Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak
negara. Terapi disini diartikan sebagai usaha untuk memulihkan kesehatan orang
yang sedang sakit, pengobatan penyakit dan perawatan penyakit. Komplementer
bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer
dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat
rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.
Pengobatan komplementer atau alternative menjadi bagian penting dalam
pelayanan kesehatan. Klien yang menggunakan terapi komplementer memiliki
beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistic pada terapi
komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam
terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien terlibat untuk pengambilan
keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan
sebelumnya (Widyatuti, 2008).
Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik
(Dalimartha, 2008).
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke
pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular di
perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang
memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis
(sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit adalah
suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh
kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana
dalam subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer
untuk pengobatan nyeri.
1.2 Rumusan Masalah
“Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah Apa yang di
maksud dari Body Manipulasi pada Keperawatan Kompementer?”
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat dalam pembahasan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Body Manipulasi.
2. Mengetahui jenis-jenis Body Manipulasi.
3. Mengetahui Indikasi Body Manipulasi.
4. Mengetahui Kontraindikasi Body Manipulasi.
5. Mengetahui Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Body Manipulasi.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa itu Body Manipulasi.
2. Mahasiswa mampu melakukan/ mempraktekan terapi Body Manipulasi pada
dunia Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manipulative and body based method


Manipulative and body based methode yaitu terapi dengan cara memberikan
perangsangan pada tubuh untuk mengembalikan fungsi normal tubuh.
Perangsangan dapat berupa sentuhan, tekanan, maupun menggerakan anggota
tubuh. Contoh terapi yaitu chiropratic, masase, akupresur, dan yoga, (Zahrawani,
2010).
Merangsang atau menggerakan anggota tubuh untuk mengembalikan
fungsinya yang normal, misalnya chiropractic, osteopathic manipulation, dan
pijat (massage). Juga termasuk gerak dan latihan pernafasan seperti yoga,
Alexander technique, pilates, teknik buteyko, eucapanic breathing.
Manipulative and body-based practices (Praktek manipulatif dan berbasis
tubuh) berfokus terutama pada struktur dan sistem tubuh, termasuk tulang dan
sendi, jaringan lunak, dan peredaran darah dan sistem limfatik. Beberapa praktek
yang berasal dari sistem tradisional obat, seperti dari China, India, atau Mesir,
sementara yang lain dikembangkan dalam 150 tahun terakhir (misalnya,
manipulasi chiropractic dan lain-lain).

Meskipun banyak provider memiliki pelatihan formal dalam anatomi dan


fisiologi manusia, ada cukup banyak variasi dalam pelatihan dan pendekatan dari
penyedia baik di dalam dan modalitas. Meskipun heterogenitas ini, praktek-
praktek manipulatif dan berbasis tubuh memiliki beberapa karakteristik umum,
seperti prinsip bahwa tubuh manusia adalah mengatur diri sendiri dan memiliki
kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan bahwa bagian-bagian dari
tubuh manusia saling bergantung. Praktisi di semua terapi ini jugacenderung untuk
menyesuaikan pengobatan mereka dengan kebutuhan khusus dari setiap pasien.
2.1.1 Sejarah
Terapi manipulatif diketahui telah berkembang di berbagai belahan
dunia. Referensi historis paling awal tentang praktik terapi manipulatif di
Eropa dimulai pada 400 SM. Terapi manipulatif pada awalnya merupakan
andalan dari dua sistem perawatan kesehatan alternatif terkemuka yaitu
osteopati dan chiropractic, keduanya didirikan pada bagian akhir abad ke-19
sebagai respons terhadap kekurangan obat allopathic. Dokter medis dan
osteopati lah yang pada awalnya berperan dalam memperkenalkan terapi ini
menjadi terapi fisik, sejak saat itu terapi fisik memberikan kontribusi yang
kuat dalam dunia kesehatan, sehingga memperkuat klaim profesi untuk
memiliki terapi manipulatif dalam lingkup praktiknya yang diatur secara
hukum.
Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan
holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang memengaruhi individu
secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi.
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer sebagai sebuah
domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan,
modalitas, praktik dan ditandai dengan adanya teori dan keyakinan, dengan
cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau
budaya yang ada.

Terapi komplementer termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide


yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau
pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan. Fok
us terapi memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko,
sosial, dan spiritual). Terapi komplementer
adalah terapi yang digunakan secara bersama-
sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis.
Terapi komplementer dapat digunakan sebagai single therapy ketika
digunakan untuk meningkatkan kesehatan.

2.2 Jenis- jenis terapi manipulative and body based method


a.Chiropractic
Bentuk terapi manual yang berfokus pada hubungan antara struktur dan
fungsi, khususnya pada tulang belakang untuk mengurangi rasa sakit.
Chiropracticberasal dar bahasa yunani yaitu “cherio” dan “praktikos” yang
berarti dilakukan dengan tangan, (Dr. Eleanor Bull, 2007)
Ilmu pengetahuan chiropractic menangani hubungan antara artikulasi
kerangka dan sistem syaraf dan peran dari hubungan ini dalam pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan.Permasalahan utama dari chiropractic adalah tidak
normalnya struktur atau fungsi dari kolom vertebra (vertebral column) yang
secara klinis dikenal sebagai kompleks subluksasi vertebra (vertebral
subluxation complex).Kompleks subluksasi mencakup setiap perubahan
struktur tulang belakang yang berdekatan yang bersifat dinamis secara biokimia
dan fisiologi (biochemical and physiological dynamics contigous spinal
structures) yang dapat menyebabkan gangguan neurologi.

Praktik chiropractic terdiri dari analisa dari gangguan pada transmisi dan
ekspresi syaraf normal yang disebabkan oleh tidak normalnya satu atau lebih
unit motor vertebra atau struktur skeletal lainnya dan perbaikannya dengan
penyesuaian dari struktur-struktur ini untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan, tanpa menggunakan obat atau pembedahan.

Aplikasi klinis dari chiropractic mencakup penyesuaian vertebra tulang


belakang dan artikulasi skeletal lainnya; penggunaan x-ray analitis dan
diagnostik dari sistem skeletal dan jaringan-jaringan di sekitarnya; prosedur ini
diperlukan untuk mengetahui gangguan pada sistem skeletal neuromuskular
dan kondisi-kondisi yang terkait dengannya; dan penggunaan prosedur
diagnostik fisik, klinis dan laboratorium untuk memastikan sifat masalah pasien
dan menanggapi dengan benar sehingga dapat memberikan perawatan yang
optimal terhadap pasien. Sejalan dengan konsep ini adalah kewajiban untuk
berkonsultasi dengan, atau merujuk kepada penyedia perawatan kesehatan
sebelum, selama atau setelah memberikan perawatan chiropractic, apabila
menurut pendapat profesionalnya, hal tersebut diperlukan dan dilakukan untuk
kepentingan terbaik dari pasien.

b.Massage
Terapi dengan memanipulasi otot dan jaringan ikat untuk meningkatkan
fungsi jaringan, dan relaksasi.
Massage adalah salah satu manipulasi sederhana yang pertama-tama
ditemukan manusia untuk mengusap bagian badan yang sakit. Meletakan tangan
dengan lurus pada daerah sakit atau mengusap dahi yang panas dari tubuh yang
sakit, adalah permulaan sikap atau gerak spontan yang menghasilkan efek enak,
( Sudarsini, 2015)

c. Akupresur
Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupuntur. Pada
prinsipnya, tujuan kedua perawatan ini tidak berbeda, tergantung dan jenis
keluhan. Keduanya dipakai untuk merangsang titik-titik yang ada di tubuh,
menekan hingga masuk ke sistem saraf. Jika dalam penerapan akupuntur harus
memakai jarum, maka dengan hanya memakai gerakan dan tekanan jari yaitu
jenis tekan putar, tekan titik, dan tekan lurus akupresur dapat dilakukan (Harper,
2006).

Prinsip dari akupresur ini dikenal sebagai adanya aliran energi vital di
tubuh ( dikenal dengan nama Chi atau Qi ( Cina ) dan Ki ( Jepang). Aliran
energi ini sangat mempengaruhi kesehatan. Teknik acupressure dilakukan
dengan menekan titik tertentu ( yang dikenal dengan nama acupoint ) dengan
menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk menstimulasi aliran energi di
meridian. Daerah atau lokasi yang dilakukan penekanan ini disebut acupoint.
Acupoint terletak di seluruh tubuh, dekat dengan permukaan kulit dan
terhubung satu sama lain melalui jaringan yang komplek dari meridian.
(Turana, 2004).

2.3. Indikasi
1. Chiropractic
a. Osteoporosis
b. Gejala neuropati (misalnya kehilangan sensasi atau kekuatan pada satu atau
lebih tungkai)
c. Sebelumnya pernah operasi tulang belakang
d. Stroke
e. Gangguan pembuluh darah

2. Massage
a. Meringankan rasa sakit, seperti yang disebabkan oleh luka punggung, nyeri
otot, fibromyalgia, dan kegelisahan
b. Mengobati kelelahan, nyeri, mual, dan muntah pada penderita kanker
c. Membantu otak, saraf, dan perilaku bayi dengan berat lahir rendah agar
berkembang secara normal
d. Menghilangkan sembelit kronis
e. Mengontrol asma

3. Akupresur
a. Sakit kepala tipe tegang dan migren
b. Sakit gigi
c. Kesehatan sendi
d. Siku tangan
e. Pergelangan tangan dan tangan
f. Kesehatan tulang belakang
g. Kesehatan Sendi pinggul
h. Kesehatan Sendi lutut
i. Kesehatan pergelangan kaki
j. Kesehatan telapak kaki
k. Acupoint untuk membantu anda lebih rileks
2.4 Kontraindikasi
1. Luka terbuka : Karena akan menyakitkan apabila dipijat
2. Luka bakar
3. Adanya tumor : Dikhawatirkan sel-sel tumor akan menyebar
4. Orang yang memiliki jumlah trombosit rendah atau kelainan darah (pijat dapat
menyebabkan memar apabila orang tsb mengalami gangguan pembekuan darah
maka bisa terjadi perdarahan internal)
5. Demam tinggi

2.5 Manfaat
a. Chiropractic
1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukan terapi chiropractic
secara teratur lebih jarang mengalami pilek dan flu dan pun ketika
mengalaminya tidak akan terlalu parah.
2. Membantu mengelola nyeri
Chiropractic dapat membantu mengelola dan mengontrol rasa sakit serta
memperkuat otot-otot setelah mengalami cedera.
3. Menghindari efek samping akibat penggunaan obat
Karena didasarkan pada perawatan alami, chiropractic tidak memerlukan
obat-obatan kimia untuk menyembuhkan pasien. Penggunaan obat kimia
sering memiliki efek samping yang serius dan dapat menyebabkan masalah
kesehatan lain.
4. Mendapatkan penanganan kesehatan tepat waktu
Karena chiropractic merupakan cara penanganan yang holistik, saat
melakukan pemeriksaan, seorang chiropractor mungkin menemukan kondisi
atau penyakit yang belum terdeteksi sebelumnya
b. Massage
1. Menghilangkan Stres
Pijatan yang lembut dan menyeluruh pada tubuh Minasan yang kaku dan
pegal bisa membuat kita menjadi lebih rileks
2. Melancarkan Sirkulasi Darah
Dengan gerakan yang tepat, proses pemijatan pada tubuh akan membantu
melancarkan sirkulasi darah. Biasanya, saat kita merasa stres dan lelah,
sirkulasi darah akan terhambat.
3. Memperbaiki Postur Tubuh
4. Menurunkan Tekanan Darah
Body massage membantu menjaga tekanan darah agar tetap normal
5. Melemaskan Otot Kaku
Pemijatan akan membuat otot menjadi lentur dan membuat tubuh terasa lebih
segar.
6. Mengurangi Ketegangan Kepala
Yaitu dengan melancarkan peredaran darah, dengan demikian darah yang
sampai di kepala pun tidak terhambat
7. Melancarkan Pernapasan
Dengan pemijatan yang tepat di area sekitar dada dan tulang rusuk, napas
pun menjadi lancar.
c. Akupresur
1. Disfungsi ereksi
Disebut juga dengan impotensi, merupakan kondisi di mana pria tidak
mampu mempertahankan atau bahkan mencapai ereksi untuk dapat
melakukan hubungan intim.
2. Mual dan muntah
Teknik akupresur dengan menekan pergelangan tangan dipercaya dapat
mengatasi dan mencegah mual serta muntah.
3. Meredakan rasa sakit
Selain mengatasi mual dan muntah, akupresur juga dipercaya dapat
meredakan rasa nyeri, seperti nyeri punggung, sakit kepala, atau nyeri
pasca operasi.
4. Bantu mengatasi efek kemoterapi
Seseorang yang melakukan kemoterapi umumnya akan merasakan mual,
kelelahan, atau bahkan stres.
5. Meredakan stres pada pasien cuci darah
Penderita penyakit ginjal tahap akhir dan sudah menjalani prosedur cuci
darah atau hemodialisis, umumnya akan terpengaruh oleh stres psikologis
dan fisiologis.
2.6 Hal- Hal yang perlu diperhatikan dalam Body Manipulasi
1. Massage
a) Masase dapat dikerjakan pada saat akan memandikan pasien/saat mandi,
sebelum tidur atau bila pasien menghendaki
b) Masase dilakukan selama 5-10 menit
c) Efek relaksasi dapat dicapai maksimal bila masase dilakukan sesuai dengan
gerakan pernafasan
d) Perhatikan kemungkinan pasien alergi terhadap minya atau lotion
e) Hindari pemijatan pada area kemerahan, kecuali bila kemerahan tersebut
hilang waktu dimasase
f) Masase dapat juga dilakukan pada daerah leher,tangan dan kaki
g) Masase dapat merupakan kontraindkasi pada pasien imobilitas tertentu yang
dicurigai mempunyai gangguan penggumpalan darah.
2. Menyusun manipulasi massage
Susunan manipulasi untuk pemulihan ( reconditioning ) pada tungkai bawah:
a) Touch dan superficial stroking untuk kontak pertama dan memberikan alat
pelicin, secukupnya.
b) Effleurage secukupnya kira – kira 5 menit
c) Tiga macam manipulasi compression masing-masing 2 kali.
d) Stroking penyelang 3 kali
e) Friction spiral dan circulary
f) Stroking penyelang 3 kali
g) Tapotement halus 3 macam secukupnya
h) Vibration dan shaking secukupnya.
i) Superfisial strokinb untuk menyelesaikan massage
3. Posisi Pasien
Seorang pasien yang akan dimasase hendaknya mengambil posisi serileks
mungkin, agar bagian yang akan dimasase tidak mengalami ketegangan (kendor).
Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi yang
diberikan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu keadaan rileks akan
memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini diperlukan mengingat banyak
orang yang mengalami kesibukan, ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan
sehari-hari. Terkadang jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia
justru menimbulkan ketegangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul karena
ada perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan sekitarnya.
Untuk melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks selama
perawatan diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan manipulasi dengan
sedikit gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu anggota badan ke atas dan
kemudian dibiarkan jatuh. Jika masih ada ketegangan, maka pasien diminta
berbaring lagi seakan-akan tidak bertenaga sama sekali.
Pasien harus dalam keadaan hangat selama dimassage, dan diharapkan
tidak terhembus oleh angin, meskipun di dalam ruangan terdapat banyak
ventilasi. Selain itu selama di masase, bagian tubuh yang tidak di masase harus
ditutup atau diselimuti.
Hal tersebut perlu diperhatikan agar pasien tetap dalam kondisi nyaman
dan efek massage dapat dirasakan secara maksimal.
Beberapa posisi yang dianjurkan selama kegiatan masase antara lain :
a. Posisi Tidur Telungkup
Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus ke bawah di
samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan diletakkan diatas bantal
yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak ada bantal dapat melibatkan kedua
tangan yang diletakkan di bawah dagu. Jika terdapat bangku masase yang
lebih modern, biasanya posisi kepala diletakkan pada bagian yang berlubang
dengan hiasan dibawah sebagai penyegar pandangan (misalnya : bunga segar
yang diletakkan di baskom).
Posisi lengan yang di samping badan hendaknya jangan sampai terkulai ke
bawah, karena akan banyak darah yang mengalir ke lengan sehingga
terjadilah pembendungan. Oleh karena itu lengan diletakkan di samping
badan, dengan jari-jari serta telapak tangan menghadap ke atas.
Untuk menjaga agar kaki bawah (sendi pergelangan kaki : engkel) tidak
terlalu bengkok yang menyebabkan rasa sakit berilah alas dengan guling di
bawah kura-kura kaki. Jika ada pasien yang bentuk badannya tinggi dapat
digunakan cara yaitu meletakkan kakinya pada tepi bangku masase dengan
diberi alas bantal tipis atau handuk yang dilipat, dan apabila pada posisi
telungkup ada pasien yang merasa sakit pada daerah lutut, berilah alas
berupa handuk atau bahan lain, sehingga tempurung lutut akan terlindungi.
b. Posisi Tidur Telentang
Untuk memasase tubuh bagian depan, maka posisi pasien harus tidur
telentang dan lengan diletakkan di samping badan. Letakkan bantal yang
tidak terlalu tinggi di bawah kepala dan guling atau gulungan handuk di
bawah lutut untuk menghindari rasa sakit pada saat melakukan tekanan pada
paha bagian depan (quadriceps).
c. Posisi Duduk
Posisi duduk yang lebih baik adalah pantat diletakkan pada alas kursi,
sedangkan pinggang-punggung pada kondisi bersandar. Kaki, tangan, leher
dan kepala dalam keadaan rileks, dan tidak ada bagian tubuh yang kontraksi
sedikitpun. Tempat duduk yang baik adalah bangku masase, tetapi jika tidak
ada dapat memakai kursi biasa yang kerangkanya memenuhi syarat secara
otomatis, dan sikap masseur/masseuse pada saat memasase dalam posisi
berdiri.
4. Penggunaan Bahan Pelicin
Beberapa macam bahan pelican yang dapat digunakan dalam melakukan
masase, antara lain :
a) Berupa minyak cair : baby oil, minyak zaitun, minyak aroma terapi
(almond,
b) lavender dll), minyak kelapa (ikan dorang), dll.
c) Berupa bedak : baby talk, salycil talk, dll.
d) Berupa bahan cair beraroma : hand body, citra, dll.
e) Berupa vaselin : balsem, vicks, avitson, dll.
f) Berupa cream : counterpain, stop-x, rheumason cream, dll.
g) Berupa sabun : sabun mandi, sabun cuci, dll.
Dari berbagai persyaratan bahan pelican yang dikemukakan di atas, maka ada
syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
a) Tidak mengganggu kulit pasien, misalkan yang tidak tahan rheumason
karena
b) panasnya, tidak perlu diberikan karena akan menimbulkan panas yang
berlebihan
c) dan rasa tidak nyaman.Tidak berbau terlalu tajam sehingga mengganggu
pasien.
d) Tidak terlalu cepat menguap.
e) Selesai masase hendaknya di bersihkan dengan handuk, jangan sampai
banyak pelicin yang tertinggal pada kulit.
Catatan : Sebagai terapi (pengobatan), masase dapat digunakan dalam
membantu reposisi dalam kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah sendi)
atau dislokasi (lepas sendi) tetapi dengan syarat harus sangat hati-hati dan
membutuhkan pengalaman yang cukup lama.
5. Penggunaan alat-alat massage
- Ruangan massage, dilengkapi dengan ventilasi yang baik tapi tidak terlalu
berangin. Dilengkapi dengan :
a. Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan kecil
serta sprei.
b. Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septic dan
handuk.
c. Gunting kuku, alat P3K dan obat lain yang diperlukan.
d. Bahan pelicin : parafine oil, cfream massage atau bedak higienis.
- Perlengkapan untuk pasien.
a. Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak di massage.
b. Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.
- Tata tertib massage.
a. Sebelum massage, sprei dilipat ke bawah kasur, pasien di tidurkan di
bangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Massaeur mencuci
tangan, dikeribgkan dan dihangatkan, kuku harus pendek dan tanpa
perhiasan di tangan.
b. Selama massage, Bagian badan yang tidak dimassage harus ditutup
dengan handuk besar
c. Selesai massage, Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil,
setelah massage general
d. pasien diberi waktu istirahat 10 - 15 menit.

Akupresur
a) Hindari melakukan pemijatan pada daerah kulit yang luka, bengkak
atau trauma lainnya
b) Setiap titik yang dipijat, perawat harus mengkaji respon klien, apabila
klien merasa terlalu sakit maka kurangi penekanan
c) Mempertahankan komunikasi terapiutik kepada pasien
d) Pada kasus pasien-pasien yang mempunyai riwayat penyakit tertentu
(darah tinggi, dll)
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan
efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik. Manipulative and
body-based practices (Praktek manipulatif dan berbasis tubuh) berfokus terutama
pada struktur dan sistem tubuh, termasuk tulang dan sendi, jaringan lunak, dan
peredaran darah dan sistem limfatik. Beberapa praktek yang berasal dari sistem
tradisional obat, seperti dari China, India, atau Mesir, sementara yang lain
dikembangkan dalam 150 tahun terakhir (misalnya, manipulasi chiropractic dan
lain-lain). Terapi komplementer termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide
yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau
pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan. Fokus
terapi memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan
spiritual).

3.2 Saran
Untuk tenaga kesehatan disarankan untuk memperhatikan kondisi pasien dan
kontrainikasi yang tidak boleh dilakukan dalam tindakan Body Manipulasi.
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Hadi dan Kris Pranarka. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut).Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.J
akarta : Salemba Medika
Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika
Purwanto, B. 2013.Herbal dan Keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sudarsini. 2015. Teori dan Praktik Massage untuk Kesegaran Jasmani. Malang:
Gunung Samudra.

Tarigan, C., Julita 2003. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan
Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC

Wall dan Murray.1994. Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. CV.


Bintang Warli Artika

Anda mungkin juga menyukai