Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1940 PT Sang Hyang Seri (PERSERO) disingkat PT

SHS, adalah perkebunan besar milik swasta asing (Inggris) dengan

nama “Pamanukan & Tjiasem Lands” yang dengan adanya

nasionalisasi pada tahun 1957 dikelola oleh Yayasan Pembangunan

Daerah Jawa Barat (YPDB).

Pada tahun 1966 YPDB menjadi “Proyek Produksi Pangan

Sukamandi Jaya” bersamaan dengan dibentuknya “Proyek Penelitian

dan Mekanisasi” serta “Proyek Perhewani”. Ketiga proyek ini dilebur

pada tahun 1968 menjadi “Lembaga Sang Hyang Seri”.

PT. Sang Hyang Seri untuk pertama kali didirikan di Propinsi

Jawa Barat tepatnya di Sukamandi pada tahun 1971, berdasarkan PP

No.22 tahun 1971 tanggal 5 Mei 1971 bertepatan didirikannya Balai

Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Sukamandi yang dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:

183/KPTS/ORG/V/1971 tanggal 5 Mei 1971.

Pada tahun 1971 Lembaga Sang Hyang Seri menjadi

Perusahaan Umum (PERUM) Sang Hyang Seri sebagai salah satu

sub sistem perbenihan nasional, yang dengan bantuan pinjaman dana


dari Bank Dunia merupakan perusahaan perbenihan yang modern

dan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Pada tahun 1971 PT. Sang Hyang Seri untuk pertama kalinya

hanya mempunyai cabang yakni cabang Sukamandi Jawa Barat.

Kemudian tahun 1973 cabang-cabang diperluas sampai Jawa Tengah

dan Jawa Timur. Kemudian pada tahun 1982 diadakan

pengembangan keluar Pulau Jawa sehingga didirikan cabang-cabang

seperti Lampung, Cabang Sumatra Barat, Cabang Sumatra Utara dan

Cabang Sulawesi Selatan di Sidenreng Rappang.

Untuk Sulawesi Selatan pada mulanya dipilih salah satu diantara

dua kabupaten yakni Kabupaten Maros dan Kabupaten Sidenreng

Rappang, di mana kedua daerah tersebut cukup potensial untuk

tanaman pangan utamanya Padi dan Palawija.

PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap)

awalnya adalah Perusahaan Umum (PERUM) merupakan suatu

perusahaan milik Negara dibawah naungan Departemen Pertanian,

dalam hal ini Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan.

Kemudian pada tahun 1995 PERUM Sang Hyang Seri berubah

menjadi PT (Perseroan Terbatas) melalui PP Nomor 18 tahun 1995.

Kemudian atas pertimbangan dari hasil Musyawarah antara pihak

Pemerintah Daerah Tingkat 1 Propinsi sulawesi Selatan dengan Pihak

PT. Sang Hyang Seri, maka Kabupaten Sidenreng Rappang


diputuskan sebagai lokasi didirikan Unit Pengelolaan Benih (UPB)

yang dikelola PT. Sang Hyang Seri (Persero).

Pada tahun 1997 PT. Sang Hyang Seri (Persero) memasuki

bisnis benih hortikultura dan pada tahun 2001 mulai mengembangkan

bisnis agroinput yang berupa sarana produksi dan agrooutput yang

berupa hasil pertanian.

Pada tahun 2003 core business dikembangkan dari benih

tanaman pangan menjadi benih pertanian dalam arti luas, yaitu

meliputi benih tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan,

peternakan dan perikanan. Selain core business, pada tahun 2008 PT

Sang Hyang Seri (Persero) dapat pula melakukan kegiatan

penunjang core business dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya

perseroan. Pembinaan perusahaan dilaksanakan oleh Kementerian

Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.

PT. Sang Hyang Seri (Persero) mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Produksi serta Pemasaran dan Perdagangan Benih Pertanian.

b. Penelitian, Serifikasi, Pendidikan dan Penyuluhan serta jasa lainnya

dibidang Perbenihan.

c. Kegiatan lainnya yang langsung menunjang usaha Perbenihan

yang dapat meningkatkan Pendapatan dan Kinerja Perusahaan.

2. Visi, Misi, Motto, dan Grand Strategy PT. Sang Hyang Seri (Persero)

Kabupaten Sidenreng Rappang.

a. Visi.
Menjadi Perusahaan Agroindustri Benih Nasional Kelas Dunia.

b. Misi

Menghasilkan produk agroindustri bermutu melalui pemanfaatan

sumberdaya perusahaan secara efisien dan efektif untuk

memberikan manfaat optimal bagi stakeholders.

c. Motto

Mutu dan Pelayanan Terjamin

d. Grand Strategi

Tetap mempertahankan pertumbuhan perusahaan secara

konsentrik yang didasarkan atas keunggulan teknologi.

Peta Lokasi Wilayah Kerja

Gambar V.1 Peta Lokasi PT. Sang Hyang Seri (Persero)


3. Sumber Daya Manusia

Salah satu bidang fungsional yang turut berperan dalam

menentukan posisi internal perusahaan, adalah Sumber Daya

Manusia. Secar garis besar, terdapat tiga faktor terkait dengan bidang

ini PT Sang Hyang Seri (Persero) Cabang Sidenreng Rappang, yaitu

Struktur Organisasi, Kualitas Staf dan Karyawan, serta Kebijakan

Hubungan Kerja.

Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

merupakan faktor yang tidak kalah penting dari Pemasaran, karena

hasilnya akan berdampak pada penciptaan inovasi terhadap

peningkatan kualitas produk baru serta menaikkan hasil produktivitas

dan efisiensi. Ada tiga faktor yang diidentifikasi sehubungan dengan

Research and Development yaitu kelengkapan fasilitas berupa

laboratorium dan areal percontohan/kerjasama, Intensitas riset areal

percontohan dan riset pasar.

Tersedianya laboratorium dan fasilitas quality control produk

beras PT. Sang Hyang Seri (Persero) cabang Sidenreng Rappang

untuk menciptakan dan mengembangkan produk baru disamping

adanya jaminan kualitas produk karena telah melewati perlakuan

pengujian misalnya meliputi: rasa nasi enak, pulem, tahan basi.

Untuk melakukan riset di laboratorium perusahaan menempatkan

tenaga analis dan tenaga terampil dibidang penggilingan sebagai

pengontrol kualitas hasil produk ditingkat penggilingan. Sedangkan


untuk keperluan riset lahan percontohan yaitu penelitian untuk

mandapatkan varietas unggul. Penelitian ini dilakukan dengan

bekerjasama dengan Tim Teknis yang terdiri dari Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura, Balai Penelitian dan Perguruan

Tinggi secara intensif.

4. Uraian Tugas

a. Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi

Semua bagian dalam struktur organisasi memiliki tugas dan

tanggung jawab yang jelas sehingga kegiatan perusahaan dapat

berjalan dengan baik dan terarah. Adapun rincian tugasnya sebagai

berikut:

1) General Manager (Kepala Kantor Regional)

Tugas utama general manager adalah memimpin dan

menentukan pokok-pokok kebijakan operasional disegala bidang

dengan cara merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan

membina kegiatan bawahan agar sasaran operasional regional

dapat dicapai. Dalam melaksanakan tugasnya, general manager

bertanggung jawab langsung kepada direksi. Dalam

melaksanakan tugas sehari-hari, general manager dibantu oleh

Sekretaris Perusahaan, Senior Manajer Produksi, Senior

Manajer Pemasaran, manajer Keuangan dan Sumber Daya

Manusia (SDM), serta para Manager Cabang Produksi dan

Manager Cabang Pemasaran yang ada.


2) Manager (kepala Cabang)

Tugas utama manajer cabang adalah memimpin dan

menentukan pokok-pokok kebijaksanaan produksi dan

Pemasaran benih serta optimalisasi pengolahan benih

dilingkungan cabang dengan cara merencanakan, membina,

menyelenggarakan dan menjamin kegiatan produksi,

pemasaran, keuangan dan SDM agar sasaran yang telah

ditetapkan tercapai. Manager Cabang Produksi dan Manager

Cabang Pemasaran memiliki tanggung jawab kepada general

manager. Dalam menjalankan tugasnya, manajer dibantu oleh

Sekretaris, Asisten Manajer Produksi, Asisten Manajer

Penjualan, Supervisor Penjualan, Supervisor Mutu, Supervisor

Penelitian dan Pengembangan dan Supervisor Keuangan dan

SDM.

3) Sekretaris Regional (Sekretaris Cabang)

Tugas pokok sekretaris Cabang adalah menyelenggarakan

pengelolaan/pelayanan kesekretariatan serta pelayanan umum

cabang agar tercipta kelancaran pelayanan kesekretariatan dan

pelayanan informasi. Cabang Sekretaris merupakan cabang

yang bertanggung jawab langsung kepada manajer cabang dan

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh supervisor Kuangan

dan SDM.

4) Asisten Manajer Produksi


Tugas pokok Asisten Manajer Produksi adalah

menyelenggarakan kegiatan produksi benih dengan cara

menyusun, merencanakan, mengawasi dan mengendalikan

kegiatan produksi kerjasama dengan petani penangkar serta

mengolah dan mengemas sehingga menjadi benih kantong yang

siap untuk dipasarkan. Asisten Manajer Produksi bertanggung

jawab langsung Kepada manajer dan dalam melaksanakan

tugasnya dibantu oleh Supervisor Kebun, Supervisor

Pengolahan benih dan Supervisor Logistik Produk.

5) Supervisor Kebun

Tugas pokok Supervisor Kebun adalah melaksanakan kegiatan

kerjasama benih dengan cara merencanakan, mengatur dan

membimbing tugas agar menghasilkan calon benih kerjasama

yang dapat dibeli sesuai dengan standar. Dalam melaksanakan

tugasnya, Supervisor Kebun bertanggung jawab langsung

kepada asisten manajer Produksi.

6) Supervisor Pengolahan Benih

Tugas pokok Supervisor pengolahan benih adalah

melaksanakan kegiatan pengolahan calon benih padi menjadi

benih kantong dengan cara Pengeringan, pembersihan,

pengujian dan pengantongan agar memperoleh benih yang siap

dipasarkan. Supervisor pengolahan benih dalam melaksanaakan


tugasnya bertanggung jawab langsung kepada asisten manajer

produksi.

7) Asisten Manajer Penjualan

Tugas pokok Asisten Manajer Penjualan adalah

menyelenggarakan kegiatan penjualan didaerahnya dengan cara

merencanakan penjualan, mencari, membimbing penyalur, serta

melayani pesanan agar target penjualan yang telah ditetapkan

dapat tercapai. Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Manajer

Penjualan bertanggung jawab langsung kepada manajer dan

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Supervisor

Penjualan dan supervisor administrasi dan distribusi.

8) Supervisor Penjualan

Tugas pokok Supervisor Penjualan adalah melaksanakan

kegiatan pengembangan serta pembinaan pasar didaerahnya

dengan cara menerima instruksi dari Asisten Penjualan, agar

rencana penjualan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan

berkembang setiap saat serta dapat terpeliharanya pasar dan

perkembangan pasar. Dalam menjalankan tugasnya, Supervisor

penjualan bertanggung jawab langsung kepada Asisten Manajer

Penjualan.
9) Supervisor Administrasi dan Distribusi

Tugas pokok Supervisor Administrasi dan Distribusi adalah

melaksanakan kegiatan pendistribusian benih dan administrasi

penjualan dengan terlebih dahulu memeriksa order penjualan,

pengiriman penjualan, dan tata cara penjualan sesuai dengan

sistem yang berlaku agar kegiatan distribusi benih berjalan

lancar. Supervisor Administrasi dan Distribusi dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada

asisten manajer penjualan. (Profil PT. Sang Hyang seri (Persero)

Kabupaten Sidenreng Rappang 2016).

b. Unit dan Program Kerja

Gambar V.2. Model Pengembangan Perusahaan


c. Tugas dan Peranan Perusahaan

Adapun tugas Pokok dan peranan Perusahaan adalah sebagai

berikut:

1) Tugas Pokok Perusahaan

PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kabupaten Sidenreng Rappang

adalah perusahaaan yang bergerak dibidang pembenihan, maka

tugas pokok untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan adalah

sebagai berikut :

a) Produksi, Pengolahan, Penyimpangan, Pemasaran,

Pembungkusan dan penyaluran benih yang bersertifikat.

b) Pendidikan tenaga-tenaga dalam pembenihan.

c) Penelitian dan penyuluhan dalam bidang pertanian.

d) Kegiatan-kegiatan lainnya yang langsung menunjang usaha

dalam bidang pembenihan.

2) Prose Produksi dan Pengolahan Benih

Kegiatan produksi benih meliputi kegiatan pemasaran sampai

pengolahan calon benih menjadi benih siap dijual (Benih

Kantong). Dalam sistem produksi benih PT. Sang Hyang Seri

(Persero) Kabupaten Sidenreng Rappang melaksanakan dengan

dua cara yaitu :

a) Swakelola
Memproduksi benih sepenuhnya dilaksanakan oleh PT. Sang

Hyang Seri (Persero) Kabupaten Sidenreng Rappang pada

lahan sendiri.

b) Kerjasama

1) Memproduksi benih unggul padi dilakukan melalui kerja

sama dengan petani penangkar benih diatas milik PT. Sang

Hyang Seri (Persero) Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil

panen berupa calon benih bila memenuhi syarat-syarat

pengujian oleh balai pengawasan dan sertifikat benih

(BPSB) dibeli oleh PT. Sang Hyang Seri Kabupaten

Sidenreng Rappang untuk seterusnya diolah oleh Unit

Pengolahan Benih (UPB) sampai menjadi benih kantong.

2) Memproduksi benih dilakukan melalui kerjasama dengan

para petani penangkar benih diatas milik petani. Hasil

panen berupa calon benih bila memenuhi syarat-syarat

pengujian lapangan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih (BPSB) oleh PT. Sang Hyang seri untuk seterusnya

diolah di Unit Pengolahan Benih (UPB) sampai menjadi

benih kantong. Cara memproduksi benih seperti ini

dilakukan dicabang-cabang PT. Sang Hyang Seri diluar

Sukamandi (Jawa Barat). (Profil PT. Sang Hyang Seri

(Persero) Kabupaten Sidenreng Rappang).


Olek Karena itu, PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Sidenreng

Rappang dalam pengadaan Gabah Kering Sawah (GKS) calon

benih atau dengan yang lain memproduksi menempuh cara yang

kedua yaitu kerjasama dengan kelompok tani. Caranya adalah

PT.Sang hyang seri Kabupaten Sidenreng Rappang menghubungi

Dinas Pertanian Tanaman Pangan atau yang mewakili untuk minta

petunjuk kelompok tani mana yang dianggap bisa mendapat

rekomendasi untuk diajak kerjasama dalam pengadaaan benih.

Kemudian setelah ada kelompok tani yang ditunjuk oleh Dinas

Pertanian Tanaman Pangan, maka PT. Sang Hyang Seri

Kabupaten Sidenreng Rappang mengadakan pertemuan dengan

para pengurus kelompok tani dan anggotanya dan dihadiri oleh

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan atau yang mewakili serta

petugas dari Balai Pengawasan Sertifikat Benih (BPSB) VI yang

berkedudukan di Maros. Dalam pertemuan ini akan membahas

tentang :

a) Kesanggupan kelompok tani untuk diajak kerjasama.

b) Rencana kegiatan turun sawah.

c) Rencana varietas yang akan ditanam.

Apabila sudah ada kesepakatan dan kesimpulan antara

kelompok tani dengan pihak Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih

(BPSB), maka PT. Sang Hyang Seri Kabupaten sidenreng

Rappang membuat surat permohonan kepada Balai Pengawasan


dan Sertifikat Benih (BPSB) untuk diadakan pemeriksaan lapangan

pendahuluan dengan melampirkan:

a) Peta lokasi.

b) Luas areal.

c) Rencana hambur.

d) Rencana varietas yang akan ditanam.

Untuk selanjutnya petugas dari Balai Pengawasan dan

Sertifikat Benih (BPSB) datang mengadakan pemeriksaan

lapangan pendahuluan. Adapun pemeriksaan pendahuluan yang

dilaksanakan oleh Balai Pengawasan dan sertifikat Benih (BPSB)

meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Letak dan Batas-batas Areal serta Luasnya.

Letak harus strategis dan mudah dijangkau sehingga dapat

mempermudah dari segi pengawasan dan pembinaannya serta

mempunyai batas-batas yang jelas, begitupula dengan luas

penangkarnya harus disebutkan.

b) Bekas Tanaman Sebelumnya Murni Tanaman Lalu.

Mengenal sejarah lapangan, tanaman sebelumnya harus jalan

karena penting untuk menentukan varietas yang akan ditanam.

c) Rencana Varietas yang akan ditanam.

Untuk memperkecil terjadinya campuran dari varietas lain dan

menjaga kemurniaan varietas atau mudah dibedakan bentuk

morfologinya.
d) Standar Benih

Untuk memproduksi benih bersertifikat, dikehendaki syarat

bahwa sumber benihnya minimal setingkat lebih tinggi dari yang

akan dihasilkan. Bilamana setelah diadakan pemeriksaan

lapangan pendahuluan oleh petugas Balai Pengawasan dan

Sertifikat Benih (BPSB) dan dinyatakan lulus lapangan, maka

PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Sidenreng Rappang membuat

surat kontrak perjanjian untuk kerjasama kelompok tani yang

ditanda tangani oleh pihak pertama atas nama Direksi PT. Sang

Hyang Seri yang diwakili oleh kepala cabang berdasarkan surat

kuasa yang dipegangnya. Pihak kedua oleh ketua kelompok tani

atas semua anggotanya dan disaksikan oleh Kepala Desa/Lurah

dimana areal berada.

Teknik pelaksanaan selanjutnya sesuai jadwal kegiatan

untuk turun sawah maka PT. Sang Hyang Seri Kabupaten

Sidenreng Rappang mengusahakan benih pokok yang kemudian

dipinjamkan kepada petani kerjasama, dengan dosis 30 kg

perhektar dan pengembaliaannya setelah panen dengan harga

yang sesuai dengan surat keputusan Direksi. Kemudian petani

kerjasama ini memulainya.

a) Pengolahan Tanah

Dilakukan sebaik mungkin dan diperkirakan varietas sudah

tidak tumbuh lagi sehingga memperkecil resiko terjadinya


campuran dari varietas lain. Bentuk permukaan tanah merata

sehingga pembagian airnya merata pula.

b) Pembuatan Persamaian

Sesuai dengan petunjuk teknis, sedapat mungkin harus dipilih

bulan yang tepat untuk merontokkan pada musim tanam yang

lalu, luasnya sesuai dengan petunjuk yakni 20/ml dari luas

areal yang akan ditanami dengan tujuan agar pertumbuhan

bibit bisa lebih besar dan memperkecil resiko kerusakan pada

waktu akan dicabut atau dipindahkan.

c) Penanaman

Penanaman dilakukan setelah dilakukan pemupukan dasar,

penanamaan dilakukan atau diusahakan secara sejajar agar

memudahkan seleksi dengan jarak tanam 20 × 20 cm.

Banyaknya bibit tanaman dalam satu rumpun yaitu satu

sampai dua batang, bila terlalu banyak dalam satu rumpun

akan menyulitkan dalam seleksi. Penyulaman dilakukan

setelah berumur 5 sampai 7 hari.

d) Pengairan

Diusahakan agar tanaman selalu cukup air, pembuangan air

atau pengairan dilaksanakan bilamana dianggap perlu,

misalnya pada saat penyiangan, penyemprotan dan

pemupukan. Dua minggu sebelum panen pertanaman

hendaknya dikeringkan agar pemasakan serempak.


e) Pemeliharaan.

Pemeliharaan tanaman termasuk pemberian pupuk serta

obat-obatan harus sesuai dengan rekomendasi Dinas

Pertanian Tanaman Pangan.

f) Seleksi dan Pemeriksaan Lapangan.

Seleksi merupakan kegiatan utama dilapangan dalam proses

produksi benih, karena kegiatan inilah yang membedakan

dengan kegiatan pertanaman produksi konsumsi yang

sebenarnya sangat menentukan dalam kemurnian benih.

Seleksi biasanya dilaksanakan 3 sampai 5 kali pasca fase

vegetative, fase pembungaan dan fase pemasakan. Seleksi

hendaknya dilaksanakan sebelum pemeriksaan lapangan oleh

petugas BPSB. Pertanaman dilapangan dilakukan

pemeriksaan lapangan oleh petugas BPSB sebanyak 3 kali.

g) Panen

Panen dilaksanakan bila pertanaman sudah cukup umur

(cukup matang) agar benih yang dihasilkan berkualitas

dengan baik. Bila panen dilaksanakan terlalu muda, kualitas

benih jelek dimana terlalu banyak butir yang hijau dan juga

tidak terlalu tahan lama dalam penyimpangan.

d. Peranan Perusahaan.
Didalam penerbitan arus benih PT. Sang Hyang Seri (Persero)

Kabupaten Sidenreng Rappang selain kelas sebar (ES), juga kelas

benih pokok (SS) supaya pengadaan dan penyaluran benih pokok

(SS), berasal dari satu sumber, agar mudah diawasi dan

dikendalikan.

1) PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kabupaten Sidenreng Rappang

merupakan instansi pertama yang bertugas sebagai tempat

perbanyakan varietas benih, yang merupakan jalur promosi yang

dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) yang

telah siap dipasarkan.

2) PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kabupaten Sidenreng Rappang

dapat pula berperan sebagai sumber pengadaan padi yang

dapat diandalkan oleh pemerintah, terutama dalam rangka

menghadapi keadaan-keadaan darurat (Banjir, Kekeringan,

Bencana Alam dan lain-lain).

3) Dengan harga benih yang dikendalikan oleh pemerintah maka

PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kabupaten Sidenreng Rappang

dapat pula berperan sebagai stasilisator harga benih khususnya

dalam menghadapi kelangkaan benih (varietas baru).

B. Hasil Penelitian

Anda mungkin juga menyukai