Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Definisi kematian maternal menurut WHO ( Word Health Organization )
adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan
dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Kemajuan yang
telah dicapai dalam kira-kira setengah abad terakhir telah diumumkan oleh
banyak penulis. di Inggris angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000
kelahiran dalam tahun 1928 menjadi 2,5 per 10.000 dalam tahun 1970 (
Chamberline dan Jeffcoate, 1966, Stallworthy, 1971).
Perkembangan ini terlihat pula pada semua negara-negara maju,
umumnya angka kematian maternal kini di negara-negara itu berkisar antara
1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup. Angka kematian yang tinggi setengah
abad yang lalu umumnya mempunyai dua sebab pokok: (1) masih kurangnya
pengetahuan mengenai sebab musabab dan penanggulangan komplikasi-
komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan serta nifas; (2) Kurangnya
pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi;dan (3) Kurang
meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang hamil (
Prawirohardjo, 2005 ).
Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 KH. Jika
dibandingkan dengan AKI tahun 2007 sebesar 248 per 100.000 KH, AKI
tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDGs 2015 (102
per 100.000 KH). Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2008
sebesar 34 / 1000 KH, adapun target AKB PADa MDGS 2015 sebesar 17 /
1000 KH. Sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen
untuk mencapai target tersebut (MDGs dan BPS; 2007).
Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia, yang merupakan tujuan
pembangunan milenium (MDGs) kelima, berjalan lambat dalam beberapa
tahun terakhir. Ratio kematian ibu, diperkirakan sekitar 228 per 100.000 KH,
tetap tinggi diatas 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan
upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu. Hal ini
bertentangan dengan negara-negara miskin disekitar Indonesia yang
menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada MGDs kelima (UNICEF
2012)

B. TUJUAN
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk
pekerja, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung, masyarakat dan
lingkungan sekitar Rumah Sakit sehingga proses pelayanan Rumah Sakit
berjalan baik dan lancar.
Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Masyarakat Kabupaten Pinrang hidup di daerah pesisir, dataran


rendah dan tidak sedikit pula yang hidup dan tinggal diwilayah pegunungan.
Beberapa kecamatan dalam wilayah Kabupaten Pinrang memiliki kawasan
pegunungan yaitu, Kecamatan Batulappa, Kecamatan Duampanua, dan
Kecamatan Lembang. Kawasan pegunungan di 3 (tiga) kecamatan yang
berada pada bagian utara Kabupaten Pinrang tersebut didiami oleh penduduk
pribumi dengan mata pencaharian petani dengan akses pelayanan kesehatan
masih kurang, terutama pelayanan kesehatan rumah sakit.
Kurangnya akses pelayanan kesehatan rumah sakit sangat dirasakan
oleh sebagian besar masyarakat Kecamatan Batulappa, Kecamatan
Duampanua terutama Kecamatan Lembang. Jarak tempuh terdekat dari
kecamatan Lembang ke Rumah Sakit Umum Daerah RSUL Pinrang yaitu
sekitar 40 KM dan terjauh sekitar 80-100 KM. Masyarakat Kecamatan
Lembang yang tinggal diperbatasan Kabupaten Polman lebih banyak
mengakses sarana pelayanan rumah sakit di RSUD Polman Sulawesi Barat
karena alasan jarak tempuh lebih dekat ketimbang harus ke RSUD Lasinrang
Pinrang.
Jarak tempuh yang jauh ditambah lagi dengan kondisi jalan yang
kurang mendukung membuat waktu tempuh ke RSUD Lasinrang Pinrang
ditempuh dalam waktu 1-2 jam. Beberapa kasus kegawatdaruratan (Ibu
Bersalin, Neonatus, Kecelakaan Lalu Lintas) berujung pada kematian karena
faktor terlambatnya pasien mendapatkan pelayanan emergency rumah sakit.
Bertolak dari kenyataan ini, maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Pinrang menetapkan untuk membangun beberapa sarana kesehatan yang
bisa diakses oleh masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di daerah
pegunungan dan masyarakat Kabupaten Pinrang pada umumnya yang hidup
dan tinggal di daerah perbatasan dengan Kabupaten Polman Provinsi
Sulawesi Barat.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Pinrang untuk lebih mendekatkan
sekaligus memperluas cakupan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 2


rumah sakit kepada masyarakat Kabupaten Pinrang, dibuktikan dengan
pembangunan rumah sakit baru kelas D Pratama Bungi pada tahun 2016 di
perbatasan Kecamatan Duampanua dengan Kecamatan Lembang, tepatnya
di Desa Bungi Kecamatan Duampanua Kilometer 33 dari kota Kabupaten
yang berada di sebelah utara Kabupaten Pinrang.
Pertengahan tahun 2016 tepatnya pada Bulan Agustus Rumah Sakit
Pratama Bungi mulai di bangun diatas lahan ± 2200 m2.. Pada Awal tahun
2017 pembangunan Rumah Sakit D Pratama Bungi telah rampung dengan
ciri khas bangunan yang miinimalis memberikan keunikan tersendiri. Pada
Tanggal 09 Oktober tahun 2017 Rumah Sakit D Pratama Bungi mulai di
operasionalkan dan berselang sebulan kemudian, tepatnya pada tanggal 14
November 2017 barulah rumah sakit ini diresmikan oleh Bapak Bupati
Pinrang (H. A. Aslam Patonangi, SH., M.Si) yang di dampingi oleh Bapak
Wakil Bupati Pinrang (Ir. Darwis Bastama) dan di saksikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Pinrang (drg. Dyah Puspita Dewi, M.Kes) bersama
dengan Kepala OPD lainnya lingkup Kabupaten Pinrang. Pada tanggal 07
Februari 2019 Rumah Sakit Pratama Bungi dinaikkan kelasnya menjadi Tipe
D dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah Madising.
Rumah Sakit Umum Daerah Madising dalam pengelolaan dan
pengembangannya, sangat dirasakan perlunya menjalin kerja sama dengan
semua pihak, baik pihak masyarakat, swasta, terutama dengan Pemerintah
Kabupaten Pinrang. Selanjutnya, menjadi komitmen manajemen, bahwa
sarana kesehatan ini bukan hanya mengutamakan sisi komersial saja tetapi
tetap mempertimbangkan fungsinya sebagai sarana yang bernuansa sosial
dan kemanusiaan.
Rumah Sakit Umum Daerah Madising di Pimpin oleh dr H. Mohammad
Inwan Ahsan, M.Kes dimana tahun pertama kepemimpinannya lebih fokus
terhadap pembenahan pelayanan yang bersentuhan langsung dengan
pasien, perbaikan sitem informasi rumah sakit (SIMRS) serta sasaran
keselamatan pasien.

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 3


BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI RUMAH SAKIT PRATAMA BUNGI


Menjadi Rumah Sakit Unggulan, Terpercaya dan Dicintai Masyarakat.

B. MISI RUMAH SAKIT PRATAMA BUNGI


1) Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, profesional sesuai
standar.
2) Memberikan pelayanan yang tanggap, ramah dan santun.
3) Menciptakan lingkungan yang bersih, indah, aman, dan nyaman
4) Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang berkualitas,
berkarakter, dan berdedikasi.
5) Melaksanakan tata kelola Rumah Sakit yanga taransparan dan akuntabel.

C. NILAI
Nilai-nilai dasar Rumah Sakit yang dituangkan dalam Budaya Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Madising adalah “SIPAKAMASE”
S : Santun
I : Ikhlas
P : Peduli
A : Amanah
K : Kreatif
A : Adil
M : Mandiri
A : Arif
S : Sigap
E : Edukatif

D. TUJUAN
1) Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 4


3) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit
dan
4) Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit dan rumah sakit.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Madising adalah sebagai


berikut

a. Direktur
b. Bidang Kesekretariatan
c. Bidang Pelayanan Kesehatan
d. Bidang Perencanaan
e. Bidang Keperawatan
f. Komite.

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 5


Struktur Organisasi Rumah Sakit Pratama Bungi Pinrang dapat dilihat
seperti pada gambar berikut :

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Madising


Tahun 2019

DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT

BIDANG BIDANG
BAB V BIDANG
PERENCANAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DAN SDM

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI RUANG KAMAR BERSALIN

DIREKTUR

KEPALA RUANG

PELAYANAN LOGISTIK PENCATATAN DAN PENCEGAHAN


PELAPORAN INFEKSI

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 6


BAB VI
URAIAN JABATAN

1. KEPALA UNIT
a. Nama Unit Kerja : Ruang Kamar Bersalin
b. Nama Jabatan : Kepala Ruang Kamar Bersalin
c. Pengertian : Tenaga Kebidanan profesional yang bertanggung
jawab dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan kebidanan di
Ruang Kamar Bersalin.
d. Pendidikan dan Kualifikasi :
1) Pendidikan Formal : Minimal D III Kebidanan, berpengalaman minimal
2 tahun.
2) Pendidikan Non Formal :
a) Memiliki Sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal)
b) Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
3) Pengalaman Kerja : Mempunyai pengalaman kerja di Kamar Bersalin
minimal 3 tahun
4) Keterampilan : Memiliki kemampuan dan kepemimpinan.
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani
e. Tanggung Jawab ::
1) Secara fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Keperawatan.
2) Secara operasional bertanggung jawab Kepada Kepala Bidang
Pelayanan.
f. Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan pelayanan kebidanan di
ruang Kamar Bersalin.
g. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan fungsi kebidanan meliputi :
a) Menyusun rencana kegiatan berdasarkan jenis, jumlah, mutu
tenaga kebidanan serta tenaga lainnya sesuai kebutuhan di
Kamar Bersalin.
b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga bidan yang berlaku
tiap bulan.
c) Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat
kemampuan bidan.
d) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan di Kamar Bersalin.
e) Menyusun program pengembangan staf di Kamar Bersalin.
f) Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di
ruang Kamar Bersalin.

2) Melaksanakan fungsi penggerakan pelaksanaan meliputi :

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 7


a) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan tugas
yang dibebankan.
b) Mengadakan pelatihan untuk karyawan secara berkesinambungan.
c) Memberi orientasi kepada karyawan baru.
d) Mengadakan pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan alat-alat
maupun obat-obatan.
e) Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
f) Menilai hasil kerja karyawan dan memberikan penghargaan yang
berprestasi baik.
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian,
meliputi :
a) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing karyawan.
b) Mengawasi penggunaan alat-alat agar digunakan secara tepat.
c) Mengatur supaya alat-alat tetap dalam keadaan siap pakai.
d) Mengawasi pelaksanaan inventaris secara periodik.

2. DOKTER JAGA KAMAR BERSALIN


a. Nama Unit Kerja : Kamar Bersalin
b. Nama Jabatan : Dokter Jaga dan ruangan
c. Pengertian : Seorang dokter profesional yang diberi tugas dan
tanggung jawab dalam mengelola kegiatan pelayanan medis di Kamar
Bersalin
d. Tujuan :
1) Agar dapat memberikan pelayanan kepada pasien yang datang ke
Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Madising selama 24 jam.
2) Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien yang
membutuhkan.
e. Pendidikan dan Kualifikasi : .
1) Pendidikan formal : Dokter Umum atau Dokter Obgyn
2) Pendidikan Non Formal :
Memiliki Sertifikat pelatihan atau Workshop tentang Penanganan
Kasus Kebidanan
3) Pengalaman Kerja : Mempunyai pengalama kerja di Kamar Bersalin
minimal 1 tahun.
4) Keterampilan :
a) Kemampuan menangani pasien umum dan kebidanan
b) Penggunaan alat medis yang berhubungan dengan penanganan
pasien di Kamar Bersalin
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani.
f. Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab langsung kepada Manajer
Pelayanan
g. Tugas Pokok : Menangani pasien Kamar Bersalin dan ruangan

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 8


h. Uraian Tugas :
1) Mengutamakan keselamatan jiwa pasien
2) Mendahulukan penderita gawat darurat
3) Memahami dan terampil dalam melakukan Pertolongan persalinan
4) Menulis status pasien yang meliputi :
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik
- Diagnosa Kerja
- Terapi
- Pemeriksaan penunjang
5) Bersikap dan bertindak demi nama rumah sakit secara benar, ramah,
informatif, tegas dan bijaksana
6) Bertanggung jawab atas permasalahan medis seluruh pasien yang
dirawat
7) Menuliskan resep untuk pasien - pasien yang dilayani
8) Menggunakan obat - obat yang dianjurkan dalam formularium Rumah
Sakit Umum Daerah Madising

3. KETUA TIM/PENANGGUNG JAWAB SHIFT


a. Nama Unit Kerja : Ruang Kamar Bersalin
b. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Shift
c. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi wewenang
dan tanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
kebidanan di Kamar Bersalin dan turut melaksanakan pelayanan
keperawatan pada satu unit ruangan Kamar Bersalin pada shift sore,
malam dan hari libur.
d. Tujuan :
1) Agar kegiatan pelayanan Asuhan Kebidanan dapat berjalan sesuai
dengan standar kebidanan.
2) Agar mutu pelayanan asuhan kebidanan selalu terjaga, selalu
diupayakan, ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan tuntutan
masyarakat.
e. Pendidikan dan Kualifikasi :
6) Pendidikan formal : Minimal D III Kebidanan, berpengalaman minimal 2
tahun.
7) Pendidikan Non Formal :
Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
8) Pengalaman Kerja : Mempunyai pengalama kerja di Kamar Bersalin
minimal 2 tahun.
9) Keterampilan : Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa, rajin,
dan jujur.
10) Berbadan sehat jasmani dan rohani.

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 9


f. Tanggung Jawab : Secara organisasi bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Ruang Kamar Bersalin.
g. Tugas Pokok :
1) Sebagai koordinator Shift dinas pagi, sore, malam dan hari libur sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.
2) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan Asuhan Kebidanan kepada
Kepala Ruang.
3) Bersama-sama pelaksana perawatan melakukan kegiatan pelayanan
Asuhan Kebidanan.
4) Bertanggungjawab dalam kebenaran isi laporan /penulisan asuhan
kebidanan.
h. Uraian Tugas Penanggungjawab Shift :
1) Bersama-sama Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di Kamar Bersalin pada shift sore, malam dan hari libur.
2) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga pelaksana
kebidanan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai
ketentuan/standar yang berlaku pada shift sore, malam dan hari libur.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi pada peralatan
pada shift sore, malam dan hari libur.
4) Mengatur dan megkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
5) Membantu melaksanakan program orientasi kepada petugas baru
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib dan
fasilitas yang ada.
6) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
Asuhan Kebidanan secara tepat dan benar untuk tindakan kebidanan
selanjutnya.
7) Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara
kebersihan ruangan dan lingkungan pada shift sore, malam dan hari
libur.
8) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien pada shift malam.
9) Memelihara buku register dan berkas catatan medik pada shift sore,
malam dan hari libur.
10) Menyusun rencana Asuhan Kebidanan pada shift sore, malam dan
hari libur dan melaksanakan tindakan kebidanan.
11) pelaksana kebidanan lainnya, melaksanakan Asuhan Kebidanan
kepada pasien pada shift sore, malam dan hari libur.
12) Membuat laporan harian pada shift sore, malam dan hari libur.
13) Melaksanakan serah terima tugas kepada penanggungjawab shift
berikutnya secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas.
14) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Ruang.

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 10


4. BIDAN PELAKSANA KAMAR BERSALIN
a. Nama Unit Kerja : Ruang Kamar Bersalin
b. Nama Jabatan : Bidan Pelasana Kamar Bersalin
c. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi wewenang
dan ditugaskan di Kamar Bersalin.
d. Pendidikan dan Kualifikasi :
1) Berijazah Kebidanan minimal D III Kebidanan yang disyahkan oleh
pemerintah atau yang berwenang
2) Pendidikan Non Formal :
Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
3) Pengalaman Kerja : Mempunyai pengalaman kerja di Kamar Bersalin
4) Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil.
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani.
e. Tanggung Jawab :
1) Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
kepala ruang Kamar Bersalin.
2) Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter
jaga di Kamar Bersalin.
f. Tugas Pokok : Melaksanakan Asuhan Kebidanan di Kamar Bersalin.
g. Uraian Tugas :
1) Menyiapkan fasilitas dan lingkungan Kamar Bersalin untuk kelancaran
pelayanan.
2) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan
darurat secara tepat dan cepat.
3) Memberikan Asuhan Kebidanan kepada pasien gawat darurat dan
melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan yang telah
dilakukan.
4) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku serta melaksanakan orientasi kepada pasien.
5) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan
anggota tim (dokter, perawat, ahli gizi, analis, apoteker dan pekarya).
6) Melaksanakan tugas jaga sore, malam dan hari libur secara bergiliran
sesuai dengan jadwal dinas.
7) Mengikuti pertemuan ilmiah dan penataran untuk meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan.
8) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter.
9) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang
tepat dan benar.
10) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara
lisan/tertulis pada saat pergantian dinas.
11) Menyiapkan pasien yang akan pindah ruangan ataupun dirujuk
lengkap dengan administrasinya.
12) Memberikan health education kepada pasien dan keluarga.
Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 11
13) Memantau dan menilai kondisi pasien selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan.
14) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien,
keluarga, dokter serta sesama tenaga medis.

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Hubungan Internal

SEKRETARIAT SEMUA
UNIT/RUANG

UPSRS UNIT KAMAR BERSALIN KOMITE

BAGIAN BAGIAN
KEUANGAN KEPEGAWAIAN

1. Sekretariat dalam hal laporan dan konsultasi


2. Dengan semua Unit/Ruang meliputi :
a. Berkoordinasi dalam pelayanan pasien
b. Berkoordinasi dalam pelayanan administrasi
3. UPSRS dalam hal pemeliharaan dan perbaikan sarana/prasarana
4. Bagian Gudang dalam hal peningkatan mutu dan keselamatan pasien
5. Bagian Keuangan dalam hal pengklaiman jasa pelayanan
6. Bagian Kepegawaian dalam hal pelaksanaan diklat atau persuratan

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 12


B. Hubungan Eksternal

RS RUJUKAN

KAMAR BERSALIN

INSTANSI
SWASTA/PEMERINTAH

1. Rumah Sakit Rujukan dalam hal perujukan pasien yang tidak bisa dilayani di
Rumah Sakit Umum Daerah Madising
2. Instansi swasta maupun pemerintah dalam hal hubungan lintas sektor

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NAMA KUALIFIKASI PENGALAMAN JML YG


N JABATAN FORMAL SERTIFIKAT & KUALIFIKASI DIPERLU
O KAN
1 Kepala Unit D3 Kebid APN Kemampuan 1
D4 Kebid MU pelayanan &
S2 Kesmas kepemimpinan
2 Dokter jaga S1+Dokter - Kemampuan 1
Umum dlm membina
Dokter Obgyn hub baik dgn org
- Dpt dipercaya
- Kemampuan
menangani
kasus kebid
3 Ketua Tim D3 Kebid MU - Kepemimpinan 4
- Berwibawa
- Rajin & jujur
4 Bidan Pelaksana D3 Kebid MU - Punya bakat & 12
minat
- Berdedikasi
tinggi
- Berkepribadian
mantap
- Emosional yg
stabil

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 13


BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

A. PENGERTIAN
Dalam rangka memberikan kesempatan pegawai baru untuk mengenal unit
Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Madising perlu diadakan
orientasi sebelum pegawai tersebut melaksanakan tugas.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengenal lingkungan Rs dan Unit Kamar Bersalin
2. Tujuan Khusus
Pegawai baru mengetahui secara garis besar/jajaran yang terkait struktur
organisasi Unit Kamar Bersalin RSUD Madising.
a. Mengetahui tata tertib Unit Kamar Bersalin
b. Mengetahui kebijakan dan prosedur kerja Unit Kamar Bersalin.
c. Mengetahui prosedur kerja pelayanan Unit Kamar Bersalin.

C. MATERI
1. Struktur Organisasi
2. Kebijakan dan prosedur kerja di Unit Kamar Bersalin
3. Batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dikerjakan.

D. WAKTU ORIENTASI
Orientasi dilaksanakan pada setiap staf baru Kamar bersalin, yang
berlangsung selama 3 bulan.

BAB X
PERTEMUAN RAPAT

A. RAPAT RUTIN
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Setiap bulan
Jam : 13.00-14.00 WITA / disesuaikan dengan ada atau
tidaknya pasien di Kamar Bersalin
Tempat : Ruang Kamar Bersalin
Pimpinan Rapat : Kepala Unit Kamar Bersalin
Materi : 1. Evaluasi kinerja bulan lalu
2. Rencana kegiatan bulan berikutnya
3. Usulan/masukan untuk Unit

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 14


Kelengkapan rapat :
- Undangan
- Materi
- Absensi
- Notulen

B. RAPAT INSIDENTIL
Waktu : Sesuai kesepakatan
Jam : Sesuai kesepakatan
Tempat : Ruang Kamar Bersalin
Pemimpin Rapat : Kepala Unit Kamar Bersalin
Materi : Masalah atau kejadian yang harus segera diselesaikan
Kelengkapan rapat :
- Undangan
- Materi
- Absensi
- Notulen

BAB XI
PELAPORAN
Dalam melaksanakan kegiatanya, Kamar Bersalin melakukan pelaporan
berdasarkan pencatatan yang ada di Kamar Bersalin baik berupa Buku
Registr Pasien, Kohort Persalinan, Buku Laporan/Serah Terima pda
pergantian Shift dan Buku Register Mutu Unit Kamar Bersalin.

Ditetapkan di Bungi
pada tanggal 11 Februari 2019
DIREKTUR,

MOHAMMAD INWAN AHSAN

Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin Page 15

Anda mungkin juga menyukai