DOSEN PEMBIMBING:
KELOMPOK 3:
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT memberikan rahmat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Jiwa 1 yang berjudul
“Peran Perawat Jiwa dan Kolaborasi Interdisiplin dalam kesehatan Keperawatan Jiwa”.
Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata
kuliah. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah SAW,
keluarga, para sahabat serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian. Semoga segala bantuan,
dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dapat bernilai
ibadah disisi Allah SWT. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I.Pendahuluan
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
Negara- negara maju, meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagaigangguan
yang menyebabkan kematian secara langsung, namun gangguantersebut dapat
menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berperilaku yangdapat menghambat
pembangunan karena mereka tidak produktif.
Agar pembaca dapat memahami tentang keperawatan kesehatan jiwa, mulai dari
pengertian, peran perawat jiwa itu sendiri dan bagaimana kolaborasi interdisiplin pada
keperawatan jiwa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perawat jiwa memiliki peran dalam tingkat pelayanan kesehatan jiwa yaitu:
2
Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yang telahteridentifikasi
masalah yang dialaminyananganan dirumah.
Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di RSU.
Menciptakan lingkungan yang terapeutik.
Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.
Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri.
3. Peran dalam prevensi tersier
Melaksanakan latihan vokasional & rehabilitasi.
Mengorganisasi “after care” untuk klien yang telah pulang dari fasilitas
kesehatan jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit kekomunitas.
Memberikan pilihan “partial hospitalization” (perawatan rawat siang) pada klien
Peran perawat kesehatan jiwa mempunyai peran yang bervariasi dan spesifik,
aspek dari peran tersebut meliputi kemandirian dan kolaborasi diantaranya adalah:
3
perawat diminta menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan, menggunakan
berbagai strategi perubahan yang diperlukan, berperan serta dalam aktifitas
pengelolaan kasus dan mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas
keperawatan.
4. Peran perawat sebagai pelaksana penelitian
Perawat mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa
danmenggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi
untukmeningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa.
Fungsi perawat jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan
asuhan keperawatan secara tidak langsung. Fungsi tersebut dapat dicapai melalui
aktifitas perawat jiwa, yaitu:
4
7. Kolaborasi dengan tim lain adalah perawatmembantu pasien mengadakan
kolaborasi dengan petugas kesehatan lain yaitudokter jiwa, perawat kesehatan
masyarakat (perawat komunitas), pekerja sosial, psikolog, dll.
8. Memimpin dan membantu tenaga perawatan adalahpelaksanaan pemberian
asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada manajemenkeperawatan kesehatan
jiwa. Kesembilan, menggunakan sumber di masyarakatsehubungan dengan
kesehatan mental.
Secara integral, pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien
sebagai pusat anggota tim. Karena dalam hal ini pasien sakit jiwa tidak dapat berpikir
dengan nalar dan pikiran yang rasional, maka keluarga pasienlah yang dapat dijadikan
pusat dari anggota tim. Disana anggota tim dapat berkolaborasi dalam menentukan
tindakan-tindakan yang telah ditentukan. Apabila pasien sakit jiwa tidak memiliki
keluarga terdekat, maka disinilah peran perawat dibutuhkan sebagai pusat anggota tim.
Karena perawatlah yang paling sering berkomunikasi dan kontak langsung dengan pasien
sakit jiwa. Perawat berada disamping pasien selam 24 jam sehingga perawatlah yang
mengetahui semua masalah pasien dan banyak kesempatan untuk memberikan pelayanan
yang baik dengan tim yang baik.
Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim.
Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
5
dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara
pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
1. Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa
beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
2. Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan
keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan
konsensus untuk dicapai.
3. Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
4. Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi
informasi penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu yang relevan untuk
membuat keputusan klinis.
5. Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan tindakan
pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah disepakati.
6. Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
7. Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien sakit
jiwa, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam
menyelesaikan permasalahan.
8. Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki tujuan
untuk kesehatan pasien sakit jiwa.
6
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :
Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan jiwa antara lain :
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
jauhdari kata sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun
materiyang kami uraikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saranyang membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA