Disusun Oleh :
Kelompok 4
FAKULTAS KESEHATAN
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan
sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan
Makalah Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Klinik Dan
Komunitas. Tugas ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Psikiatri di Universitas Mega Buana Palopo. Selanjutnya penyusun mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Hertiana,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pengampu
mata kuliah Keperawatan Psikiatri.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua
orang tua yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada penyusun. Dalam
makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran
dan kritik, guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada
umumnya.
Penyusun
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan
gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. (Keliat, 2011). Fenomena
gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang signifikan dan setiap tahun
di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah.
Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) ada sekitar 450 juta orang
di dunia yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan setidaknya ada satu dari
empat orang di dunia mengalami masalah mental dan masalah gangguan kesehatan
jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius.
Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim Mubarata (2011) prevalensi masalah
kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 6,55%. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita gangguan
jiwa berat mencapai 2,5 juta orang.
Hal ini membuktikan bahwa masih banyak penderita yang mengalami gangguan
jiwa, bahkan mungkin hal ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Fenomena yang
terjadi saat ini, jik ada seorang anggota keluarga yang dinyatakan sakit jiwa, maka
anggota keluarga lain dan masyarakat pasti akan menyarankan untuk dibawa ke RS
Jiwa atau psikolog dan lebih parahnya lagi orang sakit jiwa tersebut diasingkan atau
dipusung supaya tidak menjadi aib bagi keluarga.
Disamping itu, keluarga mempunyai fungsi dasar seperti mmeberi kasih sayang,
rasa aman, rasa memiliki, dan menyiapkan peran dewasa individu di masyarakat.
Keluarga merupakan suatu sistem, maka jika terdapat gangguan jiwa pada salah satu
anggota keluarga maka dapat menyebabkan gangguan jiwa pada anggota keluarga
(Nasir & Muhith, 2011)
iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kesehatan jiwa masyarakat?
2. Apa saja tujuan program kesehatan jiwa masyarakat?
3. Apa saja prinsip-prinsip keperawatan jiwa masyarakat?
4. Apa saja peran perawat kesehatan jiwa dan komunitas?
5. Apa saja pelayanan profesional kesehatan jiwa?
6. Apa saja prinsip pelayanan kesehatan jiwa komunitas?
7. Bagaimana upaya kesehatan jiwa masyarakat?
8. Apa saja pelayanan kesehatan jiwa profesional komunitas?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian kesehatan jiwa masyarakat.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan program kesehatan jiwa masyarakat.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip keperawatan jiwa masyarakat.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui peran perawat kesehatan jiwa dan komunitas.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui pelayanan profesional kesehatan jiwa.
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip pelayanan kesehatan jiwa komunitas.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya kesehatan jiwa masyarakat.
8. Agar mahasiswa dapat mengetahui pelayanan kesehatan jiwa profesional
komunitas.
v
BAB II
PEMBAHASAN
6
dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan dalam lingkungan
masyarakat. Ciri-ciri sehat jiwa antara lain:
1. Bersikap positif terhadap diri sendiri
2. Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri
3. Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya
4. Bertanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang diambil
5. Mempunyai persepsi yang realistis dan mengahrgai perasaan-
perasaan serta sikap
6. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
7
c) Pencegahan tersier pada klien gangguan jiwa dengan proses
pemulihan.
2. Pelayanan keperawatan yang holistik yaitu pelayanan yang
difokuskan pada aspek bio-psiko-sosio-kultural & spiritual.
Perawatan mandiri individu & keluarga:
a) Masyarakat baik individu maupun keluarga diharapkan dapat
secara mandiri memelihara kesehatan jiwanya.
b) Pada saat ini sangat penting pemberdayaan keluarga
c) Perawat dan petugas kesehatan lain dapat mengelompokkan
masyarakat dalam masyarakat sehat jiwa, masyarakat yang
mempunyai masalah psikososial, masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa.
3. Pelayanan formal & informal di luar sector kesehatan:
a) Tokoh masyarakat, kelompok formal dan informal di luar
tatanan pelayanan kesehatan merupakan target pelayanan
kesehatan jiwa
b) Mereka dapat menjadi target pelayanan ataupun mitra tim
kesehatan yang diinterasikan dengan perannya di masyarakat.
4. Pelayanan kesehatan jiwa melalui pelayanan kesehatan dasar:
a) Semua pemberi pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
yaitu praktik pribadi dokter, bidan, perawat, psikolog dan
semua sarana pelayanan kesehatan (puskesmas dan balai
pengobatan)
b) Untuk itu diperlukan penyegaran dan penambahan
pengetahuan tentang pelayanan kesehatan jiwa komunitas
bersama dengan pelayanan kesehatan yang dilakukan
c) Pelatihan yang perlu dilakukan: konseling, deteksi dini dan
pengobatan segera, keperawatan jiwa dasar.
8
5. Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat:
a) Tim kesehatan terdiri atas: psikiater, psikolog klinik dan
perawat jiwa
b) Tim berkedudukan di tingkat Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
c) Tim bertanggung jawab terhadap program pelayanan
kesehatah jiwa di daerah pelayanan kesehatan kabupaten/kota
d) Tim bergerak secara period eke tiap puskesmas untuk
konsultasi, surveisi. Monitoring dan evaluasi.
e) Pada saat tim mengunjungi puskesmas, maka penganggung
jawab pelayanan kesehatan jiwa & komunitas di puskesmas
akan: mengkonsultasikan kasus-kasus yang tidak berhasil
atau melaporkan hasil dan kemajuan pelayanan yang telah
dilakukan
9
individu dan keluarga, kolaborasi dengan tim kesehatan.
Melakukan pemeriksaan langsung dari keluarga ke keluarga,
dapat berkoordinasi dengan masyarakat serta tokoh masyarakat.
10
2. Keadilan
Pelayanan kesehatan jiwa harus menjamin setiap orang
mendapatkan pelayanan secara merta tanpa memandang status
sosial.
3. Perlindunga Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia fundamental individu dengan gangguan jiwa
harus terjamin dan dihormati, sebagaimana pada penderita
penyakit fisik.
4. Terpadu, terkoordinasi dan berkelanjutan
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas dikelola sebagai suatu
kesatuan dari berbagai pelayanan dan program yang berbeda,
dengan mempertimbangkan berbagai aspek di samping
kesehatan seperti aspek sosial, lesejahteraan, pekerjaan,
pendidikan dan lain-lain, secara terkoordinasi dan berkelanjutan.
5. Efektif
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus berbasis bukti dan
efektif. Yang dimaksud berbasis bukti adalah setiap tindakan
memberikan hasil yang konsisten berdasarkan penelitian.
Pelayanan komunitas yang efektif memadukan pendekatan
biologis dan penanganan psikososial untuk meningkatkan
keberhasilan dan kualitas hidup individu.
6. Hubungan lintas sektoral
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus membangun jejaring
dengan upaya dan pelayanan kesehatan lain dan oleh sektor lain,
baik milik pemerintah maupun masyarakat.
7. Pembagian wilayah pelayanan
Untuk pengembangan dan pengoperasian pelayanan kesehatan
jiwa komunitas dilakukan pembagian wilayah (catchment area)
yaitu pelayanan kesehatan jiwa dikaitkan dengan wilayah
geografis tertentu.
11
8. Kewajiban
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas bertanggung jawab
terhadap kondisi kesehatan jiwa seluruh populasi di wilayah
kerjanya.
12
Pemberdayaan seluruh potensi dan sumber daya masyarakat
dilaksanakan dalam bentuk pengembangan desa siaga sehat jiwa
(DSSJ), serta melakukan revitalisasi kader dengan membentuk kader
kesehatan jiwa (KKJ) sebagai fasilitator masyarakat dalam
mengembangkan kesehatan jiwa masyarakat. Pada kelompok khusus
dapat dibentuk kelompok swadaya SHG (self help group) dan usaha
kesehatan sekolah tentang kesehatan jiwa (UKSJ).
13
H. Pelayanan Kesehatan Jiwa Profesional Komunitas
15
O. A. Kecenderungan
Trend dan Issue
Keperawatan Jiwa
P. Trend dan issue
dalam keperawatan
jiwa adalah masalah-
masalah yang sedang
hangat
Q. dibicarakan dan
dianggap penting.
Masalah-masalah
tersebut dapat
dianggap ancaman
atau
16
R. tantangan yang
akan berdampak
besar pada
keperawatan jiwa
baik dalam tatanan
regional
S. maupun global.
T. Trend dan issue
dalam keperawatan
jiwa adalah masalah-
masalah yang sedang
hangat
U. dibicarakan dan
dianggap penting.
17
Masalah-masalah
tersebut dapat
dianggap ancaman
atau
V. tantangan yang
akan berdampak
besar pada
keperawatan jiwa
baik dalam tatanan
regional
W. maupun global.
1. Pencegahan primer
Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan
pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa. Target
pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami
18
gangguan jiwa sesuai dengan kelompok umur yaitu: anak,
remaja, dan lansia.
Aktivitas yang dilakukan:
a) Memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua
b) Pendidikan kesehatan mengatasi stress
c) Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu,
individu yang kehilangan pasangan, pekerjaan, kehilangan
rumah/ tempat tinggal, yang semuanya ini mungkin terjadi
akibat bencana.
d) Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan
obat sering digunakan sebagai koping untuk mengatasi
masalah.
e) Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah
satu cara penyelesaian masalah individu yang mengalami
keputusasaan.
2. Pencegahan sekunder
19
a) Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder
adalah deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa
serta penanganan dengan segera.
b) Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/
memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial dan
gangguan jiwa.
Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah:
a) Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara
memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti
masyarakat, tim kesehatan lain dan penemuan langsung.
b) Melakukan penjaringan kasus
3. Pencegahan tersier
a) Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data
fokus
b) Deteksi awal masalah kesehatan jiwa di tingkat dasar
c) Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan
sosialisasi serta penecgahan kekambuhan pada pasien
gangguan jiwa.
20
d) Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecatatan/
ketidakmampuan akibat gangguan jiwa
e) Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa pada tahap pemulihan.
Aktivitas pada pencegahan tersier:
a) Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-
sumber di masyarakat seperti sumber pendidikan,
dukungan masyarakat.
b) Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan
keluarga hingga mandiri.
c) Program sosialisasi
21
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
lain. Kesehatan jiwa masyarakat (Community Mental Health)
merupakan suatu orientasi kesehatan jiwa yang dilaksanakan di
masyarakat. Kesehatan jiwa masyarakat ini dititik beratkan pada
upaya promotif dan preventif tanpa melakukan upaya kuratif dan
rehabilitatif (Kepmenkes No.220).
Peran perawat kesehatan jiwa masyarakat adalah:
1. Mengindentifikasi, mengklasifikasi dan memetakan
permasalahan kesehatan jiwa.
2. Pendidikan kesehatan dalam upaya preventif dan promotif
penemuan kasus dini, skiring dan tindakan yang cepat.
3. Pemberi asuhan keperawatan pada intervensi kondisi “krisis”
B. Saran
Dengan adanya tugas ini mudah-mudahan kita mampu memahami
dan mengetahui bagaimana cara memberikan dan mengaplikasikan
manajemen pelayanan keperawatan jiwa profesional klinik dan
komunitas.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1568
https://123dok.com/document/zx32djdz-buku-pedoman-pelayanan-
kesehatan-jiwa-komunitas.html#google_vignette
https://id.scribd.com/document/542762819/MAKALAH-
PELAYANAN-KEPERAWATAN-JIWA-PROFESIONAL-KLINIK-
DAN-KOMUNITAS
24