Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

MAMA : MATHILDA INDRIANI PRAING

NIM : PO5303212200199

KELAS/ SEMESTER : B/lll

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAIKABUBAK

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kelimpahan
rahmat dan karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan makalh PENGORGANISASIAN
DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN dengan baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh dosen pembimbing mata kuliah
manajemen keperawatan.

Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan pemahaman tentang


PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN. Pemahaman tersebut dapat
dipahami melalui pendahuluan, pembahasan serta kesimpulan dalam makalah ini. Ucapan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk membuat makalah ini. Dan terima kasih juga atas dukungan semua pihak kepada penulis
yang telah memberikan bantuan berupa konsep dan pemikiran dalam menyusun makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-
saran dan kritik yang kondusif sangat saya harapkan dari pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah berikutnya.

Waikabubak, 18 September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN HAKEKAT PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN

KEPERAWATAN

B. KEPERAWATAN SEBAGAI SUBSISTEM DARI PELAYANAN KEPERAWATAN

C. STRUKTUR ORGANISASI

D. PENGORGANISASIAN KERJA PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

E. SISTEM HUBUNGAN KERJA

F. URAIAN TUGAS

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang
lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan
sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang penting dilaksanakan oleh setiap
unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna.
Pengorganisasian merupakan pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan
sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk
melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk
mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan
harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan
keperawatan akan tercapai.

Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua tenaga termasuk
perawat bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah kesehatan klien. Pengorganisasian
pelayanan keperawatan secara optimal akan menentukan mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan Yang menjadi bahasan dalam pelayaan keperawatan diruang rawat meliputi :

struktur organisai ruang rawat, pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi


kegiatan dan evaluasi kegiatan kelompok kerja ; yang bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang struktur organisasi dalam pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan.

B. RUMUSAN MASALH

A. APA PENGERTIAN DAN HAKEKAT KEPERAWATAN

B. BAGAIMANA KEPERAWATAN SEBAGAI SUBSISTEM DARI PELAYANAN

KEPERAWATAN
C. STRUKTUR ORGANISASI

D. BAGAIMANA PENGORGANISASIAN KERJA PELAYANAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN

E. BAGAIMANA SISTEM HUBUNGAN KERJA

F. BAGAIMANA URAIAN TUGAS

C. TUJUAN

A. UNTUK MENGETAHUI APA PENGERTIAN DAN HAKEKAT KEPERAWATAN

B. UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA KEPERAWATAN SEBAGAI SUBSISTEM DARI

PELAYANAN KEPERAWATAN

C. UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR ORGANISASI

D. UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA PENGORGANISASIAN KERJA PELAYANAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN

E. UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA SISTEM HUBUNGAN KERJA

F. UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA URAIAN TUGAS

BAB ll

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN HAKEKAT PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai


tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara
vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001). Menurut Hersey dan Blanchard
(1997) dalam La Monica (1998) pengorganisasian adalah kegiatan mendesain tujuan dan
wewenang tiap pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masukdalam kelompok
manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan baik
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap
tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi
ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti
apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan
keputusan harus diambil oleh seorang perawat.
Berbicara tentang siapa yang harus melakukan apa maka analisis kebutuhan tenaga harus tepat
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal yang harus menjadi pertimbangan guna menjawab
pertanyaan siapa yang harus melakuakan apa diantaranya menurut Siagian (2007) adalah

1) merumuskan klasifikasi jabatan

2) analisis pekerjaan

3) diskripsi pekerjaan agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

B. KEPERAWATAN SEBAGAI SUBSISTEM DARI PELAYANAN KEPERAWATAN

 Pengertian Sistem Kesehatan

Menurut WHO(1996) sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan
(supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap
wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk
manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan
mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya.

 Pengertian Pelayanan Kesehatan

Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo(2001) pelayanan kesehatan adalah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan
kesehatan yaitu input , proses, output, dampak, umpan balik.

 Sistem Pelayanan Kesehatan

Menurut Hidayat(2008) sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam


meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat
tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.

Menurut Hidayat(2008) keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai


komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output,
dampak, umpan balik dan lingkungan.

1. Input

Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah
sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana
kesehatan, dan sebagainya.

2. Proses

Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari
sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam
pelayanan kesehatan.
3. Output

Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat
berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan
sehat.

4. Dampak

Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif
lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan
kematian menurun.

5. Umpan balik

Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan
dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.

6. Lingkungan

Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan

 Tingkat Pelayanan Kesehatan

Menurut Leavel & Clark(2005) tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan
diberikan, yaitu:

1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)

Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan


kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh:
kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.

2. Specific Protection (Perlindungan Khusus)


Adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh:
Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.

3. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)

Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Contoh: survey penyaringan kasus.

 Lembaga Pelayanan Kesehatan

Menurut Hidayat(2008) lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian


pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan. Bervariasi
berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.

1. Rawat Jalan

Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan
dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau
berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter
atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi dalam
suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi jauh dari
institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh dari pusat
pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur oprasi minor seperti
pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi. “Pusat perawatan darurat”
yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan cedera minor atau penyakit seperti
laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat menawarkan alternatif pelayanan seperti
yang diberikan pada ruang kedaruratan rumah sakit.

2. Institusi

Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas,
fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan
kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk penentuan
diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian besar institusi juga
menawarkan pelayanan rawat jalan (klien berkunjung ke suatu institusi untuk menerima
suatu episode diagnosa atau pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam).

3. Hospice

Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar
klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri, sambil
meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya. Fokus
perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan kuratif. Hospice dapat
bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap terminal dengan penyakit apapun, seperti
kardiomiopati, sklerosis multiple, AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.

4. Community Based Agency

Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat
keluarga dan lain-lain.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Secara umum struktur organisasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :

 Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini mencirikan
bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan
organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat dominan,
segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan yang
diutamakan adalah wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk
organisasi dengan jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan
dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini mempunyai keuntungan
pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah dan perintah
lebih terjamin, serta koordinasi dan pengawasan lebih mudah. Kelemahannya adalah
keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar benar dapat
memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi sering terabaikan.
 Organisasi staf
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf
dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf yang berperan
sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu
ahli sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang mampu
membantu memecahkan masalah organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan
pimpinan. Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya
pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
 Organisasi lini dan staf
Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf
tidak hanya diberi job sebagai penasiaht, tetapi staf juga diberikan tanggung jawab
untuk melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan
organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga harus
melaksanakan. Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan telah
dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan
dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting serta
pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung
jawab kerja yang baik. Kelemahannya adalah pengambilan keputusan memakan waktu
lebih lama, dapat menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas
batas wewenangnya

D. PENGORGANISASIAN KERJA PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada metode asuhan


keperawatan yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode yang digunakan dan
bentuk struktur pengorganisasian kerja yang digunakan supaya efektif dan efisien Manajemen
Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan
1. model Asuhan Keperawatan Fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian
tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua
jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Metode ini berkembang
ketika perang dunia II, akibat kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut
tenaga pembantu perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang
sederhana dan berulang seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu,
merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena
keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap
bertahan sampai saat ini , khususnya di Indonesia.
Contoh:
Perawat A tugasnya menyuntik, dan perawat B melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital serta penyuapi pasien.dan Perawat C bertugas untuk merawat luka dan sebagainya.

Keuntungan :
• Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu
• Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas
• Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas sederhana.
• Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang praktek
untuk ketrampilan tertentu.
Kerugian :
• Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau tidak memungkinkan untuk melakukan
keperawatan secara holistik
• Apabila pekerjaan selesai cenderung perawat meninggalkan klien dan melaksanakan
pekerjaan non keperawatan.
• Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusi
terhadap pelayanan.
• Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai ketrampilan saja.
2. Asuhan Keperawatan Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat kepada
sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan
oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim. Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggotanya sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan.
3. Asuhan Keperawatan Alokasi Klien
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa
klien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode waktu tertentu sampai
klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima
laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
Berikut ini keuntungan dengan kerugian metode tim dalam pengelolaan pelayanan/
asuhan keperawatan.
4. Asuhan Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
perawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Metode ini dikembangkan sejak tahun
1970'an. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan, Implementasi dan
evaluasi asuhan keperawatan dari seja pasien masuk rumah sakit hingga pasien
dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh
perawat asosiet. Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan
berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan
pasien dibawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat assosiet yang akan
melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan keperawatan.
5. Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan model asuhan keperawatan primar dan Tim)
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien dari
mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau
keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan
memiliki kemampuan memimpin. Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien. Semua
model di atas dapat digunakan untuk mengorganisasikan pelayanan/asuhan
keperawatan sesuai situasi dan kondisi ruangan, jumlah perawat serta kemampuan
perawat yang ada. Jumlah perawat yang ada harus seimbang sesuai dengan jumlah
klien. Selain itu kategori pendidikan tenaga keperawatan yang ada perlu diperhatikan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan.

E. SISTEM HUBUNGAN KERJA

Interaksi antar individu menjadi salah satu kunci yang menentukan lancar tidaknya roda
organisasi pelayanan keperawatan. Melalui interaksi akan terjadi komunikasi antar anggota
yang dapat dijadikan alat untuk menyampaikan informasi, instruksi, perintah, teguran, berbagi
pengalaman, koordinasi, kerjasama dan lain lain.Interaksi dalam suatu organisasi pelayanan
keperawatan dapat terjadi secara horisontal, vertikal maupun diagonal. Interaksi secara
horizontal dapat terjadi pada level yang sama, misal antar antar kepala ruang, antar ketua tim
atau antar perawat primer. Interaksi secara vertikal dapat terjadi antara ketua tim /perawat
primer dan kepala ruang, perawat pelaksana dan ketua tim/perawat primer. Interaksi secara
diagoanl dalam ruang keperawatan dapat terjadi antara perawat dan tim kesehatan lain
( dokter, fisioterapis, ahli gizi, analis, dan lain lain)

F. URAIAN TUGAS

Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap


tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi
ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti
apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan
keputusan harus diambil oleh seorang perawat.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan organisasi yang


mencoba untuk menyelesaikan rencana itu. Pengorganisasian melibatkan penetapan dan
pengelompokan tugas ke departemen, dan alokasi berbagai sumber daya ke berbagai
departemen. Melalui pengorganisasian diharapkan organisasi bersifat lebih sistematik dan tim
lebih mempunyai tanggung jawab. Hal itu berguna untuk manajemen pribadi menempati posisi
yang seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA

Cushway, B. dan Lodge , D. (1999) Organisational behavior and design, perilaku organisasi dan
desain organisasi, Jakarta : PT Elex Media Indonesia, Terjemahan
Dauglass ,L.A. (1984). The Effective Nurse Leader ang Manager, @ nd .ed. St. Louish : The CV
Mosby Company
Departemen Kesehatan RI (2002) Standar tenaga keperawatan di Rumah sakit, Jakarta,
Departemen Kesehatan RI
Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama, Jakarta , EGC
-------------------(2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Panduan Implementasi , Edisi
pertama, Jakarta , EGC
Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership for nurses: an
interactive text, Second edition., Boston : Jones and Bartlett Publishers.
Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th ed, FA Davis,
Philadelphia
Thoha. M (2008) Perilaku organisasi: Konsep dasar dan aplikasinya. Cetakan ke18 , Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada
Gillies, D.A. (1994) Nursing management a system approach, Philadelphia : W.B Sounders
Company
Mariono, (2001). Materi kuliah ketenagaan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai