Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan mengenai pengertian dan ruang lingkup tataniaga.
b. Menjelaskan mengenai ciri-ciri tataniaga hasil pertanian
c. Menjelaskan mengenai pendekatan untuk mempelajari tataniaga pertanian

Uraian Pokok Bahasan :


Pokok bahasan ini menguraikan tentang pengertian dan ruang lingkup tataniaga, ciri-ciri tataniaga
hasil pertanian, dan pendekatan untuk mempelajari tataniaga

A. PENGERTIAN TATANIAGA

Perkonomian dibagi menjadi 3 ( tiga ) aspek, yaitu produksi, distribusi (marketing),


dan konsumsi. Produksi dan distribusi adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau
penambahan kegunaan daripada barang dan jasa; konsumsi adalah kegiatan yang bertalian
dengan penurunan kegunaan barang dan jasa. Produksi merupakan tindakan pembuatan barang;
sedangkan distribusi adalah pergerakan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Tataniaga adalah kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan atau penambahan
kegunaan dari barang dan jasa, maka tataniaga termasuk tindakan/usaha yang produktif.
Kegunaan yang diciptakan oleh kegunaan tataniaga adalah kegunaan tempat (ikan mas di
mempawah mempunyai kegunaan lebih besar bila dipindahkan ke Pontianak sebagai daerah
konsumen), kegunaan waktu (ikan tongkol lebih dirasa berguna pada waktu bukan musimnya
dibanding waktu musimnya), kegunaan kepemilikan.(barang mempunyai kegunaan lebih besar
karena beralihnya hak milik atas barang)
Tujuan akhir tataniaga adalah menyampaikan barang ke tangan konsumen akhir. Untuk
mencapainya dilaksanakan kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang yang
meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), pengimbangan (equalisasi) dan penyebaran
(dispersi). Proses konsentrasi merupakan tahap pertama dari pergerakan arus barang, yaitu
barang yang dhasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah besar, agar dapat
disalurkan ke pasar eceran secara efisien. Proses equalisasi yang merupakan tahap kedua adalah
tindakan penyesuaian permintaan dan penawaran berdasarkan tempat, waktu, jumlah, dan

1
kualitas. Dispersi yang merupakan tahap akhir proses tataniaga adalah barang yang terkumpul
akan disebar ke konsumen atau pihak yang menggunakannya.
Proses tataniaga mengandung segi mental dan fisik. Segi mental diartikan penjual
harus mengetahui apa yang diinginkan pembeli dan pembeli mengetahui apa yang dijual. Segi
fisik diartikan bahwa barang harus dipindahkan ke tempat dimana mereka dibutuhkan pada
waktu dan jumlah tertentu serta kualitas yang sesuai dengan permintaan.

B. CIRI TATANIAGA PERTANIAN


Beberapa ciri tataniaga pertanian adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar hasil pertanian, penawarannya tergantung kepada produksi yang dipengaruhi
iklim
2. Umumnya pedagang pengumpul memberi kredit kepada produsen sebagia ikatan/jaminan
untuk dapat memperoleh bagian terbesar dari hasil pertanian dalam waktu tertentu
3. Saluran tataniaga umumnya terdiri dari produsen, pedagang perantara sebagai pengumpul,
grosir, pedagang eceran dan konsumen
4. Pergerakan hasil pertanian dari produsen ke konsumen meliputi proses pengumpul,
pengimbangan, penyebaran.
5. Tataniaga pertanian umumnya bersifat musiman (produksi berlangsung musiman)

Ciri hasil pertanian dan implikasi dalam tataniaga


Barang hasil pertanian dapat digolongkan menjadi barang konsumsi dan bahan
mentah. Barang konsumsi adalah produk yang langsung dipergunakan oleh konsumen akhir
dalam bentuk yang sama, sedangkan bahan mentah adalah produk yang digunakan oleh pabrik
atau pengolah untuk dijadikan/menghasilkan barang baru. Produk pertanian mempunyai ciri
yang dapat mempengaruhi/menimbulkan masalah dalam tataniaganya, yaitu:

1. Produksi bersifat musiman, berlangsung dalam ukuran kecil di daerah yang


terpencar/spesialisasi. Hal ini menimbulkan beban musiman (peak load) dalam pembiayaan,
penyimpanan, pengangkutan dan penjualan. Produksi di daerah terpencil yang berjauhan
dengan pusat konsumsi/pasar, juga ditambah dengan ukuran yang kecil memerlukan
lembaga dan fasilitas tataniaga yang dapat menghimpun barang yang jumlahnya kecil dari
daerah terpencar menjadi jumlah besar untuk diangkut ke pusat konsumsi dan pengolahan

2. Bersifat perishable (mudah rusak), karena berupa organisme hidup yang mudah rusak karena
pengaruh lingkungan. Hal ini membutuhkan usaha/perawatan khusus untuk
mempertahankan mutu. Perlu penyimpanan di tempat dingin, pengangkutan dilengkapi

2
mesin pendingin, semua hal tersebut membutuhkan biaya tambahan yang akan meninggikan
biaya tataniaga

3. Jumlah dan kualitas hasil pertanian dapat berubah-ubah. Kenyataan menunjukkan ada waktu
(tahun) tertentu dengan jumlah dan kualitas baik, ada tahun dengan jumlah dan kualitas
merosot pada produksi pertanian karena sangat bergantung dengan iklim/lingkungan.
Perubahan dalam jumlah menyebabkan timbulnya fluktuasi harga yang besar sebagai akibat
dari perubahan konsisi penawaran. Variasi dalam kualitas cenderung untuk tidak
terorganisirnya pasar, menyebabkan perubahan harga, menambah ongkos dalam
penyimpanan dan sukar digrading

C. PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI TATANIAGA

1. Pendekatan serba barang


Berbagai macam barang yang dipasarkan, bagaiman dipasarkan, sumber barang, keadaan
penawaran dari barang. Pendekatan ini meliputi fakta tentang permintaan dan penawaran,
memperhitungkan ciri, sifat, dan variasi barang. Kelemahan pendekatan ini memerlukan
deskripsi barang dan kegiatan yang panjang lebar, terjadi banyak ulangan kalau kita harus
meneliti setiap bagian, sehingga memakan banyak waktu

2. Pendekatan serba lembaga


Mempelajari berbagai lembaga tataniaga yang melaksakaan tugas tataniaga, bagaimana
tugas dilaksanakan dan barang apa yang dikendalikan. Pendekatan ini memandang ekonomi
sebagai suatu organis yang terdiri dari bermacam struktur ekonomi yang terkoordinir tidak
hanya oleh harga, laba/rugi, juga manajemen yang menggunakan teknik wewenang, keadaan
sosial, peraturan.kebijakan. Kelemahannya adalah pendekatan ini dinilai terlampau
deskriptis, dan tidak analitis

3. Pendekatan serba fungsi


Mempelajari bermacam usaha yang dilakukan dalam taniaga, bagaamana melakukannya,
mengapa dilakukan dan siapa yang melakukan. Dapat mengumpulkan berbagai gejala
dalam proses tataniaga dalam beberapa aspek fungsional pokok, sehingga seluruh proses
tataniaga dapat diberi gambaran ringkas dan lengkap. Kelemahannya : tidak didapat
persesuaian paham tentang klasifikasi dari fungsi tataniaga, terlalu umum dan kabur.

3
Latihan :
1. Apa saja ciri hasil pertanian yang berimplikasi terhadap tataniaga nya?
2. Mengapa tataniaga sering juga disebut dengan kegiatan yang produktif ?

4
BAB II
FUNGSI TATANIAGA

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan mengenai pengertian fungsi pertukaran.
b. Menjelaskan mengenai pengertian fungsi pengadaan secara fisik
c. Menjelaskan mengenai pengertian fungsi pelancar

Uraian Pokok Bahasan :


Pokok bahasan ini menguraikan tentang pengertian fungsi-fungsi pertukaran, pengadaan secara fisik
dan pelancar

PENDAHULUAN
Tataniaga merupakan suatu proses dari pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan untuk
memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi. Kegiatan ini
disebut fungsi tataniaga. Aliran produk pertanian dari produsen sampai ke konsumen akhir disertai
peningkatan nilai “guna” komoditi-komoditi pertanian tersebut. Peningkatan nilai guna ini
terwujud hanya apabila terdapat lembaga-lembaga pemasaran yang melaksanakan fungsi-fungsi
pemasaran komoditi pertanian tersebut. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh lembaga
pemasaran tersebut bermacam-macam, pada prinsipnya terdapat tiga fungsi tipe fungsi pemasaran
yaitu : Fungsi pertukaran (exchange function); fungsi fisik (physical Function) dan fungsi pelancar
atau penyediaan fasilitas (facilitating function).

A. FUNGSI PERTUKARAN
Dalam pemasaran produk pertanian fungsi pertukaran meliputi kegiatan yang menyangkut
pengalihan hak pemilikan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran ini terdiri dari fungsi
penjualan dan pembelian
1. PENJUALAN
Dalam melaksanakan fungsi penjualan, produsen atau lembaga pemasaran yang berada pada
rantai pemasaran sebelumnya harus memperhatikan kualitas, kuantitas, bentuk, dan waktu,
serta harga yang diinginkan konsumen atau lembaga pemasaran yang ada pada rantai
pemasaran berikutya. Sasaran penjualan adalah mengalihkan barang ke pembeli dengan
harga memuaskan. Kegiatan penjualan dapat dilaksanakan melalui :

5
a. Penjualan melalui inspeksi (pengawasan, pemeriksaan) yaitu dengan pemberian ijin oleh
penjual kepada pembeli untuk memeriksa dan meneliti semua persediaan dari penjual
sebelum pembeli memilih apa yang akan dibelinya. Penjualan ini terjadi karena :
- tidak ada standarisasi terhadap barang;
- sifat cepat rusak yang tinggi pada barang; tingkat pembelian yang sangat cepat
sehingga lalulintas langganan dan tingkat penjualan akan terganggu;
- memamerkan barang akan mendorong sejumlah pembelian saat bersamaan;
- ada tekanan kepada tingkat pelayanan sendiri yang tinggi oleh pembeli-pembelinya.
b. Penjualan melalui sample (contoh) berdasarkan prinsip standarisasi, sehingga contoh
barang yang diperdagangkan akan merupakan wakil untuk semua unit barang yang akan
dijual
c. Penjualan dengan penggambaran (deskripsi). Terdapat anggapan bahwa barang akan bisa
digunakan sedemikian rupa dalam katalog-katalog sehingga tidak ada satu unit
barangpun perlu ada sewaktu penjualan diselesaikan. Sebagai contoh, mail order seling,
future trading. Penjualan tipe ini mungkin terjadi karena ada perkembangan standarisasi
dan perbaikan mutu dan komunikasi. Ini akan berhasil baik bila ada syarat kebebasan
dalam mengadakan kebijakan garansi terhadap barang.
d. Penjualan kombinasi yaitu tersedianya contoh yang menginformasikan semua barang
yang tersedia dan katalog dari barang. Pembeli dapat memeriksa contoh dalam
bungkusan yang tersedia.

Penjualan modern biasanya meliputi kegiatan:


a. Penelitian pasar dan perencanaan
Penelitian pasar dimaksudkan untuk menemukan produk apa ang diinginkan oleh konsumen.
Penleitian ini akan dihubungkan dengan persoalam tentang rencana produksi, antara lain
harga, dan macam barang, kualitas, kebiasaan dan motif pembelian dari konsumen
b. Memperkirakan kesanggupan penjualan
Memperhitungkan pendapatan konsumen serta cara-cara bagaimana konsumen
membelanjakan pendapatannya, bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan, pengaruh
persaingan dan penilaian terhadap akibat adanya penjualan dalam keadaan perdagangan
pada umumnya
c. Pemilihan saluran distribusi
Mencakup pengambilan keputusan dengan memperhatikan macam disribusi mana yang
paling efektif. Apakah produsen menjual barang secara langsung ke pedagang eceran, atau
melaui berbagai perantara, atau menjual ke konsumen langsung.

6
d. Penentuan syarat penjualan
Meliputi penetapan syarat dan kondisi penjualan yang mencakup
- Syarat pengiriman (waktu penyerahan dan pembayaran ongkos angkutan)
- Cara-cara pembayaran, misalnya potongan harga dan kredit
- Kualitas dan kuantitas barang yang dijual
- Hal lainnya yang ada hubungannya dengan penjualan
e. Membuat kontak dengan pembeli. Meliputi berbagai kegiatan :
- Menetapkan pasar. Apakah barang akan dijual di daerah geografis luas atau sempit
- Setelah menetapkan pasar, penjual harus mencari pembeli di pasar tersebut, dimana
keberadaan pembeli dan bagaimana kebutuhannya
- Membuat kontak dengan pembeli potensial, mengembangkan dan memelihara hubungan
f. Pemindahan hak milik atas barang
Pemindahan hak milik harus disertai dengan penerimaan barang oleh pihak pembeli sesuai
dnegan kontrak pembelian. Kegiatan penjualan sudah selesai bila pihak pembeli sudah
menerima barang dari pihak penjual dan memilikinya

2. PEMBELIAN
Fungsi pembelian diperlukan untuk memiliki komditi pertanian yang akan dikonsumsi atau
digunakan dalam proses produksi berikutataniagaya. Dalam melakukan pemindahan hak
milik ini, lembaga yang melakukan penjualan maupun pembelian tidak berhadapan
langsung. Lmebaga pemasaran yang melakukan proses penjualan biasanya melibatkan
makelar penjualan (selling broker), sedangkan lembaga pemasaran yang melakukan proses
pembelian melibatkan makelar pembelian (buying broker). Pembelian terdiri dari kegiatan:
a. Penentuan macam, jumlah, kualitas barang yang akan dibeli
b. Mencari sumber penawaran dan pengumpulan barang
c. Penentuan tempat sumber penawaran
d. Mengetahui keadaan pasar tentang persediaan barang, harga, macam barang dan barang
substitusi
e. Merundingkan syarat pembelian ; macam, jumlah, kualitas, tanggal penyerahan
f. Pemindahan hak milik

Menurut tujuannya, pembelian dapat dibedakan menjadi:


a. Pembelian untuk konsumsi
b. Pembelian untuk bahan dasar
c. Pembelian untuk dijual lagi

7
B. FUNGSI FISIK
Meliputi kegiatan yang secara langsung diperlakukan terhadap komoditi pertanian, sehingga
komoditi pertanian tersebut mengalami tambahan guna tempat dan guna waktu. Maka fungsi
fisik ini meliputi pengangkutan dan penyimpanan.
1. PENGANGKUTAN
Fungsi pengangkutan meliputi perencanaan, pemilihan dan pergerakan alat transportasi dalam
pemasaran produk-produk pertanian. Yaitu bergeraknya / pemindahan barang-barang dari
tempat produksi dan/atau tempat penjualan ke tempat dimana barang akan dipakai. Fungsi
pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Bila fungsi pengangkutan dilakukan tepat
waktunya akan menciptakan kegunaan waktu atas barang dagangan. Pengangkutan dengan
bantuan komunikasi akan memperluas daerah pasar (market area dari barang)
Aspek terpenting dari pengangkutan adalah biaya pengangkutan yang dipengaruhi oleh tarip
angkutan. Tarip angkutan tinggi akan mempersempit daerah pasar barang; usaha produksi
cenderung tidak untung bila ongkos pengangkutan ke pasar melebihi harga pasar dikurangi
biaya produksi.
Pengangkutan hasil pertanian yang sifat tataniagaya cepat dan mudah rusak memerlukan
kecepatan, perawatan, handling tambahan selama perjalanan. Bila terlambat muncul resiko
seperti turunnya harga barang di pasar yang dituju; merosotataniagaya kualitas barang.
Perkembangan teknologi pengangkutan darat, air, udara mengakibatingkatan pengangkutan
dapat terlaksana denegan cepat dan volumeume lebih besar. Sebagai contoh : refrigerated
transportation (Kereta Api, truk, kapal yang dilengkapi mesin pendingin)
Untuk meningkatkan efisiensi tarnportasi, maka harus diperhatikan aspek-aspek antara lain,
jenis alat angkut, resiko kerusakan selama pengangkutan, kapasitas muatan dan keadaan
daerah antara produsen dan konsumen. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menanggulangi masalah transportasi antara lain :
a. Menekan biaya transfer melalui perbaikan prasarana dan saran transportasi yang pada
akhirnya akan memperbesar bagian yang diterima petani (farmer’s share) serta
merangsang peningkatan produksi.
b. Waktu pengangkutan diupayakan sesingkat mungkin sehingga mengurangi resiko
kerusakan. Kerusakan sangat menurunkan harga produk pertanian
c. Terjaminnya kontinyuitas pengangkutan, terutama pengangkutataniaga pada saat musim
panen raya sehingga tidak merugikan petani.
d. Adanya usaha pencegahan dan pengurangan terhadap resiko kerusakan, misalnya dengan
memperbaiki pengepakan. Pengepakan menggunakan kayu akan berbeda bila hanya
menggunakan keranjang terbuka.

8
2. PENYIMPANAN
Penyimpanan berarti menahan barang selama jangka waktu tertentu antara dihasilkan
sampai dengan dijual. Fungsi penyimpanan diperlukan karena produksi komoditi pertanian
bersifat musiman,s edangkan pola konsumsi bersifat relatif tetap dari waktu ke waktu.
Penyimpanan menciptakan kegunaan waktu. Penyimpanan dilakukan dengan berbagai
alasan, antara lain
1. Sifat musiman produksi
2. Permintaan produk berlangsung sepanjang tahun
3. Menunggu pengangkutan, pengolahan dan selama pembelian dan penjualan
4. Untuk mendapatkan harga yang lebih baik
5. Mengurangi fluktuasi harga yang berlebihan
6. Menghindari serangan hama dan penyakit selama proses pemasaran berlangsung

Dalam menentukan berapa lama barang disimpan akan dipertimbangkan hubungan antara
ukuran produk (size), sifat produk, hubugan masa produksi. Umumnya lebih
menguntungkan menyimpan produk yang permintaannya inelastic (turun naik harga tidak
mempengaruhi konsumsi) daripada permintaan elastic ( konsumsi akan terdorong sendiri
dengan merosotataniagaya harga (waktu panen) dan akan berkurang cepat dengan naiknya
harga). Dengan demikian penyimpanan produk ini tidak akan menjamin keuntungan.
Sebaliknya produk dengan permintaan inelastic, turunnya harga di waktu panen atau
naiknya harga karena ongkos penyimpanan tidak banyak berpengaruh pada konsumsi.

Untuk produk yang cepat rusak dengan permintaan inelastic sering lebih menguntungkan
disimpan bila musim panennya singkat daripada musim panennya panjang dan hebat.
Produk dengan musim panen singkat harga musiman biasanya naik lebih besar daripada
yang musim panennya panjang da hebat, dan ini menjamin suatu laba bila disimpan. Jika
hasil panen keseluruhan besar, harga permulaan panen nampaknya rendah. Jika hasil panen
keseluruhan sedikit maka harga pada permulaan musim relatip lebih tinggi.

Ada tiga macam biaya yang dikeluarkan oleh penyimpan barang:


1. Sewa gudang meliputi biaya handling, perlengkapan ruangan dengan pengatur suhu dan,
kelembaban yang sesuai produk
2. Bunga untuk modal yang ditanam pada produk yang disimpan.
3. Ongkos-ongkos : pengeluaran untuk menutupi penurunan nilai barang dalam
penyimpanan (kekeringan, susut berat, kerusakan)

9
Usaha untuk mengurangi biaya fungsi penyimpanan dapat dilakukan dengan
1. menyediakan struktur dan konstruksi tempat penyimpanan sesuai dnegan karakteristik
haisl pertanian
2. Penggunaan bahan kimia untuk menghindari atau mengurangi serangan hama penyakit
selama penyimpanan
3. Perlu dilakukannya pengendalian hasil sebelum dilakukan penyimpanan
4. Penetapan waktu panen yang sesuai
5. Menekan ongkos fasilitas fisik yang kurang penting

Penyimpanan mempunyai resiko:


1. Perubahan harga
Kenaikan harga yang terjadi selama penyimpanan tidak selalu cukup untuk menutupi
ongkos penyimpanan, bahkan terkadang harga bisa turun
2. Merosotnya kualitas
Perubahan kualitas pada produk hasil pertanian terutama disebabkan oleh proses
pembusukan karena proses autolysis, kimiawi, dan perombakan protein oleh bakteri dan
penjamuran.
3. Berkurangnya jumlah barang
Kekeringan (dehydration) merupakan berkurangnya berat barang merupakan resiko
penyimpanan, juga hilang, kecurian atau proses pembusukan lebih lanjut selama proses
penyimpanan.

Cara menghindari resiko :


1. Asuransi, berguna biasanya untuk resiko kebakaran gudang
2. Peraturan dan undang-undang : perlindungan terhadap para penyimpan terhadap
merosonya kualitas atau kehilangan barang
3. Kontrak (langsung dengan pembeli akan membantu menghindari perubahan harga)
4. Hedging yaitu teknik berdagang dengan resiko perubahan harga yang dapat
dibebankan kepada badan niaga lainnya.

C. FUNGSI PELANCAR / PENYEDIAAN FASILITAS


Fungsi ini pada hakekatnya untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi ini
merupakan usaha perbaikan sestem pemasaran untuk meningkatkan efisiensi operasional dan
efisiensi penetapan harga. Fungsi ini meliputi pembiayaan/permodalan, penanggungan resiko,
standarisasi dan grading, serta informasi pasar.

10
1. PEMBIAYAAN
Pembiayaan berarti mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan transaksi
dalam arus barang dari sektor produksi sampai konsumsi. Petani butuh capital/kredit pada fase
selama memiliki barang dan menunggu penjualan atau pembayaran. Pedagang besar
membiayai stok dan fasilitas lainnya (processing, storage, alat pengangkutan, dll). Pedagang
eceran mengeluarkan biaya untuk alasan penjualan.
Pembiayaan erat dengan kredit yang berarti menggunakan modal uang orang lain yang harus
dibayar kembali berikut bunga. Kredit bisa diperoleh dari swasta (perorangan), bank
pemerintah, bank komersil, organisasi social, bank desa, koperasi.
Kredit dari swasta (pedagang pengumpul, tengkulak) menyebabkan timbulnya masalah kredit
dalam tataniaga pertanian secara umum:
a.Tingkat bunga sangat tinggi
b. Petani wajib menjual hasil produksinya kepada pemberi kredit dengan harga ditentukan
pemberi kredit
c. Hasil produksi harus segera dijual kepada pemberi kredit tanpa dapat ditahan sementara
waktu menunggu harga lebih baik

Penggunaan kredit penting bagi petani dengan adanya kebutuhan untuk memproduksikan
lebih dulu terhadap permintaan konsumen. Sebaiknya jumlah kredit yang diperlukan harus
dihubungkan dengan jangka waktu proses produksi dan proses penyaluran dalam hal
penyesuaian produk terhadap permintaan pasar atau konsumen untuk masa mendatang. Tetapi
pada umumnya, penyesuaian produksi pertanian terhadap permintaan pasar di masa datang
menemui kesulitan yang disebabkan oleh sifat produksinya yag musiman dan sangat
tergantung pada keadaan iklim sehingga sulit untuk diramalkan, diamping ketidakpastian
harga. Sehingga para petani dalam menggunakan kredit harus mengetahui berapa besar modal
yang diperlukan melalui perencanaan produksi dengan matang.

2. PENANGGULANGAN RESIKO

Diartikan sebagai ketidakpastian dalam hubungannya dengan ongkos, kerugian, kerusakan.


Dalam Tataniaga pertanian dijumpai resiko berdasarkan penyebabnya :

a. Resiko timbul karena sifat produk (organisme hidup yang rentan perubahan lingkungan).
Hasil produksi pertanian merupakan organisme hidup yang akan mengalami proses
enzymatis dan perombakan protein oleh bakteri, sehingga mudah menjadi busuk.
Disamping itu umumnya sebagian besar terdiri memiliki kandungan air yang tinggi dan

11
akan mengalami penguapan yang akan mengakibatkan terjadinya pengurangan berat
yang akan terjadi selama proses tataniaga.

b. Perubahan kondisi pasar (fluktuasi harga; tempat; waktu; persaingan; barang substitusi)
- Resiko karena fluktuasi harga. Perubahan harga menyebabkan timbulnya kerugian
aktual atau kehilangan laba potensial bagi pihak penjual dan pembeli. Perubahan harga
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam permintaan dan penawaran.
- Resiko karena tempat. Kenyataannya barang yang sama harganya tidak selalu sama
pada pasar (tempat) yang berbeda.
- Resiko karena unsur waktu. Risko ini ditanggung oleh produsen, grosir, dan pedagang
eceran. Petani menggunkan modal, tenaga kerja untuk berproduksi, tetapi pada saat
panen, permintaa dan harga hasil produksi menurun. Pedagang grosir/eceran membeli
barang untuk dijual kembali, dimana pada saat harga yang tidak memberi keuntungan
- Resiko persaingan. Risiko ini bisa timbul karena tinddakan pesaing dalam usahanya
untuk memperoleh laba. Hal yang perlu dilaukan natara lain, perbaiakn kualitas,
penurunan biaya produksi sehingga produsen dapat menurunkan harga produknya di
pasaran, perbaikan metode penjualan.
- Resiko harga barang substitusi. Penurunan harag barang substitusi akan mengalihakn
perhatian konsumen untuk membeli barang substitusi tersebut.

c. Penyebab alamiah.
Mencakup kemungkinan timbulnya kerugian karena penyebab yang diluar kekuasaan
manusia, misalnya angin topan, banjir, kebakaran.

d. Unsur manusia dan pemerintah. Meliputi kecurangan pegawai, debitur tidak membayar
kredit, pekerjaan yang emnimbulkan pemborosan, kecerobohan pegawai, pemogokan,
kecelakaan pegawai, dll. Jenis resiko yang semakin penting adalah tindakan pemerintah
misalnya penarikan pajak, penetapan harga maksimum dan minimum dari barang.

Untuk menghindari atau memperkecil resiko yang ditanggung pedagang, dapat dilakukan
antara lain :
1. Usaha pencegahan timbulnya resiko
Usaha manajemen individual. Misalnya dengan tindakan pencegahan kebakaran tempat
usaha dnegan konstruksi bangunan tahan api ; Pemberian kredit secara htai-hati dan
perbaikan metode penagihan sehingga menghindari kerugian karena hutang tidak terbayar
oleh debitur.

12
Usaha penjualan efektif. Barang-barang dapat dipromosikan untuk memperbesar atau
mempertahankan permintaan ; Reputasi penjual bahwa ia menjual barang berkualitas baik
dengan harga yang wajar sehingga mnegurangi resiko kehilangan sebagain langganannya.
Pengetahuan tentang pasar. Informasi pasar yang tepat dapat mengurangi resiko yang
timbul karena perubahan dalam kondisi permintaan dan penawaran barang. Ramalan yang
tepat/ mendekati tepat mengenai penawaran dan permintaan untuk waktu akan datang sangat
diperlukan, tetapi sukar untuk dapat meramalkan faktor yang mempengaruhi atau yang ada
hubungannya dengan permintaan di masa datang.
Tindakan bersama. Suatu persetujuan antara penjual yang bersaing misalnya tentang cara
pemberian kredit, penjualan pada harga yang ditetapkan bersama, pebatasan produksi hingga
maksimum tertentu akan mengurangi resiko persaingan.
Pengaturan dan bantuan dari pemerintah. Tindakan pemerintah misalnya penetapan bea
impor atas produksi barang luar negeri, jaminan harga minimum di tingkat produsen akan
mengurangi resiko produsen

2. Mengalihkan atau membagi resiko kepada pihak lain


Asuransi. Resiko karena unsur alamiah atau manusia dapat diperkecil dengan asuransi.
kontrak pembelian dan penjualan. Resiko perubahan harga dapat dialihkan ke pihak lain
misalnya petani menjual hasil produksi yang belum dipanen kepada pedagnag pengumpul,
sebaliknya pedagang dapat menggeserkan resiko ke petani dengan pemberian kredit uang /
barang.
Hedging pada perdagangan berjangka. Hedging diartikan pelaksanaan dua macam
transaksi (pembelian dan penjualan) secara simultasn tetapi saling mengkompensasi satu
sama lain pada dua pasar berbeda, yaitu pasar tunai (cash market, spot market) dan pasar
berjangka (future market). Pasar tunai adalah pasar dimana transaksi (pembelian, penjualan
atau kontrak pembelian-penjualan) dilakukan dimana penyerahan dan transfer hak milik
segera disusul atau pada tanggal tertentu pada masa akan datang. Pasar berjangka adalah
pasar dimana transaksi sejumlah barang dilakukan dengan penyerahan hak milik dari barang
(jumlah, jenis, kualitas) terjadi di masa datang yang kadang tidak terjadi seperti seharusnya.
Hedging dilakukan untuk menjamin laba pada tingkat tertentu yang normal dicapai oleh
pedagang barang atau pihak pengolah. Peranan spekulator sangat penting pada pasar
berjangka. Kegitaan ini merupakan sebuah metode untuk mencapai harga dan untuk
mendistribusi resiko.

13
C. INFORMASI PASAR
Informasi pasar yang tepat mengurangi resiko usaha sehingga memungkinan pedagang
beroperasi pada keadaan margin pemasaran rendah dengan memberi keuntungan baginya juga
keuntungan ke produsen dan konsumen. Tafsiran informasi pasar yang tepat dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan tepat.
Fungsi informasi pasar meliputi :
1. Pengumpulan informasi (fakta, gejala yang timbul sekitar arus barang di masyarakat)
2. Komunikasi ( penyampaian dan penyebaran) infrmasi kpd pihak yang membutuhkan
3. Penafsiran (interprets) secara hati2 atas informasi
4. Pengambilan keputusan sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan perusahaan, badan,
orang bersangkutan
Pengumpulan informasi pasar berasal dari berbagai sumber antara lain:
1. Analisa catatan intern perusahaan
2. Publikasi pemerintah, trade association, dan sebagainya
3. Penelitian pasar spesifik
Penyampaian informasi pasar oleh suatu perusahaan dapat merupakan suatu masalah, karena
fakta internal perusahaan biasanya akan dirahasiakan untuk mencegah pihak saingan
memperoleh informasi. Sehingga penyampaian informasi pasar terutama dilakukan oleh badan
pemerintah dalam bentuk publikasi laporan pemerintah, jurnal perdagangan, atau media
komunikasi lain.

D. STANDARISASI DAN GRADING


Standarisasi berarti penentuan atau penetapan standard golongan untuk barang-barang. Standard
adalah suatu ukuran atau ketentuan mutu yang diterima oleh umum sebagai suatu yang
mempunyai nilai tetap. Suatu standar ditentukan atas ciri produk yang dapat berpengaruh pada
nilai komersil barang (ukuran, bentuk, warna, rasa, kandungan air, ciri lainnya). Standar harus
dinyatakan secara obyektif dalam bentuk skala ukuran, sehingga harus ditentukan dari hasil
penelitian ilmiah yang ditetapkan oleh persekutuan dagang, pemerintah, badan khusus yang
legal.
Grading adalah memilih barang untuk dimasukkan ke dalam kas yang ditetapkan dengan
standarisasi. Produk yang dipilih punya mutu dan ciri yang hampir sama misal dalam bentuk
dan ukuran. Grading dapat meningktakan ekuntungan produsen, meningkatkan kepuasan
konsumen dan meningkatkan efisiensi pemasaran. Dengan grading produsen/penjual dapat
meningkatkan keuntungan dengan adanya spesialisasi konsumsi dari konsumen terhadap produk
yang dijual serta perlakuan harga jual yang lebih tinggi daripada harga yang dibayar konsumen

14
sebelum dilakukan grading. Pembeli atau konsumen dapat mencocokkan barang yang akan
dibeli sesuai selera, daya beli dan penggunaan komiditi tersebut. Grading meningkatkan
efisiensi pemasaran karena dapat memberikan deskripsi barang secara jelas dalam proses
penjualan dan pembelian, menghilangkan waktu dan biaya untuk berdebat dalam menentukan
mutu dan memberikan gambaran yang sama bagi pembeli, penjual dan pelapor pasar.
Standarisasi dan grading mendatangkan penghematan dalam penyaluran fisik karena dapat
melindungi barang dagangan yang berada dalam perpindahan terhadap kerusakan, mengurangi
ongkos dengan adanya penghematan biaya angkutan dan penyimpanan.

Kesulitan dalam melakukan grading produk pertanian:


1. Selama proses tataniaga, mutu produk yang tadinya baik, mungkin berubah setelah
sampai di tempat lain.
2. Produk mungkin rusak atau berkurang berat selama pengangkutan, penyimpanan
3. Suatu produk di suatu tempat memenuhi syarat tertentu tetapi setelah sampai di
tempat lain mungkin berubah

Latihan

1. Aspek apa saja yag harus diperhatikan dalam proses pengangkutan ?

2. Apa keuntungan dari proses standarisasi dan grading ?

15
BAB III

LEMBAGA TATANIAGA

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan mengenai pengertian dan ruang lingkup lembaga tataniaga.
b. Menjelaskan mengenai integrasi lembaga tataniaga
c. Menjelaskan mengenai saluran tataniaga

Uraian Pokok Bahasan :


Pokok bahasan ini menguraikan tentang pengertian lembaga tataniaga, integrasi lembaga tatataniaga
dan saluran tataniaga

A. Pengertian
Dalam proses pengaliran atau pergerakan barang dari produsen ke tangan konsumen terdapat
banyak kegiatan yang saling bekerjasama. Ada kegiatan membeli, mengumpulkan hasil
pertanian, pengangkutan, mengecerkan, ada yang mencari sumber-sumber penawaran dan
sumber-sumber permintaan. Jadi orang, perusahaan/lembaga/badan yang secara langsung
terlibat dalam pengaliran barang dari produsen ke konsumen atau yang menyelenggarakan
fungsi tataniaga disebut lembaga tataniaga, misal pedagang pengumpul, pengecer, broker,
perusahaan pengangkutan, pergudangan. Jadi lembaga tataniaga dapat diartikan sebagai orang,
perusahaan atau lembaga/badan yang secara langsung terlibat dalam pengaliran barang dari
produsen ke konsumen, antara lain seperti pedagang pengumpul, pedagang pengecer, broker,
perusahaan pengangkutan dan perusahaan gudang.

B. Pembagian Lembaga Tataniaga


1. Pembagian berdasarkan tahapan dalam proses tataniaga (jual beli)
Proses tataniaga meliputi proses pengumpulan, pengimbangan dan penyebaran sehingga
lembaga yang bekerja di dalamnya dapat dibagi sebagai berikut:

a. Pedagang pengumpul (local assembler)


Merupakan pedagang yang membeli hasil-hasil pertanian dari petani produsen,
kemudian hasil dikumpulkan di suatu/beberapa tempat dan dijual kepada pedagang lain.

16
Biasanya pedagang pengumpul ini membeli barang sesuai dengan kapasitas muatan truk
atau alat angkutan lain sehingga pedagang ini disebut carlot receiver.

b. Pedagang penerima dan penyebar (wholesaler)

Pedagang ini membeli barang dalam jumlah besar dari pedagang pengumpul untuk
disimpan dan dijual kepada pedagang lain. Mereka yang menerima barang dan menjual
ke pedagang pengecer disebut pedagang penyebar wholesale distributor, sedangkan yang
tidak langsung dijual ke pedagang pengecer disebut pedagang penerima atau wholesale
receiver. Keduanya sering disebut Jobber.

c. Pedagang pengecer (retailer)

Mereka yang secara langsung menjual atau mengecerkan barang ke konsumen disebut
pengecer (retailer).

d. Makelar

Merupakan pedagang perantara yang dapat menghubungkan pihak pembeli dengan


penjual. Kegiatannya mengumpulkan keterangan tentang sumber penawaran dan
permintaan, sehingga disebut Broker. Makelar/broker ini memperoleh upah atau komisi
dari pemilik barang, terkadang memperoleh upah dari pembeli jika terjadi jual beli.
Upah / komisi itu disebut brokerage.

e. Komisioner

Adalah pedagang perantara yang diberi kepercayaan untuk memperjualbelikan suatu


barang dan dari usaha itu ia mendapat komisi, yang disebut Commission merchant.

f. Pelelang

Adalah pedagang perantara yang menyediakan tempat dan kesempatan bagi pembeli dan
penjual barang. Fungsinya hampir sama dengan komisiner, perbedaannya ialah pelelang
dalam usaha jual beli mengikuti pembentukan harga secara terbuka, sedang komisioner
menentukan harga secara tertutup, sehingga ia selalu berusaha memperoleh untung besar
dengan menetapkan harga tinggi bagi pembeli dan harga rendah bagi penjual.

g. Peddler

Adalah pedagang pengecer keliling, misal pedagang sayur, daging, buah

Dapatlah dibayangkan sekarang betapa sulit tataniaganya apabila para pedagang diatas tidak
ada atau tidak bekerja secara efisien dan efektif. Produsen akan sulit menjual hasil

17
produksinya dan konsumen akan sulit mendapatkan barang kebutuhannya. Makin terpisah
pusat-pusat produksi dari pusat konsumsi makin dibutuhkan kehadiran lembaga tataniaga

2. Pembagian berdasar pemilikan dan penguasaan atas barang


Lembaga tataniaga yang memiliki suatu barang berarti ia menguasai pula barang tersebut.
Tetapi tidak semua lembaga tataniaga yang menguasai suatu barang juga memiliki barang
tersebut. Bahkan ada lembaga Tataniaga yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang,
tetapi berperan penting dalam pengaliran barang dari produsen ke konsumen. Lembag-
lembaga tersebut adalah :

a. Lembaga tataniaga yang memiliki dan menguasai barang, contohnya pedagang


pengumpul (assembler), pedagang penerima dan penyebar (wholesaler), pedagang
pengecer (retailer), pedagang pengecer keliling (peddler).

b. Lembaga tataniaga yang tidak memiliki tapi menguasai barang, biasanya disebut juga
pedagnag fungsional atau agen, misalnya broker / makelar, komisioner, pelelang.
Mereka membeli atau menjual barag atas nama atau untuk orang lain yang diseut
principals. Principals adalah pedagang yang menggunakan agen utataniagauk membeli
barang untuk sendiri atau menjualnya kepada orang lain

Komisioner dan makelar melakukan penjualan secara pribadi (private sale) dan barang
yang diperjualbelikan tidak selalu tersedia di tempat penjualan. Juru lelang melakukan
penjualan umum (public sale), dan barang aynag akan dijual selalu tersedia di tempat
penjualan (ruang pelelangan). Komisioner dapat membeli dan menjual barang yang
dititipkan kepadanya oleh principals atas namanya sendiri menurut harga yang berlaku,
sedangkan makelar harus menjual atau membeli dengan harga yang telah ditetapkan oleh
principalsnya.

c. Lembaga tataniaga yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang : perusahaan
angkutan dan pergudangan

C. Integrasi lembaga tataniaga


Integrasi disini berarti penggabungan atau kombinasi dari kegiatan tataniaga ke dalam atau di
bawah satu manajemen. Ada dua bentuk dasar integrasi yaitu integrasi vertikal dan integrasi
horisontal.
1. Integrasi vertikal
Integrasi vertikal dimaksudkan untuk mengurangi jumlah tipe perantara atau jumlah
lembaga yang sama yang secara berturut-turut dijumpai dalam pergerakan barang dalam

18
saluran tataniaga. Dengan menghilangkan sebagian jumlah lembaga yang banyak akan
memperpendek saluran tataniaga dan berakibat harga penjualan lebih tinggi dan harga
pembelian lebih rendah. Tindakan ini bukan berarti akan menghambat arus pengaliran
barang tapi pengurangan jumlah type perantara berarti menghilangkan fungsi yang tidak
efisien atau yang tidak perlu dari lembaga-lembaga yang bekerja di dalam saluran tataniaga..
Sebagai contoh, seorang pedagang pengumpul dengan fasilitas yang dimilikinya langsung
dapat menjual barang ke pengecer, sehingga peranan pedagang perantara penerima dan
penyebar tidak diperlukan lagi. Ini akan mengurangi biaya dan keuntungan yang harus
diberikan ke lembaga tersebut. Atau seorang produsen yang memiliki toko eceran secara
langsung bertindak sebagai pengecer. Tindakan seperti ini sangat diperlukan bila keadaan
memungkinkan. Akibat dari integrasi vertikal secara hipotesis dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Sebelum integrasi Sesudah integrasi

petani Rp.100/sat petani Rp.100/sat

Pengumpul Rp.120/sat Pengumpul Rp.150/sat

Wholesaler I

Wholesaler I Rp.130/sat Wholesaler II

Wholesaler II Rp. 150/sat

Retailer Rp.200 Retailer Rp.190/sat

Konsumen Konsumen

Gambar.1. Saluran Tataniaga sebelum dan sesudah ada integrasi vertikal. (Hipotesis)

Keuntungan dari pihak produsen (perusahaan) atau penjual dalam melakukan integrasi ini
adalah penggunaan fasilitas produksi dan tataniaga dapat diawasi, sehingga bekerja lebih
efisien dan efektif. Pada gambar, sesudah ada integrasi vertikal, kegiatan wholesaler telah
hilang, tapi sebenarnya jika ia ingin tetap aktif dalam saluran tataniaga, ia harus
menyesuaikan diri dengan kegiatan pedagang pengumpul. Berarti ada penggabungan
kegiatan antara pedagang pengumpul dengan wholesaler sehingga timbul penghematan
tataniaga pembelian, penyimpanan, pengangkutan dan penelitian.

19
2. Integrasi horisontal.
Suatu penggabungan lembaga tataniaga atau perusahaan yang mempunyai fungsi yang sama
atau yang memperjualbelikan barang serupa. Integrasi ini dapat berbentuk koperasi, kartel,
dan sebagainya.

Sebelum integrasi Sesudah integrasi

---------- Petani ----------------

A B C A B C
-------pedagang pengumpul-----

D E F ------------ wholesaler ------------- D E F

G H I ---------- Retailer --------------- G H I

------------ Konsumen -----------

Gambar2. Saluran Tataniaga sebelum dan sesudah integrasi horisontal (hipotesis)

Adanya integrasi ini, persaingan tidak sehat atau yang merugikan lembaga akan hilang, biaya
dalam proses pembelian dan penjualan menjaid lebih kecil, dapat melayani permintaan barang
dalam partai besar. Suatu perusahaan yang akan memperluas penawarannya, ia harus
menggunakan lebih banyak tempat penjualan atau cabang. Cabang perusahaan ini fungsinya
sama, mereka menjual barang yang sama.

Keuntungan lain integrasi ini :


1. Dapat dilakukan operasi Tataniaga secara besar-besaran
2.Dapat dimanfaatkan metode-metode untuk memajukan penjualan (sales
peromotion/advertising).

20
4. Saluran Tataniaga (marketing channel).

Lembaga tataniaga merupakan badan perantara yang merupakan saluran arus pergerakan dari
barang yang diperdagangkan. Jika ada lembaga Tataniaga yang bekerja tidak efisien dan efektif,
maka saluran akan tersumbat atau merupakan hambatan dari pengaliran barang.
Panjang pendeknya suatu saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil produk pertanian
tergantung beberapa faktor, antara lain:

a. Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen
biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh suatu produk

b. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima
konsumen, dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat.

c. Skala produksi. Bila produksi berlangsung dalam ukuran kecil maka jumlah produk yang
dihasilkan berukuran kecil pula, sehingga tidak menguntungkan bila produsen langsung
menjualnya ke pasar. Keadaan demikian memerlukan kehadiran pedagang perantara
sehingga saluran yang akan dilalui produk cenderung panjang.

d. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk
memperpendek saluran tataniaga. Pedagang dengan posisi keuangan kuat akan dapat
melakukan fungsi tataniaga lebih banyak dibandingkan dengan pedagang yang posisi
modalnya lemah. Artinya pedagang yang memiliki modal kuat cenderung memperpendek
saluran tataniaga

Perbedaan kondisi alam dari suatu daerah dengan daerah lain mengakibatkan tingkatan
timbulnya perbedaan saluran tataniaga dari daerah yang bersangkutan, misal daerah pertanaman
padi A yang berpengairan teknis, daerah B tidak berpengairan (tadah hujan). Pada musim hujan
kedua daerah memperlihatkan saluran tataniaga padi yang sama, jika dianggap potensi tanah,,
teknologi dan prasarana tataniaga (jalan, angkutan, dan sebagainya) sama. Tapi musim kemarau
(gadu), saluran tataniaga berbeda, daerah B, kegiatan dengan pengumpul berkurang, atau tidak
ada, daerah A kegiatan itu masih ada. Secara hipotesis dapat digambarkan :

21
P K
O
E N

T S
U
A Pengumpul Penerima Penyebar Pengecer
(local assembler) (wholesaler) (Wholesaler) (retailer) M
N E
N
I

Gambar 3. Saluran Tataniaga untuk padi di daerah A dan B pada musim hujan/rendengan
(hipotesis)

P K
O
E N

T S
U
A Penerima dan Pengecer
M
N E
N
I
Gambar 4. saluran Tataniaga untuk padi di daerah B pada musim gadu/kemarau (hipotesis)

Saluran Tataniaga musim gadu daerah A sama dengan gambar 3, karena saat itu penawaran
relatif lebih banyak, sehingga masih diperlukan pedagang pengumpul, pedagang besar
(wholesaler). Daerah B tidka dijumpai lagi jumlah penawaran yang besar, mungkin petani
sedang paceklik, jika ada petani yang akan menjual padi langsung ke pasar ke pedagang
pengecer dalam bentuk beras dalam jumlah kecil. Gambar 4 bukan berarti pedagang pengumpul

22
dan wholesaler sama sekali tidak ada, tapi kegiatannya relatif kecil dibanding dimusim hujan
sehingga dapat diabaikan dalam saluran Tataniaga.

Perbedaan tingkat teknologi mengakibatkan pula adanya perbedaan saluran Tataniaga. Misal
daerah C dan D juga penghasil padi yang punya musim sama, pengairan dan kesuburan tanag
sama, perbedaan pada teknologi pengolahan hasil. daerah C banyak alat pengolah modern
seperti huller dan rice mill, daerah D petani gunakan alat tumbuk (hand pounded). saluran
Tataniaga padi dari 2 daerah itu dapat digambarkan :

P Huller K
E Rice Mill Pedagang penerima/ Pengecer O
T penyebar N
A S
N Pedagang U
I Pengumpul M
E
N

Gambar 5. saluran Tataniaga untuk padi di daerah C yang punya alat pengolah modern (hipotesis)

P K
E O
T N
A S
N Pedagang Pedagang Pengecer U
I Pengumpul Penerima/Penyebar M
E
N
Gambar 6. Saluran Tataniaga untuk padi di daerah D yang tidak punya alat pengolah modern
(hipotesis)

Dengan mengetahui saluran tataniaga dan jumlah nilai (volume/berat) dari barang yang
diperdagangkan atau yang diperjualbelikan oleh setiap lembaga tataniaga maka dengan mudah
ditentukan peranan dari lembaga yang bersangkutan

23
5. Lembaga Pemberian Jasa
Lembaga pemberi jasa adalah adalah badan yang membantu memberi jasa atau fasilitas untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan tataniaga. Contoh lembaga pemberi jasa antara lain :
- Lembaga reklame (adverising agencies)
- Inspector
- Grader
- Lembaga penelitian pasar
- Bank
- Perusahaan asuransi
- Public accounting

Latihan :
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga tataniaga ?
2. Jelaskan, faktor apakah yang mempengaruhi panjang pendeknya suatu saluran
tataniaga ?

24
1. Integrasi vertikal
Integrasi vertikal dimaksudkan untuk mengurangi jumlah tipe perantara
atau jumlah lembaga yang sama yang secara berturut-turut
dijumpai dalam pergerakan barang dalam saluran tataniaga.
Sebelum integrasi Sesudah integrasi

petani Rp.100/sat petani Rp.100/sat

Pengumpul Rp.120/sat Pengumpul Rp.150/sat

Wholesaler I

Wholesaler I Rp.130/sat Wholesaler II

Wholesaler II Rp. 150/sat

Retailer Rp.200 Retailer Rp.190/sat

Konsumen Konsumen

Gambar.1. Saluran Tataniaga sebelum dan sesudah ada integrasi vertikal. (Hipotesis)

25
2. Integrasi horisontal.
Suatu penggabungan lembaga tataniaga atau perusahaan
yang mempunyai fungsi yang sama atau yang memperjualbelikan
barang serupa. Integrasi ini dapat berbentuk koperasi, kartel, dan sebagainya.

Sebelum integrasi Sesudah integrasi

---------- Petani ----------------

A B C A B C
-------pedagang pengumpul-----

D E F ------------ wholesaler ------------- D E F

G H I ---------- Retailer --------------- G H I

------------ Konsumen -----------

Gambar2. Saluran Tataniaga sebelum dan sesudah integrasi horisontal (hipotesis)

26
Perbedaan kondisi alam dari suatu daerah dengan daerah lain mengakibakan tingkatan
timbulnya perbedaan saluran tataniaga dari daerah yang bersangkutan, misal daerah pertanaman
padi A yang berpengairan teknis, daerah B tidak berpengairan (tadah hujan). Pada musim hujan
kedua daerah memperlihatkan saluran tataniaga padi yang sama, jika dianggap potensi tanah,,
teknologi dan prasarana tataniaga (jalan, angkutan, dan sebagainya) sama

P K
O
E N

T S
U
A Pengumpul Penerima Penyebar Pengecer
(local assembler) (wholesaler) (Wholesaler) (retailer) M
N E
N
I
Gambar 3. Saluran Tataniaga untuk padi di daerah A dan B pada musim hujan/rendengan
(hipotesis)

Musim kemarau (gadu), saluran tataniaga berbeda, daerah B, kegiatan dengan pengumpul
berkurang, atau tidak ada, daerah A kegiatan itu masih ada.

P K
O
E N

T S
U
A Penerima dan Pengecer
M
N E
N
I
Gambar 4. saluran Tataniaga untuk padi di daerah B pada musim gadu/kemarau (hipotesis)

27
Perbedaan tingkat teknologi mengakibatkan pula adanya perbedaan saluran Tataniaga. Misal
daerah C dan D juga penghasil padi yang punya musim sama, pengairan dan kesuburan tanag
sama, perbedaan pada teknologi pengolahan hasil. daerah C banyak alat pengolah modern
seperti huller dan rice mill, daerah D petani gunakan alat tumbuk (hand pounded). saluran
Tataniaga padi dari 2 daerah itu dapat digambarkan :

P Huller K
E Rice Mill Pedagang penerima/ Pengecer O
T penyebar N
A S
N Pedagang U
I Pengumpul M
E
N

Gambar 5. saluran Tataniaga untuk padi di daerah C yang punya alat pengolah modern (hipotesis)

P K
E O
T N
A S
N Pedagang Pedagang Pengecer U
I Pengumpul Penerima/Penyebar M
E
N
Gambar 6. Saluran Tataniaga untuk padi di daerah D yang tidak punya alat pengolah modern
(hipotesis)

28
BAB IV
PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa dapat :
d. Menjelaskan mengenai pengertian permintaan.
e. Menjelaskan mengenai faktor penentu permintaan
f. Menjelaskan mengenai kurva permintaan
g. Menjelaskan mengenai pengertian penawaran
h. Menjelaskan mengenai kurva penawaran.

Uraian Pokok Bahasan :


Pokok bahasan ini menguraikan tentang pengertian permintaan, faktor penentu permintaan, kurva
permintaan, pengertian penawaran, dan kurva penawaran.

A. PENGERTIAN PERMINTAAN
Dalam kehidupan sehari – hari kita melihat bahwa seringkali seseorang merasa ragu –
ragu untuk membeli sesuatu barang kalau harga barang itu naik, atau sekurang – kurangnya dia
membeli juga tapi dengan jumlah yang semakin sedikit. Demikian pula kalau harga turun orang
– orang yang sama akan membeli dalam jumlah yang lebih banyak, dan orang – orang yang
tadinya tidak membeli akan mampu membelinya. Umumnya pengalaman praktek dan logika
mengatakan bahwa ada hubungan terbalik antara jumlah dengan harga suatu barang atau jasa,
yang akan menentukan jumlah permintaan suatu barang dan jasa.
Permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai jumlah suatu barang yang akan
dibeli oleh konsumen pada kondisi, waktu dan harga tertentu. Karena pembelian – pembelian
pada suatu jangka waktu berubah menurut harga, maka sesungguhnya kita tidak mendapatkan
suatu jumlah, tetapi suatu urutan jumlah – jumlah tertentu sehubungan dengan perbedaan harga
yang mungkin terjadi. Urutan dari jumlah – jumlah ini menyusun atau membentuk suatu skedul
permintaan (demand Schedule), yang melukiskan hubungan antara berbagai harga dengan
berbagai jumlah sesuatu barang yang akan dibeli pada suatu tempat atau pasar
tertentu dalam jangka waktu tertentu (misalnya satu bulan), yang dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Permintaan Beras (hipotesis)
Kategori Harga (Rp/kg) Jumlah yang dibeli (ton/bln)
A 500 300
B 450 400

29
C 400 500
D 350 600
E 300 700
F 250 800
G 200 900

Berdasarkan definisi di atas, permintaan (demand) menunjukkan berapa banyak suatu


barang akan dibeli oleh individu atau sejumlah individu pada berbagai harga, dengan
menganggap bahwa ada hubungan berlawanan arah (inverse relationship) antara jumlah yang
diminta dengan harga. Hal ini berarti, jika harga lebih tinggi maka jumlah barang yang dibeli
lebih kecil sedangkan jika harga lebih rendah maka jumlah barang yang dibeli lebih besar.
Permintaan individu dapat dipandang sebagai suatu daftar dari jumlah suatu produk
yang akan dibeli oleh seseorang pada berbagai harga. Jumlah dari seluruh individual demand
untuk suatu produk disebut permintaan pasar (market demand), atau total demand. Total
demand merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan tingkat harga suatu produk.
Istilah permintaan seringkali dipergunakan sebagai sinonim untuk konsumsi atau volume
penjualan.
Permintaan konsumen (consumption demand) adalah jumlah barang yang akan dibeli
oleh konsumen akhir di suatu pasar eceran pada harga eceran tertentu selama jangka waktu
tertentu pula. contoh: Permintaan konsumen akan beras di pasar eceran di Kota Pontianak
adalah 10 ton pada harga Rp. 4.000,- per kilogram selama bulan September tahun 2005.
Permintaan turunan atau permintaan yang berasal (derived demand) adalah permintaan
tidak langsung misalnya permintaan yang ada di pasar grosir, pasar pengolahan, dan di
pedagang perantara. Semua jenis permintaan tersebut ini berasal dari permintaan konsumen di
tingkat eceran.

B. PERMINTAAN DAN KONSUMSI KELUARGA


Istilah permintaan sering dipergunakan sebagai sinonim untuk konsumsi, yang artinya
adalah penggunaan barang untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan manusia (konsumen).
Permintaan keluarga timbul karena adanya keperluan konsumsi ini.
Konsumsi bahan makanan mempunyai ciri – ciri :
1. Konsumsi untuk seluruh bahan makanan oleh keluarga relatif stabil.
2. Pengeluaran keluarga untuk bahan makanan menunjukkan suatu pengeluaran yang termasuk
dalam kategori pokok dari keluarga.

30
3. Bagian dari pendapatan konsumen yang dikeluarkan untuk bahan makanan berkurang akibat
bertambahnya pendapatan.
4. Tidak semua kelompok bahan makanan dikonsumsi dalam jumlah sama banyak, tetapi kita
mengkonsumsi lebih banyak dari beberapa kelompok bahan makanan saja.
5. Bahan makanan tertentu yang relatif penting dalam susunan makanan kita sehari – hari
konsumsinya akan berubah sepanjang tahun.
Pendapatan konsumen mempunyai beberapa ciri khas dalam hubungannya dengan
konsumsi bahan makanan, yaitu :
1. Bagian dari pendapatan dikurangi pajak yang dibelanjakan untuk bahan makanan relatif
sama besarnya sepanjang tahun, apabila pendapatannya tidak berubah.
2. Dalam jangka waktu pendek, karena suatu perubahan pendapatan dari rendah ke tinggi,
jumlah uang yang dibelanjakan untuk semua bahan makanan bertambah, tetapi tidak secepat
seperti perubahan dalam pendapatan. Konsumen dengan pendapatan lebih tinggi akan lebih
banyak membelanjakan uangnya untuk bahan makanan dibandingkan dengan konsumen
berpendapatan lebih rendah. Hal ini berhubungan dengan alasan :
a. Mereka membeli lebih banyak bahan makanan,
b. Mereka mengkonsumsi lebih banyak bahan makanan yang harganya lebih mahal,
c. Mereka mengkonsumsi banyak jenis bahan makanan,
d. Mereka membeli produk dalam berbagai bentuk,
e. Mereka membayar untuk lebih banyak layanan.
3. Dalam satu tahun, persentase uang yang dibelanjakan untuk bermacam – macam bahan
makanan bervariasi secara meluas di antara keluarga – keluarga.
4. Perubahan dalam pendapatan dapat berpengaruh pada konsumsi dengan cepat, biasanya
suatu perubahan atau pengurangan dalam jumlah bahan makanan yang tadinya adalah
bagian dari pembelian keluarga.

C. FAKTOR – FAKTOR PENENTU PERMINTAAN


Permintaan atau jumlah suatu macam barang yang mau dibeli konsumen pada harga
tertentu berubah – ubah dari waktu ke waktu. Perubahan permintaan ini dapat merubah nilai
penjualan total dan pendapatan bersih penjual atau pengusaha. Oleh karena itu, penting bagi
produsen atau pemasar untuk mengetahui dan memperhatikan perubahan permintaan ini.
Jumlah suatu produk yang akan dibeli oleh konsumen di suatu pasar selama suatu
periode waktu tertentu dan pada harga tertentu ditentukan oleh sejumlah faktor dimana
perubahan dalam salah satu, beberapa atau semua faktor tersebut mengakibatkan perubahan

31
(bertambah atau berkurang) pada permintaan suatu produk pada harga tertentu. Faktor – faktor
penentu permintaan tersebut meliputi :
1. Jumlah konsumen potensial atau penduduk di pasar.
Populasi mempunyai pengaruh tidak hanya pada permintaan total, tetapi juga pada
permintaan per kapita karena adanya perbedaan pola konsumsi di antara daerah – daerah
atau negeri yang bertalian dengan seks, kelompok umur, unit keluarga dari berbagai ukuran
(size), agama, tradisi, sosial dan sebagainya. Pertambahan penduduk di suatu daerah berarti
bertambahnya konsumen di daerah tersebut, dengan demikian kita dapat mengharapkan
meningkatnya permintaan yang berarti lebih banyak barang akan terjual pada setiap
kemungkinan harga.
2. Tingkat pendapatan konsumen
Tingkat pendapatan yang merupakan sumber dari daya atau kemampuan membeli
(purchasing power) dari konsumen adalah determinasi permintaan terpenting. Perbedaan
dalam pendapatan menunujukkan perbedaan dalam macam, jumlah dan mutu barang yang
akan dibeli oleh konsumen. Bertambahnya pendapatan konsumen akan berpengaruh
terhadap meningkatnya jumlah dan mutu barang yang akan dibeli.
3. Kebiasaan dan kesenangan atau selera dari konsumen
Tiap – tiap konsumen mempunyai preferensi yang berbeda – beda terhadap barang. Kriteria
seperti ras, agama, pendidikan akan berpengaruh terhadap preferensi atau pemilihan suatu
produk.
4. Adanya barang pengganti

D. KURVA PERMINTAAN
Pada umumnya kurva – kurva permintaan (individu dan total) menyatakan bahwa akan
semakin banyak jumlah produk yang akan dibeli pada harga – harga lebih rendah dari pada
harga – harga lebih tinggi. Kurva permintaan pada umumnya mempunyai sifat : “bergerak dari
kiri atas ke arah kanan bawah”. Berikut ini ditunjukkan bentuk – bentuk kurva permintaan
dihubungkan dengan harga barang bersangkutan, pendapatan keluarga dan harga barang –
barang lain.
1. Kurva permintaan dihubungkan dengan harga barang bersangkutan
Kurva ini menggambarkan hubungan antara jumlah suatu macam barang yang dibeli oleh
konsumen dengan harga barang bersangkutan selama jangka waktu tertentu pada pasar
tertentu, seperti terlihat pada Tabel 2.

32
Tabel 2. Harga dan jumlah barang
Harga (Rp) Jumlah yang dibeli (unit)
150 1
125 2
100 3
75 4
70 5
50 6
30 7

Jika hubungan – hubungan antara harga dan jumlah barang yang dibeli digambarkan dalam
bentuk grafis, maka didapatkan bentuk kurva permintaan seperti berikut.

P D

0 Q
Bentuk kurva permintaan ini menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu macam barang
maka semakin besar jumlah barang itu diminta (dalam keadaan ceteris paribus). Sebaliknya
semakin tinggi harga suatu macam barang semakin kecil jumlah barang itu dibeli oleh
konsumen. Bagi kebanyakan orang, apabila harga suatu barang tinggi dan tidak terjangkau
oleh daya belinya, maka mereka akan berusaha membeli barang pengganti (substitusi) yang
lebih rendah harganya.
2. Kurva permintaan dihubungkan dengan tingkat pendapatan keluarga (Engle curve)
Kurva ini menggambarkan hubungan antara macam – macam jumlah suatu barang yang
akan dibeli oleh konsumen dengan berbagai tingkat pendapatan dalam jangka waktu tertentu
(ceteris paribus). Hubungan antara jumlah suatu macam barang yang diminta dengan
pendapatan, tergantung pada apakah barang tersebut merupakan barang normal (normal
goods) atau barang tuna nilai (inferior goods).
a. Normal goods adalah barang-barang yang permintaannya naik ketika pendapatan
meningkat. Contoh : beras. Apabila pendapatan naik maka jumlah barang yang diminta
bertambah dan bila pendapatan turun maka jumlah barang yang diminta berkurang.

33
P D

0 Q
b. Inferior goods / giffen goods adalah barang – barang yang permintaannya justru
berkurang ketika penghasilan meningkat. Contoh : ikan asin. Apabila pendapatan naik
maka jumlah barang yang turun dan apabila pendapatan turun maka jumlah barang yang
diminta naik.
Kurva : P D

0 Q
3. Kurva permintaan dihubungkan dengan harga barang lain
Kurva permintaan ini menggambarkan hubungan antara macam – macam barang yang akan
dibeli oleh konsumen dengan harga barang – barang lain. Antara barang – barang tersebut
terdapat hubungan yang bersifat saling menggantikan (competitive goods) dan saling
melengkapi (complementary goods).
a. Competitive goods / barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling
menggantikan dalam kedudukan dan fungsinya. Misalnya barang X dan Y adalah
substitusi maka apabila harga barang X turun, maka jumlah barang Y yang dibeli naik
dan sebaliknya. Contoh : minyak tanah dengan elpiji, beras dengan ketela dalam fungsi
makanan pokok.
Kurva : Px D

0 Qy

b. Complementary goods adalah barang-barang yang saling melengkapi (kompor dengan


minyak tanah, mobil dan ban). Apabila harga barang X naik maka jumlah barang Y yang
dibeli turun, dan sebaliknya.

34
Kurva : Px D

0 Qy

E. ELASTISITAS PERMINTAAN
Kurva permintaan menyatakan bahwa biasanya jumlah barang yang diminta oleh konsumen
mempunyai hubungan dalam arah yang berlawanan terhadap perubahan harga. Bila harga naik
maka jumlah barang yang diminta berkurang dan bila harga turun maka jumlah barang yang
diminta bertambah. Bagi beberapa produk, perubahan kecil dalam harga mengakibatkan
perubahan besar dalam jumlah barang yang diminta, sedangkan beberapa produk lainnya hanya
mengalami perubahan kecil, bahkan tidak mengalami perubahan dalam jumlah yang diminta.
Artinya permintaan akan berbagai barang bervariasi dari tidak berubah sama sekali hingga
berubah sempurna akibat perubahan dalam harganya.
Besarnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen akibat perubahan harganya dapat
diukur dengan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan adalah rasio (hasil bagi) dari
perubahan relatif dalam jumlah barang yang dibeli konsumen dan perubahan relatif dalam harga
barang tersebut. Definisi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q Q
ЄD =  

dimana : Q = jumlah barang yang dibeli


∆Q = perubahan jumlah barang yang dibeli
P = harga barang
∆P = perubahan harga barang

1. Elastisitas Harga dari Permintaan

35
Elastisitas ini menyatakan bagaimana pengaruh perubahan harga terhadap jumlah suatu
barang yang akan dibeli. Lereng (slope) suatu kurva permintaan atas suatu barang
memberikan gambaran tentang sifat barang tersebut.
Suatu barang dikatakan inelastis jika kurva permintaannya memiliki lereng yang curam
menunjukkan bahwa jumlah barang yang dibeli tidak mudah berkurang atau bertambah
meskipun harga barangnya naik turun, seperti terlihat pada kurva berikut ini.
P D

 kurva permintaan barang inelastis

0 Q

Sedangkan suatu barang dikatakan elastis jika kurva permintaannya memiliki lereng yang
landai menunjukkan perubahan jumlah barang yang mudah bertambah atau berkurang
meskipun perubahan harganya sedikit sekali, seperti terlihat pada kurva berikut ini.
P D

 kurva permintaan barang elastis

0 Q

Permintaan inelastis sempurna berarti bahwa tidak ada perubahan dalam jumlah yang dibeli
akibat perubahan harga; kurvanya berbentuk garis lurus tegak sumbu horizontal.

P D

 kurva permintaan barang inelastis sempurna

0 Q

36
Permintaan elastis sempurna berarti bahwa pembelian (jumlah barang yang dibeli) tidak
terbatas pada harga yang sama; kurvanya berbentuk garis lurus yang sejajar dengan sumbu
horizontal.
P

D  kurva permintaan barang elastis sempurna

0 Q
Permintaan yang unitary elasticity berarti bahwa apabila perubahan harga satu persen akan
diikuti oleh perubahan jumlah barang yang dibeli sebesar satu persen pula. Kurva
permintaannya memotong sumbu horizontal dan sumbu vertikal dengan sudut 450.
P D

 kurva permintaan barang unitary elasticity

0 Q

Konsep elastisitas permintaan sangat penting bagi pengusaha (produsen dan pedagang)
karena konsep ini menunjukkan bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap perubahan
kondisi harga. Jika harga suatu macam produk berubah maka jumlah barang yang akan
dibeli konsumen berubah dan jumlah uang yang dibelanjakan konsumen berubah pula,
tergantung pada elastisitas permintaan dari barang tersebut.
Suatu penurunan harga barang akan menyebabkan konsumen untuk :
 Membelanjakan uang lebih banyak untuk barang – barang yang permintaannya elastis
(ED > 1).
 Membelanjakan uang dalam jumlah yang sama (tidak berubah) untuk barang – barang
yang permintaannya unitary elasticity (ED = 1).
 Membelanjakan lebih sedikit uang untuk barang – barang yang permintaannya inelastis
(ED < 1).
Atau suatu kenaikan harga barang akan menyebabkan konsumen :
 Membelanjakan uang lebih sedikit daripada sebelumnya untuk barang yang
permintaannya elastis.

37
 Membelanjakan uang dalam jumlah yang sama untuk barang yang permintaannya
unitary elasticity.
 Membelanjakan uang lebih banyak daripada sebelumnya untuk barang yang
permintaannya inelastis.

2. Elastisitas Pendapatan Dari Permintaan (Income elasticity of demand)


persentase perubahan dalam jumlah barang yang dim int a
EI = persentase perubahan dalam pendapa tan

Dengan pengertian, bahwa pendapatan adalah satu – satunya faktor pengubah dan ceteris
paribus. Perubahan pendapatan mengakibatkan perubahan dalam jumlah barang yang
diminta. Dalam keadaan ini, barang – barang konsumsi dapat digolongkan ke dalam :
a. Barang – barang normal, yaitu golongan barang dengan elastisitas pendapatan bertanda
positif, artinya kenaikan pendapatan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan.
b. Barang – barang inferior, yaitu golongan barang dengan elastisitas pendapatan bertanda
negatif, artinya kenaikan pendapatan mengakibatkan penurunan jumlah permintaan.

1. Elastisitas Silang Dari Permintaan (Cross elasticity of demand)


Elastisitas silang dari permintaan dipakai untuk mengukur sampai sejauh mana berbagai
barang mempunyai hubungan satu sama lain. Jika ada dua macam barang, A dan B, maka
elastisitas silang dari permintaan akan barang A oleh barang B dapat dirumuskan sebagai
berikut :
persentase perubahan jumlah A yang dibeli
EC = persentase perubahan h arg a B

Apabila kedua macam barang A dan B adalah substitusi satu sama lain, maka elastisitas
silang dari permintaan mempunyai tanda positif. Perubahan harga B dan perubahan jumlah
barang A yang dibeli mempunyai arah yang sama. Artinya naiknya harga barang B
menambahkan permintaan akan barang A dan turunnya harga barang B akan mengurangi
permintaan akan barang A.
Apabila barang A dan B adalah saling melengkapi satu sama lain, maka elastisitas silang
dari permintaan mempunyai tanda negatif. Perubahan harga B dibarengi oleh perubahan
permintaan barang A dalam arah yang berlawanan. Artinya naiknya harga barang B
mengurangi permintaan akan barang A dan turunnya harga barang B akan menambah
permintaan akan barang A.

38
Semakin besar angka elastisitas silang dari permintaan maka makin dekat hubungan antara
kedua barang bersangkutan. Jika angka elastisitas ini besarnya sama dengan nol, maka
kedua barang bersangkutan disebut independent goods.

F. PENGERTIAN PENAWARAN
Penawaran (supply) adalah jumlah barang yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat
harga pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu.

G. KURVA PENAWARAN
Kurva penawaran individu dari suatu macam barang tertentu menunjukkan hubungan berapa
jumlah barang tersebut ditawarkan oleh seorang konsumen pada beberapa harga yang berbeda.
Kurva penawaran agregat untuk barang tertentu menunjukkan hubungan antara harga – harga
penawaran dengan jumlah – jumlah yang ditawarkan oleh semua konsumen (industri) barang
tersebut dalam masyarakat pada umumnya.
Kurva penawaran pada umumnya berjalan dari kiri bawah ke kanan atas, hal ini disebabkan oleh
prinsip ekonomi yaitu dalam keadaan ceteris paribus, semakin tinggi harga barang bersangkutan
maka semakin besar pula jumlah barang yang ditawarkan.
Dalam persaingan sempurna, kurva penawaran individu (suatu perusahaan tertentu) dalam
jangka pendek dapat diturunkan dari kurva biaya marginalnya (marginal cost). Sedangkan kurva
penawaran industri ditentukan oleh semua perusahaan yang menawarkan, yang dihasilkan pada
kurva biaya marginal sesuai dengan harga – harga yang berlaku.
Gambar 1 Gambar 2

39
P MC P S

P3

P2
P1 S

O Q1 Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q3 Q
Keterangan : MC = kurva biaya marginal
S = kurva penawaran

40
Gambar 1 menunjukkan kurva ongkos (biaya) marginal dari suatu perusahaan produksi (firma)
jangka pendek dalam persaingan sempurna untuk tingkat output lebih besar daripada output
yang berhubungan dengan biaya variabel rata – rata minimum. Pada tingkat harga pasar OP 1,
output keseimbangan (equilibrium output) adalah OQ1; pada tingkat harga pasar OP2, output
keseimbangan adalah OQ2; pada tingkat harga pasar OP3, output keseimbangan adalah OQ3, dan
seterusnya. Apabila hubungan – hubungan antara OP 1 dan OQ1, OP2 dan OQ2, OP3 dan OQ3 dan
seterusnya dihubungkan, maka terdapat kurva penawaran jangka pendek dari suatu firma dalam
persaingan sempurna (gambar 2).
Kurva penawaran bersudut positif, artinya perubahan harga searah dengan perubahan jumlah
output yang ditawarkan; semakin tinggi harga semakin besar jumlah yang ditawarkan dan
semakin rendah harga semakin kecil jumlah yang ditawarkan.
H. ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas penawaran adalah perubahan dalam jumlah barang yang akan dijual akibat perubahan
harga, dirumuskan sebagai berikut :
Q Q
Єs =  

dimana : Q = jumlah barang yang dijual


∆Q = perubahan jumlah barang yang dijual
P = harga barang
∆P = perubahan harga barang
Elastisitas penawaran adalah nol apabila kurva penawaran merupakan garis vertikal atau sejajar
dengan sumbu vertikal, yang berarti jumlah barang yang ditawarkan tidak berubah walaupun
terjadi perubahan harga.
Kurva : P S

 Єs = 0

0 Q
Elastisitas penawaran lebih kecil dari satu apabila kurva penawaran curam, yang berarti
perubahan harga satu persen akan diikuti oleh perubahan jumlah yang ditawarkan kurang dari
satu persen.
Kurva : P S

 Єs < 1

41
0 Q
Elastisitas penawaran lebih besar dari satu apabila kurva penawarannya lebih landai, yang
berarti perubahan harga satu persen akan diikuti oleh perubahan jumlah barang yang ditawarkan
lebih besar dari satu persen.

Kurva : P S

 Єs > 1

0 Q
Elastisitas penawaran adalah tidak terhingga apabila kurva penawarannya berbentuk garis yang
sejajar dengan sumbu horizontal, yang berarti bahwa jumlah barang yang ditawarkan tidak
bergantung pada harga tertentu.
Kurva : P

S  Єs = 

0 Q

PERTANYAAN :
1. Jelaskan pengertian permintaan dan penawaran !
2. Jelaskan mengenai kurva permintaan dan kurva penawaran ! Gambarkan kurvanya !
3. Sebutkan dan jelaskan faktor – faktor penentu dalam permintaan !
4. Jelaskan mengenai elastisitas penawaran dan kriteria elastisitas penawaran nol dan elastisitas
penawaran lebih kecil dari satu !

42
BAB V
BIAYA DAN MARJIN TATANIAGA

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan mengenai pengertian dan ruang lingkup biaya dan marjin tataniaga.
b. Menjelaskan mengenai konsep biaya, marjin dan efisiensi tataniaga

Uraian Pokok Bahasan :


Pokok bahasan ini menguraikan tentang pengertian ruang lingkup biaya dan marjin tataniaga
konsep biaya, marjin dan efisiensi tataniaga

A. BIAYA TATANIAGA
Biaya tataniaga adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pergerakan barang dari
tangan produsen sampai ke konsumen akhir. Pembiayaan tataniaga adalah penyediaan dan
investasi modal terhadap barang dan fasilitas yang diperlukan dalam proses tataniaga.Besar
kecilnya biaya tataniaga produk pertanian tergantung dari besar kecilnya kegiatan lembaga
tataniaga dan jumlah fasiliatas yang diperlukan dalam pergerakan barang. Contohnya, biaya
tataniaga padi lebih besar dari biaya tataniaga sayur kangkung pada satuan volume yang sama,
karena padi harus dikumpul, disimpan di gudang, diolah jadi beras, diangkut, dipacking,
sedangkan sayur setelah dipetik dapat langsung diecerkan di pasar atau dijual.

Pada tataniaga padi, bekerja banyak tipe perantara : pengumpul, pedagang penerima, penyebar,
pengecer, yang kesemuanya menarik keuntungan, hal ini merupakan beban konsmen.
Meningkatnya biaya tataniaga belum tentu menandakan bahwa tataniaga tersebut tidak efisien.
Jika meningkatnya biaya diikuti dengan meningkatnya kepuasan konsumen (kualitas barang
meningkat) maka tataniaga tersebut tetap efisien, dan sebaliknya jika biaya meningkat tapi tidak
diikuti dengann peningkatan kepuasan konsumen, tataniaga tersebut tidak efisien.

Biaya tataniaga antara lain : pengangkutan, penyimpanan, buruh, resiko, bunga kredit, gradasi,
pengepakan, pengolahan, informasi, pajak.
Berdasarkan proses tataniaga, maka biaya tataniaga dapat dibagi menjadi : Biaya pengumpulan
(assembly cost), biaya pemindahan dari titik produksi ke titik konsumsi (transfer cost), biaya

43
penyebaran ke daerah konsumen (distribution cost). Biaya-biaya tersebut mempengaruhi
besarnya perbedaan (selisih harga) yang diterima produsen dengan harga yang dibayarkan
konsumen

B. MARJIN TATANIAGA
Marjin tataniaga adalah selisih antara harga yang diterima produsen dengan yang dibayarkan
konsumen. Jika harga beras/kg yang diterima petani Rp. Rp. 300,-, dan harga yang dibayar
konsumen Rp. 500, maka marjin tataniaga : Rp. 200,-. Jika penyaluran beras melalui banyak
lembaga, maka marjin tataniaga merupakan jumlah marjin-marjin diantara lembaga-lembaga
yang bersangkutan. Jadi marjin tataniaga adalah marjin total dari tingkatan lembaga tataniaga
yang ada dalam saluran tataniaga yang sama.
Di daerah produksi terdapat perbedaan harga yang diterima petani produsen dengan harga yang
diterima pengumpul, karena pedagang pengumpul mnegeluarkan biaya dan menarik profit
dalam proses pengumpulan barang sampai dapat dijual ke pedagang lain. Keadaan ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
H H Dq Sq

Dp Sp Hq -------------

Hp ----------------------------------------------------Hp

O p Dj O q Dj
Harga padi petani Harga padi pedagang pengumpul
Hq – Hp = assembly cost
Gambar 1. Perbedaan harga (marjin) antara petani dengan pedagang pengumpul (hipotesis)

Antara daerah produksi dengan daerah konsumsi terdapat perbedan harga yang sebagian besar
disebabkan oleh biaya transport. Keadaan ini dapat dilihat dari grafik sebagai berikut :
H H Dw Sw

Dq Sq Hw -------------

Hq ----------------------------------------------------Hq

O q Dj O q Dj

44
Harga di pedagang pengumpul Harga di pedagang penerima
Di daerah produksi Di daerah konsumsi

Hw – Hq = transfer cost

Gambar 2.Perbedaan harga (marjin) antara pedagang pengumpul dengan pedagang penerima
(wholesaler)

Di daerah konsumsi tdp perbedaan antara pedagang penerima dengan pengecer, dijelaskan
dengan gambar berikut :

H H Dr Sr

Dw Sw Hr -------------

Hw ---------------------------------------------------Hw

O q Dj O p Dj
Harga di pedangan penerima Harga di pedagang pengecer

Hr – Hw = distribution cost

Gambar 3. Perbedaan harga antara pedagang perantara (wholesaler) dengan pedagang pengecer

Secara keseluruhan uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

H ----------------------------------------------------------------------------

Distribution cost

----------- -------------------

Transfer cost

------------- -----------------------

Assembly cost
----------- ------

Tempat jual beli


Pasar Pasar Pasar Pasar
Eceran perdagangan Pengumpulan Lokal

45
(retailer) (wholesale) (assembly) (local)

Gambar 4. Perbedaan harga akibat adanya biaya pada proses pemindahan barang dari daerah
produksi kedaerah konsumsi

Pada gambar diatas ternyata:


Marjin tataniaga = Jumlah dari selisih harga (A-B), (B-C) dan (C-D), atau :

M = HE – HP

M : Marjin tataniaga
HE : Harga pada petani produsen per satuan barang
HP : Harga eceran per satuan barang

Karena dalam proses pengaliran barang sampai di konsumen, lembaga tataniaga menarik
keuntungan sebagai balas jasa maka :

M=B+

B= biaya tataniaga per satuan barang


 = besarnya keuntungan yang ditarik lembaga tataniaga per satuan barang

Dari rumus tersebut, ditentukan besarnya bagian yang diterima petani (%) dari harga eceran
yaitu :
LP = HP
-----
HE
atau

LP = HE – M = 1 = M
HE HE

LP : bagian (%) harga yang diterima petani


M x 100% : persentase marjin (mark up)
HE

Hubungan antara harga yang diterima petani dengan harga eceran, biaya, keuntungan lembaga
Tataniaga :

HP = HE – M

46
HP = HE – B- 

Dari rumus ini dapat dianalisa, jika diinginkan harga yang diterima petani menjadi lebih besar
maka ditempuh berbagai cara :
a. menaikkan HE dengan syarat B dan  harus tetap
b. menurunkan B dan  dengan syarat HE tetap
c. HE dan B tetap,  diturunkan
d. HE dan  tetap, B diturunkan

Menaikkan harga eceran dapat dilakukan bila dipusat konsumsi terjadi permintaan lebih besar
dari penawaran. Menurunkan biaya atau keuntungan lembaga lebih besar kemungkinannya
dibandingkan menurunkan harga eceran, misal dengan perbaikan sistem pengangkutan,
mengurangi pajak yang terlalu tinggi. Pergeseran kurva demand di pusat konsumsi dapat
diakibatkan oleh pertambahan penduduk yang besar, atau di hari tertentu (hari raya), sehingga
kebutuhan barang meningkat pada periode tertentu. Dapat pula diakibatkan perubahan selera
atau preferensi, dapat dijelaskan pada gambar berikut :

De’
H De H
He1 ------------------ He1 Dp’ Sp
He -------------- He Dp
Hp1 -----------------------
Hp ------------------

O Dj O Dj

He1 > He Hp1 > Hp

Gambar. 5 Pengaruh perubahan demand di pusat konsumsi terhadap demand di pusat produksi
dalam jangka waktu tertentu.

Gambar 5, mula-mula harga eceran di pusat konsumsi He, harga petani di pusat produksi Hp.
Setelah kurva demand di pusat konsumsi bergeser ke kanan akibat bertambahnya permintaan

47
maka harga eceran naik jadi He1, hal ini berakibat kurva demand di pusat produksi bergeser ke
kanan, sehingga harga petani naik jadi Hp1.

Jika sistem pengangkutan berubah menjadi jelek, misal, rusak, jalan buruk, pajak menjadi
tinggi, akibatnya frekuensi angkutan berkurang sehingga supply berkurang sehingga harga
eceran di pusat konsumsi menjadi tinggi, tapi harga yang diterima petani menjadi lebih rendah.
Marjin tataniaga menjadi lebih rendah Untuk jelasnya lihat gambar 6.

H De Se’ H
He1 ----------------- Se He1 Dp Sp
He-------------- He Dp’
Hp1 -----------------------
Hp ------------------

O Dj O Dj

(He1 – Hp1 ) > ( He – Hp )


Gambar 6. Pengaruh sistem pengangkutan yang jelek dan pajak tinggi.

Gambar 6 menunjukkan akibat hubungan antara pusat produksi dan konsumsi yang terhambat,
jumlah penawaran di pusat konsumsi berkurang (kurva supply bergeser ke kiri), sehingga harga
naik menjadi He1. Sebaliknya harga hasil pertanian di pusat produksi menurun karena jumlah
permintaan berkurang (Kurva demand geser kekiri). Jadi marjin Tataniaga menjadi lebih besar
(He1-Hp1 > He-Hp).
Sebaliknya jika sistem pengangkutan lebih baik, pajak rendah, peraturan memungkinkan iklim
perdagangan berjalan lancar, maka jumlah permintaan hasil petanian di pusat produksi atau
jumlah pembelian pedagang bertambah. Akibatnya harga di pusat produksi akan naik dan di
pusat konsumsi akan turun. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

H De Se H
He ------------ Se’ He Dp’ Sp
He1 -------------- He1 Dp
Hp1 -----------------------
Hp ------------------

48
O Dj O Dj

(He1 – Hp1 ) < ( He – Hp )


Gambar 7. Pengaruh meningkatnya permintaan di pusat produksi terhadap penawaran di pusat
konsumsi.

Bila dianggap bahwa jumlah penawaran (Sp) di pusat produksi dan jumlah permintaan (De)
dipusat konsumsi adalah tetap, dengan meningkatnya jumlah permintaan dipusat produksi
berarti meningkatnya Hp menjadi Hp1. Bergesernya kurva permintaan Dp di pusat produksi ke
kanan berakibat bergesernya kurva Se ke kanan jadi Se’ di pusat konsumsi, sehingga He turun
jadi He1. Marjin tataniaga akan lebih kecil, sehingga tataniaga lebih efisien.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perhitungan marjin tataniaga.


a. Faktor waktu.
Terpisahnya pusat produksi dengan pusat konsumsi mengakibatkan pengadaan barang di
tempat konsumen membutuhkan waktu tertentu. Makin jauh letak pusat produksi dari pusat
konsumsi makin panjang waktu yang dibutuhkan dalam usaha pengadaan barang di tempat
konsumen.
Jika harga barang konstan selama periode pengadaan barang oleh pedagang, maka marjin
tataniaga yang dihitung tetap sama dengan marjin tataniaga yang sebenarnya. Apa yang akan
terjadi bila seandainya harga beras eceran misalnya di pusat konsumsi tiba-tiba turun atau
naik?
a.1. Jika harga eceran naik maka marjin tataniaga yang dihitung akan lebih kecil dibanding
marjin Tataniaga yang sebenarnya.
Mt = H Et – H Pt-5
M t-5 = HE t-5 – H Pt-5
Jadi Mt > M t-5 dimana Mt = marjin tataniaga sebenarnya
M t-5 =marjin tataniaga yang dihitung
a.2. Jika harga eceran turun maka mejin tataniaga yang dihitung akan lebih besar diabnding
marjin Tataniaga yang sebenarnya.
M t-5 > Mt ; Mt = H Et - H Pt-5 H Et < HE t-5

M t-5 = HE t-5 – H Pt-5 Mt < M t-5

Untuk barang yang memerlukan periode yang lebih lama misalnya sampai berbulan-
bulan perhitungannya sama saja caranya, hanya perlu dihitung tingkat inflasi. Misalkan
pada bulan Januari di tempat petani harga kopi pipil Rp. 30 per kg. Harga kopi eceran

49
pada bulan Maret Rp. 100/kg. Jika tidak ada inflasi, marjin tataniaga yang sebenarnya
untuk 1 kg adalah :
Mt = H Et – H Pt-5 = 70 (HE t – HEt-3) = 100 – 30
Dimana HE t : harga yang sebenarnya pada bulan Maret
HEt-3 : Harga yang dihitung atau yang diperkirakan pada bulan Januari
Jika antara Januari dan Maret terjadi inflasi 30% maka nilai marjin yang sebenarnya :
Mt’ = (130-30) = 100

Jadi Mt < Mt’ jika Mt’ = marjin pada waktu t dan disertai inflasi
b. Faktor kerusakan, kehilangan, penyusutan barang.
Komoditi pertanian diketahui mudah rusak. Kerusakan terjadi di proses pengumpulan,
pengangkutan, proses pengeceran di pasar karena pengaruh air, panas, dan sebagainya.
Terjadinya kerusakan akan menurunkan kualitas barang sehingga harga akan turun.
Misalnya di desa X seorang pedagang membeli mangga golek dengan kualitas baik yaitu
grade A. Mangga akan dijual di kota Y. Dalam proses pemuatan, perjalanan, pembongkaran,
pengecerannya pasti ada diantara mangga itu yang rusak sehingga tidak dapat dijual di pasar
eceran sebagai grade A, mungkin akan jadi grade B atau C, tergantung dari tingkat
kerusakannya. Perubahan kualitas grade A di desa X menjadi kualitas grade B/C di kota Y
merupakan marjin kualitas. Apa akibatnya dalam perhitungan marjin tataniaga ? M < HE - HP
Hal yang sama akan terjadi pada barang-barang yang mudah susut atau hilang dalam proses
pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan. Akibatnya marjin tataniaga yang sebenarnya
lebih kecil dibanding marjin tataniaga yang dihitung

4. Pengaruh biaya pengangkutan terhadap penerimaan petani dalam penggunaan input.


Ada petani yang memiliki areal usahatani yang sempit, ada yang memiliki usahatani yang
luas. Karena lokasi usahatani tersebar, tentu ada yang dekat pusat konsumsi ada yang jauh.
Ada yang dekat jalan raya atau pelabuhan, ada yang jauh, ada yang kondisi jalan baik, ad a
yang buruk. Hal ini mempengaruhi besarnya biaya angkut terhadap input dan hasil, yang
selanjutnya berpengaruh terhadap tingkat harga. Makin jauh tempat usahatani dari kota
ketenpat produksi input atau dari jalan raya, pelabuhan, maikn mahal harga input (pupuk,
obat) yang harus dibayar petani. Sebaliknya harga hasil petani akan semakin rendah/murah.
Jika efek penggunaan input dianggap sama pada setiap tempat pada jenis tanaman yang sama ,
maka penerimaan petani dalam rupiah akan berbeda sebagai akibat perbedaan kondisi jalan
danjarak. Misalnya secara hipotetis, penggunaan 10 kg pupuk urea terhadap usahatani padi
mengakibatkan pertambahan produksi ( ∆ produksi ) sebanyak 50 kg beras. Hal ini berati

50
selisih nilai pertambahan hasil dengan nilai input di tempat dekat lebih besar dibanding di
tempat yang jauh. Untuk jelasnya secara hipotetis sebagai berikut :
Untuk petani di desa C yang terpencil
Nilai ∆ hasil beras 50 kg 2 Rp 10,- ................... Rp. 500,-
Nilai pupuk urea 10 kg 2 Rp. 55,- ……………. Rp. 550,-
______________________________________________ -
Kerugian petani Rp. 50,-

Bagaimana caranya agar petani desa C dapat menerima harga beras tinggi dan membayar
pupuk urea lebih rendah ?
- Perbaikan sistem angkutan, menambah kuantitas dan kualitas alat angkut, megurangi pajak
angkutan yang tinggi
- Menambah jumlah pembelian beras yang disubsidi pemerintah.
- Jika bentuk pasar pupuk didaerah yang bersangkutan adalah monopoli, dan pasar pupuk di C
benar-benar terpisah dengan pasar B dan A, serta elastisitas permintaan petani di C > di B
dan A, maka dapat dilakukan diskriminasi harga yang memungkinkan harga pupuk di C
lebih rendah, sedang di B dan A menjadi lebih tinggi.

5. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya marjin tataniaga.


a. Dipengaruhi perubahan biaya tataniaga (B), keuntungan perantara () harga yang dibayarkan
konsumen (HE) dan harga yang diterima petani produsen (HP)
M=B+
M = HE – HP
Makin besar biaya tataniaga atau keuntungan pedagang serta makin besar harga eceran atau
makin kecil harga petani berarti makin besar marjin tataniaga.

b. Sifat barang yang diperdagangkan.


Hasil pertanian yang mudah rusak (perishable), marjin tataniaga > dibanding barang yang
tidak mudah rusak. Barang yang mudah rusak membutuhkan banyak biaya, misal buah agar
bisa segera di tangan konsumen, harus diawetkan/dikalengkan, demikian juga dengan barang
yang berat, menempati banyak ruang, marjin tataniaga lebih besar karena butuh biaya
angkutan dan penyimpanan yang lebih besar. Misalnya marjin tataniaga singkong lebih besar
dibanding kentang. Kenyataannya ongkos angkut anatar singkong dan kentang relatif sama
tiap satu satuan waktu berat namun biaya penyimpanannya akan berbeda. Singkong untuk satu
satuan nilai membutuhkan ruangan yang lebih besar dibanding kentang.

51
c. Tingkat pengolahan barang
Hasil pertanian yang mengalami pengolahan untuk dapat dikonsumsi atau dibeli konsumen,
umumnya marjin Tataniaga > hasil barang yang tidak mengalami pengolahan. Misal marjin
Tataniaga kopi > marjin Tataniaga durian. Semakin banyak proses pengolahan yang dilalui
dari suatu barang semakin besar marjin tataniaga dari barang yang bersangkutan.

6. Hubungan Marjin Tataniaga dengan efisiensi.


Sepintas orang memastikan bahwa jika makin kecil marjin tataniaga suatu barang, makin
efisien tatataniagaiaga barang tersebut. Hal ini tidak selamanya benar, jika mengecilnya
marjin tataniaga mengakibatkan menurunnya kepuasan produsen, perantara, dan konsumen
maka tataniaga barang tersebut tidak efisien. Kemungkinan mengecilnya marjin tataniaga dan
akibat-akibatnya dapat dianalisa secara matematis :
a. M = HE – HP
Jika HP (harga di petani) meningkat dan H E (harga eceran) konstan, berarti kepuasan
konsumen tetap, kegiatan pedagang tidak menurun, tatataniaga dirasa akan efisien. H E dan HP
sama-sama meningkat, tapi persentase HP tetap > HE, kepuasan konsumen juga bertambah
serta kegiatan pedagang tidak menurun, ini berarti efisiensi. Umumnya konsumen ingin
membayar harga yang rendah, produsen ingin menjual barang dengan harga tinggi. Jika
keinginan tercapai, mereka puas :
M = HE  - HP 
Jika HE menurun dan HP meningkat, M akan menjadi kecil, dan kalau kegiatan pedagang tidak
menurun, akan terjadi efisiensi.

b. M = B + 
M akan bertambah kecil kalau B (biaya) atau  (keuntungan) berkurang.
M = HE  - HP 
Berkurangnya B atau  menimbulkan efisiensi jika kepuasan dan kegiatan lembaga tataniaga
tidak menurun.
Sesungguhnya memperkecil marjin tataniaga dapat dilakukan dengan melihat dari satu sudut
saja misal dari sudut produsen, misal di suatu daerah, kedudukan ekonomi petani sangat lemah
sedang konsumen lebih kuat. Untuk memperkecil marjin maka HP dapat dinaikkan dan tidak
perlu harus HE diturunkan :
M = HE - HP 

52
Bagaimana jika M itu jadi besar ? apakah pasti efisien ? Belum tentu. Jika ia mengakibatkan
menurunnya kepuasan konsumen,maka tidak efisien, tapi jika akibatnya menimbulkan
kepuasan konsumen dan produsen maka tatataniaga efisien. Misalnya H E naik karena
dilakukan pengepakan barang, pelayanan yang baik yang mengakibatkan B lebih tinggi,
kepuasan konsumen tetap atau meningkat
M = B +   = HE  - HP
Jadi memperkecil marjin tataniaga hanya bertitiktolak bagaimana cara memperkecil biaya atau
keuntungan baik secara sendiri atau bersama. Karena dianggap jika B dan  turun, dipastikan
HP akan naik dan HE akan turun.
M = B +  = HE  - HP 

Untuk menurunkan biaya dan keuntungan, beberapa yang harus dilaksanakan antara lain
- Memperbaiki pelaksanaan dari fungsi tataniaga terutama fungsi fisik dan fasilitas agar bisa
berjalan efisien dan dan efektif.
- Memperbaiki komunikasi antara pusat konsumsi dengan pusat produki dapat menekan biaya
(perbaikan jalan buruk, buka jalan desa, dll)
- Mendirikan gudang dan perbaikan cara penyimpanan

PERTANYAAN :

1. Jelaskan apa yang terjadi pada marjin tataniaga apabila :


a. Sistem pengangkutan suatu daerah menjadi lebih jelek/buruk dan pajak yang tinggi
b. Sistem pengangkutan suatu daerah menjadi lebih baik dan pajak yang rendah.

2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perhitungan marjin tataniaga ?

53
BAB VI
PASAR

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan mengenai pasar konkrit dan pasar abstrak.
b. Menjelaskan mengenai bentuk – bentuk pasar.
c. Menjelaskan mengenai tingkat pasar.

Uraian Pokok Bahasan :


Pokok bahasan ini menguraikan tentang pasar konkrit dan pasar abstrak, bentuk – bentuk pasar dan
tingkat pasar.

A. PENGERTIAN PASAR
Pasar adalah orang – orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan
kemauan untuk membelanjakannya. Dalam permintaan pasar untuk beberapa barang atau jasa,
terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya beli
mereka dan tingkah laku dalam pembelian mereka.

B. PASAR KONKRIT DAN PASAR ABSTRAK


Pasar konkrit adalah tempat di mana para peminta dan penawar barang berkumpul dan bertemu.
Pasar konkrit mempunyai ciri :
 Peserta pasar (penjual dan pembeli) dan barang yang diperdagangkan terdapat pada pasar
tersebut.
 Barang – barang yang diperdagangkan meliputi barang – barang konsumsi dan benda –
benda modal.

Mengenai pasar abstrak, ada beberapa macam rumusan, yaitu :

54
 Pasar abstrak adalah keseluruhan permintaan dan penawaran yang berhubungan satu sama
lain.
 Pasar abstrak adalah seluruh daerah, di mana para pembeli dan penjual berhubungan dan di
mana terjadi pertukaran.
 Pasar abstrak adalah seluruh daerah, di mana para peminta dan penawar mempunyai kontak
sehingga harga – harga benda yang sama saling mempengaruhi satu terhadap lainnya secara
kuat.

Berdasarkan luasnya, pasar abstrak dapat dibagi menjadi pasar dunia, pasar regional, dan pasar
lokal. Luas sebuah pasar di samping tergantung pada luasnya hubungan antara permintaan dan
penawaran, tergantung pula pada faktor – faktor :
 Apakah barang bersangkutan dipergunakan di mana – mana;
 Apakah barang tersebut dapat di simpan lama;
 Biaya – biaya transport
 Kemungkinan mengadakan standarisasi akan memperluas pasar, karena barang tersebut
dapat dijual berdasarkan monster.

C. BENTUK – BENTUK PASAR


Bentuk Pasar adalah bentuk yang menunjukkan keadaan – keadaan obyektif, di mana terjadi
pertukaran. Dalam membedakan pasar menurut bentuk dipakai kriteria jumlah penjual dan
jumlah pembeli.
1. Pasar Persaingan Murni
Suatu pasar dikatakan persaingan murni jika mempunyai tiga macam sifat yaitu :
a. Pada pasar tersebut berbagai perusahaan menjual produk tunggal yang identik.
b. Jumlah penjual dan pembeli banyak sehingga tidak seorangpun di antara mereka dapat
mengambil harga produk secara berarti.
c. Penjual dan pembeli leluasa dalam mengambil keputusan – keputusannya.
2. Pasar Monopoli
Pasar Monopoli dalam arti umum adalah situasi pasar di mana seorang atau sekelompok
penjual mempunyai pengaruh demikian besar atas penawaran produk tertentu, sehingga
dapat menentukan harga. Jadi pada monopoli murni, perusahaan bersangkutan tidak
mempunyai saingan langsung dan juga tidak berhadapan dengan produk atau sekelompok
produk yang bersaing dekat dengan produknya.
Bentuk pasar yang dekat keadaannya dengan monopoli adalah pasar duopoli dan oligopoli.
Pasar duopoli adalah bentuk pasar di mana hanya terdapat dua penjual produk tertentu.

55
Pasar oligopoli adalah bentuk pasar di mana terdapat lebih dari dua penjual (tetapi sedikit
jumlahnya) produk tertentu, dan karenanya setiap perusahaan dapat mempengaruhi
penjualan pihak saingannya dengan jumlah yang berarti.
3. Pasar Monopsoni
Pasar Monopsoni akan dijumpai apabila terdapat seseorang / sebuah badan pembeli untuk
benda tertentu, sehingga dapat mempengaruhi permintaan dan harga barang tersebut.
Bentuk pasar yang dekat keadaannya dengan monopsoni adalah pasar duopsoni dan
oligopsoni. Pasar duopsoni kebalikan dari pasar duopoli; dimana pada pasar duopsoni
hanya terdapat dua pembeli benda tertentu. Pasar oligopsoni kebalikan dari pasar oligopoli;
terdapat pihak pembeli benda tertentu dalam jumlah sedikit (tiga atau empat pembeli).
4. Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik disebut juga pasar monopoli tidak sempurna atau pasar
persaingan tidak sempurna. Pasar ini merupakan bentuk antara dari pasar persaingan murni
dan pasar monopoli murni.
Salah satu kondisi dari persaingan murni yang terdapat dalam pasar persaingan monopolistik
adalah bahwa terdapat sejumlah besar penjual barang tertentu tetapi diantaranya ada penjual
yang dapat mempengaruhi penjualan dari setiap penjual lainnya hingga timbul suatu reaksi.
Kondisi yang sesuai dengan monopoli murni adalah bahwa perusahaan / penjual
menghasilkan sesuatu barang yang cukup diferensiasi dalam pikiran para konsumen
terhadap barang – barang substitusi dekat, atau tidak ada perusahaan / produsen lain yang
menghasilkan barang serupa dengan barang yang dihasilkan perusahaan / produsen tadi.
Dengan kata lain, pada pasar persaingan monopolistik dijumpai suatu perusahaan besar atau
kombinasi dari perusahaan – perusahaan dan beberapa perusahaan kecil sebagai penjual, di
mana perusahaan besar mempunyai pengaruh lebih besar atas suplai dan harga pasar.

D. JENIS - JENIS PASAR


Berdasarkan motif pembelian dari pembeli untuk membeli suatu produk, pasar dapat
digolongkan ke dalam lima golongan, yaitu :

1. Pasar Konsumen
Pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang – barang untuk
dikonsumsikan, bukannya dijual atau diproses lebih lanjut. Termasuk dalam pasar ini adalah
pembeli – pembeli individual dan pembeli rumah tangga (non bisnis).
 Apa yang dibeli ? Yang dibeli oleh pasar konsumen adalah barang dan jasa konsumsi.

56
 Mengapa membeli ? Konsumen membeli produk karena ingin terpenuhi kebutuhannya
dan ingin merasakan kepuasan. Sedangkan timbulnya keinginan dan kebutuhan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : perkembangan fisik, belajar, faktor sosial,
ekonomi, dan sebagainya.
 Siapa yang membeli ? Yang membeli barang konsumsi adalah orang – orang yang
termasuk dalam golongan pasar konsumen.
 Bagaimana membelinya ? Pembelian bukanlah hanya satu tindakan saja, tetapi
merupakan beberapa tindakan yang meliputi keputusan tentang jenis produk, bentuknya,
mereknya, jumlahnya, penjualnya, dan waktu serta cara pembayarannya. Ini banyak
dipengaruhi oleh kebiasaan membeli dari para pembeli. Salah satu kebiasaan membeli
ini disebut impulse buying, yaitu pembelian yang dilakukan tanpa direncanakan.
Pembelian tanpa direncanakan ini dapat dibedakan ke dalam : 1) reminder buying yaitu
pembelian tanpa direncanakan yang didasarkan pada ingatan, 2) suggestion buying yaitu
pembelian tanpa direncanakan yang didasarkan pada suatu saran dari orang lain
(pramuniaga, spanduk).
2. Pasar Produsen / Pasar Industri
Pasar produsen adalah suatu pasar yang terdiri dari individu – individu dan lembaga atau
organisasi yang membeli barang – barang untuk diproses lagi sampai menjadi produk akhir
yang kemudian dijual.
 Apa yang dibeli ? Yang dibeli oleh pasar produsen adalah barang dan jasa industri.
 Mengapa membeli ? Pembeli industri membeli barang dan jasa untuk diproses lagi atau
untuk membantu / memperlancar usahanya dengan tujuan dapat memperoleh laba dari
penjualan hasil produksinya. Pada umumnya, permintaan barang industri bersifat
derived, artinya diturunkan oleh barang industri lain atau barang konsumsi yang
dihasilkan dari barang industri tersebut. Misalnya : permintaan produk konsumen seperti
mobil akan menciptakan permintaan untuk barang dan jasa industri seperti accu, kaca,
busi, plastik jok, mesin, ban, dan sebagainya.
 Siapa yang membeli ? Yang membeli barang konsumsi adalah para pembeli dalam pasar
industri, yaitu golongan yang memainkan peranan pembelian seperti dalam pasar
konsumen.
 Bagaimana membelinya ? Ada tiga macam situasi pembelian, yaitu : 1) tugas baru,
artinya pembeli baru pertama kali akan membeli, 2) pembelian ulang, artinya pembeli
sudah pernah melakukan pembelian barang yang sama, dan akan membeli lagi untuk
kedua atau ketiga kalinya, 3) pembelian terus – menerus, artinya pembeli sudah berkali –
kali melakukan pembelian barang yang sama.

57
3. Pasar Penjual / Pasar Pedagang
Pasar penjual adalah suatu pasar yang terdiri atas individu – individu dan organisasi yang
memperoleh atau membeli barang – barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan
agar mendapatkan laba.
 Apa yang dibeli ? Yang dibeli oleh pasar penjual ada dua macam, yaitu 1) barang –
barang untuk dijual lagi, dan 2) barang dan jasa untuk melakukan operasinya.
 Mengapa membeli ? Pembeli industri membeli barang dan jasa dengan tujuan dapat
memperoleh laba dari usahanya. Untuk itu mereka berusaha membeli barang – barang
dengan harga yang murah dan kemudian menjualnya dengan harga lebih tinggi.
 Siapa yang membeli ? Pada perusahaan perdagangan yang besar, pembelian merupakan
fungsi khusus dan biasanya ditangani oleh bagian tersendiri yang disebut Bagian
Pembelian.
 Bagaimana membelinya ? Dalam melakukan pembelian, pasar penjual berusaha mencari
penyedia atau produsen yang paling baik. Jadi, kegiatan pembelian mereka diutamakan
untuk memilih penyedia. Mereka juga perlu memperhatikan faktor – faktor lain seperti :
syarat pembayaran, pelayanan, dan bantuan promosional dari penyedia.
4. Pasar Pemerintah
Pasar pemerintah adalah pasar di mana terdapat lembaga – lembaga pemerintahan, seperti :
departemen – departemen, direktorat, kantor – kantor dinas, dan instansi lain.
 Apa yang dibeli ? Pemerintah membeli barang dan jasa untuk keperluan – keperluan di
bidang : pertahanan, pendidikan dan kebudayaan, pekerjaan umum, kesehatan,
kesejahteraan rakyat, dan sebagainya. Dalam hal ini, pemerintah membeli segala sesuatu
untuk melaksanakan fungsi – fungsi dalam pemerintahan atau segala sesuatu yang
berkaitan dengan bidang tersebut.
 Mengapa membeli ? Pemerintah membeli barang dan jasa dengan tujuan untuk
kepentingan dan kesejahteraan masyarakatnya (pegawai dan masyarakat umum). Selain
itu, pemerintah juga mengeluarkan biaya untuk keperluan bidang bisnis guna membentu,
membina, dan memajukan pengusaha.
 Siapa yang membeli ? Organisasi atau lembaga pemerintahan yang melakukan
pembelian dapat dibagi ke dalam dua golongan, yaitu : 1) Pemerintah Pusat, dan 2)
Pemerintah Daerah.
 Bagaimana membelinya ? Cara pembelian oleh pemerintah dapat dilakukan melalui dua
macam prosedur, yaitu : 1) penawaran secara terbuka, dimana pemerintah harus memilih
penyedia yang berkualitas baik, dan 2) kontrak perjanjian, yaitu pemerintah harus

58
melakukan kontraktor yang bersedia memberikan konsesi paling mengutungkan
sehingga menghindari pemborosan dan kerugian – kerugian yang tidak diinginkan.
5. Pasar Internasional
Pasar internasional meliputi beberapa atau semua negara di dunia.
 Apa yang dibeli ? Yang dibeli oleh pasar internasional dapat berupa barang dan jasa
konsumsi maupun barang dan jasa industri.
 Mengapa membeli ? Pasar internasional melakukan pembelian barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup seseorang, untuk mendapatkan laba dengan cara menjual
lagi, menyewakan, atau memproses menjadi barang lain untuk dijual.
 Siapa yang membeli ? Pembelian dapat dilakukan oleh pembeli individual dan pembeli
rumah tangga, pembeli industri, lembaga – lembaga pemerintahan, dan pedagang.
 Bagaimana membelinya ? Karena pihak yang menjual barang / jasa berada di negara
lain, maka pembelian yang dilakukan oleh pembeli / pasar (negara tertentu) harus
melalui prosedur perdagangan internasional yang mencakup kegiatan ekspor impor.

PERTANYAAN :
1. Jelaskan ciri – ciri pasar konkrit dan pasar abstrak !
2. Berikan perbedaan antara pasar monopoli dan pasar duopoli serta pasar monopsoni dan pasar
duopsoni !
3. Jelaskan empat macam bentuk pasar berdasarkan kriteria : 1) Apa yang dibeli, 2) Mengapa
membeli, 3) Siapa yang membeli dan 4) Bagaimana membelinya !

59
60

Anda mungkin juga menyukai