Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TERAPI BERBASISKAN BIOLOGIC

DOSEN PEMBIMBING

YASLINA, M, Kep,Ns.Sp.Kep.Kom

OLEH KELOMPOK 1

1. DIVA SANDYRA
2. FITRIA ALFIRA
3. MAYANG SAFITRI
4. MUHAMMAD NOVALDI
5. NURUL HENDRIANI
6. RAHMI SANTI GUSFANI
7. WELQI VIRANTI PUTRI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TA.2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya.Sehingga penulis dapa tmenyelesaikan makalah ini yang berjudul“
Makalah Terapi Berbasiskan Biologic “. Shalawat beriringan salam tak lupa pula penulis
hadiah kan buat pucuk pimpinan kita yakninya Nabi Muhammad SAW. Beliau telah
membawa kita dari alam kegelapan kealam yang berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini.

Alhamdulillah, dengan izin Allah penulis menyelesaikan tugas makalah “Makalah


Terapi Berbasiskan Biologic “. Penyusunan makalah ini dapat terwujud tak lepas dari
bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis
sampaikan satu per satu. Semoga amal baik dari pihak semua mendapat pahala yang
berlipa tganda dari Allah SWT.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan lebih mengetahui
Terapi Berbasiskan Biologic. Penulis menyatakan dari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih ada kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun susunan kalimatnya. Oleh karena
itu penulis menerima segala saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

BUKITTINGGI, 06 OKTOBER 2020

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………....... 2
D. Manfaat Penulisan ………………………………………………………..... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Terapi Komplementer.................................................................................... 3
B. Terapi berbasiskan biologis........................................................................... 4
C. Hasil penelitian tentang terapi berbasiskan biologis...................................... 6
D. Peran perawat dalam terapi komplementer ................................................... 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 9

A. Kesimpulan.................................................................................................... 9
B. Saran.............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... iv

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan dalam ilmu pengetahuan dan pengobatan telah memberikan
pengetahuan dan teknologi untuk berhasil mengubah perjalanan banyak penyakit.
Meskipun pengobatan alopatik (pengobatan tradisional Eropa) telah berhasil, tetapi
masih banyak kondisi seperti arthritis, nyeri punggung kronis, masalah gastrointestinal,
alergi, sakit kepala, dan insomnia yang sulit diobati, dan banyak klien menggali metode
alternatif untuk mengurangi gejala sakit kepala. Peneliti memperkirakan bahwa lebih
dari 75% klien mencari perawatan dari praktisi pelayanan primer untuk mengatasi
stres, nyeri dan kondisi kesehatan dimana tidak diketahui penyebab dan obatnya (Rakel
dan Faas, 2006).
Menurut data di Amerika Serikat pada tahun awal 1990-an, sepertiga dari 1.530
orang yang disurvei, menggunakan terapi tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut dari
tahun 1990 sampai 1997, ternyata respondennya bertambah dari 34% menjadi 42%.
Dari survei tersebut ditemukan sebagian besar mereka yang menggunakan terapi ini
adalah orang-orang dengan taraf pendidikan yang tinggi dan penghasilan yang cukup
serta usia berkisar antara 25-49 tahun . Hal yang menarik dari penelitian ini bahwa
pasien-pasien yang mencari terapi pelengkap dan alternatif adalah mereka yang
menderita nyeri pinggang belakang (35,9% tahun 1990; 47,6% tahun 1997, arthritis
(17,5%; 26,7%) dan nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal ini sebanding dengan
penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain seperti Australia,
Canada,Inggrisdan Belanda (Perry, Potter, 2009).
Adanya fenomena tersebut menunjukkan bahwa pengobatan secara medis tidak
cukup untuk memberikan efek kesehatan yang baik kepada pasien. Dengan demikian
mereka mencari pengobatan pelengkap (komplementer) selama mendapatkan terapi
pengobatan secara medis. Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara
yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang
dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia
bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

4
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan.
Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional. Berdasarkan data yang
bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari
seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia
sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan
komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non –
konvensional di berbagai media
Dalam makalah ini akan dibahas salah satu terapi komplementer yakni dengan
menggunakan suplemen diet (vitamin dan mineral) sebagai salah satu pelengkap terapi
medis yang diberikan kepada pasien.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa pengertian terapi komplementer?
2. Bagaimana penggunaan terapi berbasiskan biologis?
3. Apa hasil penelitian tentang terapi berbasiskan biologis ?
4. Bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui terapi komplementer
2. Memahami penggunaan terapi berbasiskan biologis
3. Mengetahio hasil penelitian terapi berbasiskan biologis
4. Mengetahui peran perawat dalam terapi komplementer
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang terapi komplementer
2. Dapat Memahami penggunaan terapi berbasiskan biologis
3. Dapat mengetahui hasil penelitian tentang terapi berbasiskan biologis
4. Mengetahui peran perawat dalam terapi komplementer
BAB II
PEMBAHASAN

5
A. Terapi Komplementer
1. Pengertian Terapi Komplementer
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari
zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu
negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai
pengobatan komplementer.

Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan


sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai
Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional. 
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun
2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan
non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-
konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai
menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai media.

2. Aromaterapi
Aromaterapi adalah salah satu bagian dari pengobatan alternatif yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap yang dikenal
6
sebagai minyak esnsial dan senyawa aromatik lainnya yang dapat
mempengaruhi jiwa, emosi dan fungsi kognitif dan kesehatan seseorang.
3. Jenis – Jenis Terapi Komplementer
Terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah : masase,
terapi musik, diet, teknik relaksasi, vitamin dan produk herbal. Di Amerika
terapi komplementer kedokteran dibagi empat jenis terapi : Chiropractic,
Teknik Relaksasi (termasuk bagian dari Hypnomedis), Terapi Masase dan
Akupunktur menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5, yaitu :
a. Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain
b. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis
c. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi
d. Energy therapies : terapi medan magnet
e. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur.
4. Fokus Terapi Komplementer
a. Pasien dengan penyakit jantung.
b. Pasien dengan autis dan hiperaktif
c. Pasien kanker
d. Pasien umum lainnya

B. Terapi Berbasiskan Biologis


Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya
contohnya herbal, makanan, minyak. Peneliti memperkirakan sekitar 25.000 jenis
tumbuhan digunakan secara medis di seluruh dunia. Ini merupakan bentuk
pengobatan lama yang diketahui untuk manusia, dan bukti arkeologi mengatakan
bahwa Belanda menggunakan obat herbal sebagai suplemen kesehatan sejak 60.000
tahun yang lalu (Fontaine, 2005).
The Federal Food, Drug, and Cosmetic Art mengharuskan semua obat
dibuktikan keamanan dan efektifitasnya sebelum dijual ke masyarakat. Karena
pengobatan herbal tidak menjalani penelitian dengan teliti yang sama secara
farmasi, mayoritas tidak menerima persetujuan untuk menggunakannya sebagai
obat dan tidak diatur oleh The Food and Drug Admistration (FDA). Substansi
herbal pengobatan China berasal dari tanaman, hewan, atau mineral. Sedangkan

7
pengobatan Barat menggunakan suplemen yang dipersiapkan secara primer dari
materi tanaman yang memiliki kandungan vitamin dan mineral tertentu. Sejumlah
suplemen aman dan efektif untuk berbagai kondisi, sebagai contoh : susu dari
tanaman liar efektif untuk mengobati sejumlah gangguan hati dan kendung kemih
(Perry, Potter, 2009).
Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat misalnya
pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika, cundarismo,
homeopathy, naturopathy. Kategori ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah terapi
biologis, yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal,
makanan).Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam, seperti
Herbal, Makanan, dan Vitamin
1. Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat, dan
lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori dari protein, 40% dari
karbohidrat, dan 30% dari lemak. Digunakan untuk menyeimbangkan insulin
dan hormon lain untuki kesehatan yang optimal.
2. Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan kecuali
ikan). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker. Penekanan pada
semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang tidak diawetkan.
3. Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan nutrisi
seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker, skizofrenia,
penyakit autis, dan penyakit kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan
penyakit arteri koroner.
4. European phytomedicines : produk yang dikembangkan di bawah kontrol
kualitas yang ketat pada pabrik farmasi yang berpengalaman, dibungkus secara
profesional dalam tablet atau kapsul. Contoh obat-obatan herbal yang telah
diteliti dengan baik adalah gingko biloba, susu dari tanaman liar, dan bilberry.
5. Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis tabaman obat,
banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan sebagai tulang
belakang pengobatan.
6. Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah digunakan lebih
dari 2000 tahun.

8
C. Hasil Penelitian Tentang Terapi Berbasiskan Biologis (Herbal dan Minyak,
Diet Khusus)
1. Pengaruh Terapi Masase Menggunakan Minyak Aroma Terapi Terhadap
Tekanan Darah Pasien Hipertensi Primer
Terapi masase menggunakan minyak aromaterapi dapat digunakan untuk
menurunkan dan mengendalikan tekanaN darah tinggi pasien hipertensi primer
2. Terapi minyak essensial lavender untuk mengurangi nyeri kanulasi avfistula
pada pasien hemodialisa
Penerapan minyak essensial lavender dalam mereda nyeri dikaitkan dengan
aktivitas antimikarinik atau penyumbatan saluran (CA2+, NA+), blok arus
natrium pada serabut saraf yang menstranmisikan nyeri sehingga memblokir
pesan nyeri. Aplikasi topical lavender dapat meningkatkan sirkulasi darah, dan
kandungan linaloolnya dapat menurun kan tonus otot dan menciptakanan efek
penenang. Penerapan terapi enssetial lavenser terbukti mampu menurunkan
nyeri sehingga bermanfaat untuk diterapkan pada pasien dengan hemodialisa.
D. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer
Ketertarikan pada terapi medis alternatif dan komplementer meningkat secara
signifikan pada 20 tahun terakhir. Pendekatan kedokteran terintegrasi konsisten
dengan pendekatan holistik yang dipelajari perawat untuk dipraktikkan. Perawat
memiliki potensi untuk menjadi partisipan utama dalam jenis filosofi pelayanan
kesehatan ini. Banyak perawat sudah mempraktikkan manfaat sentuhan. Pahami
terapi medis alternatif atau komplementer untuk membuat rekomendasi yang tepat
kepada penyelenggaraan pelayanan primer alopatik tentang terapi mana yang
bermanfaat bagi klien. Selain itu, berikan nasihat kepada klien tentang kapan waktu
yang tepat untuk mencari terapi konvensional atau terapi medis alternatif dan
komplementer.
Perawat bekerja sangat dekat dengan klien mereka dan berada dalam posisi
mengenali titik pandang budaya spiritual klien. Perawat biasanya dapat menentukan
terapi medis alternatif atau komplementer mana yang lebih sesuai dengan
kepercayaan dan menawarkan rekomendasi yang sesuai. Dengan kata lain perawat
dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik
dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara
ekonomi kepada pasien (Potter, Perry, 2009).

9
Peranan tenaga kesehatan dalam terapi komplementer yaitu :
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
b. Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan berkaitan dengan terapi komplementer yang diberikan kepada
pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak
pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c. Peran educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan mengenai terapi komplementer, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari
klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

BAB III
KESIMPULAN

10
A. Kesimpulan
Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua terapi yang
digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh
penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Penggunaan
suplemen diet dalam pelaksanaan terapi komplementer cukup penting sebagai
pelengkap kebutuhan vitamin dan mineral pasien selama dalam proses terapi
medis/konvensional. Dalam penggunaan terap komplementer, perawat memiliki peran
penting dan dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara
holistik dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara
ekonomi kepada pasien.
B. Saran
Penggunaan terapi komplementer sebagai pelengkap terapi konvensional secara
tidak langsung perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dalam terapi ini, baik
sebagai pemberi intervensi maupun hanya rekomendasi. Sehingga peningkatan
pengetahuan sangat penting untuk dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis juga
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

11
Fontaine K. 2005. Healing Practices : Alternative therapies For nursing.
Edisi 2. Prentice Hall.
Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika.
Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical practice,
Sudbury, Mass, 2006, Jones & Battlett.

12

Anda mungkin juga menyukai