MAKALAH
PELAYANAN DAN KALABORASI INTERDISIPLIN
KEPERAEATAN JIWA
DI SUSUN OLEH:
MUSDALIFAH (K.18.01.016)
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
A. Pengertian pelayanan dan kalaborasi interdisplin keperawatan
Jiwa………………………………………………………………………………….
B. Elemen penting dalam mencapai kalaborasi…………………………………………...
C. Manfaat kalaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawat
Jiwa……………………………………………………………………………….
D. Hambatan dalam melakukan kalaborasi
interdisiplin…………………………………..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa masyarakat (community mental health) telah
menjadi bagian masalah kesehatan masyarakat (public health) yang dihadapi semu anegara.
Salah satu pemicu berbagai masaag kesehatan jiwa adalah dampak modernisasi dimana semua
orang tidak siap untuk menghadapi
cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru. Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian
secara langsung namun akan menyebabkan penderitaanya menjadi tidak produktif dan
menimbulkan beban bagi keluarga sertalingkungan masyarakat lainya. Dalan Undang-Undang
Nomer 23 Tahun 1992 tentangKesehatan Pasal (4) disebutkan bahwa setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu
hubungan kerjasama yang dilakukan oleh pihak tertentu. Dari sekian banyak pengertian yang
dikemukaan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN.
A. Peran Perawat Jiwa
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan
mempertahankan perilaku pasien yang
berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa induvidu, keluarga,
kelompok, organisasi atau komunitas. ANA mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai
suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaa tsebagai kiatnya. Praktik kontemporer
keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Peran keperawatan jiwa
profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran tersebut kini
mencakup dimensi kompentensi klinis, advokasi pasien keluarga, tanggung jawab fiskal,
olaborasi anta rdisiplin, akuntabilitassosial, dan parameter legal-etik. Adapun peran perawat
kesehatan jiwa masyarakat ini adalah sebagai berikut:
1. Peran perawat dalam prevensi primer
a. Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat kemiskinan dan
Pendidikan.
b. Memberikan pendidikan dalam kondisi normal,pertumbuhan dan perkembangan dan
Pendidikan seks.
c. Melakukan rujukan yang sesuai sebelum terjadi gangguan jiwa.
d. Membantu klien di rumah sakit umum untuk menghindari masalah psikiatri.
e. Bersama keluarga untuk memberikan dukungan pada anggotanya untuk
meningkatkan fungsi kelompok.
f. Aktif dalam kegiatan masyarakat atau politik yang berkaitandengan kesehatan jiwa.
B. Pengertian Pelayanan dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan
Jiwa
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja, dan menjadi
tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang
lama antara tenaga profesional kesehatan. (Lindekedan Sieckert, 2005).
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, tim kesehatan
lainnya maupun pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas,
dengan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian
khususnya kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi adanya
konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik
kepada pasien sakit jiwa. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat,dokter,fisioterapi,
pekerja social, ahli gizi,manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin
hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar
sesama anggota tim.
C. Elemen Penting Dalam Kolaborasi
Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum,
konstribusi praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada
pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk
masalah-masalah dalam team dari pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari
tangung jawab. Hensen menyarankan konsep dengan arti yang sama: mutualitas dimana dia
mengartikan sebagai suatu hubungan yang memfasilitasi suatu proses dinamis antara orang-
orang ditandai oleh keinginan maju untuk mencapai tujuan dan kepuasan setiap
anggota.Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi.Tanpa rasa pecaya,
kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman,menghindar dari tanggung jawab,
terganggunya komunikasi. Otonomi akan ditekan dan koordinasi tidak akan terjadi.Elemen kunci
kolaborasi dalam kerja sama team multidisiplin erdapat digunakan untuk mencapai tujuan
kolaborasi team :
Komunikasi di butuhkan untuk mewujudkan kalaborasi yang efektif, hal tersebut perlu
ditunjang oleh sarana komunikasi yang dapat menyatuhkan data kesehatan pasien
secara konfrenhensif sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota team
dalam pengambilan keputusan.
PENUTUP.
A. Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka keluarga,
perawat,dokter dan tim kesehatan lainnya
harus berkolaborasi sat dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih
berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing profesi memiliki kompetensi profesional yang
berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Kolaborasi yang efektif antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya
pelayanan keperawatan jiwa yang berkualitas.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja, dan menjadi
tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang
lama antara tenaga profesional kesehatan.
B. Saran
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalahini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan baik darisegi bentuk maupun materi yang kami uraikan. Oleh
karena itu, kamisangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berger, J. Karen and Williams. 1999. Fundamental Of Nursing; Collaborating forOptimal
Health, Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA
Dochterman , Joanne McCloskey PhD, RN, FAAN. 2001 Current Issue in Nursing. 6th
Editian . Mosby Inc.USA
Sitorus, Ratna, DR, S.Kp, M.App.Sc. 2006. Model Praktik KeperawatanProfesional di Rumah
Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem)Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat.
EGC. Jakarta
Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN , alih bahasaIndraty Secillia,
2000. Kolaborasi Perawat-Dokter ; Perawatan OrangDewasa dan Lansia, EGC. Jakarta