Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM SISTEM

PELAYANAN KESEHATAN

MAKALAH KDK

Dosen pengampu mata kuliah KDK : Kasiati, S. Kep, Ns, M.Kep

KELAS 1C

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. Nanda Shafira (P17210223131)


2. Egies Angelia N (P17210224151)
3. Femilia Sintani N. (P17210224156)
4. Nasywa Pandya F.P (P17210223132)
5. Valen Brillyaning A. (P17210223143)
6. Fitri Andini (P17210214114)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yang
berjudul Penerapan Pelayanan Keperawatan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan.

Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah KDK yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada teman teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas ini secara tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, Bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi
kedepannya.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Malang, 30 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

MAKALAH KDK............................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Tujuan................................................................................................................5
1.3 Manfaat..............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
KAJIAN TEORI..............................................................................................................6
2.1. Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan................................................................6
2.2. Ruang Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan.....................................................7
2.3. Bentuk Pelayanan Kesehatan.............................................................................8
2.4. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan.............................9
BAB III...........................................................................................................................11
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................11
BAB IV............................................................................................................................12
PEMBAHASAN.............................................................................................................12
BAB V.............................................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................................13
5.1. Kesimpulan......................................................................................................13
5.1. Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit
merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan
mengembankan tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah
sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak
mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah
dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat
secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu
menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan konsumen sebagal upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan
atas pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien
yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan
pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan
pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Profesi keperawatan merupakan hasil proses integral yang di bangun dari
berbagai elemen yang terintegrasi. Sebagai sebuah profesi yang profesional,
keperawatan dimulai dengan pembangunan karakter dan skill mahasiswa
selaku sumberdaya yang akan terjun langsung ke dalam dunia kerja.
Mahasiswa keperawatan inilah yang diharapkan mampu memperbaiki kinerja
dan citra perawat selama ini.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini
adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap
aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah
revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan kondisi mahasiswa dan profesi
keperawatan saat ini, faktor penyebab, dan solusi yang diharapkan bagi
mahasiswa dalam memberikan sumbangsih bagi kemajuan profesi keperawatan
ini.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita semua, khususnya para
pembaca memahami dan bisa melihat gambaran yang sesungguhnya mengenal
pelayanan kesehatan di Indonesia khususnya dibidang kesehatan.

1.3 Manfaat
Mamfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai informasi dan data
bagi perawat di rumah sakit terkait sistem pelayanan kesehatan yang harus
diberikan kepada klien.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan


Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Melalui system ini tujuan pembangunan kesehatan dapat
tercapai dengan cara efektif, efisien dan tepat sasaran. Keberhasilan system
pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam
pelayanan diantara perawat dokter atau tim kesehatan lain yang satu dengan
yang lain saling menunjang. System ini akan memberikan kualitas pelayanan
kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Dalam pelayanan keperawatan yang merupakan bagian penting dalam
pelayanan kesehatan, para perawat diharapkan juga dapat memberikan layanan
secara berkualitas.
Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989) perawat adalah seseorang
yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan Ilmiah, ketrampilan serta
sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pengabdian.
Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998) perawat adalah salah
satu unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien merupakan satu
kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat
tugas dokter akan semakin berat dalam menangani pasien. Tanpa perawat,
kesejahteraan pasien juga terabaikan karena perawat adalah penjalin kontak
pertama dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan keperawatan
berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari.
Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan
tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis sosial, spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan
kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan
dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).
Dari batasan-batasan mengenal pengertian tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap
profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri
setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana sikap ini
merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan menimbulkan
perasaan puas pada diri pasien.

2.2. Ruang Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan


Dalam system pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,
pelayanan keperawatan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter
merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanann
kesehatajn tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak
meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
yang ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun
swasta.
Secara operasional, definisi “Dokter” adalah seorang tenaga kesehatan
(dokter) yang menjadi tempat kontak pertama pasien dengan dokternya untuk
menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang
jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan
sedapat mungkin, secara menyeluruh, paripurna, bersinambung, dan dalam
koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan
menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung
tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang
diselenggarakannya adalah sebatas kompetensi dasar kedokteran yang
diperolehnya selama pendidikan kedokteran.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu primary helath
care (pelayanan kesehatan tingkat pertama) , secondary health care ((pelayanan
kesehatan tingkat ke dua) , dan tertiary health services ((pelayanan kesehatan
tingkat ketiga). Ketiga bentuk pelayanan kesehatan terbagi dalam pelayanan
dasar yang dilakukan di puskesmas dan pelayanan rujukan yang dilakukan di
rumah sakit.
2.2.1. Primary Helath Care (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
Dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah
kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan
peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat
pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan
ini dapat dilakukan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-
lain.
2.2.2. Secondary health care ((pelayanan kesehatan tingkat ke dua)
Dibutuhkan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan di
rumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan
utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia
tenaga spesialis atau sejenisnya.
2.2.3. Tertiary health services ((pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
Merupakan tingkat pelayanan tertinggi dimana tingkat pelayanan ini apabila
tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua. Biasanya
pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau subspesialis dan
sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau tipe B.

2.3. Bentuk Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang
preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari
penyakit. Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju
pada pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting
adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas
atau balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang
langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun
yang secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.
Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan tersebut antara lain berupa Posyandu, dana
sehat, polindes (poliklinik desa), pos obat desa (POD), pengembangan
masyarakat atau community development, perbaikan sanitasi lingkungan,
upaya peningkatan pendapatan (income generating) dan sebagainya.

2.4. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan


Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar
dan pelayanan rujukan. Semuanya dapat dilaksanakan oleh tenaga keperawatan
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan, maka pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga perawat
dalam pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan asuhan
keperawatan keluarga, komunitas dalam pelayanan kesehatan dasar dan
memberikan asuhan keperawatan secara umum pada pelayanan rujukan.
Sebagaimana contoh pelayanan keperawatan dalam keperawatan keluarga
dan komunitas yang berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan
diantaranya mengenal masalah kesehatan secara dini, mengambil keputusan
dalam kesehatan, menanggulangi keadaan darurat bila terjadi kecelakaan atau
penyakit yang sifatnya mendadak, memberikan pelayanan keperawatan dasar
pada anggota keluarga yang sakit serta memodifikasi lingkungan untuk
menunjang peningkatan status kesehatan serta memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
Demikian juga pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan pada ruang atau lingkup rujukannya seperti
pada anak, maka perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada anak
melalui pendekatan proses keperawatan anak, untuk lingkup keperawatan jiwa,
pada kasus medik dan bedah perawat akan memberikan asuhan keperawatan
pada kasus medik dan bedah, pada kasus obstetric dan gynekologi perawat
akan memberikan asuhan keperawatan pada maternitas dengan tingkat kasus
tertentu, pada kasus gawat darurat perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada keadaan gawat darurat dan lain-lain.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Diskriminasi pelayanan di rumah sakit masih banyak dirasakan oleh pasien.


Hal ini dipandang masih sangat merugikan karena tidak sesuai dengan amanat
UU Nomor 44 Tahun 2009 serta UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik.
Pelayanan rumah sakit pada saat ini merupakan sebuah paradoks. Sebagian
besar pelayanan rumah sakit di negeri ini, membeda-bedakan pelayanan
kepada pasien menurut kelas pelayanan, tergantung kemampuan finansial
pasien. Pelayanan rumah sakit dibedakan menjadi kelas Super VIP, VIP, Kelas
I, Kelas II, Kelas III. Akibat dari perbedaan kelas ini, maka pelayanan kelas III
akan berbeda dengan kelas diatasnya (diskriminasi), sehingga pasien kelas III
(masyarakat miskin) seringkali ditelantarkan.
Hal ini dapat dipahami karena perbedaan kelas tersebut akan mempengaruhi
perbedaan jasa pelayanan yang diterima rumah sakit. Mengapa bisa begitu
banyak kelas?. Karena rumah sakit pemerintah sudah lama diselenggarakan
untuk memenuhi berbagai kepentingan, bahkan ada yang untuk mengisi
pendapatan daerah atau rumah sakit telah berubah orientasi dari sosial ke
bisnis. Dengan adanya Pelayanan antidiskriminasi maka semua kalangan
masyarakat dapat menikmati pelayanan yang sama.
BAB IV

PEMBAHASAN

Sebagai seorang perawat sudah seharusnya melayani klien/ pasien dengan


baik tanpa membeda-bedakan. Namun nyatanya masih terdapat diskriminasi
terhadap pasien di beberapa rumah sakit. Diskriminasi tersebut juga dilakukan
oleh perawat berupa sikap tanggap pada saat melayani, cara bertutur kata dan
berperilaku, waktu yang diluangkan untuk pasien antar kelas. Perawat akan
lebih mengutamakan pasien VIP daripada dengan pasien kelas III yang
kondisinya darurat. Hal ini jelas tidak sesuai dengan kode etik keperawatan.
Tidak seharusnya seorang perawat mengutamakan menangani sesuai dengan
kelas, seharusnya perawat mengutamakan melayani yang paling darurat dan
membutuhkan bantuin dengan cepat tanpa membedakan kelas-kelas.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan
bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
yang berkualitas bagi pasien, agar dapat mewujudkan pelayanan yang
berkualitas dan berkinerja tinggi diperlukan tenaga keperawatan yang
profesional, memiliki kemampuan intelektual, teknikal interpersonal, bekerja
berdasarkan standar praktik, serta memperhatikan kaidah etik dan moral. Salah
satu model penerapan asuhan keperawatan yang terbaik adalah memberikan
respon segera terhadap pasien, ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan melalui penilaian kepuasan pasien terhadap perawat sebagai salah
satu indikator mutu pelayanan. Bentuk pelayanan inilah yang merupakan satu
rangkaian proses keperawatan yang merupakan dasar dari asuhan keperawatan
baik terhadap pasien sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat.

5.1. Saran
Tenaga kesehatan diharapkan untuk lebih cepat tanggap dan terampil dalam
mengatasi keluhan yang dialami pasien yang membutuhkan bantuan. Pihak
tenaga kesehatan hendaknya bisa lebih ramah dan terbuka menanggapi
keluhan-keluhan yang disampaikan oleh pasien dan menindaklanjuti keluhan
yang telah disampaikan tersebut untuk kemajuan pelayanan dan agar pasien
lebih puas lagi dengan layanan yang diberikan oleh pihak pelayanan kesehatan.
Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikan pasien,
misalnya diwaktu konsultasi. Dokter hendaknya meluangkan waktunya untuk
mendengarkan keluhan keluhan yang diderita pasien agar pasien merasa
diperhatikan sehingga akan meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan yang
diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Djamali, A., & Tedjapermaba, L. (1998). Tanggung Jawab Seorang Dokter


Dalam Menangani Pasien. Retrieved 1 September, 2022, from Dspace.uii:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10473/06.3%20bab
%203.pdf?seq
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika.
Setiyadi, D. (2021, Agustus 7). Pelayanan Keperawatan Dalam Sistem Pelayanan
Pelayanan Kesehatan. Retrieved September 5, 2022, from SCRIBD:
https://id.scribd.com/document/519200950/MAKALAH-PELAYANAN-
KEPERAWATAN-DALAM-SISTEM-PELAYANAN-KESEHATAN-
DIDIN

Anda mungkin juga menyukai