Anda di halaman 1dari 7

Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur."[1] Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal.[2] Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.[3]
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.[4]

Corporate Social Responsibility (CSR)


merupakan sebuah tanggung jawab sosial dari perusahaan terhadap lingkungannya,
minimal di tempat mereka melakukan kegiatan usahanya dan hal ini sudah
merupakan misi perusahaan, sehingga sebuah Perusahaan yang ingin melakukan
kegiatan usahanya secara berkesinambungan, harus mau dan mampu melakukan
program CSR dengan sebaik-baiknya. The World Business Council for Sustainable
Development juga menjelaskan bahwa CSR merupakan suatu komitmen terus-
menerus dari pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi
bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan
keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya

JENIS-JENIS PENGENDALIAN SOSIAL

a. Pengendalian preventif (pencegahan)


merupakan kontrol sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran atau dalam versi
”mengancam sanksi” atau usaha pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan terhadap
norma dan nilai. Jadi, usaha pengendalian sosial yang bersifat preventif dilakukan sebelum
terjadi penyimpangan.

b. Pengendalian represif (penyelesaian)


Pengendalian ini berfungsi untuk mengembalikan keserasian yang terganggu akibat adanya
pelanggaran norma atau perilaku meyimpang. Untuk mengembalikan keadaan seperti semula,
perlu diadakan pemulihan. Jadi, pengendalian disini bertujuan untuk menyadarkan pihak
yang berperilaku menyimpang tentang akibat dari penyimpangan tersebut, sekaligus agar dia
mematuhi norma-norma sosial.

c. Pengendalian sosial gabungan


merupakan usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif)
sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial
(represif). Usaha pengendalian dengan memadukan ciri preventif dan represif ini
dimaksudkan agar suatu perilaku tidak sampai menyimpang dari norma-norma dan kalaupun
terjadi penyimpangan itu tidak sampai merugikan yang bersangkutan maupun orang lain.

d. Pengendalian resmi (formal)


ialah pengawasan yang didasarkan atas penugasan oleh badan-badan resmi, misalnya negara
maupun agama.

e. Pengawasan tidak resmi (informal)


dilaksanakan demi terpeliharanya peraturan-peraturan yang tidak resmi milik masyarakat.
Dikatakan tidak resmi karena peraturan itu sendiri tidak dirumuskan dengan jelas, tidak
ditemukan dalam hukum tertulis, tetapi hanya diingatkan oleh warga masyarakat.

f. Pengendalian institusional (lembaga)


ialah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga (institusi)
tertentu. Pola-pola kelakuan dan kaidah-kaidah lembaga itu tidak saja mengontrol para
anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat yang berada di luar lembaga tersebut.

g. Pengendalian berpribadi
ialah pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu. Artinya, tokoh yang
berpengaruh itu dapat dikenal. Bahkan silsilah dan riwayat hidupnya.

Pedoman Kepemimpinan yang Baik

Setidaknya, ada dua pedoman dasar yang bisa kita ingat dan terapkan dalam kegiatan sehari-
hari agar kita bisa menjadi seorang pemimpin yang baik untuk apapun yang kita pimpin.
Yang pertama yaitu ketahanan mental. Sebagai seorang pemimpin yang baik, kita harus
memiliki ketahanan mental yang bagus. Ini akan sangat berguna ketika kepemimpinan kita
sedang diterpa hantaman cobaan, sehingga kita tidak akan mudah putus asa. Kemudian yang
kedua yaitu membuang jauh keragu-raguan. Seorang pemimpin yang baik harus mampu
membuat keputusan yang tegas dan baik bagi apa yang dipimpinnya. Untuk itu, dia harus
tahu betul batas-batas antara nilai kebaikan dan yang buruk sehingga dia tidak lagi ragu-ragu
untuk “iya” pada keputusan yang baik dan “tidak” pada keputusan yang buruk bagi apa yang
dipimpinnya.

Sifat-Sifat Pemimpin yang Baik

Jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang baik, maka ada beberapa sifat yang harus kita
tanamkan dan miliki pada diri kita. Yang pertama adalah sifat berani. Jika anda ingin baik
dalam memimpin, maka anda harus memiliki keberanian. Keberanian yang dimaksud yaitu
berani memegang teguh pendirian yang didasarkan pada nilai-nilai kebikan. Kemudian yang
berikutnya adalah sifat bijaksana. Jika anda bijaksana, maka anda bisa menghindari
terjadinya konflik di tubuh apa yang anda pimpin. Lalu sifat yang berikutnya yang harus
dimiliki adalah sifat pengasih. Jika kita memiliki sifat pengasih, maka kita akan dicintai oleh
siapapun yang kita pimpin sehingga kebijakan kebijakan kita akan mendapatkan dukungan
penuh(*)
Adapun hal-hal penting yang selalu
dilakukan oleh seorang pemimpin sehingga
mampu menjadi pemimpin yang baik

MEMILIKI TUJUAN YANG LEBIH TINGGI

• Tujuannya bukan hanya menjadikan perusahaannya sebagai tempat bekerja, tetapi


perusahaan tersebut harus memiliki sesuatu yang lebih bernilai.

• Seorang pemimpin yang hebat mampu membangun visi dari setiap orang di perusahaannya
untuk bisa sama-sama mewujudkan impian dari perusahaan bersama-sama dengan seluruh
tim yang ada.

RESPONSIF TERHADAP LINGKUNGAN

• Untuk bisa diterima, kita perlu membangun kepercayaan. Begitu pula untuk bisa diterima
sebagai pemimpin global, kita harus bisa membangun kepercayaan, baik dari seluruh tim
yang kita pimpin maupun dari lingkungan di sekitar perusahaan kita.

MENCIPTAKAN KOLABORASI YANG BAIK ANTAR SEMUA TINGKATAN

• Seorang pemimpin global tidak hanya memikirkan dari satu sisi saja, tetapi dari segala
aspek. Tujuannya adalah untuk menciptakan kolaborasi yang baik di antara semua
departemen, di antara semua tingkatan.

• Tidak hanya memikirkan departemennya saja, tetapi juga memikirkan departemen lain juga.

BISA DIANDALKAN

• Seorang pemimpin global haruslah memiliki sebuah strategi jitu jangka panjang. Dan dalam
strategi tersebut, tidak hanya menggunakan kepala, tetapi juga menggunakan hati.

MEMILIKI HARAPAN YANG TINGGI

• Seorang pemimpin global selalu mempunyai harapan yang lebih tinggi dari orang lain.
Mereka selalu mempunyai harapan lebih bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di
bidang sosial. Dengan demikian, mereka bukan hanya berorientasi pada mencari uang, tetapi
juga berorientasi untuk berbagi dengan orang lain.

BERORIENTASI PADA SOLUSI MENANG-MENANG

• Jika sebuah masalah terjadi, seorang pemimpin global bisa menjadi negosiator yang ulung.
Tujuannya adalah untuk berorientasi pada solusi, bukan pada problem. Solusi yang
ditawarkan pun adalah solusi menang- menang dan bukan menang-kalah.

• Hal ini mereka lakukan, baik untuk skala internal maupun skala eksternal.

KOMUNIKATIF

• Seorang pemimpin global bukan hanya mampun menyebarkan sebuah berita, tetapi juga
mampu belajar dan mendengarkan dari orang lain.

PEMBANGUN TIM

• Pemimpin global adalah seorang yang bisa membangun tim yang solid.
Dia bukan hanya bersusah payah untuk membangun top tim yang jangka
panjang, tetapi juga berfokus untuk membangun sistem kepemimpinan
yang teratur sehingga semua nilai-nilai perusahaan dan bagaimana
pelaksanaannya dapat dilakukan oleh semua tim dimanapun mereka
berada.

ADIL

• Seorang pemimpin global mampu menghormati keberagaman. Justru mereka mampu


membangun komunitas yang kuat dari keberagaman, bukan hanya dibangun dari persamaan.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang dapat dipelajari sehingga dapat dilaksanakan spontan dan
otomatis sepanjang waktu. Para pemimpin, misalnya, dapat segera membuat beberapa
keputusan penting mengenai sebuah masalah, sementara orang lain masih dalam tahap
menganalisis masalah.

Banyak orang bertanya-tanya bagaimana caranya para pemimpin bisa mengetahui caranya
membuat keputusan terbaik, dalam kondisi di bawah tekanan?

Proses pengambilan keputusan terkadang didasari oleh pengalaman panjang menghadapi


beragam situasi yang berbeda-beda. Selain itu, proses ini juga dipengaruhi tipe kepribadian,
serta kegagalan yang tidak terprediksi. Proses ini adalah kemampuan memahami dan
mengenali dampak dan akibat dari sebuah situasi, baik yang terjadi pertama kali maupun
berulang.

Para pemimpin yang sukses memang memiliki naluri mengambil keputusan. Karena mereka
telah berulang kali melakukannya, mereka menjadi kebal terhadap tekanan dan amat intuitif
dalam proses pengambilan keputusan yang paling penting dan strategis. Inilah mengapa para
eksekutif senior sering bilang, mereka mengandalkan “firasat” dalam mengambil keputusan
sulit dalam waktu cepat.

Bila Anda berminat mengembangkan karier, inilah 15 hal yang harus Anda lakukan secara
otomatis, setiap hari:

1. Membuat orang lain nyaman untuk terus terang


Kita sering melihat pemimpin yang terasa “seram” karena titel dan kekuasaan mereka. Nah,
pemimpin yang sukses mampu mengalihkan perhatian terhadap diri mereka, dan mendorong
orang lain untuk menyuarakan pendapat. Mereka jagoan dalam membuat orang lain nyaman
untuk terus terang dan berbagi pandangan. Para pemimpin sukses justru mampu menciptakan
suasana yang ramah dan akrab.

2. Mengambil keputusan
Pemimpin sukses adalah pengambil keputusan yang ahli. Mereka bisa melakukannya dengan
memfasilitasi dialog, agar para kolega dapat meraih kesimpulan strategis, atau mereka bisa
melakukannya sendiri. Mereka fokus “membuat sesuatu terwujud” sepanjang waktu —
sebuah pengambilan keputusan yang menyuburkan kemajuan perusahaan. Para pemimpin
sukses tidak membuang-buang waktu di masalah yang mengganggu momentum. Mereka tahu
caranya mengambil 30 keputusan dalam 30 menit.

3. Komunikasikan target
Pemimpin sukses juga ahli komunikasi, dan ini sungguh terasa ketika mereka sedang
berbicara mengenai “target kerja”. Mereka mengingatkan kolega mereka tentang nilai-nilai
perusahaan dan target — memastikan visi mereka benar-benar dapat dipahami dan
diterjemahkan dalam langkah nyata.

Saya pernah punya bos yang sering mengomunikasikan harapan dia terhadap bawahannya.
Dengan begitu, kami jadi bisa fokus dan tetap berjalan sesuai jalur. Prosedur sederhana yang
dia lakukan — yakni menyampaikan harapan — terbukti meningkatkan kinerja kami dan
membantu kami mengetahui siapa saja di antara kawan-kawan yang tidak dapat memenuhi
standar.

4. Menantang orang untuk berpikir


Pemimpin sukses memahami kemampuan serta kelemahan kolega mereka. Mereka
menantang kolega untuk berpikir, dan membantu mereka untuk lebih mengembangkan
kemampuan. Jenis pemimpin seperti ini amat piawai dalam mendorong perkembangan
pegawai, sehingga orang tidak mudah terlena serta terus tumbuh.

Jika Anda tidak berpikir, Anda berarti tidak belajar hal yang baru. Jika Anda tidak belajar,
berarti Anda tidak berkembang — dan lama-lama Anda akan jadi tidak penting di pekerjaan.

5. Dapat diandalkan
Pemimpin sukses membiarkan dirinya diatur oleh kolega. Perhatikan: diatur, bukan
dikendalikan. Pemimpin membuktikan diri dapat diandalkan sehingga para bawahan jadi
yakin bahwa mereka akan dibantu ketika dalam kesulitan.

Dengan membimbing dan mendukung pegawai, sikap dapat diandalkan juga menunjukkan
bahwa bos tidak cuma peduli dengan kariernya, tapi juga karier pegawai.

6. Memberi contoh
Memberi contoh terdengar gampang, tapi kenyataannya banyak pemimpin yang gagal di hal
yang satu ini. Nah, pemimpin sukses memberi dan melaksanakan contoh yang mereka
berikan. Mereka tahu bahwa mereka diamati oleh bawahan.

7. Mengukur dan menghargai kinerja


Pemimpin hebat selalu punya “denyut” terhadap kinerja bisnis dan orang-orang yang bekerja
keras. Mereka tidak hanya memperhatikan angka-angka, tapi juga secara aktif menghargai
kerja keras orang — apa pun hasil akhirnya. Pemimpin sukses tidak pernah sebelah mata
memandang pegawai yang bekerja keras “karena memang sudah seharusnya”.

8. Senantiasa memberi masukan


Pemimpin sukses selalu memberi masukan kepada bawahan dan juga mau menerima
masukan. Caranya? Dengan menciptakan suasana kerja yang penuh rasa percaya. Mereka
sendiri sudah memahami betapa pentingnya masukan, sejak awal karier mereka dulu.

9. Bongkar-pasang tim dengan benar


Para pemimpin hebat tahu benar kemampuan dan keahlian bawahan. Sehingga, mereka
sangat cermat dalam menentukan “formasi pemain”. Mereka mengetahui pegawai mana yang
harus ditugaskan untuk mengatasi situasi tertentu.

10. Bertanya dan mencari nasihat


Pemimpin sukses melemparkan pertanyaan dan mencari nasihat setiap waktu. Dari luar,
mereka sepertinya tahu segalanya. Tetapi dari dalam, mereka sebenarnya haus pengetahuan
dan selalu mencari cara mempelajari hal baru karena mereka ingin meningkatkan
kemampuan mereka dengan nasihat orang lain.

11. Mengatasi masalah, tanpa menunda


Pemimpin sukses segera mengatasi masalah langsung ke akarnya. Mereka tidak menunda-
nunda masalah. Kalau ada masalah, mereka juga tidak kabur. Mereka tahu bahwa orang bisa
maju bila melakukan hal yang orang lain tidak suka.

12. Energi dan perilaku positif


Pemimpin sukses menciptakan budaya kerja yang positif sehingga para bawahan termotivasi
bekerja. Mereka disukai dan dihargai. Mereka tidak mau momentum terganggu oleh
kegagalan.

13. Menjadi guru


Banyak pegawai mengeluh, bos mereka tidak mau lagi mengajari mereka. Tetapi pemimpin
sukses tidak pernah berhenti mengajari bawahannya, sebab mereka sendiri juga haus
pengetahuan. Pemimpin sukses akan meluangkan waktu untuk membimbing kolega mereka
serta mendukung pegawai yang memang terbukti mampu untuk maju.

14. Memperkokoh hubungan


Pemimpin yang sukses tidak berfokus mempertahankan “kerajaannya” — justru sebaliknya,
mereka mengembangkan wilayah dengan memperkokoh hubungan yang saling
menguntungkan. Pemimpin sukses berbagi hasil kesuksesan untuk menciptakan momentum
dengan mereka yang ada di sekeliling.

15. Menikmati tanggung jawab


Pemimpin sukses memang menyukai jadi pemimpin. Bukan karena kekuasaan yang didapat,
tapi karena dampak bermanfaat yang bisa mereka ciptakan. Bila Anda sudah meraih posisi
senior, ini berarti Anda harus melayani orang lain dan Anda baru bisa melakukannya bila
benar-benar menyukai pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai