DISUSUN
NIM.PO5303212210274
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan keAadirat tuhan yang maha Esa,karena atas berkat rahmat dan
karunia nyalah, makalah ini ‘PENGORGANISASIAN MENEJEMEN KEPERAWATAN" dapat di
selesaikan dengan baik,tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyk mengalami kesulitan terutama di sebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun berkat dan bimbingan dari dari berbagai
pihak dan kami ucapkan terimaksi
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masi dalam proses pelajaran, penulisan makalah ini
masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kriktik dan
saran yang bersifat posetif , guna penulis makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Harapan kami semoga makalah yang sederhana ini, dapat memmberikan kesadaran kepada kami,
TERIMAKASIH
DAFTAR ISI
C. Tujuan........................................................................ ............................................
A. Kesimpulan.............................................................................. .................................
B. Saran.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus
bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
dihadapi klien. Kerjasama tersebut harus ditata sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, penataan yang dimaksud adalah pengorganisasian segala sumber yang bisa
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Pengorganisasian adalah langkah kedua dalam manajemen yang sangat penting dilakukan oleh
setiap unit kerja / unit organisasi ( Subur, 1997 ). Pengorganisasian dalaam keperawatan
dimaksudkan untuk mengelompokkan aktifitas - aktifitas dengan sasaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Penugasan masing - masing kelompok diberikan kepada pimpinan
yang diberi wewenang untuk mengawasi sekaligus melakukan koordinasi dengan unit lain baik
secara horizontal maupun vertikal.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Pengorganisasian adalah proses pengelompokan orang, alat - alat, tugas - tugas, kewenangan
dan tanggung jawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional sehingga suatu
organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan ( Subur,1997 ).
· TEORI SISTEM
Teori tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang adadalam system.
System tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah system yangantara satu
dengan lainnya harus saling mempengaruhi.Dalam teori system disebutkan bahwa system itu
terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut
terdiri dari input, proses, output,dampak, umpan balik dan lingkungan yang kesemuanya saling
berhubungan dan salingmempengaruhi, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Input
Merupakan subsistem yang memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuahsystem,
seperti system pelayanan kesehatan, maka masukan dapat berupa potensi masyarakat,tenaga
kesehatan , sarana kesehatan, dan lain lain.
2. Proses
3. Output
Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam system pelayanan kesehatan
hasilnyadapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta
dapat dijangkauoleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat
secara optimal.
4. Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari system, yang terjadi relative
lamawaktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam system pelayanan
kesehatan, makadampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi
angka kesakitan dankematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
5. Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari
sebuahsystem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik
dalam system pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang
juga dapat menjadikaninput yang selalu meningkat.
6. Lingkungan
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar system tetapi dapat mempengaruhi
pelayanan kesehatan sebagaimana dalam system kesehatan, lingkungan yang
dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi kondisi social yang ada di
masyarakat sepertiinstusi dari luar pelayanan kesehatan.
1. Health Promotion
( Diagnosis dini dan pengobatan segera )Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah
masuk ke dalam tingkat dimulainya atautimbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat
pelayanan ini dilaksanakan dalammencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut
serta dampak dari timbulnya penyakit sehingga tidak terjadi penyebaran. Bentuk
tingkat pelayanan kesehatanini dapat berupa kegiatan dalam rangka survey pencarian
kasus baik secaraindividu maupun masyarakat, survey penyaringan kasus serta
pencegahanterhadap meluasnya kasus.
4. Disability Limitation
( Pembatasan Cacat )Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak
mengalami dampakkecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini
dilaksanakan pada kausatau penyakit yang mengalami potensi kecacatan. Bentuk
kegiatan yang dapatdilakukan dapat berupa perawatan untuk menghentikan
penyakit, mencegahkomplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk
mengatasi kecacatan danmncegah kematian.
5. Rehabilitation
( Rehabilitasi )Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh.
Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana
program latihan-latihan yang diberikan kepada pasien, kemudian memberikanfasilitas
agar pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup kembali kemasyarakat dan
masyarakat mau menerima dengan senang hati karena kesadaranyang dimilikinya.
2. Institusi
C. Struktur organisasi
1. Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai komponen
yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya Manusia pada
lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya masing-masing.
3. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai dengan
kemampuannya juga bisa menjadi patokan HRD dalam menentukan jumlah gaji karyawan
bersangkutan.
2. Keahlian teknis diperlukan untu melakukan pekerjaan spesifik, seperti mengukur tanda
vital pelakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.
6. Keahlian dalam mengelola waktu. Keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan
efisien.
7. Kealihan dalam manajemen global. Keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu
keadaan dinegara tertentu, namun lintas negara bahkan lintas budaya.
8. Keahlian terkait teknologi. Keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai berbagai
perkembangan teknologi.
Peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas
pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan
yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari
kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan. Kepala ruangan disebuah ruangan
keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung
jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya
mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode
pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah
pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan
1. Metode Fugsional
Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di
unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan
menerima laporan tentang semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang klien.
· Keuntungan
1. Perawat terampil untuk tugas /pekerjaan tertentu.
2. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
3. Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
4. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
· Kerugian
1. Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau total sehingga proses keperawatan
sulit dilakukan.
2. Apabila pekerjaan selesai cenderung meninggalkan klien dan melakukan tugas
non keperawatan.
3. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusinya
terhadap pelayanan.
4. Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai keterampilan saja.
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh
satu orang perawat pada saat bertugas/jaga selama periode waktu tertentu atau samapi klien
pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua
laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
· Keuntungan
1. Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif.
3. Memotivasi perawat untuk selalu bersama kien selama bertugas, non
keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat
4. Mendukung penerapan proses keperawatan
5. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
· Kerugian
1. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
2. Peserta didik sakit untuk melatih keterampilan dalam perawatan besar,
misalnya menyuntik, mengukur suhu
3. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggungjawab klien bertugas.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua grup. Selain
itu ketua grup bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan
menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada
kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
· Keuntungan
1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
3. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim cara
ini efektif untuk belajar.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif.
· Kerugian
1. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.
2. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
3. Akontabilitas dalam tim kabur.
· Keuntungan
1. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
2. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
3. Memungkinkan penerapan proses keperawatan
4. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
5. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan
· Kerugian
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
2. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
5. Metode “modular”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi manajemen keperawatan dalam organisasi adalah mengembangkan seseorang. Hal tersebut
berjalan bilamana perawat mau belajar dan menggunakan ilmu yang ditunjukkan oleh pengalaman dan
penelitian yang dikembangkan agar fungsi organisasi dalam manajemen keperawatan semakin
berkembang.Perawat manajer perlu bekerja untuk struktur organisasi ideal. Mereka harus
membangun,menguji, mengakui kesalahan, berkompromi, dan menerima. Mereka harus merancang
organisasi yang sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan. Organisasi adalah produktif jika orang
memberikan perhatian yang memenuhi kebutuhan klien dan setiap karyawan merasakan kepuasan.
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien tidak dapat bekerja sendiri, tetapi
harus bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi
klien. Kerja sama antar perawat dengan tim kesehatan tersebut harus ditatasehingga menghasilkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, penataan yang dimaksud adalahbpengorganisasian segala
sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan Keperawatan.
B. Saran
Organisasi yang baik adalah organisasi yang menjalankan peran pengorganisasian secara jelas.
Selain itu pengorganisasian yang baik juga dilihat dari pemimpin dan stafnya. Hubungan yang
baik membuat tujuan organisasi lebih cepat tercapai. Begitu juga dengan hubungan yang buruk
antara pimpinan dan stafnya akan membuat tujuan organisasi lambat terwujud bahkan gagal
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta.