggapan bahwa barang akan bisa
digunakan sedemikian rupa dalam katalog-katalog sehingga tidak ada satu unit
barangpun perlu ada sewaktu penjualan diselesaikan. Sebagai contoh, mail order seling,
future trading. Penjualan tipe ini mungkin terjadi karena ada perkembangan standarisasi
dan perbaikan mutu dan komunikasi. Ini akan berhasil baik bila ada syarat kebebasan
dalam mengadakan kebijakan garansi terhadap barang.
d. Penjualan kombinasi yaitu tersedianya contoh yang menginformasikan semua barang
yang tersedia dan katalog dari barang. Pembeli dapat memeriksa contoh dalam
bungkusan yang tersedia.
6
d. Penentuan syarat penjualan
Meliputi penetapan syarat dan kondisi penjualan yang mencakup
- Syarat pengiriman (waktu penyerahan dan pembayaran ongkos angkutan)
- Cara-cara pembayaran, misalnya potongan harga dan kredit
- Kualitas dan kuantitas barang yang dijual
- Hal lainnya yang ada hubungannya dengan penjualan
e. Membuat kontak dengan pembeli. Meliputi berbagai kegiatan :
- Menetapkan pasar. Apakah barang akan dijual di daerah geografis luas atau sempit
- Setelah menetapkan pasar, penjual harus mencari pembeli di pasar tersebut, dimana
keberadaan pembeli dan bagaimana kebutuhannya
- Membuat kontak dengan pembeli potensial, mengembangkan dan memelihara hubungan
f. Pemindahan hak milik atas barang
Pemindahan hak milik harus disertai dengan penerimaan barang oleh pihak pembeli sesuai
dnegan kontrak pembelian. Kegiatan penjualan sudah selesai bila pihak pembeli sudah
menerima barang dari pihak penjual dan memilikinya
2. PEMBELIAN
Fungsi pembelian diperlukan untuk memiliki komditi pertanian yang akan dikonsumsi atau
digunakan dalam proses produksi berikutataniagaya. Dalam melakukan pemindahan hak
milik ini, lembaga yang melakukan penjualan maupun pembelian tidak berhadapan
langsung. Lmebaga pemasaran yang melakukan proses penjualan biasanya melibatkan
makelar penjualan (selling broker), sedangkan lembaga pemasaran yang melakukan proses
pembelian melibatkan makelar pembelian (buying broker). Pembelian terdiri dari kegiatan:
a. Penentuan macam, jumlah, kualitas barang yang akan dibeli
b. Mencari sumber penawaran dan pengumpulan barang
c. Penentuan tempat sumber penawaran
d. Mengetahui keadaan pasar tentang persediaan barang, harga, macam barang dan barang
substitusi
e. Merundingkan syarat pembelian ; macam, jumlah, kualitas, tanggal penyerahan
f. Pemindahan hak milik
7
B. FUNGSI FISIK
Meliputi kegiatan yang secara langsung diperlakukan terhadap komoditi pertanian, sehingga
komoditi pertanian tersebut mengalami tambahan guna tempat dan guna waktu. Maka fungsi
fisik ini meliputi pengangkutan dan penyimpanan.
1. PENGANGKUTAN
Fungsi pengangkutan meliputi perencanaan, pemilihan dan pergerakan alat transportasi dalam
pemasaran produk-produk pertanian. Yaitu bergeraknya / pemindahan barang-barang dari
tempat produksi dan/atau tempat penjualan ke tempat dimana barang akan dipakai. Fungsi
pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Bila fungsi pengangkutan dilakukan tepat
waktunya akan menciptakan kegunaan waktu atas barang dagangan. Pengangkutan dengan
bantuan komunikasi akan memperluas daerah pasar (market area dari barang)
Aspek terpenting dari pengangkutan adalah biaya pengangkutan yang dipengaruhi oleh tarip
angkutan. Tarip angkutan tinggi akan mempersempit daerah pasar barang; usaha produksi
cenderung tidak untung bila ongkos pengangkutan ke pasar melebihi harga pasar dikurangi
biaya produksi.
Pengangkutan hasil pertanian yang sifat tataniagaya cepat dan mudah rusak memerlukan
kecepatan, perawatan, handling tambahan selama perjalanan. Bila terlambat muncul resiko
seperti turunnya harga barang di pasar yang dituju; merosotataniagaya kualitas barang.
Perkembangan teknologi pengangkutan darat, air, udara mengakibatingkatan pengangkutan
dapat terlaksana denegan cepat dan volumeume lebih besar. Sebagai contoh : refrigerated
transportation (Kereta Api, truk, kapal yang dilengkapi mesin pendingin)
Untuk meningkatkan efisiensi tarnportasi, maka harus diperhatikan aspek-aspek antara lain,
jenis alat angkut, resiko kerusakan selama pengangkutan, kapasitas muatan dan keadaan
daerah antara produsen dan konsumen. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menanggulangi masalah transportasi antara lain :
a. Menekan biaya transfer melalui perbaikan prasarana dan saran transportasi yang pada
akhirnya akan memperbesar bagian yang diterima petani (farmer’s share) serta
merangsang peningkatan produksi.
b. Waktu pengangkutan diupayakan sesingkat mungkin sehingga mengurangi resiko
kerusakan. Kerusakan sangat menurunkan harga produk pertanian
c. Terjaminnya kontinyuitas pengangkutan, terutama pengangkutataniaga pada saat musim
panen raya sehingga tidak merugikan petani.
d. Adanya usaha pencegahan dan pengurangan terhadap resiko kerusakan, misalnya dengan
memperbaiki pengepakan. Pengepakan menggunakan kayu akan berbeda bila hanya
menggunakan keranjang terbuka.
8
2. PENYIMPANAN
Penyimpanan berarti menahan barang selama jangka waktu tertentu antara dihasilkan
sampai dengan dijual. Fungsi penyimpanan diperlukan karena produksi komoditi pertanian
bersifat musiman,s edangkan pola konsumsi bersifat relatif tetap dari waktu ke waktu.
Penyimpanan menciptakan kegunaan waktu. Penyimpanan dilakukan dengan berbagai
alasan, antara lain
1. Sifat musiman produksi
2. Permintaan produk berlangsung sepanjang tahun
3. Menunggu pengangkutan, pengolahan dan selama pembelian dan penjualan
4. Untuk mendapatkan harga yang lebih baik
5. Mengurangi fluktuasi harga yang berlebihan
6. Menghindari serangan hama dan penyakit selama proses pemasaran berlangsung
Dalam menentukan berapa lama barang disimpan akan dipertimbangkan hubungan antara
ukuran produk (size), sifat produk, hubugan masa produksi. Umumnya lebih
menguntungkan menyimpan produk yang permintaannya inelastic (turun naik harga tidak
mempengaruhi konsumsi) daripada permintaan elastic ( konsumsi akan terdorong sendiri
dengan merosotataniagaya harga (waktu panen) dan akan berkurang cepat dengan naiknya
harga). Dengan demikian penyimpanan produk ini tidak akan menjamin keuntungan.
Sebaliknya produk dengan permintaan inelastic, turunnya harga di waktu panen atau
naiknya harga karena ongkos penyimpanan tidak banyak berpengaruh pada konsumsi.
Untuk produk yang cepat rusak dengan permintaan inelastic sering lebih menguntungkan
disimpan bila musim panennya singkat daripada musim panennya panjang dan hebat.
Produk dengan musim panen singkat harga musiman biasanya naik lebih besar daripada
yang musim panennya panjang da hebat, dan ini menjamin suatu laba bila disimpan. Jika
hasil panen keseluruhan besar, harga permulaan panen nampaknya rendah. Jika hasil panen
keseluruhan sedikit maka harga pada permulaan musim relatip lebih tinggi.
9
Usaha untuk mengurangi biaya fungsi penyimpanan dapat dilakukan dengan
1. menyediakan struktur dan konstruksi tempat penyimpanan sesuai dnegan karakteristik
haisl pertanian
2. Penggunaan bahan kimia untuk menghindari atau mengurangi serangan hama penyakit
selama penyimpanan
3. Perlu dilakukannya pengendalian hasil sebelum dilakukan penyimpanan
4. Penetapan waktu panen yang sesuai
5. Menekan ongkos fasilitas fisik yang kurang penting
10
1. PEMBIAYAAN
Pembiayaan berarti mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan transaksi
dalam arus barang dari sektor produksi sampai konsumsi. Petani butuh capital/kredit pada fase
selama memiliki barang dan menunggu penjualan atau pembayaran. Pedagang besar
membiayai stok dan fasilitas lainnya (processing, storage, alat pengangkutan, dll). Pedagang
eceran mengeluarkan biaya untuk alasan penjualan.
Pembiayaan erat dengan kredit yang berarti menggunakan modal uang orang lain yang harus
dibayar kembali berikut bunga. Kredit bisa diperoleh dari swasta (perorangan), bank
pemerintah, bank komersil, organisasi social, bank desa, koperasi.
Kredit dari swasta (pedagang pengumpul, tengkulak) menyebabkan timbulnya masalah kredit
dalam tataniaga pertanian secara umum:
a.Tingkat bunga sangat tinggi
b. Petani wajib menjual hasil produksinya kepada pemberi kredit dengan harga ditentukan
pemberi kredit
c. Hasil produksi harus segera dijual kepada pemberi kredit tanpa dapat ditahan sementara
waktu menunggu harga lebih baik
Penggunaan kredit penting bagi petani dengan adanya kebutuhan untuk memproduksikan
lebih dulu terhadap permintaan konsumen. Sebaiknya jumlah kredit yang diperlukan harus
dihubungkan dengan jangka waktu proses produksi dan proses penyaluran dalam hal
penyesuaian produk terhadap permintaan pasar atau konsumen untuk masa mendatang. Tetapi
pada umumnya, penyesuaian produksi pertanian terhadap permintaan pasar di masa datang
menemui kesulitan yang disebabkan oleh sifat produksinya yag musiman dan sangat
tergantung pada keadaan iklim sehingga sulit untuk diramalkan, diamping ketidakpastian
harga. Sehingga para petani dalam menggunakan kredit harus mengetahui berapa besar modal
yang diperlukan melalui perencanaan produksi dengan matang.
2. PENANGGULANGAN RESIKO
a. Resiko timbul karena sifat produk (organisme hidup yang rentan perubahan lingkungan).
Hasil produksi pertanian merupakan organisme hidup yang akan mengalami proses
enzymatis dan perombakan protein oleh bakteri, sehingga mudah menjadi busuk.
Disamping itu umumnya sebagian besar terdiri memiliki kandungan air yang tinggi dan
11
akan mengalami penguapan yang akan mengakibatkan terjadinya pengurangan berat
yang akan terjadi selama proses tataniaga.
b. Perubahan kondisi pasar (fluktuasi harga; tempat; waktu; persaingan; barang substitusi)
- Resiko karena fluktuasi harga. Perubahan harga menyebabkan timbulnya kerugian
aktual atau kehilangan laba potensial bagi pihak penjual dan pembeli. Perubahan harga
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam permintaan dan penawaran.
- Resiko karena tempat. Kenyataannya barang yang sama harganya tidak selalu sama
pada pasar (tempat) yang berbeda.
- Resiko karena unsur waktu. Risko ini ditanggung oleh produsen, grosir, dan pedagang
eceran. Petani menggunkan modal, tenaga kerja untuk berproduksi, tetapi pada saat
panen, permintaa dan harga hasil produksi menurun. Pedagang grosir/eceran membeli
barang untuk dijual kembali, dimana pada saat harga yang tidak memberi keuntungan
- Resiko persaingan. Risiko ini bisa timbul karena tinddakan pesaing dalam usahanya
untuk memperoleh laba. Hal yang perlu dilaukan natara lain, perbaiakn kualitas,
penurunan biaya produksi sehingga produsen dapat menurunkan harga produknya di
pasaran, perbaikan metode penjualan.
- Resiko harga barang substitusi. Penurunan harag barang substitusi akan mengalihakn
perhatian konsumen untuk membeli barang substitusi tersebut.
c. Penyebab alamiah.
Mencakup kemungkinan timbulnya kerugian karena penyebab yang diluar kekuasaan
manusia, misalnya angin topan, banjir, kebakaran.
d. Unsur manusia dan pemerintah. Meliputi kecurangan pegawai, debitur tidak membayar
kredit, pekerjaan yang emnimbulkan pemborosan, kecerobohan pegawai, pemogokan,
kecelakaan pegawai, dll. Jenis resiko yang semakin penting adalah tindakan pemerintah
misalnya penarikan pajak, penetapan harga maksimum dan minimum dari barang.
Untuk menghindari atau memperkecil resiko yang ditanggung pedagang, dapat dilakukan
antara lain :
1. Usaha pencegahan timbulnya resiko
Usaha manajemen individual. Misalnya dengan tindakan pencegahan kebakaran tempat
usaha dnegan konstruksi bangunan tahan api ; Pemberian kredit secara htai-hati dan
perbaikan metode penagihan sehingga menghindari kerugian karena hutang tidak terbayar
oleh debitur.
12
Usaha penjualan efektif. Barang-barang dapat dipromosikan untuk memperbesar atau
mempertahankan permintaan ; Reputasi penjual bahwa ia menjual barang berkualitas baik
dengan harga yang wajar sehingga mnegurangi resiko kehilangan sebagain langganannya.
Pengetahuan tentang pasar. Informasi pasar yang tepat dapat mengurangi resiko yang
timbul karena perubahan dalam kondisi permintaan dan penawaran barang. Ramalan yang
tepat/ mendekati tepat mengenai penawaran dan permintaan untuk waktu akan datang sangat
diperlukan, tetapi sukar untuk dapat meramalkan faktor yang mempengaruhi atau yang ada
hubungannya dengan permintaan di masa datang.
Tindakan bersama. Suatu persetujuan antara penjual yang bersaing misalnya tentang cara
pemberian kredit, penjualan pada harga yang ditetapkan bersama, pebatasan produksi hingga
maksimum tertentu akan mengurangi resiko persaingan.
Pengaturan dan bantuan dari pemerintah. Tindakan pemerintah misalnya penetapan bea
impor atas produksi barang luar negeri, jaminan harga minimum di tingkat produsen akan
mengurangi resiko produsen
13
C. INFORMASI PASAR
Informasi pasar yang tepat mengurangi resiko usaha sehingga memungkinan pedagang
beroperasi pada keadaan margin pemasaran rendah dengan memberi keuntungan baginya juga
keuntungan ke produsen dan konsumen. Tafsiran informasi pasar yang tepat dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan tepat.
Fungsi informasi pasar meliputi :
1. Pengumpulan informasi (fakta, gejala yang timbul sekitar arus barang di masyarakat)
2. Komunikasi ( penyampaian dan penyebaran) infrmasi kpd pihak yang membutuhkan
3. Penafsiran (interprets) secara hati2 atas informasi
4. Pengambilan keputusan sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan perusahaan, badan,
orang bersangkutan
Pengumpulan informasi pasar berasal dari berbagai sumber antara lain:
1. Analisa catatan intern perusahaan
2. Publikasi pemerintah, trade association, dan sebagainya
3. Penelitian pasar spesifik
Penyampaian informasi pasar oleh suatu perusahaan dapat merupakan suatu masalah, karena
fakta internal perusahaan biasanya akan dirahasiakan untuk mencegah pihak saingan
memperoleh informasi. Sehingga penyampaian informasi pasar terutama dilakukan oleh badan
pemerintah dalam bentuk publikasi laporan pemerintah, jurnal perdagangan, atau media
komunikasi lain.
14
sebelum dilakukan grading. Pembeli atau konsumen dapat mencocokkan barang yang akan
dibeli sesuai selera, daya beli dan penggunaan komiditi tersebut. Grading meningkatkan
efisiensi pemasaran karena dapat memberikan deskripsi barang secara jelas dalam proses
penjualan dan pembelian, menghilangkan waktu dan biaya untuk berdebat dalam menentukan
mutu dan memberikan gambaran yang sama bagi pembeli, penjual dan pelapor pasar.
Standarisasi dan grading mendatangkan penghematan dalam penyaluran fisik karena dapat
melindungi barang dagangan yang berada dalam perpindahan terhadap kerusakan, mengurangi
ongkos dengan adanya penghematan biaya angkutan dan penyimpanan.
Latihan
15
BAB III
LEMBAGA TATANIAGA
A. Pengertian
Dalam proses pengaliran atau pergerakan barang dari produsen ke tangan konsumen terdapat
banyak kegiatan yang saling bekerjasama. Ada kegiatan membeli, mengumpulkan hasil
pertanian, pengangkutan, mengecerkan, ada yang mencari sumber-sumber penawaran dan
sumber-sumber permintaan. Jadi orang, perusahaan/lembaga/badan yang secara langsung
terlibat dalam pengaliran barang dari produsen ke konsumen atau yang menyelenggarakan
fungsi tataniaga disebut lembaga tataniaga, misal pedagang pengumpul, pengecer, broker,
perusahaan pengangkutan, pergudangan. Jadi lembaga tataniaga dapat diartikan sebagai orang,
perusahaan atau lembaga/badan yang secara langsung terlibat dalam pengaliran barang dari
produsen ke konsumen, antara lain seperti pedagang pengumpul, pedagang pengecer, broker,
perusahaan pengangkutan dan perusahaan gudang.
16
Biasanya pedagang pengumpul ini membeli barang sesuai dengan kapasitas muatan truk
atau alat angkutan lain sehingga pedagang ini disebut carlot receiver.
Pedagang ini membeli barang dalam jumlah besar dari pedagang pengumpul untuk
disimpan dan dijual kepada pedagang lain. Mereka yang menerima barang dan menjual
ke pedagang pengecer disebut pedagang penyebar wholesale distributor, sedangkan yang
tidak langsung dijual ke pedagang pengecer disebut pedagang penerima atau wholesale
receiver. Keduanya sering disebut Jobber.
Mereka yang secara langsung menjual atau mengecerkan barang ke konsumen disebut
pengecer (retailer).
d. Makelar
e. Komisioner
f. Pelelang
Adalah pedagang perantara yang menyediakan tempat dan kesempatan bagi pembeli dan
penjual barang. Fungsinya hampir sama dengan komisiner, perbedaannya ialah pelelang
dalam usaha jual beli mengikuti pembentukan harga secara terbuka, sedang komisioner
menentukan harga secara tertutup, sehingga ia selalu berusaha memperoleh untung besar
dengan menetapkan harga tinggi bagi pembeli dan harga rendah bagi penjual.
g. Peddler
Dapatlah dibayangkan sekarang betapa sulit tataniaganya apabila para pedagang diatas tidak
ada atau tidak bekerja secara efisien dan efektif. Produsen akan sulit menjual hasil
17
produksinya dan konsumen akan sulit mendapatkan barang kebutuhannya. Makin terpisah
pusat-pusat produksi dari pusat konsumsi makin dibutuhkan kehadiran lembaga tataniaga
b. Lembaga tataniaga yang tidak memiliki tapi menguasai barang, biasanya disebut juga
pedagnag fungsional atau agen, misalnya broker / makelar, komisioner, pelelang.
Mereka membeli atau menjual barag atas nama atau untuk orang lain yang diseut
principals. Principals adalah pedagang yang menggunakan agen utataniagauk membeli
barang untuk sendiri atau menjualnya kepada orang lain
Komisioner dan makelar melakukan penjualan secara pribadi (private sale) dan barang
yang diperjualbelikan tidak selalu tersedia di tempat penjualan. Juru lelang melakukan
penjualan umum (public sale), dan barang aynag akan dijual selalu tersedia di tempat
penjualan (ruang pelelangan). Komisioner dapat membeli dan menjual barang yang
dititipkan kepadanya oleh principals atas namanya sendiri menurut harga yang berlaku,
sedangkan makelar harus menjual atau membeli dengan harga yang telah ditetapkan oleh
principalsnya.
c. Lembaga tataniaga yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang : perusahaan
angkutan dan pergudangan
18
saluran tataniaga. Dengan menghilangkan sebagian jumlah lembaga yang banyak akan
memperpendek saluran tataniaga dan berakibat harga penjualan lebih tinggi dan harga
pembelian lebih rendah. Tindakan ini bukan berarti akan menghambat arus pengaliran
barang tapi pengurangan jumlah type perantara berarti menghilangkan fungsi yang tidak
efisien atau yang tidak perlu dari lembaga-lembaga yang bekerja di dalam saluran tataniaga..
Sebagai contoh, seorang pedagang pengumpul dengan fasilitas yang dimilikinya langsung
dapat menjual barang ke pengecer, sehingga peranan pedagang perantara penerima dan
penyebar tidak diperlukan lagi. Ini akan mengurangi biaya dan keuntungan yang harus
diberikan ke lembaga tersebut. Atau seorang produsen yang memiliki toko eceran secara
langsung bertindak sebagai pengecer. Tindakan seperti ini sangat diperlukan bila keadaan
memungkinkan. Akibat dari integrasi vertikal secara hipotesis dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Wholesaler I
Konsumen Konsumen
Gambar.1. Saluran Tataniaga sebelum dan sesudah ada integrasi vertikal. (Hipotesis)
Keuntungan dari pihak produsen (perusahaan) atau penjual dalam melakukan integrasi ini
adalah penggunaan fasilitas produksi dan tataniaga dapat diawasi, sehingga bekerja lebih
efisien dan efektif. Pada gambar, sesudah ada integrasi vertikal, kegiatan wholesaler telah
hilang, tapi sebenarnya jika ia ingin tetap aktif dalam saluran tataniaga, ia harus
menyesuaikan diri dengan kegiatan pedagang pengumpul. Berarti ada penggabungan
kegiatan antara pedagang pengumpul dengan wholesaler sehingga timbul penghematan
tataniaga pembelian, penyimpanan, pengangkutan dan penelitian.
19
2. Integrasi horisontal.
Suatu penggabungan lembaga tataniaga atau perusahaan yang mempunyai fungsi yang sama
atau yang memperjualbelikan barang serupa. Integrasi ini dapat berbentuk koperasi, kartel,
dan sebagainya.
A B C A B C
-------pedagang pengumpul-----
Adanya integrasi ini, persaingan tidak sehat atau yang merugikan lembaga akan hilang, biaya
dalam proses pembelian dan penjualan menjaid lebih kecil, dapat melayani permintaan barang
dalam partai besar. Suatu perusahaan yang akan memperluas penawarannya, ia harus
menggunakan lebih banyak tempat penjualan atau cabang. Cabang perusahaan ini fungsinya
sama, mereka menjual barang yang sama.
20
4. Saluran Tataniaga (marketing channel).
Lembaga tataniaga merupakan badan perantara yang merupakan saluran arus pergerakan dari
barang yang diperdagangkan. Jika ada lembaga Tataniaga yang bekerja tidak efisien dan efektif,
maka saluran akan tersumbat atau merupakan hambatan dari pengaliran barang.
Panjang pendeknya suatu saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil produk pertanian
tergantung beberapa faktor, antara lain:
a. Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen
biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh suatu produk
b. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima
konsumen, dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat.
c. Skala produksi. Bila produksi berlangsung dalam ukuran kecil maka jumlah produk yang
dihasilkan berukuran kecil pula, sehingga tidak menguntungkan bila produsen langsung
menjualnya ke pasar. Keadaan demikian memerlukan kehadiran pedagang perantara
sehingga saluran yang akan dilalui produk cenderung panjang.
d. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk
memperpendek saluran tataniaga. Pedagang dengan posisi keuangan kuat akan dapat
melakukan fungsi tataniaga lebih banyak dibandingkan dengan pedagang yang posisi
modalnya lemah. Artinya pedagang yang memiliki modal kuat cenderung memperpendek
saluran tataniaga
Perbedaan kondisi alam dari suatu daerah dengan daerah lain mengakibatkan tingkatan
timbulnya perbedaan saluran tataniaga dari daerah yang bersangkutan, misal daerah pertanaman
padi A yang berpengairan teknis, daerah B tidak berpengairan (tadah hujan). Pada musim hujan
kedua daerah memperlihatkan saluran tataniaga padi yang sama, jika dianggap potensi tanah,,
teknologi dan prasarana tataniaga (jalan, angkutan, dan sebagainya) sama. Tapi musim kemarau
(gadu), saluran tataniaga berbeda, daerah B, kegiatan dengan pengumpul berkurang, atau tidak
ada, daerah A kegiatan itu masih ada. Secara hipotesis dapat digambarkan :
21
P K
O
E N
T S
U
A Pengumpul Penerima Penyebar Pengecer
(local assembler) (wholesaler) (Wholesaler) (retailer) M
N E
N
I
Gambar 3. Saluran Tataniaga untuk padi di daerah A dan B pada musim hujan/rendengan
(hipotesis)
P K
O
E N
T S
U
A Penerima dan Pengecer
M
N E
N
I
Gambar 4. saluran Tataniaga untuk padi di daerah B pada musim gadu/kemarau (hipotesis)
Saluran Tataniaga musim gadu daerah A sama dengan gambar 3, karena saat itu penawaran
relatif lebih banyak, sehingga masih diperlukan pedagang pengumpul, pedagang besar
(wholesaler). Daerah B tidka dijumpai lagi jumlah penawaran yang besar, mungkin petani
sedang paceklik, jika ada petani yang akan menjual padi langsung ke pasar ke pedagang
pengecer dalam bentuk beras dalam jumlah kecil. Gambar 4 bukan berarti pedagang pengumpul
22
dan wholesaler sama sekali tidak ada, tapi kegiatannya relatif kecil dibanding dimusim hujan
sehingga dapat diabaikan dalam saluran Tataniaga.
Perbedaan tingkat teknologi mengakibatkan pula adanya perbedaan saluran Tataniaga. Misal
daerah C dan D juga penghasil padi yang punya musim sama, pengairan dan kesuburan tanag
sama, perbedaan pada teknologi pengolahan hasil. daerah C banyak alat pengolah modern
seperti huller dan rice mill, daerah D petani gunakan alat tumbuk (hand pounded). saluran
Tataniaga padi dari 2 daerah itu dapat digambarkan :
P Huller K
E Rice Mill Pedagang penerima/ Pengecer O
T penyebar N
A S
N Pedagang U
I Pengumpul M
E
N
Gambar 5. saluran Tataniaga untuk padi di daerah C yang punya alat pengolah modern (hipotesis)
P K
E O
T N
A S
N Pedagang Pedagang Pengecer U
I Pengumpul Penerima/Penyebar M
E
N
Gambar 6. Saluran Tataniaga untuk padi di daerah D yang tidak punya alat pengolah modern
(hipotesis)
Dengan mengetahui saluran tataniaga dan jumlah nilai (volume/berat) dari barang yang
diperdagangkan atau yang diperjualbelikan oleh setiap lembaga tataniaga maka dengan mudah
ditentukan peranan dari lembaga yang bersangkutan
23
5. Lembaga Pemberian Jasa
Lembaga pemberi jasa adalah adalah badan yang membantu memberi jasa atau fasilitas untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan tataniaga. Contoh lembaga pemberi jasa antara lain :
- Lembaga reklame (adverising agencies)
- Inspector
- Grader
- Lembaga penelitian pasar
- Bank
- Perusahaan asuransi
- Public accounting
Latihan :
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga tataniaga ?
2. Jelaskan, faktor apakah yang mempengaruhi panjang pendeknya suatu saluran
tataniaga ?
24
1. Integrasi vertikal
Integrasi vertikal dimaksudkan untuk mengurangi jumlah tipe perantara
atau jumlah lembaga yang sama yang secara berturut-turut
dijumpai dalam pergerakan barang dalam saluran tataniaga.
Sebelum integrasi Sesudah integrasi
Wholesaler I
Konsumen Konsumen
Gambar.1. Saluran Tataniaga sebelum dan sesudah ada integrasi vertikal. (Hipotesis)
25
2. Integrasi horisontal.
Suatu penggabungan lembaga tataniaga atau perusahaan
yang mempunyai fungsi yang sama atau yang memperjualbelikan
barang serupa. Integrasi ini dapat berbentuk koperasi, kartel, dan sebagainya.
A B C A B C
-------pedagang pengumpul-----
26
Perbedaan kondisi alam dari suatu daerah dengan daerah lain mengakibakan tingkatan
timbulnya perbedaan saluran tataniaga dari daerah yang bersangkutan, misal daerah pertanaman
padi A yang berpengairan teknis, daerah B tidak berpengairan (tadah hujan). Pada musim hujan
kedua daerah memperlihatkan saluran tataniaga padi yang sama, jika dianggap potensi tanah,,
teknologi dan prasarana tataniaga (jalan, angkutan, dan sebagainya) sama
P K
O
E N
T S
U
A Pengumpul Penerima Penyebar Pengecer
(local assembler) (wholesaler) (Wholesaler) (retailer) M
N E
N
I
Gambar 3. Saluran Tataniaga untuk padi di daerah A dan B pada musim hujan/rendengan
(hipotesis)
Musim kemarau (gadu), saluran tataniaga berbeda, daerah B, kegiatan dengan pengumpul
berkurang, atau tidak ada, daerah A kegiatan itu masih ada.
P K
O
E N
T S
U
A Penerima dan Pengecer
M
N E
N
I
Gambar 4. saluran Tataniaga untuk padi di daerah B pada musim gadu/kemarau (hipotesis)
27
Perbedaan tingkat teknologi mengakibatkan pula adanya perbedaan saluran Tataniaga. Misal
daerah C dan D juga penghasil padi yang punya musim sama, pengairan dan kesuburan tanag
sama, perbedaan pada teknologi pengolahan hasil. daerah C banyak alat pengolah modern
seperti huller dan rice mill, daerah D petani gunakan alat tumbuk (hand pounded). saluran
Tataniaga padi dari 2 daerah itu dapat digambarkan :
P Huller K
E Rice Mill Pedagang penerima/ Pengecer O
T penyebar N
A S
N Pedagang U
I Pengumpul M
E
N
Gambar 5. saluran Tataniaga untuk padi di daerah C yang punya alat pengolah modern (hipotesis)
P K
E O
T N
A S
N Pedagang Pedagang Pengecer U
I Pengumpul Penerima/Penyebar M
E
N
Gambar 6. Saluran Tataniaga untuk padi di daerah D yang tidak punya alat pengolah modern
(hipotesis)
28
BAB IV
PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN
A. PENGERTIAN PERMINTAAN
Dalam kehidupan sehari – hari kita melihat bahwa seringkali seseorang merasa ragu –
ragu untuk membeli sesuatu barang kalau harga barang itu naik, atau sekurang – kurangnya dia
membeli juga tapi dengan jumlah yang semakin sedikit. Demikian pula kalau harga turun orang
– orang yang sama akan membeli dalam jumlah yang lebih banyak, dan orang – orang yang
tadinya tidak membeli akan mampu membelinya. Umumnya pengalaman praktek dan logika
mengatakan bahwa ada hubungan terbalik antara jumlah dengan harga suatu barang atau jasa,
yang akan menentukan jumlah permintaan suatu barang dan jasa.
Permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai jumlah suatu barang yang akan
dibeli oleh konsumen pada kondisi, waktu dan harga tertentu. Karena pembelian – pembelian
pada suatu jangka waktu berubah menurut harga, maka sesungguhnya kita tidak mendapatkan
suatu jumlah, tetapi suatu urutan jumlah – jumlah tertentu sehubungan dengan perbedaan harga
yang mungkin terjadi. Urutan dari jumlah – jumlah ini menyusun atau membentuk suatu skedul
permintaan (demand Schedule), yang melukiskan hubungan antara berbagai harga dengan
berbagai jumlah sesuatu barang yang akan dibeli pada suatu tempat atau pasar
tertentu dalam jangka waktu tertentu (misalnya satu bulan), yang dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Permintaan Beras (hipotesis)
Kategori Harga (Rp/kg) Jumlah yang dibeli (ton/bln)
A 500 300
B 450 400
29
C 400 500
D 350 600
E 300 700
F 250 800
G 200 900
30
3. Bagian dari pendapatan konsumen yang dikeluarkan untuk bahan makanan berkurang akibat
bertambahnya pendapatan.
4. Tidak semua kelompok bahan makanan dikonsumsi dalam jumlah sama banyak, tetapi kita
mengkonsumsi lebih banyak dari beberapa kelompok bahan makanan saja.
5. Bahan makanan tertentu yang relatif penting dalam susunan makanan kita sehari – hari
konsumsinya akan berubah sepanjang tahun.
Pendapatan konsumen mempunyai beberapa ciri khas dalam hubungannya dengan
konsumsi bahan makanan, yaitu :
1. Bagian dari pendapatan dikurangi pajak yang dibelanjakan untuk bahan makanan relatif
sama besarnya sepanjang tahun, apabila pendapatannya tidak berubah.
2. Dalam jangka waktu pendek, karena suatu perubahan pendapatan dari rendah ke tinggi,
jumlah uang yang dibelanjakan untuk semua bahan makanan bertambah, tetapi tidak secepat
seperti perubahan dalam pendapatan. Konsumen dengan pendapatan lebih tinggi akan lebih
banyak membelanjakan uangnya untuk bahan makanan dibandingkan dengan konsumen
berpendapatan lebih rendah. Hal ini berhubungan dengan alasan :
a. Mereka membeli lebih banyak bahan makanan,
b. Mereka mengkonsumsi lebih banyak bahan makanan yang harganya lebih mahal,
c. Mereka mengkonsumsi banyak jenis bahan makanan,
d. Mereka membeli produk dalam berbagai bentuk,
e. Mereka membayar untuk lebih banyak layanan.
3. Dalam satu tahun, persentase uang yang dibelanjakan untuk bermacam – macam bahan
makanan bervariasi secara meluas di antara keluarga – keluarga.
4. Perubahan dalam pendapatan dapat berpengaruh pada konsumsi dengan cepat, biasanya
suatu perubahan atau pengurangan dalam jumlah bahan makanan yang tadinya adalah
bagian dari pembelian keluarga.
31
(bertambah atau berkurang) pada permintaan suatu produk pada harga tertentu. Faktor – faktor
penentu permintaan tersebut meliputi :
1. Jumlah konsumen potensial atau penduduk di pasar.
Populasi mempunyai pengaruh tidak hanya pada permintaan total, tetapi juga pada
permintaan per kapita karena adanya perbedaan pola konsumsi di antara daerah – daerah
atau negeri yang bertalian dengan seks, kelompok umur, unit keluarga dari berbagai ukuran
(size), agama, tradisi, sosial dan sebagainya. Pertambahan penduduk di suatu daerah berarti
bertambahnya konsumen di daerah tersebut, dengan demikian kita dapat mengharapkan
meningkatnya permintaan yang berarti lebih banyak barang akan terjual pada setiap
kemungkinan harga.
2. Tingkat pendapatan konsumen
Tingkat pendapatan yang merupakan sumber dari daya atau kemampuan membeli
(purchasing power) dari konsumen adalah determinasi permintaan terpenting. Perbedaan
dalam pendapatan menunujukkan perbedaan dalam macam, jumlah dan mutu barang yang
akan dibeli oleh konsumen. Bertambahnya pendapatan konsumen akan berpengaruh
terhadap meningkatnya jumlah dan mutu barang yang akan dibeli.
3. Kebiasaan dan kesenangan atau selera dari konsumen
Tiap – tiap konsumen mempunyai preferensi yang berbeda – beda terhadap barang. Kriteria
seperti ras, agama, pendidikan akan berpengaruh terhadap preferensi atau pemilihan suatu
produk.
4. Adanya barang pengganti
D. KURVA PERMINTAAN
Pada umumnya kurva – kurva permintaan (individu dan total) menyatakan bahwa akan
semakin banyak jumlah produk yang akan dibeli pada harga – harga lebih rendah dari pada
harga – harga lebih tinggi. Kurva permintaan pada umumnya mempunyai sifat : “bergerak dari
kiri atas ke arah kanan bawah”. Berikut ini ditunjukkan bentuk – bentuk kurva permintaan
dihubungkan dengan harga barang bersangkutan, pendapatan keluarga dan harga barang –
barang lain.
1. Kurva permintaan dihubungkan dengan harga barang bersangkutan
Kurva ini menggambarkan hubungan antara jumlah suatu macam barang yang dibeli oleh
konsumen dengan harga barang bersangkutan selama jangka waktu tertentu pada pasar
tertentu, seperti terlihat pada Tabel 2.
32
Tabel 2. Harga dan jumlah barang
Harga (Rp) Jumlah yang dibeli (unit)
150 1
125 2
100 3
75 4
70 5
50 6
30 7
Jika hubungan – hubungan antara harga dan jumlah barang yang dibeli digambarkan dalam
bentuk grafis, maka didapatkan bentuk kurva permintaan seperti berikut.
P D
0 Q
Bentuk kurva permintaan ini menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu macam barang
maka semakin besar jumlah barang itu diminta (dalam keadaan ceteris paribus). Sebaliknya
semakin tinggi harga suatu macam barang semakin kecil jumlah barang itu dibeli oleh
konsumen. Bagi kebanyakan orang, apabila harga suatu barang tinggi dan tidak terjangkau
oleh daya belinya, maka mereka akan berusaha membeli barang pengganti (substitusi) yang
lebih rendah harganya.
2. Kurva permintaan dihubungkan dengan tingkat pendapatan keluarga (Engle curve)
Kurva ini menggambarkan hubungan antara macam – macam jumlah suatu barang yang
akan dibeli oleh konsumen dengan berbagai tingkat pendapatan dalam jangka waktu tertentu
(ceteris paribus). Hubungan antara jumlah suatu macam barang yang diminta dengan
pendapatan, tergantung pada apakah barang tersebut merupakan barang normal (normal
goods) atau barang tuna nilai (inferior goods).
a. Normal goods adalah barang-barang yang permintaannya naik ketika pendapatan
meningkat. Contoh : beras. Apabila pendapatan naik maka jumlah barang yang diminta
bertambah dan bila pendapatan turun maka jumlah barang yang diminta berkurang.
33
P D
0 Q
b. Inferior goods / giffen goods adalah barang – barang yang permintaannya justru
berkurang ketika penghasilan meningkat. Contoh : ikan asin. Apabila pendapatan naik
maka jumlah barang yang turun dan apabila pendapatan turun maka jumlah barang yang
diminta naik.
Kurva : P D
0 Q
3. Kurva permintaan dihubungkan dengan harga barang lain
Kurva permintaan ini menggambarkan hubungan antara macam – macam barang yang akan
dibeli oleh konsumen dengan harga barang – barang lain. Antara barang – barang tersebut
terdapat hubungan yang bersifat saling menggantikan (competitive goods) dan saling
melengkapi (complementary goods).
a. Competitive goods / barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling
menggantikan dalam kedudukan dan fungsinya. Misalnya barang X dan Y adalah
substitusi maka apabila harga barang X turun, maka jumlah barang Y yang dibeli naik
dan sebaliknya. Contoh : minyak tanah dengan elpiji, beras dengan ketela dalam fungsi
makanan pokok.
Kurva : Px D
0 Qy
34
Kurva : Px D
0 Qy
E. ELASTISITAS PERMINTAAN
Kurva permintaan menyatakan bahwa biasanya jumlah barang yang diminta oleh konsumen
mempunyai hubungan dalam arah yang berlawanan terhadap perubahan harga. Bila harga naik
maka jumlah barang yang diminta berkurang dan bila harga turun maka jumlah barang yang
diminta bertambah. Bagi beberapa produk, perubahan kecil dalam harga mengakibatkan
perubahan besar dalam jumlah barang yang diminta, sedangkan beberapa produk lainnya hanya
mengalami perubahan kecil, bahkan tidak mengalami perubahan dalam jumlah yang diminta.
Artinya permintaan akan berbagai barang bervariasi dari tidak berubah sama sekali hingga
berubah sempurna akibat perubahan dalam harganya.
Besarnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen akibat perubahan harganya dapat
diukur dengan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan adalah rasio (hasil bagi) dari
perubahan relatif dalam jumlah barang yang dibeli konsumen dan perubahan relatif dalam harga
barang tersebut. Definisi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q Q
ЄD =
35
Elastisitas ini menyatakan bagaimana pengaruh perubahan harga terhadap jumlah suatu
barang yang akan dibeli. Lereng (slope) suatu kurva permintaan atas suatu barang
memberikan gambaran tentang sifat barang tersebut.
Suatu barang dikatakan inelastis jika kurva permintaannya memiliki lereng yang curam
menunjukkan bahwa jumlah barang yang dibeli tidak mudah berkurang atau bertambah
meskipun harga barangnya naik turun, seperti terlihat pada kurva berikut ini.
P D
0 Q
Sedangkan suatu barang dikatakan elastis jika kurva permintaannya memiliki lereng yang
landai menunjukkan perubahan jumlah barang yang mudah bertambah atau berkurang
meskipun perubahan harganya sedikit sekali, seperti terlihat pada kurva berikut ini.
P D
0 Q
Permintaan inelastis sempurna berarti bahwa tidak ada perubahan dalam jumlah yang dibeli
akibat perubahan harga; kurvanya berbentuk garis lurus tegak sumbu horizontal.
P D
0 Q
36
Permintaan elastis sempurna berarti bahwa pembelian (jumlah barang yang dibeli) tidak
terbatas pada harga yang sama; kurvanya berbentuk garis lurus yang sejajar dengan sumbu
horizontal.
P
0 Q
Permintaan yang unitary elasticity berarti bahwa apabila perubahan harga satu persen akan
diikuti oleh perubahan jumlah barang yang dibeli sebesar satu persen pula. Kurva
permintaannya memotong sumbu horizontal dan sumbu vertikal dengan sudut 450.
P D
0 Q
Konsep elastisitas permintaan sangat penting bagi pengusaha (produsen dan pedagang)
karena konsep ini menunjukkan bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap perubahan
kondisi harga. Jika harga suatu macam produk berubah maka jumlah barang yang akan
dibeli konsumen berubah dan jumlah uang yang dibelanjakan konsumen berubah pula,
tergantung pada elastisitas permintaan dari barang tersebut.
Suatu penurunan harga barang akan menyebabkan konsumen untuk :
Membelanjakan uang lebih banyak untuk barang – barang yang permintaannya elastis
(ED > 1).
Membelanjakan uang dalam jumlah yang sama (tidak berubah) untuk barang – barang
yang permintaannya unitary elasticity (ED = 1).
Membelanjakan lebih sedikit uang untuk barang – barang yang permintaannya inelastis
(ED < 1).
Atau suatu kenaikan harga barang akan menyebabkan konsumen :
Membelanjakan uang lebih sedikit daripada sebelumnya untuk barang yang
permintaannya elastis.
37
Membelanjakan uang dalam jumlah yang sama untuk barang yang permintaannya
unitary elasticity.
Membelanjakan uang lebih banyak daripada sebelumnya untuk barang yang
permintaannya inelastis.
Dengan pengertian, bahwa pendapatan adalah satu – satunya faktor pengubah dan ceteris
paribus. Perubahan pendapatan mengakibatkan perubahan dalam jumlah barang yang
diminta. Dalam keadaan ini, barang – barang konsumsi dapat digolongkan ke dalam :
a. Barang – barang normal, yaitu golongan barang dengan elastisitas pendapatan bertanda
positif, artinya kenaikan pendapatan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan.
b. Barang – barang inferior, yaitu golongan barang dengan elastisitas pendapatan bertanda
negatif, artinya kenaikan pendapatan mengakibatkan penurunan jumlah permintaan.
Apabila kedua macam barang A dan B adalah substitusi satu sama lain, maka elastisitas
silang dari permintaan mempunyai tanda positif. Perubahan harga B dan perubahan jumlah
barang A yang dibeli mempunyai arah yang sama. Artinya naiknya harga barang B
menambahkan permintaan akan barang A dan turunnya harga barang B akan mengurangi
permintaan akan barang A.
Apabila barang A dan B adalah saling melengkapi satu sama lain, maka elastisitas silang
dari permintaan mempunyai tanda negatif. Perubahan harga B dibarengi oleh perubahan
permintaan barang A dalam arah yang berlawanan. Artinya naiknya harga barang B
mengurangi permintaan akan barang A dan turunnya harga barang B akan menambah
permintaan akan barang A.
38
Semakin besar angka elastisitas silang dari permintaan maka makin dekat hubungan antara
kedua barang bersangkutan. Jika angka elastisitas ini besarnya sama dengan nol, maka
kedua barang bersangkutan disebut independent goods.
F. PENGERTIAN PENAWARAN
Penawaran (supply) adalah jumlah barang yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat
harga pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu.
G. KURVA PENAWARAN
Kurva penawaran individu dari suatu macam barang tertentu menunjukkan hubungan berapa
jumlah barang tersebut ditawarkan oleh seorang konsumen pada beberapa harga yang berbeda.
Kurva penawaran agregat untuk barang tertentu menunjukkan hubungan antara harga – harga
penawaran dengan jumlah – jumlah yang ditawarkan oleh semua konsumen (industri) barang
tersebut dalam masyarakat pada umumnya.
Kurva penawaran pada umumnya berjalan dari kiri bawah ke kanan atas, hal ini disebabkan oleh
prinsip ekonomi yaitu dalam keadaan ceteris paribus, semakin tinggi harga barang bersangkutan
maka semakin besar pula jumlah barang yang ditawarkan.
Dalam persaingan sempurna, kurva penawaran individu (suatu perusahaan tertentu) dalam
jangka pendek dapat diturunkan dari kurva biaya marginalnya (marginal cost). Sedangkan kurva
penawaran industri ditentukan oleh semua perusahaan yang menawarkan, yang dihasilkan pada
kurva biaya marginal sesuai dengan harga – harga yang berlaku.
Gambar 1 Gambar 2
39
P MC P S
P3
P2
P1 S
O Q1 Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q3 Q
Keterangan : MC = kurva biaya marginal
S = kurva penawaran
40
Gambar 1 menunjukkan kurva ongkos (biaya) marginal dari suatu perusahaan produksi (firma)
jangka pendek dalam persaingan sempurna untuk tingkat output lebih besar daripada output
yang berhubungan dengan biaya variabel rata – rata minimum. Pada tingkat harga pasar OP 1,
output keseimbangan (equilibrium output) adalah OQ1; pada tingkat harga pasar OP2, output
keseimbangan adalah OQ2; pada tingkat harga pasar OP3, output keseimbangan adalah OQ3, dan
seterusnya. Apabila hubungan – hubungan antara OP 1 dan OQ1, OP2 dan OQ2, OP3 dan OQ3 dan
seterusnya dihubungkan, maka terdapat kurva penawaran jangka pendek dari suatu firma dalam
persaingan sempurna (gambar 2).
Kurva penawaran bersudut positif, artinya perubahan harga searah dengan perubahan jumlah
output yang ditawarkan; semakin tinggi harga semakin besar jumlah yang ditawarkan dan
semakin rendah harga semakin kecil jumlah yang ditawarkan.
H. ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas penawaran adalah perubahan dalam jumlah barang yang akan dijual akibat perubahan
harga, dirumuskan sebagai berikut :
Q Q
Єs =
Єs = 0
0 Q
Elastisitas penawaran lebih kecil dari satu apabila kurva penawaran curam, yang berarti
perubahan harga satu persen akan diikuti oleh perubahan jumlah yang ditawarkan kurang dari
satu persen.
Kurva : P S
Єs < 1
41
0 Q
Elastisitas penawaran lebih besar dari satu apabila kurva penawarannya lebih landai, yang
berarti perubahan harga satu persen akan diikuti oleh perubahan jumlah barang yang ditawarkan
lebih besar dari satu persen.
Kurva : P S
Єs > 1
0 Q
Elastisitas penawaran adalah tidak terhingga apabila kurva penawarannya berbentuk garis yang
sejajar dengan sumbu horizontal, yang berarti bahwa jumlah barang yang ditawarkan tidak
bergantung pada harga tertentu.
Kurva : P
S Єs =
0 Q
PERTANYAAN :
1. Jelaskan pengertian permintaan dan penawaran !
2. Jelaskan mengenai kurva permintaan dan kurva penawaran ! Gambarkan kurvanya !
3. Sebutkan dan jelaskan faktor – faktor penentu dalam permintaan !
4. Jelaskan mengenai elastisitas penawaran dan kriteria elastisitas penawaran nol dan elastisitas
penawaran lebih kecil dari satu !
42
BAB V
BIAYA DAN MARJIN TATANIAGA
A. BIAYA TATANIAGA
Biaya tataniaga adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pergerakan barang dari
tangan produsen sampai ke konsumen akhir. Pembiayaan tataniaga adalah penyediaan dan
investasi modal terhadap barang dan fasilitas yang diperlukan dalam proses tataniaga.Besar
kecilnya biaya tataniaga produk pertanian tergantung dari besar kecilnya kegiatan lembaga
tataniaga dan jumlah fasiliatas yang diperlukan dalam pergerakan barang. Contohnya, biaya
tataniaga padi lebih besar dari biaya tataniaga sayur kangkung pada satuan volume yang sama,
karena padi harus dikumpul, disimpan di gudang, diolah jadi beras, diangkut, dipacking,
sedangkan sayur setelah dipetik dapat langsung diecerkan di pasar atau dijual.
Pada tataniaga padi, bekerja banyak tipe perantara : pengumpul, pedagang penerima, penyebar,
pengecer, yang kesemuanya menarik keuntungan, hal ini merupakan beban konsmen.
Meningkatnya biaya tataniaga belum tentu menandakan bahwa tataniaga tersebut tidak efisien.
Jika meningkatnya biaya diikuti dengan meningkatnya kepuasan konsumen (kualitas barang
meningkat) maka tataniaga tersebut tetap efisien, dan sebaliknya jika biaya meningkat tapi tidak
diikuti dengann peningkatan kepuasan konsumen, tataniaga tersebut tidak efisien.
Biaya tataniaga antara lain : pengangkutan, penyimpanan, buruh, resiko, bunga kredit, gradasi,
pengepakan, pengolahan, informasi, pajak.
Berdasarkan proses tataniaga, maka biaya tataniaga dapat dibagi menjadi : Biaya pengumpulan
(assembly cost), biaya pemindahan dari titik produksi ke titik konsumsi (transfer cost), biaya
43
penyebaran ke daerah konsumen (distribution cost). Biaya-biaya tersebut mempengaruhi
besarnya perbedaan (selisih harga) yang diterima produsen dengan harga yang dibayarkan
konsumen
B. MARJIN TATANIAGA
Marjin tataniaga adalah selisih antara harga yang diterima produsen dengan yang dibayarkan
konsumen. Jika harga beras/kg yang diterima petani Rp. Rp. 300,-, dan harga yang dibayar
konsumen Rp. 500, maka marjin tataniaga : Rp. 200,-. Jika penyaluran beras melalui banyak
lembaga, maka marjin tataniaga merupakan jumlah marjin-marjin diantara lembaga-lembaga
yang bersangkutan. Jadi marjin tataniaga adalah marjin total dari tingkatan lembaga tataniaga
yang ada dalam saluran tataniaga yang sama.
Di daerah produksi terdapat perbedaan harga yang diterima petani produsen dengan harga yang
diterima pengumpul, karena pedagang pengumpul mnegeluarkan biaya dan menarik profit
dalam proses pengumpulan barang sampai dapat dijual ke pedagang lain. Keadaan ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
H H Dq Sq
Dp Sp Hq -------------
Hp ----------------------------------------------------Hp
O p Dj O q Dj
Harga padi petani Harga padi pedagang pengumpul
Hq – Hp = assembly cost
Gambar 1. Perbedaan harga (marjin) antara petani dengan pedagang pengumpul (hipotesis)
Antara daerah produksi dengan daerah konsumsi terdapat perbedan harga yang sebagian besar
disebabkan oleh biaya transport. Keadaan ini dapat dilihat dari grafik sebagai berikut :
H H Dw Sw
Dq Sq Hw -------------
Hq ----------------------------------------------------Hq
O q Dj O q Dj
44
Harga di pedagang pengumpul Harga di pedagang penerima
Di daerah produksi Di daerah konsumsi
Hw – Hq = transfer cost
Gambar 2.Perbedaan harga (marjin) antara pedagang pengumpul dengan pedagang penerima
(wholesaler)
Di daerah konsumsi tdp perbedaan antara pedagang penerima dengan pengecer, dijelaskan
dengan gambar berikut :
H H Dr Sr
Dw Sw Hr -------------
Hw ---------------------------------------------------Hw
O q Dj O p Dj
Harga di pedangan penerima Harga di pedagang pengecer
Hr – Hw = distribution cost
Gambar 3. Perbedaan harga antara pedagang perantara (wholesaler) dengan pedagang pengecer
H ----------------------------------------------------------------------------
Distribution cost
----------- -------------------
Transfer cost
------------- -----------------------
Assembly cost
----------- ------
45
(retailer) (wholesale) (assembly) (local)
Gambar 4. Perbedaan harga akibat adanya biaya pada proses pemindahan barang dari daerah
produksi kedaerah konsumsi
M = HE – HP
M : Marjin tataniaga
HE : Harga pada petani produsen per satuan barang
HP : Harga eceran per satuan barang
Karena dalam proses pengaliran barang sampai di konsumen, lembaga tataniaga menarik
keuntungan sebagai balas jasa maka :
M=B+
Dari rumus tersebut, ditentukan besarnya bagian yang diterima petani (%) dari harga eceran
yaitu :
LP = HP
-----
HE
atau
LP = HE – M = 1 = M
HE HE
Hubungan antara harga yang diterima petani dengan harga eceran, biaya, keuntungan lembaga
Tataniaga :
HP = HE – M
46
HP = HE – B-
Dari rumus ini dapat dianalisa, jika diinginkan harga yang diterima petani menjadi lebih besar
maka ditempuh berbagai cara :
a. menaikkan HE dengan syarat B dan harus tetap
b. menurunkan B dan dengan syarat HE tetap
c. HE dan B tetap, diturunkan
d. HE dan tetap, B diturunkan
Menaikkan harga eceran dapat dilakukan bila dipusat konsumsi terjadi permintaan lebih besar
dari penawaran. Menurunkan biaya atau keuntungan lembaga lebih besar kemungkinannya
dibandingkan menurunkan harga eceran, misal dengan perbaikan sistem pengangkutan,
mengurangi pajak yang terlalu tinggi. Pergeseran kurva demand di pusat konsumsi dapat
diakibatkan oleh pertambahan penduduk yang besar, atau di hari tertentu (hari raya), sehingga
kebutuhan barang meningkat pada periode tertentu. Dapat pula diakibatkan perubahan selera
atau preferensi, dapat dijelaskan pada gambar berikut :
De’
H De H
He1 ------------------ He1 Dp’ Sp
He -------------- He Dp
Hp1 -----------------------
Hp ------------------
O Dj O Dj
Gambar. 5 Pengaruh perubahan demand di pusat konsumsi terhadap demand di pusat produksi
dalam jangka waktu tertentu.
Gambar 5, mula-mula harga eceran di pusat konsumsi He, harga petani di pusat produksi Hp.
Setelah kurva demand di pusat konsumsi bergeser ke kanan akibat bertambahnya permintaan
47
maka harga eceran naik jadi He1, hal ini berakibat kurva demand di pusat produksi bergeser ke
kanan, sehingga harga petani naik jadi Hp1.
Jika sistem pengangkutan berubah menjadi jelek, misal, rusak, jalan buruk, pajak menjadi
tinggi, akibatnya frekuensi angkutan berkurang sehingga supply berkurang sehingga harga
eceran di pusat konsumsi menjadi tinggi, tapi harga yang diterima petani menjadi lebih rendah.
Marjin tataniaga menjadi lebih rendah Untuk jelasnya lihat gambar 6.
H De Se’ H
He1 ----------------- Se He1 Dp Sp
He-------------- He Dp’
Hp1 -----------------------
Hp ------------------
O Dj O Dj
Gambar 6 menunjukkan akibat hubungan antara pusat produksi dan konsumsi yang terhambat,
jumlah penawaran di pusat konsumsi berkurang (kurva supply bergeser ke kiri), sehingga harga
naik menjadi He1. Sebaliknya harga hasil pertanian di pusat produksi menurun karena jumlah
permintaan berkurang (Kurva demand geser kekiri). Jadi marjin Tataniaga menjadi lebih besar
(He1-Hp1 > He-Hp).
Sebaliknya jika sistem pengangkutan lebih baik, pajak rendah, peraturan memungkinkan iklim
perdagangan berjalan lancar, maka jumlah permintaan hasil petanian di pusat produksi atau
jumlah pembelian pedagang bertambah. Akibatnya harga di pusat produksi akan naik dan di
pusat konsumsi akan turun. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
H De Se H
He ------------ Se’ He Dp’ Sp
He1 -------------- He1 Dp
Hp1 -----------------------
Hp ------------------
48
O Dj O Dj
Bila dianggap bahwa jumlah penawaran (Sp) di pusat produksi dan jumlah permintaan (De)
dipusat konsumsi adalah tetap, dengan meningkatnya jumlah permintaan dipusat produksi
berarti meningkatnya Hp menjadi Hp1. Bergesernya kurva permintaan Dp di pusat produksi ke
kanan berakibat bergesernya kurva Se ke kanan jadi Se’ di pusat konsumsi, sehingga He turun
jadi He1. Marjin tataniaga akan lebih kecil, sehingga tataniaga lebih efisien.
Untuk barang yang memerlukan periode yang lebih lama misalnya sampai berbulan-
bulan perhitungannya sama saja caranya, hanya perlu dihitung tingkat inflasi. Misalkan
pada bulan Januari di tempat petani harga kopi pipil Rp. 30 per kg. Harga kopi eceran
49
pada bulan Maret Rp. 100/kg. Jika tidak ada inflasi, marjin tataniaga yang sebenarnya
untuk 1 kg adalah :
Mt = H Et – H Pt-5 = 70 (HE t – HEt-3) = 100 – 30
Dimana HE t : harga yang sebenarnya pada bulan Maret
HEt-3 : Harga yang dihitung atau yang diperkirakan pada bulan Januari
Jika antara Januari dan Maret terjadi inflasi 30% maka nilai marjin yang sebenarnya :
Mt’ = (130-30) = 100
Jadi Mt < Mt’ jika Mt’ = marjin pada waktu t dan disertai inflasi
b. Faktor kerusakan, kehilangan, penyusutan barang.
Komoditi pertanian diketahui mudah rusak. Kerusakan terjadi di proses pengumpulan,
pengangkutan, proses pengeceran di pasar karena pengaruh air, panas, dan sebagainya.
Terjadinya kerusakan akan menurunkan kualitas barang sehingga harga akan turun.
Misalnya di desa X seorang pedagang membeli mangga golek dengan kualitas baik yaitu
grade A. Mangga akan dijual di kota Y. Dalam proses pemuatan, perjalanan, pembongkaran,
pengecerannya pasti ada diantara mangga itu yang rusak sehingga tidak dapat dijual di pasar
eceran sebagai grade A, mungkin akan jadi grade B atau C, tergantung dari tingkat
kerusakannya. Perubahan kualitas grade A di desa X menjadi kualitas grade B/C di kota Y
merupakan marjin kualitas. Apa akibatnya dalam perhitungan marjin tataniaga ? M < HE - HP
Hal yang sama akan terjadi pada barang-barang yang mudah susut atau hilang dalam proses
pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan. Akibatnya marjin tataniaga yang sebenarnya
lebih kecil dibanding marjin tataniaga yang dihitung
50
selisih nilai pertambahan hasil dengan nilai input di tempat dekat lebih besar dibanding di
tempat yang jauh. Untuk jelasnya secara hipotetis sebagai berikut :
Untuk petani di desa C yang terpencil
Nilai ∆ hasil beras 50 kg 2 Rp 10,- ................... Rp. 500,-
Nilai pupuk urea 10 kg 2 Rp. 55,- ……………. Rp. 550,-
______________________________________________ -
Kerugian petani Rp. 50,-
Bagaimana caranya agar petani desa C dapat menerima harga beras tinggi dan membayar
pupuk urea lebih rendah ?
- Perbaikan sistem angkutan, menambah kuantitas dan kualitas alat angkut, megurangi pajak
angkutan yang tinggi
- Menambah jumlah pembelian beras yang disubsidi pemerintah.
- Jika bentuk pasar pupuk didaerah yang bersangkutan adalah monopoli, dan pasar pupuk di C
benar-benar terpisah dengan pasar B dan A, serta elastisitas permintaan petani di C > di B
dan A, maka dapat dilakukan diskriminasi harga yang memungkinkan harga pupuk di C
lebih rendah, sedang di B dan A menjadi lebih tinggi.
51
c. Tingkat pengolahan barang
Hasil pertanian yang mengalami pengolahan untuk dapat dikonsumsi atau dibeli konsumen,
umumnya marjin Tataniaga > hasil barang yang tidak mengalami pengolahan. Misal marjin
Tataniaga kopi > marjin Tataniaga durian. Semakin banyak proses pengolahan yang dilalui
dari suatu barang semakin besar marjin tataniaga dari barang yang bersangkutan.
b. M = B +
M akan bertambah kecil kalau B (biaya) atau (keuntungan) berkurang.
M = HE - HP
Berkurangnya B atau menimbulkan efisiensi jika kepuasan dan kegiatan lembaga tataniaga
tidak menurun.
Sesungguhnya memperkecil marjin tataniaga dapat dilakukan dengan melihat dari satu sudut
saja misal dari sudut produsen, misal di suatu daerah, kedudukan ekonomi petani sangat lemah
sedang konsumen lebih kuat. Untuk memperkecil marjin maka HP dapat dinaikkan dan tidak
perlu harus HE diturunkan :
M = HE - HP
52
Bagaimana jika M itu jadi besar ? apakah pasti efisien ? Belum tentu. Jika ia mengakibatkan
menurunnya kepuasan konsumen,maka tidak efisien, tapi jika akibatnya menimbulkan
kepuasan konsumen dan produsen maka tatataniaga efisien. Misalnya H E naik karena
dilakukan pengepakan barang, pelayanan yang baik yang mengakibatkan B lebih tinggi,
kepuasan konsumen tetap atau meningkat
M = B + = HE - HP
Jadi memperkecil marjin tataniaga hanya bertitiktolak bagaimana cara memperkecil biaya atau
keuntungan baik secara sendiri atau bersama. Karena dianggap jika B dan turun, dipastikan
HP akan naik dan HE akan turun.
M = B + = HE - HP
Untuk menurunkan biaya dan keuntungan, beberapa yang harus dilaksanakan antara lain
- Memperbaiki pelaksanaan dari fungsi tataniaga terutama fungsi fisik dan fasilitas agar bisa
berjalan efisien dan dan efektif.
- Memperbaiki komunikasi antara pusat konsumsi dengan pusat produki dapat menekan biaya
(perbaikan jalan buruk, buka jalan desa, dll)
- Mendirikan gudang dan perbaikan cara penyimpanan
PERTANYAAN :
53
BAB VI
PASAR
A. PENGERTIAN PASAR
Pasar adalah orang – orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan
kemauan untuk membelanjakannya. Dalam permintaan pasar untuk beberapa barang atau jasa,
terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya beli
mereka dan tingkah laku dalam pembelian mereka.
54
Pasar abstrak adalah keseluruhan permintaan dan penawaran yang berhubungan satu sama
lain.
Pasar abstrak adalah seluruh daerah, di mana para pembeli dan penjual berhubungan dan di
mana terjadi pertukaran.
Pasar abstrak adalah seluruh daerah, di mana para peminta dan penawar mempunyai kontak
sehingga harga – harga benda yang sama saling mempengaruhi satu terhadap lainnya secara
kuat.
Berdasarkan luasnya, pasar abstrak dapat dibagi menjadi pasar dunia, pasar regional, dan pasar
lokal. Luas sebuah pasar di samping tergantung pada luasnya hubungan antara permintaan dan
penawaran, tergantung pula pada faktor – faktor :
Apakah barang bersangkutan dipergunakan di mana – mana;
Apakah barang tersebut dapat di simpan lama;
Biaya – biaya transport
Kemungkinan mengadakan standarisasi akan memperluas pasar, karena barang tersebut
dapat dijual berdasarkan monster.
55
Pasar oligopoli adalah bentuk pasar di mana terdapat lebih dari dua penjual (tetapi sedikit
jumlahnya) produk tertentu, dan karenanya setiap perusahaan dapat mempengaruhi
penjualan pihak saingannya dengan jumlah yang berarti.
3. Pasar Monopsoni
Pasar Monopsoni akan dijumpai apabila terdapat seseorang / sebuah badan pembeli untuk
benda tertentu, sehingga dapat mempengaruhi permintaan dan harga barang tersebut.
Bentuk pasar yang dekat keadaannya dengan monopsoni adalah pasar duopsoni dan
oligopsoni. Pasar duopsoni kebalikan dari pasar duopoli; dimana pada pasar duopsoni
hanya terdapat dua pembeli benda tertentu. Pasar oligopsoni kebalikan dari pasar oligopoli;
terdapat pihak pembeli benda tertentu dalam jumlah sedikit (tiga atau empat pembeli).
4. Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik disebut juga pasar monopoli tidak sempurna atau pasar
persaingan tidak sempurna. Pasar ini merupakan bentuk antara dari pasar persaingan murni
dan pasar monopoli murni.
Salah satu kondisi dari persaingan murni yang terdapat dalam pasar persaingan monopolistik
adalah bahwa terdapat sejumlah besar penjual barang tertentu tetapi diantaranya ada penjual
yang dapat mempengaruhi penjualan dari setiap penjual lainnya hingga timbul suatu reaksi.
Kondisi yang sesuai dengan monopoli murni adalah bahwa perusahaan / penjual
menghasilkan sesuatu barang yang cukup diferensiasi dalam pikiran para konsumen
terhadap barang – barang substitusi dekat, atau tidak ada perusahaan / produsen lain yang
menghasilkan barang serupa dengan barang yang dihasilkan perusahaan / produsen tadi.
Dengan kata lain, pada pasar persaingan monopolistik dijumpai suatu perusahaan besar atau
kombinasi dari perusahaan – perusahaan dan beberapa perusahaan kecil sebagai penjual, di
mana perusahaan besar mempunyai pengaruh lebih besar atas suplai dan harga pasar.
1. Pasar Konsumen
Pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang – barang untuk
dikonsumsikan, bukannya dijual atau diproses lebih lanjut. Termasuk dalam pasar ini adalah
pembeli – pembeli individual dan pembeli rumah tangga (non bisnis).
Apa yang dibeli ? Yang dibeli oleh pasar konsumen adalah barang dan jasa konsumsi.
56
Mengapa membeli ? Konsumen membeli produk karena ingin terpenuhi kebutuhannya
dan ingin merasakan kepuasan. Sedangkan timbulnya keinginan dan kebutuhan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : perkembangan fisik, belajar, faktor sosial,
ekonomi, dan sebagainya.
Siapa yang membeli ? Yang membeli barang konsumsi adalah orang – orang yang
termasuk dalam golongan pasar konsumen.
Bagaimana membelinya ? Pembelian bukanlah hanya satu tindakan saja, tetapi
merupakan beberapa tindakan yang meliputi keputusan tentang jenis produk, bentuknya,
mereknya, jumlahnya, penjualnya, dan waktu serta cara pembayarannya. Ini banyak
dipengaruhi oleh kebiasaan membeli dari para pembeli. Salah satu kebiasaan membeli
ini disebut impulse buying, yaitu pembelian yang dilakukan tanpa direncanakan.
Pembelian tanpa direncanakan ini dapat dibedakan ke dalam : 1) reminder buying yaitu
pembelian tanpa direncanakan yang didasarkan pada ingatan, 2) suggestion buying yaitu
pembelian tanpa direncanakan yang didasarkan pada suatu saran dari orang lain
(pramuniaga, spanduk).
2. Pasar Produsen / Pasar Industri
Pasar produsen adalah suatu pasar yang terdiri dari individu – individu dan lembaga atau
organisasi yang membeli barang – barang untuk diproses lagi sampai menjadi produk akhir
yang kemudian dijual.
Apa yang dibeli ? Yang dibeli oleh pasar produsen adalah barang dan jasa industri.
Mengapa membeli ? Pembeli industri membeli barang dan jasa untuk diproses lagi atau
untuk membantu / memperlancar usahanya dengan tujuan dapat memperoleh laba dari
penjualan hasil produksinya. Pada umumnya, permintaan barang industri bersifat
derived, artinya diturunkan oleh barang industri lain atau barang konsumsi yang
dihasilkan dari barang industri tersebut. Misalnya : permintaan produk konsumen seperti
mobil akan menciptakan permintaan untuk barang dan jasa industri seperti accu, kaca,
busi, plastik jok, mesin, ban, dan sebagainya.
Siapa yang membeli ? Yang membeli barang konsumsi adalah para pembeli dalam pasar
industri, yaitu golongan yang memainkan peranan pembelian seperti dalam pasar
konsumen.
Bagaimana membelinya ? Ada tiga macam situasi pembelian, yaitu : 1) tugas baru,
artinya pembeli baru pertama kali akan membeli, 2) pembelian ulang, artinya pembeli
sudah pernah melakukan pembelian barang yang sama, dan akan membeli lagi untuk
kedua atau ketiga kalinya, 3) pembelian terus – menerus, artinya pembeli sudah berkali –
kali melakukan pembelian barang yang sama.
57
3. Pasar Penjual / Pasar Pedagang
Pasar penjual adalah suatu pasar yang terdiri atas individu – individu dan organisasi yang
memperoleh atau membeli barang – barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan
agar mendapatkan laba.
Apa yang dibeli ? Yang dibeli oleh pasar penjual ada dua macam, yaitu 1) barang –
barang untuk dijual lagi, dan 2) barang dan jasa untuk melakukan operasinya.
Mengapa membeli ? Pembeli industri membeli barang dan jasa dengan tujuan dapat
memperoleh laba dari usahanya. Untuk itu mereka berusaha membeli barang – barang
dengan harga yang murah dan kemudian menjualnya dengan harga lebih tinggi.
Siapa yang membeli ? Pada perusahaan perdagangan yang besar, pembelian merupakan
fungsi khusus dan biasanya ditangani oleh bagian tersendiri yang disebut Bagian
Pembelian.
Bagaimana membelinya ? Dalam melakukan pembelian, pasar penjual berusaha mencari
penyedia atau produsen yang paling baik. Jadi, kegiatan pembelian mereka diutamakan
untuk memilih penyedia. Mereka juga perlu memperhatikan faktor – faktor lain seperti :
syarat pembayaran, pelayanan, dan bantuan promosional dari penyedia.
4. Pasar Pemerintah
Pasar pemerintah adalah pasar di mana terdapat lembaga – lembaga pemerintahan, seperti :
departemen – departemen, direktorat, kantor – kantor dinas, dan instansi lain.
Apa yang dibeli ? Pemerintah membeli barang dan jasa untuk keperluan – keperluan di
bidang : pertahanan, pendidikan dan kebudayaan, pekerjaan umum, kesehatan,
kesejahteraan rakyat, dan sebagainya. Dalam hal ini, pemerintah membeli segala sesuatu
untuk melaksanakan fungsi – fungsi dalam pemerintahan atau segala sesuatu yang
berkaitan dengan bidang tersebut.
Mengapa membeli ? Pemerintah membeli barang dan jasa dengan tujuan untuk
kepentingan dan kesejahteraan masyarakatnya (pegawai dan masyarakat umum). Selain
itu, pemerintah juga mengeluarkan biaya untuk keperluan bidang bisnis guna membentu,
membina, dan memajukan pengusaha.
Siapa yang membeli ? Organisasi atau lembaga pemerintahan yang melakukan
pembelian dapat dibagi ke dalam dua golongan, yaitu : 1) Pemerintah Pusat, dan 2)
Pemerintah Daerah.
Bagaimana membelinya ? Cara pembelian oleh pemerintah dapat dilakukan melalui dua
macam prosedur, yaitu : 1) penawaran secara terbuka, dimana pemerintah harus memilih
penyedia yang berkualitas baik, dan 2) kontrak perjanjian, yaitu pemerintah harus
58
melakukan kontraktor yang bersedia memberikan konsesi paling mengutungkan
sehingga menghindari pemborosan dan kerugian – kerugian yang tidak diinginkan.
5. Pasar Internasional
Pasar internasional meliputi beberapa atau semua negara di dunia.
Apa yang dibeli ? Yang dibeli oleh pasar internasional dapat berupa barang dan jasa
konsumsi maupun barang dan jasa industri.
Mengapa membeli ? Pasar internasional melakukan pembelian barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup seseorang, untuk mendapatkan laba dengan cara menjual
lagi, menyewakan, atau memproses menjadi barang lain untuk dijual.
Siapa yang membeli ? Pembelian dapat dilakukan oleh pembeli individual dan pembeli
rumah tangga, pembeli industri, lembaga – lembaga pemerintahan, dan pedagang.
Bagaimana membelinya ? Karena pihak yang menjual barang / jasa berada di negara
lain, maka pembelian yang dilakukan oleh pembeli / pasar (negara tertentu) harus
melalui prosedur perdagangan internasional yang mencakup kegiatan ekspor impor.
PERTANYAAN :
1. Jelaskan ciri – ciri pasar konkrit dan pasar abstrak !
2. Berikan perbedaan antara pasar monopoli dan pasar duopoli serta pasar monopsoni dan pasar
duopsoni !
3. Jelaskan empat macam bentuk pasar berdasarkan kriteria : 1) Apa yang dibeli, 2) Mengapa
membeli, 3) Siapa yang membeli dan 4) Bagaimana membelinya !
59
60