Anda di halaman 1dari 10

PELAYANAN & KOLABORASI KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh :
Kelompok VI
1. Dahlia Mangantar (1801086)
2. Aprilia Latif
3. Chintya Zachawerus
4. Friska Palamani
5. Wahyu Ade Putra Pratama (1801055)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES) MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah Asuhan Keperawatan Trombositopenia.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Manado, 15 Juni 2020

Penyusun Makalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................. .....1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Definisi....................................................................................................3
B. Elemen Penting Dalam Mencapai Kobarosi Interdisiplin ......................3
C. Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Keperawatan Jiwa..3
D. Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin...........................3

BAB III PENUTUP.................................................................................................7

A.SIMPULAN..............................................................................................8
B.SARAN.................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu
hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan
dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai
kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat.

Dalam hal medis, kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan
praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup
praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap
setiap orang yang berkontribusi untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada  individu,
keluarga dan masyarakat (American Medical Assosiation (AMA), 1994).

Intinya kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan  dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerja bersama
dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk
menggambarkan hubungan perawat dengan ahli medis lainnya.

Berdasarkan uraian diatas kami sangat tertarik untuk memperjelas materi tentang pelayanan
dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Khusus
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I
2. Tujuan Umum
 Untuk mendeskripsikan bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam
keperawatan jiwa.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
 Dapat memahami tentang pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan
jiwa.
2. Bagi Masyarakat
 Masyarakat dapat menggunakan makalah ini sebagai bahan bacaan maupun
refrensi khususnya tentang pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam
keperawatan jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi  Pelayanan dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, tim kesehatan
lainnya maupun pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas,
dengan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian
khususnya kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi adanya
konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien
sakit jiwa. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial,
ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya
memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama
anggota tim.
Secara integral, pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai
pusat anggota tim. Karena dalam hal ini pasien sakit jiwa tidak dapat berpikir dengan nalar dan
pikiran yang rasional, maka keluarga pasienlah yang dapat dijadikan pusat dari anggota tim.
Disana anggota tim dapat berkolaborasi dalam menentukan tindakan-tindakan yang telah
ditentukan. Apabila pasien sakit jiwa tidak memiliki keluarga terdekat, maka disinilah peran
perawat dibutuhkan sebagai pusat anggota tim. Karena perawatlah yang paling sering
berkomunikasi dan kontak langsung dengan pasien sakit jiwa. Perawat berada disamping pasien
selam 24 jam sehingga perawatlah yang mengetahui semua masalah pasien dan banyak
kesempatan untuk memberikan pelayanan yang baik dengan tim yang baik.
Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat
memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek
profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati
dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti
pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya
sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan.
B. Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif
Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak
dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi interdisiplin yang efektif
meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, kewenangan dan kordinasi seperti
skema di bawah ini.
1) Kewenangan
2) Komunikasi
3) Tanggungjawab
4) Tujuan Umum
5) Kerjasama
6) Kolaborasi Interdisiplin
7) Efektif
8) Pemberian Pertolongan
9) Kordinasi
10) Ketegasan
a) Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa
beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
b) Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan
keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan
konsensus untuk dicapai.
c) Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
d) Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi
informasi penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu yang relevan untuk
membuat keputusan klinis.
e) Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan tindakan
pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah disepakati.
f) Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
g) Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien sakit
jiwa, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam
menyelesaikan permasalahan.
h) Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki tujuan
untuk kesehatan pasien sakit jiwa.
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :
 Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama
  Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya
 Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
 Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung dalam tim.
C. Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Keperawatan Jiwa
Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional,
kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas menekankan
pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam tim dari
pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung jawab.
Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan jiwa antara lain :
a) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
b) Produktivitas  maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
c)  Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
d) Meningkatnya kohesifitas antar profesional
e)  Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
f) Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang lain.
D. Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin
Dalam Keperawatan Jiwa Kolaborasi Interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan
mudah. Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi :
a) Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim
b) Struktur organisasi yang konvensional
c) Konflik peran dan tujuan
d) Kompetisi interpersonal
e) Status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka keluarga,
perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya.
Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-
masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan
dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif
antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa
yang berkualitas.

Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah dalam


keperawatan jiwa. Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi
ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim, struktur organisasi yg konvensional,
konflik peran dan tujuan, kompetisi interpersonal, status dan kekuasaan, dan individu itu
sendiri

B. Saran

Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi yang kami uraikan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Berger, J. Karen and Williams. 1999. Fundamental Of Nursing; Collaborating for Optimal


Health, Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA

Dochterman , Joanne McCloskey PhD, RN, FAAN. 2001 Current Issue in Nursing. 6th Editian .
Mosby Inc.USA

Sitorus, Ratna, DR, S.Kp, M.App.Sc. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat.
EGC. Jakarta

Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN , alih bahasa Indraty Secillia,
2000. Kolaborasi Perawat-Dokter ; Perawatan Orang Dewasa dan Lansia, EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai