Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

PROFESIONAL DI RUANG BAYI (PANJI)


RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
TANGGAL 06 JUNI – 23 JUNI 2022

Disusun Oleh :
Ayu Kharisma Alfiana (P17312215061)
Adinda Agustina (P17312215063)
Ari Isma Alaida (P17312215064)
Indah Khoirunissa (P17312215065)
Rezista Verentya Irawan (P17312215067)
Bella Chrisma Ayu (P17312215068)
Inggrid Shamanta (P17312215069)
Kharisma rahmadani (P17312215080)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN


PROFESIONAL DI RUANG BAYI (PANJI)
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
TANGGAL 06 JUNI – 23 JUNI 2022

Ini telah diperiksa dan disahkan pada tanggal : ..............................

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Ririn Indriani, S.ST. M.Tr. Keb Diah Asriningrum, Amd.Keb


NIP. 197901302006042001 NIP. 198405212010012023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit termasuk bagian dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat
yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta sebagai fasilitas
pendidikan bagi tenaga kesehatan (nakes) juga temoat untuk pelaksanaan
penelitian di bidan kesehatan atau medis. Pelayanan kesehatan yang dilakukan
dirumah sakit dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif (M.Epid et
al., 2021).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Rumah sakit sebagai salah satu sara kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Latupeirissa,
2022).
Kepatuhan bidan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Lawrence Green dalam
Notoadmodjo, 2012 menyatakan perilaku bidan patuh terhadap SOP pelayanan
ANC ditentukan oleh 3 faktor yaitu faktor pendukung (predisposing factor)
meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan lain-lain,
faktor pendorong (reinforcing factor) meliputi sikap dan perilaku petugas
kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari perilaku bidan, dan faktor
pendukung (enabling factor) meliputi lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya
fasilitas-fasilitas atau sarana prasarana kesehatan. Menurut penelitian
Wahyuningsih, dkk (2018), faktor yang berkaitan erat dengan kepatuhan bidan
terhadap standar pelayanan antenatal yaitu pengetahuan, sikap, motivasi, usia
dan masa kerja. Sedangkan menurut penelitian Nurhayani (2018), faktor yang
mempengaruhi kepatuhan bidan dalam melaksanakan standar antenatal care
yaitu pendidikan, sikap, motivasi, supervisi, sarana dan prasarana.
Derajat kesehatan disuatu negara menjadi hal yang penting karena jika angka
kesakitan dan kematian pada suatu negara itu tinggi maka akan menurunkan
pendapatan masyarakatnya yang akan berdampak pada ekonomi negara, oleh
sebab itu pentingnya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar.
Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan suatu yang
harus dicapai (Latupeirissa, 2022).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan studi pustaka diharapkan mahasiswa mampu
melakukan pengelolaan pelayanan kebidanan sesuai dengan manajemen
pelayanan kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menganalisis data umum dan data khusus rumah
sakit sesuai manajemen pelayanan kebidanan
b. Mahasiswa mampu menganalisis data menggunakan tehnik matrik
sesuai manajemen pelayanan kebidanan
c. Mahasiswa mampu melakukan seleksi alternatif penyelesaian
masalah menggunakan pembobotan CARL sesuai manajemen
pelayanan kebidanan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memiliki gambaran mengenai manajemen pelayanan
kebidanan profesional sehingga dapat menjadi bekal untuk dapat
melakukan pelayanan kebidanan sesuai dengan standart.
1.3.2 Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit memiliki sumber daya manusia yang mumpuni untuk
melakukan pelayanan yang berkualitas.
1.3.3 Bagi Pasien
Pasien mendapatkan pelayanan yang berkualitas sehingga pasien merasa
puas dengan pelayanan yang diberikan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Laporan Praktik Manajemen
Pelayanan Kebidanan Profesional Di Ruang Bayi (Panji) RSUD Gambiran Kota
KediriPeriode 06 Juni – 23 Juni 2022.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Malang.
2. Herawati Mansur, SST.,M.Pd.,M.Psi, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
3. Ika Yudianti,SST.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
4. Ririn Indriani, S.ST.,M.Tr.Keb, selaku Perseptor Akademik.
5. Diah Asriningrum, A.Md.Keb, selaku pembimbing Klinik Ruang Bayi (Panji)
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisanya. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Kediri, 06 Juni 2022

Penyusun
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
2020 – 2024

VISI PROGRAM STUDI :


Mencetak Lulusan Profesi Bidan yang Beradab, Berdaya Saing Global, Serta Unggul
dalam Pemberdayaan Perempuan dibidang Kesehatan Ibu dan Anak di Keluarga dan
Masyarakat.

MISI PROGRAM STUDI :


1. Menyelenggarakan program pendidikan dan pembelajaran Profesi Bidan yang
berkualitas untuk mengembangkan potensi dan kepribadian persepti
pendidikan profesi bidan yang beradab dan berdaya saing global.
2. Menyelenggarakan penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat
bertema pemberdayaan perempuan dalam bidang kesehatan ibu dan anak yang
berkualitas dan inovatif.
3. Melaksanakan tata kelola organisasi yang baik dan berbasis teknologi
informasi.
4. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dalam maupun luar
negeripelaksanaan Tri Dharma PT.
5. Mengembangkan kerjasama dan produktivitas kemitraan dengan luar negeri
dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat.
6. Melaksanakan Tata Kelola Organisasi yang Kredibel, Transparan, Akuntabel,
Bertanggung Jawab, dan Adil.
7. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang
Profesional dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi
BAB II

TINJAUAN WAHANA PRAKTEK

2.1. Gambaran Umum Rumah Sakit


2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran
Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran merupakan Rumah
Sakit milik Pemerintah Daerah Kota Kediri, yang secara historis di
bangun oleh bangsa Belanda pada tahun 1875 dan mulai
dikembangkan pada tahun 1928 dan merupakan rumah sakit yang
pertama di Daerah Karesidenan Kediri, sehingga pada waktu itu
menjadi pusat rujukan kesehatan penduduk daerah-daerah sekitarnya
di Karesidenan Kediri.
Pasca Kemerdekaan RI, pengembangan dan pembangunan
rumah sakit umum Daerah Gambiran, diawali pada Tahun 1984 dan di
teruskan hingga saat ini setahap demi setahap sesuai dengan kebutuhan
dan alokasi dana yang ada. Pada tahun 1949 sebagai RS Type D,
perubahan status rumah sakit diawali pada tahun 1987 yaitu dari
rumah sakit type D menjadi RS type C berdasarkan surat keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 303/ menkes/SK/M/1987
tertanggal 30 april 1987 kemudian berubah menjadi RS type B
berdasarkan SK Menkes RI No. 1442/Menkes/ SK/XII/1998, serta
menjadi Rumah Sakit Swadana berdasarkan keputusan Direktur
Jendral Pemerintah Umum dan Otonomi Daerah Nomor 445/3643 /
PUOD tanggal 1 april 1998 dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat Kota berdasarkan Surat Keputusan No. 11 tahun 1998 tanggal
23 Mei 1998.
Selanjutnya pada tahun 2006 rumah sakit Gambiran telah lulus
akreditasi untuk 5 standar pelayanan berdasarkan Sertifikat dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.
00.06.3.5.1183 tanggal 24 Maret 2006 dan pada tahun 2009 telah lulus
untuk 16 (enam belas) Standar Pelayanan dengan status Akreditasi
Penuh Tingkat Lengkap berdasarkan Sertifikat Akreditasi No.
YM.01.10/5059/09 tanggal 29 Desember 2009.
ljin Penyelenggaraan Rumah Sakit berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor Y.M.02.04.31.795 tanggal 12 Pebruari
2007, dan ditetapkan sebagai BLUD dengan keputusan Walikota
Kediri nomor 891 tahun 2009.Standarisasi ISO 9001: 2008 dari
Worldwide Quality Assurance (WQA)untuk Pelayanan Gizi, Instalasi
Gawat Darurat dan Paviliyun Graha Wijaya Kusuma.
Pada tahun 2013, RSUD Gambiran lulus Surveilance
Continous Audit II sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 berdasarkan Sertifikat ISO RS dari Worldwide Quality
Assurance (WQA) Nomor QSJ1781.Unit kerja/ruang yang diaudit
meliputi Instalasi Gawat Darurat (IGD). Paviliyun Graha Wijaya
Kusuma, ICU/CCU, Laboratorium, Kamar Operasi (OK), Farmasi,
Radiologi, Poliklinik (Poli Dalam), Kamar Bersalin (Dahlia 1),
Laundri, Pusat Sterilisasi (CSSD), Laundry, Gizi, Kepegawaian,
Rekam Medik.
Selanjutnya pada tahun 2016, RSUD Gambiran telah lulus
Akreditasi dengan Tingkat Paripurna oleh KARS berdasarkan
Sertifikat Akreditasi Nomor: KARS SERT/479/XII/2016 tanggal 21
Desember 2016. Selanjutnya pada tanggal 9 Oktober 2017 dilakukan
relokasi secara bertahap untuk menempati gedung baru RSUD
Gambiran.
Pada tahun 2019, RSUD Gambiran Kota Kediri telah
melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit Versi SNARS Edisi 1 oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan dinyatakan lulus dengan status
tingkat Paripurna Bintang 5 berdasarkan sertifikat Akreditasi Nomor:
KARS-SERT/1077/X/2019.
2.2.1 FALSAFAH, MOTTO, VISI, MISI, DAN TUJUAN
a. FALSAFAH
"Bekerja adalah Ibadah"
b. MOTTO
Pelayanan Empati : Efektif, Memadai, Praktis, Aman, Simpati
c. VISI
“Sebagai Rumah Sakit yang Bermutu, Profesional dan Berdaya
Saing dalam Pelayanan Kesehatan".
Secara filosofis, makna yang terkandung dalam pernyataan visi
tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1) Rumah Sakit, adalah RSUD Gambiran, sebagai pelaksana
kebijakan Pemerintah Kota Kediri dibidang pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
2) Bermutu, artinya dengan segala potensi sumber daya yang
dimiliki, RSUD Gambiran dalam memberikan pelayanan
kesehatan mengutamakan pengembangan pemulihan yang
dilaksanakan secara selaras, serasi, dan terpadu.
3) Profesional, artinya dalam melaksanakan tugas pemberian
pelayanan kesehatan sesuai dengan keahlian yang
khusus/spesifik dan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
4) Berdaya Saing, artinya dalam memberikan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat berupaya memberi layanan
kesehatan yang lebih unggul dan mampu bersaing dengan
layanan kesehatan lain.
5) Pelayanan Kesehatan, artinya satu kegiatan melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan
serta pencegahan penyakit.
d. MISI
1) Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Memuaskan kepada
seluruh Pelanggan
2) Meningkatkan Kuantitas, Kualitas Sumber Daya Manusia dan
SaranaPrasarana yang terstandar
3) Menjadikan Rumah Sakit Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan
untuk Wilayah Kediri dan sekitarnya
e. TUJUAN
Tujuan yang dimaksud adalah penjabaran atau implementasi dari misi
yang telah dirumuskan yang meliputi output atau hasil akhir dalam jangka
waktu 5 tahun, arah strategis dan perbaikan perbaikan yang diciptakan
dengan kerangka prioritas.
Dengan adanya 3 (tiga) misi tersebut di atas RSUD Gambiran Kota
Kediri mempunyai beberapa tujuan dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada pasien rumah sakit yang telah disusun berdasarkan
urutan skala prioritas.
Misi Pertama :Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Memuaskan
KepadaPelanggan
Tujuannya adalah:
1) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas upaya penyembuhan dan
rehabilitasipenyakit
2) Meningkatkan mutu penyelenggaraan administrasi pelayanan
kesehatan dirumah sakit
Misi Kedua: Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan
Untuk Wilayah Kota Kediri dan Sekitarnya
Tujuannya adalah:
1) Meningkatkan kualitas layanan kesehatan
2) Mengembangkan produk pelayanan
Misi Ketiga: Meningkatkan Kuantitas, Kualitas Sumber Sumber Daya
dan Sarana Prasarana Yang Terstandar
Tujuannya adalah:
1) Meningkatkan kualitas SDM dan sarana prasarana rumah sakit
2) Meningkatkan profesionalitas dan tanggung jawab aparatur rumah
sakit
2.3.1 JENIS-JENIS PELAYANAN KESEHATAN
1) Asuhan Neonatus normal
2) Asuhan neonatus dengan ketergantungan tinggi.
3) Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap
komplikasi akibat kurang berat badan lahir kelainan bawaan
4) Memberikan bantuan psikologis pada keluarga pasien yang sangat
bergantug pada perawatan alat medis
2.4.1 PENAMPILAN KERJA (INDIKATOR MUTU)
1) Kepatuhan kebersihan tangan
2) Kepatuhan penggunaan APD
3) Jam visite dokter spesialis jam 08.00 – 14.00 WIB
4) Kepatuhan identifikasi pasien sebeleum pemberian obat
5) Kepatuhan upaya pencegahan resiko cidera akibat pasien jatuh
pada pasien rawat inap
6) Kematian pasien > 48 jam
7) Kejadian pulang atas permintaan sendiri
8) Kepatuhan serah terima pasiend (hand over ) antar PPA
9) Angka kelengkapan assessment awal medis dalam 24 jam pada
pasin rawat inap
10) Ketidakmampuan BBLR 1500-2500 gram
11) Bayi baru lahir yang dilakukan rawat gabung selama rawat inap
12) Perawatan metode kanguru
13) Pijat bayi
2.1.4 MENELAAH KAPASITAS UNIT RUANGAN
Memanfaatkan ruangan yang ada di RSUD GAMBIRAN KOTA
KEDIRI menyesuaikan dengan kondisi yang ada, lokasi ruang bayi berada
berhubungan langsung dengan ruang bersalin. Desain peawatan ruang bayi
mengupayakan kondisi :
1. Terisolasi
2. Memiliki akses masuk tesendiri
3. Di tempatkan alat pemadam kebakaran
4. Memiliki instalasi pipa air
5. Suhu dan kelembapan di atur dengan AC
6. Memiliki akses komunikasi memadai
7. Memiliki instalasi untuk kebutuhan monitor pasien
8. Kualitas udara di kontrol dengan pembiakan kuman berkala
Ruang bayi di bagi menjadi beberapa area yang terdiri dari :
1. Area pasien
a. Unit terbuka 1 meter persegi per tempat tidur
b. Jarak antara tempat tidur 1 meter
c. 1 tempat cuci tangan (wastafel)
d. Terdapat outlet oksigen 1 outlet pompa isap
e. Terdapat 12 stop kontak tiap tempat tidur. Terdapat ac untuk
mempertahankan suhu 24 C dengan kelembapan 30 – 60 %
f. Setiap inkubator terdapat handscrub untuk cuci tangan
g. Ruang isolasi
h. Ruang menyusui (laktasi)
i. Ruang tunggu keluarga
2. Area Kerja
a. Ruang Staf dokter dan Perawat untuk konsultasi keluarga pasien dengan
system komunikasi telefon, system komputerisasi dan penyimpanan data
dan alat tulis
b. Ruang untuk penyimpanan alat medis
c. Kulkas penyimpanan obat-obat injeksi dan ASi
d. Tempat steril alat yang di perlukan oleh pelayanan neonatus peristi
e. Ruangan administrasi
3. Ruangan Cuci Inkubator
4. Ruangan Pengeringan Inkubator
5. Rungan tempat alat-alat medis
2.2. Pengumpulan Data
2.2.1. Data Umum
1. Sumber Daya Manusia (M1/Man)
Struktur Organisasi Ruang Bayi (Panji) RSUD Gambiran Kota
Kediri:
SMF ANAK BIDANG KOMITE
KEPERAWATAN KEPERAWATAN

KEPALA RUANG PANJI

ADMINISTRASI WAKIL KEPALA RUANG


PANJI

KA TIM I KA TIM II KA TIM III KA TIM IV

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Menurut pedoman RSUD Gambiran (2018), Tupoksi SDM di Ruangan adalah
sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan
Adalah seorang tenaga Perawat yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengantar serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
Ruang Bayi.
1) Persyaratan Jabatan Kepala Ruang
a. Pendidikandiutamakan S1 Keperawatan/ spesialisasi keperawatan
anak + 1 tahun pengalaman klinik
b. Telah menyelesaikan kursus pelatihan dalam asuhan neonatal
tingkat lanjut (termasuk resusitasi neonates, asuhan neonatal,
konseling ASI, dan NICU) dan memiliki keterampilan dan
pelatihan penyeliaan.
c. Pengalaman kerja sebagai perawat di unit neonatus selama 4-
5tahun
d. Kondisi fisik sehat jasmani rohani
e. Bertanggung jawab kepada Penyelia / Pengawas
f. Dapat berkomunikasi efektif dan menguasai teknik ketrampilan
keperawatan
g. Berkepribadianjujur, kreatif, inovatif, tanggung jawab, energik,
tanggap terhadap lingkungan, loyal dan memiliki figure
pemimpin.
h. Memiliki pengetahuan leadership
2) Uraian Tugas
a) Mengatur dan mengendalikan tenaga
a. Menempatkan personil sesuai dengan ruang lingkup tugas
dankegiatan yang sudah ditentukan
b. Mengatur cuti personil
c. Menyiapkan daftar dinas mingguan dan bulanan
d. Membuat buku penilaian personil
e. Membuat DP3
f. Melakukan pembinaan tenaga keperawatan/kebidanan
khususnya di Ruang Panji
g. Merencanakan pengembangan karir tenaga
keperawatan/kebidanan
h. Merencanakan kesejahteraan tenaga keperawatan/ kebidanan
i. Memberikan kesempatan orientasi untuk
tenagakeperawatan/ kebidanan
j. Monitoring dan mengevaluasi kinerja tenaga
keperawatan/kebidanan
b) Mengendalikan Asuhan Keperawatan Neonatus
a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan pada
neonatusfisiologi dan patologis
b. Mengawasi danmemperhatikan pelaksanaan
asuhankeperawatan neonatus fisiologis dan patologis
c) Mengatur dan mengendalikan kegiatan di Ruang Panji
a. Mengetahui jumlah pasien di Ruang Panji
b. Mengetahui jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Mengawasi disiplin dan tata tertib sterilisasi terhadap
semuapersonil yang masuk ke dalam Ruang Panji
d. Mengawasi dan memperhatikan sterilisasi alat-alat di Ruang
Panji
e. Mengawasi pengiriman dan penyimpanan bahan
laboratorium.
d) Mengatur dan mengendalikan kebutuhan logistic
a. Mengajukan kebutuhan obat dan kebutuhan bahan untuk
keperluan di Ruang Panji
b. Membuat laporan pertanggung jawaban pemakaian obat di
Ruang Panji
c. Mengawasi pemakaian alat-alat di Ruang Panji
d. Membuat laporan kerusakan alat
e. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan alat-alat kelontong
pembersih, alat kesehatan utama, alat komunikasi dan
sanitasi.
f. Mengawasi pemakaian listrik, air, AC, oksigen, alat
penghisap, dll
g. Mengajukan kebutuhan linen, barang-barang kelontong dan
alat rumah tangga
e) Pencatatan dan pelaporan
a. Mencatat kegiatan di buku register
b. Membuat laporan harian, triwulan dan tahunan
f) Koordinasi
a. Mengadakan rapat dengan staff minimal 1 kali sebulan
b. Mengikuti rapat / pertemuan di luar Ruang Panji
c. Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait
d. Melaporkan kegiatan kepada Kabid Keperawatan.
e. Koordinasi kerja dengan kepala rumah tangga untuk
kerusakan gudang peralatan rumah tangga dan kebersihan.
2. Bidan/Perawat Pelaksana
1) Persyaratan Bidan/Perawat Pelaksana
a. Pendidikan : DIII Kebidanan/D III Keperawatan
b. Pernah mengikuti pelatihan Basic Life Suport (BLS), Resusitasi
dan Pencegahan Infeksi (PI)
c. Pengalaman kerja minimal 3 tahun untuk perawat/bidan jaga
utama dan minimal 1 tahun untuk perawat/bidan pelaksana
2) Uraian Tugas
a. Mengikuti serah terima pelanggan dan pelayanan keperawatan
dari shift sebelumnya
b. Bertanggung jawab terhadap mutu asuhan keperawatan
c. Merencanakan asuhan keperawatan individual
d. Melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan individual
f. Inventarisasi alat-alat kesehatan
g. Koordinasi dengan kegiatan terkait
h. Pencatatan dan pelaporan
3. Non Medis (Pekarya)
Membantu pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan pasien dan
keluarga maupun pengelolaan unit / ruangan secara umum antara lain:
memandikan pasien dan tugas lain di luar tugas spesifik yang hanya boleh
dilakukan oleh Perawat/ Bidan pelaksana.
1) Jumlah SDM (Sumber Daya Manusia)

No. SDM Pegawai Tetap Pegawai Kontrak

1. Dokter Jaga Neonatus 3 -


TIM I dan TIM II

2. Dokter Jaga 24 Jam 3 -

3. Kepala Ruangan 1 -

4. Wakil Kepala Ruangan 1 -

5. Kepala TIM I (NICU) 1 -

6. Kepala TIM II (HCU 1 -


dan isolasi)

7. Administrasi 1 1

8. Perawat/Bidan 11 5
Pelaksana

2) Jumlah Tenaga Bidan Pada Setiap Shift


Selama satu minggu jadwal jaga dokter diatur bergantian.
Selama 24 jam shift jaga perawat di bagi 3 kali dalam sehari yaitu shift
pagi (07.00-14.00), shift sore (14.00-21.00) dan shift malam (21.00-
07.00). seluruh perawat pelaksana di bagi menjadi 2 kelompok, tim 1
meliputi Ruang NICU dan tim 2 meliputi Ruang HCU dan Ruang
Isolasi. Perputaran waktu jaga diatur hingga setiap perawat memiliki
hari libur stelah 6 hari kerja.
Perhitungan jumlah tenaga di ruang bayi :
Jumlah pasien perhari : 15 orang
Jumlah TT tersedia : 24 TT
Rata-rata jam perawatan pasien perhari : 5 orang
Jumlah jam efektif : 8 jam perhari
1. Jumlah perawat (T) =
T = Jumlah pasien perhari x Rata-rata jam perawatan
Jumlah jam efektif
= 15/8 x 6
= 9,4 orang
2. Jumlah hari tidak bekerja (tahun)
Minggu : 52 hari
Cuti : 6 hari
Hari Besar : 13 hari
Loss day = jumlah libur x T
Hari efektif
= 71/294 x 9,4
= 2,27
3. Non profesi = 25 x (T + loss day)
100
= 25/100 x (9,5 + 2,27)
= 2,92
Jumlah total : 9,4 + 2,27 + 2,92 = 14,59 atau 15 orang
a. Pengembangan Sumber Daya Manusia (reward dan punishment)
Untuk menjaga kualitas pelayanan di Ruang Bayi RSUD Gambiran
Kota Kediri maka diberlakukan ketentuan sebagai berikut :
a. Setiap perawat yang bekerja di Ruang Bayi harus mengikuti
tambahan pelatihan dan pendidikan berkala minimal sekali dalam 5
tahun
b. Setiap perawat harus memperbaharui sertifikasi sesuai dengan
waktu yang telah tertera dalam sertifikasi
c. Dokter penanggung jawab bayi wajib mengikuti pendidikan dan
pelatihan untuk memperbaharui ilmu dan ketrampilannya dalam
bidang kegawatan dan perawatan intensif minimal sekali dalam 1
tahun
d. Perawat maupun dokter jaga spesialis harus mendapatkan pelatihan
dan mampu melakukan :
- Kegawatdaruratan yang mengancam nyawa
- Perawatan gawatdarurat pendahuluan termasuk resusitasi dasar
- Pemasangan interfensi vascular
- Melakukan perawatan neonatus tingkat 2 sesuai kebutuhan
pasien
- Program pengendalian infeksi
- Program keselamatan dan kesehatan kerja
- Penggunaan peralatan secara benar efektif dana man
- Pelayanan prima.
b. Beban Kerja dan Kinerja Pegawai
Pemberian gaji disesuaikan dengan status kepegawaian.Pegawai tetap
dan kontrak diberikan sesuai dengan standar rumah sakit berdasarkan latar
belakang pendidikan, namun tidak sesuai dengan UMR (upah minimum
regional) Kabupaten Kediri.Pemberian insentif dan tunjangan tergantung
dengan jumlah pasien per bulannya.Untuk punishment pegawai dapat berupa
teguran secara lisan, surat peringatan, mutasi rangan. Kinerja pegawai
ditentukan berdasarkan LPK (Lembar Penilaian Kinerja) .
Beban kerja setiap pegawai belum sesuai jika pasien yang ada di ruang
nifas mengalami overload, tetapi jika disesuaikan dengan kondisi pasien
yang tidak mengalami emergensi dan jumlah pasien yang tidak overload bisa
dikategorikan sesuai dengan tenaga bidan pada saat shift.
c. Kebijakan Pemberian Ijin dan/atau Cuti
Ijin atau kesempatan mengambil cuti tahunan dibuat sebelum waktu
pelaksanaan cuti dan sudah atas persetujuan atasan langsung atau kepala
ruang masing-masing. Cuti sakit harus segera dibuat setelah mendapatkan
surat keterangan dokter. Untuk perubahan jadwal/tukar jam dinas dikirim
dalam bentuk softcopy setiap hari jumat setiap minggunya.
b) Sarana dan Prasarana (M2/Material)

A. Denah Ruangan
10 meter 11 meter

Ruang
Ruang Gnati Dokter
Ruang Isolasi

Ruang NICU
PINTU MASUK
Ruang Dapur
KaRu susu

Gudang
Ruang HCU
Ruang
menyusui

B. Kebutuhan Logistik (Alat dan Obat), dan alur pengadaan barang

KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA


RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
TAHUN 2022
RUANG PANJI
NO JENIS JUMLAH YANG KEADAAN BARANG
ADA BAIK KURANG BAIK RUSAK
1 Meja penderita 8 8 2
2 Almari 2 2
3 Jemuran handuk 2
4 Meja tulis 4 4
5 Kursi panjang 2 2
6 Kursi bulat 7 7
7 Lampu duduk 3 3
8 Kompor gas 1 1
9 Mesin cuci 2
10 AC 1 1
11 Lemari es 1 1
12 Kursi krom 2 2
13 Setrika 2 1
14 Kursi plastikbiru 5 5
15 Loker kayu 1 1
16 Filling cabinet 1 1
17 AC 1 1
18 Papan struktur 1 1
Org. E Teratai
19 Papan nama 3
akrilik
20 Kontruksi besi 1
nama ruang
21 White board 6
22 Komputer 3
23 AC 1 PK 1 1
24 Rak Etalase 1 1
25 Printer 1 1
26 Troly obat 1 1
27 Jam dinding 1 1
28 Kursi lipat 1 1
29 Vas+bunga 1 4
30 Printer 4 3
31 Mesin cuci 4
32 Komputer 3 1
lengkap
33 Kasur Spon 2
34 Alat pengatur 1 1
suhu
35 Lampu emergarcy 4 4
36 Kasur spon 2 2
37 Komputer All IN 1 1
One
38 Loker 12 kotak 2 2
39 Almari linen 2 1 1
pintu sedang
40 Troli barang 1 1
41 Kursi sekretaris 1 1
42 Kuri sandaran 1 1
stenlis putar
tinggi/i

Alat Kesehatan

NAMA ALKES JUMLAH KEADAAN

Incubator Baby 11 Baik


Incubator Mobile 2 Baik
Infan Famer 5 Baik
Ventilator 1 Baik
Buble CPAP 4 Baik
Sipap 4 Baik
Phototeraphy 16 Baik
Infus pump 7 Baik
Syring Pump 7 Baik
Emergency Troli 1 Baik
Suction mobile 3 Baik
Resuciation for childern 3 Baik
Nebulizer 2 Baik
ECG Monitor 1 Baik
Pulse oxymetri 8 Baik
Pulse oxymetri mobile 1 Baik
Bedside monitor 2 Baik
Box baby 24 Baik
Vena sectie set 1
Lampu Ginek 3 Baik
Manometer 02 23 Baik
Troly emergency 1 Baik
Emergency set 1 Baik
Timbangan bayi digital 2 Baik
Stetoskop neonatus 5 Baik
Breast Pump 2 Baik
Infant T Piece Resucitator 3 Baik
Compressor 1 Baik
Lampu tindakan 1 Baik
Vena detector 3 Baik
Termal scaner 1 Baik

Alat tenun/linen

Nama Barang Jumlah

Linen 120

Daftar Obat Emergency

No Nama Obat Jumlah


1. Inj Epinephrine 1mg/ml 15
2. Inj Amiodarone 50mg/ml 2
3. Inj Norepinephrine 1mg/ml 2
4. Inj Cetadop 200mg/ml 1
5. Inj Dobutamin 250mg/5ml 1
6. Inj Sulfas Atropin 0.25mg/ml 15
7. Inj Difenhidramin 150mg/10ml 1
8. Aquabidest 1

No Nama Obat Jumlah


1. Aquabidest 1L 20

2. lopamiro 370 30ml, 50ml, 20


10Omi
3. Omnipayue 300 5omt 20

4. Omniscan 287 mg/mb 15

5. Clinoleic 20% inf._ 10

6. Cinimix inf. 20

7. Aminofluid Inf. 15

8. Aminofucin Hepar Inf. 7

9. Aminoleban inf. 8

10. CeremaX inf. 5

11. Cemsfusin Hepar Inf. 10


12. Kie: an inf 15

13. TriofuciE 1000 inf.

14. Triofucin 500 inf.

15. TutofucinPPS inf.

16. Pan Amin G inf

17. A1, B1

18. NaCl 3% f

19. KCI (Ka.A.orida) 7.46% in

20. SM 20%

21. SM 40%

22. Aminofusin Hepar inf-


Aminofusin
23. PAED inf

24. Kodein 10rig Kodein 15 mg

25. Kodein 20 mg

26. Codipron: syr Codipront


cum exp
27. Syr

28. Novorapid- Novomix


Flexpen-
29. Apidra Sölgstar

30. LantusLevemir Flexpen

31. Humuli RHumalog -


Humalog
32. mix Kyen

33. Nikarditin iNorepinefrin inj

34. Tamofen 10.mg-Tamofen


20 mg
35. AminoFUSINAminoFLUID
-
36. AminoLEBAN

37. LidoDEX inj - LIDOkain


inj -
38. PEHAcain inj_

39. OKSltosin inj - SANtosin


inj
40. OmniPAQUE inj-
OmnisCAN inj
41. EPlnefrin inj -
NOREPInefrin inj
42. TRIOfucin E100-
TRIOfusin 500
43. TUTOfucin OPS -
AMINOfucin
44. Aquabidest 1L

45. lopamiro 370 30ml, 50ml,


10Omi

Format rekam medis


No Nama Format Ketersediaan
1. Lembar asuhan keperawatan 5 bendel
pelaksanaan tindakan keperawatan
2. Edukasi harian terintegeritas 1 bendel
3. Assesmen nyeri 25 lembar
4. Fenton chart 80 lembar
5. Lembar pemeriksaan laborat 5 lembar
6. Pemantauan TTV 5 lembar
7. Lembar observasi TTV 95 lembar
8. Daftar pemberian obat 21 lembar
9. Persetujuan pemberian darah dan 2 lembar
produk darah
10. Assesment ulang risiko jatuh pada 37 bendel
pasien anak usia 0-14 tahun
11. Permintaan pemeriksaan radiologi 1 lembar
12. Blangko resep cairan elektrolit 9 lembar
13. Blangko pulang paksa 14 lembar
14. Permintaan pemeriksaan Sarcov-2 13 lembar
15. Assesment awal medis neonatus 80 set
rawat inap
c) Metode yang diterapkan (M3/Methode)
1. Model asuhan kebidanan di ruangan
Model asuhan kebidanan di RSUD Gambiran sudah sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur dengan tujuan dengan pengaplikasian model
asuhan ini dapat menurunkan angka kematian neonatal serta penanganan
cakupan resiko tinggi maupun komplikasi kebidanan ataupun kasus
patology. Penanganan oleh bidan serta dokter spesialis Anak dilengkapi oleh
alat dan bahan medis yang mendukung menjadikan penanganan kasus
kebidanan dapat teratasi dengan efektif dan efisien.
Pelayanan kebidanan yang bermutu merupakan model asuhan
kebidanan yang diterapkan di RSUD Gambirant seperti ketersediaan
pelayanan kebidanan (neonatal patology), kesinambungan pelayanan
kebidanan, efisiensi pelayanan kebidanan, mutu pelayanan kebidanan).
Pada beberapa kasus neonatal yang ditemukan RSUD Gambiran selalu
mendapatkan pelayanan sesuai dengan kondisi pasien saat itu.
Sebelummemberikan tindakan, keluarga pasien diberikan KIE mengenai
tindakan yang akan diberikan guna untuk mendapatkan persetujuan..
2. Alur Penerimaan Pasien
Pasien yang dirawat di ruang kamar bersalin adalah pasien transferan
dari ruang bersalin dan dari IGD ponek.Pasien dari IGD ponek dilakukan
pengkajian kemudian pengantar pasien melakukan pendaftaran terlebih
dahulu pada rekam medis untuk mendapat kartu dan nomor register. Setalah
mendapatkan advise dokter pasien dibawa ke ruang bayi dan petugas ruang
bayi melanjutkan advis dokter.
3. Alur Timbang Terima
Kegiatan timbang terima di nurse station dipimpin oleh kepala
ruangan pada pergantian shif malam ke shif pagi dan shif pagi keshif sore.
Bila kepala ruangan berhalangan hadir dapat dipimpin oleh wakil kepala
ruangan. Timbang terima dilaksanakan oleh ketua tim atau anggota tim bila
ketua tim berhalangan dengan anggota tim pada shif berikutnya pada metode
MAKP Tim. Timbang terima dilaksanakan oleh perawat yang bertanggung
jawab pada pasien saat itu dengan perawat yang bertanggung jawab kepada
pasien pada shif berikutnya pada MAKP Kasus. Kegiatan timbang terima
pada shif sore ke malam dan pada hari libur dipimpin oleh ketua shif yang
saat itu sedang bertugas jaga. Hal-hal yang perlu disampaikan/didiskusikan
saat serah terima adalah:
a. Jumlah pasien, pasien lama, pasien baru, pasien pindah, pasien rujuk,
pasien pulang paksa,maupun yang meninggal.
b. Detail serah terima tiap pasien dijelaskan dengan menggunakan status
pasien di lembar CPPT (khusus ruang intensif dan HCU dilengkapi dengan
lembar observasi pasien)
c. Diagnosa medis dan masalah keperawatan.
d. Data fokus (keluhan subyektif dan obyektin.
e. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
f. Tindakan kolaborataif yang sudah dan belum dilaksanakan.
g. Pemeriksaan penunjang dan prosedur tindakan tertentu.
h. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya
Perawat yang melakukan serah terima dapat melakukan klarifikasi tentang
hal-hal yang diserah terimakan kemudian distempel serah terima serta
tandatangan di lembar CPPT.
Kegiatan serah terima di Bed Pasien dilakukan dengan cara kepala ruangan
dan kedua kelompok shif berkeliling ke setiap bed untuk melakukan validasi.
Sebelum melakukan validasi perawat yang bertanggungjawab pada pasien di
shif tersebut menyapa dan memperkenalkan perawat yang bertanggung jawab
pada shif berikutnya. Lama serah terima disetiap bed pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci.
Kemudian kembali ke nurse station. Di Nurse Station Kepala ruangan dan
kedua kelompok shif berkumpul dan memberikan kesempatan kepada kepada
kedua kelompok shif untuk berdiskusi apabila diperlukan. Bila ada informasi
terkini dan diperlukan sosialisasi kepala Ruangan akan menyampaikan. Kepala
ruangan menutup serah terima pasien dengan do'a.
4. Alur Refleksi Diskusi Kasus
Case manager mengadakan kunjungan ke ruangan yang telah di
tentukan (rawat inap, rawat jalan, IGD). Case manager melakukan
pengecekan jumlah pasien dan problem dalam ruangan. Case manager
mengadakan evaluasi kegiatan secara keseluruhan dari ruangan yang
dikunjungi. Case manager memberikan bimbingan / masukan dari hasil
evaluasi.Kunjungan dilakukan pada setiap shift. Jika terdapat masalah
akan dilaporkan kepada komite.
5. Alur Sentralisasi Obat
a) Petugas ruang rawat inap memberikan resep ke depo farmasi rawat inap
b) Tenaga teknis kefarmasian (TTK) memberikan perbekalan farmasi
sesuai resep secara unit dose dispening (UDD), kecuali untuk resep obat
pulang
c) TTK melakukan doble chek apabila terdapat obat hig alert
d) TTK menuliskan nama perbekalan farmasi beserta jumlah yang
diberikan pada catatan penyerahan obat (CPO)
e) Apoteker memeriksa perbekalan farmasi yang akan di distribusikan
f) TTK melakukan distribusi perbekalan farmasi ke ruang rawat inap
g) TTK melakukan serah terima pebekalan farmasi dengan perawat di
ruang rawat inap sesuai dengan resep, CPO dan kwitansi
h) TTK merevisi perbekalan farmasi yang tidak sesuai untuk dilakukan
pergantian
i) Perawat dan TTK memberikan tanda tangan pada CPO apabila sudah
sesuai
j) TTK membawa CPO kembali ke depo farmasi rawat inap
6. Alur Monitoring dan Evaluasi Ruangan
Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap pasien menggunakan
rekam medis dan status pasien sedangkan untuk karyawan diadakan
penilaian evaluasi setiap karyawan tiap 1 tahun sekali untuk evaluasi
pegawai. Untuk kasus dengan tingkat urgent maka analisa menggunakan
rekam medis yang kemudian dilaporkan kepada Dokter yang
bertanggungjawab. Namun jika kasus tidak urgent maka ditangani sesuai
penatalaksanaan yangt sesuai dengan kasus pasien
7. Alur Perencanaan Pasien Pulang
1) Setelah dokter memperbolehkan pulang maka perawat menyiapkan
perincian pembiayaan, surat-surat yang dibutuhkan dan obat yang di bawa
pulang meliputi : surat control, surat rujuk balik, obat-obatan yang di
bawa pulang
2) Surat perincian dibawa ke bagian administrasi keuangan dan resep pulang
dibawa ke apotik
3) Perawat memberitahu keluarga dan menganjurkan menyelesaikan
pembiayaan dikeuangan
4) Perawat memberitahu keluarga untuk membawa ibu bayi dan
perlengkapan bayi pulang
5) Surat bukti pembiayaan diserahkan kepada perwat ruangan
6) Perawat memberikan penjelasan kepada ibu bayi tentang perawatan yang
harus dilakukan di rumah meliputi cara menyusui yang benar, asi eklusif,
merawat tali pusat, personal haygine bayi, mengenali tanda bahaya pada
bayi, imunisasi lengkap, cara pemberian obat di rumah, waktu control
7) Ibu diminta tanda tangan dan membubukan cap jempol tangan kiri dan
ibu diminta mengisi kuesioner kepuasan pelanggan
8) Sebeleum melepas gelang ibu dan bayi dicek terlebih dahulu
9) Perawat menyerahkan bayi ke ibu bayi
10) Dokumentasi
8. Sistem/Format Dokumentasi
Sistem atau format pendokumentasian yang dipakai menggunakan
metode SOAP
9. Model Pendelegasian Wewenang / Alur Koordinasi Ruangan
Pendelegasian wewenang dilakukan apabila ada tenaga perawat jaga
karena sesuatu hal hingga tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan atau terencana maka perawat yang bersangkutan harus
memberitahukan kepada kepala ruang bayi minimal 2 jam sebelum dinas
pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau malam. Sebelum memberitahu karu bayi
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat penggati
selanjutnnya di setujui oleh karu. Apabila perawat bersangkutan tidak dapat
perawat pengganti maka karu bayi akan mencari pengganti yaitu perawat
yang hari itu libur.
Apabila ada tenaga perawat tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah di tetapkan maka karu bayi akan mencari pengganti yang hari itu
libur. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan maka perawat yang dinas
pada sift sebelumnnya wajib menggantikan.

d) Sumber Dana(M4/Money)

Sumber dana RSUD Gambiran Kota Kediri Sehat sepenuhnya berasal dari
pelayanan. Hal ini merupakan anggaran dana pada tahun 2022 :
NAMA TARIF RUMAH SAKIT TARIF
NICU HCU ISOLASI
Resisutasi Fisiologis BBL 243.800 105.000 212.000
Resusitasi isolasi 55.000
Resusitasi Gadar 230.000 55.000 200.000
Suction 46.000 40.000 111.476
Merawat bayi setelah lahir 243.800 212.000 212.000
Injeksi 17.250 15.000 15.000
Rawat tali pusat 24.150 21.000 21.000
Pasang infus perifer 40.250 35.000 53.000
Pasang infus umbilical 160.950 53.000 53.000
Regulasi cepat insulin 20.750 105.000
Pasang sonde 46.000
Kumbah lambung 115.000 100.000 100.000
SPO2 (pulse oxyimetri) 56.350 49.000 49.000
Asuhan keperawatan 25.000 25.000
Infant warmer 51.750
Inkubator 97.750 85.000 85.000
Syringe pump 97.750 55.000
Infus pump 63.250 55.000
CPAP 184.00 160.000
Oral Hygiene 16.150 14.000 14.000
Observasi 24 jam 69.000 60.000 60.000
Visite dokter 75.000 75.000 75.000
Nutrisi personde 28.750 25.000 25.000
Membersihkan BAB 24.150 21.000 25.0000

e) Pemasaran Institusi (M5/Market)

A. Karakteristik dan manajeman pemasaran ruangan


2.5.1 Manajeman pemasaran ruangan
Dalam manejeman Rumah Sakit Umum Daerah Gamburan Kota
Kediri terdapat tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit). Biasanya
dipromosikan melalui media sosial seperti instagram, facebook, website,
youtube dan bisa juga menggunakan media lainnya seperti pamflet, banner,
brosur, atau leaflet. Namun tidak ada pemasaran di dalam setiap ruangan.
2.6.1 Rata-Rata Jumlah Pasien Per Bulan tahun 2022
Jumlah pasien HCU dan NICU yang dirawat di Ruang Panji (Bayi)
dalam 5 bulan terakhir yaitu bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Mei
2022 adalah sebagai berikut :
Bulan NICU+HCU

Januari 54

Februari 39

Maret 52

April 40

Mei 43

Total 228

Jadi rata-rata pasien perbulan yaitu 228:5= 45,6

B. Pengkajian Unsur Promosi

d. Cara Pemasaran dan kerjasama


Target pemasaran RSUD Gambiran mencakup seluruh warga di kota
Kediri, RS juga melakukan kerjasama dengan lintas sektoral seperti
perusahaan, salah satunya yaitu dengan Pemerintah Kota Kediri.
e. Media Promosi
Media promosi dilakukan melalui berbagai media seperti media cetak
maupun elektronik. Media cetak terdiri dari leaflet dan banner yang disebar di
seluruh area rumah sakit. Media elektronik meliputi youtube, wibesite,
facebook dan instagram.
C. Identifikasi indikator mutu
1. Kepuasan pasien dan keluarga.
2. Jam visite Dokter Spesialis jam 08.00 14.00 WIB
3. Kepatuhan identifikasi pasien sebelum pemberian obat.
4. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh pada pasien
rawat inap.
5. Pemberi pelayanan rawat inap
6. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap.
7. Kematian pasien> 48 jam.
8. Kejadian pulang atas permintaan sendin.
9. Kepatuhan serah terima pasien (hand over) antar PPA.
10. Angka kelengkapan assesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien rawat
inap.
11. Angka kelengkapan assesmen awal perawat / bidan dalam 24 pada pasien
rawat inap
12. Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan ASI eksklusif selama rawat inap.
13. Bayi baru lahir yang dilakukan rawat gabung selama rawat rawat inap
14. Ketidakmampuan menangani BBLR 1500-2500 gram
13. Perawatan Metode Kanguru.
2. Data Khusus Ruangan Perawatan
a. Perencanaan
 Merencanakan dan melaksanakan program kegiatan pelayanan
keperawatan di unit kerjanya.
 Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan Kepala
Unit Rawat Inap.
 Merencanakan kebutuhan tenaga dalam setiap shift kerja (pagi, sore,
malam, termasuk hari libur).
 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di
ruang rawat.
 Memberi pengarahan dan motivasi kepada siswa praktek untuk
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai ketentuan / standar.
 Memberikan bimbingan praktek klinik kebidanan sesuai acuan / target
yang harus dicapai dari institusi pendidikan.
 Membantu peserta didik terhadap masalah yang dihadapi saat
memberikan asuhan kebidanan kepada pasien.
b. Pengorganisasian
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang
rawat, melalui kerja sama dengan petugas yang ada dan petugas lain
yang bertugas diruang rawatnya.
 Menyusun jadwal / daftar dinas, libur, cuti tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan peraturan yang
berlaku di RS ( bulanan, mingguan, harian ).
 Mengidentifikasi tingkat kegawatdaruratan pasien
 Mengatur pembagian tugas perawat dan mengendalikan asuhan
keperawatan.
 Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan baru /
tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat di bawah tanggung
jawabnya.
 Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi : penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
 Memberi pengarahan, membimbing dan motivasi bagi tenaga
keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan
sesuai ketentuan / standar yang berlaku
 Mengadakan pertemuan berkala / sewaktu - waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawat inap.
 Memberi kesempatan / ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti
kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi Kepala unit Rawat Inap.
 Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan peralatan dan obat-
obatan dan bahan lain yang diperlukan di ruang perawatan / sesuai
kebutuhan dan berdasarkan ketentuan/ kebijakan rumah sakit.
 Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan seperti
service, pembersihan dan uji fungsi alat agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
 Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi/program
pengobatan, khususnya bila ada perubahan program pengobatan
pasien dan menyampaikannya kepada perawat pelaksana untuk
melaksanakannya.
 Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan.
 Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang rawat.
 Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh
staf dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
 Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar
komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari
 Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara
sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar perawat
c. Pengarahan
Agar dapat berjalan dengan lancar maka petugas harus berkerja antar tim,
penanggung jawab dan saling mengingatkan satu dengan lain. Agar
koordinasi berjalan dengan baik.
d. Pengendalian
 Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar.
 Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
 Menjamin kebijakan, peraturan, standar dan SPO dijalankan di unitnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Mengevaluasi secara periodik terhadap standar pelayanan dan SPO yang
berlaku untuk pelayanan keperawatan di unit kerjanya.
 Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya dan menentukan kriteria perawat diunitnya.
 Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan obat-obatan secara efektif dan efisien.
 Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standard yang
berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan Komite Keperawatan.
 Menyelesaikan masalah keperawatan yang terjadi diunit dibawah
supervisinya.
 Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat secara
tepat dan benar.
2.3. Analisis SWOT
1.3.1 Strength (kekuatan)
Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri mempunyai
beberapa kekuatan yang bisa digunakan untuk memasarkan produk-
produknya. Kekuatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Brand image
Secara luas nama Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota
Kediri sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan
Dalam manejeman Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota
Kediri terdapat tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah
Sakit).Pemasaran dikatakan berhasil dilihat dari kunjungan ulang,
jika pasien puas maka pasien akan kembali pada kunjungan
selanjutnya. Peningkatan jumlah pasien baru juga menjadi salah
satu indikator keberhasilan.
2) Pengembangan sumber daya manusia
Dalam melakukan asuhan bidan atau perawat minimal 1 kali
dalam 5 tahun harus mengikuti pelatihan supaya ilmu yang di
dapatkan adalah ilmu yang terbaru sehingga dapat memberikan
pelayanan yang baik.
Dokter penanggung jawab bayi wajib mengikuti pendidikan
dan pelatihan untuk memperbaharui ilmu dan ketrampilannya dalam
bidang kegawatan dan perawatan intensif minimal sekali dalam 1
tahun. Perawat maupun dokter jaga spesialis harus mendapatkan
pelatihan dan mampu melakukan :
- Kegawatdaruratan yang mengancam nyawa
- Perawatan gawatdarurat pendahuluan termasuk resusitasi dasar
- Pemasangan interfensi vascular
- Melakukan perawatan neonates tingkat 2 sesuai kebutuhan
pasien
- Program pengendalian infeksi
- Program keselamatan dan kesehatan kerja
- Penggunaan peralatan secara benar efektif dan aman
- Pelayanan prima
3) Terdapat Ruang NICU
NICU adalah ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28
hari) dan anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan
khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-
organ vital. Pada Ruang panji RSUD gambiran memiliki runagan
NICU dengan fasilitas yang lengkap, terdapat CPAP/ventilator yang
digunakan untuk membantu sistem pernafasan pada bayi yang
membutuhkan sehingga dapat memberikan pelayanan terhadap bayi
yang memerlukan perawatan ketat sehingga RS gambiran menjadi
salah satu tempat rujukan pasien.
1.3.2 Weakness (kelemahan)
Ruang meneteki kurang memadai dan kurang menjaga privasi ibu
yang akan menyusui bayinya.
1.3.3 Opportunities (peluang)
1) Kerjasama
Selama ini RSUD Gambiran Kota Kediri telah menjalin kerjasama
dengan lintas sektoral seperti pemerintahan Kota Kediri dan
sekitarnya.
1.3.4 Treats (ancaman)
Ancaman dari Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran ialah saat
terjadinya bencana alam, misalnya gempa. Dimana akan kesulitan
mengevakuasi pasien bayi karena ruang bayi ini berada di lantai 3.
Analisa Masalah
Prioritas penyelesaian Masalah Manajemen Kebidanan
Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matriks yang memperhatikan
aspek-aspek sebagai berikut :
 Magnitude (Mg) yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi
 Severity (Sv) yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan
 Manageability (Mn) yaitu kemampuan menyelesaikan masalah
 Nursing Concern (Nc) yaitu focus pada keperawatan
 Affordability (Af) yaitu ketersediaan sumber daya

Setiap masalah dierikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai
berikut :

 Nilai 1 = sangat kurang sesuai


 Nilai 2 = kurang sesuai
 Nilai 3 = cukup sesuai
 Nilai 4 = sesuai
 Nilai 5 = sangat sesuai
Dari analisa SWOT diatas, kami menyimpulkan beberapa masalah yang
terjadi di RSUD Gambiran Kota Kediri antara lain :

No. Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor

Ruang meneteki kurang


1. memadai dan kurang menjaga 5 3 4 5 3 1500
privasi ibu yang akan
menyusui bayinya

Dari tabel diatas terdapat masalah sebagai berikut :


1. Ruang meneteki kurang memadai dan kurang menjaga privasi ibu yang
akan menyusui bayinya
a. Diadakan diskusi rutin antara 4 4 4 4 256
karu dan anggotanya untuk
meningkatkan SDM terhadap
pengoptimalan kinerja di RS
3.
b. Menetapkan anggota-
anggota yang memenuhi 4 3 4 3 144
kriteria kemampuan yang
baik
Meberikan masukan untuk 4 4 3 4 192
segera memberntuk forum
4. segera saat waktunya pertukaran
shift untuk kegiatan tibang
terima.

Menyamakan hasil nilai 3 2 3 2 36


5. presentae BOR dengan nilai
standar criteria
Menyamakan hasil nilai 3 2 3 2 36
6. presentae ALOS dengan nilai
standar criteria
Menyamakan hasil nilai 3 2 3 2 36
7. presentae TOI dengan nilai
standar criteria
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rumah sakit sebagai salah satu saranan kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Derajat
kesehatan disuatu negara menjadi hal yang penting karena jika angka
kesakitan dan kematian pada suatu negara itu tinggi maka akan menurunkan
pendapatan masyarakatnya yang akan berdampak pada ekonomi negara, oleh
sebab itu pentingnya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan
suatu yang harus dicapai.
Berdasarkan pengkajian dan pengamatan kegiatan manajemen ruangan
yang dilakukan di ruang Panji RSUD Gambiran Kota Kediri telah ditetapkan
sudah cukup sesuai dan berjalan cukup baik.
3.2. Saran
Diharapkan mahasiswa setelah melaksanakan praktik manajemen
pelayanan kebidanan profesional, Mahasiswa dapat memiliki gambaran
mengenai manajemen pelayanan kebidanan profesional sehingga dapat
menjadi bekal untuk dapat melakukan pelayanan kebidanan yang benar sesuai
dengan standart pelayanan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Latupeirissa, L. W. (2022). Manajemen Rumah Sakit untuk Mahasiswa dan Praktisi.


Penerbit NEM.
M.Epid, H. A., S. KM, M.P.H, M. I. H. S. K. M., M.Si, D. E. P. R., S. K. M., M.Si,
D. S., S.Si, R. R. A. H., S. Kom, MKM, N. N. A., SKM, MIL, A. A. K. S.,
Dr.Herniwanti.S.Pd,Kim.M.S, M.Sc, T. F., S. P., Hasanah,SKM,MM, P.,
Asman.S.Kep.M.Biomed,AIFO, N. A., & M.KL, A. R., S. Si. (2021).
SANITASI RUMAH SAKIT. Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.
Nurhayani. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Bidan dalam
Melaksanakan Standar Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas
Pangkatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2018. Tesis. Institut Kesehatan
Helvetia Medan
Wahyuningsih, Yuwono, Andries. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Bidan terhadap Standar Pelayanan Antenatal di Kota
Palembang. Jurnal. JKK, Volume 5, No 2, April 2018: 96-107 p-ISSN
2406-7431; eISSN 2614-0411

Anda mungkin juga menyukai