DISUSUN OLEH
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover………………………….………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………………….………………………………………….ii
Daftar isi…………………………………….………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………..……….1
Rumusan Masalah……………………………………………………………..………1
Tujuan………………………………………………………………………….……...2
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Komponen yang Dibutuhkan untuk Tercapainya Kerjasama Tim yang Efektif…..4
2.8 Cara Membangun dan Mempertahankan Kolaborasi Tim Kesehatan yang Efekti..8
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..13
3.2 Saran………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik
kesehatan.
Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaaan atau sebagai salah satu dari sebuah
pelayanan kebidanan kolaborasi adalah ibu hamil yang di sertai komplikasi hipertensi.
yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan
sesuia kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan
anak dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualiatas, bahagia dan sejahtera. Pada
pelayanan kebidanan rujukan. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kerja Tim (teamwork)
Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari
beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi
mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan
pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research
Foundation., 2006). Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-
masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau
suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama.
Kolaborasi adalah suatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat
hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam
kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama;
pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil
dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya komunikasi yang jelas dan
teratur.Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama
khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran.
Kerjasama Tim (teamwork) adalah interaksi atau hubungan dari dua atau lebih
profesional kesehatan yang bekerja saling bergantung untuk memberikan perawatan
untuk pasien (Canadian Health Services Research Foundation, 2006). Tujuan dari
kerjasama ini untuk memberikan perawatan kepada pasien, berbagi informasi untuk
mengambil keputusan bersama, dan mengetahui waktu yang optimal untuk melakukan
kerjasama dalam perawatan pasienKerjasama Tim (teamwork) adalah interaksi atau
hubungan dari dua atau lebih profesional kesehatan yang bekerja saling bergantung
untuk memberikan perawatan untuk pasien (Canadian Health Services Research
Foundation, 2006). Tujuan dari kerjasama ini untuk memberikan perawatan kepada
pasien, berbagi informasi untuk mengambil keputusan bersama, dan mengetahui waktu
yang optimal untuk melakukan kerjasama dalam perawatan pasien.
2.2 Komponen yang Dibutuhkan untuk Tercapainya Suatu Kerjasama Tim yang Efektif
Kolaborasi tim kesehatan adalah hubungan kerja yang memiliki tanggung jawab
bersama dengan penyedia layanan kesehatan lain dalam pemberian (penyediaan) asuhan
pasien (ANA, 1992 dalam Kozier, Fundamental Keperawatan). Kolaborasi kesehatan
merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperkuat hubungan diantara profesi
kesehatan yang berbeda. Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari berbagai profesi
kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, psikiater, ahli gizi, farmasi, pendidik di bidang
kesehatan, dan pekerja sosial. Tujuan utama dari kolaborasi tim kesehatan adalah
memberikan pelayanan yang tepat, oleh tim kesehatan yang tepat, di waktu yang tepat,
serta di tempat yang tepat.
Menurut Family Health Teams (2005), terdapat 12 jenis kolaborasi tim, yaitu
perawatan reproduktif primer (misalnya, pre-natal, kebidanan, pasca persalinan, dan
perawatan bayi baru lahir); perawatan kesehatan mental primer, perawatan paliatif
primer; in-home/fasilitas penggunaan yang mendukung pelayanan; pelayanan
koordinasi/care navigation; pendidikan pasien dan pencegahan; pre-natal, kebidanan,
pasca melahirkan, dan perawatan bayi baru lahir; program penanganan penyakit kronis
– diabetes, penyakit jantung, obesitas, arthritis, asma, dan depresi; promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit; kesehatan ibu/anak; kesehatan kerja; kesehatan lansia;
pengobatan kecanduan; pelayanan rehabilitas; dan pengasuhan.
2.8 Cara Membangun dan Mempertahankan Kolaborasi Tim Kesehatan yang Efektif
Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu, primary health care,
(pelayanan kesehatan tingkat pertama), secondary health care (pelayanan kesehatan
tingkat kedua), dan tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat ketiga).
Pengertian Rujukan dan Sistem Rujukan Sistem rujukan merupakan suatu sistem
jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal
maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan
tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Diharapkan dengan adanya sistem rujukan
pasien dapat pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
sehingga jiwanya dapat terselamatkan, selain itu dengan adanya sistem rujukan,
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.
Sistem rujukan di Indonesia dibedakan atas 2 jenis yaitu rujukan medis dan
rujukan kesehatan. Rujukan medis adalah upaya rujukan kesehatan yang dapat bersifat
vertikal, horizontal atau timbal balik yang terutama berkaitan dengan upaya
penyembuhan dan rehabilitasi serta upaya yang bertujuan mendukungnya. Rujukan
kesehatan adalah rujukan upaya kesehatan yang bersifat vertikal dan horisontal yang
terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta upaya yang
mendukungnya
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan
rujukan eksternal. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit
pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar
unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat
jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah). Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan
rujukan kesehatan. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi
upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke
rumah sakit umum daerah. Jenis rujukan medik :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolaborasi adalah suatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat
hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam
kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama;
pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil
dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya komunikasi yang jelas dan
teratur.
3.2 Saran
Lombogia, A., Rottie, J., & Karundeng, M. (2016). Hubungan Perilaku Dengan
Kemampuan Perawat Dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di
Ruang Akut Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado. Jurnal
Keperawatan, 4(2), 1-3.
Pagala, I., Shaluhiyah, Z., & Widjasena, B. (2017). Perilaku Kepatuhan Perawat
Melaksanakan SOP Terhadap Kejadian Keselamatan Pasien di Rumah Sakit X Kendari.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 12(1), 138-141.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. (2011). Keselamatan pasien Rumah Sakit. Jakarta:
Menteri Kesehatan.
Sakinah, S., dkk. (2017). Analisis Sasaran Keselamatan Pasien Dilihat dari Aspek
Pelaksanaan Identifikasi Pasien dan Keamanan Obat di RS Kepresidenan RSPAD
GatotSubroto Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-journal), Vol 5, No4. Hal.145